• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias yang populer dalam tatanan kehidupan manusia karena bentuk dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias yang populer dalam tatanan kehidupan manusia karena bentuk dan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Bunga potong mawar (Rosa hybrida L.) merupakan salah satu kelompok tanaman hias yang populer dalam tatanan kehidupan manusia karena bentuk dan warna yang menarik, oleh karena itu bunga mawar memiliki potensi yang tinggi sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat. Keragaman warna dan bentuk, penampilan yang cantik dan daya pesona serta keharuman yang dimiliki oleh bunga mawar mampu memikat banyak orang untuk menyukai dan memanfaatkannya. Bunga potong mawar (Rosa hybrida L.) banyak dibudidayakan di berbagai sentra produksi tanaman hias yang tersebar di seluruh Indonesia. Harga jual bunga mawar sekitar Rp. 2.500,00 – 5.000,00 per tangkai tergantung kualitas dan jenis varietas bunga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014, luas lahan produksi mawar mencapai 750.189 m2 dengan kemampuan produksi 68.624.998 tangkai pada tahun 2012.

Bunga potong mawar (Rosa hybrida L.) sering digunakan sebagai bahan dekorasi ruangan, sarana perayaan dalam acara tradisional, agama, maupun upacara kenegaraan. Selain itu, bunga mawar juga dapat dimanfaatkan sebagai obat, pewangi, bahan makanan dan minuman, serta pengisi taman perkotaan (Rukmana, 1995).

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 511/Kpts/PD 310/9/2006, terdapat 117 jenis komoditas florikultura yang memiliki nilai ekonomi

(2)

dan permintaan pasar yang tinggi. Dari 117 jenis komoditas florikultura tersebut, mawar termasuk dalam salah satu jenis komoditas unggulan florikultura. Permintaan pasar domestik dan internasional terhadap tanaman mawar terus meningkat dari tahun ke tahun (Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, 2013).

Direktorat budidaya dan pascapanen florikultura juga melaporkan data ekspor bunga potong mawar pada tahun 2006-2011 (Tabel 1). Data tersebut menunjukkan ekspor bunga mawar Indonesia cenderung meningkat selama periode 2006-2010 dan mengalami penurunan pada tahun 2011. Hal ini terjadi dikarenakan tingkat suplai bunga potong mawar tidak mencukupi kebutuhan ekspor.

Tabel 1. Data Ekspor Bunga Potong Mawar Tahun 2006-2011

No. Tahun Volume (kg) Nilai (US $)

1 2006 33 33

2 2008 38.014 184.949

3 2009 35.844 208.736

4 2010 864.227 938.405

5 2011 69.717 781.377

Sumber : Dirjen Hortikultura, Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura, 2014.

Dari berbagai varietas mawar, Rosa hybrida cv. Grand Gala merupakan salah satu jenis tanaman mawar potong yang banyak diminati masyarakat. Karakteristik khas dari Rosa hybrida cv. Grand Gala ialah batang tidak memiliki duri sehingga cocok digunakan sebagai mawar potong. Rosa hybrida cv. Grand Gala merupakan tanaman introduksi sejak tahun 2005-2006. Pemanfaatan Rosa hybrida cv. Grand Gala sebagai bunga potong telah banyak dilakukan oleh petani. Bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala) dipanen oleh petani dalam keadaan segar dan harus

(3)

segera didistribusikan menuju berbagai tempat untuk memenuhi permintaan konsumen. Dalam proses pendistribusian ini, bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala) rentan mengalami kerusakan misalnya perubahan bentuk dan warna bunga (Gan, 2007), serta terjadinya bent neck. Bent neck merupakan bentuk kerusakan pada bunga potong berupa merunduknya bagian leher bunga karena tidak mampu menahan beban kuntum bunga. Hal ini disebabkan oleh adanya kekurangan air pada bagian leher bunga (Halevy dan Mayak, 1979). Oleh karena itu perlu penanganan pascapanen yang tepat untuk menjaga kualitas bunga potong mawar selama proses pendistribusian. Hal ini bertujuan agar bunga potong mawar masih dalam kondisi yang segar dan berkualitas baik ketika sampai di tangan konsumen. Salah satu penanganan pascapanen tanaman hias termasuk bunga potong mawar dapat dilakukan dengan cara menunda kelayuan bunga potong melalui penggunaan bahan-bahan preservatif (pengawet).

Mayak et al. (1974), menyatakan bahwa penundaan kelayuan bunga dikendalikan oleh hormon pertumbuhan. Kelayuan pada petal dapat ditunda atau dihambat dengan menggunakan aplikasi sitokinin dan giberelin (Serek dan Reid, 1997; Jaroenkit dan Paull, 2003; Bhattacharjee dan De, 2005 dalam Mangave et al., 2013). Eason (2002), juga melaporkan bahwa GA3 dapat menunda kelayuan bunga dan pemudaran warna bunga terkait dengan penundaan aktivitas proteolisis.

Berdasarkan penelitian Saks et al. (1992), penundaan kelayuan bunga anyelir dapat dilakukan dengan pemberian GA pada konsentrasi 10-5M dan 10-4M. GA tersebut diaplikasikan pada organ batang dan bunga mulai dari fase kuncup sampai

(4)

fase bunga mekar. Aplikasi GA4 dan G7 selama pascapanen dapat menunda penurunan konsentrasi klorofil pada batang bunga potong Alstromeria (Jordi et al., 1995) dan bunga lili (Han, 1997). Singh et al. (2008), melaporkan bahwa kombinasi GA3 50 mg/L dan sukrosa 50 mg/L mampu meningkatkan masa simpan (vase-life) bunga gladiolus. Aplikasi GA3 100 mg/L pada perbungaan (inflorescence) Heliconiapsittacorum spathocircinata cv. Golden Tourch juga dapat mempertahankan berat segar selama 13 hari (Mangave et al., 2013).

Kemampuan hormon giberelin dalam mempertahankan kualitas bunga potong berkaitan erat dengan peranan hormon giberelin yang dapat meningkatkan permeabilitas liposom (lipid bilayer) pada membran sel terhadap glukosa (Wood dan Pleg, 1974), meningkatkan tekanan osmotik sel dan penyerapan air sehingga berat segar bunga terpelihara (Ho dan Nichols, 1975; Emongor, 2004; Singh et al., 2008). Selain itu, hormon giberelin juga terlibat dalam mobilisasi fotoasimilat dan pertahanan kapasitas air pada beberapa jaringan tanaman (Srivastava, 2002). Hormon giberelin eksogen dapat menurunkan produksi etilen pada bunga anyelir (Saks et al., 1992).

Penundaan kelayuan bunga potong dapat dilakukan dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) secara eksogen. Selain itu, penundaan kelayuan bunga juga dipengaruhi oleh ketersedian karbohidrat dan pertumbuhan mikrobia. Singh et al. (2008), melaporkan bahwa aplikasi sukrosa 50 mg/L pada bunga gladiolus dapat meningkatkan berat segar spike bunga gladiolus dan konsentrasi gula pada petal. Hal ini berkaitan dengan peningkatan penyerapan nutrisi berupa sukrosa eksogen. Elhindi

(5)

(2012), juga melaporkan bahwa kombinasi larutan sukrosa dan 8-hydroxyquinoline (HQS) mampu mempertahankan vase-life selama 17 hari pada bunga Lathyrus odoratus L. serta mampu memicu peningkatan laju absorpsi air dan nutrisi sehingga memiliki keseimbangan air yang baik dan massa segar maksimum paling tinggi. Gebremedhin et al. (2013), menunjukkan bahwa pada bunga mawar (Rosa hybrida), kombinasi larutan alumunium, etanol dan sukrosa mengakibatkan masa simpan (vase-life), pembukaan petal, peningkatan penyerapan nutrisi serta pertahanan berat segar petal selama 12 hari. Hal ini menunjukkan bahwa masa simpan (vase-life) bunga potong dibatasi oleh ketersediaan karbohidrat. Ketersedian karbohidrat yang mencukupi akan menyebabkan tanaman melakukan metabolisme secara normal. Tetapi, ketika ketersediaan karbohidrat tidak mencukupi, maka metabolisme akan terganggu dan tanaman akan mengalami kelayuan kemudian kematian (Podd dan Staden, 2002).

8-hydroxyquinoline (HQS) merupakan salah satu anti-mikrobia yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia (Elhindi, 2012), sehingga penyerapan air tidak terganggu dan bunga tidak mengalami stress atau kekurangan air yang memicu kelayuan. Selain HQS, 3% etanol dan 2% asetaldehid dilaporkan oleh Podd et al. (2002) dapat menghambat produksi etilen dengan cara penghambatan terhadap pembentukan ACC pada jaringan bunga anyelir. Aktivitas enzim ACC oxidase pada petal dan ovari juga menurun sekitar 15% pada perlakuan etanol dan asetaldehid. Premawardena et al. (2000), melaporkan bahwa arang (charcoal) dapat digunakan sebagai bahan absorpsi etilen sehingga produksi etilen menurun.

