• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2010-2014

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Jalan Merdeka Barat 13 -14, Jakarta

(2)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Jalan Merdeka Barat 13 -14, Jakarta

(3)

.

SEKAPUR SIRIH

Prinsip Clean Government dan Good Governance, secara universal diyakini menjadi prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, program utama yang dilakukan pemerintah adalah membangun aparatur negara melalui penerapan reformasi birokrasi. Sebagai bagian unsur pelaksana pemerintahan, Kementerian Pertahanan telah melaksanakan Reformasi Birokrasi sejalan dengan program reformasi yang dicanangkan pemerintah.

Dimulai pada tahun 2008, Kementerian Pertahanan telah melaksanakan reformasi birokrasi internal dengan agenda reformasi birokrasi mencakup 3 (tiga) aspek yaitu : aspek penataan kelembagaan (organisasi), penataan ketatalaksanaan (manajemen) dan penataan sumber daya manusia (SDM). Pada tahun 2009, Kementerian Pertahanan melaksanakan Focused Group Discussion (FGD) yang menghasilkan rumusan agenda reformasi birokrasi Kementerian Pertahanan terhadap 8 (delapan) area perubahan yaitu: Peraturan Perundang-undangan yang tumpang tindih; Organisasi Kementerian Pertahanan masih terlalu gemuk sehingga kurang efektif dan efisien; Tatalaksana belum optimal dalam implementasi SOP dan pemanfaatan e-government; Sistem Manajemen SDM Aparatur belum optimal, karena penempatan pegawai belum sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan; Pengawasan, peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) masih perlu ditingkatkan kualitasnya; Akuntabilitas Kinerja belum optimal dan perlu ditingkatkan; Pelayanan Publik perlu ditingkatkan dengan mensosialisasikan standar pelayanan publik; serta pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev).

Dalam mengatasi permasalahan di atas, berturut-turut pada Tahun 2010 sampai dengan 2014, Kementerian Pertahanan melaksanakan Road Map Reformasi Birokrasi Kemhan Tahun 2010-2014 yang mencakup 9 program yaitu : Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang-undangan, Penataan dan Penguatan Organisasi, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Peningkatan Pelayanan Publik, serta Monitoring dan Evaluasi. Tahapan kerja dilakukan secara sistematis, menyeluruh, dan berkelanjutan guna pembenahan birokrasi Kementerian Pertahanan.

Konsolidasi program dan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian Pertahanan melalui identifikasi permasalahan yang meliputi: Kondisi awal, Agenda prioritas, dan Quick wins. Sedangkan proses pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Pertahanan meliputi: rencana aksi, penentuan langkah-langkah pembenahan dan pencapaian quick wins. Salah satu langkah penting proses pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Pertahanan dengan menetapkan dan menargetkan pencapaian quick wins, yaitu : bidang organisasi, dengan menyusun struktur organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); bidang tatalaksana, dengan menyusun SOP pelaksanaan tugas dan fungsi pejabat; serta bidang SDM, dengan menerapkan sistem rekruitmen yang terbuka, transparan, akuntabel dan berbasis kompetensi dalam rangka menjaring pegawai yang berkualitas.

Proses Reformasi Birokrasi Kementerian Pertahanan diharapkan dapat mewujudkan: Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran; Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efesien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance; Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif; SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera; Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi.

(4)

 Peraturan Perundang-undangan

 Masih ada Peraturan Perundang-undangan yang tumpang tindih.

 Peraturan Perundang-undangan masih belum dipahami secara menyeluruh.

 Penerapan Peraturan Perundang-undangan masih banyak yang belum dijabarkan ke dalam peraturan pelaksanaan dan teknis.

 Peraturan pelaksanaan yang dipedomani saat ini masih ada beberapa yang mengacu Peraturan Perundang-undangan yang lama.

 Banyak terdapat draft RUU yang sudah disusun tetapi terkendala dalam pembahasan di DPR.  Pelaksanaan sosialisasi Peraturan Perundang-undangan masih belum dilaksanakan secara

optimal. .

 KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

 Organisasi

 Masih adanya tumpang tindih tugas dan fungsi antar Satker/Subsatker.

 Organisasi Kementerian Pertahanan masih terlalu gemuk, sehingga kurang efektif dan efisien.  Masih ada Subsatker yang mempunyai fungsi rangkap selaku perencana, pelaksana dan

pengawas serta pengendalian kegiatan.

 Masih ada Satker/Subsatker yang seharusnya sebagai pelaksana kebijakan, namun turut serta menyusun dan merumuskan kebijakan di luar tugas dan fungsinya.

 Tatalaksana

 Standard Operating Procedure (SOP) telah disusun dan diuji coba, serta sudah ditetapkan sebagai pedoman dengan Keputusan Menteri, namun belum dilaksanakan secara optimal.  Struktur jaringan teknologi informasi belum terbangun secara terintegrasi, sehingga belum dapat

dimanfaatkan secara optimal.

 E-government masih perlu dikembangkan, mengingat masih adanya kendala dari berbagai sistem aplikasi yang ada di Satker/Subsatker.

 Sistem Manajemen SDM Aparatur

 Jumlah Pegawai Kementerian Pertahanan secara umum melebihi DSP Organisasi.

 Di dalam struktur organisasi masih terdapat kekosongan jabatan yang tidak dapat diisi, karena tidak memenuhi kompetensi jabatan yang dipersyaratkan.

 Kualitas SDM Kementerian Pertahanan masih perlu ditingkatkan untuk mendukung kegiatan organisasi.

 Pelaksanaan rekruitmen pegawai belum dilaksanakan sepenuhnya secara terbuka dan transparan.

 Perumusan dan penyusunan Standar Kompetensi Jabatan sudah dibuat, tetapi belum diterapkan secara optimal.

 Dalam penempatan suatu jabatan masih ada yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai

(5)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

 Pengawasan

 Terjadi temuan berulang dalam pemeriksaan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di Satker/Subsatker.

 Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) masih perlu ditingkatkan kualitasnya untuk menjadi quality assurance dan consulting.

 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) belum berjalan dengan baik tuntas.  Pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan belum seragam karena ketentuan

pertanggungjawaban keuangan belum tersosialisasi dengan baik.

 Akuntabilitas kinerja

 Dokumen Renstra belum sepenuhnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan.

 Rumusan tujuan dan sasaran dalam dokumen perencanaan belum sepenuhnya berorientasi pada hasil (outcome).

