• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - DAYA DUKUNG LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) JLANTAH HULU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 (Implementasi Pengayaan Materi Pembelajaran Geografi Pada Kelas XI Semester II Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - DAYA DUKUNG LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) JLANTAH HULU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 (Implementasi Pengayaan Materi Pembelajaran Geografi Pada Kelas XI Semester II Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kom"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu

ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara

makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Sumberdaya alam terdiri dari dua

macam, yaitu sumberdaya alam hayati dan sumberdaya alam non hayati. Salah

satu bagian dari sumberdaya alam hayati adalah sumberdaya lahan. Sumberdaya

lahan berfungsi untuk menopang kebutuhan manusia, baik kebutuhan pertanian

maupun kebutuhan fasilitas lainnya. Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya

lahan haruslah dapat digunakan sebaik-baiknya dengan tidak merusak agar

kebutuhan dimasa datang tetap terpenuhi.

Lahan menurut Food and Agricultural Organisation (FAO, 1976) dalam

Arsyad (2010: 310) diartikan sebagai:

Lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang seperti reklamasi laut, pembersihan vegetasi, dan juga hasil yang merugikan seperti tanah yang tersalinasi.

Saat ini dengan adanya kegiatan pembangunan berkelanjutan,

membuktikan bahwa sumberdaya lahan merupakan suatu kebutuhan yang penting

dan akan terus meningkat permintaannya seiring dengan pertambahan jumlah

penduduk. Fenomena ini tidak sejalan dengan ketersediaan sumberdaya lahan

yang terbatas. Mengingat pentingnya sumberdaya lahan bagi manusia, diperlukan

suatu usaha untuk melindungi dan menjaga, baik dari sisi kualitas dan

kuantitasnya.

Fakta yang ada saat ini, kegiatan pembangunan selain menghasilkan

manfaat juga menghasilkan dampak berupa degradasi lahan. Degradasi lahan

merupakan proses hilangnya unsur-unsur hara dalam tanah yang menyebabkan

kesuburan tanah berkurang sehingga produktivitas rendah. Degradasi lahan

umumnya terjadi karena erosi sehingga menyebabkan kemerosotan tingkat

(2)

produktivitas lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) bagian hulu. Akibat degradasi

lahan dapat dirasakan antara lain dengan semakin meluasnya lahan kritis. Lahan

kritis (Wiharta et al, 1997: 218) diartikan sebagai lahan yang karena tidak

sesuainya penggunaan dengan kemampuannya, telah mengalami atau dalam

proses kerusakan fisik/ kimia/ biologi yang akhirnya membahayakan fungsi

hidrologi dan orologi, produksi pertanian, permukiman, dan kehidupan sosial

ekonomi, dari daerah lingkungan pengaruhnya (Agung Hidayat, 2010: 10).

Faktor populasi penduduk yang semakin hari bertambah adalah faktor lain

yang menyebabkan daya dukung lahan menurun. Jumlah penduduk yang semakin

bertambah berakibat pada kebutuhan pangan juga bertambah hal ini menyebabkan

petani akan membuka lahan-lahan baru untuk dijadikan kawasan budidaya

semusim agar kebutuhan pangan terpenuhi. Pengolahan lahan yang tidak sesuai

dengan fungsi kawasan berdampak pada daya dukung lahan kian menurun.

Kegiatan pembangunan berkelanjutan, sebaiknya memperhatikan aspek

daya dukung dan daya tampung dengan didasari kemampuan lahan serta asas

konservasi lahan untuk menjaga sumberdaya lahan. Daya dukung lingkungan

merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan

makhluk lainnya. (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 17 Tahun

2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam

Penataan Ruang Wilayah). Daya tampung merupakan kemampuan lingkungan

hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau

dimasukkan kedalamnya. (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 17

Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup

Dalam Penataan Ruang Wilayah). Untuk mengetahui daya dukung lingkungan

suatu wilayah dapat menggunakan parameter kemampuan lahannya. Jika daya

dukung lahan suatu kawasan telah melampaui, maka kemampuan lahannya tidak

sesuai sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas lahan berkurang.

Daya dukung lahan dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan lahan yang

tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan yang terbatas. Status daya dukung

lahan antara lain dapat diketahui dari parameter kemampuan lahan untuk

(3)

produktivitas lahannya. Jika kemampuan lahan suatu wilayah mengalami

penurunan maka dapat dikatakan bahwa produktivitas rendah. Sebaliknya, jika

kemampuan lahan suatu wilayah tinggi maka dapat dikatakan produktivitas tinggi

dan produk hayati yang dihasilkan besar.

