BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasar dan Pemasaran
Pada dasarnya pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dengan
pembeli, atau area yang didalamnya terdapat kekuatan-kekuatan permintaan dan
penawaran saling bertemu untuk membentuk suatu harga. Menurut Mursid
(2006), pasar dapat diartikan sebagai suatu kelompok orang-orang yang
diorganisasikan untuk melakukan tawar menawar dan melakukan tempat bagi
penawaran dan permintaan sehingga dengan demikian terbentuk harga. Kotler dan
Keller (2006), mendefinisikan pasar secara tradisional adalah tempat fisik dimana
para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang.
Sedangkan menurut Umar (2003), bahwa pasar merupakan tempat pertemuan
antara penjual dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan
dan penawaran untuk membentuk suatu harga.
Menurut Kotler dan Keller (2007), pemasaran berhubungan dengan
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu dari definisi
pemasaran terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan.
Menurut Mursid (2006), bahwa pemasaran tidak lain daripada suatu proses
perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ketangan konsumen atau dapat
pula dikatakan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan usaha dari produsen ke
konsumen. Dalam arti luas pemasaran meliputi hal-hal yang bersifat abstrak
seperti asuransi, surat-surat saham dan surat-surat obligasi.
Menurut Nasution (2006), pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya berupa individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka
butuhkan (need) dan inginkan (want) dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk dengan pihak lain. Selanjutnya Downey dan
Erickson (1987), mendefinisikan pemasaran sebagai telaah terhadap aliran produk
6
banyak kegiatan berbeda, yang menambah nilai produk pada saat bergerak melalui
sistem tersebut.
Mangkunegara (2005), mendefinisikan bahwa kebutuhan sebagai suatu
kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan
dorongan yang ada dalam diri. Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi
akan menunjukan perilaku kecewa, sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi
konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi rasa
puasnya. Kebutuhan meliputi: kebutuhan fisik, yaitu makanan, pakaian,
kehangatan dan rasa aman; kebutuhan sosial akan rasa memiliki dan kasih sayang;
serta kebutuhan individual akan pengetahuan dan ekspresi diri.
Kebutuhan-kebutuhan ini tidak diciptakan oleh pemasar, mereka merupakan bagian mendasar
dari diri manusia.
Manusia memiliki keinginan yang hampir tidak terbatas. Tetapi hanya
memiliki sumber daya yang terbatas. Jadi, mereka memilih produk yang memberi
nilai dan kepuasan terbesar dari uang mereka. Ketika didukung oleh daya beli,
keinginan menjadi permintaan (demand). Pelanggan memandang produk sebagai
kumpulan manfaat dan memilih produk sebagai kumpulan manfaat terbaik dari
uang mereka (Kotler dan Amstrong, 2001).
2.2 Bauran Pemasaran
Menurut Nasution (2006), bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang
digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya pada
pasar yang menjadi sasaran. Hunger (2003), menyatakan bauran pemasaran
adalah kombinasi tertentu variabel-variabel kunci dibawah pengawasan
perusahaan yang dapat dipakai untuk mempengaruhi permintaan dan memperoleh
keunggulan kompetitif. Variabel-variabel tersebut adalah produk, harga, promosi,
dan tempat.
Kotler dan Amstrong (2001), mengemukakan bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan
untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran
7
permintaan produknya. Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yang dikenal dengan “Empat P”: product, price, place,dan promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi). Adapun Empat P bauran pemasaran tersebut dapat terlihat pada
gambar 1.
Gambar 1. Empat P dari Bauran Pemasaran
(Sumber: Kotler dan Amstrong, 2001).
Pendapat lain Laksana (2008), bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat
pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran
yang meliputi item alat pemasaran yaitu produk, price, promotion dan place (4P).
Sedangkan menurut Umar, (2001) bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P
dalam pemasaran yang terdiri atas 4 (empat) komponen yaitu produk (product),
harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).
2.2.1 Produk (Product)
Menurut Umar (2001), produk berupa barang dapat dibedakan atau
diklasifikasikan menurut macamnya, Misalnya barang konsumsi yaitu barang
yang dibeli oleh konsumen akhir untuk dikonsumsi dan barang industri, barang
8
perusahaan menetapkan manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu.
Manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk. Untuk
produk barang, misalnya dalam bentuk seperti mutu, ciri dan desain. Mutu produk
menunjukan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, ciri
produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan
dengan produk pesaing sedangkan desain dapat menyumbangkan kegunaan atau
manfaat produk serta coraknya. Jadi produk barang tidak hanya memperhatikan
penampilan, tetapi juga hendaknya berupa produk yang simpel, aman, tidak
mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya.
Masyuri (2003), mengemukakan produk adalah segala hal yang dapat
memuaskan kebutuhan konsumen, tujuannya adalah mendefinisikan dengan jelas
kebutuhan konsumen dan kemudian mengembangkan produk yang benar-benar
mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Selanjutnya Mursid (2010), menyatakan
produk secara mudah dapat dipahami tetapi agak sulit dirumuskan secara pasti.
Pada kata produk itu terkandung pengertian yang mencakup segi fisik dan hal-hal
lain yang lebih ditentukan oleh konsumen seperti masalah jasa yang
menyertainya, masalah psikologis seperti kepuasan pemakaian, simbol status segi
arsitik dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001),
produk artinya kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada pasar sasaran.
Masyuri, (2003) mengklasifikasikan produk menjadi tiga kelompok yaitu
berdasarkan karakter fisik, berdasarkan penggunaanya, dan berdasarkan
pembelian pada kebutuhan mendadak.
1. Berdasarkan karakter fisik
Terbagi atas Durable goods (barang yang tahan lama) yaitu
barang-barang yang tidak digunakan dengan segera. Misalnya traktor, pakaian, peralatan
pemproses makanan dan sebagainya. Non durable goods (barang-barang yang
tidak tahan lama) yang tidak termasuk dalam kelompok ini adalah yang
barang-barang habis dikonsumsi dalam satu kali penggunaannya misalnya makanan,
9 1 Berdasarkan penggunaanya
Terbagi atas Industrial goods dan Consumer goods. Industrial goods adalah
produk-produk yang digunakan untuk memproduksi produk lain. Consumer goods
adalah produk-produk yang digunakan oleh konsumen terakhir. Consumer goods
dibagi menjadi empat kategori yaitu: convinence goods yaitu barang-barang
dengan biaya rendah yang sering dibeli tanpa berpikir panjang anerfit atau
membandingkannya dengan yang lain.
Dalam kategori convinence goods terdapat tiga sub kategori staple goods
yaitu item-item yang dibeli dengan sedikit rencana banyak macam makanan yang
termasuk dalam sub kategori ini. Sub kategori kedua adalah impuls goods yaitu
pembelian barang ini secara general tidak direncanakan dan hal itu diputuskan
hanya berdasar ketika barang itu terlihat oleh konsumen contoh yang cocok
dengan sub kategori ini adalah permen karet. Sub kategori ketiga emergency
goods adalah barang-barang belanja Kategori consumer goods yang kedua
shoping goods (barang-barang belanja). Barang-barang ini memerlukan pemikiran
sebelumnya seperti pemilihan kualitas produk, gaya, harga dan seterusnya. ini
meliputi barang-barang seperti alat-alat rumah tangga. consumer goods yang
ketiga barang-barang mewah misalnya mobil unik. Kategori keempat unsough
goods meliputi barang-barang tidak begitu dikenal dicari misalnya alarm
kebakaran.
1. Berdasarkan pada pembelian produk-produk pada kebutuhan mendadak,
Masyuri, (2003) mengemukakan ada tiga dimensi bauran produk; 1) Width
dimensi lebar bauran produk ini mengacu pada dimensi jumlah produk atau
rangakaian tipe produk yang sama ditawarkan perusahaan. Semakin banyak
produk yang dimiliki, maka perusahaan harus menawarkan keluasan bauran
produk yang semakin lebar. 2) Length dimensi panjang bauran produk. hal ini
berhubungan dengan total jumlah perbedaan dari produk dalam setiap jalur
10
2.2.2 Harga (Price)
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu produk atau jasa, setiap
perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Menurut Kotler (2008),
harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau, pendapatan bagi perusahaan sedangkan ketiga unsur lainnya
(produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).
Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk
atau komitmen terhadap saluran distribusi. Kedua hal terakhir tidak dapat
diubah/disesuaikan dengan mudah dan cepat, karena biasanya menyangkut
keputusan jangka panjang.
Menurut Alma (2007), harga (price) adalah nilai suatu barang yang
dinyatakan dengan uang. Sedangkan menurut Umar (2001), mendefinisikan harga
adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau
menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui
tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual melalui satu harga yang sama
terhadap semua pembeli. Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai
sebagai masaalah utama yang dihadapi perusahaan.
2.2.3 Tempat/distribusi
Bagian dari bauran pemasaran yang juga sangat penting tapi seringkali
terlewatkan adalah adalah tempat (place). Menurut Masyuri (2001), tempat
menyangkut pergerakan produk dari produsen ke konsumen. Tempat melibatkan
semua orang, perusahaan dan aktivitas yang menjamin agar produk yang tepat,
diberi harga yang tepat, sehingga konsumen yang ada ditarget pasar dapat dengan
nyaman membelinya. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), distribusi meliputi
aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan konsumen sasarannya.
Sedangkan menurut Umar (2001), tempat merupakan keputusan distribusi
menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana
produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan
11
produsen menggunakan perantara-perantara pemasaran untuk memasarkan
produk, khususnya barang, dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu
sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada
proses yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi penggunaan atau
konsumsi oleh konsumen.
2.2.4 Promosi (promotion)
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), promosi artinya mengkomunikasikan
keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
Sedangkan menurut Umar (2001), mengemukakan bahwa, bauran promosi
meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan tatap muka
dan hubungan masyarakat. menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh
perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen. Bauran promosi adalah
ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat
yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.
Selanjutnya Alma (2011), mendefinisikan bahwa promosi adalah sejenis
komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan konsumen tentang barang
dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik, dan meyakinkan
calon konsumen. Ada empat elemen promosi seperti diungkapkan Philip Kotler
(1991) yaitu advertising, sales promotion, public relation, personal selling.
1. Advertising
Adversiting artinya menyampaikan pesan-pesan penjualan diarahkan pada
masyarakat melalui cara-cara persuasif yang bertujuan menjual barang dan jasa
atau ide. Misalnya surat kabar, majalah, surat (direct mail) TV, radio, bioskop,
papan reklame, lampu-lampu, katalogus buku, telepon, buku dan sebagainya.
2. Personal selling
Personal selling atau perbelanjaan pribadi adalah cara yang paling tua dan
penting. Cara ini unik, tidak mudah untuk diulang, dapat mencipkan to ways
comunication antara ide yang berlawanan antara penjualalan pembeli. Cara ini
adalah satu-satunya cara dari sales promotion yang dapat menggugah hati pembeli
12
mengambil keputusan dalam membeli. Bentuk-bentuk personal selling yang kita
kenal secara garis besar adalah; di toko, di rumah-rumah (penjual datang
kerumah), penjual yang ditugaskan oleh pedagang besar untuk mendatangi
pedagang eceran, pimpinan perusahaan yang berkunjung kepada langgananya
yang penting, penjual yang berlatih secara teknis mengunjungi konsumen industri
untuk memberikan nasehat dan bantuan.
3. Public relation
Public relation menciptakan Good relation dengan publik agar masyarakat
memiliki image yang baik terhadap perusahaan. Melalui public relation dapat
membentuk pandangan baik, dan mencegah berita-berita tak baik dari masyarakat.
Jadi publisitas suatu produk, lembaga jasa atau orang yang dipublikasikan dalam
selebaran atau radio yang tidak dipungut bayaran oleh si sponsor. Ada perbedaan
publikasi dan reklame yaitu publikasi tidak dibayar, reklame dibayar, publikasi
tidak nampak, sedangkan pada reklame nampak pada segi komersialnya.
4. Sales promotion
Sales promotion mengajak mereka agar membeli sekarang. (sales promotion
offers reasons to buy now). Berbagai cara sales promotion yaitu: memberi
sampel, gratis, kupon, rabat, discon, premi, kontes, tranding stamps, demonstrasi,
bonus, hadiah uang, perlombaan, penyalur dan lain-lain.
2.3 Sikap Perilaku dan Kepuasan Konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian
Menurut Umar (2001), sikap memainkan peranan penting dalam
membentuk suatu perilaku. Pada umumnya, sikap digunakan untuk menilai
efektifitas kegiatan pemasaran. Sikap merupakan evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan orang merespon secara konsisten berkenaan dengan atau
alternatif-alternatif pilihan yang diberikan. Sikap menempatkan seseorang ke
dalam satu pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak
mendekati atau menjauhi sesuatu tersebut.
Menurut Umar (2001), perilaku konsumen tidak dapat secara langsung
13
dikumpulkan sebanyak mungkin. Perilaku konsumen merupakan tindakan
langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
tersebut. Sedangkan menurut Mangkunegara (2002), perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi
lingkungan.
Selanjutnya Umar (2001), mengemukakan kepuasan konsumen adalah
tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang diterimanya
dengan apa yang diharapkannya. Seorang pelanggan jika mearsa puas dengan nilai
yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinanya menjadi
pelanggan dalam waktu yang lama.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), bahwa proses keputusan pembeli
terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian. Adapun proses
pengambilan keputusan dapat terlihat pada Gambar 3:
.
Gambar 3. Proses keputusan Pembelian (Sumber: Kotler dan Amstrong, 2001)
1 Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan (need recognition).
Pada tahap ini, seorang pemasaran harus meneliti konsumen untuk menemukan
jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan
mereka, dan bagaimana kebutuhan atau masaalah tadi mengarahkan konsumen
pada produk tertentu. Dengan mengumpulkan informasi semacam itu, orang
pemasaran dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang sering memicu minat pada
suatu produk dan dapat mengembangkan program pemasaran yang melibatkan
14 2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang telah tertarik mungkin mencari lebih banyak
informasi. Jika dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan
dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak,
konsumen mungkin menyimpan kebutuhannya dalam ingatan atau melakukan
pencarian informasi (information reserch) yang berkaitan dengan kebutuhan itu.
Konsumen akan dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun
misalnya: sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga dan kenalan), sumber
komersial (iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan pajangan), sumber publik
(media massa, organisasi, penilai dan pelanggan), sumber pengalaman
(menangani, memeriksa, dan menggunakan produk). Ketika lebih banyak
informasi diperoleh, semakin bertambah pula kesadaran dan pengetahuan
konsumen mengenai merek yang tersedia dan sifat-sifatnya.
3 Evaluasi berbagai alternatif
Konsep-konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi
konsumen pertama yaitu atribut produk. Konsumen akan bervariasi dalam
menentukan mana dari atribut-atribut ini yang menurut pertimbangan mereka
relevan dan mereka akan menaruh perhatian terbesar pada atribut yang
berhubungan dengan kebutuhan mereka. Kedua konsumen akan memberikan
tingkat kepentingan yang berbeda pada atribut yang berbeda menurut kebutuhan
dan keinginanya yang unik. Ketiga konsumen kemungkinan akan
mengembangkansatu susunan keyakinan merek mengenai posisi setiap merek
pada setiap atribut. Seperangkat keyakinan mengenai merek tertentu dikenal
sebagai citra merek (brand image). Keempat kepuasan produk total konsumen
akan bervariasi terhadap tingkat-tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen
mencapai suatu sikap terhadap merek yang berbeda lewat prosedur evaluasi.
