• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia

merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam tiap proses produksi barang

maupun jasa. Cascio (1987) menegaskan bahwa manusia adalah sumber daya yang sangat

penting dalam bidang industri dan organisasi, oleh karena itu pengelolaan sumber daya

mencakup penyediaan tenaga kerja yang bermutu, mempertahankan kualitas dan mengendalikan

biaya ketenagakerjaan penting dilakukan. Dalam mengelola sumber daya tersebut, sangat

dibutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya mengelola namun juga mengembangkan dan

memberdayakan manusia sebagai sumber daya vital diperusahaan.

PT. Modernland Realty, Tbk (MLR) merupakan sebuah perusahaan yang berfokus pada

pengembangan properti dengan produk berupa perumahan, apartemen, pergudangan, dan pabrik.

Pada tahun 1993 MLR tercatat di bursa saham Indonesia sehingga MLR memiliki predikat

sebagai perusahaan terbuka (Tbk). Dengan status perusahaan saat ini, maka perusahaan dituntut

untuk memiliki kinerja yang baik, yaitu dengan tercapainya target perusahaan dalam membangun

berbagai produk properti. Setiap produk properti yang dibangun oleh MLR ditangani oleh tim

proyek yang berbeda-beda. Berbeda proyek properti yang sedang dibangun, maka berbeda pula

tim proyek yang berperan di dalamnya. Struktur organisasi yang ada di kedua tim proyek

tersebut memiliki standar pekerja yang relatif sama, baik dari segi kuantitas maupun kualitas

(latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dll). Dari faktor yang lain dapat memengaruhi

(2)

untuk pembukaan hotel tersebut, seperti kontraktor, penyedia bahan bangunan. Hal ini

dikarenakan untuk kontraktor dan penyedia untuk bahan bangunan yang digunakan oleh kedua

proyek tersebut adalah sama.

Salah satu proyek MLR adalah apartemen dan hotel di daerah Gajah Mada, Kota. Untuk

kedua proyek tersebut berada di lokasi yang sama dan dimulai dengan waktu yang hampir

bersamaan sehingga target selesai proyek tersebut pun beriringan. Walaupun proyek apartemen

dan proyek hotel melibatkan kontraktor dan penyedia bahan bangunan yang sama, namun pada

akhirnya proyek hotel mengalami 3 kali penundaan peresmian dibukanya hotel dikarenakan

berbagai hambatan yang terjadi selama pelaksanaan proyek hotel berlangsung. Hal ini tidak

seiring dengan perkembangan jalannya proyek apartemen yang telah mampu membangun satu

gedung apartemen dan dan berencana untuk membuat gedung apartemen tahap kedua.

Pencapaian pembangunan proyek hotel diikuti pula dengan penjualan yang sangat baik terhadap

berbagai produk apartemen yang ditawarkan, dimana semua unit telah habis terjual hanya dalam

jangka waktu 3 bulan pasca peresmian apartemen. Ini merupakan suatu pencapaian baik yang

diperoleh tim proyek apartemen, mengingat jumlah karyawan yang menangani proyek apartemen

hanya berjumlah 15 orang. Sedangkan proyek hotel ditangani oleh karyawan sejumlah 21 orang.

Jumlah karyawan pada kedua proyek tersebut tidak sesuai dengan tingkat kesulitan dan

proses pembangunan proyek yang ditangani. Proyek apartemen memiliki jumlah karyawan yang

lebih sedikit daripada proyek hotel, namun memiliki pekerjaan yang lebih berat dibandingkan

dengan proyek hotel dengan target pembangunan 38 lantai. Hal ini tidak sebanding dengan

proyek hotel yang hanya memiliki target 23 lantai dengan jumlah ruangan yang lebih sedikit dari

(3)

Perbedaan pencapaian pembangunan dan hasil kerja yang ditunjukkan tim proyek hotel &

tim proyek apartemen dapat dilihat dari tidak tercapainya target waktu penyelesaian proyek,

turnover yang tinggi dari karyawan lapangan divisi proyek, dan kerugian keuangan yang

disebabkan oleh mundurnya pemenuhan waktu penyelesaian proyek. Namun, permasalahan yang

paling mendasar terletak pada faktor kepemimpinan di dalamnya. Ketidakpedulian pimpinan

dalam membimbing dan mengarahkan bawahannya menjadi permasalahan yang sering terjadi.

