• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII C TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Giovani Pradipta Mahardhika 121414059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

(2)

EFFORT TO INCREASE STUDENT’S RESULT OF

LEARNING ON THE TOPIC OF CUBE DAN CUBOID IN THE

EIGHT GRADE AT SMP MARIA IMMACULATA WITH

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

METODHS

THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements in Obtain the Sarjana Pendidikan Degree in Mathematics Education Study Program

By:

Giovani Pradipta Mahardhika 121414059

MATHEMATICS EDUCATION STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF MATHEMATICS AND SCIENCES FACULTY OF THEACER TRAINING AND EDUCATION

SANATA DHARMA UNIVERSITY 2016

(3)

i

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII C TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Giovani Pradipta Mahardhika 121414059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

(4)

ii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII C TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Disusun oleh:

Giovani Pradipta Mahardhika 121414059

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(5)

iii

SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII C TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Giovani Pradipta Mahardhika

121414059

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal: 24 Oktober 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ... Sekretaris : Dr. Hongki Julie, M.Si. ... Anggota I : Antonius Yudhi Anggoro, M.Si. ... Anggota II : Febi Sanjaya, M.Sc. ... Anggota III : Yosep Dwi Kristanto, M.Pd. ...

Yogyakarta, 24 Oktober 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustasimu, tetapi tentang potensi yang belum

terpenuhi. Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tetapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk

melakukan sesuatu” –Paus Yohanes XXIII-

Skripsi ini dipersembahkan kepada

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberikan kasihNya. Ayah & Ibu atas doa, motivasi, dan segala cinta

yang diberikan kepada saya.

Mba Ocha, Mas Dhimas, Mas Andre, Mba Yeni yang telah mendukung saya.

Adikku Kristo dan keponakanku Gaby yang selalu menghibur saya.

Almamaterku tercinta,

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Agustus 2016

Penulis,

(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Giovani Pradipta Mahardhika

Nomor Induk Mahasiswa : 121414059

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII C Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Maria Immaculata Yogyakarta pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok dengan Menggunakan Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 17 Agustus 2016 Yang menyatakan,

(9)

vii

ABSTRAK

Giovani Pradipta Mahardhika. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII C Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Maria Immaculata Yogyakarta pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok dengan Menggunakan Metode Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD). Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan hasil belajar siswa di SMP Maria Immaculata Yogyakarta, (2) keterlaksanaan pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD), dan (3) tanggapan siswa terhadap metode Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2016. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VIII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang terdiri dari 27 siswa yaitu 12 siswa putri dan 15 siswa putra. Data penelitian ini berupa skor tes hasil belajar matematika, skor keterlaksanaan pembelajaran, dan skor tanggapan siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes untuk mendapatkan data dari hasil belajar matematika, lembar pengamatan untuk mendapatkan skor keterlaksanaan pembelajaran, serta metode kuesioner dan wawancara untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar siswa meningkat yang ditunjukkan dengan kategori siswa yang tuntas sebelum menggunakan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebesar 14,82%, sedangkan kategori siswa yang tuntas setelah menggunakan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebesar 55,55%, (2) keterlaksanaan pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) tergolong sangat baik dengan persentase 95,105%, (3) tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan metode kategori siswa yang tuntas sebelum menggunakan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) tergolong sangat baik, dengan persentase 80,47%.

Kata kunci:

matematika, hasil belajar, kubus, balok, Student Teams Achievement Divisions

(10)

viii

ABSTRACT

Giovani Pradipta Mahardhika. 2016. Effort to Increase Student’s Result of Learning on the Topic of Cubes dan Blocks in the Eight Grade at SMP Maria Immaculata with Student Teams Achievement Divisios (STAD) metodhs. Undergraduate Thesis. Yogyakarta : Mathematics Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research was aimed to find: (1) the enhancement of the result of learning at SMP Maria Immaculata, (2) the implementation of mathematics learning by using Student Teams Achievement Divisions (STAD) method, (3) the response of students on the use of Student Teams Achievement Divisions (STAD) method.

The research was conducted on April until June 2016. Subjects of this research were students of class VIIIC at SMP Maria Immaculata Yogyakarta consisting of 27 students with 12 female students and 15 male students. The data collected was in the form of mathematics test score, feasibility score, and student’s response score. The techniques used were test method to find the data of the result of mathematics learning, observation sheet to find the data of feasibility, and then questionnaires method and interview method to obtain the data about student’s response.

The result showed that (1) student’s result of learning increased which is shown by the category of students who completed, i.e., before using Student Teams Achievement Divisions (STAD) method, the percentage was at 14,82%, and after using Student Teams Achievement Divisions (STAD) method was at 55,55%, (2) the implementation of Student Teams Achievement Divisions (STAD) method is very good with percentage of 95,105%, and (3) the response of students on the use of Student Teams Achievement Divisions (STAD methods) is very good with percentage of 80,47%.

Key words : mathematics, learning achievement, cube, cuboid Student Teams

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur mendalam penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih serta campur tangan-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII C Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Maria Immaculata Yogyakarta pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok dengan Menggunakan Metode Kooperatif Student

Teams Achievement Divisions (STAD)” ini penulis susun untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Proram Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat, kasih serta campur tangan yang luar biasa dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat selesai dengan baik.

2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

(12)

x

5. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

6. Antonius Yudhi Anggoro, M.Si. selaku dosen pembimbing yang selalu bijaksana dalam memberikan bimbingan, nasihat serta waktunya selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

7. Para dosen Pendidikan Matematika yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan ilmu serta mendidik penulis menjadi pribadi yang “Cerdas dan Humanis”.

8. Sr. M. Lucy Hariwati OSF, S.Pd. selaku Kepala SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan, izin, dan keluasan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Juliana Erni Mutiani, S.Pd. selaku guru Matematika di SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang telah banyak membantu selama pelaksanaan penelitian.