Konsumen mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen
individu dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen
menggunakan perhitungan yang cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain,
konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi, bahkan mereka membeli hanya
15
mengambil keputusan pembelian sendiri, atau konsumen bertanya pada teman,
dan wiraniaga untuk nasehat pembelian.
4 Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atau merek dan
membentuk nilai untuk membeli. Biasanya, keputusan pembelian (purchase
decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor
yang dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
diharapkan. Konsumen mungkin akan berniat membeli berdasarkan faktor seperti
pendapatan yang diperkirakan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang
diharapkan.
5 Perilaku pasca pembelian
Tugas orang pemasaran tidak terakhir ketika produknya dibeli orang.
Setelah membeli produk tersebut konsumen bisa puas bisa juga tidak puas dan
akan terlibat pada perilaku pasca pembelian (postpurchase behaviour). Yang
menentukan pembeli puas atau tidak adalah hubungan antara harapan konsumen
dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Jika produk gagal memenuhi harapan,
konsumen kecewa, jika harapan terpenuhi, konsumen puas, jika harapan
terlampaui, konsumen amat puas.
2.4 Penelitian Terdahulu
Saputra (2008), meneliti dengan judul “ Analisis strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Teh Celup Sariwangi oleh konsumen rumah tangga di Kota Medan”. Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang didukung survei. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, uji F
(serempak) dan Uji t (parsial) dimaksud untuk mengetahui secara serempak dan
secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α =0.05).
Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi bauran pemasaran yang terdiri
16
signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Celup Sari Wangi oleh konsumen
rumah tangga di Kota Medan. Secara parsial hanya satu variabel independen saja,
yaitu promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel
yang paling dominan yaitu promosi (53,2%). Nilai koefisien determinasi (R2)
menunjukan bahwa variabel independen yang diteliti mampu menjelaskan 53,2%
terhadap variabel keputusan pembelian sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh
variabel independen lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kalsum (2008), meneliti pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap
keputusan mahasiswa memilih Fakultas Ekonomi Universitas Al-azhar, Medan.
Pendekatan dalam penelitian ini deskriptif kuantitatif yang didukung survey.
Metode analisis data regresi untuk menguji hipotesis digunakan uji F dan uji t pada tingkat kepercayaan 95%, α=0,05. Koefisien determinasi (R2) hasil regresi adalah 89,5%, menunjukan bahwa variabel bebas (produk, harga promosi, tempat,
orang, proses dan pelayanan) mampu menjelaskan 89,5% terhadap variabel terikat
(keputusan mahasiswa). Berdasarkan nilai standardized coefficient diketahui
secara parsial bahwa variabel pelayanan memiliki pengaruh positif (7,916) dan
lebih dominan dibandingkan dengan variabel lain (produk, harga,tempat, orang
dan proses). Melalui teknik regresi linier dapat diketahui bahwa 24,4% terhadap
17 2.5 Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan pustaka disusun kerangka pikir dalam penelitian ini
seperti dalam Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka Pikir Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Goreng di Kota Gorontalo
Pada Gambar 4. dapat dilihat bahwa konsumen memiliki kebutuhan minyak
goreng. Dalam memenuhi kebutuhan, konsumen memiliki keinginan akan
minyak goreng dengan merek berbeda-beda. Setelah konsumen menentukan
keinginan yaitu merek Bimoli maka selanjutnya akan terjadi permintaan.
Permintaan minyak goreng Bimoli terjadi jika ada kegiatan pemasaran yang
menyalurkan barang dan jasa ke konsumen. Untuk mempengaruhi konsumen
dalam menentukan pilihan maka di dalam pemasaran minyak goreng Bimoli ada
faktor-faktor yang disebut bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, Konsumen
Kebutuhan Keinginan Permintaan
Pemasaran
Bauran Pemasaran
Keputusan Pembelian
18
tempat dan promosi. Variabel bauran pemasaran inilah yang mempengaruhi
keputusan pembelian minyak goreng Bimoli.
2.6 Hipotesis
Untuk hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi
secara bersama-sama, berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.
2. Variabel produk, harga, tempat dan promosi secara sendiri-sendiri,
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di