• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang dihasilkan sendiri maupun yang lahir karena bercampur dengan budaya dari negara lain yang masuk ke Negara mereka. Cina juga merupakan salah satu negara yang memiliki peninggalan-peninggalan yang bernilai historis sangat tinggi sehingga menarik perhatian mata dunia.

Cina seperti yang kita ketahui merupakan negara yang banyak penduduknya.Persebaran penduduknya hampir meluas dibelahan bumi manapun.Indonesia merupakan salah satu Negara yang sebagian penduduknya masyarakat Cina atau dikenal juga dengan masyarakat Tionghoa.Tak menutup kemungkinan kebudayaan masyarakat Cina bisa melebur pada kebudayaan Indonesia.

Di Medan tepatnya di jalan Jend.Ahmad Yani (Kesawan) No. 105, berdiri sebuah bangunan tua yang disebut Tjong A Fie Memorial Institute atau dikenal juga dengan sebutan Tjong A Fie Mansion. Rumah Tjong A Fie merupakan satu diantara ratusan bangunan di jalan Jend. Ahmad Yani yang menyimpan sejarah penting kota Medan. Sebelum menjadi Tjong A Fie Mansion dulunya bangunan tersebut merupakan tempat tinggal Tjong A Fie, tokoh yang sempat melegenda

(2)

abad lalu.Ketokohanya inilah yang membuat segala hal yang pernah terekam bersamanya menjadi berarti.Apalagi kediamannya. Mungkin jika Tjong A Fie

(3)

bukan seorang tokoh, Tjong A Fie Mansion tak akan pernah menjadi warisan budaya. Artinya pemerintah tidak perlu repot untuk mengurusi Tjong A Fie Memorial Institute, apalagi melestarikan budaya Tionghoa.

Rumah fantastis Tjong A Fie telah mengundang banyak investor yang bermaksud membelinya.Tak sedikit yang mengajukan penawaran untuk menjadikan bangunan tersebut sebagai tempat komersial.Misalnya, ada yang ingin mengubahnya menjadi rumah makan, ada juga yang berminat menjadikan hotel atau penginapan, mengingat rumah tersebut mempunyai banyak kamar. Jika rumah tersebut jatuh ke tangan investor maka bangunan itu akan berubah fungsi dan kehilangan jati dirinya maka sejarahnya pun akan hilang.

“ ….Tjong A Fie Mansion sudah menjadi tanggung jawab semua pihak, apalagi pemerintahan kota Medan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Medan. Tjong A Fie Mansion juga merupakan bagian dari Heritage Sumatera Utara, tentu harus ada upaya yang baik dalam melestarikannya “ ungkap Busral Manan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Medan, (Surat Kabar Analisa, 1 September 2013)

Terlepas dari sosok Tjong A Fie yang melegenda di Medan, rumah tinggal pengusaha yang sering membantu Pemerintah Kota Medan tempo dulu itu memang masih megah dan terawat dengan baik.Bangunan itu merupakan perpaduan tiga budaya, yakni Tiongkok, Melayu, dan Eropa.Jika dilihat dari bentuk dan desain rumah tersebut, mungkin orang akan bertanya-tanya apa alasan Tjong A Fie memadukan tiga budaya yang berbeda menjadi satu.

Cita rasa Tiongkok tampak pada ukiran kayu dan lukisan dari langit-langit rumahnya, mengartikan bahwa Tjong A Fie merupakan seorang berkebudayaan Cina asli yang tidak ingin melupakan budaya leluhurnya walaupun beliau tinggal

(4)

di lingkungan pribumi. Nuansa Melayu terlihat dari warna kuning yang menyala dominan dan ukiran-ukiran pada deretan jendelanya, dikarenakan Tjong A Fie menikahi seorang gadis keturunan Melayu asal Kota Binjai Timbangan yang bernama Ny. Lim Koei Yap. Ny Lim Koei yap dalam kesehariannya tidak pernah meninggalkan kebiasaan budayanya, beliau selalu menggunakan kebaya Melayu dan juga ruangan tersebut sering menjadi ruang khusus jika tamu kerajaan Melayu datang berkunjung. Sedangkan Aroma Eropa begitu terasa dari besi-besi kolom yang kukuh dan besar, khas bangunan Belanda, diartikan karena pada masa itu pemerintah kolonial Belanda sedang menduduki Negara Republik Indonesia. Bentuk dan desain museum Tjong A Fie menggambarkan bagaimana kehidupan penghuninya. Seperti yang penulis ketahui Tjong A Fie merupakan seorang berkebudayaan Cina sedangkan istrinya Ny. Lim Koei Yap merupakan seorang keturunan Melayu. Pernikahan antara Tjong A Fie dan Ny. Lim Koei Yap akan menghasilkan budaya Cina campuran. Di Indonesia dan beberapa Negara lain di Asia seperti Malaysia dan Singapura menyebut budaya Cina campuran tersebut dengan budaya Peranakan. Di Singapura budaya Peranakan sangat berkembang karena Singapura memiliki sebuah museum budaya Peranakan yang membuat Tionghoa Peranakan merasa lebih percaya diri sehingga generasi nya tidak berhenti berkembang.Keberadaan museum Peranakan tersebut juga merupakan simbol keberadaan mereka. Di Indonesia sendiri khususnya di kota Medan keberadaan peranakan Tionghoa memang dianggap ada, namun usaha untuk pengembangannya belum terlihat. Sayang jika budaya tersebut tidak dikembangkan karena jika budaya tersebut dapat menambah warna bagi

