• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

RAKITAN

TEKNOLOGI

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

JAWA TIMUR

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,

(2)

PENGENALAN VARIETAS UNGGUL JAMBU BOL GONDANG MANIS DAN BLIMBING TASIKMADU

Baswarsiati, Diding Rahmawati, Suhardi, Harwanto, PER Prahardini

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

PENDAHULUAN

Propinsi Jawa Timur terkenal memiliki plasma nutfah buah yang beraneka ragam dan kini banyak varietas buah yang telah menjadi varietas unggul nasional. Lebih dari 40 varietas unggul buah asal Jawa Timur dan di antaranya varietas unggul jambu bol Gondang Manis dari Jombang (SK Menteri Pertanian No 308/Kpts/SR.120/4/2006) dan varietas unggul Belimbing Tasikmadu dari Tuban ( SK Menteri Pertanian No 314/Kpts/SR.120/5/2007).

Jambu bol (Syzygium malaccense ) termasuk famili Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara yang keberadaannya terbatas di Jawa, Sumatra dan Semenanjung Malaysia (Verheij dan Coronel, 1997).

Syzygium malaccense juga tumbuh banyak di Amerika Selatan dan

Amerika Tengah. Beberapa bagian dari tanaman jambu ini digunakan dalam obat-obatan tradisional karena memiliki aktivitas antiobitik. Khususnya kulit batang, daun dan akar jambu bol sering digunakan untuk menyembuhkan penyakit.

Salah satu varietas jambu bol yang mulai dikenal dan sudah masuk pasar swalayan yaitu jambu bol Gondang Manis dari kabupaten Jombang. Jambu bol Gondang Manis telah dikenal oleh masyarakat Jombang dan sekitarnya sejak ratusan tahun yang lalu namun perkembangan hingga menjadi sentra produksi di desa Gondang Manis, kecamatan Bandarkedungmulyo sekitar 30 tahun yang lalu. Jambu bol Gondang Manis merupakan produk unggulan Jombang karena memiliki potensi antara lain nilai ekonomis cukup tinggi serta warna buah yang sangat menarik (ungu kehitaman jika buah telah tua dan merah muda keunguan jika buah masih muda), bentuk dan ukuran buah sedang, rasa buah segar, warna daging buah putih bersih dan tekstur dalam buah lunak seperti diselimuti kapas. Konsumen sangat menyukai rasa segar sedikit asam, daging buah tebal dan kenyal serta penampilan jambu bol yang khas.

Saat ini tanaman jambu bol yang ada masih ditanam dan dikembangkan di pekarangan. Jumlah tanaman yang ada di desa Gondang Manis, kecamatan Bandarkedungmulyo kabupaten Jombang sekitar 600 pohon dengan kisaran umur 10 hingga 30 tahun. Nampaknya di Jawa Timur pertanaman jambu bol yang ada dalam satu

(3)

kawasan atau dalam satu desa dan telah diusahakan hingga peluang pasar sampai pasar swalayan hanya jambu bol Gondang Manis.

Belimbing Tasikmadu memiliki beberapa keunggulan terutama pada penampilan buahnya sangat menarik berwarna kuning oranye merata bila telah masak optimal, ukuran buah sedang sekitar 250 – 300 gram per buah, rasa buah sangat manis, kandungan air tinggi, daya simpan lebih dari 7 hari, mampu berbunga dan berbuah sepanjang tahun dan panen dapat dilakukan 4-5 kali dalam setahun, produktivitas 300400 kg/pohon/tahun (4 kali panen) dengan umur tanaman berkisar 10 -20 tahun.

Belimbing Tasikmadu merupakan buah unggulan kabupaten Tuban selain duku Prunggahan. Keberadaan pertanaman yang sudah merupakan kebun monokultur berada di desa Tasikmadu dan Panyuran Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Dalam dua desa populasi tanaman saat ini mencapai 25.000 pohon yang sudah berproduksi dengan umur tanaman sekitar 9-10 tahun. Tanaman yang ada berasal dari perbanyakan klonal hasil okulasi yang dilakukan oleh petani sempat dibawah binaan penyuluh pertanian lapangan kabupaten Tuban

Belimbing manis (Averrhoa carambola) berasal dari wilayah tropis Amerika (Brazil) yang banyak berkembang di wilayah Asia Tenggara. Belimbing dapat dimakan segar, sebagai manisan, untuk salad, untuk jam, selai, juice, minuman lainnya serta untuk penurun tekanan darah

tinggi. Belimbing merupakan tanaman pekarangan yang

menguntungkan karena dapat berbuah terus setiap tahun, sebanyak 4 kali setahun. Buah belimbing manis mengandung asam oksalat, asam sitrat, serta kaya akan potasium, vitamin C dan vitamin A, banyak mengandung air serta protein. Komposisi kandungan dalam 100 gram bahan yaitu air 90 gram, protein 0,75 gram, gula total 3,5-11 gram, serat 0,7 gram (Verhey dan Coronel, 1997).

I. JAMBU BOL GONDANG MANIS Potensi

Potensi jambu bol Gondang Manis terletak pada kualitas buah yang unggul (memiliki rasa buah yang segar dan kenyal, buah berukuran besar, kulit buah ungu kemerahan, warna daging buah putih bersih serta daging buah bagian dalam halus seperti kapas), produksi tinggi serta nilai ekonomis yang tinggi. Pohon jambu bol yang baru pertama kali berbuah asal dari biji (umur 4 tahun) dapat menghasilkan buah sebanyak 40-50 kg , pada umur 20 tahun menghasilkan 200 – 300 kg /pohon/tahun dengan dua kali musim panen. Bila rata-rata tanaman jambu bol menghasilkan 200 kg/pohon dan harga buah jambu bol berkisar Rp 4.000,- - Rp 5.000,- per kilogram di tingkat petani maka satu tanaman dapat menghasilkan sekitar Rp 800.000,- hingga Rp 1.000.000,-. Oleh karena itu walaupun diusahakan dalam bentuk tanaman pekarangan

(4)

namun sangat membantu kebutuhan hidup bagi keluarga atau pemilik tanaman.

Potensi jambu bol Gondang Manis sebagai produk unggulan kabupaten Jombang masih perlu ditingkatkan dengan berbagai cara promosi antara lain mengikuti kontes buah tingkat propinsi , kontes buah tingkat nasional, perluasan promosi ke kota besar lainnya. Konsekuensinya dengan peningkatan promosi maka perluasan areal tanam harus segera dilakukan terutama di wilayah kelurahan lainnya.

