• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. UPT. Daerah Aliran Sungai. Klasifikasi. Kriteria. Pengelolaan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. UPT. Daerah Aliran Sungai. Klasifikasi. Kriteria. Pengelolaan."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

No.93, 2008

DEPARTEMEN KEHUTANAN. UPT. Daerah

Aliran Sungai. Klasifikasi. Kriteria. Pengelolaan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN

NOMOR: P.67/Menhut-II/2008

TENTANG

KRITERIA DAN KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEHUTANAN,

Menimbang

: bahwa dalam rangka meningkatkan klasifikasi Unit

Pelaksana Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai pada

Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan

Sosial sehingga sesuai dengan beban tugas yang

diembannya maka perlu ditetapkan kriteria dan klasifikasi

Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

dengan Peraturan Menteri Kehutanan;

Mengingat

: 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi

Sumber

Daya

Alam

Hayati

dan

Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3419);

2. Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan ( Lembaran Negara Republik Indonesia

(2)

Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2004

tentang

Penetapan

Peraturan

Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1999

tentang

Kehutanan

menjadi

Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4412);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 207 tentang

Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696),

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan

Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

5. Peraturan Presiden Nomor 89 Tahun 2007 tentang

Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

6. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004

tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu,

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir

dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun 2007;

7. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia,

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;

(3)

8. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang

Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian

Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah

beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 50 Tahun 2008;

9. Keputusan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur

Negara Nomor 62/KEP/ M.4/7/2003 tentang Pedoman

Organisasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

Departemen

dan

Lembaga

Pemerintah

Non

Departemen;

10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Kehutanan, sebagaimana telah beberapa kali diubah,

terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P. 64/Menhut-II/2008;

Memperhatikan : Hasil pembahasan dengan Kantor Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Tanggal 4 November

2008.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

: PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG

KRITERIA DAN KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA

TEKNIS

PENGELOLAAN

DAERAH

ALIRAN

SUNGAI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud :

1. Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah yang bentuk dan sifat alamnya

sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan ekosistem dimana

sungai dan anak-anak sungai berfungsi menampung air yang berasal dari

curah hujan dan sumber air lainnya dan kemudian dialirkan melalui sungai

utama yang selanjutnya bermuara ke danau atau ke laut.

(4)

2. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai adalah upaya dalam mengelola hubungan

timbal balik antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia di dalam

Daerah Aliran Sungai dan segala aktivitasnya untuk mewujudkan

kemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan pembangunan dan

kelestarian ekosistem Daerah Aliran Sungai serta kesejahteraan masyarakat.

3. Unsur pokok merupakan obyek dan potensi Daerah Aliran Sungai serta

kegiatan operasional yang dapat menggambarkan kinerja Unit Pelaksana

Teknis.

4. Unsur Penunjang merupakan perangkat keras sebagai salah satu unsur

pendukung keberhasilan kinerja Unit Pelaksana Teknis.

BAB II

KRITERIA DAN KLASIFIKASI

Pasal 2

Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

ditetapkan berdasarkan kriteria berupa hasil penilaian terhadap seluruh

komponen yang berpengaruh pada beban kerja.

Pasal 3

Kriteria penilaian Unit Pelaksana Teknis Daerah Aliran Sungai sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari unsur pokok dan unsur penunjang.

Pasal 4

Unsur pokok dan unsur penunjang kegiatan operasional dikelompokkan

berdasarkan penilaian terhadap pencapaian 5 (lima) Misi Direktorat Jenderal

Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial dalam Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai yaitu :

1. Menyiapkan rumusan kebijakan dalam bidang pengelolaan Daerah Aliran

Sungai, rehabilitasi hutan dan lahan, perhutanan sosial dan perbenihan

tanaman hutan;

2. Melaksanakan kebijakan dalam bidang pengelolaan Daerah Aliran Sungai,

rehabilitasi hutan dan lahan, perhutanan sosial, dan perbenihan tanaman

hutan;

3. Menyiapkan rumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur

tentang pengelolaan Daerah Aliran Sungai, rehabilitasi hutan dan lahan,

perhutanan sosial, dan perbenihan tanaman hutan;

(5)

4. Memberikan bimbingan teknis serta evaluasi tentang pengelolaan Daerah

Aliran Sungai, rehabilitasi hutan dan lahan, perhutanan sosial dan

perbenihan tanaman hutan;

5. Menyelenggarakan sistem administrasi yang tertib dan bertanggung jawab.

Pasal 5

Unsur pokok kegiatan operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri

dari:

a. Jumlah

unit

wilayah

sasaran

perencanaan

pengelolaaan

DAS

Terpadu/Rencana Makro;

b. Jumlah Sub Daerah Aliran Sungai;

c. Jumlah Rencana Teknik Tahunan (RTT) RHL yang dinilai;

d. Jumlah Rancangan Teknis RHL yang dinilai;

e. Luas Daerah Aliran Sungai;

f. Luas lahan kritis;

g. Tipologi Daerah Aliran Sungai;

h. Jumlah kabupaten dalam wilayah kerja UPT Balai Pengelolaan Daerah

Aliran Sungai;

i. Jumlah bangunan vital pengairan (waduk, danau) di wilayah kerja UPT;

j. Jangkauan pelayanan kegiatan UPT;

k. Pengembangan areal model;

l. Konservasi tanah dan air sipil teknis;

m. Konservasi tanah dan air vegetatif;

n. Stasiun Pengamat Arus Sungai (SPAS);

o. Forum Multi Stakeholder Pengelolaan DAS;

p. Keterwakilan pulau/region;

q. Nilai strategis BP DAS.

Pasal 6

(6)

a. Jumlah tenaga teknis, fungsional dan administrasi yang melaksanakan tugas

dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;

b. Jumlah tenaga fungsional yang melaksanakan tugas Unit Pelaksana Teknis

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang berpendidikan S1 ke atas;

c. Tenaga administrasi yang melaksanakan tugas dan fungsi Unit Pelaksana

Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;

d. Sarana yang mendukung pelaksanaan tugas Unit Pelaksana Teknis Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;

e. Prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas Unit Pelaksana Teknis Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;

f. Dukungan keuangan yang dibutuhkan dalam pendanaan pelaksaan tugas

pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai.

BAB III

PEMBOBOTAN

Pasal 7

(1) Unsur pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 3 diberi bobot 80%.

(2) Unsur penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 4 diberi bobot

20%.

Pasal 8

Tata cara penilaian untuk setiap unsur dari kriteria dan klasifikasi Unit

Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai adalah sebagaimana

tercantum pada lampiran Peraturan Menteri Kehutanan ini.

BAB IV

KLASIFIKASI

Pasal 9

(1) Penilaian Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

dilakukan berdasarkan unsur pokok dan unsur penunjang pada

masing-masing unit organisasi.

(2) Penetapan klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah

Aliran Sungai dilakukan berdasarkan jumlah nilai akhir unsur pokok dan

unsur penunjang pada masing-masing unit organisasi.

(7)

Pasal 10

Berdasarkan jumlah nilai akhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2),

maka Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Balai Besar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;

b. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Pasal 11

Batasan nilai untuk masing-masing Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, ditetapkan

sebagai berikut :

a. Ditingkatkan menjadi setingkat eselon IIB bila jumlah nilai akhir unsur

pokok dan unsur penunjang berkisar antara 80-100.

b. Tetap menjadi Unit Pelaksana Teknis setingkat eselon IIIA bila jumlah nilai

akhir unsur pokok dan unsur penunjang adalah kurang dari 80.

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 12

Bardasarkan klasifikasi sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 10, Menteri

Kehutanan menetapkan organisasi dan tata kerja serta klasifikasi Unit Pelaksana

Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dengan peraturan tersendiri

setelah mendapat persetujuan dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara.

Pasal 13

Dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan strategis dan kinerja

organisasi maka klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah

Aliran Sungai dievaluasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun.

Pasal 14

Perubahan atas kriteria dan klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai menurut peraturan ini ditetapkan oleh Menteri Kehutanan

setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara.

(8)

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

Peraturan Menteri Kehutanan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Kehutanan ini

diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 11 Desember 2008

MENTERI KEHUTANAN,

H. M. S. KABAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 17 Desember 2008

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

(9)

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN

NOMOR

: P.67/Menhut-II/2008

TANGGAL : 11 Desember 2008

TATA CARA PENENTUAN KRITERIA DAN KLASIFIKASI

BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

Pengklasifikasian Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

berdasarkan pada jumlah nilai akhir dari kriteria yang telah ditentukan, yaitu unsur pokok

dan unsur penunjang dari masing-masing unit.

I. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui pemeriksaan pada seluruh Unit Pelaksana Teknis

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Data dan informasi yang yang dikumpulkan

bersumber dari:

a) Peta, antara lain: Peta Wilayah Kerja, Peta Penutupan Lahan, Peta Iklim, Peta

Kontur, Peta Hidrologi dan DAS, Peta Tanah, Peta Sebaran Lahan Kritis dengan

skala yang memadai;

b) Laporan Hasil Kegiatan atau Laporan Tahunan Setiap Unit Pelaksana Teknis;

c) Laporan Mutasi Kepegawaian;

d) Prosedur Operasional Baku (Standard Operating Procedure=SOP);

e) Wawancara dan konsultasi dengan pejabat Struktural dan aparat Unit Pelaksana

Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai terkait;

f) Pengisian kuesioner;

II. Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan

kualitatif, yakni dengan cara pemeringkatan dan pembobotan pada setiap indikator

yang digunakan. Dalam hal ini unsur pokok pelaksanaan tugas dan fungsi Unit

Pelaksana Teknis Pengelolaan Daerah Aliran Sungai diberikan bobot sebesar 80%,

sedangkan unsur penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai diberikan bobot sebesar 20%. Nilai akhir merupakan

jumlah seluruh hasil perkalian skor dengan bobot setiap indikator yang secara

matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

UK

=

= n i i i

w

C

1

.

UJ

=

= n i i i

w

J

1

.

TS

=

UK

+

UJ

(10)

Keterangan:

UK

=

nilai akhir pada unsur pokok

UJ

=

nilai akhir pada unsur penunjang

C

i

=

skor indikator unsur pokok ke-i

J

i

=

skor indikator unsur penunjang ke-i

w

i

=

bobot indikator ke-i

TS

=

jumlah nilai akhir

Berdasarkan nilai pencapaian skor performa maka kriteria tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Ditingkatkan menjadi UPT setingkat Eselon IIB bila skor yang dicapai berkisar

antara 80 - 100.

b) Tetap sebagai UPT setingkat Eselon IIIA bila skor yang dicapai adalah kurang dari

80.

