• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

R

R

i

i

n

n

g

g

k

k

a

a

s

s

a

a

n

n

E

E

k

k

s

s

e

e

k

k

u

u

t

t

i

i

f

f

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Jeneponto tahun 2014 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pencapaian target indikator kinerja sasaran berdasarkan RPJMD dan RENSTRA SKPD melalui pelaksanaan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2014.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta memenuhi Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2012 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Dokumen Penetapan Kinerja.

LAKIP Pemerintah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinertja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Materi LAKIP Tahun 2014 tetap diselaraskan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Indikator Kinerja sasaran yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2018 merupakan alat ukur untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dipertanggungjawabkan kepada publik.

(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2018

VISI :

MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG

SEJAHTERA

MISI RUMUSAN PENJELASAN MISI

1. Membangun tata kelolah Pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip good gevernance

Dimankanai sebagai misi yang di emban untuk mengupayakan pengelolaan pemerintahan yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, terbentuknya birokrasi pemerintahan yang profesinal dan berkinerja tinggi dan

meningkatnya pembangunan dan

pembinaan kemasyarakatan 2. Meningkatkan kualitas

sumber daya manusia (SDM)

Dimaknai sebagai misi yang diemban sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya aparatur pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas aparatur dan meningkatkan kualias hidup masyarakat. 3. Membangun kemandirian

ekonomi masyarakat yang bertumpu pada potensi lokal

Dimaknai sebagai misi yang diemban sebagai upaya untuk meningkatkan

perekonomian daerah dengan

mengoptimalkan pengelolaan sumber daya daerah secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, menciptakan iklim ivestasi yang kondusif serta meningkatkan ekonomi kerakyatan

4. Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif, transparan, dan

akuntabel

Dimaknai sebagai misi yang diemban sebagai upaya menciptakan pengelolaan keuangan baik melalui peningkatan regulasi, sistem untuk meningkatkan penerimaan daerah dan pembiayaan pembangunan

5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan

pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan

Dimaknai sebagai misi yang diemban sebagai upaya meningkatkan kualitas dan ketertersedian infrastruktur dasar dan wilayah untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat, memacu peningkatan perekonomian daerah dan mengurangi

disparitas pembangunan antar

desa/kelurahan serta mengoptimalkan penataan ruang pembangunan wilayah yang partisipatif, berkelanjutan

6. Meningkatkan kualitas

(3)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

masyarakat yang agamais melalui internalisasi nilai-nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat, lingkungan

pemerintahan dan pelaksanaan

pembangunan, meningkatkan

managemen potensi umat lewat optimalisasi ZIS (Zakat, Infak dan Sedekah), meningkatkan pemahaman keagamaan.

Misi tersebut diatas memiliki keterkaitan dengan pokok-pokok visi. Pemetaan keterkaitan dengan dengan pokok-pokok visi dengan masing-masing misi tersebut dapat disajikan pada tabel berikut:

Keterkaitan Pokok-Pokok Visi dengan Misi Kabupaten Jeneponto 2014-2018

VISI :

MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO YANG

SEJAHTERA

POKOK-POKOK VISI M I S I

1. Kepemerintahan yang baik Membangun tata kelolah Pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip

good gevernance (1)

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) (2)

Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif, transparan, dan akuntabel (4)

Meningkatkan kualitas kehidupan beragama (6)

2. Penguatan daya saing daerah

Membangun kemandirian ekonomi masyarakat yang bertumpu pada potensi lokal (3)

Meningkatkan pembangunan

infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan (5)

3. Masyarakat Jeneponto

yang sejahtera Seluruh Misi (1), (2), (3), (4), (5) dan (6)

A. Kebijakan Pokok 1. Strategi

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

(4)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy

focussed-management). Rumusan strategi berupa pernyataan yang

menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Rumusan strategi juga harus menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder pembangunan daerah.

Dalam perumusan strategi pembangunan daerah ada empat perspektif yang digunakan dalam mengarahkan keselarasan dengan pilihan program pembangunan daerah yakni (1) perspektif masyarakat/layanan; (2) perspektif proses internal; (3) perspektif kelembagaan; (4) perspektif keuangan. Berdasarkan pemahaman tersebut, strategi pembangunan RPJMD Kabupaten Jeneponto 2014-2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Strategi Pembangunan RPJMD Kabupaten Jeneponto 2014-2018 Misi 1: Membangun tata Kelola pemerintahan yang baik

berdasarkan prinsip-prinsip good gevernance

T U J U A N S A S A R A N S T R A T E G I

Menciptakan kepemerintahan yang baik dan bersih (1) Terwujudnya penataan birokrasi dan penguatan kelembagaan pemerintahan daerah (1)  Restrukturisasi organisasi dan

optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan pemerintahan daerah yang berorientasi pada peningkatan kinerja pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN (2)

 Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas KKN

Terwujudnya

Peningkatan kualitas Pelayanan Publik (3)

 Pemerataan, perluasan akses dan peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai dengan standar

(5)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintahan daerah (4)  Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan daerah Terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat (5)  Memperkuat sistem terpadu pemeliharaan ketentraman dan

ketertiban umum serta penegakan peraturan dan perundang-undangan Menguatkan kapasitas dan peran pemerintah kecamatan, kelurahan dan Desa (2)  Terwujudnya pembinaan kemasyarakatan yang optimal (6)  Meningkatkan profesionalisme aparatur kecamatan, kelurahan dan desa dan alokasi anggaran  Terlaksanaya Pendelegasian sebagian kewenangan kepada pemerintah Kecamatan, Desa/Kelurahan (7)

Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia T U J U A N S A S A R A N S T R A T E G I Meningkatkan kapasitas, kapabilitas, profesionalisme dan pendayagunaan aparatur (1) Meningkatnya pengetahuan, pendidikan, keterampilan, sikap dan moral aparatur (8)

 Optimalisasi pengelolaan dan pelaksanaan diklat dan menstimulasi peningkatan strata pendidikan Meningkatakan kualitas hidup keluarga dan masyarakat (2)  Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat (formal umum dan kejuruan) (9)

 Peningkatan kualitas

anak didik dan

Pendididik dan Tenaga Kependidikan (PTK)  Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kewirausahaan masyarakat (10)  Meningkatkan

pengelolaan dan kinerja BLK, Sanggar Kegiatan

Belajar, PKBM,

kepemudaan serta akses informasi masyarakat  Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat (11)   Mendorong upaya Kesehatan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif secara holistik

 Meningkatnya kualitas keluarga dan

 Pemberdayaan keluarga secara maksimal untuk

(6)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

perlindungan anak

(12) menjadi keluarga andalan dan perlindungan anak

Misi 3 : Membangun kemandirian ekonomi yang bertumpu pada potensi lokal

T U J U A N S A S A R A N S T R A T E G I

Mengembangkan potensi ekonomi lokal dan investasi daerah (1)