10. Siswa-siswi kelas VIII C di SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang telah membantu dan mendukung pelaksanaan penelitian.

11. Ayah dan Ibu tercinta, Yohanes Mardiyanto (†) dan Bernadeta Titik Supriyanti atas doa, dukungan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kakak tersayang Mba Ocha dan Mas Dhimas, Mas Andre dan Mba Yeni yang telah memberi semangat, doa, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(13)

xi

13. Adik ku tersayang Kristoforus dan keponakanku tercinta Gaby yang selalu menghibur dan memberi semangat.

14. Saudara-saudari tercinta yang telah memberikan dorongan, semangat, kasih sayang dan bantuan demi lancarnya penyusunan skripsi ini.

15. Sahabatku Martina Novi Tensawanti, Stephani Rangga Larasati, Ita Susanti yang selalu menginspirasi dan terimakasih atas dukungannya.

16. Teman-temanku seperjuangan Erna Putri Astuti, Bibiana Putri, Theresia Imawati, Fransisca Erlin Yuniarti, dan teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2012 yang telah mendukung dan memberi motivasi yang tiada terkira.

17. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dikembangkan menjadi penelitian yang lebih baik.

Penulis

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6 C. Rumusan Masalah ... 6 D. Tujuan Penelitian ... 7 E. Batasan Masalah ... 7 F. Penjelasan Istilah ... 7 G. Manfaat ... 9

(15)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar ... 10

B. Hasil Belajar ... 12

C. Pembelajaran Kooperatif ... 15

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 17

E. Kubus dan Balok ... 23

F. Kerangka Berpikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 34

D. Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 34

E. Data Penelitian ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 36

G. Teknik Pengumpulan Data ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembelajaran ... 45

B. Data Penelitian ... 56

C. Analisis Data dan Pembahasan ... 66

(16)

xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA ... 91

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bagian-Bagian Kubus ... 23

Gambar 2.2. Diagonal Bidang/Sisi Kubus ... 24

Gambar 2.3. Diagonal Ruang Kubus ... 25

Gambar 2.4. Bidang Diagonal Kubus ... 25

Gambar 2.5. Bagian-Bagian Balok ... 26

Gambar 2.6. Diagonal Bidang/Sisi Balok ... 27

Gambar 2.7. Diagonal Ruang Balok ... 28

Gambar 2.8. Bidang Diagonal Balok ... 28

Gambar 2.9. Luas Permukaan Kubus ... 29

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Fase-Fase Pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 20

Tabel 2.2. Perhitungan Skor Perkembangan ... 21

Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok ... 21

Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode STAD ... 37

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Tes Akhir Kemampuan ... 38

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Tanggapan Siswa ... 39

Tabel 3.4. Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ... 42

Tabel 3.5. Skor Pilihan Jawaban Menurut Skala Likert ... 43

Tabel 3.6. Kriteria Tanggapan Siswa Menurut Likert ... 44

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran ... 46

Tabel 4.2. Daftar Kelompok ... 48

Tabel 4.3. Daftar Predikat Kelompok ... 55

Tabel 4.4. Data Ketelaksanaan Pembelajaran ... 58

Tabel 4.5. Data Hasil Belajar Sebelum ... 61

Tabel 4.6. Data Tes Akhir Kemampuan ... 62

Tabel 4.7. Data Kuesioner Tanggapan Siswa ... 64

Tabel 4.8. Data Perbandingan Nilai ... 70

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 93

Lampiran A2 Lembar Kerja Siswa 1 ... 113

Lampiran A3 Lembar Kerja Siswa 2 ... 118

Lampiran A4 Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran ... 120

Lampiran A5 Soal Tes Akhir Kemampuan ... 130

Lampiran A6 Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa ... 132

Lampiran A7 Lembar Panduan Wawancara ... 134

Lampiran A8 Skor Penilaian Tes Akhir Kemampuan ... 136

Lampiran A9 Lembar Kuis ... 139

Lampiran A10 Hasil Wawancara ... 141

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat mengembangkan bakat, kekuatan, kesanggupan, dan minatnya. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktual mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan dalam Bab II Pasal 3 dikemukakan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan adalah pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan dari pendidikan, diperlukan cara untuk mewujudkannya. Salah satu satu cara untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan adalah belajar. Belajar adalah suatu perubahan yang dilihat dari

(21)

proses yang dilalui seseorang sebagai hasil pengalaman yang bersifat permanen. Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 Pasal 58 ayat (1), evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidikan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Peserta didik mendapatkan evaluasi hasil belajar dari masing-masing mata pelajaran yang dipelajarinya di sekolah.

Menurut Soedjadi (dalam Trianto, 2010:8), dalam sekolah di Indonesia terutama pada mata pelajaran eksak (matematika, fisika, kimia) dan dalam pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian pembelajaran sebagai berikut: (1) Diajarkan teori/teorema/definisi; (2) Diberikan contoh-contoh; (3) Diberikan latihan soal-soal. Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang mengandung konsep-konsep abstrak dan menggunakan pola pikir deduktif secara konsisten. Karena keabstrakan konsepnya maka dalam mempelajari matematika diperlukan kegiatan berpikir yang sangat tinggi sehingga banyak siswa menganggap matematika itu sulit dan memusingkan untuk dipelajari. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang itu. Karena itu untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut.

Oleh sebab itu untuk pembelajaran matematika haruslah dipilih metode pembelajaran yang cocok. Salah satu materi dalam matematika yang diajarkan adalah kubus dan balok. Kenyataan yang terjadi sekarang ini menunjukkan

(22)

bahwa siswa kurang memahami konsep, karena dalam pengenalan kubus dan balok, selama ini guru sering kali langsung memberi informasi pada siswa tentang ciri-ciri kubus dan balok. Selanjutnya guru hanya menggambar kubus dan balok tersebut di papan tulis, atau hanya menunjukkan gambar yang ada dalam buku sumber yang digunakan siswa, walaupun guru menggunakan alat peraga, siswa hanya melihat saja kubus dan balok yang ditunjukkan guru tersebut.

Berdasarkan pengamatan peneliti saat observasi dalam mata pelajaran matematika, hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta masih kurang maksimal. Hasil belajar yang kurang maksimal dapat dilihat dari banyak siswa yang belum memenuhi KKM. Di sekolah tersebut KKM untuk pelajaran matematika adalah 75, dan dari 27 siswa ada 70,07% siswa yang belum memenuhi KKM. Selain itu ketika guru menjelaskan materi ada beberapa siswa yang tidak dapat berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar. Ada siswa yang hanya berbicara dengan teman sebangkunya, siswa yang mengantuk, dan bahkan siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas. Semua hal tersebut terjadi karena siswa yang bosan saat pembelajaran karena metode pembelajaran yang digunakan kurang diminati siswa. Saat siswa diberi kesempatan oleh guru menanyakan hal yang belum dimengerti, hanya beberapa siswa yang bertanya. Siswa lebih memilih untuk bertanya kepada teman ketika menemukan kesulitan. Sehingga keaktifan kelas belum terbentuk saat pembelajaran matematika dan belum terlihat kerjasama antar siswa. Ketika guru

(23)

meminta mengerjakan latihan soal banyak siswa yang masih kebingungan dan malah menjadikan siswa tidak mau mengerjakan soal latihan.

Melihat kenyataan tersebut, menurut peneliti diperlukan metode pembelajaran yang berbeda dan membuat siswa tidak bosan dan aktif dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang mampu menjembatani tujuan tersebut adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Metode pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, ketika proses belajar mengajar siswa dibagi dalam kelompok untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang diberikan oleh guru. Kelompok tersebut dibagi oleh guru berdasarkan prestasi akademik siswa agar seluruh kelompok merata. Kedua, diberikannya penghargaan kepada siswa menurut skor yang telah diperoleh ketika bekerja dalam kelompok. Kedua ciri khas ini menjadikan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) relevan untuk mengatasi masalah tersebut.

Siswa kelas VIII C memiliki kecenderungan kurang aktif dalam pembelajaran, mereka hanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Oleh sebab itu perlu diatasi dengan metode pembelajaran Student Teams

Achievement Divisions (STAD). Metode tersebut menuntut siswa untuk

bekerjasama dengan teman kelompoknya. Selain itu siswa yang tidak mau memperhatikan guru juga dapat fokus dalam proses pembelajaran kelompok sebab hasil dari kerja kelompok akan dinilai dan mendapatkan skor yang nantinya skor tersebut akan diakumulasi untuk menentukan penghargaan dari

(24)

masing-masing kelompok. Ketika ada anggota kelompok yang belum mengerti, maka anggota yang lain bertanggung jawab untuk menjelaskan, karena guru dapat juga meminta siswa untuk maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Oleh sebab itu seluruh siswa harus paham dengan materi yang didiskusikan, jika ada dari kelompok bertanya maka siswa dapat menjelaskannya dengan tepat. Walaupun guru tidak meminta siswa untuk maju ke depan, siswa pun harus memahami materi untuk mendapatkan nilai yang baik ketika kuis atau pun ulangan. Selain itu siswa juga akan berusaha bekerja kelompok dengan baik agar mendapat skor yang tinggi dan meraih penghargaan kelompok yang baik.

Menurut Abdul Majid (2014:181), komponen utama dari pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ada lima yaitu: (1) Presentasi kelas, (2) Belajar dalam tim, (3) Tes individu, (4) Skor pengembangan individu, (5) Penghargaan tim. Siswa dituntut untuk melakukan yang terbaik untuk kelompok agar skor kelompok maksimal dan mendapat predikat yang memuaskan. Belajar dalam tim memiliki fungsi utama yaitu memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan memahami materi untuk mempersiapkan tes individu yang akan diberikan guru. Sehingga siswa dapat mengerjakan soal dengan baik dan mendapat nilai yang baik.

Dengan demikian, diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) diharapkan dapat membantu

(25)

lebih aktif dalam pembelajaran. Sehingga penerapan pembelajaran dengan metode tersebut dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari beberapa alasan yang sudah disebutkan, maka metode Student

Teams Achievement Divisions (STAD) tepat digunakan sebagai salah satu

pendekatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Atas berbagai pertimbangan data dan pertimbangan di atas, maka diperlukan penelitian yang mengkaji tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode STAD. Penelitian tersebut terangkai dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII C Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Maria Immaculata Yogyakarta pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok dengan Metode Kooperatife

Student Teams Achievement Divisions (STAD)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran.

2. Pada saat guru menjelaskan materi, beberapa siswa tampak tidak memperhatikan.

3. Hasil belajar siswa masih banyak yang belum memenuhi KKM.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD)? 2. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif Student

(26)

3. Bagaimana pendapat siswa mengenai metode pembelajaran yang diterapkan?

D. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

2. Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran kooperatif Student

Teams-Achievement Divisions (STAD).

3. Mendeskripsikan pendapat siswa mengenai metode pembelajaran yang diterapkan.

E. Batasan Masalah

Mengingat ruang lingkup permasalahan pada penelitian yang cukup luas maka perlu diberikan batasan masalah agar penelitian ini menjadi lebih terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang kurang maksimal pada mata pelajaran matematika di SMP Maria Immaculata Yogyakarta dengan menggunakan pembelajaran keterlaksanaan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions

(STAD). Dalam penelitian ini yang diukur adalah ranah kognitif saja.

F. Penjelasan Istilah

1. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran

(27)

kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan dan kemauan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan menerapkan isi materi yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Meningkatkan

Menurut Depdiknas (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia), definisi meningkatkan adalah menaikkan. Oleh sebab itu, meningkatkan dalam pembelajaran dapat diartikan membuat hasil belajar siswa menjadi naik atau menjadi lebih baik. Pada penelitian ini, peneliti memiliki tujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kubus dan balok. Sebagai pembandingnya, peneliti menggunakan hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pokok bahasan pemfaktoran. Sehingga peneliti hanya akan melihat peningkatan dari hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan metode

(28)

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

Menumbuhkembangkan keaktifan siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Meningkatkan pengetahuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika kooperatif tipe STAD.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika di sekolah

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah, serta menyumbangkan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan siswa.

(29)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Menurut George J. Mouly (dalam Trianto, 2010:9) belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Sedangkan menurut Walker (dalam Riyanto, 2009:5) belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dalam kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang dilihat dari proses yang dilalui seseorang sebagai hasil pengalaman yang bersifat permanen.

Menurut Slameto perubahan tingkah laku yang terjadi dalam belajar adalah sebagai berikut:

1. Perubahan yang terjadi secara sadar

Perubahan secara sadar berarti, individu yang mengalami perubahan menyadari terjadinya perubahan yang ada pada dirinya. Misalnya ia sadar bahwa pengetahuan, kecakapan, kebiasaannya bertambah.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan bersifat kontinu artinya perubahan yang dialami dalam diri individu berlangsung secara terus menerus, bukan hanya pada waktu itu saja. Suatu perubahan yang terjadi akan berkelanjutan dengan perubahan selanjutnya dan akan berguna bagi proses belajar berikutnya.

(30)

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan bersifat aktif artinya proses dalam belajar akan berbuah baik jika ada usaha yang baik pula dari individu. Sedangkan bersifat positif adalah suatu perubahan yang tertuju untuk memperoleh suatu yang baik.

Proses dalam belajar akan berbuah baik jika ada usaha yang baik pula dari individu. Usaha itu sendiri disebut perubahan yang aktif. Misalnya perubahan seseorang akan dikatakan berubah ke arah yang positif jika perubahannya selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang baik.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Misalnya seseorang yang memiliki kecakapan memainkan gitar, kecakapan tersebut tidak akan hilang namun bahkan akan bertambah jika dilatih terus.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Misalnya seseorang belajar membaca, individu ini memiliki tujuan belajar yaitu ingin dapat membaca.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Suatu perubahan belajar pasti akan mempengaruhi seluruh tingkah laku dari individu. Misalnya seseorang belajar mengendarai mobil, maka setelah itu perubahan akan terlihat secara jelas apalagi mengenai keterampilan mengendarai mobil. Namun di sisi lain akan mengikuti juga perubahan lainnya seperti pengetahuan tentang cara menangani mobil ketika mogok, dan lain sebagainya.

(31)

B. Hasil Belajar

Menurut Zainal Arifin (2012:298), hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sebagian hasil belajar merupakan dampak tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Sudjana (2012:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Aspek perubahan tersebut mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan dan kemauan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan menerapkan isi materi yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Benjamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 2012:22) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu:

1. Ranah kognitif

Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak). Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemampuan mengevaluasi.

(32)

2. Ranah afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

3. Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan aktivitas fisik, seperti lari, melompat, melukis, menari, dan sebagainya.

Tiga ranah yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom merupakan ranah yang dapat dilakukan oleh siswa. Ketiga ranah tersebut dapat diperoleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian ini yang diukur adalah ranah kognitif saja karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi pelajaran.

Menurut Benjamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 2012:23) ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, terdiri dari enam aspek, yaitu:

a. Pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

knowledge dalam taksonomi Bloom. Tipe hasil belajar pengetahuan

ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya, contohnya pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, definisi, istilah,

(33)

istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep lainnya. b. Pemahaman

Tipe hasil belajar pemahaman ini lebih tinggi daripada pengetahuan. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimat, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau mengungkapkan petunjuk penerapan pada kasus lain.

c. Aplikasi

Tipe hasil belajar aplikasi yaitu penerapan didasarkan atas realita yang ada di masyarakat atau realita yang ada dalam teks bacaan.

d. Analisis

Tipe hasil belajar analisis yaitu usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau begian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya.

e. Sintesis

Tipe hasil belajar sintesis adalah kemampuan menemukan hubungan yang unik, kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau problem yang ditengahkan, kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi menjadi terarah.

(34)

f. Evaluasi

Tipe hasil belajar evaluasi yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan masalah, metode, materiil, dll.

C. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pelajaran tentang kecakapan akademik, sekaligus keterampilan sosial.

Kelompok bukanlah semata-mata sekumpulan orang. Kumpulan disebut kelompok apabila ada interaksi, mempunyai tujuan, berstruktur, groupness. Interaksi adalah saling memengaruhi individu satu dengan individu lain. Tujuan dalam kelompok dapat bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan intrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa dalam kelompok perasaan menjadi senang. Tujuan ekstrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa untuk mencapai sesuatu tidak dapat dicapai sendiri, melainkan harus dikerjakan secara bersama-sama. Struktur kelompok menunjukkan bahwa kelompok ada peran. Peran dari tiap-tiap anggota kelompok, berkaitan dengan posisi individu dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

(35)

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton (dalam Trianto, 2010:60) terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:

1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa. 2. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.

3. Tanggung jawab individual.

4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. 5. Proses kelompok.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri (dalam Abdul Majid, 2014:173):

1. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif;

2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;

3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula;

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

Adapun menurut Ibrahim M, dkk (dalam Abdul Majid, 2014:176), langkah-langkah pembelajaran kooperatif meliputi 6 fase, yaitu:

(36)

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2. Menyajikan informasi.

3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. 4. Membimbing kelompok-kelompok belajar

5. Evaluasi

6. Memberikan penghargaan.

D. Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Menurut Ibrahim, dkk (dalam Abdul Majid, 2014:180), pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan model pembelajaran kooperatif paling sederhana. Masing-masing kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen sehingga dalam satu kelompok akan terdapat satu siswa berkemampuan tinggi, dua orang kemampuan sedang, dan satu siswa lagi berkemampuan rendah.

Jadi dari pengertian di atas, Student Teams Acheievement Divisions

(STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Model pembelajaran kooperatif tipe

(37)

aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi guna mencapai hasil belajar yang maksimal.

Menurut Slavin (dalam Abdul Majid, 2014:181) STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu:

a. Presentasi kelas

Presentasi kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Presentasi difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.

b. Belajar dalam tim

Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Fungsi yang lebih khusus lagi adalah untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.

(38)

c. Tes individu

Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok. d. Skor pengembangan individu

Skor pengembangan individu berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor pengembangan individu dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.

e. Penghargaan tim

Penghargaan tim dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri dari enam langkah atau fase. Fase-fase dalam pembelajaran ini seperti tersajikan dalam Tabel 2.1

(39)

Tabel 2.1

Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan/menyampaikan informasi.

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.

Membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5

Evaluasi. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6

Memberikan penghargaan. Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

(40)

a. Menghitung skor individu

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2010:71) skor individu dapat dihitung dengan menggunakan tabel perhitungan skor perkembangan seperti pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Perhitungan Skor Perkembangan

Nilai Tes Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

5 poin 10 poin di bawah sampai 1 poin

dibawah skor awal

10 poin Skor awal sampai 10 poin di

atas skor awal

20 poin Lebih dari 10 poin di atas skor

awal

30 poin Nilai sempurna (tanpa

memerhatikan skor awal)

30 poin

b. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3

Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata Tim Predikat

0 ≤ 𝑥 < 5 - 5 ≤ 𝑥 < 15 Tim Baik 15 ≤ 𝑥 < 25 Tim Hebat 25 ≤ 𝑥 ≤ 30 Tim Super

(41)

c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya.

Menurut Ibrahim (dalam Abdul Majid, 2014:183) pembelajaran kooperatif STAD memiliki kelebihan, yaitu:

1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain

2. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan

3. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif 4. Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif STAD adalah: 1. Membutuhkan waktu yang lama

2. Siswa cenderung tidak mau apabila anggota kelompok tidak sesuai dengan apa yang siswa inginkan.

3. Penentuan skor, rata-rata skor peningkatan individual merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian hasil kelompok.

4. Penghargaan kelompok, skor kelompok sangat berpengaruh dengan sumbangan skor individu.

(42)

E. Kubus dan Balok KUBUS

Kubus adalah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam persegi yang kongruen (dalam Sukino dan Wilson Simangunsong).

BALOK

Balok merupakan bangun ruang sisi datar yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang yang saling sejajar dan kongruen. Balok mempunyai nama dengan penamaan diurutkan menurut nama sisi alas dan sisi atasnya seperti penamaan pada kubus (dalam Sukino dan Wilson Simangunsong). 1. Bagian-Bagian Kubus

a. Sisi, Rusuk, dan Titik Sudut

(i) Sisi/Bidang

Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari gambar

2.1 terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semuanya

berbentuk persegi, yaitu 𝐴𝐵𝐶𝐷 (sisi bawah), 𝐸𝐹𝐺𝐻 (sisi atas), 𝐴𝐵𝐹𝐸 (sisi depan), 𝐶𝐷𝐻𝐺 (sisi belakang), 𝐵𝐶𝐺𝐹 (sisi samping kiri), dan 𝐴𝐷𝐻𝐸 (sisi samping kanan).

(43)

(ii) Rusuk

Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan antara dua sisi kubus. Kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 memiliki 12 buah rusuk yaitu AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, HE.

(iii)Titik Sudut

Titik sudut kubus adalah titik persekutuan dari tiga rusuk kubus yang berdekatan. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 memiliki 8 buah titik sudut yaitu 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷, 𝐸, 𝐹, 𝐺, dan 𝐻.

b. Diagonal Bidang/Sisi Kubus

Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut pada sisi kubus, selain rusuk. Kubus memiliki 12 diagonal sisi.

Dari Gambar 2.2 di atas, AF merupakan salah satu diagonal sisi kubus. Diagonal sisi lainnya pada kubus ABCD.EFGH yaitu BE, CH,

DG, AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, CF. 𝐺𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 2.2

(44)

c. Diagonal Ruang Kubus

Diagonal ruang kubus adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak dalam sisi kubus yang sama. Pada kubus tersebut, terdapat ruas garis 𝐻𝐵̅̅̅̅ yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dan tidak pada satu sisi kubus.

d. Bidang Diagonal Kubus

Bidang diagonal merupakan bidang yang memuat sepasang diagonal ruang kubus yang saling berpotongan. Bidang diagonal kubus berbentuk persegi panjang dan bidang diagonal kubus dibatasi oleh empat garis lurus, yaitu dua rusuk kubus dan dua diagonal sisi yang saling sejajar. Sebuah kubus mempunyai 6 buah bidang diagonal. Dari

𝐺𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 2.4 𝐺𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 2.3

(45)

Gambar 2.4 di atas, sisi ACGE merupakan salah satu bidang diagonal

kubus. Bidang diagonal kubus lainnya antara lain sisi ADGF, DCFE,

ABGH, BDHF, dan BCHE.

2. Bagian-Bagian Balok

a. Sisi, Rusuk, dan Titik Sudut

(i) Sisi/Bidang

Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Dari Gambar

2.5 terlihat bahwa balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 memiliki 6 buah sisi berbentuk persegi panjang. Keenam sisi tersebut adalah 𝐴𝐵𝐶𝐷 (sisi bawah), 𝐸𝐹𝐺𝐻 (sisi atas), 𝐴𝐵𝐹𝐸 (sisi depan), 𝐷𝐶𝐺𝐻 (sisi belakang), 𝐵𝐶𝐺𝐹 (sisi samping kiri), dan 𝐴𝐷𝐻𝐸 (sisi samping kanan). Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut adalah 𝐴𝐵𝐹𝐸 dengan 𝐷𝐶𝐺𝐻, 𝐴𝐵𝐶𝐷 dengan 𝐸𝐹𝐺𝐻, dan 𝐵𝐶𝐺𝐹 dengan 𝐴𝐷𝐻𝐸.

(ii) Rusuk

Sama seperti dengan kubus, balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 memiliki 12 rusuk. Rusuk-rusuk balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 adalah AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, HE.

(46)

(iii)Titik Sudut

Tiga rusuk balok yang berdekatan akan bertemu pada satu titik. Titik tersebut disebut sebagai titik sudut balok. Pada Gambar 2.5 titik-titik sudut balok yaitu titik-titik A, B, C, D, E, F, G, dan H. Jumlah titik-titik sudut pada balok seluruhnya adalah 8.

Sama halnya kubus, balok pun memiliki istilah diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal. Berikut ini adalah uraian mengenai istilah-istilah berikut.

b. Diagonal Sisi Balok

Balok mempunyai 12 buah diagonal sisi. Diagonal sisi pada balok tidak semuanya mempunyai panjang yang sama, bergantung pada ukuran sisi balok tersebut. Pada gambar balok ABCD.EFGH di atas, ruas garis AC merupakan diagonal sisi balok. Diagonal sisi balok lainnya yaitu ruas garis BG, CF, AF, BE, DG, CH, AC, BD, EG, FH.

(47)

c. Diagonal Ruang Balok

Ruas garis 𝐶𝐸̅̅̅̅ yang menghubungkan dua titik sudut 𝐶 dan 𝐸 pada balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 seperti pada Gambar 2.8 disebut diagonal ruang balok tersebut. Jadi, diagonal ruang terbentuk dari ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan di dalam suatu bangun ruang.

d. Bidang Diagonal Balok

Bidang diagonal balok merupakan bidang yang memuat sepasang diagonal balok yang saling berpotongan. Dalam balok, bidang diagonal dibatasi oleh dua rusuk balok yang sejajar dan sepasang diagonal sisi yang sejajar. Bidang diagonal balok berbentuk persegi panjang. Keenam diagonal pada satu balok merupakan tiga pasang daerah persegi panjang yang sepasang-sepasang saling kongruen.

𝐺𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 2.8 𝐺𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 2.7

(48)

Dari gambar 2.8 ABCD.EFGH di atas, sisi BDHF merupakan salah satu bidang diagonal balok. Bidang diagonal balok lainnya adalah

ACGE, ADGF, BCHE, CDEF, dan ABGH.

3. Jaring-jaring kubus

Jaring-jaring kubus diperoleh dari model kubus yang diiris pada beberapa rusuknya kemudian direbahkan sedemikian sehingga masing-masing sisi saling bersekutu dengan sisi lain. Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi yang kongruen, tetapi rangkaian 6 buah persegi yang kongruen belum tentu merupakan jaring-jaring kubus. 4. Jaring-jaring Balok

Jaring-jaring balok diperoleh dari model balok yang diiris pada beberapa rusuknya sedemikian sehingga masing-masing sisi saling bersekutu dengan sisi lain, kemudian direbahkan. Jaring-jaring balok merupakan rangkaian 6 buah persegi panjang yang terdiri dari 3 pasang persegi panjang yang kongruen.

5. Luas Permukaan Kubus

Mencari luas permukaan kubus dapat menggunakan jaring-jaring kubus (Gambar 2.9). Misalkan panjang rusuk kubus adalah 𝑟.

(49)

Luas permukaan kubus ABCD.EFGH

= luas ABCD + luas EFGH + luas ABFE + luas DCGH + luas ADHE +luas BCGF

= luas persegi + luas persegi + luas persegi + luas persegi + luas persegi + luas persegi

=( 𝑟 × 𝑟) + (𝑟 × 𝑟) + ( 𝑟 × 𝑟) + ( 𝑟 × 𝑟) + ( 𝑟 × 𝑟) + ( 𝑟 × 𝑟) = 𝑟2+ 𝑟2+ 𝑟2+ 𝑟2+ 𝑟2+ 𝑟2 = 6𝑟2

Jadi, luas permukaan kubus adalah 6𝑟2 6. Luas Permukaan Balok

Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi berupa persegi panjang. Setiap sisi dan pasangannya saling berhadapan, sejajar, dan kongruen (sama bentuk dan ukurannya). Ketiga pasang sisi tersebut adalah

(i) Sisi atas dan bawah Jumlah luas = 2 × (𝑝 × 𝑙) (ii) Sisi depan dan belakang

Jumlah luas = 2 × (𝑝 × 𝑡)

(50)

(iii) Sisi kanan dan kiri

Jumlah luas = 2 × (𝑙 × 𝑡)

Sehingga luas permukaan balok adalah total jumlah ketiga pasang luas sisi-sisi tersebut.

7. Volume Kubus dan Balok

Volume adalah isi dari bangun-bangun ruang. Volume diukur dalam satuan kubik.

a. Kubus

Kubus mempunyai 12 rusuk sama panjang. Semua sisinya mempunyai luas yang sama. Luas alas kubus dengan panjang rusuk 𝑟 adalah 𝑟2.

Volume kubus = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 = 𝑟2 × 𝑟

= 𝑟3

Jadi, volume kubus dengan panjang rusuk 𝑟 adalah 𝑟3. b. Balok

Volume diukur dalam satuan kubik. Untuk memperoleh rumus volume balok, dapat digunakan kubus satuan yaitu kubus yang ukuran rusuk-rusuknya 1 satuan (1 cm).

Luas = 2𝑝𝑙 + 2𝑝𝑡 + 2𝑙𝑡 = 2(𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡)

(51)

Untuk menentukan volume (𝑉) balok, kita cari dulu luas alas (𝐴) lalu dikalikan dengan tinggi (𝑡).

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan. Agar pembelajaran berhasil guru harus membimbing siswa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan pelajaran yang dipelajarinya. Berdasar permasalahan yang ada, peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran yang berbeda yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD).

Metode pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah metode yang menekankan kerjasama karena dalam proses pembelajaran di kelas akan dilaksanakan secara berkelompok. Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa dibagi di dalam kelompok untuk memecahkan suatu masalah.

Melalui metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) siswa diberikan kesempatan untuk bekerjasama dengan teman sekelompoknya, ketika ada teman sekelompok yang belum memahami mengenai materi yang dibahas maka anggota lain bertanggungjawab untuk menjelaskan. Sehingga semua

(52)

anggota kelompok menjadi paham akan materi yang dibahas. Oleh karena itu, penugasan tersebut dapat mendidik siswa dari berbagai ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga diharapkan metode Student Teams

Achievement Divisions (STAD) ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa

terhadap matematika khususnya di SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Selain itu peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui ketertarikan siswa terahadap metode pembelajaran yang telah diterapkan yaitu metode Student

Teams Achievement Divisions (STAD). Peneliti menyebarkan kuesioner untuk

mengetahui ketertarikan siswa terhadap metode Student Teams Achievement

Divisions (STAD). Selain itu peneliti juga melakukan wawancara untuk

(53)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksploratif yaitu penelitian yang menerapkan suatu pendekatan atau metode yang telah ada untuk melihat dampak dari pendekatan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) khususnya dalam pokok bahasan kubus dan balok.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016 pada semester genap tahun ajaran 2015/2026 di SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Sedangkan obyek dari penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Student Teams Achivement

Divisions (STAD) pada pokok bahasan kubus dan balok.

D. Variabel Bebas dan Variabel Terikat

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang diperkirakan oleh peneliti menjadi penyebab berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

(54)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang muncul atau berubah karena mendapat pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achivement Divisions (STAD)

E. Data Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil tiga macam data. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut:

1) Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar diperoleh dengan cara tes hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan jawaban dari tes yang telah diberikan dengan materi kubus dan balok. Data hasil belajar siswa berupa data kuantitatif.

2) Data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan metode Student Teams

Achivement Divisions (STAD)

Data keterlaksanaan pembelajaran berupa lembar pengamatan untuk mengamati keberhasilan dari kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD). Data ini berupa data kualitatif.

3) Data tanggapan siswa

Dengan memberikan kuesioner kepada seluruh siswa dan wawancara kepada beberapa siswa, peneliti dapat memperoleh tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan menggunakan

(55)

metode Student Teams Achivement Divisions (STAD). Data ini berupa data kualitatif.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini digunakan dua macam instrumen, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri dari rancangan kegiatan belajar mengajar yang meliputi komponen-komponen sebagai berikut: studi, pokok bahasan, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator RPP yang digunakan dalam penelitian ini terlampir pada lampiran A.1. Selain itu RPP telah divalidasi seperti pada lampiran. b. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa digunakan sebagai sarana untuk bahan diskusi siswa dalam kelompok. Penggunaan LKS juga membantu siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Student Teams Achivement

Divisions (STAD) karena di dalam LKS terdapat panduan untuk

berdiskusi dengan kelompok serta terdapat latihan soal untuk memperdalam pemahaman siswa. Lembar kerja siswa terlampir pada lampiran A.2 dan A.3. Selain itu LKS telah divalidasi, dapat dilihat pada lampiran.

(56)

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi:

a. Lembar observasi keterlaksanaan metode pembelajaran Student Teams

Achivement Divisions (STAD)

Lembar observasi keterlaksanaan metode pembelajaran

Student Teams Achivement Divisions (STAD) digunakan untuk melihat

apakah metode pembelajaran yang digunakan peneliti sudah terlaksana atau belum saat proses pembelajaran (terlampir pada lampiran A.4).

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode Pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) No Keterlaksanaan Student Teams

Achivement Divisions (STAD)

Pernyataan

1. Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

1,2

2. Guru melakukan eksplorasi. 3,4,5 3. Guru mengorganisasikan siswa

dalam kelompok belajar.

6 4. Guru melakukan elaborasi. 7,8 5. Guru melakukan klarifikasi atau

konfirmasi terhadap pembelajaran.

9,10 6. Guru melakukan kegiatan penutup

pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran.

11,12,13

b. Lembar tes

Dalam penelitian ini digunakan satu kali tes yaitu tes akhir kemampuan untuk melihat kemampuan akhir setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Student Teams Achivement Divisions

(57)

(STAD) (terlampir pada lampiran A.5). Soal tes telah divalidasi seperti

pada lampiran.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Kemampuan

No Kegiatan No soal Aspek pengetahuan Aspek pemahaman Aspek penerapan 1. Menyebutkan bagian-bagian kubus dan balok. 1, 2, 3, 4 √ 2. Menentukan jaring-jaring kubus. 9 3. Menentukan luas permukaan kubus dan balok. 5, 6 4. Menentukan volume kubus dan balok. 7, 8

c. Lembar kuesioner tanggapan siswa

Lembar kuesioner diberikan kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD) (terlampir pada lampiran A.6).

(58)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tanggapan Siswa Aspek yang dinilai Indikator No soal Positif Negatif Keaktifan siswa dalam pembelajaran. - Menghargai pendapat teman sekelompok yang memiliki pendapat berbeda. - Bertanya kepada teman sekelompok ketika tidak memahami.

