• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

IV-1 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

BAB IV

ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

4.1. Permasalahan Pembangunan Kota Padangsidimpuan

Pemerintah Kota Padangsidimpuan telah melaksanakan berbagai program pembangunan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan hasil yang cukup menggembirakan. Namun sebagai Kota yang dinamis dan baru tumbuh Kota Padangsidimpun tentu saja masih memiliki berbagai permasalahan baik yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal yang terjadi sebagai dampak interaksi dan dinamika perkembangan berbagai sektor baik pada skala lokal Kota, regional maupun global dalam 5 (lima) tahun terakhir. Permasalahan – permasalah tersebut timbul karana banyaknya kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal atau adanya kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, serta ancaman yang tidak diantisipasi.

Perumusan masalah ini sangat penting untuk mendefenisikan visi dan misi pembangunan Kota Padangsidimpuan dan kemudian dapat dijabarkan menjadi tujuan dan sasaran pembangunan dan dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan sebagai jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Secara umum permasalahan dan tantangan yang dihadapi Kota Padangsidimpuan meliputi permasalahan dan tantangan yang terkait dengan kesehatan masyarakat, kapasitas dan kualitas pemerintahan, infrastruktur daerah, permasalahan pendidikan, dan daya saing ekonomi daerah.

(2)

IV-2 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

Gambar 4.1.

Pola Hubungan Permasalahan,

Visi dan Misi, dan Program Kepala Daerah

4.1.1 Permasalahan Kesehatan

Pembangunan kesehatan secara umum telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini misalnya di tandai dengan semakin menurunnya angka kematian bayi/1000 kelahiran, serta semakin meningkatnya trend angka harapan hidup masyarakat Kota Padangsidimpuan. Namum demikian masih ditemukan beberapa permasalahan yang perlu penyelesaian dan mendapat perhatian semua pemangku kepentingan antara lain: belum optimalnya pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan, belum optimalnya Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), keterbatasan jumlah dan mutu tenaga kesehatan, serta penyebarannya yang kurang merata. Pelayanan pada rumah sakit dan puskesmas juga masih perlu ditingkatkan kualitasnya. Masih tingginya angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan termasuk rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat ber Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penyelenggaraan

Permasalahan Kota Padangsidimpuan

Isu Strategis

Program kegiatan

Tujuan dan sasaran

(3)

IV-3 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

kesehatan di Kota Padangsidimpuan dikembangkan dengan mendorong promosi kesehatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kesehatan lingkungan dan perorangan, optimalisasi sistem jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Padangsidimpuan khususnya keluarga miskin, penerapan ISO pada fasilitas kesehatan, penyempurnaan sistem rujukan, optimalisasi kegawat daruratan, pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan, serta peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana kesehatan.

4.1.2 Permasalahan Pendidikan

Pendidikan merupakan syarat utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing Kota Padangsidimpuan. Penyelenggaraan pendidikan menjadi perhatian semua pemangku kepentingan baik Pemerintah Indonesia, Pemerintah Sumatera Utara, dunia usaha dan masyarakat. Permasalahan pendidikan ditandai masih kurangnya partisipasi orang tua (komite sekolah), kompetensi guru belum optimal, kurangnya minat baca para siswa dan guru, belum berfungsinya secara optimal perpustakaan daerah, kurangnya jam wajib guru, penyebaran guru belum merata, kopetensi lulusan masih rendah, masih lebih besarnya jumlah SMA di bandingkan SMK, serta masih rendahnya tingkat penggunaan Informasi dan Tekhnologi (IT) di sekolah.

Penyelenggaraan pendidikan di Kota Padangsidimpuan dikembangkan untuk mendorong peningkatan daya saing, melalui penyediaan sistem penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, penyediaan prasarana dan sarana pendidikan yang berkualitas, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengajaran yang handal, kualitas sumber daya manusia pendidik yang memadai, sistem pendidikan yang komprehensif, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan dan penerapan sistim rayonisasi dalam penerimaan peserta didik baru.

(4)

IV-4 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

4.1.3 Permasalahan Reformasi Birokrasi

Permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi antara lain belum optimalnya pelaksanaan konsep Reformasi Birokrasi secara efisien dan efektif. Belum optimalnya pembenahan birokrasi menyangkut perubahan sikap dan tingkah laku (mind set) seluruh aparat pemerintahan secara terpadu dan berkesinambungan. Belum optimalnya sinergitas yang baik antara lembaga pemerintah, maupun antara lembaga pemerintahan dengan dunia usaha dan masyarakat. Masih lemahnya kapasitas aparatur, serta belum adanya penataan struktur birokrasi, dan penataan distribusi pegawai negeri sipil.

Reformasi Birokrasi merupakan konsep dengan ruang lingkup yang luas, mencakup pembenahan struktural, prosedural, kultural, dan etika birokrasi. Birokrasi diharapkan menjadi pelayan masyarakat, abdi negara dan teladan bagi masyarakat. Pemerintah Kota Padangsidimpuan sudah melakukan berbagai program dalam rangka reformasi birokrasi, antara lain: Pembuatan fakta inegritas pejabat daerah, menjalin kerjasama dengan BPKP dalam hal pembinaan administrasi (diklat keuangan, diklat kepegawaian, diklat bidang pengawasan), serta penataan struktur birokrasi. 4.1.4 Permasalahan Keuangan Daerah

Pembangunan Kota Padangsidimpuan perlu didukung ketersediaan anggaran yang memadai. Mobilisasi sumber-sumber pendanaan pembangunan tidak saja bergantung pada sumber pembiayaan konvensional, akan tetapi perlu melihat sumber-sumber pembiayaan non-konvensional. Permasalahan umum dalam pembiayaan pembangunan Kota Padangsidimpuan adalah kurangnya kemampuan meningkatkan dan memobilisasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan daerah baik yang konvensional maupun non-konvensional. Hal ini terlihat dari: masih kurang

(5)

IV-5 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

optimalnya penerimaan daerah dari sektor pajak dan retribusi, masih banyaknya potensi daerah yang bisa meningkatkan PAD belum digali, belum berfungsinya BUMD secara optimal, masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi.

4.1.5 Permasalahan Sistem Transportasi

Pembangunan Transportasi di Kota Padangsidimpuan masih dihadapkan pada berbagai permasalahan antara lain kapasitas jalan yang tidak memadai (masih banyaknya jalan yang rusak), terbatasnya ketersediaan dan pelayanan angkutan umum, serta tidak berfungsi terminal secara terpadu.

Ketiga persoalan ini menyebabkan mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat menjadi terganggu, berkontribusinya pada peningkatan biaya mobilitas barang sektor primer (pertanian) dan tersier (perdagangan), serta rendanya tingkat investasi di Kota Padangsidimpuan.

4.1.6 Permasalahan Kemiskinan

Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, kemiskinan masih menjadi permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kota Padangsidimpuan. Menurut catatan BPS Kota Padangsidimpuan angka kemiskinan di Kota Padangsidimpuan mengalami fluktuatif tahun 2006 jumlah kemiskinan tercatat sebesar 12,22 % kemudian turun menjadi 10,91 % pada tahun 2007, meningkat kembali menjadi 11,61 % pada tahun 2008, kemudian turun menjadi 9,77 % pada tahun 2009, dan meningkat kembali menjadi 10,53 % pada tahun 2010.

(6)

IV-6 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

Selain menimbulkan masalah ekonomi, kemiskinan di Kota Padangsidimpuan seperti umumnya daerah-daerah lain disinyalir dapat menimbulkan pengaruh terhadap ketentraman dan ketertiban umum. Berbagai gangguan dan masalah sosial seringkali disebabkan karena tekanan kemiskinan. Apabila tidak ditangani dengan serius dan sistematis kondisi ini dapat menimbulkan ganggguan terhadap ketertiban umum. Penanganan masalah sosial ini tidak cukup hanya diserahkan pada pemerintah saja, akan tetapi dibutuhkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan terutama pemuka masyarakat, tokoh agama dan para pembina masyarakat di tingkat lokal.

4.1.7 Permasalahan Ketahanan Pangan.

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling hakiki bagi manusia. Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi agar kelangsungan hidup masyarakat terjaga dengan baik. Permasalahan ketahanan pangan yang perlu mendapat perhatian antara lain: kontinitas pemenuhan gizi masyarakat, aksesibilitas masyarakat atas pangan, pola konsumsi pangan, peningkatan mutu dan keamanan pangan, penguatan jalur distribusi pangan, dan kehandalan kelembagaan pangan dan gizi.

Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Kota Padangsidimpuan perlu upaya untuk meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan terutama kelembagaan yang menangani masalah pangan dan gizi. Dua indikator utama yang harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Padangsidimpuan dalam persoalan ketahanan pangan yakni, ketersedian bahan pangan, dan kemapuan masyarakat menjangkau bahan pangan yang berkualitas.

(7)

IV-7 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

4.1.8 Permasalahan Stabilitas ekonomi

Perekonomian makro daerah merupakan kondisi yang penting dalam pembangunan daerah. Dalam konteks ini stabilitas ekonomi merupakan faktor fundamental untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic growth). Perkembangan situasi stabilitas ekonomi saat ini tidak terlepas peran dari indikator makro ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, dan nilai tukar mata uang asing.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Kota Padangsidimpuan secara sektoral memperlihatkan sektor-sektor unggulan (yang mempunyai peran dominan dalam perekonomian Kota Padangsidimpuan) seperti: sektor perdagangan, dan jasa mengalami pertumbuhan yang relatif stabil, Kemudian untuk laju inflasi di Kota Padangsidimpuan terus mengalami fluktuatif, pada tahun 2007 BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa laju inflasi Kota Padangsidimpuan adalah sebesar 5,87 %, kemudian meningkat menjadi 12,34 % pada tahun 2008, mengalami penurunan secara drastis pada tahun 2009 yakni menjadi 1,87 %, meningkat kembali pada tahun 2010 menjadi 7,24 %, dan turun kembali pada tahun 2011 yakni menjadi 4,66 %. Namun kalau kita ambil rata-ratanya selama lima tahun terakhir tingkat inflasi di Kota Padangsidimpuan masih berada dibawah tingkat inflasi Sumatera Utara.

4.1.9 Permasalahan Pencemaran Lingkungan

Permasalahan pencemaran lingkungan dapat berdampak pada keberlanjutan Pembangunan Kota sehingga perlu diselesaikan secara komprehensif. Terdapat dua kelompok permasalahan pencemaran lingkungan di Kota Padangsidimpuan, yaitu persampahan dan penanganan polusi udara.

(8)

IV-8 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

Pengelolaan persampahan dihadapkan pada masalah meningkatnya produksi sampah Kota, sistem pengelolaan sampah yang belum terpadu, dan terbatasnya penyediaan tempat pemerosesan akhir. Peningkatan produksi sampah Kota merupakan konsekuensi logis dari pertambahan penduduk yang pada akhirnya meningkatkan konsumsi serta peningkatan aktivitas perkotaan. Pengelolaan sampah kota masih dilaksanakan dengan paradigma “membuang sampah” belum pada “mengolah sampah” dari sumbernya. Dengan kata lain masyarakat belum didorong sepenuhnya untuk melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3 R (reduce, reuse, recycle). Sedangkan penyediaan Tempat Pemerosesan Akhir (TPA) sampah dihadapkan pada keterbatasan lahan. Sumber utama pencemaran udara berasal dari emisi kendaraan bermotor. Polusi udara berpengaruh pada penurunan kualitas kesehatan penduduk yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas daerah.

4.1.10 Permasalahan Perdagangan dan Jasa

Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa serta pusat kegiatan Wilayah Tabagsel memerlukan pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang memadai dan mencukupi agar dapat bersaing dengan Kota/Daerah lain diwilayah Tabagsel. Untuk mewujudkan fungsi Kota Perdagangan dan Jasa serta pusat kegiatan wilayah tersebut permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah persiapan infrastruktur guna menghadapi aktivitas perdagangan baik dalam maupun luar Kota Padangsidimpuan. Posisi strategis Kota Padangsidimpuan terhadap perekonomian Tapanuli Bagian Selatan membutuhkan dukungan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dan instrumen pembangunan untuk melangsungkan kegiatan perekonomian regional dan aktivitas jasa keuangan dan jasa lainnya perlu ditingkatkan di masa yang akan datang, Kota Padangsidimpuan dihadapkan pada tantangan untuk mengakomodir dan melayani kebutuhan dunia usaha secara lebih baik dan berkelanjutan.

(9)

IV-9 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

Oleh karena itu, ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) dan infrastruktur publik yang mencukupi dan memadai serta berdaya saing didukung dengan kebijakan publik yang kondusif akan dapat mendukung iklim investasi secara berkelanjutan.

