• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Korespondensi dengan Penulis:

I Ket u t Yad n yan a: Telp./Fax. +62 361 224 133 E-mail: yadnyanabali@yahoo.com

STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN NILAI

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC

I Ketut Yadnyana

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Jl. PB Sudirman Denpasar Bali, 80232

Ni Wayan Alit Erlina Wati

Fakultas Ekonomi Universitas Hindhu Indonesia Jl. Sangalangit Tembua Penatih Denpasar, Bali.

Abstract

The aim of this study was to obtain the empirical evidence about the effect of managerial ownership structure and dividend policy on company value. This study consisted of 66 manufacturing companies which had shared dividends in year period of 2005 until 2008 with 161 observations. The certainty sample method used was purposive sampling. Statistics methods used for testing the hypothesis were simple linear regression and multiple linear regression method. Based on the statistical test showed that positive impact of managerial ownership was on dividend policy and firm value. It showed that the greater level of managerial ownership was followed the increasing of dividends value paid to the shareholders and it also caused the value of companies getting better. The variables of dividend policy caused positive impact for the company’s value. The result showed that larger the dividend distributed to the shareholders, the better the value of the company was. Key words: managerial ownership, dividend policy, company value.

Manajer perusahaan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham disamping manajer juga mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri yaitu dengan mengoptimalkan nilai perusahaan. Penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yaitu merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusa-haan seringkali menimbulkan masalah (agency prob-lem). Tidak jarang pihak manajemen perusahaan

mempunyai tujuan lain yang mungkin bertentang-an dengbertentang-an tujubertentang-an umum perusahabertentang-an.

Perbedaan kepentingan agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pan-dang yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan asimetri informasi (Ituriaga & Sanz, 2000). Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan pemegang

(2)

saham. Asimetri informasi dapat terjadi antara investor dan manajemen, karena investor hanya dapat melihat prospek perusahaan dari sebagian informasi perusahaan yaitu dari analisa laporan keuangan yang telah dipublikasikan.

Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan ter-motivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Siallagan & Machfoedz, 2006). Menurut Ross, et al. dalam Siallagan & Machfoedz (2006), menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manjemen dalam per-usahaan maka manajemen akan cenderung ber-usaha meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan kepentingannya sendiri. Kepemilikan saham manajemen adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen (Suranta & Machfoedz, 2003). Dengan meningkat-kan kepemilimeningkat-kan saham oleh manajemen ameningkat-kan men-sejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang saham sehingga manajemen akan termotivasi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Adanya kepemilikan manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan.

Penelitian oleh Wahyudi & Pawestri (2006) menemukan bahwa kepemilikan manajerial memi-liki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hubungan antara kepemilikan manajerial dengan nilai per-usahaan adalah hubungan yang muncul karena ada-nya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka berusaha melakukan pensejajaran kepentingan de-ngan outsider ownership dede-ngan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan meningkat.

Beberapa penelitian mengenai struktur kepe-milikan dilakukan oleh Crutchley (1999) dengan membangun sebuah model yang menunjukkan em-pat keputusan yang saling terkait menyangkut le-verage, dividend, insider ownership, dan institutional ownership ditentukan secara simultan dalam

kerang-ka agency cost. Pada penelitian Crutchley, et al. (1999), juga membuktikan bahwa kepemilikan institusional merupakan substitusi kepemilikan manajerial. Chen (2002) menemukan hubungan negatif antara analyst coverage dan kepemilikan manajerial.

Optimalisasi nilai perusahaan yang meru-pakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mem-pengaruhi keputusan keuangan lainnnya dan ber-dampak pada nilai perusahaan (Fama & French, 1998). Manajer perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat mengingat keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi kepu-tusan keuangan lainnya dan akan berdampak ter-hadap pencapaian tujuan perusahaan.

Bagi investor yang tertarik untuk berinves-tasi tentunya tingkat return atau keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang ditanamkan berupa capital again dan dividen yang merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham. Dalam hal ini manajer harus me-mutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagikan sebagai di-viden dan sisanya ditahan perusahaan atau biasa disebut laba ditahan (retained earnings). Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang umumnya lebih memilih pembagian dividen yang tinggi sehingga mengakibatkan re-tained earnings menjadi rendah. Dalam kondisi informasi yang tidak seimbang (asymmetric infor-mation), para manajer dapat menggunakan strategi dalam kebijakan dividen untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan oleh perusahaan-perusaha-an di masa yperusahaan-perusaha-ang akperusahaan-perusaha-an datperusahaan-perusaha-ang.

Bagi investor yang tertarik untuk berinves-tasi tentunya tingkat return atau keuntungan yang

(3)

akan diperoleh dari investasi yang ditanamkan be-rupa capital again dan dividen yang mebe-rupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham. Dalam hal ini manajer harus memutuskan apakah laba yang diperoleh perusa-haan selama satu periode akan dibagikan sebagai dividen dan sisanya ditahan perusahaan atau biasa disebut laba ditahan (retained earnings). Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang umumnya lebih memilih pembagian dividen yang tinggi sehingga mengakibatkan re-tained earnings menjadi rendah. Dalam kondisi informasi yang tidak seimbang (asymmetric infor-mation), para manajer dapat menggunakan strategi dalam kebijakan dividen untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan oleh perusahaan-perusaha-an di masa yperusahaan-perusaha-ang akperusahaan-perusaha-an datperusahaan-perusaha-ang.

Memaksimalkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keputusan investasi, pen-danaan dan kebijakan dividen. Ketiga keputusan keuangan tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya atau terjadi interdependensi. Dalam proses pencapaian tujuan memaksimalkan nilai perusaha-an akperusaha-an muncul perbedaperusaha-an kepentingperusaha-an di perusaha-antara manajer dan pemegang saham sebagai pemilik per-usahaan, disebut sebagai agency conflict. Dengan demikian maka secara eksplisit dapat dinyatakan bahwa karakteristik yang umum pada suatu struk-tur kepemilikan perusahaan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan dan berarti pula mempengaruhi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Berdasarkan uraian terse-but, maka pada penelitian ini akan diteliti mengenai pengaruh kepemilikan manajerial pada kebijakan dividen dan pengaruh kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen pada nilai perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh struktur kepemi-likan manajerial pada kebijakan dividen perusaha-an, pengaruh struktur kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen pada nilai perusahaan.

HIPOTESIS

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, dan tinjauan pustaka maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh pada kebijakan dividen

H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh pada nilai perusahaan

H3: Kebijakan dividen berpengaruh pada nilai perusahaan

METODE

Lokasi penelitian ini adalah di Bursa Efek Jakarta yang sejak tahun 2007 berganti nama menja-di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyediakan informasi laporan keuangan dengan mengakses situs resmi Bursa Efek Indo-nesia yaitu www.idx.co.id dan menggunakan In-donesian Capital Market Directory tahun 2009.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusa-haan manufaktur yang terdaftar BEI tahun 2005 sampai tahun 2008. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metoda purposive sampling, dengan kriteria: perusahaan manufaktur yang ter-daftar di BEI berturut-turut pada tahun 2005-2008 dan yang membagikan dividen periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, disaji-kan pada Tabel 1.

Tabel 1. Proses Seleksi Sampel

Sumber: ICMD 2005-2008.

Data dalam penelitian ini adalah data sekun-der yang diperoleh dari laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada

Kriteria 2005 2006 2007 2008 Perusahaan manufaktur

terdaftar di BEI

150 146 151 149 Perusahaan yang tidak

membagikan dividen 105 99 111 120 Perusahaan yang membagikan dividen 45 47 40 29 Total Sampel 161

(4)

tahun 2005-2008 yang telah dipublikasikan. Berda-sarkan klasifikasi variabel dan kerangka konsep-tual, maka variabel didefinisikan sebagai berikut:

Struktur Kepemilikan Manajerial

Struktur kepemilikan manajerial sebagai vari-abel independen merupakan tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut da-lam pengambilan keputusan, diukur dengan pro-porsi saham yang dimiliki manajer pada akhir tahun yang dinyatakan dalam persentase.

Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen sebagai variabel depen-den dalam pengujian tahap I dan sebagai variabel independen dalam pengujian tahap II, yaitu kepu-tusan perusahaan untuk membayar dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) yaitu rasio pendistribusian laba yang dibagikan kepada pemegang saham dihitung dengan rumus: Dividen per lembar saham

MVE = Nilai pasar ekuitas (market value equity) meru-pakan hasil perkalian harga saham penutup-an (closing price) akhir tahun dengpenutup-an jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. D = Nilai buku dari total hutang

TA = Total aktiva

Model regresi ini digunakan agar dapat dija-dikan alat estimasi yang tidak bias jika telah meme-nuhi persyaratan BLUES (Best linier Unbiased Esti-mator) yakni tidak terdapat multikolinearitas, hete-roskedastisitas dan autokorelasi. Ghozali (2006) menyebutkan uji asumsi klasik yang dilakukan ada-lah: uji normalitas, uji Multikolinearitas, uji Auto-korelasi, dan uji Heteroskedastisitas.

Setelah memenuhi uji asumsi klasik, maka tahap pengujian selanjutnya adalah pengujian hipo-tesis yang telah dibangun dengan menggunakan dua model analisis regresi yaitu analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi linear bergan-da dengan rumus sebagai berikut:

Persamaan I (regresi linear sederhana) DPR =

α

+

β

1KMAN + e

Persamaan II (regresi linear berganda) TQ =

α

+

β

1KMAN +

β

2 DPR + e

Keterangan:

KMAN = kepemilikan managerial (struktur kepemilikan)

DPR = dividend payout ratio (kebijakan dividen)

TQ = Tobin’Q (nilai perusahaan)

α

= konstanta

β1, β2 = koefisien regresi

e = error term, yaitu tingkat kesalahan pen-duga dalam penelitian

Dividen per lembar saham

DPR= ...……… (1)

Earnings per share

Nilai perusahaan

Nilai perusahaan adalah sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemak-muran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Nilai perusa-haan diproksikan dengan menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q dihitung dengan rumus sebagai berikut:

MVE + D TQ = ...……….. (2) TA Keterangan: Keterangan: TQ = Nilai perusahaan

(5)

HASIL

Berikut akan dijelaskan statistik deskriptif yaitu menjelaskan deskriptif data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Statistik Deskriptif

bebas dari autokorelasi, tidak terjadi heteroskedas-tisitas dan tidak terjadi multikolinearitas.

Statistik uji yang digunakan untuk menguji normalitas adalah one-sample Kolmogorov – Smirnov (K-S) Test. Kriteria yang digunakan adalah Ho dite-rima bila sig. K-S > 0,05. Sebaliknya bila sig. K-S < 0,05, maka tolak Ho. Dari pengujian diperoleh sig. K-S = 0,155 untuk persamaan pertama yaitu meng-uji pengaruh struktur kepemilikan manajerial (KMAN) pada DPR. Sig. K-S = 0,060 untuk persa-maan kedua yaitu menguji pengaruh struktur kepe-milikan manajerial (KMAN), dividend payout ratio (DPR) pada nilai perusahaan (TQ). Dari kedua per-samaan regresi tersebut memiliki sig. K-S > 0,05, maka Ho diterima, artinya data yang diolah memi-liki residual yang berdistribusi normal.

Untuk menguji heteroskedastisitas meng-gunakan Glejser Test yaitu meregresi variabel inde-penden dengan residual yang diabsolutkan. Bila secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan setiap variabel independen terhadap variabel de-penden maka dinyatakan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil uji diperoleh tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh kan. Ini dapat dilihat dari nilai pada kolom signifi-kansi yang semuanya menunjukkan nilai di atas 0,05.

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi di antara anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun pada rangkaian waktu. Nilai Durbin-Watson untuk persamaan regresi DPR =

α

+

β

1KMAN + e

adalah sebesar 2,043 dengan taraf signifikansi 5 persen, untuk N= 161, jumlah variabel bebas se-banyak 1 dan

= 0,05 diperoleh nilai du sebesar 1,7548. Oleh karena nilai dw tersebut berada pada du < dw < 4-du, hal tersebut menunjukkan tidak terdapat autokorelasi. Nilai Durbin-Watson untuk persamaan regresi TQ =

α

+

β

1KMAN +

β

2 DPR +

e adalah 1,917 dengan taraf signifikansi 5 persen, untuk N= 161, jumlah variabel bebas sebanyak 2 dan

α

= 0,05 diperoleh nilai du sebesar 1,7555. Oleh karena nilai dw tersebut berada pada du < dw <

Variabel N Min. Max. Mean Std.

Deviasi

TQ 161 0,18 33,18 1,74 2,93

DPR 161 0,01 121,52 28,37 23,23

KMAN 161 0,00 80,00 3,70 12,55

Valid N (listwise)

Variabel nilai perusahaan yang dihitung de-ngan Tobin’Q (TQ) mempunyai rata-rata sebesar 1,74 dengan nilai terendah sebesar 0,18 dan ter-tinggi sebesar 33,18 dan standar deviasi 2,93. Hal ini menunjukkan bahwa perusahan sampel memiliki nilai perusahaan yang baik karena rata-rata rasio TQ di atas satu. Rasio TQ di atas satu menun-jukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi dari-pada pengeluaran investasi (Tobin, 1967).

Variabel DPR, merupakan perbandingan antara dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham. Rasio ini memiliki rata-rata sebesar 28,37, nilai terendah sebesar 0,01 dan tertinggi se-besar 121,52 dengan standar deviasi sese-besar 23,23. Variabel kepemilikan manajerial (KMAN) yang diukur persentase kepemilikan saham oleh manajerial perusahaan memiliki rata-rata kepemi-likan sebesar 3,70 persen, kepemikepemi-likan tertinggi se-besar 80 persen dan terendah sese-besar 0 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki rata-rata kepemilikan manajerial yang kecil, yaitu berkisar 3,70 persen.

Penggunaan alat statistik regresi mensyarat-kan dilakumensyarat-kannya pengujian asumsi klasik agar mo-del regresi yang diperoleh dari kuadrat terkecil menghasilkan best linier unbiased estimator (BLUES), sehingga hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dengan efisien dan akurat. Dari hasil pengujian da-pat dilihat bahwa data menunjukkan data normal,

(6)

4-du, berarti tidak terdapat autokorelasi sehingga model ini layak digunakan untuk analisis selanjutnya.

Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multiko-linearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang 10, maka tidak ada multikolinearitas. Variabel bebas-nya memiliki nilai VIF kurang dari 10, sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 10 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada model re-gresi tersebut tidak terdapat multikoliniearitas.

Berdasarkan hasil pengujian dari persamaan kedua, nilai Fhitung sebesar 60,501 dengan signifikansi 0,000. Ini menunjukkan bahwa modelnya fit yang berarti dividen payout ratio dan struktur kepemilikan manajerial mampu menjelaskan atau memprediksi nilai perusahaan.

Model regresi linear sederhana digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel struktur kepemilikan manajerial pada kebijakan dividen (dividend payout ratio). Sedangkan model regresi linear berganda digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel struktur kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen pada nilai perusahaan. Hasil pengujian model regresi ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Regresi Variabel Penelitian

PEMBAHASAN

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap

Kebijakan Dividen

Hasil uji regresi menunjukkan bahwa mo-del regresi dengan variabel dependen kebijakan dividen dan variabel independen struktur kepemi-likan manajerial secara statistik berpengaruh positif signifikan pada tingkat 5 persen. Hasil pengujian menunjukkan variabel kepemilikan manajerial mempunyai koefisien positif sebesar 0,335 dengan tingkat signifikansi 0,022<0,05, berarti H1 yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial ber-pengaruh pada kebijakan dividen diterima. De-ngan adanya peningkatan kepemilikan saham oleh manajer perusahaan, maka pihak manajemen ten-tunya akan mengutamakan kepentingan pemegang saham karena mereka juga sebagai pemegang sa-ham. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar tingkat kepemilikan manajerial maka akan menaik-kan rasio pembayaran dividen.

Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Turiyasingura (2000) menyebutkan bahwa hubungan antara mana-gerial ownership secara signifikan berhubungan po-sitif dengan kebijakan dividen. Tetapi tidak berha-sil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chen & Steiner (1999) menyebutkan bahwa mana-gerial ownership memiliki hubungan yang negatif de-ngan dividen.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap

Nilai Perusahaan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa vari-abel independen kepemilikan manajerial mem-punyai koefisien positif sebesar 0,144 dengan ting-kat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menun-jukkan bahwa H2 yang menyatakan bahwa kepemi-likan manajerial berpengaruh pada nilai perusahaan diterima. Semakin tinggi kepemilikan oleh manajer perusahaan maka nilai perusahaan semakin me-ningkat. Dengan adanya peningkatan kepemilikan

Regresi Variabel Beta Sig. Kesimpulan

Persamaan 1 Konstanta KMAN 27,129 0,335 0,022 H1 diterima Persamaan 2 Konstanta KMAN DPR 0,686 0,019 0,144 0,017 0,000 H2 diterima H3 diterima

Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada Tabel 3, maka persamaan regresinya sebagai berikut:

DPR = 27,129 + 0,335KMAN

(7)

manajerial, pihak manajemen tentunya akan meng-utamakan kepentingan pemegang saham karena mereka juga sebagai pemegang saham. Manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kese-jahteraan pemegang saham dimana hal ini juga akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Mahad-warta & Hartono, 2002).

Hasil penelitian ini berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suranta & Mach-foedz (2003) menyatakan bahwa nilai perusahaan akan lebih tinggi ketika direktur memiliki bagian saham yang lebih besar. Minguez & Franscisco (2000) yang mengungkapkan bahwa kepemilikan manajerial perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan Sukartha (2007) menya-takan kepemilikan manajerial terhadap saham per-usahaan target akuisisi berpengaruh positif dan signifikan secara statistik pada kesejahteraan pe-megang saham. Tetapi tidak berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Muhardi (2008), yang menyatakan bahwa kepemilikan institusi yang tinggi akan berdampak pada penurunan harga saham.

Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai

Perusahaan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa vari-abel independen kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio mempunyai koefisien positif sebesar 0,019 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H3 yang menyatakan kebijakan dividen berpenga-ruh pada nilai perusahaan diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka sema-kin baik nilai perusahaan yang bersangkutan.

Hasil penelitian ini berhasil mendukung pe-nelitian yang dilakukan oleh Muhardi (2008), dima-na kebijakan dividen berpengaruh positif pada harga saham. Apabila perusahaan meningkatkan

pembayaran dividen, diartikan oleh pemodal seba-gai sinyal harapan manajemen tentang meningkat-nya harga saham, sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh struktur kepemi-likan manajerial pada kebijakan dividen perusaha-an, pengaruh struktur kepemilikan manajerial dan kebijakan dividen pada nilai perusahaan. Berdasar-kan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa struktur kepemilikan manaje-rial berpengaruh positif pada kebijakan dividen. Semakin besar tingkat kepemilikan manajerial ma-ka ama-kan meningma-katma-kan jumlah dividen yang diba-yarkan kepada pemegang saham. Struktur kepemi-likan manajerial berpengaruh pada nilai perusaha-an. Semakin besar tingkat kepemilikan manajerial menyebabkan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Kebijakan dividen berpengaruh pada nilai perusa-haan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka semakin baik nilai perusahaan.

Saran

Pada penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel struktur kepemilikan manajerial pada kebijakan dividen dan nilai perusahaan. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan pengaruh dari struktur kepemilikan yang lain seperti kepemi-likan institusi dan kepemikepemi-likan publik. Sehingga dapat mencakup seluruh struktur kepemilikan yang ada di dalam perusahaan.

Sampel penelitian hanya terbatas pada per-usahaan manufaktur yang membagikan dividen di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005 sampai dengan 2008, sehingga kesimpulan hasil penelitian sebatas pada perusahaan-perusahaan manufaktur. Penelitian selanjutnya disarankan untuk

(8)

memper-timbangkan sampel yang lebih luas dengan periode waktu yang lebih panjang, sehingga kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas pula.

Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai dasar pengambilan kepu-tusan berinvestasi di pasar modal berdasarkan struktur kepemilikan manajerial dan kebijakan di-viden perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, K. 2002. The Influence of Capital Structure on Com-pany Value with Different Growth Opportunities.

Paper of EFMA 2002 Annual Meeting.

Chen, R.C. & Steiner,T. 1999. Managerial Ownership and Agency Conflicts: A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend Policy.

Finan-cial Review, 34: 119--137.

Crutchley, C.E & Hansen, R.S. 1989. A Test of the Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Le-verage, and Corporate Dividends. Financial

Man-agement (Winter): 36-46.

Crutchley, C.E, Jensen, M., & Jahera, J. 1999. Agency Prob-lem and the Simultaneity of Financial Decision Making The Role of Institutional Ownership.

In-ternational Review of Financial Analysis, 177-197. Suranta, E. & Machfoedz, M. 2003. Analisis Struktur

Kepemilikan, Nilai Perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Makalah Seminar,

Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntansi Indonesia, 214-226.

Fama, E. & French, K.R. 1998. Taxes, Financing Decision, and Firm Value. The Journal of Finance, LII: 819-843.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan

Pro-gram SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universi-tas Diponegoro.

Iturriaga, F.J.L & Sanz, J.A.R. 1998. Ownership Structure, Corporate Value and Firm Investment: A Spanish Firms Simultaneous Equation Analysis. Working

Paper Universidad de Valladolid, 1–32.

Mahadwartha, P.A. & Jogiyanto, H. 2002. Uji Teori Keagenan Dalam Hubungan Interdependensi Antara Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen.

Makalah Seminar Simposium Nasional Akuntansi V. Ikatan Akuntansi Indonesia, 635-647.

Murhardi, W.R. 2008. Studi Kebijakan Dividen: Anteseden dan Dampaknya terhadap Harga Saham. Manajemen dan Kewirausahaan, 10(1): 1-17. Siallagan, H. & Machfoedz, M. 2006.Mekanisme Corpo-rate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus 2006.

Sukartha, M. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 10(3): 243-267.

Wahyudi, U. & Pawestri, H.P. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Interven-ing. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam merencanakan program untuk melakukan deteksi dan pencegahan dini risiko depresi postpartum dengan mengetahui perbedaan risiko

Sekretariat Bawaslu terdiri atas sebanyak-banyaknya 4 (empat) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas sebanyak-banyaknya 3 (tiga) Sub Bagian. Setelah berlakunya UU Nomor 15

Strategi preventif ini dilakukan dengan cara membuat program-program, proyek-proyek dan mengatur langkah-langkah atau tindakan untuk mengoreksi dan

Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (selanjutnya disebut UU Desa) pada tanggal 15 Januari 2014, memiliki arti bahwa desa-desa di Indonesia sudah

Rancangan Sistem Penjualan Online (E- Commerce) pada TRUSTWORTHY_ID ini memiliki beberapa keuntungan yaitu pembuatan fitur promosi dalam e-commerce menjadi wadah yang

memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan/konsumen listrik 4. Ternyata keadaan yang ditemui sekarang berbeda jauh dengan apa yang telah ditetapkan oleh

Penelitian skripsi telah dilaksanakan selama satu bulan di balai desa Dersalam Bae Kudus.Dengan materi pokok penelitian adalah untuk mengetahui perhitungan

Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, KawasanStrategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan