• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagaimana tujuan penelitian yang dikemukakan di Bab 1, maka penelitian ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Sebagaimana tujuan penelitian yang dikemukakan di Bab 1, maka penelitian ini"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yakni modul matematika dengan pendekatan pendidikan matematika realistik yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep bangun ruang sisi datar. Sebagaimana tujuan penelitian yang dikemukakan di Bab 1, maka penelitian ini mengacu pada strategi penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Salah satu model pengembangan yang dapat digunakan dalam penelitian pengembangan adalah model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation). Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model tersebut dikembangkan secara sistematis dan perpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran. Model ini disusun dengan urutan – urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik pembelajar (Tegeh, 2014). Analyze Evaluate Develop Design Implement

(2)

23

Tahapan model ADDIE diawali dengan tahap analisis karakteristik dan kebutuhan siswa. Kedua tahap perancangan modul. Tahap ketiga yaitu pengembangan modul. Tahap keempat yaitu implementasi modul. Kemudian terakhir tahap evaluasi yang menggunakan evaluasi formatif. Setiap tahap diperlukan evaluasi agar menghasilkan modul yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, serta layak.

Dengan demikian peneliti menggunakan model ADDIE dalam mengembangkan modul dengan produknya yakni modul dengan pendekatan pendidikan matematika realistik pada materi bangun ruang sisi datar.

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Tahap I Analisis (Analyze)

Peneliti dalam tahap ini melakukan analisis terhadap kompetensi yang dituntut kepada siswa, analisis terkait karakteristik siswa serta analisis materi. Analisis kompetensi, siswa mampu untuk menyebutkan unsur-unsur bangun ruang sisi datar, membuat jaring-jaring, menemukan rumus dan menghitung luas permukaan serta volume bangun ruang sisi datar. Kemudian untuk analisis karakteristik dan materi, peneliti melakukan wawancara sehingga dapat diketahui kesulitan yang dialami siswa yakni dalam memahami unsur-unsur bangun ruang seperti rusuk, titik sudut pada bangun ruang. Siswa hanya diberikan rumus volume maupun luas permukaan bangun ruang seperti kubus, balok, dan sebagainya tanpa diberikan ataupun menggali sendiri pemahaman ataupun konsep bagaimana rumus tersebut didapatkan. Akibatnya apabila siswa diberi soal-soal bentuk lain dari soal contoh yang diberikan guru, mereka mengalami kesulitan

(3)

24

dalam mengerjakannya. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada wali kelas sehingga dapat diketahui karakteristik dan kompetensi siswa sehingga dapat menunjang proses pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini.

Evaluasi pada tahap analisis ini menyangkut dalam pemilihan alternatif-alternatif dalam menjembatani kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Siswa membutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat menunjang pemahamannya terhadap suatu materi, karena media cetak yang tersedia belum memadai dan kurang menarik. Oleh karena itu, peneliti memilih media cetak dalam bentuk modul yang dikembangkan dengan pendekatan pendidikan matematika realistik yang diharapkan dapat memberikan media yang menarik dan berbeda sehingga membantu siswa dalam memahami suatu materi yang sedang dipelajarinya.

3.2.2 Tahap II Perancangan (Design)

Tahapan kedua yaitu tahap perancangan, peneliti memilih materi bangun ruang sisi datar untuk dijadikan sebuah media pembelajaran berbentuk modul dikarenakan menurut analisis kebutuhan siswa mengalami kesulitan pada materi tersebut. Selain itu, bahan ajar berupa buku paket maupun LKS yang digunakan siswa dari segi tampilan kurang menarik karena dicetak dengan kertas buram dan dari segi konten berisi materi dan latihan-latihan soal saja, tanpa memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang materi tersebut, serta materi belum kontekstual terhadap kehidupan sehari-hari. Peneliti menggunakan pendekatan matematika realistik agar siswa lebih memahami materi karena disusun berdasarkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Evaluasi pada tahap ini, ditujukan untuk menentukan seberapa efektif dan mengetahui respon siswa dalam penggunaan modul. Peneliti melakukan evaluasi

(4)

25

formatif yang yang berfungsi untuk mendapatkan data sehingga semakin menyempurnakan media yang dikembangkan.

3.2.3 Tahap III Pengembangan (Development)

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam Bab II, teknik pengembangan modul menggunakan pengemasan kembali informasi (Information Repackaging) yakni memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul dengan pendekatan matematika realistik. Peneliti menggunakan buku teks yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yakni Buku Guru Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII dan Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII yang ditulis oleh Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, serta buku-buku lainnya yang menunjang materi.

Evaluasi pada tahap pengembangan ini yaitu dengan proses validasi produk oleh ahli. Sehingga akan mendapatkan modul yang berkualitas dengan di validasi oleh ahli media, ahli materi dan praktisi agar modul yang disusun valid. Kualitas modul ditinjau dari segi kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik.

3.2.4 Tahap IV Implementasi (Implementation)

Tahap keempat adalah implementasi (implementation) Hasil pengembangan diterapkan dalam pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keefektifan modul yang dilihat dari nilai tes hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap modul yang dikembangkan. Prototype produk

(5)

26

pengembangan perlu diujicobakan secara rill di lapangan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat keefektifan, kemenarikan dan efisiensi pembelajaran.

Peneliti akan melakukan tahap implementasi ini pada siswa di SMP Islam Karangploso kelas VIII. Modul yang akan diujicobakan yaitu modul yang telah di validasi oleh para ahli. Evaluasi pada tahap ini mencakup pelaksanaan uji coba produk, dari segi pelaksanaan dan proses selama uji coba.

3.2.5 Tahap V Evaluasi (Evaluation)

Tahapan terakhir yaitu tahap evaluasi, peneliti menggunakan evaluasi formatif karena dilihat dari segi komponen evaluasi formatif mencakup bagian tertentu dari obyek evaluasi, sedangkan instrumen yang digunakan pada evaluasi formatif merupakan instrumen buatan sendiri oleh pengembang, dan juga pada proses pelaksanaan bersifat intern yakni pada tim pengembang itu sendiri. Evaluasi formatif sendiri berfungsi untuk memperbaiki atau menyempurnakan suatu kegiatan/program dan dilihat dari sifatnya evaluasi formatif bersifat kontinu.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari uji coba produk yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang bertujuan untuk mengukur suatu validitas dan menetapkan suatu kelayakan dari produk yang dikembangkan.

3.3.1 Validasi Ahli

Desain uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan modul yang dikembangkan. Desain uji coba produk dilakukan dengan validasi produk

(6)

27

oleh validator dengan mengisi angket validasi untuk memperoleh data dan informasi secara deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Validasi produk dilakukan dua tahap yaitu validasi kepada dosen ahli media dan kepada dosen ahli materi matematika.

Tahap ini peneliti memilih ahli media dan ahli materi untuk memvalidasi media yang telah dikembangkan.

Tabel 3.1 Subyek Uji Coba (Tegeh, 2014)

No Subyek Coba Kriteria Bidang Ahli

1 Ahli Media - Berpengalaman dan memiliki kompetensi di bidang media pendidikan.

Dosen ahli media

2 Ahli Materi - Berpengalaman dan memiliki kompetensi di bidang materi yang akan divalidasi.

Dosen Matematika

3 Praktisi - Berpengalaman dan memiliki kompetensi di bidang media pendidikan dan di bidang materi

Guru tempat uji coba

3.3.2 Subyek Uji Coba Lapang

Subyek uji coba produk yaitu uji coba pada kelompok kecil dan kelompok besar. Uji coba kelompok kecil atau perseorangan (one by one) terdiri dari 6 siswa dipilih berdasarkan tingkat kemampuan siswa yaitu 2 orang dengan kemampuan tinggi, 2 orang kemampuan sedang, dan 2 orang dengan kemampuan rendah. Kemudian uji coba pada kelompok besar melibatkan seluruh siswa dalam satu kelas yang dibagi menjadi 4 kelompok.

3.3.3 Jenis Data

Data yang disajikan dalam tahap validasi yaitu ditinjau dari segi kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kesesuaian dengan karakteristik

(7)

28

pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik. Sedangkan data yang diperoleh dari siswa yaitu ketuntasan nilai tes hasil belajar dan respon siswa.

Data yang diperoleh dari validasi media pembelajaran yang telah dibuat berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari deskripsi hasil belajar, angket respon siswa dan validasi terhadap produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari skor yang kemudian dideskripsikan berdasarkan kriteria. Data kuantitatif tersebut dianalisis secara kualitatif untuk setiap indikator atau aspek.

3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen – instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya dalam bidang pendidikan khususnya yang sudah baku sulit ditemukan. Peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitiannya (Sugiyono, 2015). Berikut beberapa instrumen yang dibuat :

3.3.4.1 Draft Pertanyaan Analisis Kebutuhan

Draft pertanyaan analisis kebutuhan ini memuat beberapa pertanyaan untuk menunjang dalam proses penelitian. Draft pertanyaan diajukan kepada guru kelas yang lebih mengetahui secara mendalam tentang kebutuhan media dan minat siswa serta hambatan siswa saat melakukan proses belajar mengajar. Sehingga peneliti mengetahui tingkat kebutuhan media dalam proses belajar mengajar, metode mengajar guru, kesulitan yang dihadapi guru maupun siswa, media pembelajaran apa saja yang pernah digunakan, serta media apa saja yang cocok untuk pembelajaran tersebut.

(8)

29 3.3.4.2 Angket Validasi

Angket validasi digunakan karena untuk mengelahui kelayakan dari suatu media yang telah dibuat oleh peneliti. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, 2015). Berikut adalah kisi-kisi instrumen materi dan instrumen kelayakan media.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi Materi

Aspek yang

Dinilai Indikator

Kelayakan Isi Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar Keakuratan materi

Pendukung materi pembelajaran Modul bersifat self-instruction Kelayakan Penyajian Teknik penyajian Pendukung penyajian Penyajian pembelajaran Kelengkapan penyajian Penilaian bahasa

Ketepatan struktur kalimat dan keefektifan kalimat Komunikatif

Dialogis dan interaktif

Penulisan menggunakan equation editor Keruntutan dan keterpaduan alur pikir Penggunaan istilah, simbol atau ikon Penilaian

PMRI

Karakteristik PMRI (penggunaan konteks nyata pada setiap awal pembelajaran modul, penggunaan kreasi dan kontribusi siswa)

Prinsip PMRI (prinsip aktivitas, realitas, berjenjang, interaksi)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi Media Aspek yang Dinilai Komponen Indikator Kelayak an Kegrafikan

Ukuran modul Ukuran fisik modul sesuai dengan standar ISO yaitu A4, A5, B5

Desain sampul modul

Tata letak sampul modul

Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca Ilustrasi sampul modul sesuai

Desain isi modul

Konsistensi tata letak

Unsur tata letak harmonis (bidang cetak dan margin proporsional)

Unsur tata letak lengkap

Tata letak mempercepat pemahaman

Tipografi isi buku sederhana (tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf dan variasi huruf seperti bold, italic, dll tidak berlebihan)

(9)

30

dan spasi antar huruf normal)

Tipografi isi buku memudahkan pemahaman (jenjang judul-judul jelas, konsisten dan proporsional)

Ilustrasi isi (penyajian keseluruhan ilustrasi serasi, kreatif dan dinamis)

3.3.4.3 Angket Respon Siswa

Lembar ini berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa mengenai modul dengan pendekatan matematika realistik pada materi bangun ruang sisi datar. Pertanyaan tersebut memuat beberapa aspek yaitu sebagai berikut,

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa

Aspek yang dinilai Indikator

Tampilan Kejelasan teks

Kejelasan gambar Kemenarikan gambar

Kesesuaian gambar dengan materi Penyajian materi Penyajian materi

Kemudahan memahami materi

Ketepatan sistematika penyajian materi Kejelasan kalimat

Kejelasan simbol dan lambing Kejelasan istilah

Kesesuaian contoh dengan materi

Manfaat Kemudahan belajar

Ketertarikan menggunakan bahan ajar berbentuk modul

Peningkatan motivasi belajar

3.3.4.4 Alat Dokumentasi

Alat dokumentasi yang akan digunakan pada penelitian yaitu menggunakan kamera digital. Agar uji coba penerapan modul dengan pendekatan matematika realistik dapat terekam dengan baik dan terdokumentasikan dengan lengkap.

(10)

31

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis kelayakan modul dengan pendekatan matematika realistik pada materi bangun ruang sisi datar, dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan kuntitatif. Menurut Sugiyono (2015), validasi produk dapat dilakukan dengan menghadirkan berapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang telah dirancang. Modul dengan pendekatan matematika realistik pada materi bangun ruang sisi datar dikatakan layak jika memenuhi faktor :

3.4.1 Analisis Data Angket Validasi

Angket validasi berbentuk deskriptif yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk penerimaan atau penolakan. Data yang diperoleh dari validator kemudian dianalisis untuk menguji kelayakan tentang media pembelajaran yang sedang dikembangkan. Angket validasi dianalisis dengan skala Likert yang menggunakan skala 1 sampai 4 dengan pedoman penilaian seperti pada tabel berikut,

Tabel 3.5 Kategori Penilaian Skala Likert

No Skor Keterangan

1 Skor 4 Sangat setuju/ sangat baik/ sangat sesuai/ sangat mudah/ sangat paham/ sangat menarik/ sangat layak/ sangat bermanfaat/ sangat memotivasi

2 Skor 3 Setuju/ baik/ sesuai/ mudah/ paham/ menarik/ layak/ bermanfaat/ memotivasi

3 Skor 2 Cukup setuju/ cukup baik/ cukup sesuai/ cukup mudah/ cukup paham/ cukup menarik/ cukup layak/ cukup bermanfaat/ cukup memotivasi

4 Skor 1 Kurang setuju/ kurang baik/ kurang sesuai/ kurang mudh/ kurang paham/ kurang menarik/ kurang layak/ kurang bermanfaat/ kurang memotivasi

Perolehan data dari hasil penilaian validator dianalisis dengan rumus di bawah ini (Sugiyono, 2015)

(11)

32

Analisis rata-rata kritera validasi dengan menggunakan skala Likert (Sugiono,2015). Hasil analisis lembar validasi digunakan untuk mengetahui interpretasi skor angket validasi media.

Tabel 3.6 Interpretasi Skor Angket Validasi Media (Sugiyono, 2015)

Skor validasi yang diperoleh ( ) Kriteria terhadap media Sangat layak

Layak

Cukup layak

Kurang layak

Tidak layak

Keterangan : adalah rata-rata skor untuk setiap aspek

Jika hasil validasi menunjukkan persentase kurang dari 61 % untuk setiap aspek, maka media pengembangan tersebut dinyatakan belum valid maka perlu dilakukan revisi terhadap media yang akan diuji cobakan.

3.4.2 Analisis Data Respon Siswa

Data respon siswa dapat diperoleh dari respon siswa kemudian dianalisis untuk menguji kelayakan modul dengan pendekatan matematika realistik pada materi bangun ruang sisi datar yang sedang dikembangkan. Angket respon siswa dianalisis dengan skala likert yang menggunakan pedoman penilaian seperti pada tabel berikut,

Tabel 3.7 Pedoman Penilaian Angket Respon Siswa

Skala Kriteria terhadap media

1 Tidak baik

(12)

33

3 Baik

4 Sangat baik

Hasil perolehan angket respon siswa dianalisis dengan menggunakan rumus di bawah ini (Sugiono, 2015)

Hasil Analisis angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon positif siswa terhadap media yang dikembangkan dengan menggunakan interpretasi skor sebagai berikut :

Tabel 3.8 Interpretasi Skor Angket Respon Siswa (Sugiyono, 2015)

Skor angket yang diperoleh ( ) Kriteria terhadap media

Sangat baik

Baik

Cukup baik

Kurang baik

Tidak baik

Keterangan : adalah rata-rata skor untuk setiap aspek

Jika hasil validasi menunjukkan persentasi lebih dari 61 % untuk setiap aspek, maka media pengembangan tersebut dinyatakan mendapatkan respon positif dari siswa. Maka dari itu media yang telah dikembangkan dinyatakan layak digunakan sebagai media pembelajaran dalam mendukung proses belajar mengajar.

Gambar

Gambar 3.1 Tahapan ADDIE Model (Tegeh, 2014)
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi Materi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pengembangan media maket Tulungagung’s Arts ini dilatar belakangi oleh permasalah yang ada di SDN 02 Ngranti pada kelas 4 yaitu proses pembelajaran yang hanya

Reaktor isotermal adalah reaktor yang beroperasi secara isotermal, jika umpan yang masuk ke reaktor, campuran dalam reaktor dan cairan yang keluar dari reaktor selalu

untuk Pembunuhan Massal terhadap kaum komunis Indonesia demi satu tujuan tertentu. Karena, jika Jenderal Soeharto mudah memerintahkan bawahannya untuk “membereskan”

Dengan demikian norma yang diatur dalam Pedoman dan Prosedur Penetapan Fatwa MUI dimaksudkan harus dikesampingkan dan oleh karena itu jelas bahwa Ketua Umum MUI

Angandika wong kang ahlul supi, khakekate amaujud edat, iku rupane maklume, kang aneng ndalem ngelmu, ing tingale tekeng ing budi, de ngelmune tan ana, tan

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Tinggi Agama Mataram diselaraskan dengan arah

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun

Internalisasi Whistle-Blowing System pada seluruh pegawai melalui apel pagi/sore, penerapan aplikasi Whistle-Blowing System, evaluasi atas penerapan Whistle-Blowing System