Terkelolanya potensi sumberdaya alam lokal menjadi produk yang memiliki nilai

kompetitif skala regional dan nasional (13)

 Meningkatkan

Pengelolaan potensi sumberdaya alam lokal secara secara terpadu dan terarah dari hulu-hilir dan kerjasama antar daerah

Meningkatnya

ketersediaan regulasi investasi daerah (14)

 Membangun kerjasama yang harmonis dengan DPRD,NGO, swasta dan PT dalam menginisiasi regulasi serta menyusun dokumen Grand Design Meningkatnya

ketersediaan data dan informasi investasi daerah (15)

Terciptanya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang dapat mendukung pengembangan daya saing daerah (16)  Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan potensi daerah melalui kerjasama pemerintah daerah

dengan lembaga

penelitian PT dan dunia usaha Meningkatnya ketersediaan dan penganekaragaman pangan (17)  Memperketat pengalifungsian lahan pertanian pangan dan memasyarakatkan penganekaragaman pangan

Meningkatnya taraf ekonomi dan lapangan kerja masyarakat (18)

 Penciptaan ekonomi produktif dan kreatif berbasis potensi lokal Terlaksananya revitalisasi, penataan dan pengembangan objek wisata (19)  Mengembangkan, menata dan mempromosikan OW dengan pengelolaan oleh BUMD

Terwujudnya Kab. Jeneponto sebagai Pusat Suplay Energi Listrik di Sulawesi Selatan (20)

Membangun kerjasama dan promosi potensi dan daya dukung wilayah Membangun Meningkatnya kualitas  Mendorong

(7)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

struktur ekonomi yang kokoh

berbasis pada ekonomi

kerakyatan (2)

dan kuantitas koperasi

dan UMKM (21) pengembangan dan pemberdayaan koperasi dan UMKM yang inovatif dan berdaya saing. Mengembangkan

BUMD dan BUMDES yang dapat meningkatkan pendapatan daerah (22)  Restrukturisasi, penguatan, permodalan dan perbaikan manajeman serta peningkatan kerjasama Badan Usaha Milik Daerah dan Desa Meningkatnya kinerja

pengelolaan pasar tradisional dan home industri berwawasan lingkungan (23)  Pengelolaan pasar berbasis masyarakat  Pembinaan keterampilan dan kewirausahaan

pelaku home industri potensial dan pemberian stimulan modal usaha

Misi 4: Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang efektif, efesien, produktif, transparan, dan akuntabel

T U J U A N S A S A R A N S T R A T E G I

Menciptakan keuangan daerah yang stabil dan sehat untuk mendukung pendanaan pembangunan (1) Meningkanya ketersediaan regulasi tata kelolah keuangan daerah (24)

 Pengembangan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.

Terbangunnya sistem pengelolaan keuangan daerah yang dinamis dan transparan (25) Meningkatnya penerimaan daerah dan pembiayaan pembangunan (26)  Meningkatkan profesionalisme pengelolaan keuangan daerah, optimalisasi pemanfaatan aset daerah,

perbaikan dan

optimalisasi pendapatan

daerah, serta

peningkatan kinerja BUMD

Misi 5: Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar di setiap desa/kelurahan

T U J U A N S A S A R A N S T R A T E G I Meningkatkan kualitas dan pemerataan Meningkatnya ketersedian dokumen-dokumen perencanaan  Mengoptimalkan kajian-kajian perencanaan berkerjasama dengan PT

(8)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

ketersediaan infrastruktur dasar, pelayanan umum, perekonomian dan sosial budaya (1)

umum dan teknis infrastruktur daerah (27)

dan lembaga profesional Tertatanya sistem

transportasi daerah (28)

 Review TATRALOK dan menyelengarakan sistem transportasi daerah yang dinamis

Terlaksananya pembangunan dan peningkatan kualitas jalan khususnya yang menjadi kewenangan kabupaten (29)  Meningkatkan tatalaksana kebinamargaan dan mengalokasikan anggaran secara proporsinal sesuai urutan prioritas

berdasarkan perencanaan teknis yang partisipatif Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pendidikan yang memadai (30)  Memacu penyediaan infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang berkulitas dan proporsionanal. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur kesehatan yang proporsional (31) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur

sumberdaya air sektor keirigasian (32)

 Mengimplementasikan Pengembangan dan

pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP) Meningkatnya ketersediaan infrastruktur wilayah, perekonomian dan sosial budaya (33)  Menjamin alokasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur disetiap desa da kelurahan setiap tahunnya berdasarkan kebutuhan dan

mekanisme perencanaan  Membangun sistem dan

infrastruktur mitigasi dan penaggulangan bencana melalui sistem zona rentang kendali wilayah Meningkatnya akses

air minum aman dan sanitasi masyarakat (34)

 Pembangunan sarana dan prasarana air minum dan Sanitasi dan

pengembangan

(9)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

berbasis masyarakat Meningkatnya

pemenuhan perumahan

masyarakat terutama rumah layak huni bagi MBR (35)

 Mempermudah izin pembangunan

perumahan swadaya dan pihak pengemban dan Pembangunan dan

subsidi rumah layak huni bagi MBR Mengoptimalkan penataan ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (2) Terkendalinya pemanfaatan ruang (36)  Peningkatan kualitas perencanaan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang Meningkatnya ketersediaan dokumen tata ruang (37) Terciptanya penataan ibukota Kabupaten dan Kecamatan (38)  Meningkatkan penataan secara terpadu dan partisipatif dengan memperkuat sinergitas Pemerintah, Masyarakat dan Swasta Meningkatnya perlindungan dan konservasi

sumberdaya alam dan lingkungan Hidup (39)

 Meningkatkan konservasi sumberdaya alam dan kawasan strategis secara terpadu dan partisipatif dengan memperkuat sinergitas Pemerintah, Masyarakat dan Swasta Meningkatnya

pengembangan kawasan-kawasan strategis daerah (40)

Misi 6: Meningkatkan kualitas kehidupan beragama T U J U A N S A S A R A N S T R A T E G I Meningkatkan kualitas spritual dan integritas aparatur dan masyarakat dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan (1) Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan agama (41)  Fungsionalisasi peran kelembagaan pemerintah dan organisasi keagamaan dalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama Meningkatnya kualitas kerukunan umat beragama (42)  Peningkatan sikap ketenggangrasaan intern umat beragama dan antarumat beragama dan peningkatan koordinasi antar lembaga

pemerintah yang terkait isu-isu keagamaan

(10)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Terwujudnya kualitas pelayanan kehidupan beragama (43)  Pemberdayaan umat beragama Meningkatnya

kesadaran agama akan nilai-nilai amanah, kecerdasan, kejujuran, keteladan dan kerakyatan bagi aparatur (44)  Fungsionalisasi dan aktualisasi/penatalaksan aan nilai-nilai kepemimpinan dalam Islam bagi aparatur sipil negara

2. Kebijakan

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan pembangunan lima tahun Kabupaten Jeneponto periode 2014-2018 adalah sebagai berikut.

Fokus dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Jeneponto 2014-2018

NO FOKUS ARAH KEBIJAKAN

1 Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang baik

 Pengembangan sistem SIPAKAADA (Reformasi dan dan Penguatan Kelembagaan Pemerintah Daerah)  Peningkatan Kapasitas dan peran

Pemerintah Kecamatan, Kelurahan dan Desa

2. Peningkatan Kualitas

Sumberdaya Manusia  peningkattan kualitas pendidikan formal umum dan kejuruan  Pemberian Beasiswa pendidikan bagi siswa dan mahasiswa berprestasi

 Peningkatan Pengetahuan dan keterampilan pekerja sektor informal

 Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah Daerah

 Pengetasan buta aksara

 Pembebasan biaya ujian Paket A, B dan C

3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

 Pengembangan layanan kesehatan respon cepat (health care rapid

(11)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

NO FOKUS ARAH KEBIJAKAN

response)

 Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dan perwujudan PHBS

 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Gratis terpadu

 Peningkatan akses, kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan  Peningkatan kualitas layanan dan

jasa publik

 Penyusunan dan Penerapan SPM pada setiap unit pelayanan  Penerapan E-Procurement

secara penuh

 Pemberian reward dan

punishment kepada unit pelayanan

 Pengawasan mutu produk layanan dan jasa publik

4. Penguatan Ekonomi

Kerakyatan  Peningkatan produksi, kualitas dan produktivitas sektor ekonomi produktif melalui intesifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi usaha sektor produktif  Peningkatan penyediaan sarana

dan prasarana produksi

 Peningkatan pengelolaan pasca panen dan pemasaran

 Mengembangkan komoditas dengan menjadikan kawasan strategis sebagai pusat pertumbuhan

 Mengoptimalkan pengembangan komoditas unggulan secara terpadu melalui sinergitas hulu, tengah dan hilir

 Mengoptimalkan pengembangan komoditas kelautan dan perikanan, melalui:

 Peningkatan kapasitas produksi perikanan dan kelautan

 Pemberdayaan masyarakat pesisir

 Pengembangan sarana dan prasarana produksi kelautan dan perikanan

(12)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

NO FOKUS ARAH KEBIJAKAN

kualitas rumput laut

 Pengembangan Kawasan

Industri Perikanan dan Pariwisata Terpadu (KIPPT)  Peningkatan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya hutan berwawasan lingkungan melalui pengendalian, pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil hutan. 5. Penciptaan iklim investasi

yang kondusif  Pengembangan investsi dan lapangan dunia usaha, kerja, melalui

 Perluasan dan kemudahan investasi

 Pembinaan dan pemberian permodalan bagi koperasi dan UMKM

 Perluasan kesempatan kerja

 Perluasan kesempatan

berusaha

 Pengembangan ekonomi kreatif dan produktif

 Pengembangan kawasan industri Bangkala

 Peningkatan pengelolaan

sumberdaya mineral dan bahan galian lainnya

 Peningkatan pengelolaan kawasan pariwisata unggulan

6. Penguatan Kapasitas dan Pemberdayaan

kelembagaan pemerintah, masyarakat dan swasta

 Peningkatan kapasitas dan

pemberdayaan kelembagaan

pemerintah daerah

 Peningkatan dan pemberdayaan kapasitas kelembagaan sosial-ekonomi masyarakat, termasuk mengupayakan pengembangan BUMDES

 Peningkatan dan pemberdayaan kelembagaan sosial, budaya, politik dan keamanan

 Peningkatan Peran Pemuda dan Pembinaan kelembagaan olah raga 7. Peningkatan

sumber-sumber pendanaan,

pengelolaan anggaran dan ketepatan alokasi

investasi pembangunan

 Peningkatan penerimaan daerah  Merevitalisasi Perusda dan

membangun BUMD

 Merevitalisasi aset investasi yang sudah ada

(13)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

NO FOKUS ARAH KEBIJAKAN

8. Peningkatan Pengelolaan sumberdaya air

 Peningkatan pembangunan dan

pemeliharaan sarana dan

prasarana irigasi

 Peningkatan pembangunan dan penyediaan infrastruktur air bersih dan sanitasi

 Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif 9PPSIP)  Peningkatan Pembangunan

embun-embun yang strategis

 Peningkatan Pengelolaan air minum

 Pembangunan irigasi pompa yang strategis

9. Peningkatan pembangunan

infrastruktur dan fasilitas publik

 Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan dan pelabuhan

 Peningkatan penerangan jalan umum perdesaan

 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman

 Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan dan industri

 Peningkatan sarana dan prasarana pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan

 Peningakatan prasarana dan sarana olah raga

 Zonasi dan pengadaan prasarana dan sarana pemadam kebakaran 10. Peningkatan perbaikan

kehidupan rakyat miskin  Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) atau perbaikan  Pemberdayaan masyarakat miskin  Bantuan dan perlindungan sosial 11. Penataan Ibu kota

Kabupaten dan Kecamatan

 Penataan ibukota kabupaten menuju kabupaten adipura

 Penataan pemukiman ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan  Penataan Ruang Terbuka Hijau

(RTH) 12. Pembinaan kehidupan

beragama

 Peningkatan Pembinaan dan pendidikan agama pada instansi formal dan non formal (TKA/TPA, PSI)

 Pengentasan buta baca Al Qur’an  Pembinaan toleransi hidup

(14)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

NO FOKUS ARAH KEBIJAKAN

 Peningkatan kesejahteraan bagi Imam Desa/Kelurahan, Imam Mesjid, Guru Mengaji, dan Guru Sara’

 Peningkatan pembinaan mental spritual generasi muda

 Peningkatan kulaitas saran ibadah Berdasarkan tujuan diatas Pemerintah Kabupaten Jeneponto menetapkan 50 Sasaran dengan 141 Indikator Kinerja Sasaran yang kesemuanya diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan. Sedangkan pelaksana program dan kegiatan tersebut melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup. Pemerintah Kabupaten Jeneponto.

(15)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

K

K

a

a

t

t

a

a

P

P

e

e

n

n

g

g

a

a

n

n

t

t

a

a

r

r

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto Tahun 2014.

Sejalan dengan tuntutan pelaksanaan reformasi birokrasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Perintah merupakan salah satu indikator untuk penentuan bagi daerah provinsi, kabupaten dan kota untuk menjadi Pilot Project pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Jeneponto merupakan tindak lanjut pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinertja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta memenuhi Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tanggal 30 November 2014 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014.

