• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap anak berbeda dalam menerima dan mengolah informasi, tergantung pada tingkat pemahaman berfikir anak dalam menerima informasi yang disampaikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Setiap anak berbeda dalam menerima dan mengolah informasi, tergantung pada tingkat pemahaman berfikir anak dalam menerima informasi yang disampaikan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMAN 8 PONTIANAK

Nurtilawati, Junaidi, Herkulana

Program Studi S2 Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Email : Tila.gokil@ymail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui dan mempelajari pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 8 Pontianak (2) Mengetahui dan mempelajari pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 8 Pontianak (3) Mengetahui dan mempelajari gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 8 Pontianak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskrptif kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang. Pengambilan sampil dilakukan dengan cara simple randon sampling. Data dikumpulkan menggunakan angket gaya belajar dan motivasi belajar, sedangkan hasil belajar diperoleh melalui dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi ganda dengan taraf signifikan 5% ( = 0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Gaya belajar memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 8 Pontianak. Hasil analisis regresi menunjukkan variabel gaya belajar mempengaruhi variabel hasil belajar sebesar 24%. (2) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar hasil analisis regresi menunjukkan hanya sebesar 88%. (3) Hasil analisis uji koefisien determinasi diperoleh kesimpulan bahwa variabel gaya belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) berpengaruh sebesar 61,9% terhadap hasil belajar.

Kata kunci: Gaya Belajar dan Motivasi Belajar.

Abstract: The purpose of this study was to (1) determine and study the influence of learning style on learning outcomes of students of class X SMAN 8 Pontianak (2) Know and study the effects of motivation on learning outcomes of students of class X SMAN 8 Pontianak (3) Knowing and learning styles and learning motivation to learn the results of class X student of SMAN 8 Pontianak. This study uses a quantitative approach deskrptif. Sample size was 30 people. Sampel retrieval done by simple random sampling. Data were collected using questionnaires learning style and motivation to learn, while the learning outcomes obtained through documentation. The analysis technique used is multiple regression with a significance level of 5 % (α = 0,05). From the research it can be concluded that (1) learning style has a significant influence on the results of class X students of SMAN 8 Pontianak . The regression analysis showed variable learning styles affect learning outcome variable of 24 %. (2) Motivation to learn is a positive influence on learning outcomes regression analysis showed that only 88%. (3) The results of the determination coefficient test analysis concluded that learning style variable ( X1 ) and motivation ( X2 ) equal to 61,9 % influence on learningoutcomes.

(2)

2 etiap anak berbeda dalam menerima dan mengolah informasi, tergantung pada tingkat pemahaman berfikir anak dalam menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Perbedaan tersebut disebabkan gaya anak dalam memahami pelajaran, anak akan menggunakan gaya belajarnya masing-masing sesuai dengan tingkat kesulitan materi yang disampaikan guru.

Secara klasikal gaya belajar dalam proses pembelajaran terdapat tiga macam gaya belajar, yaitu gaya belajara visual, kinestetik, dan auditorial. Anak akan menggunakan ketiga gaya belajar tersebut pada saat tertentu jika mereka menginginkannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rose dan Nicholl dalam (DePorter, Readon, & Nourie, 2000: 165) “dalam kenyataannya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya mendominasi”. Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan Bandler dan Gindler dalam (DePorter, Readon, & Nourie, 2000: 165) “meskipun kebanyakan orang memiliki akses ke ketiga modalitas visual, auditorial, dan kinestetik hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar”.

Gaya belajar pada dasarnya menguraikan aspek-aspek perbedaan individu yang menyangkut cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal, Nasution (dalam Yusnidar, 1993: 3). Gaya belajar seseorang akan mempengaruhi cara seseorang memperoleh dan menerima informasi yang ada pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar secara optimal.

Hasil belajar diperoleh secara optimal diperkirakan juga didukung oleh salah satu faktor yaitu motivasi belajar, karena dapat memberikan rangsangan dalam belajar bagi seseorang. Motivasi belajar berperan menumbuhkan antusias, gairah, kesenangan dan semangat untuk belajar. “Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajarnya” Sardiman (2011:75).

