• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit dan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi

Kata Pengantar

...2

BAB 1...3

PENDAHULUAN...3

1.1Latar Belakang...3

1.2 Identifikasi Masalah...4

1.3 Landasan Teori...5

1.4 Kerangka Berpikir...6

Bagan 1 Kerangka Berpikir Makalah...6

BAB II...7

PEMBAHASAN...7

2.1 Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia...7

Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Jumlah Pekerja 2017...7

Tabel 2. Luas Areal Tanaman Menghasilkan dan Total Produksi...8

Bagan 2. Contoh Peta Perkebunan Kelapa Sawit...10

2.2 Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit...11

Tabel 3. Alat-alat panen,spesifikasi dan penggunaannya...16

Table 5 Daftar Nama Pegawai Staff PT.BNS...24

2.3 Prospek,Kesempatan dan Syarat Bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit...24

BAB III...27

PENUTUP...27

3.1 Kesimpulan...27

3.2 Saran...27

(2)

Kata Pengantar

Puji Syukur penulis pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNyalah penulis

dapat menyusun makalah yang berjudul ”Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit dan Prospeknya” sebagai salah satu jawaban atas masalah ekonomi yang begitu serius di alami oleh negara Indonesia yaitu pengangguran. Makalah memuat berbagai bahasan mengenai tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit yang ada di Negara Indonesia khususnya

Kalimantan.

Makalah ini dapat selesai dengan baik atas bantuan berbagai pihak. Kepada Ibu Rizka Aula Assaf, S.IP.,MM selaku Dosen pengampu Pengantar Ilmu Ekonomi penulis mengucapkan terima kasih atas arahan dan bimbingannya. Kepada Staff PT.Berkat Nabati Sejahtera yang bersedia memberi informasi seputar ketenagakerjaan serta teman-teman di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Wanita Internasional yang telah mendukung dan memberi masukan atas penggarapan makalah ini penulis ucapkan terima kasih.

Besar harapan makalah ini dapat berguna bagi pembaca serta memeberi informasi lebih mengenai prospek dan juga sistem pengaturan tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu kritik dan saran pembaca sekalian sangat membantu penyempurnaannya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih

Bandung,18 November 2017

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang besar di mana populasi penduduknya mencapai 250 juta jiwa, Terpadat ke 4 setelah Tiongkok,India dan Amerika Serikat yaitu 3,44% dari total populasi dunia (sumber : detik.com). Tidaklah mengherankan bila mengatasi persoalan yang kian kompleks dan seakan tiada akhir dalam masyarakat bukan hal mudah. Terdesak

kebutuhan ekonomi,kemajuan arus globalisasi,kebutuhan hidup yang meningkat adalah hal yang di hadapi negara ini. Besarnya Pendapatan Nasional merupakan merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga

kerja,barang modal,uang dan kemampuan kewirausahaan) di gunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Secara umum semakin besar pendapatan nasional suatu negara maka semakin baik efisiensi alokasi sumber dayanya beserta pengelolaannya.

Manfaat Pendapatan Nasional antara lain menilai prestasi ekonomi suatu bangsa,menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu,membandingkan perekonomian dengan negara lain,menerangkan struktur perekonomian negara,mengetahui pertumbiuhan ekonomi dan pendapatan perkapita.1

Sangatlah jelas bahwa pendapatan perkapita suatu negara di tunjang dari roda

perekonomian yang berjalan, Masyarakat dan pemerintah bersinergi untuk melakukannya. Namun jumlah penduduk yang kian membengkak tidak di iringi dengan pembukaan lapangan pekerjaan yang cukup bagi penyerapan angkatan kerja yang bertambah setiap tahun tentu menghambat hal ini. Pengangguran di mana-mana bahkan banyak dari mereka yang memiliki pendidikan tinggi namun tidak memiliki pekerjaan.

Angka pengangguran di Indonesia juga sangat memprihatinkan. Data terkini Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan,pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 10.000 orang,dari 7,03 juta orang pada Agustus 2016 menjadi 7,04 juta orang pada 2017.2

Pemerintah tidak menutup mata akan hal ini,malah semakin gencar mencari jalan-jalan untuk membuka lapangan kerja bagi angkatan kerja Indonesia mulai dari membangun sektor-sektor produksi,penyerapan tenaga ahli hingga membuka seluas-luasnya investasi asing. Perkebunan kelapa sawit salah satunya. Jenis sektor produksi ini banyak di gagahi pihak

1 Anik Widiastuti,’’Pendapatan Nasional,Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi’’,jurnal ekonomi,18:10 (Yogyakarta),10.

(4)

asing,banyak pemilik modal asing tertarik dan membuka perkebunan kelapa sawit berbasis Perseroan Terbatas. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) masih menjadi primadona

komoditi ekspor di Indonesia. Dengan prospek yang menjanjikan dan keuntungan yang tidak sedikit mampu memikat para pengusaha asing membuka perkebunan di Indonesia.