Permasalahan

Permasalahan yang muncul dalam usahatani jambu bol yaitu tanaman yang ada selama ini berasal dari perbanyakan generatif (biji) sehingga muncul segregasi. Oleh karena itu perlu didukung dengan ketersediaan bibit hasil sambung menggunakan Pohon Induk Tunggal yang telah ditentukan untuk pengembangan tanaman. Untuk itu sejak tahun 2004 telah dilakukan perbanyakan batang bawah berjumlah 3500 batang bawah dan bibit siap sambung sebanyak 500 batang dan saat ini semuanya telah tertanam di lahan masyarakat desa Gondang Manis.

Kelemahan pertanaman jambu bol Gondangmanis secara umum hingga saat ini yaitu pada kualitas buah yang cepat menurun 2-3 hari setelah panen. Buah akan nampak kisut setelah 3 hari disimpan pada suhu kamar. Namun bila disimpan pada suhu dingin (sekitar 15 o C) maka kesegaran bisa bertahan 7 hari. Hal ini karena secara genetis kulit jambu bol sangat tipis sehingga mudah lecet jika terkena benturan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengemasan dengan bungkus jaring pada masing-masing buah sehingga buah tidak mudah lecet dan busuk dan disimpan pada suhu dingin. Air di dalam buah jambu bol mudah menguap bila terkena sinar matahari sehingga buah yang telah dipetik tidak boleh terkena sinar matahari langsung karena buah menjadi layu dan kisut (tidak segar).

Keragaan Tanaman

Penampilan secara umum dari tanaman jambu bol Gondang manis cukup menarik karena bentuk tajuk tanaman seperti kerucut dan menjulang, percabangannya rapat dan melebar sehingga terlihat rindang. Lebar tajuk berkisar 4-5 m dan batang tanaman tampak kekar dan perakarannya tampak menonjol keluar terutama pada tanaman yang telah berumur lebih dari 20 tahun. Tinggi tanaman berkisar 12-15 m dan lingkar batang sekitar 1,20 m. Batangnya lurus, seringkali bercabang-cabang dekat pangkalnya, berdaun lebat dan berbercabang-cabang banyak. Percabangan muncul sekitar 1-1,5 m dari permukaan tanah dengan jumlah cabang utama sekitar 7 dan cabang sekunder sekitar 43. Warna kulit batang coklat tua dan permukaan batang tanaman tidak halus. Daun berhadap-hadapan, berbentuk lonjong dan ujungnya runcing. Warna daun bagian atas hijau tua agak mengkilat dan bagian bawah hijau

(5)

muda. Daun muda (pupus) berwarna hijau muda Ukuran daun sekitar 15-37 cm x (8,5 - 21) cm dan daun cukup tebal .

Bunga jambu bol muncul pada ranting yang tak berdaun, pendek dan menggerombol, tersusun atas 3-12 kuntum bunga. Diameter bunga mekar sekitar 3-5 cm, bunga berwarna merah jingga . Daun mahkota 4 helai berbentuk lonjong sampai bulat telur dengan panjang 2 cm dan berwarna merah gelap. Benang sari berjumlah sekitar 180-200 tangkai, berwarna merah dengan panjang mencapai 3,5 cm. Tangkai putik berwarna merah dengan panjang 4,5 cm. Buah berbentuk seperti genta dan berwarna ungu kemerahan. Saat buah muda berwarna merah muda dan tampak bergaris putih sedang saat buah tua menjadi ungu kemerahan.

Tanaman jambu bol Gondangmanis mulai berbunga sekitar bulan April- Mei dan panen pada bulan Agustus-September. Persentase bunga menjadi buah (fruit set) sekitar 80 % per tandan. Umur simpan buah sekitar 3 hari dari panen pada suhu kamar. Daya tahan simpan ini merupakan permasalahan utama karena kulit buah jambu bol sangat tipis sehingga mudah lecet dan busuk.

Kualitas Buah

Jambu bol Gondangmanis memiliki beberapa keunggulan terutama dari penampilan buah menarik dengan warna ungu kemerahan dan rasa buah segar dengan aroma harum dan daging buah putih bersih serta kemampuannya tumbuh dan berkembang di dataran rendah iklim kering seperti wilayah Jombang. Hal inilah yang cukup menarik minat

konsumen ataupun masyarakat di luar Jombang untuk

mengembangkannya termasuk di kabupaten Mojokerto. Hasil

pengamatan terhadap keragaan buah jambu bol Gondangmanis terutama dari rasa buah dan penampilan buah secara keseluruhan dibandingkan dengan 1 varietas unggul jambu bol yaitu varietas Harman disajikan pada Tabel 1 .

Tekstur dan kandungan air buah jambu bol Gondangmanis juga disukai karena terdapat rasa kenyal pada daging buah, sehingga dapat menghilangkan kesan tekstur buah yang lunak. Kandungan air yang tinggi menciptakan kesan segar dan sangat disukai konsumen. Warna daging buah yang putih dipadu dengan rasa buah yang manis sedikit masam cukup disukai konsumen.

(6)

Tabel 1. Penampilan buah jambu bol Gondangmanis dan Harman

Karakter Jambu bol Gondangmanis * Jambu bol Harman **

Bentuk buah Genta dengan pangkal agak

runcing

genta

Berat per buah (g) 110-150 250-400

Panjang buah (cm) 8,5 – 9,5 9 – 11 cm

Diameter buah (cm) 5,7 – 6,5 8 - 9

Tebal daging buah (cm)

1,4- 2,1 1,5 - 2

Berat biji (g) 9,1 – 11,6 -

Warna kulit buah masak

Ungu kehitaman Merah bergaris semburat

putih

Warna daging buah Putih bersih putih

Rasa daging buah Manis segar, tidak sepat/kelat Manis , tidak sepat/kelat

Kadar gula (o Brix) 7,5 – 8 -

Kadar asam (%) 0,23 – 0,25 -

Kadar air (%) 89,54-89,85 berair

Kadar vitamin C 31,5 – 35,9 -

Tekstur daging buah Berserat halus dan kenyal Berserat halus

Jumlah biji per buah 0-1 1

Keterangan :

Sumber : 1) Hasil analisa di Laboratorium Pasca Panen BPTP Jawa Timur 2) SK pelepasan varietas unggul

Keragaan Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang menyerang jambu bol Gondangmanis adalah penyakit becak daun yang disebabkan oleh cercospora dan antraknose serta hama penggerek batang. Persentase dan intensitas serangan dari OPT utama pada jambu bol tertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat serangan hama dan penyakit tanaman jambu bol Gondangmanis

Jenis Hama dan Penyakit Persentase serangan (%)

Intensitas serangan (%) Becak daun cercospora

(Cercospora psidii Rangel)

83,3 12,50

Becak daun antraknose (Colletotrichum gloeosporioides Penz)

58,3 8,00

Penggerek batang (Nothopeus

hemipterus)

100 25,50

Wilayah Pengembangan dan Agroekologi yang Sesuai

Pada umumnya tanaman jambu bol tumbuh dan berproduksi pada dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dari permukaan laut dengan lingkungan yang baik dan ternaungi dan cenderung tumbuh di daerah tropis basah (Verheij dan Coronel, 1997). Jambu bol Gondang Manis tumbuh baik di desa Gondang Manis-kecamatan Bandarkedungmulyo-Jombang dengan ketinggian tempat 50 m dpl dan kondisi agak lembab.

(7)

Oleh karena rata-rata tanaman telah berumur lebih dari 20 tahun maka kondisi kebun atau pekarangan menjadi lebih lembab.

Karakteristik zona agroekologi sentra jambu bol Gondang Manis termasuk zona IV ax1. Sub zona ini adalah wilayah yang umumnya terletak di jalur kiri-kanan sungai sehingga ketersediaan air cukup. Tingkat kesuburan tanah relatif baik, namun demikian perlu dilakukan upaya pemupukan. Jenis tanah Alluvial dengan ordo Inceptisol. Demikian juga perlu diantisipasi sering munculnya banjir pada kondisi zona ini IV ax1 sehingga perlu sistem drainase yang baik. (Saraswati et

al, 2001).

Cara Budidaya

Cara budidaya hingga pasca panen jambu bol Gondang Manis mengacu pada SPO (Standar Prosedur Operasional) (Diperta Prop. Jatim, BPTP Jatim dan Diperta Kab. Jombang, 2007).

Pembibitan

• Batang bawah menggunakan semaian jambu bol yang berumur + 8-10 bulan setelah semai

• Penyambungan dilakukan pada awal musim penghujan

• Batang atas (Entres) menggunakan tunas pucuk yang diambil dari Pohon Induk Tunggal yang sehat, produksi tinggi dan kualitas buah baik ( disukai konsumen)

• Setelah semua batang bawah tersambung, hasil sambungan diletakkan di bawah tanaman jambu bol kemudian dikerodong dengan plastik secara komunal atau dikerodong ujungnya sendiri-sendiri • Pemeliharaan sambungan dengan menjaga kelembaban di sekitar

tempat penyambungan

• Hasil sambungan jadi dapat terlihat setelah 2-3 bulan penyambungan yang dicirikan dengan pecahnya tunas dan muncul daun baru

• Bibit hasil sambungan siap ditanam umur 6 bulan dari sambung

Pembuatan lubang tanam dan penanaman

 Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 60 cm , sedangkan pada tanah berat 1 m x 1 m x 1m .

 Lubang tanam dipersiapkan 1-2 bulan sebelumnya dan diberi bokasi sebanyak 20 kg

 Jarak tanam 8 m x 8 m, sehingga kebutuhan bibit per hektar sebanyak 156 batang

 Waktu tanam yang tepat adalah awal musim penghujan, supaya tanaman tidak memerlukan penyiraman.

Pemeliharaan

• Pemberian bokasi atau kompos setahun dua kali sebanyak 10 kg/tanaman pada tanaman muda

(8)

• Pada tanaman yang berproduksi setahun dua kali sebanyak 15-20 kg/tanaman, dengan cara pemberian pada empat posisi area tajuk tanaman

• Pengairan dilakukan secara leb merata di permukaan tanah pada musim kemarau atau dengan penyiraman sebanyak seminggu sekali dan melihat kondisi kelembaban tanah

Panen

• Tanaman jambu bol mulai belajar berbuah umur 4-5 tahun

• Umur panen jambu bol Gondangmanis 3,5 bulan dari bunga mekar • Kriteria panen dengan cara melihat ketuaan buah secara visual yang

ditandai dengan kulit buah berwarna keunguan

• Cara panen dengan memanjat pohon dan memetik buah satu persatu dan dimasukkan dalam karung. Pemotongan tandan buah dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak cabang tanaman • Setelah panen buah dikumpulkan dan dilakukan pensortiran

berdasarkan ukuran buah yang dapat dibedakan menjadi buah berukuran besar (> 90 g), sedang ( 50-90 g) dan kecil (< 50g)

Deskripsi Varietas

Tabel 3. Deskripsi Varietas Unggul Jambu Bol Gondang Manis

Komponen Pengamatan Hasil/ ukuran

Identitas pohon induk tunggal PIT/Ja/L.5/JTM/22, milik Bapak

Maksin, dusun Gondanglegi, Desa

Gondang Manis, kecamatan

Bandar Kedungmulyo, kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur

Umur tanaman : 25 tahun

Lebar tajuk : 5 m

Bentuk tajuk : kerucut

Tinggi tanaman : 15 m

Lingkar batang : 120 cm

Jumlah cabang utama : 7

Jumlah cabang sekunder : 43 - 45

Bentuk penampang batang : Silindris,

Warna batang : Coklat

Bentuk daun : tombak

Kedudukan daun : mendatar s/d melekuk

Ukuran daun (Panjang x Lebar) : (35-37 cm) x (15-18 cm)

Ukuran anak daun (Panjang x Lebar) : (19-21 cm) x (7,5-9 cm)

Ujung daun : Lancip

Panjang tangkai daun : 1,8-2,2 cm

Permukaan daun : rata dan mengkilat

Warna daun bagian atas : Hijau tua mengkilat

Warna daun bagian bawah : hijau muda

Warna pucuk daun : merah kecoklatan

Bentuk bunga : spatula

(9)

Warna benang sari : kuning

Jumlah bunga pertandan : 3-12

Jumlah benangsari : 180-200 tangkai

Diameter bunga mekar : 3-5 cm

Jumlah buah pertandan : 1-5

Bentuk buah : genta tanpa lekuk pinggang

Warna kulit buah masak : ungu kemerahan

Warna daging buah : putih bersih

Berat buah : 110-150 gram/buah

Panjang buah : 8,5 – 9,5 cm

Diameter buah : 5,7 – 6,5 cm

Tebal daging buah : 1,4 – 2,1 cm

Rasa buah : manis-segar sedikit asam dan

tidak sepat

Aroma buah : harum

Tekstur daging buah : halus dan kenyal

Kadar air : 89,54 – 89,90 %

Kadar vit C : 31,5 –35,9 mg

Kadar asam : 0,23 – 0,25 %

Kadar gula : 7,5 – 8 o brix

Berat biji : 9,1 – 11,6 gram

Jumlah biji per buah : 1

Umur tanaman asal biji, mulai berbunga : 4-5 tahun

Lama bunga mekar sampai panen : 3,5 bulan

Produksi buah / pohon : 300-350 kg/pohon/tahun

Daya simpan pada suhu kamar : 3 hari setelah panen

Keterangan : Tumbuh baik pada dataran

rendah, 50-100 m dpl dengan rejim kelembaban agak basah dan air tanah dangkal

Peneliti : Baswarsiati, Suhardi, Yuniarti,

Diding Rahmawati, Susiyati, Caturina

Dilepas tahun : 2006

Analisa Ekonomi

Untuk mengetahui gambaran prospek usahatani jambu bol Gondang Manis, selain masalah teknis budidayanya perlu juga diketahui analisa usahataninya seperti yang dicantumkan pada tabel 4.

(10)

Tabel 4. Analisis usahatani jambu bol Gondang Manis. Jombang 2006. Umur (th) Uraian Biaya (Rp) Produksi (buah/ha) Nilai Produksi (Rp) Keuntungan (Rp) 1 Biaya Tetap  Sewa Tanah  Bibit (156 batang)  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 2.500.000 936.000 350.000 780.000 780.000 Total 5.346.000 - 5.346.000 2 Biaya Tetap  Sewa tanah Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 2.500.000 780.000 468.000 Total 3.748.000 - 3.748.000 3 Biaya Tetap  Sewa tanah Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 2.500.000 780.000 624.000 Total 3.904.000 -3.904.000 4 Biaya Tetap  Sewa tanah Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 2.500.000 780.000 624.000 Total 3.904.000 20x156=3.120 14.040.000 10.136.000 5 Biaya Tetap  Sewa tanah Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 2.500.000 780.000 624.000 Total 3.904.000 25x156=3.900 17.550.000 13.646.000 6 Biaya Tetap  Sewa tanah Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 2.500.000 780.000 780.000 Total 4.060.000 50x156=7.800 35.100.000 31.040.000 7 Biaya Tetap  Sewa tanah Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 2.500.000 1.560.000 1.100.000 Total 5.160.000 100x156=15.600 70.200.000 65.040.000 8 Biaya Tetap  Sewa tanah Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 2.500.000 1.560.000 1.100.000 5.160.000 150x156=23.400 105.300.000 100.140.000

II. BELIMBING TASIKMADU Potensi

Belimbing merupakan salah satu komoditas buah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi bila dikelola secara intensif dan

(11)

menguntungkan umumnya usahatani belimbing jarang dilakukan secara monokultur dan umumnya diusahakan di pekarangan atau ditanam di dekat rumah seperti yang ada di Blitar dan terkenal dengan belimbing Karangsarinya. Namun belimbing Tasikmadu Tuban telah diusahakan secara monokultur dengan budidaya yang intensif sehingga menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi dan peluang pasar ke beberapa pasar swalayan di Surabaya dan di Jawa Tengah. Harga buah di tingkat petani tahun 2007 mencapai Rp 7.000,- /kg dan di pasar swalayan Surabaya sekitar Rp 13.000- Rp 14.000,- per kilogram

Potensi belimbing Tasikmadu sebagai produk unggulan kota Tuban juga Jawa Timur yang sudah dikenal masyarakat Tuban dan kota besar lainnya masih perlu ditingkatkan dengan berbagai cara promosi antara lain mengikuti kontes buah tingkat propinsi, kontes buah tingkat nasional, perluasan promosi ke kota besar lainnya serta di hotel-hotel berbintang. Konsekuensinya dengan peningkatan promosi maka perluasan areal tanam harus segera dilakukan terutama di wilayah kelurahan lainnya.

Permasalahan

Kelemahan yang ada pada tanaman belimbing Tasikmadu yaitu terhadap serangan lalat buah. Namun serangan lalat buah selalu terjadi pada semua varietas belimbing maupun buah-buahan lainnya. Pengendalian lalat buah dilakukan sejak dini dengan memblongsong buah menggunakan kertas koran bekas dan selanjutnya dibungkus lagi dengan plastik saat buah masih berumur 1,5 bulan dari bunga mekar. SLPHT juga telah dilakukan untuk menangani permasalahan OPT pada tanaman belimbing Tasikmadu.

Selain itu kelemahan non teknis yang muncul yaitu pemilik PIT (Pohon Induk Tunggal) masih agak keberatan untuk pengambilan entres dari PIT tersebut karena khawatir adanya persaingan bisnis. Sehingga perlu adanya pendekatan dan pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Tuban untuk mengarahkan tentang manfaat pengembangan varietas unggul.

Keragaan Tanaman

Penampilan tanaman belimbing Tasikmadu tidak berbeda dengan tanaman belimbing lainnya dengan kondisi tanaman tumbuh tegak dan mempunyai percabangan yang banyak. Namun karena dikelola dan dipelihara dengan baik serta tanaman selalu dipangkas hingga terbentuk tajuk tanaman yang teratur dan tanaman menjadi pendek. Tinggi tanaman berkisar 2 – 2,5 m dan lingkar batang 50- 70 cm. Bentuk tajuk tanaman teratur dengan lebar tajuk 1,5 - 2 m, berdaun lebat dan bercabang banyak. Percabangan muncul sekitar 1 m dari permukaan tanah. Warna kulit batang coklat tua dan permukaan batang tanaman tidak halus. Bentuk daun jorong dengan warna daun tua hijau tua, daun

(12)

muda (pupus) berwarna hijau muda. Ukuran ebar daun 3,6-4,5 cm dan panjang 7,4 – 8,6 cm, daun tidak tebal dengan permukaan daun halus. Malai bunga atau perbungaan belimbing Tasikmadu terbentuk pada ketiak daun di cabang sekunder, tertier bahkan kadang di cabang primer. Bunganya kecil-kecil berwarna ungu dengan tangkai bunga pendek, tajuk mahkota bunga lima lembar, jumlah benang sari 5, benang sari lebar, ke atas dan meruncing. Ukuran kuncup bunga, lebar 0,28 cm dan panjang 0,56 cm. Jumlah bunga dalam 1 dompol sekitar 40-52 bunga dan jumlah buah dalan 1 dompol sekitar 4-7 buah.