4.1.11 Permasalahan Iklim Investasi

Iklim investasi Kota Padangsidimpuan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal dapat dilihat dari situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, kenyamanan investor dalam mengurus 28 proses perizinan termasuk bea pajak dan retribusi yang dikenakan, akses terhadap bahan baku serta potensi pasar lokal dalam menyerap hasil produksi. Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Padangsidimpuan secara umum masih dalam kendali penuh aparatur terkait. Pada umumnya kondisi kamtibmas berkaitan dengan permasalahan ekonomi, sosial, dan budaya yang akhirnya melahirkan munculnya permasalahan kriminalitas, penyandang masalah sosial, dan pada akhirnya menjadi gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Selama tahun 2006-2009, di wilayah Kota Padangsidimpuan tidak terjadi gangguan yang sifatnya mengarah kepada konflik berbasis SARA, anarkisme maupun separatisme, tetapi lebih kepada penanganan gangguan sosial yang merupakan tindak pidana murni: pencurian, penganiayaan, perjudian dan lain – lain yang levelnya masih berada pada batas yang normal.

Selanjutnya, selain permasalahan perizinan, keamanan ketertiban, dan kepastian hukum, dalam perbaikan iklim investasi juga dipengaruhi oleh kondisi dan ketersediaan infrastruktur: Infrastruktur yang perlu mendapat perhatian adalah jalan dan sistem transportasi, pasar dan pusat perdagangan. Permasalahan lainnya adalah jaminan ketersedian bahan baku, sinergisitas antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mewujudkan perbaikan iklim investasi.

(10)

IV-10 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

4.1.12 Permasalahan Daya Saing Daerah.

Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dan produktivitas total daerah. Dari sisi daya beli masyarakat, BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa pada tahun 2011 daya beli masyarakat Kota Padangsidimpuan mencapai Rp. 500.000 dari data pola konsumsi menunjukkan bahwa pada rentang tahun 2007 – 2011, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk belanja non makanan rata-rata adalah mencapai 43.02 % sedang pengeluaran untuk makanan rata-rata adalah 56.98 %. Masih lebih besarnya proporsi belanja makanan dibanding dengan proporsi belanja bukan makan menunjukkan bahwa situasi kehidupan ekonomi masyarakat Kota Padangsidimpuan masih berada dalam level yang menengah, namun semakin mengecilnya perbadingan proporsi dua jenis pengeluaran tersebut dapat dijadikan indikator bahwa tingkat kehidupan ekonomi masyarakat Kota Padangsidimpuan terus mengalami perbaikan dan peningkatan.

4.2. Isu – Isu Strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian penting /keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/ keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang.

(11)

IV-11 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

Dalam menentukan data atau informasi yang akan dijadikan isu strategis dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut: 1) Memiliki pengaruh yang besar/ signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional; 2) Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; 3) Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap publik; 4) Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah; 5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan 6) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

4.2.1 Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat

Peningkatan kualitas pembangunan kesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan kesehatan dilakukan melalui peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata kelola meliputi: peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan, kualitas tenaga medis dan paramedis, perbaikan sistem pelayanan dengan memperhatikan keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan untuk seluruh masyarakat Kota Padangsidimpuan termasuk masyarakat miskin dan kelompok masyarakat berkebutuhan khusus.

Mengingat keadaan kemampuan Kota Padangsidimpuan terutama dari aspek sosial ekonomi, maka perlu dibangun sinergitas antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Kota Padangsidimpuan.

4.2.2 Peningkatan Kualitas Pendidikan

Pembangunan sektor pendidikan mempunyai peran penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini, dilakukan melalui peningkatan kelembagaan sumber daya manusia dan

(12)

IV-12 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

tata laksana yang meliputi penyediaan prasarana dan sarana, peningkatan kualitas tenaga pendidik, pengelolaan sistem pendidikan yang berkualitas dan pembiayaan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, diperlukan pertimbangan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Mengingat pentingnya pengembangan kualitas pendidikan, maka perlu dibangun sinergitas antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat guna terselenggaranya pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi masyarakat.

4.2.3 Optimalisasi Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi mempunyai peran yang penting dalam pembangunan daerah, ia tidak saja akan berkontribusi pada lahirnya pemerintahan yang efektif, efiesien, bersih, dan berwibawa, tetapi juga akan berkontribusi pada peningkatan pelayanan publik, yang pada akhirnya juga akan berkontribusi pada percepatan laju pembangunan daerah. Untuk mewujudkan hal ini, maka akan dilakukan peningkatan kelembagaan sumber daya manusia dan tata laksana yang meliputi penyediaan prasarana dan sarana, peningkatan kualitas aparatur, peningkatan sistem pengawasan dan pengendalian internal, peningkatan manajemen kepegawaian, sistem seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan promosi PNS secara terbuka, pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah (e-Government), penyederhanaan sistem perizinan dan non perizinan, serta peningkatan remunerasi berdasarkan "merit system".