Tentu dengan banyaknya perusahaan sawit yang di buka maka peluang kerja juga semakin meningkat,terlebih perusahaan kelapa sawit dengan lahan ratusan bahkan ribuan hektar yang bercokol di pulau-pulau besar Indonesia seperti Kalimantan dan Sumatra menawarkan gaji yang tidak sedikit. Tenaga yang hendak di serap pun jumlahnya cukup banyak dan beragam,mulai dari tenaga buruh kasar seperti pemanen,penyemprot,bagian tanam,pembangunan infrastruktur hingga tenaga ahli dalam bidang administrasi,Humas,staff quality control,mekanik hingga manager dan assisten. Masalahnya adalah keraguan dari “para pengangguran” itu sendiri dimana mereka ragu untuk pergi meninggalkan daerah asal

mereka,baik dari perkotaan maupun pedesaan ke pulau yang jauh serta asing demi sebuah pekerjaan juga keterbatasan informasi yang mereka miliki mengenai lapangan kerja di sektor lain yang jauh dari daerah mereka. Judul makalah ini sengaja di pilih oleh penulis karena di satu sisi penulis ingin menggambarkan secara garis besar bahwa prospek bekerja di

perusahaan perkebunan kelapa sawit tidaklah seburuk atau terlalu menyusahkan seperti banyak orang sangkakan selama ini serta bagaimana sistem yang berlaku bagi tenaga kerja di sana.

1.2 Identifikasi Masalah

Perumusan masalah yang menjadi dasar dan batasan pembahasan makalah ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Penggambaran secara garis besar bagaimana sistem kerja dalam perkebunan kelapa sawit,pengupahan dan fasilitas bagi pekerja.

2. Prospek,kesempatan dan syarat yang di butuhkan calon pegawai untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit.

3. Rendahnya motivasi para pengangguran baik di daerah perkotaan maupun pedesaan untuk mencari kerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

4. Peluang berkurangnya angka pengangguran berkat lapangan kerja di perkebunan kelapa sawit.

(5)

1.3 Landasan Teori

Dalam penulisan makalah ini teori yang di gunakan adalah :

1. Permintaan tenaga kerja dalam model satu faktor produksi variabel (one variable input model).3

2. Permintaan tenaga kerja dalam model beberapa faktor produksi variabel (multi variables input models).4

3. Teori pengangguran dalam ekonomi tidak identik dengan tidak (mau) bekerja. Seseorang baru di katakan menganggur bila ia ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja namun tidak mendapatkannya.5

4. Investasi dalam bentuk barang modal (capital goods) dan bangunan (construction).6

3 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi & makroekonomi),Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia,Jakarta,2008,hlm.211 4 Ibid.,hlm.213

(6)

1.4 Kerangka Berpikir

Bagan 1 Kerangka Berpikir Makalah

Dalam mengatasi pengangguran Pemerintah melakuakan banyak upaya salah satunya membuka kesempatan investasi jenis pemanfaatan lahan dalam sektor perkebunan kelapa sawit, Masyarakat awam umumnya mengetahui perkebunan ini ada dan berkembang khusunya di Pulau raksasa seperti Sumatra dan Kalimantan namun pengetahuan dan minat masyarakat untuk mencari pekerjaan dalam bidang itu masih sangat kecil, Sesungguhnya bila pemanfaatan akan lapangan pekerjaan ini di maksimalkan maka tentu selain angka

pengangguran yang merosot tajam juga akan berpengaruh pada perbaikan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat Indonesia. Menjadi salah satu sumber mata pencaharian yang menjanjikan dan memiliki banyak bidang yang dapat di kerjakan (bukan hanya buruh kasar namun juga staff ahli) tentu bekerja perkebunan kelapa sawit pada akhirnya menjadi hal yang patut di pertimbangkan oleh angkatan kerja. Sistem kerja yang berlaku,juga bagaimana kondisi pekerjaan serta prospeknya menjadi topik utama dalam makalah ini.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia

Menurut data yang di publikasikan oleh Direktorat Jendral Perkebunan Indonesia tahun 2017 luas areal dan jumlah tenaga kerja perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut :

N O

Provinsi Luas Areal (Ha) Jumlah Tenaga Kerja

1 Sumatera 7.400.353 1.929.313

2 Jawa 36.597 13.427

3 Nusa Tenggara -

-4 Kalimantan 4.340.060 1.681.936

5 Sulawesi 404.060 107.006

6 Maluku + Papua 126.608 49.159

Total 12.307.677 3.780.841

Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Jumlah Pekerja 2017

Lahan yang luas tentu membutuhkan jumlah pekerja yang tidak sedikit pula,perusahaan melakukan banyak perekrutan karyawan di banyak tempat di seluruh Indonesia di bawah divisi HRD perkebunan. Investasi perusahaan asing dalam sektor perkebunan kelapa sawit tidak tanggung-tanggung mencapai angka triliunan rupiah. Pengeksploitasian lahan dan perencanaan pembangunan jangka panjang membuat perusahaan perkebunan kelapa sawit memiliki potensi besar untuk mendapat keuntungan secara kontinu meski membutuhkan suntikan modal yang cukup besar.