MENTERI KEHUTANAN,

(11)

In

d

ik

at

o

r

d

an

Pe

n

il

ai

an

U

n

su

r

P

o

ko

k

d

an

Un

su

r

P

enu

n

ja

n

g

B

al

a

i Pe

n

g

el

o

laa

n

D

a

er

a

h

A

lir

a

n

S

u

n

g

ai

1 2 3 4 5 6 7 8 U N S U R P O KOK R end ah 0,2 U PT BP D A S m en ang an i p eng el ol aa n < 10 D AS /S WP Se da ng 0,6 U PT BP D A S m en ang an i p eng el ol aa n 10-20 D A S/ SWP Ti nggi 1,0 U PT BP D A S m en ang an i p eng el ol aa n > 20 D AS /S WP R end ah 0,2 Ju m la h Sub D AS y ang d ib in a U PT BP D AS < 20 Sub D AS Se da ng 0,6 Ju m lah Sub D AS ya ng di bi na U PT BP D AS 20– 40 Sub D AS Ti nggi 1,0 Ju m la h Sub D AS y ang d ib in a U PT BP D AS > 40 Sub D AS R end ah 0,2 U PT BP D A S m en ang an i p en ilaia n re nc an a < 10 RTT Se da ng 0,6 U PT BP D A S m en ang an i p en ilaia n re nc an a 10 - 15 RTT Ti nggi 1,0 U PT BP D A S m en ang an i p en ilaia n re nc an a > 15 RTT R end ah 0,2 U PT BP D AS m en an ga ni pe ni laian ra nc ang an < 50 R an ca ng an T ek nik Se da ng 0,6 U PT BP D AS m en ang ani pe nila ian ra nc ang an 50-100 R an ca ng an T ek nik Ti nggi 1,0 U PT BP D AS m en ang ani pe nila ian ra nc ang an > 100 R an ca ng an T ek nik R end ah 0,2 Lu as D A S y ang d ita ng an i U PT < 4 jt ha Se da ng 0,6 Lu as D AS ya ng di ta ng ani U PT be rk is ar ant ara 4 jt ha hi ngg a 5 jt ha Ti nggi 1,0 Lu as D A S y ang d ita ng an i U PT > 5 jt ha R end ah 0,2 Pr op or si lu as la ha n kr iti s pa da su atu D AS < 10% Se da ng 0,6 Pr op or si lu as la han kr itis pa da su atu D AS be rk is ar an ta ra 10 % –2 0% Ti nggi 1,0 Pr op or si lu as la ha n kr iti s pa da su atu D AS > 20% Kele st ar ia n D AS s ang at t er ga ntung d ar i l ua s la ha n k rit is y ang a da . Se m ak in lu as la ha n k rit is m ak a fun gs i h id ro -or ol og i su atu D AS a ka n se m ak in bu ru k. S ala h sa tu tug as U PT D AS a da la h m eng em ba lik an fungs i h id ro -o ro lo gi s su atu k aw as an s eh ingg a se m ak in lu as la ha n kr iti s m enuntut int ens ita s ke rj a ya ng s em ak in b er at 6 6 Lu as L ah an K rit is Pr op or si lu as la ha n k rit is te rh ad ap t ot al lu as D AS y ang ha rus d ik el ola o le h U PT BP D AS 4 5 Lu as D AS Lu as D AS y ang m en ja di ta nggung ja w ab U PT d al am pele st ar ia nn ya 4 4 Ju m la h R an ca ng an T ek ni s R H L ya ng d in ilai Ju m la h R an ca ng an T ek ni s ya ng d ita ng an i/ di nil ai Pe nil aia n R an ca ng an T ek ni k R H L y ang d isus un o le h D in as Ka bup at en /k ot a m en ja di s al ah s atu t an ggung ja w ab BP D A S ag ar se su ai d eng an k eb ija ka n, p ed om an d an k ai da h-kai da h pe ng el ol aa n D AS d an R H L, S em ak in lu as la ha n kr iti s da n ka bup at en y an g te rc ak up , s em ak in b an ya k R an ca ng an T ek ni k ya ng h ar us d in ilai BP D AS Lu as D AS y ang s em ak in b es ar a ka n m en am ba h be ba n ya ng se m ak in b er at b ag i U PT k ar en a se m ak in k om ple ks p erm as al ah an ya ng h ar us d is ele sa ik an d ala m r ang ka p ele st ar ia n D AS 6 3 Ju m la h R en ca na T ek ni k Ta hun an ( R TT ) R H L ya ng di nil ai Ju m la h R TT y ang di ta ng an i/ di nil ai /d iri vew 5 Sub D AS y ang m em ili ki k ar ak te rist ik t er se nd iri y ang b er be da de ng an S ub D AS lai nn ya m er up ak an s as ar an untu k pe re nc an aa n da n ev al ua si y ang le bi h de tail s eh ingg a se m ak in b an ya k Sub D A S ya ng h ar us d ita ng an i m em er lu ka n int ens ita s pe ng el ol aa n ya ng le bi h be sa r di ba nd ing y ang le bi h re nd ah Pe nil aia n R en ca na T ek ni k Ta hun an ( RT T) R H L y ang d is us un o le h D in as K abup at en /K ot a m en ja di s al ah s atu t anggung ja w ab BP D AS ag ar s esu ai d eng an k eb ija ka n, p ed om an d an k ai da h-ka id ah pe ng el ola an D A S, S em ak in b an ya k k abup at en y ang t er ca kup , se m ak in b an ya k R TT y ang h ar us d in ila i BP D AS sk or B o b ot 1 Ju m la h un it w ila ya h sa sa ra n pe re nc an aa n pe ng el ol aa n D AS t er pa du / re nc an a M ak ro Ju m la h D AS / SW PD A S y ang m en ja di c ak up an w ila ya h pe re nc an aan 5 D er a jat D es kr ip si P en ge rti an N o In di kat or S u b st a n si T u g as 2 Ju m la h Sub D AS To ta l j um la h Sub D AS y ang be ra da d ib aw ah k ew en ang an pe ng el ola an U PT BP D AS U ni t w ila ya h sa sa ra n pe re nc an aa n pe ng el ol aaa n D AS b er up a D A S at au s atu an w ila ya h pe ng el ol aa n D A S y ang s em ak in b an ya k m ak a ak an s em ak in b es ar int ens ita s da n fr ek ue ns i p er en ca na an s eh in gg a be ba n U PT a ka n se m ak in b er at