Kualitas Buah

Kekhasan buah belimbing Tasikmadu terlihat pada warna buah kuning oranye merata dan mengkilap, ukuran buah sedang dengan rasa buah sangat manis dan segar dan kandungan air banyak. Dengan melihat penampilan buah dengan warna buah mencolok maka konsumen akan tertarik untuk segera menikmatinya. Buah belimbing Tasikmadu terdiri dari lima lingsir /rusuk, kandungan air banyak, rasa buah manis dan segar. Berat buah sekitar 200-300 gram/buah, panjang buah 12 - 14 cm, diameter buah 7,35-8,90 cm, kedalaman lingsir 2,40 – 3,35 cm, jarak antar lingsir 4 – 4,9 cm. Di dalam tiap ruang terdapat 1 biji dan kadang tidak ada. Tiap biji dibungkus dengan selaput yang berlendir, selaput biji berwarna coklat muda, mengkilat dan tipis.

Hasil analisa sifat fisik dan kimia buah belimbing Tasikmadu yang dilakukan di laboratorium Pasca Panen BPTP Jawa Timur disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Sifat fisik dan kimia buah belimbing Tasikmadu pada 1 hari setelah panen No Karakter Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berat buah (gram) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) TSS (o brix)

Kandungan asam malat (%) Kandungan air (%)

Warna kulit buah Warna ujung lingsir Aroma

Tekstur daging buah

200-300 12-14 7,35-8,90 11-12 0,49 - 0,60 70-80 Kuning mengkilap kuning harum

halus tidak berserat

Dari penampilan buah belimbing varietas Tasikmadu nampak bahwa keunggulannya pada rasa buah sangat manis, warna buah menarik dan aroma buah harum apalagi bila buah masak optimal. Selain itu buah belimbing Tasikmadu tidak berserat sehingga bila kita memakannya tidak terdapat sisa buah yang harus kita buang setelah buah dikunyah.

Untuk membedakan keunggulan belimbing Tasikmadu dengan varietas unggul belimbing lainnya maka perlu adanya dukungan data

(13)

mengenai hal tersebut. Perbandingan buah belimbing Tasikmadu dilakukan dengan varietas belimbing unggul yaitu Dewi Murni, Dewa Baru , Simanis dan Karangsari yang disajikan pada Tabel 5. Bila melihat tampilan bentuk buah maka terdapat perbedaan yang khas antara belimbing Tasikmadu dan keempat varietas unggul di atas. Belimbing Dewa Baru dan Dewi Murni bentuk buahnya agak bulat lonjong dan ukuran buah tidak panjang. Sedangkan pada belimbing Karangsari bentuk buahnya lonjong lebih mengarah ke bentuk memanjang. Selain itu rusuk/lingsir belimbing Dewi Murni berlekuk/bergelombang sedangkan belimbing Tasikmadu tidak berlekuk dan tidak terdapat pembengkakan pada ujung bila diiris melintang. Selain itu aroma buah belimbing Tasikmadu sangat harum sedangkan belimbing Dewa Baru dan Dewi Murni aromanya lembut. Dan yang paling menonjol kandungan gula dari belimbing Tasikmadu sangat tinggi yaitu 11 -12 o brix sedangkan varietas lain sekitar 8-9 o brix.

Tabel 6. Komponen buah belimbing varietas Tasikmadu, Karangsari, Dewi Murni, Dewa Baru dan Simanis

Komponen

Buah Tasikmadu (1) Karangsari (2) Dewi Murni (3) Dewa Baru (3) Simanis (3)

Bentuk buah Lonjong dengan 5 rusuk, lurus (tidak berlekuk) Lonjong dengan 5 rusuk, lurus (tidak berlekuk) Bulat lonjong dengan 5rusuk bergelombang dan berlekuk Bulat lonjong dengan 5 rusuk Lonjong dengan 5 rusuk Warna buah matang Kuning mengkilap Oranye mengkilap Oranye mengkilap Oranye mengkilap Kuning tua cerah Warna tepi rusuk/lingsir kuning Kuning kehijauan

Oranye Oranye Kuning Warna buah

muda

hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Berat buah (g ) 200-300 350- 600 300 - 500

Rasa buah Sangat manis Manis-segar Manis-segar Manis-segar Manis-segar Tekstur daging

buah

Tidak berserat Sedikit berserat Berserat Agak berserat - Bentuk biji Bulat telur, pipih Bulat telur, pipih Bulat telur, pipih Bulat telur,

pipih Bulat telur, pipih Kadar vit C (mg/100g) 7,30-8,20 6,75 – 9,36 1,17 4,74 18,48 TSS (o brix) 11-12 8,68 - 9,27 - - 8,475 Kandungan asam malat (%) 0,40-0,50 0,49 - 0,60 - - -

Aroma buah Sangat harum Harum Agak harum Agak harum Agak harum Umur panen sejak berbunga (hari) 100-120 90-110 90-110 90-110 90-110 Umur simpan /daya simpan buah (hari) 8-10 7-9 7-10 7-10 6-8 Produksi rata-rata/pohon (kg) 250-350 400-500 400-600 500-700 300-500

Sumber : (1) = Hasil analisa Laboratorium Pasca Panen BPTP Jawa Timur, Juli 2006 (2) = Hasil analisa Laboratorium Pasca Panen BPTP Jawa Timur, September 2003 (3) = SK pelepasan varietas unggul belimbing Dewi Murni, Dewa Baru dan Simanis

(14)