Terlebih menurut data terkini luas lahan perkebunan yang telah di tumbuhi tanaman menghasilkan (mature) sudah mencapai lebih dari 80% luas lahan keseluruhan. Berikut data yang di himpun dari Jurnal Direktorat Jenderal Perkebunan,Kementerian Pertanian Republik Indonesia tahun 2017.

(8)

Total 9.263.127 35,359.384

Tabel 2. Luas Areal Tanaman Menghasilkan dan Total Produksi

Bila di bandingkan dengan luas sektor perkebunan lain yang di garap di Indonesia tentu sektor perkebunan kelapa sawit menduduki peringkat pertama,terlebih hasil produksi telah mencapai ratusan ribu ton. Bagian yang diolah dari kelapa sawit adalah buah,bagian daging buah menghasilkan minyak mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya,kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang

murah,rendah kolesterol,dan memiliki kandungan karoten tinggi,minyak sawit juga di olah menjadi bahan baku margarin,selain dari bagian serabut buah atau mesokarp,inti atau kernel buah juga dapat diolah menjadi minyak inti yang kemudian menjadi bahan baku minyak alcohol dan industry kosmetika.7

Di Indonesia,khususnya di Pulau Kalimantan perusahaan sawit ternama seperti PT.Gemareksa,PT.Sinar Mas Group,PT.Surya Sawit Sejati,PT.Tanjung Lingga Group dan sebagainya memproses buah kelapa sawit yang telah di panen di lapangan menjadi Crude Palm Oil (CPO) yaitu minyak mentah di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang mereka miliki untuk kemudian di ekspor ke negara-negara seperti RRT,India,Pakistan dan Belanda untuk di olah menjadi barang jadi.`

Industri perkebunan dan pengolahan sawit adalah industri kunci bagi perekonomian Indonesia:ekspor minyak kelapa sawit adalah penghasil devisa yang penting dan industri ini memberikan kesempatan kerja bagi jutaan orang Indonesia. Dalam hal pertanian,minyak sawit merupakan industry terpenting di Indonesia yang menyumbang persen lebih terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Pembukaan lahan,tinjauan dan pemilihan lokasi menjadi kunci awal perintisan perkebunan kelapa sawit .Berikut tahapan pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit (dikutip dari data milik PT.Sinar Mas Group Divisi Agribisni Kalimantan Tengah, Revisi 01 tahun 2003).

Dimulai dengan perencanaan penanaman,di mana areal konsesi baru telah di peroleh dan pengembangannya di tetapkan oleh Top Manajemen. Perizinan lahan merupakan tugas D&L dan merupakan tanggung jawab CEO. Selanjutnya CEO meminta PMNP untuk melakukan survey tinjau yang mencakup informasi mengenai :

a. Jalan masuk (access road) ke areal konsesi baru.

b. Sumber air yang cukup untuk pembibitan,pemukiman dan PKS. c. Taksiran luas lahan yang mempunyai potensi masalah social.

Apabila di dalam areal konsesi baru di temukan lahan okupasi,merupakan tiugas D&L untuk menyelesaikannya.

(9)

Berdasarkan hasil survey tinjau,CEO membuat tahapan penanaman (phasing program) dan meminta PMNP melakukan survey kesesuaian lahan tingkat semi detil yang mencakup peta dan data :

a. Luas berdasarkan kelas kesesuaian lahan.

b. Luas kerangka berdasarkan tahapan penanaman disertai tanda batas di lapangan. c. Kondisi vegetasi dan taksiran luas hutan primer,sekunder,semak belukar dan lalang. d. Lokasi quari material penimbunan dan pengerasan jalan di areal konsesi.

e. Jaringan outlet beserta ukurannya untuk areal rendahan dan gambut.

Dari data di atas,CEO mempersiapkan Master Plan yang mencakup :

a. Pembentukan unit kebun berdasarkan luas areal konsesi baru yang akan di kelola. b. Waktu dan biaya yang akan di butuhka untuk proyek pembangunan seluruh areal

konsesi baru tersebut sampai tanaman menghasilkan.

c. Proyeksi produksi 10 tahun berdasarkan potensi produksi yang di buat oleh MCAR.

Setelah proyek perencanaan tanam dan pengkajian terhadap kondisi lahan serta menyelesaikan masalah perizinan maupun kontrak baik pembelian lahan agar menjadi hak milik PT. di kemudian hari maupun lahan yang di sewa dari pemerintah atau masyarakat di sekitar areal lahan (plasma) maka perencanaan pembibitan di mulai.

(10)

Bagan 2. Contoh Peta Perkebunan Kelapa Sawit

Diperkirakan menelan cukup banyak lahan dengan penghasilan dampak negatif yang tidak sepele pada lingkungan. Perkebunan sawit yang menanamkan taringnya begitu dalam di sektor perkebunan Indonesia menyumbang cukup banyak persen keuntungan di bidang ekonomi salah satunya pajak,hasil minyak CPO yang menjadi primadona ekspor dan penekanan angka pengangguran.