(12)

R end ah 0,2 R es iko an ca m an re nd ah jika cu rah hu jan ra ta -r ata < 10 00 m m /th d an n ila i Q > 60% Se da ng 0,6 R es iko an ca m an se da ng jika cu rah hu jan ra ta -r ata 10 00– 20 00 mm /th d an n ilai Q = 14 .4 % –60% Ti nggi 1,0 R es iko an ca m an tinggi jika ju m lah cu rah hu jan ra ta -r ata > 20 00 m m /th d an n ila i Q < 14 .4% R end ah 0,2 R es iko an ca m an re nd ah jika pr op or si lu as la han pe ka er os i < 10% Se da ng 0,6 R es iko an ca m an se da ng jika pr op or si lu as la han pe ka er os i 1 0% – 25% Ti nggi 1,0 R es iko an ca m an tinggi jika pr op or si lu as la han pe ka er os i > 25% R end ah 0,2 Ji ka tutup an v eg et as i > 30% Se da ng 0,6 Ji ka tutup an v eg et as i 2 0– 30% Ti nggi 1,0 Ji ka tutup an v eg et as i < 20% R end ah 0,2 Pro po rs i l ua s ar eal c ur am d an t er jal < 10% Se da ng 0,6 Pro po rsi lu as ar eal cu ram dan te rj al be ki sar ant ara 10 –25% Ti nggi 1,0 Pro po rs i l ua s ar eal c ur am d an t er jal > 25% R end ah 0,2 Ke pa da ta n pe ndudu k < 10 0 jiw a/ km 2 Se da ng 0,6 Ke pa da ta n pe ndudu k 100 –2 00 ji w a/ km 2 Ti nggi 1,0 Ke pa da ta n pe ndudu k > 20 0 jiw a/ km 2 R end ah 0,2 Ju m lah ka bup at en da lam w ila yah ke rja U PT BP D AS < 10 Se da ng 0,6 Ju m lah ka bup at en da lam w ila yah ke rja U PT BP D AS 10 –15 Ti nggi 1,0 Ju m la h ka bup at en d al am w ila ya h ke rj a U PT BP D AS > 15 R end ah 0,2 Ju m lah ba ngun an vi tal dal am w ila yah ke rja U PT BP D AS < 2 un it Se da ng 0,6 Ju m lah ba ngun an vi tal dal am w ila yah ke rja U PT BP D AS 2-5 un it Ti nggi 1,0 Ju m lah ba ngun an vi tal dal am w ila yah ke rja U PT BP D AS > 5 un it R end ah 0,2 Ji ka inst ans i BP D A S m ela ya ni d ala m s atu p ro pi nsi Se da ng 0,6 Ji ka inst ans i BP D A S m ela ya ni d ala m d ua pr op insi Ti nggi 1,0 Ji ka inst ans i BP D A S m ela ya ni d ala m le bi h du a p ro pi nsi Ke le st ar ian D AS dan ting kat ke ru m itan pe ng el ol aan D AS ba ny ak di te ntu kan oleh tip ol ogi D AS ya ng be rg antung pa da unsu r-unsu r: cu rah hu ja n, je nis ta na h, tipe pe nu tu pan la ha n, po la ali ran sung ai dan ko nd isi de m og ra fi pe nduduk di se ki ta rn ya. C ur ah hu jan ya ng tinggi pa da ka w as an de ng an tipe ta nah ya ng m ud ah te re ro si dan ta npa ve ge ta si m em ili ki re si ko an ca m an ke le st ar ian D AS se rta fungs i h id ro-oro lo gi s y an g tinggi Ju m la h w ila ya h ad m in is tr as i k abup at en y an g te rc ak up a dala m w ila ya h ke rj a U PT d ap at m em pe ng ar uh i s in kro ni sa si , k oo r-di na si da n k ons oli da si p el ak sa na an p ro -g ra m r eh ab ili ta si la ha n. S em ak in ba ny ak ju m la h w ila ya h ad m in ist ra si k abup at en y ang t er ca kup m ak a us ah a da n tind ak an s in kr on is as i, ko or di na si d an k ons ol id as i y ang di pe rlu ka n ak an s em ak in t in ggi Ju m la h ba ng un an v ital p eng ai ra n ya ng a da d ala m w ila ya h ke rj a U PT d an h ar us d is el am at ka n/ dil in dung i d ar i s ed im ent as i d ap at m em pe ng ar uh i t ing ka t ke pe nt ing an p el ak sa na an p ro gr am re ha bili ta si la ha n. S em ak in b an ya k ju m la h ba ng un an v ital pe ng ai ra n ya ng t er ca ku p m ak a us ah a da n tind ak an r eh ab ili ta si d an ko ns er va si D AS y ang d ip er lu ka n ak an s em ak in t inggi 4 10 Ja ng ka ua n pela ya na n ke gi at an U PT Ja ng ka ua n Pe la ya na n inst ans i BP D A S te rk ai t de ng an w ila ya h pr op insi Ja ng ka ua n pe la ya na n m an faa t m eng ind ik as ik an b ahw a pe la ks an aa n pr og ra m U PT d im an fa at ka n ole h inst ans i-i nst ans i te rk ai t di w ila ya h ke rj a U PT b er sa ng kut an a ta u be rd as ar ka n sk ala re gi on al . 7 9 Ju m la h ba ngun an v ita l pe ng ai ra n (W ad uk , D an au ) di w ila ya h ke rj a U PT Ju m la h ba nun an w adu k, da na u da n iri ga si d al am w ila ya h k er ja U PT BP D AS 5 8 Ju m la h Ka bup at en D ala m W ila ya h Ke rj a U PT Ju m la h k abup at en d ala m w ila ya h k er ja U PT BP D AS e. R at a-ra ta k ep ad at an pe ndudu k pa da w ila ya h ca kup an D AS 2 Ti po lo gi D AS 2 c. P ro por si lu as a re al y ang be rv eg et as i hut an t er ha da p to ta l l ua sa n D AS 1 7 a. J um la h c ur ah hu ja n ta hu na n di k aw as an D AS be rs an gk ut an 1 d. P ro po rs i l ua s ar ea l y ang be rt op og ra fi cu ra m h ingg a te rj al t er ha da p to tal lu as an D A S (> 25 %) b. P ro po rs i l ah an d eng an je ni s ta na h pe ka e ro si te rh ad ap t ot al lu as an D AS 2

(13)

R end ah 0,2 A re al M DM dal am w ila yah ke rja U PT BP D AS m as ih da la m t ah ap P er en ca na an Se da ng 0,6 A re al M DM da lam w ila yah ke rja U PT BP D AS tel ah te rb angun < 2 un it Ti nggi 1,0 A re al M DM da lam w ila yah ke rja U PT BP D AS tel ah te rb angun > 2 un it R end ah 0,2 Ju m lah D am Pe ng end ali , D am Pe na han dan Em bung da la m w ila ya h k er ja U PT BP D A S < 50 un it Se da ng 0,6 Ju m lah D am Pe ng end ali , D am Pe na han dan Em bung da la m w ila ya h k er ja U PT BP D A S 50 – 1 00 un it Ti nggi 1,0 Ju m lah D am Pe ng end ali , D am Pe nan dan em bung da la m w ila ya h k er ja U PT BP D A S > 1 00 un it R end ah 0,2 Ju m lah lu as re ali sa si ta na m an ve ge ta tif dalam w ila yah ke rj a U PT B PD AS < 1 0. 0 00 h a (5 th t er ak hi r) Se da ng 0,6 Ju m lah lu as re ali sa si ta na m an ve ge ta tif dalam w ila yah ke rj a U PT B PD AS 10 . 00 0 – 20 .00 0 ha ( 5 th t er ak hi r) Ti nggi 1,0 Ju m lah lu as re ali sa si ta na m an ve ge ta tif dal am w ila ya h ke rj a U PT BP D A S > 20 . 00 0 ha ( 5 th t er ak hi r) R end ah 0,2 Ju m la h SP A S di w ily ah k er ja U PT BP D AS < 3 un it Se da ng 0,6 Ju m la h SP A S di w ily ah k er ja U PT BP D AS 3 5 un it Ti nggi 1,0 Ju m la h lS PA S di w ily ah k er ja U PT BP D AS > 5 u nit R end ah 0,2 For um D AS dal am w ila yah ke rja U PT BP D AS be lum te rb entu k a ta u m as ih t ah ap f or m atu r Se da ng 0,6 For um D AS (P ro pi nsi dan at au Ka b/ ko ta) da lam w ila yah ke rj a U PT B PD AS t ela h te rb entu k 1-3 F or um Ti nggi 1,0 For um D AS (P ro pi nsi dan at au Ka b/ ko ta) da lam w ila yah ke rj a U PT B PD AS t ela h te rb entu k > 3 F or um R end ah 0,2 Ju m la h BP D A S di pu la u at au r eg io n te rs ebut > 5 Se da ng 0,6 Ju m la h BP D A S di pu la u at au r eg io n te rs ebut 3 5 un it Ti nggi 1,0 Ju m la h BP D A S di pu la u at au r eg io n te rs ebut ≤ 2 R end ah 0,2 St ra te gi s se ca ra lo ka l b er da m pa k lo ka l P ro pi nsi Se da ng 0,6 St ra te gi s re gi on al b er da m pa k re gi on al Ti nggi 1,0 St ra te gis N as io nal be rd am pak N as io nal dan In te rn as io nal Ju m la h U nsu r Po kok 80 17 N ila i St ra te gi s BP D AS Ke be rd aa n D AS y ang b er ni lai st ra te gis 4 BP D A S y ang m eng el ol a D A S ya ng st ra te gi s se ca ra N as io nal h ar us le bi h m am pu d ar i BP D A S ya ng m eng el ola D AS st ra te gi s re gi on al da n lo ka l 16 Ke te rw ak ila n Pu la /R eg ion Ju m la h BP D AS d i P ula u at au R eg io n Ke pu la uan 4 Ke be ra daa n BP D A S di su atu pu la u at au r eg io n , s em ak in s ed ik it m ak a BP D AS t er se but s em ak in m ew ak ili pu la u at au r eg io n te rs ebut 4 15 Fo ru m m ul ti st ak eh ol de rs Pe ng el ol aa n D AS Ju m la h da n st atus f or um D AS 6 14 St as iun P eng am at an A rus Sung ai ( SP AS) Ju m la h SP AS y ang b er ad a di w ila ya h k er ja ( d ib angun ole h BP D AS d an p ih ak la in) SP A S ad ala h sa la h sa tu a la t untu k m em ant au d an m eng ev al ua si ko nd is i D A S/ sub -D AS t er ut am a m en ya ng kut t at a ai r D AS s ep er ti de bi t, s ed im ent , run -o ff , i nf ilt ra si da n cu ra h hu ja n . Ke be ra daa n Fo ru m D AS y ang m el ib at ka n st ak eh ol de rs d ala m pe ng el olaa n D AS t er pa du m er up ak an h al y ang s ang at p ent ing untu k m end ap at ka n du kung an da ri ba ny ak p ih ak da n ak an m em pe rm ud ah K IS S untu k pe nc ap aia n tu ju an y ang d is ep ak at i be rs ama 2 13 Ko ns ev as i T an ah d an A ir ve ge ta tif Ju m la h lu as a re al K TA ve ge ta tif d iw ila ya h k er ja BP D AS 2 12 Ko ns er va si T an ah d an Ai r si pil Te kn is Ju m la h D am P eng end ali, D am P en ah an d an E m bung Ba ng un an K ons er va si T an ah d an A ir (s ip il Te kn is ) se ba gai wu jud up ay a BP D AS d ala m p en ge nd ali an e ro si, s ed im ent as i d an b an jir . Ko ns er va si T an ah d an A ir v eg et at if se ba ga i wu ju d up ay a BP D A S da la m r eh ab ili ta si la ha n kr iti s, p eng end ali an e ro si, s ed im ent as i d an ba nj ir. 11 Pe ng em ba ng an A re al M od el Ti ng ka t pe rk em ba ng an a re al M D M y ang t ela h di ba ngun 4 A re al m od el D AS M ik ro ( M D M ) se ba ga i c ont oh BP D AS d al am ra ng ka p eng el olaa n D AS m er up ak an s al ah tup ok si p ent ing untu k di la ks an ak an . Ar ea l mo del t er se but h ar us d ip el ih ar a da n dil ak uk an mo ne v/ ka jia n untu k m as uk an st and ar d, c rit er ia d an p ro se du r at au pe tun ju k te kn is /p el ak sa na an