(5)

Indonesia.generasi muda Cina Peranakan di Medan sendiri terlihat sedikit acuh terhadap perkembangan budaya mereka sendiri. Mungkin mereka masih merasa takut atau canggung mengingat di masa orde lama pemerintah sangat anti terhadap orang

Cina. Namun sekarang zamannya sudah berbeda, kita berada di zaman demokrasi yang setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama, artinya generasi muda Peranakan tidak perlu takut lagi untuk mengembangkan budaya mereka. Mungkin juga dikarenakan adanya pengaruh globalisasi dan pengaruh budaya kebarat-baratan yang diakibatkan perkembangan tekhnologi sehingga mereka merasa malu jika tidak mengikuti perkembangan tersebut dan akhirnya lupa dengan budaya mereka sendiri.Padahal budaya Peranakan merupakan dampak perkembangan budaya Cina yang unik, dapat dilihat dari pakaian, makanan, prosesi pernikahan dan banyak lagi.

Rumah Tjong A Fie yang sekarang dirawat oleh Fon Prawira yang merupakan ahli waris Tjong A Fie sendiri yang dijadikan Memorial institute bukan hanya dijadikan tujuan pariwisata saja, tetapi Fon selalu terbuka kepada setiap pengunjung tentang sejarah budaya Peranakan . Disini penulis berpendapat bahwa sebenarnya sudah terlihat ada itikad dari keturunan Tjong A Fie dalam usaha pengembangan budaya Peranakan di Medan melalui Tjong A Fie Memorial Institue, namun masih butuh banyak bantuan dari pihak lainnya. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti Tjong A Fie Memorial Institute agar mengetahui fungsinya bagi perkembangan budaya Cina.

(6)

1.2 Batasan Masalah

Menghindari masalah yang terlalu luas, maka penulis mencoba membatasi ruang ligkup penelitian “ Fungsi dan Peran Tjong A Fie Memorial Institute Dalam Perkembangan Budaya Cina Di Kota Medan “ dengan hanya membahas mengenai bagaimana fungsi dan peran dari museum Tjong A Fie dalam perkembangan budaya Cina di Medan agar tidak mengaburkan penelitian dan dapat fokus.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan penulis diatas, adapun rumusan penelitiannya ialah sebagai berikut :

1. Bagaimana fungsi Tjong A Fie Memorial Institute dalam perkembangan budaya Cina di kota Medan?

2. Bagaimana peran Tjong A Fie Memorial Institute dalam perkembangan budaya Cina di kota Medan?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan fungsi Tjong A Fie Memorial Institute dalam perkembangan budaya Cina di kota Medan.

2. Untuk mengetahui peran Tjong A Fie Memorial Institute dalam perkembangan budaya Cina di kota Medan.

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah, perumusan masalah dan tujuan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat yag diperoleh dari hasil penelitian terhadap fungsi dan peran Tjong A Fie Memorial Institute dalam perkembangan budaya Cina di kota Medan adalah :

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai fungsi dan peran Tjong A Fie Memorial Institute dalam perkembangan budaya Cina di kota Medan.

2. Menjadi sumber dan pengetahuan bagi penulis pada bidang kebudayaan, dan memberi manfaat bagi kelestarian budaya masyarakat Tionghoa telah memberikan kepada kita pemahaman budaya yang harus tetap dilestarikan. 3. Menjadi salah satu rujukan bagi peneliti lain yang sejenis untuk penelitian

kebudayaan lainnya, fokusnya pada objek yang sama.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian fungsi dan peran Tjong A Fie Memorial Institute dalam perkembangan budaya Cina di kota Medan adalah

Referensi

Dokumen terkait

Nuansa musik dalam karya ini juga mengalami perubahan, dimana nuansa awal lagu Kacang Dari yang sangat sederhana agar anak dapat mengantuk dan terlelap mengalami

Suatu kesempatan yang berharga bagi penulis untuk dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan Magister Manajemen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan

Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari seuatu tempat ke tempat lain menggunakan kaki atau menggunakan bagian kaki. Menendang bola

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana

Sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan gaya belajar visual menggunakan media 3D memberikan rerata prestasi lebih tinggi dibanding yang mempunyai gaya

Perbaikan dalam prioritas yang lebih rendah dapat dilakukan pada titik kepuasan terhadap gaji yang diterima terkait dengan tanggung jawab yang diemban dan

Contoh, dalam beberapa kasus, memungkinkan untuk menggunakan penukar panas yang besar, pada biaya beban yang lebih rendah daripada operasi chiller bersuhu rendah, untuk

Pasal 28 Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa seorang pendidik harus: (1) memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen