• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN PETANI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN BERWAWASAN AGRIBISNIS (Suatu Konsep dan Pemikiran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN PETANI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN BERWAWASAN AGRIBISNIS (Suatu Konsep dan Pemikiran)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMBERDAYAAN PETANI DALAM

PEMBANGUNAN PERTANIAN BERWAWASAN AGRIBISNIS

(Suatu Konsep dan Pemikiran)

Disampaikan pada Seminar Antar Bangsa

“Pembangunan Kawasan Ekonomi, Hukum dan Pemerintahan

Malaysia dan Indonesia”

Oleh:

Dr. Ir. MARLIATI, MSi

(Dosen Fakultas Pertanian Unitversitas Islam Riau)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

(2)

2 TOPIK PEMBICARAAN

I. Kenapa pemberdayaan petani urgen?

II. Bagaimana strategi pembangunan pertanian

BERWAWASAN AGRIBISNIS untuk PEMBERDAYAAN PETANI?

III. Bagaimana STRATEGI PEMBERDAYAAN PETANINYA?

(3)

3

I. KENAPA

PEMBERDAYAAN PETANI URGEN?

Sejarah Pembangunan Pertanian di Indonesia

“Mereka yang tidak belajar dari masa silam, akan terkutuk mengulanginya” (George Santayana)

A. Zaman Penjajahan Belanda

 Dunia pertanian Indonesia mempunyai kontribusi besar dalam ekonomi Belanda, setelah terpuruk akibat perang melawan Belgia dan perang jawa. Petani melalui tanam paksa (1830-1870) menjadi tumbal terhadap

kontribusi ini.

 Memang melalui tumbal ini, agribisnis dan agroindustri berkembang pesat di Indonesia. Sistem tanam paksa semakin lama semakin menguntungkan Belanda. Pendapatan tahunan selama 1850 an dan 1960 an saja, rata-rata 24 juta Gulden (2 kali lipat dibandingkan tahun 1830 an dan 1840 an yang hanya 11 Gulden). Pada tahun 1860 an saja, keuntungan dari Jawa tsb. telah mencakup 1/3 dari total pendapatan Belanda.

 Bahkan seorang antropolog Amerika Cllifford Geertz pernah

menyatakan bahwa ekonomi Jawa bisa tinggal landas tahun 1870. Pada akhir tahun 1900, industri gula di Jawa begitu besar dan terlengkap di Asia.

 Namun sayang, perkembangan tersebut terhenti, akibat krisis melanda, akibat terjadinya PD I. Hal ini terjadi karena permintaan luar negeri sangat berkurang, sementara permintaan dalam negeri masih sangat terbatas akibat sangat rendahnya pendapatan dan kesejahteraan. Dalam hal ini Belanda hanya memikirkan pertumbuhan ekonomi untuk negaranya dan sama sekali tidak memikirkan ekonomi bangsa jajahannya (beberbeda dengan Inggris). Jadi betapapun hebatnya prospek agribisnis dan agro industri tanpa dibarengi oleh peningkatan “keberdayaan” dan “kesejateraan” petani (yang merupakan jumlah terbesar penduduk) akan tidak ada artinya, inilah yang disebut dengan

“sebuah kesempatan yang hilang” (missed opportunity) dalam sejarah ekonomi

Indonesia.

B. Masa Kemerdekaan (Krisis Moneter 1997)

 Data BPS, akibat krisis moneter, kemiskinan tahun 1996 sebesar 11,3% meningkat drastis tahun 1998 menjadi 24,2%. Pertumbuhan ekonomi merosot menjadi -13,7% dari pertumbuhan 4,9% (turun18,6% dalam setahun). Hal ini disebabkan oleh struktur ekonomi yang rapuh.

(4)

4

 Ekonomi rapuh disebabkan oleh pembangunan ekonomi terlalu

mengandalkan ekonomi dan industri besar (konglomerasi) yang bahan bakunya impor. Pembangunan mengutamakan pertumbuhan (bukan pemerataan), mengutamakan pembangunan fisik, bukan SDM. Kurang memperhatikan keberdayaan usaha ekonomi mikro dan termasuk keberdayaan petani (yang merupakan jumlah terbesar penduduk

Indonesia). Ini “sebuah kesempatan yang hilang” (missed opportunity) ke dua dalam sejarah ekonomi Indonesia.