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Makin tinggi motivasi belajar makin tinggi pula peningkatan hasil belajar. Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa itu timbul diakibatkan oleh dua faktor dari dalam diri sendiri yang disebut intrinsik, atau faktor dari luar diri sendiri yang disebut faktor ekstrinsik. Faktor dari dalam menurut Hamzah (2012: 9) meliputi:

(1) Penyesuaian tugas dengan minat (2) Perencanaan yang penuh variasi (3) Umpan balik atas respon siswa

(4) Kesempatan respon peserta didik yang aktif

(5) Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya. Sedangkan faktor ekstrinsik menurut Hamzah (2012: 9) meliputi : (1) Penyesuaian tugas dengan minat

(2) Perencanaan yang penuh variasi (3) Respons siswa

(4) Kesempatan peserta didik yang aktif

(5) Kesempatan peserta didik untuk menyesuaikan tugas pekerjaannya (6) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Pengaruh Gaya Belajar

(3)

3 Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi kelas X di SMAN 8 Pontianak. Mengingat masalah tersebut masih terlalu luas maka penulis membatasinya ke dalam sub-sub sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di kelas X SMAN 8 Pontianak?

2. Seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di kelas X SMAN 8 Pontianak?

3. Seberapa besar pengaruh gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di kelas X SMAN 8 Pontianak?

METODE

Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat menjelaskan fenomena (explanatory research). Tujuannya, di samping menjelaskan suatu keadaan yang terjadi ketika penelitian dilakukan. Selain itu, juga dirancang untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel atau lebih dan seberapa besar tingkat pengaruhnya (Sugiyono, 2012: 60).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 8 Pontianak berjumlah 240 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 siswa kelas X SMAN 8 Pontianak. Teknik yang digunakan simple random sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak. Prosedur pengujian validitas konstruk berangkat dari hasil komputindo dalam hal ini menggunakan SPSS versi 19,0. Jika nilai muatan faktor > 0,3, maka butir tersebut dianggap valid, begitu juga sebaliknya. Uji instrumen pada penilaian ini dilakukan dengan menggunakan “Alpha Cronbach ” diolah dengan menggunakan SPSS versi 19.

Teknik Pengumpulan Data

1. Angket (kuesioner): Untuk mengungkap gaya bekajar dan motivasi belajar, dalam penelitian ini digunakan metode skala Likert, dengan suatu nilai atau skor, dimana penentuan skor dimulai dari arah positif ke negatif yaitu dengan nilai 5,4,3,2,1.

2. Studi Dokumentasi: Studi dokumentasi data hasil belajar siswa kelas X yang diperoleh dari nilai ulangan umum mata pelajaran ekonomi semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Data tersebut didapat dari TU SMAN 8 Pontianak.

Teknik Analisis Data

1. Pengolahan Data: Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi ganda dengan bantuan program SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 19.

2. Uji Prasyarat Analisis:

a. Uji Normalitas: Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 19 windows 2007 dengan taraf signifikan yang digunakan sebagai aturan menerima atau menolak pengujian normalitas atau ada tidaknya suatu distribusi data adalah bila = 0,05.

(4)

4 b. Uji Linearitas: Melalui program SPSS diketahui jika sig > 0,05 mempunyai arti hubungan antara masing-masing prediktor dengan kriteria linear sebaliknya jika sig < 0,05 maka hubungan antara masing-masing prediktor dengan kriteria tidak linear.

c. Uji Multikolinearitas: Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio factor (VIF). Antara variabel bebas dikatakan multikolinieritas apabila toleransinya < 0,1 dan VIF > 1.

d. Uji Heterokedastisitas: Heterokedastisitas dalam penelitian ini terjadi dalam regresi apabila varian error (e) untuk nilai gaya belajar dan motivasi belajar tidak konstan atau berubah-ubah.

e. Uji Autokorelasi: Deteksi autokorelasi dilakukan dengan uji statistik Durbin Watson.

