• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah berstandar internasional dan menjadi contoh bagi sekolah dasar negeri lainnya, guru lebih dituntut untuk lebih aktif dan berwawasan luas. Sekolah ini juga mempunyai standar guru, selain harus berwawasan global, tetapi juga harus berpendidikan minimal S1 dan harus dapat berbahasa Inggris aktif. Dari awal berdirinya sekolah ini sudah memiliki komitmen untuk menjadi sekolah terbaik. Maka dari itu, sekolah RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi ini selalu mengedepankan mutu yang baik dalam memberikan pengajaran untuk anak didik. Dan untuk mewujudkan hal itu, harus dimulai dengan tenaga didiknya terlebih dahulu (http://www.sdn11rsbi.sch.id/profil.html).

Sekolah RSBI memang diharapkan untuk lebih dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih maksimal dibandingkan dengan sekolah dasar biasa. Karena semua tenaga kerja di sekolah RSBI ini sudah melalui sertifikasi guru dan berpendidikan tinggi, sehingga mempunyai kualitas yang lebih bagus dan wawasan yang lebih luas dalam dunia pembelajaran.

Adanya fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah dasar yang lain, RSBI 11 Pagi dapat memberikan pengetahuan yang lebih banyak dan luas kepada anak didik. Seperti misalnya, adanya laboratorium komputer, bahasa, ECT

(2)

(English for Content Teacher), dan IPA. Selain itu setiap guru mengajar sudah menggunakan fasilitas LCD, seperti yang umumnya terdapat pada tingkat universitas. Para guru juga harus dapat menggunakan teknologi terkini untuk mencari wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi, sehingga dapat selalu mengetahui informasi terkini dalam dunia pendidikan dan pengetahuan umum. Ruangan pada setiap kelas sudah memakai AC (Air Conditioner), jadi dalam proses belajar mengajar suasana dapat menjadi lebih nyaman.

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan selalu bermuara pada faktor guru. Hal itu menunjukkan bahwa betapa penting peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian dalam upaya mendidik siswa, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif.

Profesi guru pada saat ini masih menjadi perbincangan masyarakat, atau masih saja dipertanyakan kemampuannya dalam mendidik, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun di luar pakar pendidikan. Tentu saja tuduhan dan protes dari berbagai kalangan tersebut dapat merongrong wibawa guru, bahkan dapat menurunkan martabat guru (Uzer Usman, 2007)

Sebagai guru, tingkah laku sangat diperhatikan, guru haruslah dapat memberikan tauladan untuk anak muridnya, dapat menjaga emosi dan menjaga relasi sosial dengan baik. Tetapi ada juga beberapa guru yang kurang baik tingkah

(3)

lakunya, seperti tidak memberikan tauladan dan bahkan merugikan siswanya, seperti halnya, membentak, menampar siswa atau terlambat datang mengajar yang dapat merugikan jam belajar. Tingkah laku yang tidak baik ini tentunya akan merusak citra guru yang sudah dibangun dengan baik, dan dampaknya, masyarakat akan mempertanyakan kredibilitas profesi guru. Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa alasan, karena memang ada sebagian kecil oknum guru yang melanggar aturan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan adanya tingkah laku guru yang kurang baik menunjukkan bahwa memang guru seharusnya dapat menjadi anutan bagi masyarakat dan sekitarnya.

Lebih dari sekedar anutan, hal itu pun menunjukkan bahwa guru sampai saat ini masih dianggap penting, sebab sampai kapan pun posisi dan peran guru tidak akan bisa digantikan dengan mesin canggih sekalipun.Tugas guru menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang unik yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru diperlukan syarat-syarat, apalagi jika ingin menjadi guru yang professional, harus menguasai seluk beluk dunia pendidikan dan pengajaran

(4)

dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.

Tugas keprofesionalan guru secara umum yaitu berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Guru memiliki banyak tugas, dalam bentuk pengabdian, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas. Apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas guru dalam bidang profesi, yaitu meliputi pendidikan, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan, di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Mereka harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apa pun yang diberikan, sebaiknya dapat memotivasi para siswa dalam belajar. Selain itu, tugas guru dalam bidang kemasyarakatan yaitu masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat mendapatkan sosok tokoh yang dapat memberikan ilmu pengetahuan lebih pada masyarakat. Ini berarti bahwa guru diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk mencerdaskan bangsa.

Dari semua tugas dan peran sebagai guru tentunya guru akan merasakan adanya beban dalam menjalankan profesinya sebagai guru maupun sebagai

(5)

anggota masyarakat di lingkungannya. Bahkan ada beberapa guru yang tidak dapat mengatasi beban (stressor) tersebut, dan mengakibatkan stress pada dirinya. Beban itu bisa bersumber dari relasi antara guru dan siswa atau orangtua siswa, antara guru dan profesinya, antara guru dan sesama guru, guru dan masyarakat yang kurang harmonis, bahkan antara guru dan keluarganya sendiri. Stress pada guru tidak hanya berdampak pada fisiknya, tetapi juga kondisi psikologis dan akan mempengaruhi pada proses belajar mengajar. Hasil penelitian terhadap guru-guru di Indonesia menunjukkan bahwa 30,27% mengalami stress kerja yang serius (tinggi dan sangat tinggi), 48,11% mengalami stress kerja sedang dan 21,62% guru mengalami stress yang kurang serius (Arismunandar, 1997).

Seperti yang dinyatakan oleh ibu guru A, seorang guru wanita yang baru 1 tahun bekerja pada sekolah RSBI 11 pagi.

“saya suka mengajar disini…(RSBI 11 Pagi), anaknya pinter-pinter, orangtua juga lebih memperhatikan, kita juga dapat perhatian lebih dari pemerintah, sekolahnya juga bersih dan nyaman, apalagi guru-guru dan kepala sekolahnya baik. Ya… walaupun begitu, dukanya juga ada mbak. lebih banyak tuntutan kerjanya disini. Administrasinya banyak yg harus guru-guru kerjakan, saya pulang jadi lebih sore, apalgi disini target nilainya minimal harus 7,5, jadi kita sebagai guru harus mencapai target itu. Dan kalo di RSBI harus lebih sigap dan siap, karena sering banget ada kunjungan orangtua murid, jadi kapanpun harus bisa.. ada kalanya saya ingin keluar sebagai guru di sekolah ini karena tuntutan yang terlalu banyak.. ” (wawancara pribadi,1 november 2010)

Dari hasil wawancara tersebut, tampak bahwa guru A merasa senang bekerja di sekolah RSBI 11 Pagi. Suasana sekolah dan penguasaan diri akan lingkungan lebih ia rasakan. Meskipun begitu, beban pekerjaan cukup berat,

(6)

sehingga membuat guru tersebut dituntut untuk lebih bekerja ekstra. Hal ini yang memberatkan dan ia merasa tidak nyaman dengan tuntutan kerja yang cukup banyak.

Lain halnya dengan Bapak guru D di sekolah yang sama, ia mengajar di kelas bahasa Indonesia kelas 5 dan 6 selama 6 tahun mengajar. Guru ini merupakan guru berprestasi sampai ke tingkat nasional.

“wah.. ngajar disini enak sekali mbak. Saya bisa bilang begitu karena ini benar-benar saya rasakan. Disini system kekeluargaannya sangat berasa antara guru-guru, kalo ada apa-apa kita saling bantu… trus siswanya lebih cerdas, lebih tertantang lagi gurunya untuk lebih mencari pengetahuan yang luas. Dan yang penting, di sekolah ini waktunya lebih banyak dengan siswa, jadi kita bisa lebih mengobrol banyak dengan siswa… dan faktanya, guru dan siswa lebih betah tinggal lama-lama di sekolah. Pokoknya disini ga ada yang ga enaknya, ya kalo ada masalah dalam pekerjaan, apapun itu saya seh harus menikmati… “enjoy” aja. Justru itu bisa untuk motivasi kearah yang lebih baik, dan kita harus mencintai pekerjaan kita.” (wawancara pribadi, 1 november 2010)

Bagi bapak guru yang berprestasi ini, ia tampak sangat mencintai pekerjaannya sebagai guru di RSBI 11 Pagi. Guru ini merasa nyaman, bahagia dan puas dalam menjalankan tugas dan hubungannya dengan orang lain. Tuntutan kerja yang banyak tidak membuatnya merasa tertekan dan stress. Semua dijalani dengan ikhlas dan senang hati.

Dari kedua contoh kasus tersebut di atas, terlihat bahwa ada guru yang merasakan tuntutan kerja sebagai guru cukup memberatkan, sehingga guru itu merasa tertekan dengan pekerjaannya. Namun ada juga guru yang tidak merasakan tuntutan kerja yang cukup berat menjadi suatu beban, bahkan ia

(7)

menjadikan tuntutan tersebut menjadi suatu motivasi yang bisa membangun dirinya untuk menjadi lebih baik lagi dan berguna untuk orang lain. Sehingga beban kerja tidak menjadi suatu stressor untuknya.

Guru yang merasa nyaman dengan pekerjaannya, akan menjadi merasa sejahtera secara psikologisnya. Tidak adanya rasa terbebani dan stress dalam bekerja. Guru yang sejahtera secara psikologisnya, adalah guru yang ramah terhadap orang lain, pintar dalam menjaga lingkungan sosialnya, mau terbuka terhadap hal-hal baru, menerima saran dan kritik dari orang lain dalam mengajar, sehingga ia dapat menjadikan masalah menjadi suatu motivasi untuk merubah diri ke arah yang lebih positif, tidak menjadikan tuntutan kerja yang cukup berat sebagai suatu tekanan yang bisa membuat stress, tetapi menikmati tuntutan-tuntutan tersebut sebagai suatu kesenangan. Sebaliknya guru yang tidak sejahtera secara psikologis adalah guru yang tidak mau mendengarkan masukan-masukan dari orang lain, tidak bisa menjalin hubungan yang baik antara sesama guru ataupun kepada muridnya, tidak bisa melihat kelebihan dan kekurangan pada dirinya sendiri sehingga membuat guru tersebut selalu merasa tidak nyaman. Dan menjadikan tugas-tugas dan kewajibannya sebagai guru RSBI menjadi beban yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraan psikologisnya.

B. Identifikasi Masalah

Idealnya seorang guru dapat menjalankan tugas mengajar dengan baik, apalagi sudah mendapatkan bantuan teknologi yang dapat membantu kinerjanya

(8)

pada sekolah RSBI. Dengan ini maka diharapkan tidak ada lagi beban yang terlampau berat dalam menjalankan tugas. Akan tetapi faktanya guru SD pada sekolah RSBI dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengajar, walaupun sudah didukung dengan berbagai fasilitas yang modern, guru SD pada sekolah RSBI seringkali merasa terbebani. Jika tidak dapat mengatasi beban tugas yang banyak, maka guru tersebut akan merasa tidak nyaman dalam bekerja. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan psikologisnya. Seorang guru yang sejahtera secara psikologis dapat menjadikan tugas-tugas guru yang banyak ini menjadi suatu potensi untuk meningkatkan kualitasnya, dapat menjaga hubungan yang baik antar sesama guru dan murid, mau mendengarkan orang lain, memiliki keterbukaan terhadap orang lain dan dirinya sendiri. Sebaliknya, jika seorang guru merasa terbebani dengan tugas yang banyak, maka guru tersebut akan merasa tidak nyaman dalam mengajar, sering berkonflik dengan sesama guru, tidak dapat menerima masukan dan bantuan dari sesama guru, dan tidak mau mencari tahu lebih banyak lagi informasi dan ilmu-ilmu baru yang akan mengembangkan potensinya dan kualitas pribadinya akan membuat guru tidak sejahtera secara psikologis.

Dengan sekolah yang berstandar internasional, dan fasilitas yang lebih baik, serta peningkatan dalam hal finansial, peneliti ingin mengetahui gambaran kesejahteraan psikologis guru pada SDN RSBI Kebon Jeruk 11 pagi.

(9)

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan identifikasi masalah pada penelitian ini, maka maksud dan tujuan adanya penelitian ini untuk ;

1. Memperoleh gambaran tentang kesejahteraan psikologis guru pada SDN RSBI Kebun Jeruk 11 Pagi.

2. Mengetahui faktor dominan kesejahteraan psikologis guru SDN RSBI Kebun Jeruk 11 Pagi berdasarkan dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff: a. dimensi penerimaan diri

b. dimensi hubungan positif dengan orang lain c. dimensi otonomi

d. dimensi penguasaan lingkungan e. dimensi tujuan hidup

f. dimensi pertumbuhan

3. Mengetahui gambaran kesejahteraan psikologis guru SDN RSBI Kebun Jeruk 11 Pagi berdasarkan : a. jenis kelamin b. usia c. status pernikahan d. lama bekerja e. jumlah anak f. status pekerjaan g. gaji

(10)

D. Kegunaan Penelitian a. Bersifat praktis

1. Memberikan masukan atau menambah pengetahuan bagi pihak sekolah, khususnya SDN RSBI Kebun Jeruk 11 Pagi mengenai kesejahteraan psikologis pada guru wanita.

2. Guru memperoleh gambaran mengenai kecenderungan stress yang terkait dengan pekerjaan dan kesejahteraan psikologis mereka. Sehingga mereka cenderung dapat meminimalisir kemunculan gejala-gejala stress kerja di kemudian hari. Dapat memaksimalkan kriteria fungsi psikologi positifnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan psikologisnya.

3. Pihak universitas dapat menambah khasanah pembahasan di bidang psikologi, khususnya bidang kesehatan mental, karena kesejahteraan psikologis merupakan gambaran kesehatan psikologis individu yang merupakan salah satu hal pokok yang banyak sekali dibahas dalam bidang kesehatan mental.

b. Bersifat teoritis

1. Dapat menjadi sumbangan, masukan ataupun tambahan referensi untuk bidang psikologi.

2. Sumbangan terkait dengan kesehatan mental, karena kesejahteraan psikologis merupakan gambaran kesehatan psikologis individu yang

(11)

merupakan salah satu hal pokok yang banyak sekali dibahas dalam bidang kesehatan mental.

E. Kerangka Berpikir

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2009 Bab II Bagian keempat pasal 6, yaitu tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada sekolah RSBI, dituntut untuk memenuhi standar pendidik yang diperkaya dengan standar pendidik sekolah dari Negara anggota OECD atau Negara maju lainnya, harus mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, pendidik SBI harus mampu mengajar dalam bahasa inggris dan/ atau bahasa asing lainnya, harus memiliki paling sedikit 10 % pendidik yang berpendidikan S2 atau S3 pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), harus memiliki skor TOEFL > 450 atau yang setara atau bahasa asing lainnya. Artinya tugas guru sekolah RSBI harus memenuhi standar internasional dalam hal sistem belajar-mengajar.

Tuntutan diatas dapat menjadi sumber stress pada guru RSBI. Keadaan stress itu akan mempengaruhi kualitas kesejahteraan psikologis. Guru yang mampu untuk menangani tuntutan dalam pekerjaannya sebagai guru RSBI, maka kesejahteraan psikologisnya tinggi. Sebaliknya guru yang kurang mampu untuk menangani tuntutan dalam pekerjaannya sebagai guru RSBI, maka kesejahteraan psikologisnya rendah.

(12)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis terdiri dari faktor demografis dan klasifikasi sosial, yaitu antara lain usia karena semakin bertambahnya usia seseorang akan bertambah pula penguasaan lingkungan dan autonomi serta pengalaman dalam hidupnya. Jenis kelamin dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis karena peran laki-laki dan perempuan dalam hidup berbeda, . Status sosial ekonomi dipercaya dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, karena berkaitan dengan tingkat penghasilan. Budaya juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis, karena budaya barat lebih cenderung individualistik, sehingga tingkat penerimaan diri dan autonomi diri lebih tinggi, sedangkan budaya timur lebih bersifat kekeluargaan, sehingga hubungan positif dengan orang lain mungkin dipandang lebih penting. Dukungan sosial berkaitan dengan rasa nyaman, perhatian, pertolongan yang diterima individu untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan hidup. Daur hidup keluarga dapat mempengaruhi kesjehateraan psikologis karena perubahan dari satu periode ke periode lainnya dalam keluarga dianggap sebagai penyesuaian kembali hubungan dan peran pada masing-masing anggota keluarga, sehingga kesejahteraan psikologis dapat berubah-ubah. Evaluasi dalam perbandingan sosial, guru membandingkan pengalamannya selama menjadi guru dengan orang lain yang nantinya akan merubah evaluasi diri guru kearah positif, negative ataupun netral. Evaluasi dalam perwujudan penghargaan, seorang guru memandang dirinya sesuai dengan pandangan orang lain terhadap dirinya, maka semakin lama guru tersebut akan memandang dirinya sesuai dengan pandangan orang lain tersebut.

(13)

Evaluasi dalam persepsi diri terhadap tingkah laku, guru membandingkan dirinya apakah sudah sesuai dengan apa yang lingkungan inginkan dari seorang guru.. Evaluasi dalam pemusatan psikologis, kesejahteraan psikologis pada diri guru berkaitan dengan komponen konsep diri, sehingga konsep diri pada guru sangatlah penting untuk membangun kesejahteraan psikologis yang tinggi.

Guru yang kesejahteraan psikologisnya tinggi adalah guru yang dapat menjadikan kegagalan sebagai motivasi untuk menjadi guru yang berkualitas. Ditandai dengan memiliki rasa optimisme di dalam menjalankan tuntutan atau tugas sebagai guru RSBI. Hal ini terlihat pada saat perencanaan pembelajaran, silabus, materi ajar, bentuk evaluasi yang akan dilakukan, baik pretest maupun postes, dan menjalankan dengan sebaik-baiknya. Mempunyai hubungan yang baik dengan sesama guru, orang tua murid, dan murid ditandai dengan timbulnya rasa empati, hubungan yang bersifat timbal balik, dan mampu menyesuaikan diri baik dengan sesama guru, orang tua murid, dan murid. Hal ini terlihat pada saat proses penilaian murid sebagai tolak ukur berhasil tidaknya proses pengajaran yang diajarkan kepada peserta didiknya berupa ulangan harian, ulangan umum, dan ulangan akhir. Dalam hal ini guru juga membimbing murid untuk dapat mencapai kemampuan yang terbaik. Dapat mengembangkan diri dengan cara ingin tahu dan belajar lebih banyak tentang informasi-informasi terkini ditandai dengan memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada secara efektif sehingga dapat menambah pengalaman-pengalaman yang baru dan mampu untuk menghadapi tuntutan atau tugas guru RSBI dengan tujuan untuk mencerdaskan

(14)

anak didiknya. Hal ini terlihat pada saat kemampuan guru untuk menguasai bahan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa dan senantiasa meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu pengetahuan yang dimilikinya karena akan sangat menentukan hasil akhir belajar yang bisa diraih oleh siswa.

Guru yang kesejahteraan psikologisnya rendah adalah guru yang tidak bisa menjalani tuntutan atau tugas sebagai guru RSBI. Hal ini terlihat pada ketidakmampuan guru untuk menyusun rencana pembelajaran, silabus, dan evaluasi yang akan dilakukan, baik pretes maupun postes. Sehingga terjadi penyimpangan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kurang mempunyai hubungan yang baik dengan sesama guru, orang tua murid, dan murid ditandai dengan kurangnya rasa empati, tidak terjadi hubungan yang timbal balik dan kurang mampu untuk menyesuaikan diri dengan sesame guru, orang tua murid, dan murid. Hal ini terlihat pada ketidakmampuan guru untuk membimbing siswa yang mempunyai kemampuan kurang, sedang, dan tinggi. Dimana masing-masing kemampuan siswa tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan siswa tidak mampu mencapai kemampuan yang terbaik. Kurang mampu untuk mengembangkan diri dan kurang mampu untuk menghadapi tuntutan atau tugas guru RSBI. Hal ini terlihat pada kurangnya kemampuan guru dalam menguasai bahan materi dan menerapkan ilmu pengetahuan yang dikuasainya ke dalam proses belajar mengajar kepada siswa.

(15)

1.1. Kerangka Berpikir Tuntutan/Tugas Guru RSBI (stressor)

x Memenuhi standar pendidik sekolah dari Negara anggota OECD x Mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan

komunikasi

x Mampu mengajar dalam bahasa inggris atau bahasa internasional x Pendidik sekolah dasar paling sedikit 10% yang berpendidikan S2

atau S3

x Pendidik memiliki skor TOEFL > 450 atau bahasa asing lainnya.

Kesejahteraan Psikologis Tinggi 1. Penerimaan Diri

2. Hubungan Positif dengan orang lain

3. Otonomi

4. Penguasaan Lingkungan 5. Tujuan Hidup

6. Pengembangan Pribadi

Kesejahteraan Psikologis Rendah 1. Tidak adanya penerimaan diri 2. Adanya konflik dengan orang

lain

3. Bergantung kepada orang lain 4. Tidak dapat menguasai

lingkungan dengan baik 5. Tidak punya tujuan hidup 6. Pribadi tidak dapat

berkembang Stress

Kualitas Kesejahteraan

Psikologis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis 1. Faktor demografis dan klasifikasi sosial

- usia - status sosial ekonomi - jenis kelamin - budaya

2. Dukungan sosial 3. Daur hidup keluarga

4. Evaluasi terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu - perbandingan sosial

- perwujudan penghargaan

- persepsi diri terhadap tingkah laku - pemusatan psikologis

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persentase larutan kapur sirih terbaik untuk bahan perendaman pada pembuatan keripik talas ketan adalah 20% dan lama

Oleh karena itu, substrat yang digunakan sebagai sampel dalam mengisolasi bakteri proteolitik dapat diperoleh dari berbagai tempat yang banyak mengandung protein

Suryono, 2005, Mikrokontroler ISP MCS-5,Lab Elektronika & Instrumentasi Fisika Undip. Suryono, 2005, Workshop Elektronika Dasar, Lab Elektronika & Instrumentasi Fisika

14. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 127 Tahun 2016

Salah satu bentuk media dakwah yang dapat digunakan adalah seni kaligrafi Islam, dimana media ini merupakan suatu metode dakwah yang berupa dakwah bil qolam

Work family conflict berpengaruh terhadap stres kerja dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirakristama (2011) bahwa konflik peran ganda berpengaruh

Menurut Porter (1998), analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk sebagai alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan

0-30 Sangat Jelek Penurunan kondisi serius dan menyebar lebih luas pada komponen-komponen spesifik 0 Tahun Prediksi Umur Trafo Kondisi Deskripsi Indeks Kesehatan Page 14 of