 Dokumen Penetapan Kinerja (PK) belum mengacu sepenuhnya dengan dokumen RKT dan belum dilakukan pemantauan terhadap pencapaiannya secara berkala.

 Rumusan IKU belum seluruhnya spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil.

 Laporan akuntabilitas kinerja belum menyajikan informasi mengenai pencapaian target jangka menengah, pencapaian tentang IKU dan kinerja yang telah diperjanjikan, serta informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja.

 Pelayanan publik

 Standar pelayanan informasi publik telah disusun, namun standar pelayanan lainnya perlu disusun dan ditetapkan serta diimplementasikan di lingkungan Kementerian Pertahanan.

 Tata cara penyebarluasan informasi pertahanan dan daftar informasi pertahanan negara yang dikecualikan belum ditetapkan.

 Monitoring dan evaluasi (monev) reformasi birokrasi

 Data dan informasi Monev belum tersedia.

BIDANG

KEGIATAN

 Peraturan

Perundang-undangan

Pemetaan/identifikasi Peraturan Perundang-undangan

 Organisasi

Identifikasi tugas dan fungsi Satker/Subsatker.

 Tatalaksana

Menyusun SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian

Pertahanan.

 Sistem Manajemen SDM

Aparatur

Menyusun rencana perubahan sistem rekruitmen yang terbuka, transparan, akuntabel dan berbasis kompetensi untuk menjaring calon pegawai yang berkualitas.

 Pengawasan

Penerapan SPIP.

 Akuntabilitas Kinerja

Menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian

Pertahanan.

 Pelayanan Publik

Menerapkan standar pelayanan publik pada Satker/Subsatker di

lingkungan Kementerian Pertahanan.

 Monitoring dan Evaluasi

Menyusun rencana monitoring dan evaluasi pelaksanaan

Reformasi Birokrasi internal Kementerian Pertahanan.

AGENDA PRIORITAS

(6)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

QUICK WINS KEMHAN

ORGANISASI

TATALAKSANA

SISTEM SDM APARATUR

Terwujudnya struktur organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing), dan menghindari tumpang tindih pada pelaksanaan tugas, fungsi melalui penyempurnaan dan penataan organisasi dan tata kerja Kementerian Pertahanan

Tersedianya SOP pelak-sanaan tugas dan fungsi pejabat.

Terbangunnya sistem rekruitmen yang terbuka dan transparan untuk mendapatkan pegawai yang memiliki kompetensi.

QUICK WINS

7 8

BIDANG

RENCANA AKSI

 Peraturan

Perundang-undangan.

Mewujudkan regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif, dalam pelaksanaannya melalui pembenahan dan penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan.

 Organisasi.

Mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right

sizing), dalam pelaksanaan tugas, fungsi melalui penyempurnaan

dan penataan organisasi dan tata kerja Kementerian Pertahanan.

 Tatalaksana.

Membangun sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsi-prinsip good governance dengan melakukan pemanfaatan teknologi informasi melalui impelementasi e-government/e-office, dan penerapan sistem manajemen mutu termasuk prosedur standar kerja, guna mendukung kinerja lembaga dalam mengelola aktivitas sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya manusia, aset (intangible dan

tangible), maupun perangkat pendukung lainnya.

 Sistem Sumber Daya

Manusia Aparatur.

Meningkatkan SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten,

capable (cakap/mampu), profesional, berkinerja tinggi dan

sejahtera.

 Pengawasan.

Meningkatkan tata kelola pengawasan dan pemeriksaan yang handal, terpercaya, efektif dan efisien, serta taat pada peraturan menuju terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

(7)

.

 Akuntabilitas Kinerja.

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Kementerian Pertahanan yang efektif melalui diterapkannya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

 Peningkatan pelayanan

Publik.

Meningkatkan mutu pelayanan publik yang prima sesuai kebutuhan pegawai dan masyarakat.

 Monitoring dan

Evaluasi

Mengevaluasi dan melaporkan Reformasi Birokrasi secara transfaran dan akuntabel.

 Peraturan Perundang-undangan

 Pembenahan Peraturan Perundang-undangan bidang pertahanan.

 Melakukan koordinasi dengan DPR secara berkelanjutan untuk pembahasan dan penyelesaian RUU bidang pertahanan.

 Mengoptimalkan sosialisasi Peraturan Perundang-undangan kepada Satker/Subsatker

 Organisasi

 Melakukan restrukturisasi/penataan tugas dan fungsi Satker/Subsatker.

 Penguatan Satker/Subsatker yang menangani fungsi dibidang organisasi, tatalaksana, pelayanan publik, kepegawaian dan Diklat.

(8)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

 Tatalaksana

 Merevisi SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi di Kementerian Pertahanan yang telah ada menjadi SOP AP penyelenggaraan fungsi pemerintahan sesuai arahan kemen PAN RB.

 Membangun dan mengembangkan e-government secara terpadu dan terintegrasi.  Sistem Manajemen SDM Aparatur

 Melakukan identifikasi berbagai permasalahan rekruitmen pegawai dan need assessment pegawai sesuai kebutuhan kompetensi serta menerapkan sistem rekruitmen yang terbuka, transparan, akuntabel dan berbasis kompetensi.

 Menyusun analisa jabatan.  Menyusun evaluasi jabatan.

 Menyusunan standar kompetensi jabatan dan menetapkan serta menerapkannya.  Melaksanakan assessment terhadap seluruh pegawai Kemhan.

 Penerapan sistem penilaian kinerja individu, sehingga jenjang karier pegawai lebih jelas, serta penempatan suatu jabatan sesuai dengan kompetensi pegawai.

 Pembangunan/pengembangan database pegawai.

 Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi.

 Pengawasan

 Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada masing-masing satker.

 Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai Quality Assurance dan Consulting.

11 12

 Akuntabilitas kinerja

 Penguatan akuntabilitas kinerja Kemhan.

 Pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi.  Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU).

 Pelayanan publik

 Menyusun standar pelayanan publik dan penerapannya.

 Mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan melakukan survey external untuk mengetahui partisipasi masyarakat (index kepuasan masyarakat)

 Optimalisasi pelayanan publik.

 Monitoring dan Evaluasi (Monev) Reformasi Birokrasi

 Monitoring. Menyusun laporan monitoring.  Evaluasi. Dilakukan setiap tahun sekali.

(9)

.