Walaupun struktur organisasi yang ada di MLR telah jelas, namun proses pendelegasian dan

pelaksanaan tugas, fungsi, juga wewenang yang dimiliki oleh masing-masing anggota pada

kedua tim proyek tersebut akan terganggu jika tidak didukung dengan faktor kepemimpinan yang

terdapat di dalamnya. Hal ini sesuai dengan penuturan dari Bapak Andi :

“… Jadi tuh di divisi proyek sering terhambat penyelesaian proyeknya. Kalau sudah

terhambat kan jadi makan biaya lagi… Waktunya juga kan mundur… Ditambah lagi turnover

juga jadi tinggi deh…” (Wawancara dengan Bapak Andi Eka Fekandi, Technical & Proyek

Department Head PT. Modernland Relaty, Tbk , 20 April 2012).

Sebagian karyawan pada proyek hotel merasakan kepedulian yang kurang dari project

manager (PM) dari hotel kurang peduli dengan rekan-rekan satu timnya, berbeda dengan PM apartemen yang sangat mengayomi dan memerhatikan kondisi bawahannya. Oleh karena itu

turnover dalam tim proyek hotel lebih tinggi daripada tim proyek apartemen. Hal itu terjadi karena anggota tim proyek banyak yang mengeluhkan kepemimpinan PM hotel yang kurang

baik, sehingga membuat anggota timnya tidak nyaman bekerja sama dengan beliau.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka perusahaan membutuhkan seorang

pemimpin yang mampu memimpin secara fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi karyawan

(4)

oleh Emmanuel Ogbona dan Llyod C. Haris (2000) dalam Leadership Style, organizational

culture and performance: empirical evidence from UK companies. Peningkatan sumber daya manusia akibat pembimbingan dan pengarahan dari pemimpin yang bergaya transformasional

dapat dilihat oleh pimpinan menjadi suatu bagian yang utuh yaitu, adanya kualitas pencapaian

hasil kerja karyawan dalam perusahaan, serta kuantitas dari segi efisiensi dan efektivitas yang

dilakukan karyawan. Menurut Pamungkas (2005) yang dimaksud dengan kinerja adalah

penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktifitas yang

dicapai dengan suatu unjuk kerja. Maka dengan demikian dibutuhkan kinerja dalam suatu

perusahaan atau organisasi yang dapat mengukur seberapa besar tingkat kemampuan

pelaksanaan-pelaksaan tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.

Mangkunegara (2009) berpendapat bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut A. Dale Timpe (dalam

Mangkunegara, 2009) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja terdiri dari:

1. Faktor internal, yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang seperti

gaya pekerja keras.

2. Faktor eksternal, berasal dari lingkungan seperti rekan kerja, pimpinan, fasilitas kerja

dan iklim organisasi.

Oleh karena itu, kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh gaya kepimipinan yang dimiliki

oleh atasan. Atasan yang memiliki gaya kepemimpinan otoriter tentu memberikan dampak yang

berbeda terhadap lingkungan kerja, suasana kerja, maupun hubungan sosial antara atasan yang

bawah jika dibandingkan dengan seorang atasan yang memiliki gaya kepemimpinan

(5)

oleh atasan tempatnya bekerja secara periodik yaitu setiap 6 bulan sekali. Penilaian kinerja

karyawan di MLR dilakukan oleh Berikut adalah data penilaian kerja manejer proyek hotel dan

apartemen MLR :

Tabel 1. 1 Penilaian Kinerja Karyawan MLR – Tim Proyek Novotel Hotel

No Nama Atasan Langsung Total Point Grade

1 Project Manager (PM) GM 2.87 Kurang (D)

2 Engineering Civil Architect (Eng S/A) PM 4.04 Baik (B)

3 Engineer Mechanical Electrical (Eng M/E) PM 3.83 Cukup (C)

4 Site Manager Mechanical Electrical (SM M/E) PM 3.73 Cukup (C)

5 Site Manager Civil Architect (SM S/A) PM 4.00 Baik (B)

6 General Affair (GA) PM 3.14 Cukup (C)

7 Quality Control (QC) PM 2.37 Kurang (D)

8 Supervisor Civil Architect (SPV S/A) SM S/A 4.10 Baik (B)

9 Supervisor Civil Architect (SPV S/A) SM S/A 4.55 Sempurna (A)

10 Supervisor Civil Architect (SPV S/A) SM S/A 3.83 Cukup (C)

11 Supervisor Mechanical Electrical (SPV M/E) SM M/E 4.00 Baik (B)

(6)