 Apakah akan dibiarkan terjadi “missed opportunity” selanjutnya, yaitu yang ke tiga, keempat dst. ???

Melalui pengalaman sejarah yang berulang tersebut, ada pelajaran yang perlu di petik. Agar struktur ekonomi kuat maka ia harus ditopang oleh struktur

ekonomi yang adil dan merata, dimana ekonomi rakyat (termasuk ekonomi

petani yang merupakan sebagian terbesar penduduk Indonesia) perlu mendapat tempat proporsional dan menjadi andalan ekonomi Indonesia. Terbukti ekonomi rakyatlah yang menjadi penyelamat sehingga tidak terjadi kemerosotan ekonomi yang lebih dalam. Hal ini memperlihatkan kepada kita semua bahwa meningkatkan “keberdayaan” petani dan pengusaha kecil adalah merupakan hal yang “urgen” dan “mendesak”

 KENYATAAN, Pembangunan pertanian selama ini belum mampu meningkatkan harkat dan martabat atau belum mampu merubah SEBAGIAN BESAR nasib petani (Ismawan, 2003; Padmowihardjo, 2003; Slamet, 2003). Cirinya: usahatani kecil, modal kecil, produktivitas rendah, miskin, dll.

(5)

5

II. STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG BERTUMPU

PADA PEMBERDAYAAN PETANI

Strategi pembangunan yang seharusnya dikembangkan adalah Model Bangkit Kemampuan (Gambar 1). Model tersebut memiliki ciri-ciri yaitu: Nilai pembangunan berpusat pada masyarakat, peran pemerintah sebagai pembangkit

kemampuan masyarakat, titik pusat analisis adalah ekologi dan sumberdaya

utama pem-bangunan adalah kreatifitas dan komitmen pada manusia (Badan Pengembangan Sumberdaya Koperasi dan PKM, LPM UNIBRAW, 2001). Strategi pembangunan pertanian juga harus menjadikan sumberdaya utama pembangunan yaitu kreativitas dan komitmen pada petani. Secara spesifik pembangunan pertanian harus dapat memenuhi kebutuhan pengembangan

(6)

6

Tabel 1. Perubahan Strategi Pembangunan Ditinjau dari Empat Variabel

(Sumber: Badan Pengembangan Sumberdaya Koperasi & PKM dan LPM

III. STRATEGI PEMBERDAYAAN PETANI UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KAPASITAS DAN

KEMANDIRIAN PETANI BERAGRIBISNIS

Pemenuhan kebutuhan pengembangan kapasitas petani beragribisnis dapat diwujudkan melalui kinerja penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani

secara berkualitas dengan memposisikan petani sebagai subyek atau mitra sejajar

yang memiliki potensi (daya) untuk dikembangkan dan adanya dukungan atau memanfaatkan potensi sistem sosial. Petani yang memiliki kapasitas, diharapkan menjadi petani yang mandiri. Petani yang mandiri, adalah petani yang mampu berbuat yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya, mampu memanfaatkan segala potensi yang ada secara optimal untuk kesejahteraan hidupnya dan tidak ketergantungan pada orang lain (alur berpikir pada Gambar 1). Strategi pemberdayaan petani untuk pemenuhan kebutuhan pengembangan kapasitas dan kemandirian petani beragribisnis disajikan pada Gambar 2.

Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata empower (member-dayakan). Menurut Merriam Webster dan Oxford English Dictionary (Prijono dan Pranarka, 1996), kata empower mengandung dua arti. Pengertian pertama adalah Model

Variabel

Pertumbuhan Kesejahteraan Bangkit Kemampuan

Nilai Berpusat pada

produksi Berorientasi pada masyarakat Berpusat pada masyarakat Peranan Pemerintah

Perintis Pemberi pelayanan pada masyarakat Pembangkit kemampuan masyarakat Titik Pusat Analisis Indikator ekonomi secara makro

Indikator sosial Ekologi

Sumberdaya Utama Modal Kemampuan administratif dan Budgeting Kreativitas dan komitmen manusia

(7)

7

to give power or authority to dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable. Menurut Padmowihardjo (2005), makna sebenarnya dari pemberdayaan

adalah “to give official authority or legal power, capacity, to make one able to do

something”.