(14)

U N S U R P E N U N JA NG R end ah 0,2 Ju m la h te na ga y ang di m ili ki < 40 or ang Se da ng 0,6 Ju m la h te na ga y ang d im ili ki a nt ar a 40 6 0 or ang Ti nggi 1,0 Ju m la h te na ga y ang d im ili ki > 6 0 or ang R end ah 0,2 Te na ga t ek ni s < 20 o ra ng Se da ng 0,6 Te na ga t ek ni s 20 – 60 or ang Ti nggi 1,0 Te na ga t ek ni s > 6 0 or ang R end ah 0,2 Ju m la h te na ga a dm in ist ra si < 1 0 or ang Se da ng 0,6 Ju m la h te na ga a dm in ist ra si a nt ar a 10 2 0 or ang Ti nggi 1,0 Ju m la h te na ga a dm in ist ra si > 2 0 or ang R end ah 0,2 Ku ra ng m em ad ai at au ke te rs ed iaan ku ra ng da ri 60% be rd as ar kan La m pi ran 6 SK M enhut No 20 /M enhut-II /2 007 Se da ng 0,6 M em ad ai at au ke te rs ed iaan sa ra na se su ai de ng an La m pi ran 6 SK M enhut N o. 20 /M enhut -I I/ 20 07 m en ca pai 6 0-8 0%. Ti nggi 1,0 Sa ng at m em ad ai at au ke te rs ed iaan sa ra na se su ai de ng an La m pi ran 6 SK M enhut N o. 20 /M enhut -I I/ 20 07 m en ca pai > 80 %. R end ah 0,2 Um ur sa ra na pe rk ant or an te lah m ele bi hi m asa pa kai ya ng d ite ta pk an Se da ng 0,6 Um ur sa ra na pe rk ant or an te lah m en ca pai 50 – 10 0% m as a pa kai y ang d ite ta pk an Ti nggi 1,0 Um ur sa ra na pe rk ant or an tel ah m en ca pai 0 – 50% m as a pa kai y ang d ite ta pk an R end ah 0,2 Ju m la h sa ra na p er ka nt or an y ang la ya k pa kai < 60% Se da ng 0,6 Ju m la h sa ra na p er ka nt or an y ang la ya k pa kai 6 0 – 80% Ti nggi 1,0 Ju m la h sa ra na p er ka nt or an y ang la ya k pa kai > 80% R end ah 0,2 Ku ra ng m em ad ai at au ke te rs ed iaan ku ra ng da ri 60% be rd as ar kan La m pi ran 6 SK M enhut N o. 91 /K pts-II /2 003 Se da ng 0,6 M em ad ai at au ke te rs ed iaan sa ra na se su ai de ng an La m pi ran 6 SK M enhut N o. 91 /K pts -II /20 03 m en ca pai 60 -80 %. Ti nggi 1,0 Sa ng at m em ad ai at au ke te rs ed iaan sa ra na se su ai de ng an La m pi ran 6 SK M enhut N o. 91 /K pts -I I/ 20 03 4 Sa ra na ya ng m endu kung pel ak sa na an tug as U PT Sa ra na ya ng te rs ed ia di U PT BP D AS m e-ne ntu kan ik lim be ke rj a, ya ng pa da ak hi r-nya m en entu kan ke la nc ar an pel ak sa na an tug as dan fungsi U PT. Sa ra na ya ng di bu -tuh kan oleh U PT ant ara la in: lu as la han pe rk ant or an, lu as dan ba han ba ng un an ge dung pe rk ant or an, pe ru m ah an ka ry a-w an /p eg aw ai, al at tr ansp or ta si, se rt a ala t ko m un ik asi 1 1 c. K ond is i s ar an a pe rk ant or an d. K et er se di aa n sa ra na t ek ni s pe r un it U PT b er sa ng kut an (al. S PA S, GIS , G PS , a la t la b) 3 Te na ga a dm in ist ra si y an g m ela ks an ak an tug as d an fungs i U PT Ju m la h te na ga a dm in ist ra si pa da su at u U PT B PD AS 1 Te na ga a dm in ist ra si d ip er lu ka n gun a m endu ku ng k el an ca ra n pe la ks an aa n tug as d an f un gs i U PT . 1 b. U m ur d an m as a pa ka i sa ra na p er ka nt or an 0, 25 a. K et er se dia an s ar an a pe rk ant or an p ad a se tia p U PT 2 Ju m la h te na ga t ek ni s ya ng m ela ks an ak an tug as U PT Ju m la h te na ga t ek ni s di U PT BP D AS 2 Te na ga t ek ni s di ha ra pk an d ap at m en ja di p ela ks an a tu po ks i BP D AS ya ng ut am a se hi ngg a da pa t m en ca pai h as il y an g opt im al 1 Ju m la h ke sel ur uh an t en ag a U PT Ju m la h te na ga y ang m endu kung b eb an k er ja d i U PT BP D AS 2 Ju m la h te na ga y ang d im ili ki BP D AS d ap at m en entu ka n k ela nc ar an pe la ks an aa n tug as d an f un gs i U PT BP D AS d ala m m en ang an i pe ng el olaa n D AS

