• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

2019

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

Skema sertifikasi Teknisi Senior Otomasi Industri merupakan Skema Sertifikasi Okupasi Nasional yang dikembangkan oleh Komite Skema Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas inisiatif Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Studi Teknik Elektro. Skema ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Otomasi Industri dan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 631 Tahun 2016 tetang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri. Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi lulusan Sarjana dan sebagai acuan bagi LSP dan asesor kompetensi dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi Teknisi Senior Otomasi Industri.

Dilarang mereproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Direktur LSP UMY.

(2)

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

Nomor Dokumen : 001/FT/LSP.UMY/2019 Nomor Salinan : 0

Status Distribusi :

Terkendali Tak Terkendali

(3)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

I. LATAR BELAKANG 2

II. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI 3

III. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMA SERTIFIKASI 4

IV. ACUAN NORMATIF 4

V. PAKET/KEMASAN KOMPETENSI 5

VI. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI 5

VII. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 5

7.1. Hak Pemohon dan Peserta Sertifikasi 5

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat 6

VIII. BIAYA SERTIFIKASI 6

IX. PROSES SERTIFIKASI 6

9.1 Proses Pendaftaran 6

9.2 Proses Asesmen 7

9.3 Proses Uji Kompetensi 8

9.4 Keputusan Sertifikasi 8

9.5 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat 9

9.6 Pemeliharaan Sertifikat 9

9.7 Proses Sertifikasi Ulang 9

9.8 Penggunaan Sertifikat 10

(4)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

I. LATAR BELAKANG

Era digitalisasi industri atau lebih dikenal dengan istilah otomasi industri semakin berkembang pada dasawarsa terakhir. Otomasi industri merupakan pemanfaatan sistem kontrol berbasis komputer yang digunakan untuk mengendalikan mesin-mesin industri dan kontrol proses untuk optimisasi produksi barang dan jasa. Otomasi hanya dilakukan jika hasilnya lebih cepat, lebih baik secara kuantitas dan/ atau kualitas dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Dalam dunia industri, otomasi merupakan lanjutan dari mekanisasi, di mana mekanisasi masih membutuhkan operator manusia selama mesin beroperasi atau membutuhkan bantuan tenaga otot manusia agar mampu bekerja. Komponen otomasi industri merupakan gabungan dari komponen mekanik, elektronik, dan komputer. Manfaat utama yang dirasakan adalah proses operasional menjadi lebih efisien, baik bahan baku, energi maupun limbahnya. Hal ini akan mengarah pada peningkatan kualitas, akurasi dan presisi dalam pekerjaan. Kerugiannya memang termasuk biaya tinggi untuk R&D dan investasi peralatan. Melalui otomasi industri di manufaktur, pabrik masa depan akan lebih efisien dalam pemanfaatan energi, bahan baku dan sumberdaya manusia. Manusia dan mesin akan bekerjasama untuk menciptakan sebuah ruang kerja yang lebih efisien dan produktif. Siring dengan perkembangan dunia industri tersebut dibutuhkan sumber daya - sumber daya yang kompeten dan profesional dibidang otomasi industri.

Sumber daya yang tangguh dan kompeten merupakan motor penggerak utama pembangunan ekonomi nasional dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui pembangunan industri yang maju sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Perindustrian No. 3 Tahun 2014. Sumber daya yang tangguh didalamnya mencakup kompetensi kerja, dimana perorangan mempunyai kecakapan dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Nomor 41 Tahun 2015. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XVI pasal 61 ayat 3 menyatakan bahwa sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.

Dikeluarkannya Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Otomasi Industri, menjadi acuan dan rujukan dalam upaya penyediann sumber daya yang memiliki kompetensi dibidang otomasi industri.

(5)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Bab II Pasal 44 menyatakan:

1. Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

2. Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. 3. Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan sebagai

syarat untuk memperoleh pekerjaan tertentu.

Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 25 Ayat (5) menyatakan bahwa mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh:

1. Ijazah, bagi lulusan program diploma, program sarjana, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan;

2. Sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi;

3. Sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya;

4. Gelar; dan

5. Surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

Permenristekdikti Nomor 59 Tahun 2018 Pasal 13 ayat (2) menyatakan bahwa sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

Skema sertifikasi ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Otomasi Industri dan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 631 Tahun 2016 tetang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri. Dengan skema sertifikasi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi para pemangku kepentingan.

II. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

(6)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

2.2 Lingkungan Pengguna Sertifikasi: Semua bidang Industri yang menerapkan sistem kontrol otomatis untuk mesin – mesin produksinya, dan bidang lainnya yang memiliki divisi atau berkaitan dengan bidang teknologi kontrol dan rekayasa.

III. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMASERTIFIKASI

3.1 Memastikan kompetensi Teknisi Senior dan mampu menjalankan tugasnya dengan profesional.

3.2 Menjadi acuan bagi LSP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Asesor Kompetensi untuk melakukan asesmen.

IV. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

4.3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

4.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

4.6 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar, dan Tatacara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi.

4.7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.

4.8 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Tatacara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

4.9 Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 49 Tahun 2018 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Otomasi Industri. 4.10 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 631 Tahun 2016

(7)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin dan Perlengkapan yang Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri

4.11 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1 / BNSP / III / 2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi.

4.12 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 2 / BNSP / VIII / 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi.

V. PAKET/KEMASAN KOMPETENSI

5.1 Jenis Kemasan : Okupasi Nasional

5.2 Skema Sertifikasi : Teknisi Senior Otomasi Industri 5.3 Rincian Unit Kompetensi :

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1 C.282900.012.01 Memelihara Lingkungan Tempat Kerja

2 C.282900.013.01 Memelihara Efektivitas Hubungan di Tempat Kerja 3 C.282900.035.01 Menulis Program Software

4 C.282900.037.01 Melaksanakan Komisioning Sistem 5 C.282900.011.01 Memelihara Sensor

6 C.282900.022.01 Memelihara Sistem Kelistrikan 7 C.282900.024.01 Memelihara Sistem Elektronika 8 C.282900.026.01 Memelihara Sistem Robotik

9 C.282900.043.01 Merancang Diagram Alur Program Software

VI. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1 Mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Studi Teknik Elektro.

6.2 Telah lulus matakuliah Rangkaian Listrik, Rangkaian Elektronika, Sistem Digital, Algoritma dan Pemrograman, Sistem Kontrol dan Instrumentasi, Elektronika Daya dan Electrical Drives dan Otomasi.

VII. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1. Hak Pemohon dan Peserta Sertifikasi

7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi.

(8)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

7.1.3. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat nasional.

7.1.4. Memperoleh jaminan kerahasiaan terhadap proses sertifikasi. 7.1.5. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi. 7.1.6. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.

7.1.7. Menggunakan sertifikat yang diperoleh untuk promosi diri sebagai tenaga pada bidang Teknisi Senior Otomasi Industri.

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1. Melaksanakan keprofesian pada bidang kompetensi keahlian Teknisi Senior Otomasi Industri.

7.2.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen.

7.2.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan.

7.2.4. Menjamin terpeliharanya kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi

7.2.5. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah terbaru, benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

7.2.6. Membayar biaya sertifikasi.

VIII. BIAYA SERTIFIKASI

8.1. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana lainnya.

8.2. Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor asesor, penggandaan materi, biaya akomodasi dan transpor asesor yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen.

IX. PROSES SERTIFIKASI 9.1 Proses Pendaftaran

9.1.1 Pemohon memahami proses Asesmen (Skema Sertifikasi Teknisi Senior Otomasi Industri) ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup

(9)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat.

9.1.2 Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan bukti :

a. Copy Kartu Tanda Mahasiswa

b. Bukti telah menyelesaikan mata kuliah sesuai dengan persyaratan 6.1 c. Pas foto terbaru 4x6 sebanyak 2 lembar background warna merah 9.1.3 Peserta mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi

dengan bukti-bukti pendukung.

9.1.4 Peserta menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.

9.1.5 LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa peserta sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

9.2 Proses Asesmen

9.2.1 Asesmen skema sertifikasi Teknisi Senior Otomasi Industri direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.

9.2.2 LSP UMY menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen.

9.2.3 Asesor melakukan verifikasi persyaratan skema menggunakan perangkat asesmen dan mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.

9.2.4 Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.

9.2.5 Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan.

9.2.6 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut uji kompetensi.

(10)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

9.3 Proses Uji Kompetensi

9.3.1 Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi yang dapat dilakukan dengan menggunakan metoda praktik, tertulis, lisan yang andal dan objektif serta konsisten. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.

9.3.2 Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan melalui verifikasi LSP

9.3.3 Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian skema sertifikasi diverifikasi dan dikalibrasi.

9.3.4 Bukti yang dikumpulkan melalui uji kompetensi dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM 9.3.5 Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM

direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.3.6 Asesor melaporkan dan menyampaikan rekomendasi hasil uji kompetensi kepada LSP.

9.4 Keputusan Sertifikasi

9.4.1 LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses uji kompetensi mencukupi untuk:

a. mengambil keputusan sertifikasi;

b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2 Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor melalui proses uji kompetensi. Personil pelaksanaan uji kompetensi tidak ikut serta dalam membuat keputusan sertifikasi.

9.4.3 Personil LSP UMY yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman dalam proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.

(11)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

9.4.4 LSP UMY melakukan sidang pleno untuk memverifikasi berkas sertifikasi dan menetapkan status kompetensi yang dibuat dalam berita acara, untuk proses penerbitan sertifikat kompetensi.

9.4.5 LSP UMY menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun.

9.4.6 LSP menerbitkan sertifikat kompetensi Teknisi Senior Otomasi Industri kepada semua yang berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat berlogo Garuda Pancasila, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun 9.4.7 Sertifikat diserahkan setelah seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.5 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1. LSP UMY akan melakukan pembekuan sertifikat jika seorang pemegang sertifikat:

a. melanggar ketentuan pemegang sertifikat; b. melanggar ketentuan disiplin peserta didik;

c. menyalahgunakan kewenangan yang telah diberikan; d. mencemarkan nama baik LSP UMY.

9.5.2. LSP UMY Akan melakukan pencabutan sertifikat apabila tidak mengindahkan peringatan yang telah diberikan dalam penyalahgunaan sertifikat.

9.6 Pemeliharaan Sertifikat

LSP UMY tidak melakukan Pemeliharaan terhadap Sertifikat Kompetensi.

9.7 Proses Sertifikasi Ulang

LSP UMY tidak melakukan proses sertifikasi ulang dan disarankan untuk sertifikasi ulang melalui LSP P3 yang relevan.

(12)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI SENIOR OTOMASI INDUSTRI

9.8 Penggunaan Sertifikat

Pemegang harus menandatangani persetujuan untuk : 9.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yanag relevan

9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan

9.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP UMY dan tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah

9.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP UMY yang menerbitkannya.

9.9 Banding

9.5.1 LSP UMY menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding.

9.5.2 LSP UMY menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.

9.5.3 Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.5.4 LSP UMY memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding.

Referensi

Dokumen terkait

positif. Pada elemen rangkaian, tanda “+” dipakai untuk menunjukkan titik yang dianggap mempunyai tegangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan titik yang bertanda “−”, dan

kebutuhannya. Amil Amil merupakan orang atau lembaga yang diangkat oleh pemerintah maupun lembaga berbadan hukum untuk mengurus zakat. Tugas utama sebuah amil atau lembaga amil

Panjang kondisi pada baseline (A2) yaitu lima kali pertemuan dimulai dari pertemuan keduabelas sampai limabelas. Pada pengamatan keduabelas kemampuan anak tungrahita ringan

Jika sebelumnya telah diketahui bahwa mayoritas para guru SD itu berada pada peringkat Madya dan pemahaman terhadap bacaan dan kaidah bahasa Indonesia adalah

Dengan mempertimbangkan kebutuhan RTH Kota Kandangan berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk dan kenyamanan thermal , maka pengembangan RTH Kota Kandangan

Pada tanggal 9 November 1945 sekitar pukul 11.00 Gubernur Soerjo memerintah kepada Pak Dirman, Roeslan Abdul ghani, dan seorang Kundan untuk mendatangi Jenderal

Tentukan gaya sentripetal yang bekerja pada sebuah benda bermassa 1 kg yang sedang bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari lintasan sebesar 2 m dan kecepatan 3

Tabel 3.6.6.3 Persentase Penduduk Umur 10 tahun ke Atas Menurut Sikap Bila Ada Anggota Rumah Tangga Menderita HIV/AIDS dalam Rumah Tangga, dan Kabupaten/Kota di Provinsi DI