13 Supervisor Mechanical Electrical (SPV M/E) SM M/E 2.96 Kurang (D)

14 Asisten Quality Control (Ast. QC) QC 4.00 Baik (B)

15 Asisten Engineering Civil Architect (Asst. Eng S/A) Eng S/A 2.87 Kurang (D)

16 Quantity Surveyor (QS) Eng S/A 3.64 Cukup (C)

17 Logistik PM 4.09 Baik (B)

18 Admintrasi General Affair (Admin GA) GA 2.96 Kurang (D)

19 Gudang GA 2.46 Kurang (D)

20 Messenger GA 4.00 Baik (B)

21 Office Boy GA 4.00 Baik (B)

Tabel 1. 2 Penilaian Kinerja Karyawan MLR – Tim Proyek Apartemen Green Central City

No Nama Atasan Langsung Total Point Grade

1 Project Manager (PM) GM 4.01 Baik (B)

2 Engineering Civil Architect (Eng S/A) PM 3.58 Cukup (C)

3 Engineer Mechanical Electrical (Eng M/E) PM 4.51 Sempurna (A)

4 Site Manager Mechanical Electrical (SM M/E) PM 4.00 Baik (B)

5 Site Manager Civil Architect (SM S/A) PM 3.00 Cukup (C)

6 General Affair (GA) PM 3.12 Cukup (C)

7 Quality Control (QC) PM 2.43 Kurang (D)

8 Supervisor Mechanical Electrical (SPV M/E) SM M/E 3.24 Cukup (C)

9 Asisten Quality Control (Ast. QC) QC 2.42 Kurang (D)

10 Quantity Surveyor (QS) Eng S/A 3.84 Cukup (C)

(7)

12 Admintrasi General Affair (Admin GA) GA 3.43 Cukup (C)

13 Gudang GA 4.36 Baik (B)

14 Messenger GA 4.46 Baik (B)

15 Office Boy GA 4.00 Cukup (C)

Dari penilaian kinerja karyawan di atas terlihat bahwa penilaian kinerja tim proyek hotel

kurang baik dibandingkan dengan tim proyek apartemen. Dapat dilihat dalam table diatas bahwa

jumlah Grade yang kurang baik mencapai dua orang dan yang mendapat Grade cukup sebanyak

delapan orang. Sedangkan untuk proyek hotel jumlah yang karyawan yang mendapat nilai

kurang baik sebanyak enam orang. Secara ringkas dapat dilihat melalui Tabel 1.3 Persentase

Nilai KinerjaTim Proyek Hotel dan Apartemen,

Tabel 1. 3 Persentase Nilai Kinerja Tim Proyek Hotel dan Apartemen

Performance Grade Hotel Apartemen

Sempurna (A) 5% 6%

Baik (B) 38% 27%

Cukup (C) 28,5% 53%

Kurang (D) 28,5% 14%

Buruk (E) 0% 0%

Untuk Grade yang dicapai setiap karyawan didasarkan pada total point yang dicapai dan

kemudian dimasukan dalam standar dari PT. MLR, yaitu untuk Grade A (sempurna) memiliki

rentang nilai dari 4.50 – 5.00, untuk B (baik) memiliki rentang nilai dari 4.00 – 4.49, untuk nilai

C (cukup) rentang nilai dari 3.00 – 3.99, untuk nilai D rentang nilai dari 2.00 – 2.99, dan untuk

(8)

mencakup kepemimpinan, prestasi kerja, kemampuan kerja, sikap kerja, dan sistem peningkatan

manajemen internal. Maka terlihat bahwa gaya kepemimpinan situasional berpengaruh pada

penilaian kinerja karyawan.