Keragaan Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman belimbing varietas Tasikmadu di desa Tasikmadu, kecamatan Palang, Tuban yaitu lalat buah, kutu putih, penggerek batang dan busuk buah antraknose. Persentase serangan penggerek batang dan kutu putih masih rendah yaitu berkisar antara 5-10 %, sedangkan persentase serangan lalat buah adalah 12 % (pengamatan bulan Juli 2006). Hal ini karena sudah dilakukan pembungkusan buah yang merupakan salah satu cara untuk mengurangi serangan lalat buah. Pembungkusan buah dilakukan saat buah berumur 1,5-2 bulan. Setiap bungkus berisi satu buah belimbing. Disamping itu juga digunakan perangkap (trap) yang berasal dari buah belimbing itu sendiri yaitu dengan cara tidak membungkus beberapa buah belimbing dalam satu pohon terutama buah yang jelek. Drew (1987) melaporkan bahwa lalat buah merupakan hama yang sangat polipag artinya dapat menyerang pada berbagai jenis buah-buahan antara lain mangga, belimbing, jambu air, jambu biji, nangka, jeruk, durian, dan melon. Sarwono (2002) melaporkan bahwa hama lalat buah persentase serangannya sangat tinggi pada beberapa jenis tanaman buah-buahan antara lain blimbing (> 70%), jambu air (> 70 %), jambu biji (< 30 %), mangga ( 30 – 70 %).

Pada tanaman tertentu apabila tidak dikendalikan lalat buah dapat menyebabkan gagal panen. Banyak berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangan lalat buah antara lain pemakaian zat atraktan yaitu methyl-eugenol, tanaman perangkap (selasih), musuh alami (parasitoid), pemblongsongan buah, dan pemakaian insektisida nabati, dan insektisida kimia. (Martono, 1996; Sutomo 2002; Yao 1985 dalam Sarwono 2003; Sunari 2003 komunikasi pribadi; Subiyakto 2003 komunikasi pribadi).

Berdasar pada tingkat serangan dan kelimpahan populasi larva lalat buah maka tanaman belimbing Tasikmadu tampaknya mempunyai tingkat ketahanan yang moderat terhadap hama lalat buah. Walaupun demikian petani pemilik tanaman belimbing Tasikmadu tidak berani mengambil resiko terhadap serangan lalat buah, yaitu dengan melakukan kegiatan pemblongsongan buah.

Wilayah Pengembangan dan Agroekologi yang Sesuai

Belimbing Tasikmadu termasuk belimbing manis yang

membutuhkan tanah gembur, mudah meresapkan air yang berlebihan tetapi juga mampu menahan air hingga tanah tetap lembab. Belimbing Tasikmadu tumbuh di dataran rendah seperti kabupaten Tuban dengan ketinggian tempat 20 m dari permukaan laut dan suhu rata-rata harian 27 0 C. Belimbing manis termasuk varietas Tasikmadu tidak tahan angin kencang karena bunganya mudah gugur.

(15)

Potensi pengembangan belimbing Tasikmadu dapat diarahkan pada pemanfaatan lahan dengan model pengelolaan yang intensif. Karena tanaman belimbing termasuk tanaman yang mempunyai tajuk dan batang tidak terlalu besar sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas untuk penanamannya. Pengembangan sebaiknya diarahkan pada zona agroekologi IV ay2 yaitu daerah dataran rendah 20-200 m dari permukaan laut dengan rejim kelembaban kering dan rejim suhu panas. Rejim kelembaban agak kering apabila mempunyai jumlah bulan kering antara 4 sampai dengan 7 bulan dalam satu tahun. Sedangkan rejim suhu panas apabila perbedaan suhu udara rata-rata terpanas dan terdingin harian lebih besar dari 5 0C (Saraswati et al, 2000).

Cara Budidaya

Cara budidaya hingga pasca panen belimbing Tasikmadu

mengacu pada SPO (Standar Prosedur Operasional) (Diperta Prop. Jatim, BPTP Jatim dan Diperta Kab. Tuban, 2007).

Pembibitan

• Batang bawah menggunakan semaian dari biji belimbing Tasikmadu yang berumur + 4-5 bulan setelah semai

• Penyambungan dilakukan pada awal musim penghujan

• Batang atas (Entres) menggunakan mata tunas yang diambil dari Pohon Induk Tunggal yang sehat, produksi tinggi dan kualitas buah baik ( disukai konsumen)

• Setelah semua batang bawah tersambung, hasil sambungan diletakkan di bawah naungan di rumah pembibitan

• Pemeliharaan sambungan dengan menjaga kelembaban di sekitar tempat penyambungan

• Hasil sambungan jadi dapat terlihat setelah 2-3 bulan

penyambungan yang dicirikan dengan pecahnya tunas dan muncul daun baru

• Bibit siap tanam setelah 4-5 bulan dari sambung

Pembuatan lubang tanam dan penanaman

 Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 60 cm , sedangkan pada tanah berat 1 m x 1 m x 1m .

 Lubang tanam dipersiapkan 1-2 bulan sebelumnya dan diberi bokasi sebanyak 10 kilogram.

 Jarak tanam 6 m x 6 m dan di antara tanaman diberi tanaman sela kacang tanah.

 Waktu tanam yang tepat adalah awal musim penghujan, supaya tanaman tidak memerlukan penyiraman.

(16)

 Bibit belimbing yang baru ditanam sebaiknya diberi tambahan pupuk NPK sebanyak ¼ kg dan insektisida sebanyak 1 sendok makan untuk membasmi rayap.

Pemangkasan Tanaman

• Saat tanaman belimbing umur 3-4 bulan dilakukan pemangkasan bentuk sehingga batang utamanya tetap pendek.

• Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memangkas pucuk cabang utamanya, menyisakan 10 cm dari pangkal tunas samping sehingga tunas samping terangsang tumbuh cepat dan kuat. Dari tunas samping itulah terbentuk dahan yang kuat, kokoh dan teratur. • Saat umur 7-10 bulan , tanaman mulai berbunga tetapi buah yang

dipelihara sampai besar dibatasi jumlahnya karena tanaman baru belajar berbuah.

• Setelah pohon produktif perhatian utama terletak pada pemangkasan perawatan cabang dan ranting yang tepat waktu.

• Pemangkasan tidak boleh dilakukan bila pohon sedang berbuah banyak. Saat melakukan pemangkasan yang tepat yaitu ketika pohon sedang berbuah sedikit atau setelah buahnya selesai dipanen. • Bagian yang dipangkas yaitu cabang air yang yang terlalu besar dan

tumbuh melewati tingginya tajuk, cabang atau ranting yang tidak teratur pertumbuhannya.

• Pemotongan cabang air dengan menyisakan 10 cm pangkal cabangnya dari pokok dahan.

• Pemupukan dilakukan setelah selesai pemangkasan dengan menggunakan pupuk kandang atau bokasi sebanyak 15-20 kg/tanaman dan pupuk NPK sebanyak 1 kg dengan cara membenamkan dalam tanah mengelilingi batang pohon tepat di bawah tajuk luar pohon.

Pembungkusan Buah

• Kunci utama perawatan belimbing Tasikmadu yaitu pada pembungkusan buah. Buah yang masih pentil (umur 1,5 bulan) segera dibungkus dengan menggunakan kertas koran bekas dan selanjutnya dibungkus lagi kantong plastik.

• Bersamaan dengan membungkus buah juga dilakukan penjarangan buah dengan membuang buah yang bentuknya tidak sempurna, buah yang tidak sehat dan buah yang letaknya berimpitan dengan buah lainnya.

• Selain pembungkusan buah yang tujuannya untuk menghindari lalat buah, juga diperlukan pemasangan atraktan petrogenol/metileugenol dengan botol perangkap pada setiap tanaman.

(17)

Panen dan Pasca Panen

• Panen dilakukan dengan mengikuti standar visualisasi derajad kematangan buah belimbing Tasikmadu

• Pemanenan dilakukan dengan memetik buah belimbing hati-hati dengan tangan kemudian diletakkan dalam keranjang

• Selanjutnya dilakukan sortasi dan grading sesuai kelas dan tujuan pasar sambil membersihkan buah satu persatu menggunakan lap bersih

• Sortasi dilakukan untuk memilahkan buah yang terkena serangan OPT, cacat maupun keseragaman kematangan

• Grading dengan membedakan kelas belimbing Tasikmadu yaitu kelas A: 4-5 buah/kg, kelas B : 6-7/kg dan kelas C: 8-9/kg. Untuk kelas A dan B memiliki pangsa pasar di pasar swalayan sedang kelas C di pasar tradisional

• Setelah di lap bersih kemudian buah disusun pada kotak plastik secara berlapis dan setiap lapis ditutup koran hingga kotak penuh dan diikat dengan lak ban.

Deskripsi Varietas Unggul Belimbing Tasikmadu

Asal tanaman : Desa Tasikmadu, kecamatan Palang, kabupaten

Tuban

Silsilah : seleksi pohon induk

Golongan varietas : klon

Tinggi tanaman : 2,0 – 2,5 m

Bentuk tajuk tanaman : perdu

Lebar tajuk : 1,5-2 m

Bentuk penampang batang : silindris

Diameter batang : 50-65 cm

Warna batang muda : coklat muda

Warna batang tua : coklat keabu-abuan

Percabangan : rapat, mulai ketinggian 1 m di atas permukaan

tanah

Bentuk daun : jorong

Ukuran daun : panjang 7,4-8,6 cm, lebar 3,6-4,5 cm

Warna daun : hijau

Tepi daun : rata

Ujung daun : runcing

Permukaan daun : rata (tidak bergelombang)

Kedudukan daun : mendatar sampai condong ke bawah

Bentuk bunga : kecil-kecil, bulat, dalam tandan

Ukuran bunga : panjang 0,56-0,60 cm, lebar 0,28-0,32 cm

Warna mahkota bunga : ungu muda

Warna benang sari : kuning

Jumlah benang sari : 5 buah

Warna tandan bunga : merah tua

Jumlah bunga/tandan : 40-52 kuntum

Bentuk buah : lonjong

Jumlah rusuk/lingsir buah : 5 rusuk/lingsir

(18)

Kedalaman rusuk/lingsir : 2,40-3,35 cm

Lebar antar lingsir : 4,0-4,9 cm

Warna kulit buah muda : hijau

Warna kulit buah masak : kuning mengkilap Warna tepi rusuk/lingsir : kuning

Tekstur daging buah : halus tidak berserat

Rasa daging buah : sangat manis-segar

Bentuk biji : bulat telur, pipih

Ukuran biji : panjang 0,91 – 1,16 cm, lebar biji 0,51-0,55 cm,

tebal biji : 0,19 – 0,21 cm

Warna biji : coklat muda

Keadaan biji : setiap biji dibungkus selaput lendir

Jumlah biji per buah : 0-3 biji

Kandungan air : 80-90 %

Kandungan gula : 11-12 0 Brix

Kandungan vitamin C : 7,30-8,20 mg/100 g

Kadar asam malat : 0,40 – 0,50 %

Aroma buah matang : sangat harum

Berat buah : 200-300 gram/buah

Jumlah buah/tandan : 4 – 7 buah

Persentase bagian buah

yang dapat dikonsumsi : 98-98,5 %

Daya simpan buah pada

suhu kamar : 5-7 hari

Hasil buah/pohon/tahun : 200-300 kg

Umur panen buah : 110-120 hari setelah bunga mekar

Identitas pohon induk tunggal : tanaman milik Bapak H Yasin, desa Tasikmadu, kecamatan Palang, Tuban dengan PIT nomor PIT/BL/l/JTM/19

Perkiraan umur pohon

induk tunggal : 20 tahun

Keterangan : musim berbuah sepanjang tahun ,

mulai berbuah umur 1-2 tahun

produksi tertinggi bulan Nopember-Desember, beradaptasi dengan baik di dataran rendah dengan

ketinggian 20 m dpl

Peneliti : Baswarsiati, Diding Rahmawati, Harwanto, Suhardi,

Susijati, Gaguk Sudarmo, Supriyono\

(19)

Tabel 8. Analisis usahatani belimbing Tasikmadu Tuban, 2007.

Umur

(th) Uraian Biaya (Rp) Produksi (kg/ha)

Nilai Produksi (Rp) Keuntungan (Rp) 1 Biaya Tetap • Sewa Tanah  Bibit (278 batang)  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 3.000.000 4.170000 2.000.000 3.610.000 4.000.000 Total 16.780.000 - - -16.780.000 2 Biaya Tetap • Sewa Tanah  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 3.000.000 2.000.000 3.610.000 5.560.000 Total 14.170.000 20x278 =5.560 33.360.000 19.190.000 3 Biaya Tetap • Sewa Tanah  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 3.000.000 2.000.000 3.610.000 5.560.000 Total 14.170.000 40x 278=11.120 66.720.000 52.550.000 4 Biaya Tetap • Sewa Tanah  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 3.000.000 2.000.000 3.610.000 5.560.000 Total 14.170.000 60x278=16.680 100.080.000 85.910.000 5 Biaya Tetap • Sewa Tanah  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 3.000.000 2.000.000 3.610.000 6.000.000 Total 14.610.000 100x278=27.800 166.800.000 152.190 6 Biaya Tetap • Sewa Tanah  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 3.000.000 2.000.000 4.000.000 6.500.000 Total 15.500.000 125x278=34.750 208.500.000 193.000.000 7 Biaya Tetap • Sewa Tanah  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 3.000.000 2.000.000 4.500.000 7.000.000 Total 16.500.000 150x278=41.700 250.200.000 233.700.000 8 Biaya Tetap • Sewa Tanah  Peralatan Biaya Variabel • Saprodi • Tenaga Kerja 3.000.000 2.000.000 4.500.000 8.000.000 17.500.000 200x278=55.600 333.600.000 316.100.000

(20)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

• Jambu bol Gondang Manis asal Jombang dan belimbing Tasikmadu asal Tuban kini telah menjadi varietas unggul buah nasional sehingga perlu dilakukan pengembangan dan dilakukan promosinya untuk mengangkat varietas unggul tersebut

• Kedua varietas unggul tersebut memiliki potensi ekonomis yang tinggi dan pangsa pasar yang menjanjikan

• Hingga kini pengembangan kedua komoditas tersebut masih terbatas pada kecamatan asal dari varietas tersebut berada, sehingga permintaan pasar belum terpenuhi

• Kualitas buah jambu bol Gondang Manis dan belimbing Tasikmadu cepat menurun 3-4 hari setelah panen. Hal ini karena secara genetis kulit jambu bol dan belimbing Tasikmadu sangat tipis sehingga mudah lecet jika terkena benturan.

Saran

• Untuk mengatasi penurunan kualitas buah jambu bol Gondang Manis dan belimbing Tasikmadu maka perlu dilakukan pengemasan dengan bungkus jaring pada masing-masing buah sehingga buah tidak mudah lecet dan busuk dan disimpan pada suhu dingin. Air di dalam buah jambu bol dan belimbing mudah menguap bila terkena sinar matahari sehingga buah yang telah dipetik tidak boleh terkena sinar matahari langsung karena buah menjadi layu dan kisut (tidak segar).

• Kotak kemas untuk pengangkutan perlu diperbaiki dengan menggunakan sekat antar buah sehingga tidak terjadi benturan • Pengembangan kedua komoditas perlu dilakukan oleh Pemkab

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Diperta Prop. Jatim, BPTP Jatim dan Diperta Kab. Jombang, 2007. Standar Prosedur Operasional Jambu Bol Gondang Manis. Diperta Prop. Jatim, BPTP Jatim dan Diperta Kab. Tuban, 2007. Standar

Prosedur Operasional Belimbing Tasikmadu.

Drew RAI 1987. Economic fruit flies of the South Pasific Region. Brisbane Queensland Dep of Primary Industries 139p.

Martono E, Ananda K, Wicaksono, Anwar C. 1996. Kemungkinan pengendalian hama lalat buah pada cabai menggunakan senyawa Methyl-eugenol. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Mendukung PHT Sayuran. Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu Departemen Pertanian. Hal 11 – 19.

Saraswati, D.P, Suyamto, D. Setyorini dan A.G. Pratomo. 2000. Zona Agroekologi Jawa Timur. Brosur BPTP Jawa Timur.

Sarwono . 2003. PHT lalat buah pada mangga . Laporan BPTP Jawa Timur

Sutomo. 2002. Pengendalian lalat buah dengan tanaman perangkap selasih. Makalah di Sampaikan pada Petemuan Lokakarya Pengendalian lalat buah pada tanaman hortikultura. Bandungan Juli 2002

Suyono, A.H. 1989. Jenis-jenis belimbing manis. Trubus 237, Th XX. Penebar Swadaya

Yao A.L 1985. Host assiciated olcofactory stimuli on host searcing behavior of three spesies parasitoid of the caribbean fruit, Anastrepha suspense (Loew). Bull. Soc. Entomol NCHU. Institute of Zoology. Academi Sinica vol 18 p 25 – 30.

Verheij, E.W.M. and R.E. Coronell. 1997. Prosea (Plant Resources of South East Asia) 2. Edible Fruits and Nuts.

Gambar

Tabel 1.   Penampilan buah jambu bol Gondangmanis dan Harman
Tabel 3. Deskripsi Varietas Unggul Jambu Bol Gondang Manis
Tabel 4.  Analisis usahatani jambu bol Gondang Manis.  Jombang 2006.
Tabel 5.  Sifat  fisik  dan  kimia  buah  belimbing  Tasikmadu  pada  1  hari  setelah  panen  No  Karakter  Nilai  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan animasi stop motion, hal-hal yang perlu diperhatikan secara visual, di antaranya adalah konsep dari set dan properti yang haruslah harmoni, tone

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kolom packing zeolit alam maka kadar bioetanol yang diperoleh lebih besar, hal ini menunjukkan bahwa zeolit alam

Parameter kimia yang penting dari zeolit adalah perbandingan Si/Al, yang menunjukkan persentase Si yang mengisi di dalam tetrahedral, jumlah kation monovalen dan divalent,

Batas administratif Kabupaten Musirawas Utara, di sebelah utara dengan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, di sebelah selatan dengan, Kabupaten Musi Rawas, di

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) diharapkan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa sebagai wahana pembentukan tenaga kependidikan profesional yang siap memasuki dunia

Selama ini urea hanya dikenal sebagai bahan aktif yang digunakan sebagai pupuk tanaman, dan sudah dapat di produksi oleh industri di Indonesia, ternyata pada pengembangan

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah penelitian adalah: Bagaimana pengaruh media konseling keluarga berencana terhadap pengetahuan vasektomi dan keterampilan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menentukan besar pengaruh kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina terhadap defleksi pada batas proporsional dan