Untuk itu disampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014 yang merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto kepada stakeholder dan sebagai sarana perbaikan dalam upaya mewujudkan Visi

“MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN PENGUATAN DAYA SAING DAERAH MENUJU MASYARAKAT JENEPONTO

YANG SEJAHTERA”

Pertanggungjawaban suatu instansi pemerintah kepada publik pada prinsipnya merupakan kewajiban Pemerintah Daerah untuk

(16)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

menjelaskan kinerja penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban ini tidak semata – mata dimaksudkan sebagai upaya untuk menemukan kelemahan pelaksanaan pemerintahan daerah melainkan juga untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah serta fungsi pengawasan DPRD dan publik terhadap jalannya pemerintahan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2014 ini memuat pertanggungjawaban pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Jeneponto dan sebagai kewajiban yang diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan selanjutnya menjadi bahan evaluasi oleh Lembaga Penilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sangat disadari bahwa informasi yang disajikan dalam LAKIP ini belum sepenuhnya memuaskan harapan semua pihak yang terkait serta tidak luput dari berbagai kekurangan, oleh karena itu hasil evaluasi LAKIP ini nantinya diharapkan menjadi bahan rujukan dalam upaya perbaikan manajemen dan peningkatan kinerja pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dimasa yang akan datang.

Jeneponto, Maret 2015

BUPATI JENEPONTO,

(17)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Daftar Isi

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN ... I-1

A. Dasar Hukum ... I-1 B. Gambaran Umum Daerah ... I-3 1. Aspek Geografis ... I-3 2. Aspek Demografi ... I-6 3. Kondisi Ekonomi Daerah ... I-12

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH ... II-1

A. Visi dan Misi ... II-1 B. Kebijakan Pokok ... II-5 1. Strategi ... II-5 2. Kebijakan ... II-9 3. Kebijakan Lintas Fungsi ... II-13 4. Kebijakan Kewilayahan ... II-13 C. Prioritas Daerah ... II-14 1. Prioritas Daerah ... II-14 2. Program Kerja ... II-26 3. Target dan Capaian Kinerja ... II-40

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ... III-1

A. Pengelolaan Pendapatan ... III-4 1. Pendapatan Asli Daerah ... III-4 2. Dana Perimbangan ... III-10 3. lain-Lain Pendapatan yang Sah ... III-12 B. Pengelolaan Belanja Daerah ... III-19 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah ... III-19 2. Target dan Realisasi Belanja ... III-21

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ... IV-1

A. Urusan Wajib yang Dilaksanakan ... IV-1 1. Program dan Kegiatan ... IV-1

(18)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan ... IV-2 3. Permasalahan dan Solusi ... IV-2 B. Urusan Pilihan yang Dilaksanakan ... IV-135

C. Prestasi/Penghargaan yang diraih Tahun 2014 ...

IV-167

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN ... V-1

A. Tugas Pembantuan yang Diterima ... V-1

1. Urusan Wajib ... V-4 2. Urusan Pilihan ... V-9 B. Bantuan Hibah ... V-15

BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ... VI-1

A. Kerjasama Antar Daerah ... VI-1 1. ... Kebijaka

n dan Kegiatan ... VI-1 2. ... Realisasi

Pelaksanaan Kegiatan ... VI-2 3. ... Permasal

ahan dan Solusi ... VI-2

B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga ... VI-3

1. Kebijakan dan Kegiatan ... VI-3 2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ... VI-3

C. Koordinasi dengan Instansi vertikal Daerah ... VI-5

1. Kebijakan dan Kegiatan ... VI-5 2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ... VI-6 D. Penanggulangan Bencana ... VI-7

(19)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kabupaten Jeneponto ... I-4

(20)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto .... I-5

Tabel 1.2 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto

Tahun 2009-2013 ... I-7 Tabel 1.3 Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten

Jeneponto Tahun 2009-2013 ... I-7 Tabel 1.4 Data Pegawai Berdasarkan Golongan ... I-8

Tabel 1.5 Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan ... I-8

Tabel 1.6 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Struktural Berdasarkan Eselon ... I-9

Tabel 1.7 Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten

Jeneponto Tahun 2013 ... I-11 Tabel 1.8 Jumlah Lulusan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah

Kabupaten Jeneponto Tahun 2013 ... I-11 Tabel 1.9 Potensi Andalan Pertanian (Jenis Palawija) ... I-12 Tabel 1.10 Potensi Andalan Pertanian (Jenis Sayuran) ... I-13

Tabel 1.11 Potensi Andalan Pertanian (Jenis Buah-Buahan) ... I-13

Tabel 1.12 Potensi Andalan Perkebunan ... I-13

Tabel 1.13 Potensi Andalan Peternakan (Jenis Ternak Besar dan Kecil) ... I-14

Tabel 1.14 Potensi Andalan Peternakan (Jenis Ternak Unggas) ... I-14

Tabel 1.15 Potensi Andalan Perikanan ... I-15 Tabel 1.16 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2009-2013 ... I-15 Tabel 1.17 Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB tahun 2009-2013

Atas dasar Berlaku Kabupaten Jeneponto ... I-15

Tabel 1.18 Laju Inflasi Kabupaten Jeneponto Tahun 2009-2013 ... I-16

Tabel 1.19 Pendapatan Perkapita Kabupaten Jeneponto

Tahun 2009-2013 ... I-17

Tabel 1.20 Indeks Gini Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2013 ... I-17

Tabel 1.21 Indeks Ketimpangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2009-2013 ... I-18 Tabel 1.22 Persentase Penduduk Di Atas Kemiskinan Kabupaten

Jeneponto Tahun 2009-2013 ... I-18

(21)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Tabel 2.2 Penjelasan Misi Kabupaten Jeneponto 2014-2018 ... II-3

Tabel 2.3 Keterkaitan Pokok-Pokok Visi dengan Misi Kabupaten

Jeneponto 2014-2018 ... II-4 Tabel 2.4 Strategi Pembangunan RPJMD Kabupaten Jeneponto

2014-2018 ... II-5 Tabel 2.5 Fokus dan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Jeneponto 2014-2018 ... II-10 Tabel 2.6 Target dan Realisasi Capaian Kinerja Program dan Kegiatan

Tahun 2014 ... II-40 Tabel 3.1 Ringkasan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten

Jeneponto Tahun Anggaran 2014 ... III-14 Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten

Jeneponto tahun Anggaran 2014 ... III-15 Tabel 3.3 Ringkasan Realisasi Belanja Kabupaten Jeneponto Tahun

Anggaran 2014 ... III-21 Tabel 3.4 Realisasi Belanja Menurut Urusan Pemerintahan dan

Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2014 ... III-22 Tabel 4.1 Realisasi Anggaran Belanja Untuk Urusan Wajib Tahun

Anggaran 2014 ... IV-5 Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Belanja Untuk Urusan Pilihan Tahun

Anggaran 2014 ... IV-137 Tabel 4.3 Prestasi/Penghargaan yang diraih Dinas Kesehatan

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014 ... IV-167 Tabel 5.1 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi

Tahun 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto ... V-4

Tabel 5.2 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Jeneponto ... V-5 Tabel 5.3 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi

Tahun 2014 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Jeneponto ... V-6 Tabel 5.4 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi

Tahun 2014 Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial

kabupaten Jeneponto ... V-6 Tabel 5.5 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi

(22)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Tabel 5.6 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kabupaten Jeneponto ... V-8

Tabel 5.7 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi

Tahun 2014 Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto ... V-9

Tabel 5.8 Tugas Pembatuan yang diterima dari Pusat dan Provinsi Tahun 2014 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Jeneponto ... V-14

Tabel 6.1 Jumlah Rumah yang Mengalami Kebakaran Tahun 2014... VI-7

Tabel 6.2 Jumlah Rumah yang Rusak Akibat Angin Puting Beliung ...