2.2 Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit

(11)

tenaga kerja. Sebagaimana di jelaskan dalam Landasan,Asas dan Tujuan pada UU No 13 Tahun 2003 pasal 4 bahwa :

Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan :

a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.

b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.

c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan: dan

d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Berlandaskan asas di atas investor yang berniat membuka sektor perkebunan kelapa sawit harus mematuhi perundang-undangan yang berlaku di mana perlindungan akan tenaga kerja adalah yang utama,penjaminan keselamatan dan kesejahteraan serta peningkatan mutu hidup pekerja perkebunan kelapa sawit. Banyak orang beranggapan bahwa menjadi pekerja di perkebunan terpencil sangat menyusahkan karena jauh dan terkesan di perbudak,hal ini adalah anggapan yang salah karena pemerintah sendiri telah menerbitkan Undang-undang yang melindungi dan menjamin tenaga kerja di seluruh wilayah Indonesia,pekerja dalam sektor apapun dan di manapun. Pemilik usaha baik pengusaha maupun perusahaan tentu harus tunduk pada peraturan yang berlaku bila ingin tetap melanjutkan bisnis dan investasinya di Indonesia.

Selain itu di atur pula mengenai kewajiban pekerja dan kewajiban perusahaan sebagai berikut.8

Kewajiban Pekerja (Pasal 10)

a. Tiap pekerja dengan segala kemampuan yang ada harus melakukan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaannya.

b. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya setiap pekerja wajib mematuhi semua instruksi atau perintah yang diberikan oleh perusahaan atau atasan / pengawas yang berwenang.

c. Pekerja berkewajiban demi suksesnya perusahaan memberikan saran-saran konstruktif untuk perbaikan metode-metode kerja,efisiensi dan syarat-syarat kerja.

(12)

d. Pekerja berkewajiban menjaga semua hal dari perusahaan yang di percayakan kepadanya dalam menyelamatkan usaha dan/ rahasia-rahasia perusahaan selama berhubungan kerja maupun sesudah memutuskan hubungan kerja.

e. Hilang atau rusaknya milik perusahaan harus segera di laporkan oleh setiap pekerja yang mengetahui kehilangan atau kerusakan itu kepada atasannya langsung atau kepala departemen (atau setingkat manager) pekerja yang bersangkutan.

Kewajiban Perusahaan (pasal 11)

a. Perusahaan/pengusaha wajib memberikan upah kepada pekerja yang sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaannya,sesuai dengan pasal 93 ayat 2 (I) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003.

b. Perusahaan/pegusaha memberikan perlakuan yang sama dan adil kepada setiap pekerja,baik yang mempunyai jabatan ataupun tidak dalam hal melakukan kesalahan/pelanggaran.

c. Perusahaan/pengusaha memberikan kesempatan yang memadai kepada setiap pekerja untuk memeluk/menunaikan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang di anutnya.

d. Menghilangkan semua aspek diskriminasi berdasarkan suku,golongan serta agama (SARA) dalam hal penerimaan dan penentuan pekerjaan,golongan ataupun jabatan.

e. Perusahaan/pengusaha wajib menerima usulan-usulan dari pekerja yang bertujuan atau berdampak positif dan bertanggung jawab.

f. Perusahaan/pengusaha secepanya menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada pekerja,dalam lingkup pekerjaannya baik berat ataupun ringan.

Tenaga yang di cari oleh perusahaan untuk awal pendirian antara lain tenaga ahli

administrasi,perencanaan dana (akuntan),kontraktor jalan,pembibitan serta pemeliharaan bibit tanaman,dan penyediaan alat berat hingga pembangunan sarana prasarana seperti

infrastruktur jalan, jembatan dan base camp untuk karyawan. Sejak awal di buka perusahaan telah membutuhkan banyak pekerja bukan hanya sebagai penggarap atau kerja kasar namun juga tenaga ahli yang berpendidikan dan berpengalaman di bidangnya.

Bila masa tanam telah tiba perusahaan membutuhkan lebih banyak tenaga

(13)

pemupukan juga sopir untuk kendaraan pengangkut buah seperti dump truck dan jonder, Biasanya fasilitas kebun pada masa tanaman menghasilkan telah menjadi lebih baik,dalam akses jalan,lingkungan pemukiman,kebersihan dan penjaminan mutu kesehatan pegawai dengan pengadaan klinik kesehatan/polibun (poli kesehatan kebun) bahkan sekolah yang di dirikan perusahaan.

Pada masa awal pendirian perusahaan,digunakan teori permintaan tenaga kerja dalam model satu faktor produksi variabel (One variable input model) yang mengansumsikan bahwa hanya tenaga kerja yang dapat di ubah-ubah jumlah penggunaannya,keputusan penggunaan tenaga kerja oleh perusahaan di tentukan dengan membandingkan biaya marjinal dan penerimaan marjinal dari penambahan satu tenaga kerja.9

Dengan demikian karena kompleksitas pekerjaan tenaga kerja lebih banyak di tekankan di sektor pembangunan infrastruktur yang membutuhkan biaya besar seperti jalan,jembatan dan perumahan karyawan tanpa penghasilan atau input secara nyata dan langsung bagi

perusahaan maka biaya marjinal sangat di perhitungkan. Perekrutan dan pengubahan jumlah tenaga yang di perlukan masih sering di tinjau ulang dan di sesuaikan dengan kebutuhan lapangan dan masa tenggang waktu pengerjaan.

Keadaan akan berbeda bila masa tanam dan tanaman menghasilkan,dimana 80%

perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah memasuki tahap ini.Maka teori yang di gunakan berubah yaitu menjadi permintaan tenaga kerja dalam model beberapa faktor produksi variabel (multi variables input model) yang melonggarkan model sebelumnya di mana penambahan penggunaan tenaga kerja dapat diimbangi dengan penambahan sektor produksi lainnya (mesin).10 Hal ini di karenakan semakin kompleks pekerjaan yang harus di lakukan dan sektor pekerjaan yang juga semakin beragam menyebabkan perusahaan

membutuhkan lebih banyak pekerja untuk sektor utama (tanaman,buah,pabrik,administrasi) maupun sektor tambahan (perumahan,alat berat) dan pelayanan penunjang bagi karyawan (pekerja bangunan,sekolah dan klinik).

Pengelompokkan jenis pekerja di bedakan menjadi 2 sesuai bidang pekerjaan masing-masing serta teknis pekerjaannya sebagai berikut :

1. Tenaga Kerja Lapangan/Buruh Harian Lepas (BHL).

9 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,Pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi & makroekonomi),Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

(14)

Tenaga kerja lapangan disini lebih spesifik kepada para pekerja yang mengandalkan tenaga serta bekerja langsung di lapangan. Contohnya

pemanen,pembrondol,penyemprot,bagian pruning (pembabatan lahan),rawat,hingga sopir alat berat,truk pengangkut hasil panen,penimbun jalan,pekerja bangunan,dan lain-lain. Bukan hanya penggarap lahan yang di butuhkan namun juga banyak bidang

lain,perusahaan biasanya merekrut karyawan melalui kantor cabang yang terletak di daerah perkotaan,baik dalam sistem borongan maupun perorangan.

Penulis akan memaparkan sedikit mengenai sistem kerja,sistem gaji dan fasilitas yang akan di dapatkan tenaga kerja lapangan/Buruh Harian Lepas (BHL) khususnya karyawan bagian panen,pembrondol dan rawat.

Pemanen sebagai penggarap utama perkebunan bersinggungan secara langsung dengan hasil tanam berupa buah kelapa sawit. Jumlah dan mutu minyak bergantung pada tingkat kematangan buah saat di panen,panen harus menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) pada kematangan optimum,pemotongan TBS yang kurang matang akan

mengakibatkan berkurangnya minyak sedangkan TBS yang terlalu matang atau busuk akan menghasilkan minyak dengan FFA yang tinggi,karena kerentanan ini panen dan pengangkutan TBS merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam penentuan mutu produk crude palm oil (CPO),oleh karena itu di perlukan pengawasan pada prioritas tinggi.11 Hal inilah yang menyebabkan banyak perusahaan berlomba-lomba merekrut karyawan panen dengan pengalaman tinggi,namun banyak pula bersaing mendapatkan tenaga pemanen karena luasnya lahan dan rotasi panen yang terus berlangsung sepanjang tahun membuka peluang pekerjaan ini tanpa putus.

Pemanen bertugas memotong TBS dari pohon dan mengumpulkannya ke TPH sekaligus menyusun pelepah yang di potong sedangkan pembrondol bertugas mengutip semua brondolan dari dalam blok dan mengumpulkannya ke TPH,pembrondol melakukan tugasnya mengikuti pemanen.12Buruh harian lepas bekerja sesuai dengan ada tidaknya pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan,bila pekerjaan telah selesai BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada rotasi baru.

11 PT.Sinar Mas Group Divisi Agribisnis Revisi 01,Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit,PT.Sinar Mas Group,Kalimantan Tengah,2003,hlm.2

(15)

Kompetensi dasar yang harus di miliki pekerja panen antara lain mengetahui basis panen yang di tentukan berdasarkan tinggi tabnaman dan topografi yang di kelompokkan pada golongan panen dan berlaku untuk semua kebun,pemotongan pelepah (dahan) sesuai standar pada waktu panen,menghindari pemotongan berlebih (over pruning) dan

menyusun pelepah di tempat seharusnya,peletakkan buah yang telah di panen,baik dari cara penyusunannya (membentuk ‘’v’’) dan juga penempatannya di pinggir piringan. Selain itu keahlian dasar yang harus di kuasai adalah penggunaan alat-alat panen dan peralatan keamanannya yang akan di bombing secara teknis oleh mandor di lapangan.

Alat-alat panen,beserta spesifikasi dan penggunaannya sebagai berikut :

N O

Alat Spesifikasi Penggunaan

1 Dodos Kecil Lebar 8 cm Pada panen umur tanaman 3-4

tahun

2 Dodos Besar Lebar 14 cm Pada panen umur tanaman 5-8

tahun 3 Pisau egrek Berat 0,5 kg,panjang pangkal

20 cm,panjang pisau 45 cm dengan sudut lengkung pada sumbu 135 derajat

Pada panen tanaman umur > 9 tahun

4 Tangkal Dodos 1. Kayu keras (ulin) berbentuk bulat panjang 4m,diameter 4-5cm. 2. Logam almunium yang di

rancang khusus untuk tangkai dodos.

3. Pipa galvanis diameter 1 inc.

Di pasang pada lubang dodos

5 Tangkai egrek 1 bambu bukat panjang > 4m,tebal 1-1,5 cm,berat 2,5-3 kg,diameter pangkal 5-7 cm,diameter ujung 2,5-3 cm. Logam almunium yang di rancang khusus untuk tangkai egrek yang di sebut Reach

(16)

Greater Hight.

6 Angkong Ban dari karet mati dengan ketebalan besi plat 0,8 mm

Mengeluarkan buah dari dalam ke TPH

7 Batu asah Batu asah dengan lapisan kasar dan halus

Pengasah dodos dan egrek

8 Kampak Lebar mata 12 cm Memotong tangkai TBS yang

masih panjang 9 Ganco Bentuk seperti tanda baca ‘’?’’

dengan salah satu ujung runcing

Bongkar muat TBS ke angkong dan TPH

10 Tojok Pipa galvanis ¾ inch,panjang 1,0-1,5 m,salah satu ujung runcing di buat dari besi Benton 3/8 inch.

Bongkar dan muat TBS ke/dari alat transport.

Tabel 3. Alat-alat panen,spesifikasi dan penggunaannya

Sumber : PT.Berkat Nabati Sejahtera,Air Hitam,Ketapang,Kalimantan Barat

Penggunaan alat-alat panen dan alat keamanan standar biasanya di sediakan oleh perusahaan untuk meminimalisir kemungkinan kecelakaan kerja,karena perlu di perhatikan bahwa bagian-bagian dari tanaman sawit dapat melukai seperti duri yang terdapat di pelepah serta buahnya juga kemungkinan tertimpa buah sawit yang berbobot lebih dari 10 kg/janjang.

Jaminan keselamatan kerja juga menjadi prioritas utama perusahaan dalam lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),dibentuklah Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)/bagian keselamatan kerja,selain itu setiap pekerja yang berdasarkan sifat,kondisi dan kebutuhan pekerjaan harus dilengkapi dengan perlengkapan

keselamatan,dan kesehatan kerja antara lain pakaian kerja,kelengkapan kerja,pelindung diri yang harus selalu di pakai dalam keadaan lengkap selama jam kerja dan harus bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan kebersihan.13

Pekerja panen maupun rawat dan semprot yang sama sekali belum memiliki pengetahuan dan keahlian dalam pekerjaannya akan mendapat pelatihan (training) yang biasanya

berlangsung selama 3 bulan dan setelah itu perusahaan akan melakukan pengangkatan sebagai pekerja tetap apabila karyawan memenuhi kriteria dan syarat yang di ajukan oleh perusahaan berdasar evaluasi selama masa percobaan,namun ada pula perusahaan yang

(17)

menerapkan kebijakan berbeda. Selain itu perusahaan juga menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang biaya sepenuhnya di tanggung oleh perusahaan bagi karyawan dan dapat di beri ikatan dinas paling lama 2 tahun beserta sertifikat pelatihan.

Upah adalah imbalan dari perusahaan kepada pekerja untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah di lakukan,dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang di tetapkan menurut persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan di bayarkan setiap bulan termasuk tunjangan setelah di kurangi pajak penghasilan dan iuran Jamsostek.14

Pada dasarnya sistem upah bagi buruh harian lepas adalah sistem upah borongan di mana perusahaan telah memberikan target pekerjaan yang harus di capai,bila kurang maka akan di potong dari upah yang seharusnya. Buruh Harian Lepas (BHL) juga mendapat upah lembur apabila bekerja melebihi waktu kerja. Setiap pekerja juga berhak mendapatkan rincian upah (slip upah) atas upah yang di terimanya hal ini untuk merinci dan memastikan tidak ada tindak kecurangan atau kesalahan dalam penghitungan target kerja karyawan. Apabila ada keterlambatan pemberian upah dari tanggal yang telah di tetapkan maka berlaku ketentuan sesuai perundang-undangan Peraturan Pemerintah no 8 tahun 1981 tentang Perlindungan Upah.Selain upah pokok terdapat pula tunjangan-tunjangan sebagai insentif yang di berikan oleh perusahaan seperti Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR),bonus,Tunjangan

Pengobatan,promosi/kenaikan jabatan,dan kenaikan upah tahunan pekerja/Kenaikan Umum Tahunan (KUT).

Berikut contoh data Daftar Basis dan Lebih Basis Pekerjaan di PT.Sawit Nabati Agro (SNA Plantation Group) per-oktober 2017.

(18)

Table 4 Daftar dan Basis Pekerjaan

Selain sistem Harga Basis ada pula sistem HK (Hari Kerja) dimana pekerja mendapat upah RP.99.200,00 untuk 7 jam kerja/hari.

(19)

acara-acara tahunan seperti buka puasa bersama,halal bihalal,dan lain-lain yang di tanggung biaya penyelenggaraannya oleh perusahaan sepenuhnya.

Kepada pekerja juga di berikan kesempatan untuk melakukan peribadatan sesuai dengan agama / keyakinannya masing-masing. Perusahaan juga berusaha menyediakan fasilitas tempat ibadah. Untuk fasilitas air dan listrik perusahaan juga menyediakan tanpa di pungut biaya untuk kepentingan pekerja dan keluarganya.15

Semua fasilitas ini di berikan kepada karyawan tetap maupun harian lepas. Menjadi BHL bukan berarti tidak akan mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan karena setelah melalui proses training/pelatihan dan di angkat menjadi karyawan tetap tentu masih terbuka kesempatan untuk naik ke jabatan lebih tinggi seperti mandor atau bahkan assisten kebun,hal ini di nilai berdasarkan prestasi yang di capai oleh karyawan. Prospek yang menjanjikan dan terus berkembang tentu akan memicu masyarakat menjadi lebih maju baik dalam daya saing kerja maupun perekonomian.

2. Tenaga kerja ahli/staff

Kebutuhan akan tenaga kerja ahli di tiap perusahaan berbeda-beda sesuai permintaan dan kondisi. Penulis akan memaparkan tentang jenis-jenis tenaga kerja ahli yang

umumnya di cari perusahaan serta bagaimana teknis serta keuntungan yang di dapatkan menjadi pekerja tenaga ahli di perkebunan sawit yang notabene masih di pandang sebelah mata karena keadaan geografisnya berada di pedalaman/jauh dari perkotaan dan memiliki medan yang sulit.

Pada dasarnya perbedaan tenaga kerja ahli dan karyawan harian lepas terletak pada teknis kerja,dan juga status ketenagakerjaan karena biasanya tenaga kerja ahli secara otomatis menjadi karyawan tetap meski juga dikenai masa percobaan selama 3 bulan. Tenaga kerja ahli yang bekerja sebagai staff kantor tentu saja tidak banyak bersinggungan dengan kegiatan di lapangan,namun untuk staff seperti assisten dan manajer tentu banyak turun kelapangan. Fasilitas yang dimiliki serta tunjangan dan inventaris yang di dapat juga lebih banyak dari pada yang di beri pada karyawan harian lepas karena ini bertujuan menunjang pekerjaan staff itu sendiri.

Staff kantor seperti krani,staff gudang,dan bagian administrasi,sekertaris manager,KTU (Kepala Tata Usaha),dan HRD (Human Resources of Development) merupakan jajaran staff kantor yang bekerja mengorganisir data karyawan seperti daftar

(20)

hadir,capaian target kerja,tunjangan,gaji,dan juga mendata buah yang masuk,kebutuhan sarana prasarana,pengolahan minyak,transportasi dan urusan manajemen lain. Tenaga ahli untuk bidang ini di cari minimal tingkat pendidikan SLTA/SMA di utamakan mampu mengoperasikan computer dan di beberapa perusahaan di syaratkan mampu berbahasa Inggris dengan baik karena banyak jajaran atas seperti manager dan Jenderal manager maupun pemilik saham dan CEO adalah orang asing,biasanya juga berkantor di tempat yang sama dan banyak membangun hubungan dengan relasi terkait laporan kelancaran operasional perusahaan.

Sebagai gambaran umum berikut tugas-tugas dari KTU (Kepala Tata Usaha).16 1. Menyusun rencana/budget Tahunan Kebun bersama-sama dengan Estate

Manager,terutama yang terkait dengan penyiapan Biaya Umum yang ada di site. 2. Memonitor penerimaan dan pengeluaran uang yang dikirim HO maupun barang

dan aktiva lainnya untuk memastikan kesesuaian dan ketepatan pengeluaran dengan kebutuhan di lapangan.

3. Memeriksa dan memastikan seluruh laporan harian,berkala dan insidentil yang di buat oleh para staff bawahan secara akurat,data dan informasi sesuai dengan fakta di lapangan.

4. Melakukan validasi dan otorisasi terhadap seluruh dokumen dan laporan yang telah di buat oleh Staff Keuangan,Gudang dan Payroll.

5. Memeriksa proses dan ketepatan pemberian compensation & benefits untuk karyawan kebun sesuai SOP HRD.

6. Menyusun dan memvalidasi Permohonan Dana BUM site,laporan bulanan yang terdiri dari laporan pertanggung jawaban dana,outstanding,Permohonan

Pembayaran/PO,rekonsiliasi bank,rekening koran kebun,serta laporan keuangan dan laporan management lainnya.