(6)

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sampai saat ini, terlihat bahwa berbagai macam upaya telah dilakukan untuk menunda kelayuan bunga atau mempertahankan kesegaran bunga. Kesegaran bunga merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan oleh konsumen saat membeli bunga potong, seperti bunga potong mawar. Semakin lama tingkat kesegaran bunga, semakin lama estetika bunga dapat dinikmati oleh konsumen. Hal ini berkaitan dengan nilai ekonomi bunga potong, karena nilai jual bunga potong akan tetap tinggi jika kesegaran bunga tetap terjaga. Padahal vase-life bunga potong mawar (Rosa hybrida) sangat singkat, yaitu sekitar 5,3 hari (Butt, 2005), 3-5 hari (Amiarsi dan Yulianingsih, 2012; Elgimabi, 2011).

Proses distribusi bunga potong yang memakan waktu lama dan vase-life yang singkat akan berdampak pada kesegaran bunga potong mawar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kombinasi larutan pengawet yang efektif untuk mempertahankan kesegaran bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala) dengan metode spraying dan pulsing beberapa bahan kimia serta penggunaan arang (charcoal). Beberapa bahan kimia tersebut meliputi GA3, etanol dan HQS sebagai antimikrobia, sukrosa dan arang. Kombinasi bahan kimia yang tepat dalam larutan pengawet diharapkan dapat secara signifikan menunda kelayuan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(7)

1. Bagaimana pengaruh giberelin, etanol, 8-HQS, arang aktif dan sukrosa terhadap penundaan kelayuan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala)?

2. Berapa konsentrasi giberelin, etanol, dan 8-HQS yang efektif untuk menunda kelayuan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala)?

3. Bagaimana efektivitas antimikrobia etanol dan 8-HQS dalam menunda kelayuan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala)?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah: 1. Mengevaluasi pengaruh giberelin, etanol, 8-HQS, arang aktif dan sukrosa

terhadap penundaan kelayuan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala)

2. Menentukan konsentrasi larutan pengawet yang sesuai untuk menunda kelayuan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala).

3. Mengetahui efektivitas antimikrobia etanol dan 8-HQS dalam menunda kelayuan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala).

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh cara praktis menunda kelayuan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala). Bagi produsen bunga potong, dapat memanfaatkan larutan pengawet yang tepat untuk mempertahankan kesegaran bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala) saat proses pendistribusian maupun penjualan, sehingga nilai jual meningkat. Bagi konsumen

(8)

juga dapat memanfaatkan larutan pengawet tersebut sehingga vase-life bunga mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala) lebih lama. Adapun manfaat berkelanjutan, diharapkan hasil penelitian ini dapat berkontribusi dalam upaya meningkatkan ekspor florikultura pada masa sekarang dan akan datang, karena bunga mawar memiliki popularitas yang tinggi.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penuaan (senescence) diamati pada bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala) dengan beberapa parameter antara lain umur kesegaran bunga, berat segar, kelayuan petal, kelayuan daun, laju penyerapan air, kandungan klorofil, antosianin, dan etilen endogen.

2. Kombinasi larutan pengawet terdiri dari hormon giberelin, etanol dan 8-HQS sebagai antimikrobia, sukrosa 8% serta arang aktif. Pengawetan bunga potong mawar (Rosa hybrida cv. Grand Gala) dilakukan dengan metode spraying GA3 dan pulsing etanol, 8-HQS dan sukrosa 8%.

Gambar

Tabel 1. Data Ekspor Bunga Potong Mawar Tahun 2006-2011

Referensi

Dokumen terkait

Adapun komunikasi pemasaran juga dilakukan oleh humas MAN 2 Tulungagung dan MA Ma’arif NU Kota Blitar dengan tujuan agar masyarakat mengetahui keunggulan layanan jasa yang

Dengan mengucap puji dan syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir study (skripsi) dengan judul “ Hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat

Secara kuantitatif sasaran yang akan dicapai dengan penerapan teknologi pengolahan air payau dengan sistem reverse omosis adalah adanya sarana penunjang utama, yaitu

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan self efficacy mahasiswa terhadap matematika dalam kegiatan pembelajaran yang berbasis lesson study.. Penelitian ini

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa skor persepsi media pembelajaran berbasis IT pada bagi guru Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

“Ada hubungan antara fasilitas belajar yang tersedia di dalam kelas dengan minat belajar mahasiswa”. Kuliah 5 & 6 Æ page

Dipandu Kunci LKS 02.01 Guru meminta siswa untuk melakukan penyelidikan untuk menguji hipotesis dengan meminta siswa memperhatikan prosedur penyelidikan dan memandu

Dan sekarang teknologi kamera digital juga sangat memungkinkan untuk menghasilkan foto dengan resolusi yang tinggi untuk mendukung suatu hasil foto yang lebih baik... 24