Dengan demikian pemberdayaan dapat diartikan sebagai suatu proses kapasitasi atau pengembangan kapasitas sumberdaya manusia. Dengan kapasitas seseorang akan memiliki kekuatan (daya) atau kewenangan yang diakui secara official atau legal sehingga orang tersebut tidak termarginalisasi, melainkan sadar akan harga dirinya, harkat dan martabatnya.

Visi Pemberdayaan (Sajogyo, 1999):

 Sikap intrinsik “MEMANUSIAKAN MANUSIA” (penggalian penghargaan pada nilai-nilai luhur kemanusiaan dan pengembangan prakarsa dan partisipasi masyarakat menolong diri sendiri)

 Pemberdayaan merupakan proses belajar yang PRODUKTIF dan REPRODUKTIF

- Produktif: mampu mendayagunakan potensi diri, lingkungan dan kerjasama untuk memperoleh kemanfaatan materil dan immateril bagi masyarakat

- Reproduktif: mampu mewariskan nilai-nilai kearifan (terutama nilai-nilai pembebasan diri dari keterbelakangan dan kemiskinan)

Pengertian Kebutuhan Pengembangan Kapasitas

Menurut Drever (1961), arti kata kebutuhan dalam sebuah kamus psikologi disebut sebagai suatu kondisi yang dibentuk oleh perasaan kekurangan sesuatu atau keperluan terhadap kinerja beberapa tindakan. Oleh karena menimbulkan ketidakseimbangan fisiologis atau psikologis pada diri seseorang jika kebutuhannya tidak terpenuhi. Dengan demikian, kebutuhan adalah sumber motivasi untuk bertindak atau berperilaku.

Istilah kapasitas berasal dari bahasa Inggris capacity, yang artinya: muatan, kemampuan, kecakapan, daya tampung yang ada. Pengertian kapasitas yang dikembangkan oleh CIDA (2001) adalah:

“capacity as the abilities, skill, under-standings, attitudes, values, relationships, behaviors, motivatiorn, resources and condition that enable individual, organizations, network/sectors and broader sosial system to carry out functions and achieve their development objectives over time.”

Dengan demikian, pengertian kapasitas petani beragribisnis adalah segala daya atau kemampuan yang dimiliki petani (pengetahuan, keterampilan dan sikap positif) untuk mampu mandiri menjalankan agribisnis yang berorientasi better

(8)

8 Pengertian Kemandirian

Menurut Verhagen (1987). tujuan dari upaya pembangunan bukanlah ketergantungan melainkan kemandirian. Menurut Hubeis (1997), kemandirian adalah perwujudan kemampuan seseorang memanfaatkan potensi dirinya sendiri dan potensi yang ada di lingkungannya (SDA, SDM) untuk mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, yang dicirikan oleh kemampuan dan kebebasan menentukan pilihan yang terbaik.

(9)

9

PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KETANGGUHAN PETANI BERAGRIBISNIS

KEMANDIRIAN PETANI BERAGRIBISNIS

 Kemandirian Intelektual  Kemandirian Sikap Mental  Kemandirian Manajemen  Kemandirian Materil  Kemandirian Sosial

 Kemandirian Pengembangan Diri

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PETANI BERAGRIBISNIS

 Kebutuhan Peningkatan Produktivitas  Kebutuhan Pemasaran

 Kebutuhan Peningkatan Pendapatan  Kebutuhan Keamanan Usaha  Kebutuhan Berkelompok  Kebutuhan Berjaringan

 Kebutuhan Berprestasi/Kemajuan Usaha

PERBAIKAN KINERJA PEMBERDAYAAN OLEH PENYULUH PERTANIAN

Pembentukan Perilaku Inovatif  Penguatan Tingkat Berpartisipasi  Penguatan Kelembagaan Petani  Penguatan AKses Terhadap