 Tahun Anggaran 2010, telah dilaksanakan restrukturisasi organisasi Kementerian Pertahanan dengan memvalidasi struktur organisasi dan tata kerja Departemen Pertahanan (Pemenhan Nomor: PER/01/M/VII/2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertahanan diganti dengan Permenhan Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan). Hal ini dilaksanakan karena masih adanya fungsi yang belum terwadahi, memisahkan fungsi perumus kebijakan dan pelaksana kebijakan serta pengelompokan fungsi.

 Tahun 2013 telah dilaksanakan revisi terhadap Permenhan Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan dengan yang menitik beratkan pada:

- Penajaman tugas dan fungsi masing-masing jabatan yang ada di Satker/Subsatker.

- Perubahan nomenklatur jabatan pada beberapa Satker/Subsatker yang disesuaikan dengan tugas dan fungsinya.

- Mewadahi fungsi penanganan BMN U.O. Kemhan pada kewenangan Setjen Kemhan.

- Mengakomdasi fungsi PNBP pada Subdit dengan me-regrouping beberapa fungsi yang ada. - Mensinkronisasikan seluruh tugas dan fungsi yang cenderung bersinggungan.

 Pada Tahun Anggaran 2013, telah dilaksanakan Revisi Permenhan Nomor 01 Tahun 2011 tentang Susunan dan Tata Kerja Jabatan Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum Kementerian Pertahanan. Hal ini dilaksanakan untuk mensinkronisasikan antara jumlah pengawak organisasi dengan kompetensi pegawai sesuai kebutuhan.

PENCAPAIAN

QUICK WINS

 Program penataan dan penguatan organisasi.

 Pada Tahun Anggaran 2014, dilaksanakan penyusunan organisasi unit layanan pengadaan terstruktur pada Organisasi dan Tata Kerja Kemhan, sebagai perwujudan dari amanat peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012. Hal ini dilaksanakan sebagai antisipasi dari batas akhir pembentukan Unit Layanan Pengadaan pada seluruh Kementerian/Lembaga/Daerah/Instansi..

 Pada Tahun Anggaran 2010, telah ditetapkan Keputusan Menteri Pertahanan Nomor 890 Tahun 2010 sampai dengan Nomor 902 Tahun 2010 mengenai Standard Operasional Prosedur di lingkungan Kementerian Pertahanan, sesuai Permenpan Nomor 21 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan. Hal ini dilaksanakan dalam rangka membakukan berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintah, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

 Pada Tahun Anggaran 2013, telah ditetapkan Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: KEP/1115/XI/2013 tentang Penataan Tatalaksana Kementerian Pertahanan, sesuai Permenpan dan RB Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana (Business Process). Hal ini dilaksanakan dalam rangka pembuatan atau perbaikan standar operasional prosedur termasuk didalamnya perbaikan standar kinerja pelayanan, perbaikan struktur organisasi serta pembuatan atau perbaikan uraian pekerjaan.

(10)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

 Pada Tahun Anggaran 2013, telah ditetapkan Keputusan Menteri Pertahanan Nomor: KEP/1288/XI/2013 tentang Standar Opersional Prosedur Adminitrasi Pemerintahan di lingkungan Sekretrariat Jenderal Kementerian Pertahanan (pengembangan SOP AP pengganti Keputusan Menteri Pertahanan Nomor 890 tentang Standar Operasional Prosedur di lingkungan Setjen Kemhan), berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan. Hal ini dilaksanakan dalam rangka pembakuan pemahaman dan variasi format SOP AP.

 Pada Tahun Anggaran 2014, telah dikembangkan SOP AP di lingkungan Kementerian Pertahanan secara menyeluruh dalam rangka proses penyelenggaraan aktivitas organisasi yang lebih efektif dan efisien

 Pada tahun anggaran 2008, membuat Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 08 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Pertahanan.  Sejak Desember tahun 2008, pelaksanaan rekruitmen terlebih dahulu disusun rencana

kebutuhan pegawai sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan diusulkan ke Kementerian PAN dan RB.

 Pada tahun 2010 melaksanakan rekruitment/pengadaan pegawai dengan sistem on line melalui website www.kemhan.go.id sehingga pengadaan pegawai terselenggara secara terbuka, transparan dan akuntabel serta berbasis kompetensi.

 Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

15 16

Pencapaian pelaksanaan kegiatan

Program Penataan Peraturan Perundang- undangan

(pencapaian rata-rata 90,09%) Penataan Peraturan Perundang-undangan

(100%)

Perumusan dan penyusunan Peraturan Perundang - undangan

(80,18%)

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator

1. Menurunnya tumpang tindih dan disharmoni-sasi Peraturan Perundang- undangan.

100 70% 70,00  Adanya SOP pedoman penyusunan Peraturan Perundang-undangan.

 SOP mengakomodir langkah penyusunan Peraturan Perundang-undangan yg tepat.  Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Peraturan Perundang- undangan

dengan target menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi Peraturan undangan serta meningkatnya efektivitas pengelolaan Peraturan Perundang-undangan.

 Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Peraturan Perundang-

undangan diarahkan pada penataan Peraturan Perundang-undangan dan perumusan serta penyusunan Peraturan Perundang-undangan

 Program Penataan Peraturan Perundang

– undangan.

CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM REFORMASI

(11)

.

 Pelaksanaan proses pengkajian dan penyusunan peraturan telah didukung

routing slip/laporan/simpulan.

 Telah dilakukan pemetaan atas Peraturan Perundang-undangan yang diidentifikasi tumpang tindih, disharmonis, serta multitafsir dan hasil identifikasi segera ditindaklanjuti.

Produk Indikator

 Pemenuhan SOP mengakomodir langkah penyusunan Peraturan Perundang-undangan yang tepat sesuai Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011.

 Tersedianya Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 18 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penyusunan Program Legislasi Bidang Pertahanan.

 Tersedianya Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia.

 Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 35 Tahun 2010 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Menteri Pertahanan.

 Tersedianya dokumen pemetaan atas Peraturan Perundang-undangan yang diidentifikasi tumpang tindih, disharmonis, serta multitafsir dari hasil identifikasi.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 2. Meningkatnya

efektivitas pengelolaan

Peraturan Perundang-undangan

75 30% 22,50  Arsip dan indeks peraturan telah dikelola secara tertib, lengkap dan informatif.

Produk Indikator

 Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. Aplikasi peraturan ini informatif tetapi belum lengkap.