Penentuan daya dukung lahan selain menggunakan pendekatan

kemampuan lahan juga dapat diketahui dari tingkat produktivitas lahan. Tingkat

produktivitas lahan dapat diketahui dengan pendekatan ketersediaan dan

kebutuhan lahan. Dengan membandingkan ketersediaan lahan di lapangan dengan

kebutuhan lahan maka dapat diketahui status daya dukung lahan suatu wilayah

apakah surplus atau defisit. Status daya dukung lahan surplus menunjukkan

ketersediaan lahan lebih besar dibandingkan kebutuhan lahan. Status daya dukung

lahan defisit menunjukkan ketersediaan lahan lebih kecil dibandingkan kebutuhan

lahan.

Permasalahan daya dukung lahan saat ini sedang dialami DAS Jlantah

bagian hulu yang merupakan kawasan resapan yang berfungsi sebagai daerah

resapan air utama untuk keseimbangan fungsi tata air di DAS Jlantah. DAS

Jlantah adalah salah satu sub-DAS yang ikut mensuplai air ke Bengawan Solo dari

Kabupaten Karanganyar disamping DAS Samin, DAS Walikan,

Sub-DAS Grompol, dan Sub-Sub-DAS Mungkung (Agung Hidayat 2010:4). Terjadinya

permasalahan tersebut juga mengakibatkan bencana dibagian hilir, seperti banjir.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu usaha agar ekosistem yang ada dalam DAS

tersebut tetap lestari.

Daerah aliran sungai Jlantah hulu berada di Kabupaten Karanganyar,

tepatnya di sebagian Kecamatan Jatiyoso dan sebagian Kecamatan Tawangmangu.

DAS Jlantah Hulu memiliki peranan strategis sebagai ekosistem yang berfungsi

melindungi daerah dibawahnya dalam mengendalikan permasalahan lingkungan

hidup seperti banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.

Kenyataan yang ada saat ini, fungsi lindung DAS Jlantah Hulu telah mengalami

perubahan kearah fungsi ekonomis. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1.

(4)

Tabel 1.1 Persentase Penggunaan Lahan DAS Jlantah Hulu Tahun 2013

Penggunaan Lahan Luas (Km2) Persentase Dari Luas DAS (%)

Perkebunan Rakyat 914,777 40,70

Sawah 69,510 3,09

Tegalan 559,993 24,92

Semak Belukar 586,37 22,17

Permukiman 179,813 8,00

Sungai 25,189 1,12

Jumlah 22,57 100,00

(Sumber: Analisis Data Spasial Penggunaan Lahan di DAS Jlantah Hulu Tahun 2013)

Tabel 1.1 menunjukkan penggunaan lahan untuk perkebunan rakyat

mencapai 40,70% dari luas DAS sedangkan semak belukar hanya 22,17% dari

total keseluruhan luas DAS. Mayoritas penduduk DAS Jlantah hulu bermata

pencaharian sebagai petani dengan prosentase berkisar 75% artinya sumberdaya

lahan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena masyarakat mengolah lahan

untuk kebutuhan pertanian dan kebutuhan fasilitas lainnya berupa permukiman

untuk menunjang kehidupan. Pengolahan lahan yang dilakukan secara terus

menerus tanpa didasari konservasi menimbulkan masalah serius.

Aktivitas pertanian DAS Jlantah Hulu didominasi oleh tanaman yang tidak

mempunyai daya tahan terhadap erosi dan sedimentasi. Penggunaan lahan untuk

tanaman jagung, ketela pohon dan kacang-kacangan disamping terdapat beberapa

lahan yang ditanami wortel dan kubis merupakan penggunaan lahan yang

pengelolaannya dapat merusak tanah karena hujan yang turun dapat menimbulkan

erosi tanah dan aliran permukaan lebih cepat karena tidak ada tanaman yang

menyangga. Selain itu, penanaman tanaman jagung dan ketela pohon juga dapat

merusak struktur tanah. Wilayah yang memiliki kemiringan lereng 8%-15%

(landai) didominasi oleh sawah irigasi yang berbentuk terasering. Petani padi

membuka lahan pertanian yang dekat dengan sumber air, yaitu sungai hal ini

dapat mempercepat proses sedimentasi karena tidak ada tanaman penghambat laju

sedimentasi sehingga berpengaruh pada kualitas lahan yang menyebabkan

degradasi lahan. Degradasi lahan terlihat adanya endapan tanah di sungai yang

berasal dari sawah dan tegalan. Bentuk penggunaan lahan tanaman budidaya

(5)