Melihat kenyataan tersebut jelas sudah bahwa kepemimpinan merupakan masalah yang

perlu diperhatikan, sebab dengan adanya kepemimpinan yang efektif dapat meningkatan kinerja

karyawan. Dalam jurnal yang ditulis oleh Durga Devi Pradeep dan N. R. V. Prabhu (2011)

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja

karyawan. Kepemimpinan menggambarkan hubungan antara pemimpin (leader) dengan yang

dipimpin (follower) dan bagaimana seorang pemimpin mengarahkan follower akan menentukan

sejauh mana follower mencapai tujuan atau harapan pimpinan (Locander et al 2002; Yammarino

et al 1993). Seorang pemimpin yang dapat memotivasi bawahannya maka akan menghasilkan

kinerja yang maksimal baik utnuk kinerja karyawan maupun kinerja organisasi (Brindusa Maria

POPA 2012). Menurut Teori Humanistik, fungsi kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi

agar individu bebas merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan

pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Dengan adanya kepemimpinan

yang efektif maka dapat menjadi salah satu persyaratan vital bagi kelangsungan hidup dan

keberhasilan organisasi (Wexley dan Yuki, 2003).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, untuk itu penulis

melakukan penelitian ini dan merumuskan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu:

Apakah ada hubungan antara kesesuaian persepsi gaya kepemimpinan situasional dengan kinerja karyawan?

(9)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara

dua variabel, apakah gaya kepemimpinan akan memengaruhi tingkat kinerja karyawan pada

perusahaan MLR. Variabel yang akan diteliti adalah gaya kepemimpinan pemimpin pada

perusahaan MLR sebagai variabel bebas, sedangkan tingkat kinerja karyawan menjadi variabel

terikat. Adanya ketidaksesuaian gaya kepemimpinan pemimpin dengan situasi kerja yang terjadi

dilapangan akan membuat gap sehingga kinerja karyawan menjadi tidak maksimal. Oleh karena

itu, gaya kepemimpinan situasional dengan kinerja seorang karyawan menjadi hal yang

berkaitan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pengetahuan baik

secara akademis maupun secara praktis bagi seluruh pihak yang terkait maupun bagi para

pembaca penelitian ini.

• Manfaat akademis

Secara akademis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi

kepada pihak lain yang memerlukan, baik dalam hubungan akademis maupun non

akademis.

• Manfaat praktis

Penelitian ini akan memberikan referensi kepada perusahaan agar dapat memilih

(10)

Selain itu, hasil penelitian ini juga akan memberikan pertimbangan dalam rangka

Gambar

Tabel 1. 1 Penilaian Kinerja Karyawan MLR – Tim Proyek Novotel Hotel
Tabel 1. 2  Penilaian Kinerja Karyawan MLR – Tim  Proyek Apartemen Green Central City
Tabel 1. 3  Persentase Nilai Kinerja Tim Proyek Hotel dan Apartemen

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan aplikasi “Marketeers”, aplikasi Kalam merupakan aplikasi dengan konsep perpustakaan audio islami, yang mana materi yang ditampilkan berupa audio kajian

Perusahaan dirasa perlu menjaga kualitas kehidupan kerja dan kepuasan para karyawan untuk menurunkan minat karyawan tersebut untuk berpindah ke pekerjaan atau perusahaan

Dengan referensi, Anda dapat menggunakan data yang terdapat dalam bagian-bagian berbeda dalam sebuah lembar kerja untuk sebuah formula atau menggunakan nilai dari sebuah sel dalam

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan

Setelah berfoto-foto di depan atau di samping Burj Al Arab, perjalanan dilanjutkan ke Mesjid Jumeirah, mesjid indah yang dibangun dari batu yang menggambarkan arsitektur Islam

2373/2003 dated the 23rd day of December, 2002 and registered at the Kuching Land Registry Office on the 27th day of January, 2003 affecting all the right title share and interest

(2013), pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap keterlibatan kerja karyawan dimoderasi oleh rentang kekuasaan, kolektivisme, dan penghindaran ketidakpastian yang

Salah satu contoh Budaya kerja 5S kaizen yang diterapkan pada PT Hasil Raya Industries adalah ketika penggantian mould (cetakan cup) dalam pelaksanaanya operator yang