(15)

R end ah 0,2 Um ur sa ra na pe rk ant or an te lah m ele bi hi m asa pa kai ya ng d ite ta pk an Se da ng 0,6 Um ur sa ra na pe rk ant or an te lah m en ca pai 50 – 10 0% m as a pa kai y ang d ite ta pk an Ti nggi 1,0 Um ur sa ra na pe rk ant or an tel ah m en ca pai 0 – 50% m as a pa kai y ang d ite ta pk an R end ah 0,2 Ju m la h sa ra na p er ka nt or an y ang la ya k pa kai < 60% Se da ng 0,6 Ju m la h sa ra na p er ka nt or an y ang la ya k pa kai 6 0 – 80% Ti nggi 1,0 Ju m la h sa ra na p er ka nt or an y ang la ya k pa kai > 80% R end ah 0,2 Ku ra ng m em ad ai at au ke te rs e-diaan < 60% be rd as ar kan SK M enhut N o. 91 /K pts -II /20 03 Se da ng 0,6 M em ad ai at au ke te rs ed ia an sa ra na se su ai de ng an SK M en hut N o. 9 1/ Kpts -I I/ 20 03 m en ca pa i 60 –80 %. Ti nggi 1,0 Sa ng at m em ad ai at au ke te rs ed iaan sa ra na se su ai de ng an SK M enhut N o. 91 /K pts -II /2 003 m en ca pai > 80 %. R end ah 0,2 Um ur alat tr ansp or ta si /k end ar aan op er as io nal tel ah m el eb ih i m as a pa ka i y an g di te ta pk an Se da ng 0,6 Um ur alat tr ansp or ta si /k end ar aan op er as io nal tel ah m en ca pai 5 0 –10 0% m as a pa ka i y ang d ite ta pk an Ti nggi 1,0 Um ur alat tr ansp or ta si /k end ar aan op er as io nal tel ah m en ca pai 0 – 5 0% m as a pa kai y ang d ite ta pk an R end ah 0,2 Ju m lah al at tr ansp or ta si /k end ar a-an op er as io nal ya ng la ya k pa kai < 60% Se da ng 0,6 Ju m lah al at tr ansp or ta si /k end ar a-an op er as io nal ya ng la ya k pa kai 6 0– 80% Ti nggi 1,0 Ju m lah al at tr ansp or ta si /k end ar a-an op er as io nal ya ng la ya k pa kai > 80% R end ah 0,2 Ku ra ng m em ad ai at au ke te rs ed ia -an < 60% be rd as ar kan La m pi ra n 6 SK M enhut N o. 91 /K pts -II /20 03 Se da ng 0,6 M em ad ai at au ke te rs ed ia an sa ra na se su ai de ng an SK M en hut N o. 9 1/ Kpts -I I/ 20 03 m en ca pa i 60 –80 %. Ti nggi 1,0 Sa ng at m em ad ai at au ke te rs ed iaan sa ra na se su ai de ng an SK M enhut N o. 91 /K pts -II /2 003 m en ca pai > 80 %. g. K et er se di aa n ala t tr ansp or ta si /k end ar aa n op er as io nal 1 f. K ond is i s ar an a te kn is p ad a U PT b er sa ng kut an 1 e. U m ur d an m as a pa kai sa ra na t ek ni s pa da U PT be rs an gk ut an 0, 25 1 i. Ko nd is i a la t t ra nsp or ta si / ke nd ar aa n op er as io nal p ad a U PT b er ang kut an 1 j. Ke te rs ed ia an a la t ko m un ik asi h U m ur d an m as a pa ka i a la t tr ansp or ta si /k end ar aa n op er as io nal p ad a U PT be ra ng kut an 0, 25