Gambar 1.1. Penanaman Tanaman Budidaya Semusim Searah Garis Kontur, Desa Beruk, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar Tanggal 29 September 2013

Untuk menjaga kelestarian dan kualitas lahan agar tetap berproduksi

dengan baik maka harus disertai dengan perencanaan pemanfaatan lahan yang

sesuai. Tersediannya rekomendasi berupa data spasial sangat dibutuhkan untuk

arahan pemanfaatan lahan. Hasil kemampuan lahan dan produktivitas lahan

dipetakan menjadi zonasi produktivitas lahan. Lahan yang memiliki kemampuan

lahan tinggi dan produktivitas tinggi maka menjadi prioritas utama untuk

dipertahankan sebagai penggunaan lahan pertanian.

Daya dukung dan daya tampung lahan seharusnya menjadi acuan dalam

penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota. Hal ini

dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 17 Tahun

2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam

daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan

penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang

Provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota wajib memperhatikan

lahan dipilih dikarenakan dari hasil kemampuan lahan tersebut diperoleh kelas

dan sub kelas sehingga dapat diketahui lahan yang sesuai untuk lahan pertanian

dan non pertanian. Kemudian, melalui kemampuan lahan dapat diketahui

perencanaan pengembangan wilayah dari hasil perhitungan indeks kemampuan

(6)

ruang wilayah sebagai pengembangan arahan pemanfaatan lahan yang sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi DAS Jlantah.

Pembelajaran geografi di sekolah saat ini (das sein) masih menggunakan

buku paket sebagai sumber utama guru dan murid. Padahal seharusnya (das solen)

seorang pendidik memperkaya sumber belajar untuk materi ajar dengan

sumber-sumber yang relevan sebagai pembanding dari buku paket sekolah. Tujuannya

agar murid memiliki wawasan yang luas dan dapat menganalisis fenomena

geografi yang saat ini sedang terjadi secara nyata. Penelitian ini dapat digunakan

sebagai sumber materi ajar geografi SMA Kelas XI Kompetensi Dasar

Menganalisis Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Kaitannya dengan

Pembangunan Berkelanjutan. Dengan begitu murid dapat mengetahui fenomena

geografi yang ada disekitarnya dan langkah-langkah pengendalian untuk

melestarikan lingkungannya.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka peneliti

bermaksud melakukan penelitian yang berjudul

Aliran Sungai (DAS) Jlantah Hulu Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

(Implementasi Pengayaan Materi Pembelajaran Geografi Pada Kelas XI

Semester II Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kompetensi

Menganalisis Pemanfaatan dan Pelestarian Lingkungan Hidup)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana daya dukung lahan berdasarkan kemampuan lahan DAS Jlantah

Hulu Kabupaten Karanganyar tahun 2013?

2. Bagaimana daya dukung lahan berdasarkan tingkat ketersediaan lahan dan

kebutuhan lahan DAS Jlantah Hulu Kabupaten Karanganyar Tahun 2013?

3. Bagaimana zonasi produktivitas lahan pertanian DAS Jlantah Hulu Kabupaten

Karanganyar tahun 2013?

4. Bagaimana arahan penggunaan lahan berdasarkan kemampuan lahan dan daya

(7)

5. Bagaimana implementasi hasil penelitian untuk pembelajaran geografi pada

Standar Kompetensi Menganalisis Pemanfaatan dan Pelestarian Lingkungan

Hidup SMA Kelas XI Semester II (Genap)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang akan

dicapai untuk:

1. Mengetahui daya dukung lahan berdasarkan kemampuan lahan DAS Jlantah

Hulu Kabupaten Karanganyar tahun 2013.

2. Mengetahui daya dukung lahan berdasarkan tingkat ketersediaan lahan dan

kebutuhan lahan DAS Jlantah Hulu Kabupaten Karanganyar Tahun 2013.