 Pengarsipan hardcopy/softcopy laporan Peraturan Perundang-undangan tersimpan terpisah di dua tempat yaitu di TU Ditkum Strahan dan Subdit Peraturan Ditkum Strahan.

 Penyimpanan file atau hardcopy peraturan tersimpan secara lengkap dan tertib salah satunya dengan adanya Takah.

 Pendistribusian dan pensosialisasian secara memadai pada peraturan yang telah ditetapkan.  Pelaksanaan mekanisme formal untuk menindaklanjuti pengaduan/masukan terhadap peraturan yang bermasalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dengan pengaplikasian di Kemhan melalui SOP yang ada di Ditkum Strahan Ditjen Strahan Kemhan.

(12)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan dan Penguatan Organisasi Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator

1. Menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi

Kemhan.

75,00 50% 37,50  Struktur organisasi dengan pembagian Tusi yang jelas dan tidak tumpang tindih.  Terbentuknya organisasi dengan ukuran

yang tepat (right size).

Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan dan Penguatan Organisasi

(pencapaian rata-rata 89,87%) Restrukturisasi/penataan Tusi

Satker/Subsatker (rata-rata 86,00%)

PenguatanSatker/Subsatker yang menangani fungsi Organisasi, Tatalaksana, Pelayanan Publik, Kepegawaian dan Diklat

(rata-rata 93,75%)

 Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan dan Penguatan Organisasi dengan

target menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi Kemhan serta meningkatnya kapasitas Kemhan melaksanakan Tugas dan fungsi.

 Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan dan Penguatan Organisasi diarahkan

pada restrukturisasi/penataan Tugas dan fungsi Satker/Subsatker dan Penguatan Satker/Subsatker yang menangani fungsi Organisasi, Tatalaksana, Pelayanan Publik, Kepegawaian dan Diklat.

 Program Penataan dan Penguatan Organisasi.

19 20

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan dan Penguatan Organisasi Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 2. Meningkatnya

kapasitas Kemhan melaksanakan tugas dan fungsi

96,50 50% 48,25  Terbentuknya unit kerja yang menangani kelembagaan, keta-laksanaan, kepegawaian, pela-yanan publik dan Diklat.

 Terselenggaranya koordinasi antar unit kerja

Produk Indikator

 Pemenuhan struktur organisasi dengan pembagian Tusi yang jelas dan tidak tumpang tindih dengan adanya:

- Penguatan fungsi organisasi sesuai dengan Road Map RB Kemhan. - Penguatan fungsi tatalaksana sesuai dengan Road Map RB Kemhan.

- Sistem informasi kepegawaian sesuai kebutuhan organisasi, baik formasi maupun kompetensinya secara up to date.

Produk Indikator

 Struktur organisasi dengan pembagian Tusi yang jelas dan tidak tumpang tindih:

- Dokumen hasil evaluasi tumpang tindih Tusi kelembagaan internal Kemhan berupa Permenhan Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemhan.

- Dokumen hasil evaluasi tumpang tindih menginformasikan hasil evaluasi atas Tusi yang ada berupa revisi Permenhan Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja  Pemenuhan terbentuknya organisasi dengan ukuran yang tepat (right size):

(13)

.

- Sistem informasi kepegawaian sesuai kebutuhan organisasi, baik formasi maupun kompetensinya secara up to date.

- Pengelolaan website Kemhan dan dapat difungsikan secara efektif yaitu kemhan.go.id. - Pengelolaan Diklat berfungsi sebagaimana mestinya.

 Pemenuhan terselenggaranya koordinasi antar Satker/Subsatker dengan adanya: - Dokumen Rakornis setiap tahun.

- Terdapat laporan hasil koordinasi yang telah memadai.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Tata Laksana

Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 1. Meningkatnya

penggu-naan TI dalam proses penyelenggaraan mana-jemen pemerintahan di Kemhan

100,00 30% 30,00  Terlaksananya seluruh Tusi Kementerian sesuai prosedur kerja yang telah diformalkan

Produk Indikator

 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Cyber Defence.

 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Peralatan Jaringan dan hardware.  Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Sisfohanneg.

 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Rakornis Teknologi Informasi Kemhan dan TNI.

 Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Tata Laksana dengan target

meningkatnya penggunaan TI dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan di Kemhan dan meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan di Kemhan serta meningkatnya kinerja di Kemhan

Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Tata Laksana

(pencapaian rata-rata 97%) Penyusunan SOP AP penyelenggaraan

Tusi Kemhan (rata-rata 94%)

Pembangunan atau Pengembangan

e-government

(rata-rata 100%)

 Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Tata Laksana diarahkan pada

penyusunan SOP AP penyelenggaraan tugas dan fungsi Kemhan dan Pembangunan atau Pengembangan e-government.

(14)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Tata Laksana

Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 2. Meningkatnya efisiensi dan

efektivitas proses manajemen pemerintahan di Kemhan. 90,00 50% 45,00  Terbangunnya mana-jemen pemerintahan berbasis TI. Produk Indikator

 Kepmenhan Nomor: KEP/997/XII/2011 tentang Standar Operasional Prosedur Kemhan.

 Keputusan Menteri Pertahanan Nomor:KEP/913/IX/2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di lingkungan Kemhan.

 Tersedianya dokumen evaluasi terhadap harmonisasi dan kelengkapan SOP di Kemhan.  Kepmenhan Nomor: KEP/1288/XI/2013 tentang Standar Operasional Prosedur Administrasi

Pemerintahan di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Tata Laksana Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 3. Meningkatnya kinerja

di Kemhan.

100,00 20% 20,00  Terbangunnya IKU yang selaras dengan Renstra Kemhan

Produk Indikator

 Penetapan Kinerja Unit Organisasi Kementerian Pertahanan

 Meningkatnya hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Kementerian Pertahanan Tahun 2012

 Meningkatnya hasil pemeriksaan LK Kementerian Pertahanan Tahun 2012 dari opini WDP menjadi opini WTP

23 24

WORKSHOP PENYUSUNAN SOP AP DI LINGKUNGAN U.O KEMHAN TH. 2014

MENHAN RI PADA SAAT LAUNCHING SISTEM LPSE DI LINGKUNGAN KEMHAN SEBAGAI BAGIAN DARI REFORMASI MENUJU SISTEM E-GOVERMENT

(15)

.

 Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

dengan target meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur pada Kemhan, meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM Aparatur Kemhan, meningkatnya disiplin SDM aparatur di Kemhan, meningkatnya efektivitas manajemen SDM Aparatur pada Kemhan dan meningkatnya profesionalisme SDM Aparatur Kemhan.

Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

(pencapaian rata-rata 97,12%)

 Penataan Sistem Rekruitmen Pegawai, persentase rata-rata 100%.  Analisis Jabatan, persentase rata-rata 100%.

 Evaluasi Jabatan, persentase rata-rata 100%.

 Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan, persentase rata-rata 100%.

 Assessment Individu Kinerja Berdasarkan Kompetensi, persentase rata-rata 87,50%.  Persiapan Sistem Penilaian Kinerja Individu, persentase rata-rata 95,00%.

 Pembangunan/pengembangan database pegawai, persentase rata-rata 100,00%.  Pengembangan Diklat pegawai berbasis kompetensi, persentase rata-rata 94,44%.

 Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

diarahkan pada penataan Sistem Rekruitmen Pegawai, Analisis Jabatan, Evaluasi Jabatan, penyusunan Standar Kompetensi Jabatan, Assessment Individu Kinerja Berdasarkan Kompetensi, penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu, Pembangunan/pengembangan database pegawai, dan Pengembangan Diklat pegawai berbasis kompetensi.

 Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 1. Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur pada Kemhan. 100,00 20% 20,00  Pengelolaan SDM telah mengacu pada Peraturan Perundang-undangan.

Produk Indikator

 Kepmenhan Nomor: KEP/1117/XI/2013 tentang Penetapan Analisis Jabatan Pejabat Struktural Eselon II Satker/Subsatker di lingkungan Kemhan dan Berita Acara Evjab Pejabat Struktural Eselon II.

 Kepmenhan Nomor: KEP/1206/XI/2013 tentang Penetapan Analisis Jabatan Pejabat Struktural Eselon III Satker/Subsatker di lingkungan Kemhan dan Berita Acara Evjab Pejabat Struktural Eselon III.

 Kepmenhan Nomor: KEP/1004/XII/2012 tentang Penetapan Analisis Jabatan Pejabat Struktural Eselon IV Satker/Subsatker di lingkungan Kemhan dan Berita Acara Evjab Pejabat Struktural Eselon IV.

 Kepmenhan Nomor: KEP/1116/XI/2013 tentang Penetapan Analisis Jabatan Fungsional Umum dan Fungsional Tertentu dan Berita Acara Evjab Pejabat Fungsional Umum dan Fungsional Tertentu.

 Permenhan Nomor 33 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Tertentu di lingkungan Kemhan.

(16)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator

2. Meningkatnya transpa-ransi dan akuntabilitas pengelolaan SDM Aparatur Kemhan

100,00 20% 20,00  Terbangunnya sistem rekruitmen pegawai yang terbuka, trans-paran dan akuntabel.

 Pola karir pegawai, mutasi dan promosi telah disusun dan dilaksanakan dengan transparan.

Produk Indikator

 Pemenuhan terbangunnya sistem rekruitmen pegawai yang terbuka, transparan dan akuntabel dengan adanya:

- Tersedianya Surat Keputusan Pimpinan tentang pelaksanaan rekruitmen.

- Tersedianya Surat Keputusan Pimpinan tentang panitia rekruitmen.

- Pengumuman Sekjen Kemhan Nomor: Peng/01/IX/2013 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil Kemhan T.A. 2013.

- Renbut formasi CPNS

Produk Indikator

 Pemenuhan pola karir pegawai, mutasi dan promosi telah disusun dan dilaksanakan dengan transparan dengan adanya:

- Permenhan Nomor 26 Tahun 2010 tentang Pola Karir Pegawai Negeri Sipil Kemhan. - Tersedianya dokumen sosialisasi pola karir kepada pegawai di lingkungan Kemhan.

- Permenhan Nomor 07 Tahun 2010 tentang Tataran Kewenangan di lingkungan Kemhan.

27 28

- Permenhan Nomor 08 Tahun 2011 tentang Baperjakat di lingkungan Kemhan.

- Permenhan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Pengurusan Dosir PNS dan TNI di lingkungan Kemhan.

- Tersedianya dokumen sosialisasi pola mutasi, rotasi dan promosi pegawai di lingkungan Kemhan.

- Dosir pegawai TNI dan PNS di lingkungan Kemhan

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 3. Meningkatnya disiplin SDM aparatur di Kemhan 100,00 20% 20,00  Penerapan PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS Produk Indikator

 Pada tahun 2011 diadakan sosialisasi tentang PP 53 Tahun 2010.

 Permenhan Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penjatuhan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil.  Pemenuhan terbangunnya sistem rekruitmen pegawai yang terbuka, transparan dan akuntabel

dengan adanya Permenhan Nomor 08 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Pertahanan

(17)

.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 4. Meningkatnya

efektivitas manajemen SDM Aparatur pada Kemhan

100,00 20% 20,00  Tersedianya indikator kinerja individu yang terukur.  Tersedianya data pegawai

yang mutakhir dan akurat

Produk Indikator

 Pemenuhan tersedianya indikator kinerja individu yang terukur dengan adanya:

- Permenhan Nomor 07 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja kepada Pegawai di lingkungan Kementerian Pertahanan.

- Rancangan Permenhan tentang Sistem Penilaian Kinerja Pegawai di lingkungan Kemhan.

- Tersedianya dokumen kertas kerja SKP dan laporan hasil penilaian kinerja. - Tersedianya dokumen pembayaran tunjangan kinerja.

 Pemenuhan tersedianya data pegawai yang mutakhir dan akurat dengan adanya:

- Pengembangan database kepegawaian berupa SIMPEG, Dosir pegawai, dan finger print.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 5. Meningkatnya

profe-sionalisme SDM Aparatur Kemhan

100,00 20% 20,00  Tersedianya dokumen standar kompetensi jabatan.

 Tersedianya peta profil kompetensi individu.

 Terbangunnya sistem dan proses Diklat pegawai berbasis kompetensi

Produk Indikator

 Pemenuhan tersedianya dokumen standar kompetensi jabatan dengan adanya:

- Kepmenhan Nomor: KEP/963/XI/2012 tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Tertentu di lingkungan Kemhan.

- Permenhan Nomor 08 Tahun 2013 tentang Baperjakat.

Produk Indikator

 Pemenuhan tersedianya peta profil kompetensi individu dengan adanya: - Permenhan Nomor 4 Tahun 2011 tentang Penilaian Kompetensi Individu.