Uji Hipotesis

1) Uji parsial: Pengujian secara parsial dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 19 for windows 2007. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka ≤ 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 terhadap Y begitu juga sebaliknya.

2) Uji Simultan: Pengujian secara simultan digunakan untuk menguji signifikan regresi ganda tentang pengaruh antara dua variabel atau lebih variabel bebas dangan satu variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil analisis ≤ 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Persyaratan Analisis:

Uji Normalitas Data :

Berdasarkan out put kolmogorov smirnov gaya belajar, diperoleh nilai probabilitas signifikan (sig) variabel gaya belajar sebesar 0,054 atau 5,4%. Nilai probabilitas signifikansi variabel tersebut lebih besar dari 5% maka Hipotesis Nol diterima. Artinya model regresi yang digunakan baik, data variabel gaya belajar (independen) berdistribusi normal.

Berdasarkan out put kolmogorov smirnov motivasi belajar test, diperoleh nilai probabilitas signifikan (sig) variabel motivasi belajar sebesar 0,200 atau sebesar 20%. Nilai probabilitas motivasi belajar tersebut lebih besar dari 5%. Artinya model regresi yang digunakan tersebut berdistribusi normal.

Uji Linearitas: Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X1) dan variabel bebas (X2) sebagai prediktor mempunyai hubungan yang linear atau tidak dengan variabel terikat (Y) ditentukan taraf signifikan sebesar (5%).

Dari Anova Table Gaya Belajar hasil analisis harga F sebesar 0,906 dengan signifikan 0,561. Ternyata hasil analisis nilai F mendekati 1 dengan tingkat signifikan > 5%, sig 0,561 > 0,05 berarti model regresi yang digunakan linier, artinya variabel gaya belajar dan hasil belajar mempunyai hubungan antara masing-masing prediktor.

Berikutnya data yang dianalisis adalah motivasi belajar (X2. Dari Anova Table Motivasi Belajar nilai F sebesar 0,647 dengan tingkat signifikan 0,798.

(5)

5 Ternyata hasil analisis nilai F mendekati 1 dengan tingkat signifikan > 5%, sig 0,798 > 0,05 artinya model regresi yang digunakan linier. Berarti antara kedua variabel tersebut mempunyai hubungan antara masing-masing prediktor.

Uji Multikolinearitas:

Nilai VIF disekitar 1, demikian pula nilai tolerance sekitar 1 untuk semua variabel bebas. Dengan demikian regresi antara variabel bebas gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.

Uji Heterokedastisitas: Untuk melihat heterokedastisitas gaya belajar yang terjadi dalam regresi dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1: heterokedastisitas gaya

Pada gambar 1 di atas tampak titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu Y, tidak terjadi pola tertentu. Dengan demikian variabel gaya belajar tidak terjadi heterokedastisitas. Berikutnya untuk melihat heterokedastisitas motivasi belajar dalam regresi dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Gambar 2: heterokedastisitas motivasi

Dari gambar 2 terlihat titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu Y, tidak terjadi pola tertentu, berarti variabel motivasi belajar tidak terjadi heterokedastisitas.

(6)

6 Uji Autokorelasi: Uji Autokorelasi antara variabel gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar menggunakan model Durbin Watson.

Koefisien korelasi variabel gaya belajar dan motivasi belajar menunjukkan Durbin Watson sekitar 2, dengan demikian regresi antara variabel bebas gaya belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y) tidak terjadi autokorelasi.

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Pengaruh Gaya Belajar (X1) Terhadap Hasil Belajar (Y)

Agar dapat menentukan pengaruh dan seberapa besar pengaruhnya variabel dependen terhadap variabel independen, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan model koefisien korelasi ganda dan pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda.