- Bertanya pada guru ketika merasa kesulitan.

- Berani menyampaikan pendapat ketika bekerja dalam kelompok. 2,20 5 18 6,15 4 7 8 9 Ketertarikan siswa terhadap STAD

- Merasa senang saat bekerja dalam kelompok.

- Mudah memahami materi saat berdiskusi dalam kelompok.

- Merasa senang ketika mendapat penghargaan kelompok.

- Merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan. 12 13 14 10 17 11 3 16 Keseriusan dalam belajar

- Memperhatikan saat guru menjelaskan materi di depan kelas.

1 19

d. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa tentang pembelajaran yang dilakukan dengan metode Student Teams Achivement Divisions (STAD). Selain itu dengan wawancara peneliti bisa mengetahui keterlibatan siswa sselama mengikuti kegiatan pembelajaran dan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran terutama dalam mengerjakan tes akhir. Kegiatan wawancara ini dilakukan kepada beberapa siswa terpilih saja

(59)

berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Adapun panduan untuk wawancara terlampir pada lampiran A.7.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengamatan (Observasi)

a. Observasi Kelas

Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui permasalahan yang ada pada obyek yang akan diteliti oleh peneliti.

b. Observasi Keterlaksanaan Metode Pembelajaran Student Teams

Achievement Divisions

Observasi atau pengamatan mengenai keterlaksanaan metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions bertujuan untuk melihat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran tersebut berjalan sesuai yang direncanakan atau tidak.

2. Pemberian tes

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok. Tes yang dilakukan sebanyak satu kali yaitu tes akhir kemampuan siswa. Selain itu dilaksanakan kuis yang dilaksanakan satu kali setelah pertemuan ketiga.

3. Pemberian kuesioner

Kuesioner tanggapan siswa bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran Metode Pembelajaran

(60)

4. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi lebih mendalam mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions dan kesulitan apa yang dihadapi siswa.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan jika ada data yang dikumpulkan berupa angka yang akan dihitung menggunakan analisis statistik untuk memperoleh skor atau rata-rata dari aspek yang diteliti. Analisis kualitatif digunakan jika data yang diperoleh berbentuk gambar atau wawancara. Data hasil penelitian akan dianalisis dengan cara sebagai berikut.

a. Data hasil belajar siswa

Tingkat keberhasilan siswa dapat diukur dengan hasil belajar yang dilakukan dengan menganalisis nilai tes sebelumnya yang diperoleh dari guru sebelum menggunakan metode STAD dan tes akhir kemampuan. Tes akhir kemampuan terdiri dari 9 soal dengan jenis uraian. Untuk penilaian per item soal diuraikan pada lampiran A.8.

Nilai masing-masing siswa kemudian dianalisis dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMP Maria Immaculata Yogyakarta untuk kelas VIII mata pelajaran matematika. KKM tercapai apabila tes hasil belajar siswa ≥ 75.

(61)

Nilai yang diperoleh dari guru dibandingkan dengan nilai tes akhir kemampuan, jika terdapat peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas (≥ 75) dan jika rata-rata nilai yang diperoleh dari guru lebih besar daripada rata-rata nilai tes akhir kemampuan maka penggunaan pendekatan pembelajaran STAD dalam penelitian ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan metode Student Teams

Achievement Division (STAD)

Analisis keterlaksanaan pembelajaran menggunakan metode

Student Teams Achievement Division (STAD) dihitung dengan rumus

berikut:

𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 × 100% Setelah diperoleh persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD), selanjutnya diambil kesimpulan menggunakan kriteria keterlaksanaan pembelajaran seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Kriteria keterlaksanaan pembelajaran

Persentase (%) Kriteria 80 ≤ 𝑥 ≤ 100 Sangat tinggi 60 ≤ 𝑥 < 80 Tinggi 40 ≤ 𝑥 < 60 Sedang 20 ≤ 𝑥 < 40 Rendah 0 ≤ 𝑥 < 20 Sangat rendah

Gambar

Gambar 2.4 di atas, sisi ACGE merupakan salah satu bidang diagonal  kubus.  Bidang  diagonal  kubus  lainnya  antara  lain  sisi  ADGF,  DCFE,  ABGH, BDHF, dan BCHE
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode  Pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD)  No  Keterlaksanaan Student Teams
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Kemampuan  No  Kegiatan  No  soal  Aspek  pengetahuan  Aspek  pemahaman  Aspek  penerapan  1
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tanggapan Siswa  Aspek yang  dinilai  Indikator  No soal Positif  Negatif  Keaktifan  siswa  dalam  pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

3 Resiko terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh

Kategori dukungan orang tua dari masing-masing indikator antara siswa laki- laki dan perempuan dapat diketahui pada nilai mean yang tertera pada tabel, dijelaskan dari segi

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa partisipan penelitian ini adalah individu dengan karakteristik kepribadian tidak pencemas, senang sendiri, cenderung konvensional dalam

13/1992 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa untuk kelancaran dan keselamatan pengoperasian kereta api, pemerintah menetapkan pengaturan mengenai jalur kereta api

Melalui pembelajaran saintific dengan metode demonstrasi, diskusi dan Tanya jawab menuntun peserta didik untuk mengamati permasalahn, menuliskan penyelesaian, dan

Pengaruh Tingkat Kecemasan Matematika Setelah Diperdengarkan Musik Klasik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas XB SMK Negeri 2 Kasihan Bantul (SMM

Pada soal nomor dua telah diketahui dua sudut dan satu sisi. Dalam menyelesaikan soal nomor dua ini, terdapat dua tahapan, yaitu menentukan sudut yang belum diketahui yang

Agape Putri Glory Kause. Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 dalam Menyelesaikan Soal-Soal