- Petunjuk Pelaksanaan Sekjen Kemhan Nomor: Juklak/14/XII/2012 tanggal 6 Desember 2012 tentang Assessment Center di lingkungan Kemhan.

 Pemenuhan terbangunnya sistem dan proses Diklat pegawai berbasis kompetensi dengan adanya:

- Juklak Sekjen Kemhan Nomor: Juklak/01/II/2011 tentang Pola Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Kemhan.

- Sistem training dan development sudah sesuai dengan kebutuhan organisasi. - Sistem pendidikan dan pelatihan sudah sesuai dengan kompetensi pegawai.

(18)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

MENTERI PERTAHANAN RI MERESMIKAN ASSESMENT CENTER KEMHAN

PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN INTERNALISASI MANAJEMEN PERUBAHAN DI KEMHAN

31 32

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Pengawasan Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator

1.

Meningkatnya kepatuhan

terhadap pengelolaan keuangan negara oleh Kemhan

95.63 25% 23,91  Kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan per-tanggungjawaban keuangan negara pada Kemhan sesuai dengan aturan yang berlaku  Terselenggaranya SPIP

sesuai PP 60/2008.  Meningkatnya peran

APIP

Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Pengawasan

(pencapaian rata-rata 100%)

 Penerapan SPIP pada masing-masing Satker, persentase rata-rata 100%.

Peningkatan peran APIP sebagai quality assurance dan consulting, persentase rata-rata 100%.  Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Pengawasan dengan target

meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara oleh Kemhan, meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara pada Kemhan dan meningkatnya status opini BPK Kemhan serta menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang.

 Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Pengawasan diarahkan pada

penerapan SPIP pada masing-masing Satker dan Peningkatan peran APIP sebagai

quality assurance dan consulting.

(19)

.

Produk Indikator

 Pemenuhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan negara pada Kemhan sesuai dengan aturan yang berlaku dengan bukti adanya:

- Permenhan Nomor 21 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kemhan dan TNI.

- Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Itjen Kemhan.

- Laporan Pengawasan dan Pemeriksaan Itjen Kemhan.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Pengawasan

Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 2. Meningkatnya

efektivitas pengelolaan keuangan negara pada Kemhan

100,00 25% 25,00  Laporan hasil penga-wasan dan pemerik-saan Tim Wasrik Kemhan terhadap pelaksanaan program kerja dan anggaran U.O Kemhan.

 Laporan hasil wasan aparat penga-wasan intern peme-rintah (APIP).

 Surat Sekjen Kemhan perihal Laporan Moni-toring Realisasi DIPA

Produk Indikator

 Pemenuhan kegiatan laporan hasil pengawasan dan pemeriksaan Tim Wasrik Kemhan terhadap pelaksanaan program kerja dan anggaran U.O Kemhan dengan adanya:

- Laporan Hasil Pengawasan dan Pemeriksaan Tim Wasrik Itjen Kemhan terhadap Pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran U.O. Kemhan.

- Laporan Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). - Surat Sekjen Kemhan perihal Laporan Monitoring Realisasi DIPA U.O. Kemhan.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Pengawasan

Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 3. Meningkatnya status

opini BPK Kemhan.

93,75 25% 23,44  Meningkatnya opini BPK atau tetap diper-tahankan opini WTP oleh Kemhan.  Meningkatnya peran APIP dalam mendorong Kemhan meningkatkan status opini Laporan Keuangan.

(20)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

 Pemenuhan meningkatnya opini BPK atau tetap dipertahankan opini WTP oleh Kemhan dengan adanya:

- Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kemhan Tahun 2012 Nomor: 29a/HP/XIV/05/2013 tanggal 16 Mei 2013 yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan RI berupa opini WTP- DPP (dengan paragraf penjelas).

 Pemenuhan meningkatnya peran APIP dalam mendorong Kemhan meningkatkan kepatuhan atas pengelolaan keuangan negara dengan adanya:

- Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Itjen Kemhan.

- Laporan Pelaksanaan Program Kerja Pengawasan Tahunan Itjen Kemhan.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Pengawasan

Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 4. Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang 82,50 25% 20,63  Implementasi program anti korupsi  Meningkatnya imple-mentasi e-procurement barang dan jasa

Produk Indikator

 Pemenuhan implementasi program anti korupsi dengan adanya:

- Surat Irjen Kemhan Nomor: B/1309/X/2012 tentang Laporan PIAK Kemhan T.A. 2012 telah memperoleh rata-rata 6,87 dan rata-rata PIAK K/L 5,51.

- Nota Dinas Irjen Kemhan Nomor: B/ND/108/IX/2013 perihal Laporan Mengikuti Diskusi Peran APIP dan Sosialisasi, Pelatihan Whitsle Blowing System dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

35 36

 Pemenuhan meningkatnya implementasi e-procurement barang dan jasa dengan adanya: - Pengumuman Sekjen Kemhan perihal Pelelangan Pengadaan Barang Jasa. Pengumuman

ini dapat diakses pada website Kemhan.

- Printscreen pengumuman LPSE Kemhan 2013 yang dapat diakses pada website Kemhan.

- Surat Kabaranahan Kemhan kepada BPK RI Nomor: B/490/I/2014/Baranahan tanggal 23 Januari 2014 tentang Undangan e-audit dan e-procurement.

MENHAN RI PADA SAAT MENERIMA HASIL PEMERIKSAAN LKKL TAHUN 2012 DARI KETUA BPK RI DENGAN PENCAPAIAN OPINI WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP)

(21)

.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 1. Meningkatnya kinerja

Kemhan

100,00 50% 50,00  tersedianya IKU Kemhan

Produk Indikator

 Pemenuhan tersedianya IKU Kemhan dengan adanya: - LKj U.O. Kemhan.

- LAKIP U.O. Kemhan

- Rancangan Permenhan tentang Penetapan IKU Kemhan dan TNI.

Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Akuntabilitas

(pencapaian rata-rata 94,44%)

 Penguatan Akuntablilitas Kinerja Kemhan, persentase rata-rata 100%.

 Pengembangan Sistem Manajemen Kinerja Organisasi, persentase rata-rata 83,33%.

 Penyusunan IKU, persentase rata-rata 100%.

 Penilaian pelaksanaan kegiatan Penguatan Akuntabilitas dengan target meningkatnya

kinerja Kemhan, dan meningkatnya akuntabilitas Kemhan.

 Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Akuntabilitas diarahkan pada

penguatan Akuntablilitas Kinerja Kemhan dan pengembangan Sistem Manajemen Kinerja Organisasi, serta penyusunan IKU.

 Program Penguatan Akuntabilitas.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 2. Meningkatnya

akuntabili-tas Kemhan

86,25 50% 43,13  Terwujudnya sistem yang mampu mendorong ter-capainya kinerja organisasi yang terukur

 Peningkatan kualitas laporan akuntabilitas.

Produk Indikator

 Pemenuhan terwujudnya sistem yang mampu mendorong tercapainya kinerja organisasi yang terukur dengan adanya:

- Keputusan Sekjen Kemhan Nomor:KEP/1096/XII/2012 tentang Revisi Rencana Strategis U.O. Kemhan Tahun 2010-2014

- Keputusan Sekjen Kemhan tentang Rencana Kinerja U.O.Kemhan Tahun 2014.

- Petunjuk Pelaksanaan Sekjen Kemhan Nomor: JUKLAK/02/VI/2013 tentang Penetapan IKU Satker/Subsatker di lingkungan U.O.Kemhan.

- Rancangan Permenhan tentang Penetapan IKU Kemhan dan TNI.

- Petunjuk Pelaksanaan Sekjen Kemhan Nomor: JUKLAK/03/VIII/2013 tentang Penyusunan Laporan Kinerja Satker/Subsatker di lingkungan U.O. Kemhan.

 Pemenuhan peningkatan kualitas laporan akuntabilitas dengan adanya:

- Surat MENPAN dan RB Nomor: B/3821/M.PAN-RB/11/2013 tanggal 22 Nov 2013 tentang Hasil Evaluasi atas Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah.

(22)

.

Penilaian Pelaksanaan kegiatan Program Peningkatan Pelayanan Publik Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 1. Meningkatnya pelayanan

publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan mudah dijangkau).

87,50 40% 35,00  terselenggaranya pela-yanan publik yang murah/terjangkau, pasti waktunya, dan jelas prosedur layanannya.

Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Peningkatan Pelayanan Publik (pencapaian rata-rata 89,58%)

 Penerapan standar pelayanan publik Kemhan, persentase rata-rata 100%.

 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik Kemhan, persentase rata-rata 83,33.

 Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Peningkatan Pelayanan Publik dengan target

meningkatnya pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan mudah dijangkau) dan meningkatnya jumlah unit layanan yang memperoleh standarisasi pelayanan serta meningkatnya Indeks Kepuasan Masyarakat .

 Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Peningkatan Pelayanan Publik diarahkan pada

penerapan standar pelayanan publik Kemhan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik Kemhan.

 Program Peningkatan Pelayanan Publik.

39 40

Penilaian Pelaksanaan kegiatan Program Peningkatan Pelayanan Publik Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 2. Meningkatnya jumlah unit

layanan yang memperoleh standarisasi pelayanan.

50,00 20% 10,13  unit pelayanan yang telah memiliki standar pelayanan prima.

Produk Indikator

 Terpenuhinya unit pelayanan yang telah memiliki standar pelayanan prima didukung adanya: - Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.03.05/I/1721/11, dengan mendapat nilai Rumah

Sakit Umum Kelas B.

- Permenhan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Layanan Informasi Pertahanan di lingkungan Kemhan.

- Permenhan Nomor 37 Tahun 2013 tentang Penyusunan Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan Publik.

- Profil dan Panduan Informasi Standar Pelayanan RS dr. Suyoto.

Produk Indikator

 Pemenuhan terselenggaranya pelayanan publik yang murah/terjangkau, pasti waktunya dan jelas prosedur layanannya didukung dengan adanya:

- Permenhan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Layanan Informasi Pertahanan di lingkungan Kemhan.

- Permenhan Nomor 37 Tahun 2013 tentang Penyusunan Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan Publik.

- Tampilan website, optimalisasi peran PPID, desk information, ruang akses internet, formulir permohonan informasi, daftar informasi pertahanan, telepon, fax, kotak pos 2500 dan DMC (Defence Media Center).

(23)

.

Penilaian Pelaksanaan kegiatan Program Peningkatan Pelayanan Publik Target Pencapai

an Bobot Nilai Indikator 3. Meningkatnya Indeks

Kepuasan Masyarakat.

75,00 40% 30,00  Terimplementasikannya metode survei kepuasan pelanggan yang efektif (SK Menpan Nomor 25/MP/ PAN/2004 tgl. 24-2-2004).

 Terbangunnya sistem pe-nanganan keluhan, saran dan masukan.

 Terbangunnya strategi kehumasan untuk peningkatan citra Kemhan.

Produk Indikator

 Pemenuhan terimplementasinya metode survey kepuasan pelanggan yang efektif dengan adanya:

- Tersedianya BA Hasil Penilaian Sementara Kinerja Unit Pelayanan Pusat Komunikasi Publik Kemhan oleh Kementerian PAN dan RB tanggal 26 Agustus 2013. (sesuai Kepmenpan RB Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman IKM Unit Pelayanan Instansi Pemerintah)  Pemenuhan terbangunnya sistem penanganan keluhan, saran dan masukan dengan adanya:

- Permenhan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Layanan Informasi Pertahanan di lingkungan Kemhan.

- Perbaikan jaringan komputer dan internet untuk menunjang kinerja

 Pemenuhan terbangunnya strategi kehumasan untuk peningkatan citra Kemhan dengan adanya:

- Tersedianya BA Hasil Penilaian Sementara Kinerja Unit Pelayanan Pusat Komunikasi Publik Kemhan oleh Kementerian PAN dan RB tanggal 26 Agustus 2013.

- Majalah "WIRA" mendapatkan penghargaan pada ajang Indonesia Inhouse Magazine 41

KUNJUNGAN WAPRES RI BUDIONO DAN MENKES RI DI RS. DR. SOEYOTO PUSREHABCAT KEMHAN DALAM RANGKA PELAYANAN MASYARAKAT UMUM/BPJS

MAJALAH "WIRA" MENDAPATKAN PENGHARGAAN PADA AJANG INDONESIA

INHOUSE MAGAZINE AWARD (InMA) TAHUN 2013.

(24)

.

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Manajemen Perubahan Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 1. Meningkatnya

komit-men pimpinan dan pe-gawai Kemhan dalam melaksanakan RB

90.5 40% 36,20  Terbentuknya Tim Manajemen Perubahan Kemhan.