3. Menyusun zonasi produktivitas lahan pertanian DAS Jlantah Hulu Kabupaten

Karanganyar tahun 2013.

4. Menyusun arahan penggunaan lahan berdasarkan kemampuan lahan dan daya

dukung lahan di DAS Jlantah Hulu Kabupaten Karanganyar tahun 2013.

5. Menyusun tambahan materi ajar pembelajaran geografi pada Standar

Kompetensi Menganalisis Pemanfaatan dan Pelestarian Lingkungan Hidup

SMA Kelas XI Semester II (Genap).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis yang dapat dihasilkan dari penelitian ini diantarannya adalah:

a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu geografi

khususnya geografi lingkungan dan sumberdaya lahan dalam hal berikut ini:

(a) Menganalisis daya dukung lahan berdasar pendekatan kemampuan lahan

(b)Menganalisis daya dukung lahan berdasarkan produktivitas lahan

(c) Menyusun zonasi produktivitas lahan pertanian

(d)Menyusun arahan pemanfaatan lahan berdasar kemampuan dan

produktivitas lahan

b. Sebagai pedoman untuk perencanaan tata ruang wilayah yang sesuai

berdasarkan kemampuan lahan.

(8)

c. Sebagai pedoman untuk mengetahui zonasi produktivitas lahan suatu wilayah

berdasarkan tingkat produktivitas dan kemampuan lahan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang dapat dihasilkan dari penelitian ini diantarannya adalah:

a. Dapat digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar sebagai bahan

pertimbangan dalam melakukan perencanaan penataan kawasan yang sesuai

dengan tingkat produktivitas dengan kemampuan lahan di DAS Jlantah Hulu.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam

usaha atau kegiatan menangani risiko bencana longsor dengan melakukan

pemanfaatan lahan yang sesuai.

c. Sebagai bahan pertimbangan masyarakat sekitar DAS Jlantah Hulu untuk ikut

serta dalam menjaga kelestarian sumberdaya lahan agar pemanfaatan lahan

disesuaikan dengan kemampuan lahannya agar tidak terjadi penurunan kualitas

lahan/degradasi lahan secara berkelanjutan.

d. Dapat digunakan sebagai tambahan materi pembelajaran geografi SMA Kelas

XI Semester II sehingga siswa mampu menganalisis permasalahan lahan yang

ada dilapangan dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

bencana alam.

Standar Kompetensi:

Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.

Kompetensi Dasar:

Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan

pembangunan berkelanjutan.

Indikator:

- Mendeskripsikan dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan hidup

- Mengidentifikasi beberapa upaya dalam melestarikan lingkungan hidup

- Memberikan contoh tindakan yang mencerminkan pelestarian lingkungan

Gambar

Tabel 1.1 menunjukkan penggunaan lahan untuk perkebunan rakyat
Gambar 1.1. Penanaman Tanaman Budidaya Semusim Searah Garis Kontur, Desa

Referensi

Dokumen terkait

Adapun metode penciptaan dalam menciptakan teko keramik yang mengacu gambas tersebut, terlebih dahulu dilakukan eksplorasi untuk menelaah secara mendasar,

Skripsi yang penulis susun sebagai bagian dari syarat untuk mendaptakan ajian Numerik Pengaruh Ukuran Luas pada Sifat Magnet Superkonduktor Tipe II Berbentuk Persegi

Hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik. Hukum yang mengatur tingkah laku manusia agar dapat tertib dalam berhubungan dengan sesamanya. UU 18 tahun 2013

pasal 53 KHI yang memperbolehkan perkawinan wanita hamil akan dapat menjadi sarana bagi anak yang berada dalam kandungan untuk mendapatkan hak nasab ayahnya. Hal ini

Memang dalam pengurusan KTP dan KK oleh masyarakat yang dilimpahkan kepada pengurus desa ini memunculkan biaya baru bagi masyarakat, akan tetapi biaya ini memang

Dari beberapa penelitian di atas sumber informasi seperti WOM , iklan dan rekomendasi online memiliki pengaruh terhadap kepercayaan dan keputusan konsu- men dalam berbelanja

Penggunaan alat peraga yang dapat membentuk konsep dan pemahaman konsep siswa, 79 sehingga dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa ketika mengerjakan soal

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan 2 (dua) orang saksi (Asmi Wati Binti Harun dan Rosita Binti Ismail), yang mana saksi-saksi