Berdasarkan hasil uji pengaruh variabel gaya belajar (X1) terhadap hasil belajar (Y) menunjukkan hasil koefisien korelasi ganda R sebesar 0,619, koefisien tersebut signifikan karena telah diuji dengan F-test diperoleh harga F sebesar 8,394 sedangkan F tabel dengan df 2 dengan jumlah 27 diperoleh nilai 4,17, F hitung > F tabel. Artinya terdapat pengaruh antara gaya belajar (X1) terhadap hasil belajar (Y). Sedangkan besarnya pengaruh (koefisien determinasi) variabel gaya belajar terhadap variabel hasil belajar dapat dilihat dari nilai R tabel output model summary.

Berdasarkan hasil koefisien korelasi ganda nilai R sebesar 0,24, dapat ditafsirkan bahwa variabel gaya belajar (X1) berpengaruh sebesar 24% terhadap hasil belajar sedangkan sisanya sebesar 76% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.

b. Uji Pengaruh Motivasi Belajar (X2) Terhadap Hasil Belajar (Y)

Berdasarkan hasil uji pengaruh variabel motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y) menunjukkan hasil koefisien korelasi ganda R sebesar 0, 619 koefisien tersebut signifikan karena telah diuji dengan F-test, sedangkan F hitung diperoleh nilai 8,394, maka F hitung > F tabel. Artinya terdapat pengaruh antara motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y).

Berdasarkan hasil koefisien korelasi ganda diperoleh nilai R sebesar 0,88 hal ini berarti variabel motivasi belajar (X2) berpengaruh sebesar 88% terhadap hasil belajar, sedangkan sisanya 12% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.

c. Uji Simultan: Uji Pengaruh Antara Variabel Gaya Belajar (X1) Dan Motivasi Belajar (X2) Dengan Hasil Belajar (Y)

Berdasarkan persamaan garis linier berganda Unstandardized Coefficient diperoleh harga konstanta besarnya 85,409 sig(0,00), harga koefisien gaya belajar (X1) sebesar – 0,181 sig (0,041) dan harga koefisien motivasi belajar (X2) sebesar 0,139 sig (0,002). Semua koefisien tersebut signifikan karena masing-masing nilai signifikansinya dibawah 0,05. Jadi persamaan regresinya adalah Y = 85,409 –

(7)

7 0,181 X1 + 0,139 X2. Ini berarti bahwa jika variabel hasil belajar -0,181 satuan, maka gaya belajar akan meningkat sebesar 100%.

Pembahasan Penelitian

1. Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 8

Hasil belajar siswa kelas X SMAN Pontianak dikategorikan cukup baik, karena sudah memenuhi standar KKM yaitu 84,00. Hasil belajar akan nampak bila individu telah mempunyai sikap yang diinginkan, menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai tujuan yang mudah dicapai. Usman dalam (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2010: 16) menyatakan bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor”.

2. Gaya Belajar Siswa Kelas X SMAN8 Pontianak

Secara klasikal gaya belajar siswa kelas X di SMAN 8 Pontianak mempunyai ketiga modalitas gaya belajar. Kombinasi ketiga gaya belajar tersebut, digunakan anak kelas X dalam menyerap, mengatur serta mengolah informasi yang disampaikan oleh guru ekonomi sesuai dengan tingkat kesulitan materi. Hal tersebut didukung pendapat DePorter & Hernacki (2003: 112) yang mencatat tiga gaya belajar, yaitu “gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan”.

Walaupun masing-masing siswa belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan siswa kelas X cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Dalam penelitian ini, anak kelas X lebih cenderung menggunakan modalitas belajar Auditorial sebanyak 42%.

3. Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMAN 8 Pontianak

Motivasi siswa kelas X SMAN 8 Pontianak banyak didorong oleh faktor dari dalam dan dari luar diri anak.

4. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar

Sebagaimana terlihat dalam hasil penelitian ini bahwa variabel gaya belajar (X1) berpengaruh sebesar 24% terhadap hasil belajar sedangkan sisanya sebesar 76% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.

Berdasarkan penelitian yang dinyatakan Rita Dunn dalam (Lalu Furkan, 2007: 71) bahwa “pembelajaran yang didasarkan pada diagnosis gaya belajar yang cocok dengan gaya belajar seseorang, secara signifikan akan meningkatkan pencapaian hasil belajar”.

5. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Sebagaimana terlihat dalam penelitian ini variabel motivasi belajar (X2) berpengaruh sebesar 88% terhadap hasil belajar, sedangkan sisanya 12%

(8)

8 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini. Motivasi belajar yang tinggi berhubungan secara positif dengan hasil belajar.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Elliot dalam (Lalu Furkan, 2007: 24) bahwa “motivasi dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kegiatan belajar dan prestasi belajar seseorang”.

6. Pengaruh Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh dari ketiga variabel terlihat dalam koefisien korelasi Y = 85,409 – 0,181 X1 + 0,139 X2. Ini berarti bahwa jika variabel hasil belajar -0,181 satuan, maka gaya belajar akan meningkat sebesar 100%. Demikian pula hasil belajar meningkat sebesar 0,139 satuan maka motivasi belajar juga akan meningkat sebesar 100%. Sementara itu Variabel gaya belajar dan motivasi belajar mempunyai hubungan positif sebesar 0,619 dengan hasil belajar. Hal ini menandakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh gaya belajar dan motivasi belajar sebesar 61,9%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti dari dalam maupun dari luar diri.

Kesimpulan

Berdasarkan hipotesis penelitian dan pembahasan hasil penelitian, secara garis besar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gaya Belajar Siswa Kelas X

Secara klasikal gaya belajar siswa kelas X di SMAN 8 Pontianak mempunyai ketiga modalitas gaya belajar. Namun pada tahapan tertentu, kebanyakan siswa kelas X cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Dalam penelitian ini, anak kelas X lebih cenderung menggunakan modalitas belajar Auditorial sebanyak 42%. Kebanyakan siswa kelas X lebih senang dengan metode ceramah.

2. Motivasi Belajar Siswa Kelas X

Motivasi siswa kelas X SMAN 8 Pontianak didorong oleh faktor dari dalam dan dari luar diri anak, yaitu sebanyak 50%. Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa kelas X diperlukan: 1)Memberi angka; 2)Hadiah; 3) Saingan/kompetisi; 4)Ego-involvement; 5)Memberi ulangan; 6) Mengetahui hasil; 7)Pujian; 8)Hukuman; 9)Hasrat untuk belajar, 10)Minat; dan 11)Tujuan yang diakui.

3. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar

Sebagaimana terlihat dalam hasil penelitian ini bahwa variabel gaya belajar (X1) berpengaruh sebesar 24% terhadap hasil belajar sedangkan sisanya sebesar 76% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini. Kesesuaian antara gaya belajar dengan pembelajaran, bermakna bahwa pembelajaran yang didasarkan pada diagnosis gaya belajar secara signifikan akan meningkatkan pencapaian hasil belajar.

4. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Sebagaimana terlihat dalam penelitian ini variabel motivasi belajar (X2) berpengaruh sebesar 88% terhadap hasil belajar, sedangkan sisanya 12% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini. Motivasi belajar yang tinggi berhubungan secara positif dengan hasil belajar. Pengaruh

(9)

9 motivasi belajar terhadap hasil belajar dalam penelitian ini terlihat pada nilai ulangan anak kelas X yang cukup baik. Dalam kaitannya jelas motivasi sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

5. Pengaruh Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh dari ketiga variabel terlihat dalam koefisien korelasi Y = 85,409 – 0,181 X1 + 0,139 X2. Ini berarti bahwa jika variabel hasil belajar -0,181 satuan, maka gaya belajar akan meningkat sebesar 100%. Demikian pula hasil belajar meningkat sebesar 0,139 satuan maka motivasi belajar juga akan meningkat sebesar 100%. Sementara itu Variabel gaya belajar dan motivasi belajar mempunyai hubungan positif sebesar 0,619 dengan hasil belajar. Hal ini menandakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh gaya belajar dan motivasi belajar sebesar 61,9%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti dari dalam maupun dari luar diri.