4.2.4 Peningkatan Kemampuan Ekonomi Daerah.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) maupun PAD Kota Padangsidimpuan dalam 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang terus meningkat demikian halnya dengan nilai pendapatan perkapita penduduknya. Investasi

(13)

IV-13 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

di bidang ekonomi khususnya jasa dan perdagangan juga menunjukkan perkembangan yang meningkat, ditandai semakin besarnya kontribusi sektor ini pada PDRB Kota Padangsidimpuan.

Kendati demikian berbagai persoalan menyangkut kemampuan ekonomi Kota Padangsidimpuan masih sangat terasa. Nilai PAD Kota Padangsidimpuan masih sangat kecil dibanding total APBD, sehingga pembiayaan pembangunan Kota padangsidimpuan masih sangat tergantung pada sumber dana dari luar. Peningkatan kemampuan ekonomi Kota Padangsidimpuan dapat dilakukan dengan upaya intensifikasi, esktensifikasi dan diversifikasi pemungutan pajak atau retribusi, peningkatan kemampuan BUMD, serta bagi hasil daerah dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (berdasarkan undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah).

4.2.5 Pengentasan Kemiskinan Dan Perluasan Kesempatan Kerja

Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama pembangunan daerah. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat maka pembangunan ekonomi diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan pengendalian stabilitas harga kebutuhan pokok. Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi dilakukan melalui prinsip pengembangan ekonomi yang seimbang dengan menerapkan konsep pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment dengan memperhatikan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan ekonomi ini juga disinergikan dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangungan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Millenium Development Goals (MDGs).

(14)

IV-14 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

Dalam upaya mengurangi jumlah penduduk miskin di Kota Padangsidimpuan, diperlukan keberpihakan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah termasuk pedagang informal baik melalui kebijakan maupun penyediaan fasilitas dan modal kerja.

4.2.6 Pembenahan Infrastruktur Daerah Terutama Jalan, Terminal, Dan Pusat Perdagangan (Pasar)

Dalam mewujudkan Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Jasa dan Perdagangan serta pusat kegiatan wilayah Tapanuli Bagian Selatan, maka diperlukan pembenahan infrastruktur daerah terutama menyangkut jalan, terminal dan pusat perdagangan (pasar). Pembenahan ini diharapkan akan mampu memperlancar kegiatan produksi, distribusi barang dan jasa serta peningkatan aksebilitas bagi manusia ataupun barang dan jasa. Selain itu pembenahan infrastruktur ini juga diharapkan dapat meningkatkan PAD Kota Padangsidimpuan dengan memanfaatkan posisi strategis Kota Padangsidimpuan sebagai kota tujuan dari daerah-daerah lain seperti: Madina, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Palas, dan Paluta. Khusus pada soal pembenahan infrastruktur jalan terutama dari dan ke Kota Pasangsidimpuan diperlukan kerja sama antar wilayah: Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Palas, Paluta Dan Madina.

4.2.7 Penguatan Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan salah satu fokus dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan ketahanan pangan diharapkan dapat mendukung ketahanan sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan serta ketahanan nasional. Dalam mewujudkan ketahanan pangan, diperlukan penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan tata laksana dengan mengedepankan

(15)

IV-15 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, ketersediaan ketahanan pangan, akses atau keterjangkauan pangan, serta distribusi dan diversifikasi pangan. Untuk itu diperlukan sinergitas pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dengan mengedepankan kerjasama antar daerah, antar lembaga penelitian, serta penegakan hukum.

4.2.8 Peningkatan dan Perbaikan Iklim Investasi

Iklim investasi yang kondusif merupakan faktor penting untuk meningkatkan investasi di Kota Padangsidimpuan. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu pembenahan kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana yang meliputi: penyempurnaan sistem dan prosedur berinvestasi, transparansi informasi bisnis, peningkatan pelayanan, persaingan usaha yang sehat, pemberian insentif, stabilitas ketentraman dan ketertiban, ketersediaan tenaga kerja, kepastian hukum dan infrastruktur pendukung. Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam skala nasional, regional, dan lokal yang meliputi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dengan prinsip kemitraan. Untuk memastikan bahwa investasi yang dikelola memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat, perlu dilakukan integrasi serta kajian mendalam pada investasi yang telah dan akan dilakukan, baik investasi yang bersifat fisik maupun non fisik.

