• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sampai saat ini Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sampai saat ini Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sampai saat ini Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan Masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian TB telah di lakukan sejak tahun 1995, dalam laporan WHO Tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien dengan HIV Positif. Sekitar 75% dari pasien tersebut berada di wilayah afrika, pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TB. Diperkirakan proporsi kasus TB anak diantara seluruh kasus TB secara global mencapai 6% atau 530.000 pasien TB anak pertahan, atau sekitar 8% dari total Kematian yang disebabkan oleh TB. (Pedoman Nasional Pemberantasan Tuberkulosis, 2014:3)

Sekitar 75% Pasien TB merupakan kelompok usia produktif secara ekonomis (15-50 tahun). diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berdampak pada hilangnya pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan menghilangkan pendapatannya sekitar 15 tahun, selain merugikan secara ekonomis TB juga berdampak buruk secara social, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Dengan kata lain TB selain berdampak pada kesehatan dan ekonomi juga berdampak secara social. (InfoDatin tuberkulosis, n.d:8)

Tuberkulosis saat ini tidak lagi kita hanya berbicara masalah medis tetapi juga berbicara masalah sosial, penyebab dan penularan tuberculosis sangat berkaitan dengan perilaku sosial serta kebiasaan-kebiasaan

(2)

2

masyarckat. Misalnya meludaj sembaránwan, batuk di tempat umum tanpa menu4up mulut. Faktor lingkungán juga dapat menjadi penyebab timbulnya Tb. Hasil penelivian Sujena dkk di PrOvinsi Bali, Kabupaten Badung tentaNg pengazUh senitasi terhadap kejaeian TB Paru menyebutkAn bahwa Ventilasi!rumah, Penkahayaao, dan kelembeban berpengaruh terhadap terjadinya TubezkõlosiQ.

TuberkUlosis (Tuberculosis, dysingkat Tbc), atau TB (sing+atan dari "Tubercle¢cacillusU") merupakAo penyakit meoular yang umwm,$dan lalai0fanyak kasus bersifAt memctIkan. Peny!kit ini disebaâkan oleh berbágai strain mycobacteria, u}u}nya Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau "MTbc"). Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberculosis dapat disembuhkan dengan pengobatan rutin, tanpa putus serta didukung dengan daya tahan tubuh yang kuat (Pedoman Nasional Pemberantasan Tuberkulosis, 2014:8)

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang cara penularannya terbilang sangat mudah dan berbahaya, 1 orang positif TB dapat menulari 10 orang. Penularan TB dapat melalui udara, pada waktu batuk orang positif TB akan menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/percik renik). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung percik renik dahak yang terinfeksi tersebut. (InfoDatin Tuberkulosis, n.d:9)

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tuberkulosis mengakibatkan lambatnya mereka mencari pengobatan atau bahkan tidak

(3)

3

berobat yang otomatis berkontribusi pada tingginya kasu TB paru di indonesia (http://m.tribunnews.com/kesehatan/2017/03/26/tiap-tahun-terdapat-satu-juta-kasus-tuberkulosis-di-indonesia. Di akses pada 5 agustus 2017)

Angka kasus tuberculosis terhitung besar untuk penyakit yang pada dasarnya dapat dicegah dan disembuhkan. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dr. Harsono mengungkapkan (dalam Surabayaonline: Januari 2016), banyaknya kasus TB paru dapat mempercepat penambahan kasus TB di Jawa timur. Surabaya berada di posisi pertama kasus TB dengan 3.569 kasus, kemudian disusul Jember dengan 2.325 kasus, Siduarjo 1.638 kasus, Malang 1.366 kasus dan Gersik 1.294 kasus.Kasus tuberculosis (TB) di kota Malang pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 3,5 persen, dari 1.366 kasus pada tahun 2015 menjadi 1437 kasus pada tahun 2016.(Putri, Eka. http://surabayaonline.co/2016/01/22/tuberkulosis-paru-bta-positif-jatim-tembus-15-371-kasus/: Januari 2017).

Kematian akibat TB di Indonesia menempati urutan kedua di dunia, meskipun begitu kebanyakan masyarakat tidak peduli akan bahayanya TB. Bahkan terkadang masyarakat abai dalam melindungi dirinya agar tidak terinfeksi TB.

Dalam penanggulangan TB di Kota Malang pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kesehatan yang membawahi 16 puskesmas di Kota Malang mengampanyekan TOSS, yaitu Temukan Obati Sampai Sembuh. Program ini bertujuan untuk mengatasi penularan Tuberkulosis sedini mungkin.

(4)

4

Selain Dinas Sosial yang mewakili pemerintah dalam penanggulangan TB di Kota Malang ada beberapa lembaga lain yang juga ikut terlibat dalam pengulangan TB di Kota Malang. Salah satu nya adalah Community TB Care ‘Aisyiyah yang juga memfokuskan penanggulangan TB dan mengampanyekan TOSS melalui kader-kader TB nya.

Community TB Care ‘Aisyiyah Merupakan salah satu komunitas yang memiliki Program Penanggulangan Tuberkulosis (TB) berbasis masyarakat yang merupakan bagian dari program Majelis Kesehatan ‘Aisyiyah dibawah pembinaan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Melalui Program Penanggulangan TB ini ‘Aisyiyah berupaya berperan serta dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

‘Aisyiyah sudah turut terlibat dalam menyelesaikan masalah-masalah masyarakat termasuk masalah kesehatan sejak tahun 1968. ‘Aisyiyah terlibat dalam penanggulangan TB pada tahun 2003-2008 sebagai implementing Unit dan Sub Recipient program Ronde 1-5 dari Departemen Kesehatan RI. Pada Ronde 8, Global Fund menetapkan kebijakan pelibatan civil society secara lebih luas. Dengan potensi dan gerakan komunitas nya, pada Ronde (2009-2013), ‘Aisyiyah terpilih menjadi mitra Global Fund sebagai penanggung jawab utama penerima dana (Principal Recipient) mewakili kelompok masyarakat madani. Program yang dilaksanakan ini diberi nama Community TB Care ‘Aisyiyah. Melalui program ini ‘Aisyiyah mengkoordinir 23 penerima dana sekunder (SR), yang melibatkan 16 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah dan 6 Mitra NGO yakni PKPU, TB Care Yarsi,

(5)

5

LKC, LKNU, Perdhaki NTT dan KMP Sidobinangun (Profil TB care Aisyiyah Pimpinan Wilayah, 2016).

Global Fund merupakan organisasi bentukan PBB yang berkantor di Swiss yang fokusnya adalah melawan AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Global Fund tidak memberikan atau menurunkan program melainkan sepenuhnya di serahkan pada keahlian dan kemampuan loka yang dimiliki oleh lembaga atau instansi yang akan bekerja sama dengan Global Fund.

Atas hasil kerjanya selama menjadi PR, ‘Aisyiyah kembali di percaya menjadi mitra Global Fund di Ronde SSF (2014-2016). Dalam Ronde ini ‘Aisyiyah bergerak di 12 provinsi di 48 kabupaten dan bermitra dengan PKPU, TB Care Yarsi dan KMP Sidobinangun. Atas capaian nya pada Ronde SSF, ‘Aisyiyah kembali di nominasikan oleh Indonesia sebagai PR mewakili masyarakat sipil untuk Ronde New Funding Mechanism (NFM) yang dimulai pada tahun 2016-2017.

Community TB Care ‘Aisyiyah Kota Malang mulai ikut aktif dalam penanggulangan TB pada tahun 2014, di latar belakangi oleh keresahan serta ketakutan ibu-ibu ‘Aisyiyah akan penularan serta kematian akibat TB yang semakin tinggi setiap tahunnya, dalam rangka menanggulangi TB di kota Malang tidak cukup jika hanya mengandalkan ibu-ibu yang tergabung dalam ‘Aisyiyah yang bergelut dalam Community TB Care. Maka diperlukan adanya kader yang dapat melakukan tindakan preventif terhadap penanggulangan TB di kota Malang, yaitu dengan menemukan suspek-suspek secara langsung di sekitar mereka dengan mengidentifikasi gejala awal TB.

(6)

6

Kiprah ‘aisyiyah dalam penanggulangan TB seringkali terjadi miss komunikasi dengan beberapa Puskesmas, yang sering merasa tersaingi dengan keberadaan Community TB Care ‘Aisyiyah yang seharusnya bersinergi dan saling membantu. Namun untuk menyikapi hal itu maka dalam pengaderan TB Care ‘Aisyiyah juga melibatkan kader Puskesmas atau kader Paysandú. Sampai saat ini TB Care ‘Aisyiyah kota malang masih berperan aktif dalam penanggulangan TB di Kota Malang didukung oleh 61 kader TB serta bersinergi dengan 16 puskesmas yang tersebar di 5 kecamatan Kota Malang.

Atas dasar uraian diatas peneliti ingin melakukan pengkajian lebih lanjut tentang bagaimana Strategi TB Care Aisyiyah dalam Kaderisasi serta pengembangan SDM dalam Penanggulangan TB di Kota Malang.

B. Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang penelitian diatas , maka selanjutnya peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Strategi kaderisasi yang dilakukan oleh Community TB Care Aisyiyah Kota Malang dalam penanggulangan TB di Kota Malang.

2. Bagaimana Strategi pengembangan SDM kader yang dilakukan oleh Community TB Care Aisyiyah Kota Malang dalam penanggulangan TB di Kota Malang

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan dari penelitian diatas adalah:

(7)

7

1. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi kaderisasi yang dilakukan oleh Community TB Care Aisyiyah Kota Malang dalam penanggulangan TB di Kota Malang

2. Untuk mengetahui bagaimana Strategi pengembangan SDM kader yang dilakukan oleh Community TB Care Aisyiyah Kota Malang dalam penanggulangan TB di Kota Malang.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang khususnya Program Studi Ilmu kesejahteraan sosial tentang kaderisasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam penanggulangan tuberculosis di Kota Malang.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan kritis guna melatih kemampuan dan memahami penelitian terutama dalam mengatasi dan memecahkan masalah social yang timbul dalam masyarakat.

3. Bagi Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di gunakan sebagai sumber referensi kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan atau pengendalian Tuberkulosis melalui kaderisasi dan pengembangan sumber daya masyarakat.

(8)

8 4. Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dan bahan masukan untuk mengambil kebijakan dan kegiatan untuk penanggulangan atau pengendalian Tuberkulosis (TB) selanjutnya dapat dilakukan semaksimal mungkin.

E. Ruang lingkup penelitian

Peneliti dalam penelitian ini hanya memfokuskan 2 aspek pembahasan yaitu:

1. strategi kaderisasi Community TB Care ‘Aisyiyah Kota Malang  Tahapan kaderisasi

 Mitra dalam kaderisasi

2. Pengembangan SDM kader Community TB Care ‘Aisyiyah Kota Malang.

 Cara pengembangan SDM kader  Pelatihan yang di berikan kepada kader

Hal ini bertujuan agar nantinya penelitian ini memiliki batasan-batasan pembahasan sehingga tidak melebar dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini diuraikan hal-hal berikut. a) Jelaskan secara rinci potensi unggulan atau masalah di masyarakat sehingga perlu dilakukan pengatasan masalah. Identifikasikan

Kami sangat menaruh per hat ian mengena i hak Anggota ini karena pada waktu membicarakan SUSDUK itu, sangat berkembang dan barangkali semangat yang tergantung di

96 Tahun 2015 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengawasan di lingkungan Kementerian Perhubungan, paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya Surat Pengantar

Dapat disimpulkan bahwa homeschooling merupakan pendidikan alternatif, dimana orangtua berperan secara aktif dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan anaknya

Sedangkan pada benih masak fisiologis dan pasca masak fisiologis,viabilitas (daya kecambah dan kecepatan tumbuh) cenderung lebih tinggi diperoleh pada benih yang

Benih kacang jogo yang dipanen pada saat masak fisiologis (36 hsb) yang diikuti dengan pengeringan matahari clan buat~ (seed dryer 40°C) sampai kadar air benih menjadi

Pola pengelolaan keuangan pada BLU merupakan pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang

Fungsi pelaksanaan adalah kegiatan mendorong semangat kerja, mengerahkan aktivitas, mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang akan menjadi aktivitas yang kompak