Berbagai Sumberdaya  Penguatan Kemampuan Berjaringan  Kaderisasi DUKUNGAN SISTEM SOSIAL

 Peningkatan Fasilitasi oleh Lembaga Pemetintah Terkait Agribisnis

 Peningkatan Akses Petani terhadap Kelembagaan Agribisnis PENINGKATAN AKSES PETANI TERHADAP PENDIDIKAN NON FORMAL Peningkatan  Pengetahuan  Sikap Mental  Keterampilan

PENINGKATAN KOMPETENSI PENYULUH

KOMPETENSI BERKOMUNI KASI KOMPETENSI MENGORGANISASIKA N KEGIATAN BELAJAR PETANI KOMPETENSI PEMAHAMAN PERILAKU MANUSIA

Gambar 2. Strategi Penyuluhan Perrtanian untuk Pemenuhan Kebutuhan dan Pengembangan Kemandirian Petani Beragribisnis

(10)

10

Kaitan Kemandirian Petani dengan Produktivitas Usahatani (Kasus; di Kabupaten Kampar)

Rendahnya tingkat kemandirian petani dibuktikan juga dari rendahn produktivitas usahatani petani di kabupaten Kampar (data dari BPS Kampar, 2007), antara lain:

 Produktivitas Padi sawah: rataan 0,407 ton/ha. Padi sawah teknologi SRI

(system of rice intensification) produktivitasnya bisa mencapai 12

ton/ha/GKP atau lebih.Penemunya Hendri De Laulani, pdta Yesuit di Madagaskar 1983. Dipopulerkan oleh Prof. Norman Uphofe, Cornell Univ.  Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat di kabupaten Kampar adalah 0,58 ton/ha/bulan atau hanya 7 ton/ha/tahun. Produktivitas ini rendah dibandingkan dengan produktivitas perkebunan kelapa sawit nasional. Menurut Redaksi Harian Global (2008), produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat secara nasional rataannya berkisar 10 – 13 ton/ha/tahun dan produktivitas kelapa sawit milik perkebunan besar swasta rataannya bisa mencapai berkisar 20 – 23 ton/ha/tahun.

 Produktivitas perkebunan karet rakyat di kabupaten Kampar adalah 0,51 ton/ha/bulan. Produktivitas ini juga rendah jika dibandingkan dengan produktivitas karet rakyat secara nasional, yaitu 0,695 ton/ha/bulan (Sopian, 2008).

KESIMPULAN

Struktur ekonomi kuat harus ditopang oleh struktur ekonomi yang adil dan

merata, dimana ekonomi rakyat (termasuk ekonomi petani yang merupakan

sebagian terbesar penduduk Indonesia) perlu mendapat tempat proporsional dan menjadi andalan ekonomi Indonesia. Meningkatkan ekonomi rakyat adalah dengan meningkatkan “keberdayaan” petani dan pengusaha kecil.

Strategi pembangunan yang seharusnya dikembangkan adalah Model Bangkit Kemampuan. Model tersebut memiliki ciri-ciri yaitu: Nilai pembangunan berpusat pada masyarakat, peran pemerintah sebagai pembangkit kemampuan masyarakat, titik pusat analisis adalah ekologi dan sumberdaya utama pem-bangunan adalah kreatifitas dan komitmen pada manusia.

Strategi pembangunan pertanian juga harus menjadikan sumberdaya utama pembangunan yaitu kreativitas dan komitmen pada petani (memberdayakan

petani). Pemberdayaan dapat diartikan sebagai suatu proses kapasitasi atau

pengembangan kapasitas sumberdaya manusia. Dengan kapasitas seseorang akan memiliki kekuatan (daya) atau kewenangan yang diakui secara official atau legal sehingga orang tersebut tidak termarginalisasi, melainkan sadar akan harga dirinya, harkat dan martabatnya. Pemberdayaan petani yang dimaksud adalah

(11)

11

dengan memenuhi kebutuhan pengembangan kapasitas, menuju kemandirian petani beragribisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Aguinis, Herman, dan Kurt Kraiger. 1997. Practicing What We Preach:

Competency-Bassed Assessment of Industrial/Organizational Psychology Graduate Students. Denver: University of Clorado. Diperoleh dari:

htpp://siop.org/ tip/backissues/tippar97/aguinis.htm; Internet; diakses tanggal 10 Oktober 2005.

Badan Pengembangan Sumberdaya Koperasi dan PKM dan LPM UNIBRAW. 2001. Model Konsep Pengembangan Masyarakat yang Berorientasi Pemberdayaan. Makalah Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat. Malang, 20-24 Agustus 2001.

Bennis, Warren G., K.B. Benne dan Robert Chin. 1969. The Planning of

Change. New York: Holt-Rinehart and Winston Inc.

Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating Community

Alternatives-Vision, Analysis and Practice. Melbourne: Longman Australia, Pty Ltd.

Padmowiharjo, Soedijanto. 1994. Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Univer-sitas Terbuka.

__________. 2005. Memberdayakan Sumberdaya Manusia Petani. Makalah pada Seminar Nasional Penyuluhan Pembangunan Mengembangkan

Sumberdaya Manusia Indonesia, 21 September 2005. Bogor: Program Studi PPN Institut Pertanian Bogor (Foto copy)

Payne, Malcom. 1997. Modern Social Work Theory. Second Edition. London: Macmillan Press Ltd.

Prijono, Ony S, dan Pranarka, A.M.W. (Penyunting). 1996. Pemberdayaan.

Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and

International Studies.

Sumardjo. 1999. Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengem-bangan Kemandirian Petani (Kasus di Propinsi Jawa Barat). Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Sumardjo, Saharuddin, dan , Nuning, Kusumowardani. 2003. Pendampingan

dalam Rangka Pemberdayaan Kelembagaan Lumbung Pangan. (Laporan Akhir). Bogor: Bagian Proyek Pengembangan Ketahanan Pangan

Masyarakat Badan Bimas Ketahanan Pangan dan Pusat Studi Pemba-ngunan LP-IPB.

Sumodiningrat, Gunawan. 2000. Pembangunan Ekonomi Melalui Pengembangan Pertanian. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.

Tjitropranoto, Prabowo 2005. Penyediaan dan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian untuk Peningkatan Pendapatan Petani Lahan Marginal: Peningkatan Mutu Partisipasi. Makalah pada Seminar Nasional

(12)

12

Pengembangan Sumberdaya Lahan Marginal. Mataram 30-31 Agustus 2005 (Foto copy).

Gambar

Tabel  1.  Perubahan Strategi  Pembangunan Ditinjau dari Empat Variabel
Gambar 2.  Strategi Penyuluhan Perrtanian untuk Pemenuhan Kebutuhan                        dan Pengembangan Kemandirian Petani Beragribisnis

Referensi

Dokumen terkait

Versi premium dari kartu ini beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi (pabrik overclocked), dan sedikit lebih cepat dari Radeon 6870, mendekati kinerja versi dasar dari Radeon

Yefta membuat janji kepada Tuhan, "Kalau TUHAN mengizinkan saya mengalahkan orang Amon, dan saya kembali dengan selamat, maka siapa pun yang pertama-tama keluar dari rumah saya

Hasil dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah sebuah wadah terintegrasi yang berfungsi untuk pencegahan penyebaran Covid-19 pada masa new normal yang

bahwa berdasarkan ketentuan Penjelasan Pasal 2 Ayat (1) huruf i (4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan

(1) BPIH Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) dikembalikan oleh Kementerian Agama kepada PIHK sesuai dengan jumlah Jemaah Haji yang telah melunasi

Strok adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis (deficit neurologis fokal atau global) yang terjadi secara

&iga grosir di Amerika Serikat, yaitu Amerisoure'ergen (orporation, Kardinal Kesehatan, &iga grosir di Amerika Serikat, yaitu Amerisoure'ergen (orporation, Kardinal

Dengan demikian, karakter kandungan pati yang dicari menggunakan metode pendugaan pati gravimetri, tidak dapat digunakan untuk kriteria seleksi pada genotipe dengan potensi