 Tersusunnya strategi ma-najemen perubahan Kem-han.

 Tersusunnya strategi ko-munikasi manajemen perubahan.

Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Manajemen Perubahan

(pencapaian rata-rata 69,05%) Pembentukan Tim

Manajemen Perubahan (100%)

Penyusunan Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi

Komunikasi (100%)

Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan dalam

rangka RB (75%)

 Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Manajemen Perubahan dengan target

meningkatnya komitmen pimpinan dan pegawai Kemhan dalam melaksanakan RB, terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja Kemhan dan menurunnya resiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan.

 Pencapaian pelaksanaan kegiatan Program Manajemen Perubahan diarahkan pada

pembentukan Tim yang bertugas menyusun Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi Komunikasi serta melaksanakan sosialisasi maupun internalisasinya.

 Program Manajemen Perubahan.

43 44

Produk Indikator

 Terbentuknya tim manajemen perubahan Kemhan dengan penetapan tim manajemen perubahan di lingkungan Kemhan yang melaksanakan fungsi berupa:

- Mendesain teknis manajemen perubahan - Pelaksana program manajemen perubahan

- Penjaminan mutu program manajemen perubahan.

- Penetapan role model sebagai agen perubahan pada tingkat Satker/Subsatker  Tersusunnya Strategi Manajemen Perubahan Kemhan dengan adanya:

- Penetapan dokumen Road Map RB Kemhan.

- Penetapan Work Plan (Renja Tahunan/RKT) RB Kemhan. - Tersusunnya kode etik (aturan perilaku pegawai).

 Tersusunnya Strategi Komunikasi Manajemen Perubahan dengan adanya: - Dokumen strategi pelaksanaan.

- Jadwal kegiatan komunikasi dan informasi RB.

- Data dari hasil penelitian terhadap media komunikasi melalui penyebaran kuisioner kepada Satker/Subsatker di lingkungan Kemhan.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Manajemen Perubahan Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 2. Terjadinya perubahan

pola pikir dan budaya kerja Kemhan

90 30% 27,00  Terbangunnya komitmen, partisipasi, dan perubahan perilaku yang diinginkan.

Produk Indikator

 Hasil survei penilaian perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai amanat RB.  Hasil survei penilaian indeks persepsi terhadap partisipasi pegawai dalam pelaksanaan RB.

(25)

.

Penilaian pelaksanaan kegiatan Program Manajemen Perubahan Target Pencapaian Bobot Nilai Indikator 3. Menurunnya resiko

kegagalan yang dise-babkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan

92,50 30% 27,75  Adanya analisis resiko dan komunikasi kepada seluruh staf untuk mengurangi tingkat kegagalan dan meningkatkan kepuasan pegawai.

Produk Indikator

 Adanya daftar area kritis yang resisten terhadap perubahan.

 Pelaksanaan sosialisasi Manajemen Perubahan kepada change agent.

 Hasil survei penilaian kepuasan pegawai terhadap organisasi yang bersangkutan

WORKSHOP DAN SOSIALISASI MANAJEMEN PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PERTAHANAN

.

Pencapaian pelaksanaan kegiatan per program RB

No. Nama Program Pencapaian%

1. Program Manajemen Perubahan 91,00% 2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan 90,09% 3. Program Penataan dan Penguatan Organisasi 89,87% 4. Program Penataan Tatalaksana 97,00% 5. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 97,12% 6. Program Penguatan Pengawasan 100% 7. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja 94,44% 8. Program Peningkatan Pelayanan Publik 89,58%

Pencapaian rata-rata pelaksanaan kegiatan program RB. 93,64%

 Pencapaian pelaksanaan program RB Kemhan Tahun

2010-2014:

Agenda perubahan tercapai Tahap I 2010 Tahap II 2011 Tahap III 2012 Tahap IV 2013 Tahap V 2014

Monev

Monev

Monev

Monev

Evaluasi

menyeluruh

(26)

•KONDISI AWAL REFORMASI BIROKRASI KEMHAN

Pencapaian pelaksanaan kegiatan per program RB Kemhan.

No. Nama Program Nilai Bobot Penilaian (%) (nilai x bobot)

1. Program Manajemen Perubahan 90,95 10% 9.09 2. Program Penataan Peraturan

Perundang-undangan 92.5 10% 9.25

3. Program Penataan dan Penguatan Organisasi 85.7 15% 12.86 4. Program Penataan Tatalaksana 95 15% 14.25 5. Program Penataan Sistem Manajemen SDM

Aparatur 100 20% 20.00

6. Program Penguatan Pengawasan 89.8 10% 8.98 7. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja 93.1 10% 9.31 8. Program Peningkatan Pelayanan Publik 75 10% 7.50

Nilai 91.24

 Tingkat pencapaian nilai akhir pelaksanaan kegiatan program RB Kemhan pada kegiatan Evaluasi Menyeluruh tahun 2010-2014 adalah 91.24. Nilai pencapaian ini dikategorikan skor kualitas sangat baik (90 < X ≤ 100).

 Penilaian Pelaksanaan Program RB KemhanTahun 2010-2014 sesuai pembobotan

:

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengatur uang THR seperti ini, Anda tidak akan menyesal berbagi dengan orang lain karena berapapun uang yang Anda berikan, bagi orang yang membutuhkan, itu sudah

Berbeda dengan wilayah Indonesia bagian barat, vegetasi di wilayah ini memiliki corak hutan hujan tropis tipe Australia Utara, dengan jenis flora yang khas yaitu ekaliptus... Gambar

Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Pindah dari pejabat yang menerbitkan surat keputusan pindah atau pejabat yang ditunjuk, yang dibuat sesuai

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan kepada koordinator liputan dan juga crew pada program “TVRI Sport”, sikap positif yang dimiliki baik oleh

Pada arsitektur sistem POS tagging, terdapat tiga buah aturan word reordering yang dapat memberikan peningkatan kualitas dan akurasi mesin penerjemah statistik,

Dalam teks sajak yang ketiga, “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia”, hierarki diisi oleh relasi vertikal penindasan, yaitu bahwa peran pihak penindas diisi oleh dua satuan

BPKP pada hakekatnya bertujuan memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran yaitu aktivitas assurance dan consulting. Menyelenggarakan pengawasan intern

Jika p lebih kecil daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang kita miliki berbeda secara signifikan dengan data virtual yang normal tadi. Ini berarti data