SARAN

1. Pihak Sekolah

Perlu meningkatkan kerjasama dengan guru secara berkesinambungan dalam memperhatikan siswa-siswanya. Pembinaan terhadap guru dan siswa diharapkan dapat meningkatkan kualitas kelulusan. dengan adanya peningkatan kualitas kelulusan ini dapat memudahkan siswa untuk masuk ke perguruan tinggi dengan mudah.

2. Guru

Baik di dalam maupun di luar kelas hendaknya guru memotivasi siswanya dalam memelihara dan meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah wawasan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan menerapkan metode yang sesuai dengan gaya belajar siswanya.

DAFTAR REFERENSI

Asmara H. 2007. Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Fahruna Bahagia

Asrori M. 2008. Memahami dan Membantu Perkembangan Peserta Didik. Pontianak: Untan Press

_____________. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima DePorter B, Reardon M, & Nourie – Singer S. 2007. Quantum Teaching

Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa

DePorter B & Hernacki M. 2010. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

(10)

10 Haryanto. 2011. Macam-macam Gaya Belajar.

http://www.belajarpsikologi.com/macam-macam-gaya-belajar (20 Desember 2011)

________, 2012. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Anak http://www.sarjanaku.com/2011/05/motivasi-belajar-siswa.html (2 Januari 2012)

Jihad A dan Haris A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Juniarti E, 2011. Pengaruh Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VII MTS Negeri 2 Pontianak. Pontianak: Skripsi. Untan

Mahdan L F. 2007. Hubungan Antara Motivasi Belajar, Sikap dan Kebiasaan Belajar, Gaya Belajar, dan Hasil Belajar Mahasiswa Universitas Mataram. Malang: Tesis tidak diterbitkan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang

Priantoko B. 2001. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Proses Pembelajaran dengan Hasil Belajar Peserta Pelatihan Otomatif di Pusat Pengembangan Pelatihan Tenaga Kerja Industri Manufaktur. Malang: Tesis tidak diterbitkan Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Rasyid H dan Mansur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana

Prima

Rusmiati E. 2010. Pengaruh Manajemen Berbasis Sekolah Dan Iklaim Sekolah Terhadap Mutu Pelayanan Pendidikan Pada Siswa SMAN 1 Ketapang Tahun 2010. Malang: Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana STIE Indonesia Malang. Tesis

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukardi M. 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara

Suriasumantri J S. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Susilana R, Riyana C. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Uno H B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Pontianak: Sinar Grafika Offset

_____________. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

(11)

11 Yusnidar. 1993.Gaya Belajar dalam Pemahaman Konsep-Konsep Kimia pada Mahasiswa Pendidikan Kimia Fkip Universitas Jambi. Malang: Tesis tidak diterbitkan Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Gambar

Gambar 1: heterokedastisitas gaya

Referensi

Dokumen terkait

Alangkah baiknya jika Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama direvisi lagi, karena

Namun, ada juga beberapa faktor yang dimungkinkan untuk menjadikan debitur yang berstatus single menjadi default , yakni dari segi pendapatan yang rendah sehingga jika hanya

Jika dana pembendaharaan Negara tidak cukup, maka pemerintah dapat menggunakan pajak orang-orang kaya untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak mampu; sebab jika

CuZn dan Cu-Al , pengelasan Cu-CuZn mendapatkan hasil yang paling baik, karena mempunyai kekuatan tarik paling tinggi , terlihat dari patahan yang terjadi pada daerah base

Peningkatan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok intervensi, serta perbedaan pengetahuan gizi yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan

pelayanan, hak dan kewajiban baik pemberi maupun penerima pelayanan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang dilakukan oleh Siti Nuraeni Dosen FISIP Universitas

Mantan Walikota Jakarta Utara ini menyampaikan, jumlah tenaga kerja kontrak yang akan direkrut di masing- masing kelurahan bervariasi antara 40-70 orang, tergantung dari luasan

menyebabkan efek rumah kaca, sebagai penyebab terjadinya pemanasan global (Global Warming). Saat ini terdapat kurang lebih 450 TPA di kota besar dengan sistem