(16)

R end ah 0,2 U m ur alat ko m un ik asi tel ah m el eb ihi m asa pa kai ya ng di te ta pk an Se da ng 0,6 U m ur alat ko m un ik asi telah m en ca pai 50 –1 00% m asa pa kai y ang d ite ta pk an Ti nggi 1,0 U m ur al at ko m un ik asi te lah m en ca pai 0– 50% m asa pa kai y ang d ite ta pk an R end ah 0,2 Ju m lah alat kom un ik asi ya ng be rf ungsi de ng an baik < 60% Se da ng 0,6 Ju m lah alat kom un ik asi ya ng be rf ungsi de ng an baik 60 –8 0% Ti nggi 1,0 Ju m lah alat kom un ik asi ya ng be rf ungsi de ng an baik > 80% R end ah 0,2 Lu as ta nah ya ng te rs ed ia dan di al ok as ik an < 80% be rd as ar ka n SK M enhut N o. 9 1/ Kpts -II /2 003 Se da ng 0,6 Lu as ta nah ya ng te rs ed ia dan di -al ok as ik an 80 % –9 5% be rd as ar ka n SK M enhut N o. 9 1/ Kpts -II /2 003 Ti nggi 1,0 Lu as ta nah ya ng te rs ed ia dan di al ok as ik an > 95% be rd as ar ka n SK M enhut N o. 9 1/ Kpts -II /2 003 R end ah 0,2 Lu as ba ngun an < 80% be rd as ar kan SK M enhut N o. 91 /K pts -II /2 003 Se da ng 0,6 Lu as ba ngun an 80 % -95% be rd a-sa rk an SK M enhut N o. 91 /K pts -II /2 003 Ti nggi 1,0 Lu as ba ngun an > 95% be rd as ar kan SK M enhut N o. 91 /K pts -II /2 003 R end ah 0,2 U m ur pa kai tel ah le bih da ri 10 ta hun at au pe rlu re ha bi lit as i > 50% Se da ng 0,6 U m ur pa kai telah m en ca pai 5-10 ta hun at au pe rlu re ha bi lit as i 2 5-5 0% Ti nggi 1,0 U m ur pa kai te lah ku ra ng da ri 5 ta hun at au pe rlu re ha bi lit as i < 25% R end ah 0,2 < R p 10 .0 00 .0 00 .0 00 ,-/th Se da ng 0,6 R p. 1 0. 00 0. 00 0. 00 0 – R p. 1 5 M /th Ti nggi 1,0 > R p. 1 5 M /th Ju m la h U nsu r Pe ndu ku ng 20 TO T AL 100 6 D uk ung an k eu ang an y ang di ke lo la d ala m p end an aa n pel ak sa na an T up ok si U PT Ju m la h da na y ang d ik el ol a untu k pe la ks an aa n tup ok si U PT BP D AS 4 Ke te rs ed iaa n da na d ap at m em pe ng ar uh i k ela nc ar an p ela ks an aa n tug as d an f un gs i U PT BP D AS . D an a te rs ebut d ap at b er su m be r da ri APB N , b an tu an /h ib ah n eg ar a as in g at au b ah ka n m engg ali su m be r da na s end iri ( us ah a m and iri) Pr as ar ana ya ng m endu kung pel ak sa na an tug as U PT 5 Ke te rs ed iaan pr as ar ana ya ng m em ad ai da pat m en ing ka tk an kel an ca ra n pel ak sa na an tug as d an f ungs i U PT b. L ua s ba ng un an untu k pe rk ant or an , r um ah ja ba ta n da n ru m ah d in as d i ling kung an U PT BP D AS a. L ua s ta na h untu k pe rk ant or an , r um ah ja ba ta n da n ru m ah d in as d i ling kung an U PT BP D AS c. K ond is i b angun an pe rk ant or an , ru m ah ja ba ta n da n ru m ah d in as d i ling kung an U PT BP D AS 0, 25 0, 75 1 k. U m ur d an m as a pa ka i a la t ko m un ik as i p ad a U PT be ra ng kut an 0, 25 l. Ko nd is i al at ko m un ik as i pa da U PT b er ang kut an 1

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Hasjim Djalal yang dikutip oleh Mahendra Putra Kurnia menyebutkan yang termasuk ke dalam laut yang merupakan kewilayahan dan yang berada di bawah kedaulatan

Dari uraian tentang epistemologi al-Ghazâlî di atas, tampak jelas bahwa pengamatan dan akal tidak dapat diandalkan sebagai dasar kebenaran pengetahuan secara mutlak. Ada daya lain

Dari hasil perhitungan rata-rata setiap kategori motivasi belajar, strategi pembelajaran yang paling unggul digunakan adalah praktikum laboratorium, hal ini

dengan tidak adanya dukungan dari sistem infromasi yang baik, PT Mahakam Prima Lintas beberapa kali mengalami kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan dalam estimasi

eberapa penyimpangan dalam kasus ini, antara lain $+ Asian Agri *roup menjual produk kepada perusahaan a/iliasi Asian Agri di luar negeri dengan harga yang sangat rendah,

Secara prisipil melalui Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak, telah mengedepankan pendekatan RJ dan proses diversi sebagai upaya penyelesaian tindak pidana

Kinerja merupakan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

Hasil Analisis Muitinominal Logit Tahap Evaluasi : Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan HKm pada Kawasan Hutan