4.2.9 Peningkatan Daya Saing Daerah

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan Kabupaten/Kota lainnya yang berdekatan. Aspek daya saing daerah terdiri

(16)

IV-16 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.

4.3 Hubungan Isu Strategis Kota Padangsidimpuan dengan Prioritas Kebijakan Nasional, Prioritas Kebijakan Sumatera Utara, dan Arahan Dalam RPJPD Kota Padangsidimpuan Tahun 2005-2025.

Isu strategis Kota Padangsidimpuan diatas sebelum menjadi tujuan, arah kebijakan, dan program kegiatan pembagunan perlu ditelaah apakah memiliki relevansi dengan prioritas kebijakan nasional, prioritas kebijakan Sumatera Utara, dan arahan dalam RPJPD Kota Padangsidimpuan tahun 2005-2025, sebab seperti yang sudah dikemukakan di awal capaian pembangunan Kota Padangsidimpuan sangat bergantung pada sinergitas dan dukungan pemerintah pusat dan provinsi.

Tabel 4.2

Hubungan Isu Strategis Kota Padangsidimpuan dengan Prioritas Kebijakan Nasional, Prioritas Kebijakan Sumatera Utara, dan Arahan

Dalam RPJPD Kota Padangsidimpuan Tahun 2005-2025 Prioritas Nasional Isu Strategis Sumatera Utara Arahan RPJPD Kota Padangsidimpuan

Isu Strategis Kota Padangsidimpuan Reformasi Birokrasi dan tata Kelola Peningkatan pelayanan publik

Peningkatan daya beli masyarakat Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Pendidikan Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan Pengembangan ekonomi pertanian Peningkatan kualitas pendidikan Kesehatan Peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan

Peningkatan kualitas pendidikan

Optimalisasi reformasi birokrasi

(17)

IV-17 RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017

Penanggulangan Kemiskinan

Peningkatan daya beli masyarakat Peningkatan kualitas dan aksestabilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Ketahanan pangan Pengurangan angka kemiskinan Perluasan lapangan kerja, dan peningkatan sumberdaya tenaga kerja

Pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja Infrastruktur Pembangunan kawasan ekonomi khusus Pembangunan infrastruktur daerah Pembenahan infrastruktur daerah terutama jalan, terminal, dan pusat perdagangan (pasar) Iklim investasi dan Iklim usaha Pembenahan infrastruktur jalan Pengembangan ssstem transportasi terpadu Penguatan ketahanan pangan Energi Pembangunan sitem

transportasi publik Persebaran pembangunan daerah Peningkatan dan perbaikan iklim investasi Lingkungan hidup Pembenahan pelabuhan . Peningkatan daya saing daerah Daerah tertinggal, Terdepan, terluar, Dan pasca konflik Pembangunan dan pengembangan kawasan industri kabupaten/kota Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi teknologi Peningkatan kerja sama antar lembaga

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perencanaan strategis yang terkait permasalahan dan isu- isu strategis yang akan menjadi prioritas penyelenggaraan tugas dan fungsi Kecamatan Kajuara Kabupaten

Perda RPJMD Kab.Takalar 2017-2022 IV-32 menunjukkan bahwa dari Tahun 2013 s/d 2015 sebanyak 16 kali dan Tahun 2016 sebanyak 21 kali sedangkan Tahun 2017 mengalami

Seiring dengan isu strategis tersebut, kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan manajemen usaha

Permasalahan lainnya yang masih dihadapi Gresik adalah masih adanya masyarakat yang kekurangan gizi (undernutrition) dan kerdil (stunting). Penyelesaian permasalahan ini

Dengan menggunakan kurva non-standar pada Star System ETAP yang ditunjukkan pada gambar 4.11, maka dapat dilakukan pengambilan data arus dan waktu yang akan digunakan

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan berbeda yaitu P1 (pakan pelet apung), P2 (pakan pellet tenggelam),

Analisis des- kriptif dengan menyajikan gambar dan grafik di- lakukan terhadap sebaran ukuran panjang dan bobot ikan yang tertangkap, hubungan panjang dan bobot, hubungan

Oleh sebab itu setiap mahasiswa wajib menguasai komputer dan perlu adanya suatu inovasi atau penerapan teknologi media pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa menguasai