Tahun 2014 ... VI-8

Tabel 6.3 Jumlah Rumah Terendam Banjir Tahun 2014... VI-8

(23)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

B

B

a

a

b

b

1

1

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

A. LATAR BELAKANG

Setelah pelaksanaan reformasi 1998 di Indonesia maka dilakukan banyak perubahan terhadap sistem pemerintahan, antara lain bentuk pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralistik, sistem pemilihan umum yang tertutup menjadi terbuka serta pengelolaan keuangan negara yang lebih transparan. Bentuk perubahan yang disebutkan terakhir kemudian diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dimana salah satunya menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan negara diatur berdasarkan anggaran berbasis kinerja. Salah satu dampak dari penerapan anggaran berbasis kinerja ini adalah munculnya sistem pengukuran kinerja dimana salah satunya menyaratkan adanya indikator kinerja yang jelas terhadap penggunaan keuangan negara.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada pokoknya merupakan instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban dalam mempertanggung-jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, yang terdiri dari berbagai komponen dan merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Sedangkan Sasaran SAKIP adalah :

a. Terwujudnya instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya;

b. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah;

c. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional;

d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

(24)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi. LAKIP ini mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Selanjutnya, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, bahwa tingkat pencapaian sasaran diukur dengan membandingkan antara kinerja aktual dengan rencana atau target dan membandingkan antara kinerja aktual dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa penyusunan LAKIP dilakukan melalui proses penyusunan rencana strategis, penyusunan rencana kinerja, dan pengukuran kinerja. Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan

(25)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Hasil dari proses ini berupa rencana kinerja tahunan. Sedangkan pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinertja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, LAKIP disampaikan kepada Presiden Republik lndonesia melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi paling lambat tanggal 31 Maret 2014 dengan menyajikan indikator kinerja utama yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

B. PEMBENTUKAN PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

Penetapan Hari Jadi Jeneponto sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan waktu yang cukup panjang dan melibatkan banyak tokoh di daerah ini. Kajian dan berbagai peristiwa penting melahirkan beberapa versi mengenai waktu yang paling tepat untuk dijadikan sebagai Hari Jadi Jeneponto.

Kelahiran adalah suatu proses yang panjang, yang merupakan momentum awal dan tercatatnya sebuah sejarah Bangsa, Negara, dan Daerah. Oleh karena itu, kelahiran tersebut memiliki makna yang sangat dalam bagi peradaban manusia.

Jeneponto merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian selatan, tumbuh dengan budaya dan

(26)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

peradaban tersendiri seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Menyadari perlunya kepastian akan Hari Jadi Jeneponto, maka dilakukan beberapa upaya dengan melibatkan berbagai elemen di daerah ini melalui seminar –seminar yang dilaksanakan secara terpadu.

Dari pemikiran yang berkembang dalam pelaksanaan seminar tersebut, diharapkan bahwa kriteria yang paling tepat untuk menetapkan Hari Jadi Jeneponto adalah berdasarkan pertimbangan historia, sosio-kultural, dan struktur pemerintahan, baik pada masa pra dan pasca kemerdekaan Republik Indonesia, maupun pertimbangan eksistensi dan norma-norma serta simbol-simbol adat istiadat yang dipegang teguh, dan dilestarikan oleh masyarakat dalam meneruskan pembangunan.

Selanjutnya, penelusuran tersebut menggunakan dua pendekatan yaitu tanggal, bulan, dan tahun menurut teks dan tanggal kejadiannya, serta pendekatan dengan mengambil tanggal-tanggal, bulan-bulan maupun tahun-tahun yang mempunyai makna-makna penting yang bertalian dengan lahirnya suatu daerah, yang dianggap merupakan puncak kulminasi peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi.

Adapun alternatif yang digunakan terhadap kedua pendekatan tersebut di atas yaitu:

Pertama:

a. November 1863, adalah tahun berpisahnya antara Bangkala dan Binamu dengan Laikang. Ini membuktikan jiwa patriotisme Turatea melakukan perlawanan yang sangat gigih terhadap pemerintah Kolonial Belanda.

b. Tanggal 29 Mei 1929 adalah pengangkatan Raja Binamu. Tahun itu mulai diangkat “Todo” sebagai lembaga adat yang refresentatif mewakili masyarakat.

c. Tanggal 1 Mei 1959, adalah berdasarkan Undang-undang No. 29 Tahun 1959 menetapkan terbentuknya Daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan, dan terpisahnya Takalar dari Jeneponto.

Kedua:

a. Tanggal 1 Mei 1863, adalah bulan dimana Jeneponto menjalani masa-masa yang sangat penting yaitu dilantiknya Karaeng Binamu, yang

(27)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

diangkat secara demokratis oleh “Toddo Appaka” sebagai lembaga representatif masyarakat Turatea.

b. Mundurnya Karaeng Binamu dari tahta sebagi wujud perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda.

c. Lahirnya Undang Undang No. 29 Tahun 1959.

d. Diangkatnya kembali raja Binamu setelah berhasil melawan penjajah Belanda. Kemudian tahun 1863, adalah tahun yang bersejarah yaitu lahirnya Afdeling Negeri-negeri Turatea setelah diturunkan oleh pemerintah Belanda dan keluarnya Laikang sebagai konfederasi Binamu.

e. Tanggal 20 Mei 1946, adalah simbol patriotisme Raja Binamu (Mattewakkang Dg Raja) yang meletakkan jabatan sebagai raja yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda.

Dengan Demikian penetapan Hari Jadi Jeneponto yang disepakati oleh pakar pemerhati sejarah, peneliti, sesepuh dan tokoh masyarakat Jeneponto, dari seminar Hari jadi Jeneponto yang berlangsung pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2002 di Gedung Sipitangarri, dianggap sangat tepat, dan merupakan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan berbagai kesimpulan di atas, maka Hari jadi Jeneponto ditetapkan pada tanggal 1 Mei 1863, dan dikukuhkan dalam peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 1 Tahun 2003 tanggal 25 April 2003.

C. GAMBARAN UMUM DAERAH

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jeneponto, Kabupaten Jeneponto memiliki wilayah seluas 74.979 ha atau 749,79 km2 dan secara administrasi terbagi menjadi 11 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Jeneponto tersebut hanya kurang lebih 1,20 persen dari luas wilayah administrasi Propinsi Sulawesi Selatan. Terkait luas wilayah Kabupaten Jeneponto, terdapat 4 sumber data yang berbeda. Data BPS Sulawesi Selatan (90.335 ha), Permendagri Nomor 06 tahun 2008 (70.652 ha), dan RTRW Kab. Jeneponto 2012-2013 yang berdasarkan foto citra satelit (79.953 ha) menampilan data yang berbeda. Namun berdasarkan

(28)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 maka yang digunakan adalah luas wilayah yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto. Untuk menyeragamkan data luas wilayah tersebut maka kedepannya diperlukan koordinasi yang baik antara Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kementerian Dalam Negeri dan Bakorsurtanal.

Apabila dilihat bentang alamnya secara makro, wilayah Kabupaten Jeneponto terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian utara, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kabupaten Jeneponto terletak di ujung selatan bagian barat dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dengan ibukota Bontosunggu, berjarak sekitar 91 km dari Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.

Gambar 1.1

Peta Wilayah Kabupaten Jeneponto

D. WILAYAH ADMINISTRATIF

Berdasarkan wilayah administrasi Kabupaten Jeneponto berbatasan dengan sebelah Utara dengan Kabupaten Gowa dan Takalar, sebelah Selatan dengan Laut Flores, sebelah Barat dengan Kabupaten Takalar, dan sebelah Timur dengan Kabupaten Bantaeng. Wilayah bagian

(29)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

selatan yang berbatasan dengan Laut Flores memiliki panjang garis pantai 114 km dan sebuah pulau yang dikenal oleh masyarakat sebagai Pulau Li’bukang. Dengan panjang garis pantai 114 km maka kewenangan pengelolaan wilayah laut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 18 ayat 4 adalah 114 km x 4 mil laut ke arah laut lepas.

Secara administratif Kabupaten Jeneponto terbagi atas 11 (sebelas) Kecamatan yang terdiri dari 31 (tiga puluh satu) kelurahan dan 82 (delapan puluh dua) desa. Kecamatan Bangkala Barat merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Jeneponto yakni 152,69 km2 atau 20,40% dari luas wilayah Kabupaten Jeneponto, sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Arungkeke dengan luas 29,91 km2 atau 3,97% dari luas wilayah Kabupaten Jeneponto.

Tabel 1.1

Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto

No Kecamatan Luas Wilayah (km²)

Persentase Terhadap Luas Kabupaten (%) 1 Bangkala 121,82 16,25 2 Bangkala Barat 152,96 20,40 3 Tamalatea 57,58 7,68 4 Bontoramba 88,30 11,78 5 Binamu 69,49 9,27 6 Turatea 53,76 7,17 7 Batang 33,04 4,41 8 Arungkeke 29,91 3,99 9 Tarowang 40,68 5,43 10 Kelara 43,95 5,86 11 Rumbia 58,30 7,78 Total 749,79 100,00

Sumber : BPS Kab. Jeneponto 2014

Topografi di Kabupaten Jeneponto relatif bervariasi, mulai dari topografi datar (flat), berombak (undulating), bergelombang (rolling), berbukit (hilly) hingga bergunung (mountainous). Topografi datar-berombak (kemiringan lereng di bawah 15%) tersebar dengan luasan sekitar sekitar 42.715 ha, atau sekitar 53,68% dari luas total Kabupaten

(30)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Jeneponto. Areal dengan kemiringan lereng ini adalah merupakan areal persawahan, ladang, serta kebun campuran. Selebihnya, areal dengan kemiringan lereng lebih dari 15 %, dimana sebagian besar diantaranya adalah merupakan lahan kering.

Morfologi Kabupaten Jeneponto ditandai oleh bentuk permukaan yang bervariasi, yakni, bagian utaranya terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang membentang dari barat ke timur dengan ketinggian 500 sampai dengan 1.400 meter diatas permukaan laut, di bagian tengah meliputi wilayah-wilayah dataran dengan ketinggian 100 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut, dan bagian selatan meliputi wilayah-wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai dengan 100 meter di atas permukan laut.

Iklim (pola distribusi dan jumlah curah hujan tahunan) Kab. Jeneponto tergolong kering dihampir semua kecamatan, selain Kec Rumbia, Kelara dan sebagian Kec. Bangkala, yang tergolong agak basah. Kondisi iklim seperti ini mengindikasikan bahwa produktifitas berbagai jenis komoditas pertanian di Kabupaten Jeneponto akan menghadapi kendala kekurangan air yang ekstrim. Adapun Kondisi curah hujan wilayah ini yang diwakili oleh data dari 7 stasiun pencatat hujan yaitu, Allu, Balangloe, Jeneponto, Bisoloro, Loka, Malakaji dan Takalar, menunjukkan rata-rata curah hujan tahunan yang berkisar antara 1049– 3973 mm/tahun. Keadaan musim di Kabupaten Jeneponto pada umumnya sama dengan keadaan musim di daerah kabupaten lain yakni terdiri dari 2 (dua) musim yaitu hujan dan kemarau, musim hujan terjadi antara Bulan November sampai dengan Bulan April, sedangkan musim kemarau terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan Oktober.

Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari stasiun pencatat hujan, maka tipe iklim Kabupaten Jeneponto dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) tipe yaitu iklim D3 dan Z4 dengan bulan kering berkisar 5-6 bulan sedangkan bulan basah berkisar 1-3 bulan. Tipe yang ke 2 (dua) adalah C2 yang memiliki bulan basah 5-6 bulan dan bulan lembab 2-4 bulan.

(31)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

E. KONDISI UMUM PEMERINTAHAN 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah

Pembentukan organisasi perangkat daerah Pemerintah Kabupaten Jeneponto didasarkan pada ketentuan sebagai berikut : a. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 02 Tahun

2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli;

b. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 03 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah;

c. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 04 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah; d. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 05 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan;

e. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Jeneponto;

f. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 12 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Adapun Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Jeneponto sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah dimaksud di atas adalah sebagai berikut :

a. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 02 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli, yang terdiri dari:

1) Sekretariat Daerah;

2) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, mengkoordinasi :

a) Bagian Administrasi Pemerintahan Umum terdiri atas: - Sub Bagian Pengawasan, Tugas Pembantuan dan

(32)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Pemerintahan Desa;

- Sub Bagian Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat;

- Sub Bagian Kerjasama, Kependudukan dan Agraria. b) Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat terdiri atas:

- Sub Bagian Pendidikan dan Kesehatan;

- Sub Bagian Sosial, Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

- Sub Bagian Keagamaan.

c) Bagian Administrasi Kemasyarakatan terdiri atas; - Sub Bagian Kesatuan Masyarakat dan Politik; - Sub Bagian Pemuda dan Olahraga;

- Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat.

d) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol terdiri atas; - Sub Bagian Peliputan dan Pemberitaan;

- Sub Bagian Protokol dan Perjalanan; - Sub Bagian Santel dan PDE.

3) Asisten Ekonomi Pembangunan, mengkoordinasi :

a) Bagian Administrasi Pembangunan terdiri atas;

- Sub Bagian Perencanaan Pembangunan, Litbang dan Statistik;

- Sub Bagian Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata; - Sub Bagian Pekerjaan Umum.

b) Bagian Administrasi Sumber Daya Alam terdiri atas; - Sub Bagian Tanaman Pangan dan Holtikultura; - Sub Bagian Peternakan dan Perikanan;

- Sub Bagian Kehutanan dan Perkebunan. c) Bagian Administrasi Perekonomian terdiri atas;

- Sub Bagian Koperasi dan UKM;

- Sub Bagian Peternakan dan Perikanan; - Sub Bagian Kehutanan dan Perkebunan.

d) Bagian Administrasi Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup, terdiri atas;

(33)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

- Sub Bagian Pertambangan; - Sub Bagian Energi;

- Sub Bagian Lingkungan Hidup.

4) Asisten Administrasi Umum, mengkoordinasi :

a) Bagian Umum terdiri atas; - Sub Bagian Tata Usaha;

- Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga; - Sub Bagian Penghubung Pemerintah Kabupaten. b) Bagian Keuangan terdiri atas;

- Sub Bagian Data dan Analisa Keuangan; - Sub Bagian Pelaporan Keuangan;

- Sub Bagian Perencanaan Keuangan.

c) Bagian Hukum dan Perundang-undangan terdiri;

- Sub Bagian Peraturan Perundang-undangan dan Dokumentasi Hukum;

- Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM; - Sub Bagian Tindak Lanjut.

d) Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas; - Sub Bagian Kelembagaan;

- Sub Bagian Ketatalaksanaan dan Analisa Jabatan; - Sub Bagian SDM Aparatur.

5) Sekretariat DPRD terdiri atas :

a) Bagian Umum terdiri atas; b) Bagian Keuangan;

c) Bagian Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga;

d) Bagian Persidangan dan Perundang-undangan;

6) Staf Ahli Bupati:

a) Bidang SDM dan Kesejahteraan Masyarakat; b) Bidang Politik dan Keamanan;

c) Bidang Infrastruktur dan Sumber Daya Alam; d) Bidang Hukum dan Pemerintahan.

(34)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, yang terdiri dari:

1) Dinas Pendidikan :

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Manajemen Pendidikan Dasar, terdiri dari : (1) Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar;

(2) Seksi Evaluasi dan Kelembagaan;

(3) Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan;

d) Bidang Manajemen Pendidikan Menengah dan Kejuruan, terdiri dari :

(1) Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah dan Kejuruan; (2) Seksi Evaluasi dan Kelembagaan;

(3) Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan.

e) Bidang Manajemen Pendidikan Non Formal dan Pra Sekolah, terdiri dari :

(1) Seksi Pendidikan Non Formal; (2) Seksi Pendidikan Pra Sekolah; (3) Seksi Pembinaan Kursus dan UKS. f) Bidang Manajemen Ketenagaan, terdiri dari

(1) Seksi Tenaga Edukatif; (2) Seksi Tenaga Administrasi; (3) Seksi Pelatihan;

g) Bidang Manajemen Pemuda dan Olahraga terdiri atas; (1) Seksi Pembinaan Pemuda;

(2) Seksi Pengembangan Olahraga;

(3) Seksi Sarana Pembinaan Pemuda dan Olahraga. h) Kelompok Jabatan Fungsional.

2) Dinas Kesehatan:

(35)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari : (1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar; (2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; (3) Seksi Penunjang Pelayanan Kesehatan.

d) Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, terdiri dari :

(1) Seksi Pengendalian Penyakit Menular;

(2) Seksi Pengamatan Penyakit Tidak Menular, Iminisasi dan Kesehatan Mata;

(3) Seksi Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Kesehatan Kerja.

e) Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, terdiri dari : (1) Seksi Kesehatan Keluarga;

(2) Seksi Gizi Masyarakat;

(3) Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;

f) Bidang Bina Pelayanan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, terdiri dari;

(1) Seksi Pengamanan Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;

(2) Seksi Pengamanan Makanan, Minuman dan Kosmetika;

(3) Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;

g) Kelompok Jabatan Fungsional.

3) Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(36)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

(2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja, terdiri dari : (1) Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja;

(2) Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. d) Bidang Pengawasan dan Syarat Kerja, terdiri dari :

(1) Seksi Pengawasan dan PerlindunganTenaga Kerja; (2) Seksi Hubungan Industrial dan Jamsostek.

e) Bidang Rehabilitasi Sosial, terdiri dari : (1) Seksi Rehabilitasi Penyandang Cacat; (2) Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial.

f) Bidang Transmigrasi, terdiri atas:

(1) Seksi Penyiapan Permukiman dan Penempatan;

(2) Seksi Pengembangan Masyarakat Kawasan Transmigerasi.

g) Bidang Kesetiakawanan Sosial:

(1) Seksi Bantuan Sosial Penanggulangan Bencana dan Fakir Miskin;

(2) Seksi Usaha Pelayanan Kesejahteraan Sosial Kepahlawanan/ Keperintisan .

h) Kelompok Jabatan Fungsional.

4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian: (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari : (1) Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

(2) Seksi Pengujian dan Perizinan Kendaraan Bermotor. d) Bidang Teknis Sarana dan Prasarana, terdiri dari :

(1) Seksi Pembinaan Operasional, Peralatan dan Pemeliharaan;

(37)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

(2) Seksi Terminal dan Perparkiran. e) Bidang Perhubungan Laut, terdiri dari :

(1) Seksi Kepelabuhanan;

(2) Seksi Lalu Lintas Laut dan Perizinan.

f) Bidang Komunikasi dan Informatika, terdiri dari : (1) Seksi Komunikasi dan Pelayanan Mobile; (2) Seksi Penyajian Informasi;

(3) Perizinan Media Eloktronik. g) Kelompok Jabatan Fungsional.

5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Pendaftaran Penduduk, terdiri dari : (1) Seksi Identitas Kependudukan;

(2) Seksi Perpinshan Penduduk. d) Bidang Catatan Sipil, terdiri dari :

(1) Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian; (2) Seksi Pencatatan Perkawinan dan Perceraian;

(3) Seksi Pencatatan Perubahan dan Mutasi Data Akte Catatn Sipil.

e) Bidang Pengolahan Data dan Dokumen Kependudukan, terdiri dari:

(1) Seksi Sistem Teknologi Informasi dan Pelayanan Informasi;

(2) Seksi Analisa Data Pengolahan dan Dokumen Kependudukan.

f) Kelompok Jabatan Fungsional.

6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata :

a) Kepala Dinas;

(38)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Kebudayaan, terdiri dari : (1) Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan; (2) Seksi Kesenian Daerah;

(3) Seksi Adat dan Budaya Daerah. d) Bidang Pariwisata, terdiri dari;

(1) Seksi Sarana Pariwisata;

(2) Seksi Pembinaan Usaha Wisata; (3) Perizinan Wisata.

e) Bidang Promosi dan Pemasaran, terdiri dari: (1) Seksi Promosi Pariwisata;

(2) Seksi Pemasaran.

g) Kelompok Jabatan Fungsional.

7) Dinas Pekerjaan Umum:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Bina Teknik, terdiri dari : (1) Seksi Perencanaan Teknis;

(2) Seksi Peralatan dan Laboratorium. d) Bidang Bina Marga, terdiri dari :

(1) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan; (2) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. e) Bidang Cipta Karya, terdiri dari :

(1) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Air Bersih; (2) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Lingkungan

Perkotaan dan Perdesaan. f) Bidang Pengairan, terdiri dari :

(39)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

(2) Seksi Bina Manfaat, Operasional dan Pemeliharaan Pengairan.

g) Kelompok Jabatan Fungsional.

8) Dinas Tata Ruang dan Kebersihan:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Tata Ruang, terdiri dari : (1) Seksi Survey dan Pemetaan;

(2) Seksi Perencanaan, Pengendalian dan Pemanfaatan Tata Ruang;

(3) Seksi Perizinan dan Pengawasan Bangunan. d) Bidang Perumahan, terdiri dari :

(1) Seksi Pembiayaan dan Pembinaan Perumahan Formal dan Swadaya;

(2) Seksi Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman;

e) Bidang Kebersiahn, terdiri dari :

(1) Seksi Pengelolaan Persampahan dan Limbah Rumah Tangga;

(2) Seksi Kebersihan Jalan, Saluran dan Permukiman; (3) Seksi Penataan TPS dan TPA.

f) Bidang Pelayanan Umum dan Keindahan, terdiri dari : (1) Seksi Penataan dan Pemeliharaan Taman;

(2) Seksi Pemadam Kebakaran; (3) Seksi Pemakaman.

g) Kelompok Jabatan Fungsional.

9) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(40)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

(2) Sub Bagian Program; (3) Sub Bagian Keuangan; c) Bidang Koperasi, terdiri dari :

(1) Seksi Bina Lemabaga Koperasi; (2) Seksi Bina Usaha Koperasi;

d) Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdiri dari : (1) Seksi Bina Usaha Mikro;

(2) Seksi Bina Usaha Kecil dan Menengah.

e) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Koperasi dan UMKM, terdiri dari :

(1) Seksi Pengembangan Kewirausahaan;

(2) Seksi Pendidikan/Pengembangan Koperasi dan UMKM. f) Bidang Pembiayaan, terdiri dari :

(1) Seksi Fasilitasi Pembiayaan; (2) Seksi Pengawasan Simpan Pinjam. g) Kelompok Jabatan Fungsional.

10) Dinas Pertanian:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

c) Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari : (1) Seksi Produksi Padi dan Palawija; (2) Seksi Bina Usaha Tani;

(3) Seksi Intensifikasi.

d) Bidang Holtikultura, terdiri dari : (1) Seksi Produksi Holtikultura;

(2) Seksi Pengolahan Hasil dan Pemasaran; (3) Seksi Sarana dan Prasarana Holtikultura.

e) Bidang Pengolahan Lahan, Air dan Perlindungan Tanaman, terdiri dari :

(41)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

(2) Seksi Pengelolaan Air;

(3) Seksi Perlindungan Tanaman. f) Bidang Peternakan, terdiri dari :

(1) Seksi Produksi Ternak;

(2) Seksi Usaha dan Pengembangan Peternakan; (3) Seksi Kesehatan Hewan dan Retribusi.

g) K elompok Jabatan Fungsional.

11) Dinas Kehutanan dan Perkebunan:

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan. c) Bidang Kehutanan, terdiri dari :

(1) Seksi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah; (2) Seksi Pengawasan dan Perlindunagan Hutan; (3) Seksi Peredaran dan Usaha Hasil Hutan.

d) Bidang Inventarisasi dan Pengeloalan Daerah aliran Sungai, terdiri dari :

(1) Seksi Inventarisasi Pengukuran dan Pemetaan; (2) Seksi Monitoring dan Evaluasi DAS.

e) Bidang Perkebunan, terdiri dari :

(1) Seksi Produksi dan Perlindungan Tanaman; (2) Seksi Pengolahan dan Usaha Perkebunan; (3) Seksi Pengembangan Lahan Perkebunan. f) Kelompok Jabatan Fungsional.

12) Dinas Kelautan dan Perikanan :

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; (2) Sub Bagian Program;

(3) Sub Bagian Keuangan.

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  kontribusi  sektor  pertanian  masih  dominan  dalam  peningkatan  PDRB
Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  kontribusi  sektor  pertanian  masih  dominan  dalam  peningkatan  PDRB

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja petugas administrasi berdasarkan persepsi Petugas Puskesmas dan Masyarakat pada Puskesmas Sukmajaya Tahun 2009 dan

Hasil penelitian pada BUSN devisa dalam pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa faktor profil risiko dengan rasio Non Perform

Hasil dari pengujian hipotesis pertama, bahwa Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga, artinya semakin tinggi gaya hidup yang

Perlu pula digarisbawahi bahwa karena fokus disertasi ini adalah konstruksi patrilineal dalam hukum kewarisan Islam maka yang menjadi bagian dari perhatian disertasi ini

Prosedur pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah identifikasi bahan dan bakteri, sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan, sterilisasi ruang, kontrol

Bagian sebelumnya memperlihatkan daftar aktivitas perusahaan dan biaya yang terkait serta aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah bagi perusahaan, untuk itu,

R hitung Status R hitung Status 1 Dapat digunakan oleh pasien yang mengalami kesulitan menggenggam 0,764 Valid 0,852 Valid 2 Mudah dipasangkan pada tangan pasien 0,61 Valid 0,594

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Ahmad Yani Makassar menyalurkan kredit kepada nasabahnya dalam bentuk Kredit Usaha Kecil (KUK), penyaluran kredit ini dilakukan