7. Melakukan pengecekan berkala atas Fixed Asset Perusahaan (Quarterly). 8. Melakukan rekonsiliasi data pengiriman TBS,CPO,atau kernel ke pihak ke-3. 9. Koordinasi dengan pihak Tax-HO mengenai pelaksanaan aturan perpajakan di

site.

10. Memastikan pengiriman laporan yang dibutuhkan oleh HO dengan tepat waktu seperti Monthly Estate Report,LHM,LPPH,data karyawan,dll.

Dalam satu estate biasanya memiliki satu orang KTU yang bertanggung jawab secara penuh untuk keseluruhan proses administrasi.

16 Dikutip dari jurnal Saidah,’’Sistem Pembagian Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin (Analisis Gender Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit PT.Muaratoyu Subur Lestari di Kabupaten Paser)’’,ejournal sosiologi FISIP UNMUL,1:1,

(21)

Penjaga keamanan (security) juga banyak di cari untuk melakukan pengamanan yang biasanya di tempatkan di pos-pos jaga di perumahan,kantor,perbatasan lahan dan PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Juga untuk regu patroli menjaga keamanan lahan dan seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan. Tidak jarang terdapat brimob yang di tempatkan secara khusus di perusahaan. Pelatihan untuk penjaga keamanan sering di lakukan baik di dalam perusahaan hingga dikirim ke daerah untuk pelatihan bersama dengan kepolisian.

Fasilitas kesehatan kebun atau yang biasa di namai Polibun (Poli kesehatan kebun) biasanya di sediakan di tiap estate (tiap estate di pimpin satu manager dan beberapa assisten manager) untuk mengontrol dan menjamin kesehatan karyawan di mana seluruh biaya pengobatan dan obat-obatan yang disediakan di tanggung oleh perusahaan. Polibun di jaga oleh tenaga medis yang juga di sediakan oleh perusahaan seperti perawat,bidan,mantra dan dokter yang bertanggung jawab penuh serta siap 24 jam membantu bila di butuhkan.

Jajaran teratas dalam satu estate adalah manager dan beberapa assisten kepala kebun yang mengepalai lahan dalam satu estate,dimana pembagian wilayah kerja di tentukan dalam luasan hectare tiap assisten dan ia bertanggung jawab penuh atas segala hal menyangkut afdeling yang di kepalainya.

Berikut beberapa tugas assisten kepala kebun.17

1. Mempersiapkan dan mengawasi persiapan maupun pelaksanaan kegiatan panen untuk memastikan setiap areal di panen sesuai dengan rotasi panen yang telah di tetapkan.

2. Memeriksa dan mengawasi kegiatan perawatan perumahan untuk memastikan kondisi fisik perumahan terjaga dengan baik dan dapat di gunakan.

3. Mempersiapkan dan mengawasi kegiatan keagamaan di sekitar afdeling untuk memastikan keberlangsungan kegiatan keagamaan secara baik dan harmonis 4. Menyusun rencana kerja jangka pendek,menengah dan jangka panjang dalam

bentuk program kerja dan jadwal kegiatan rencana kerja yang di susun berdasarkan One Year Policy untuk acuan pelaksanaan kerja di lapangan. 5. Mengarahkan dan memonitor kegiatan tim kerja atas pelaksanaan kerja di

lapangan untuk memastikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah di tetapkan.

6. Melakukan koordianasi dengan bagian-bagian terkait dalam pelaksanaan pembebasan dan pemeliharaan batas-batas kebun,pembukaan kebun baru,kultur

(22)

teknis pemeliharaan tanamn,penetapan lokasi kerja,ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan dan kualitas kerja,untuk pencapaian produksi maksimum.

7. Melakukan koordinasi dengan bagian pabrik,pengolahan,produksi serta pihak transportir agar buah yang telah di panen dapat segera di angkut ke pabrik untuk mencegah buah restan sehingga tidak mempengaruhi kapasitas olahan pabrik. 8. Memonitor pemeliharaan sarana dan fasilitas yang di sediakan perusahaan (seperti

sekolah,poliklinik,perumahan,kendaraan,kantin,penitipan bayi,gedung kantor,dll) agar selalu terawat sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien.

Agar seluruh pekerjaan berjalan dengan baik dan lancer,mulai dari proses rawat,pemupukan,panen hingga buah di proses di butuhkan koordinasi yang solid antar pekerja dan juga perusahaan. Masing-masing harus saling mengerti akan tugas dan fungsinya sehingga tidak ada kendala berarti yang di hadapi. Perkembangan dan kemajuan perusahaan naik dalam angka yang signifikan begitu juga tingkat

kesejahteraan pekerja.

Mengenai gaji/upah bagi tenaga ahli/bagian staff di tentukan melalui kesepakatan dan kontrak kerja dengan perusahaan saat recruitment berlangsung, Begitu pula dengan tunjangan,insentif maupun barang iventaris yang di dapatkan dan hal-hal lain yang menyangkut hubungan perusahaan dengan calon pegawai tersebut,hasil

negosiasi yang berupa kontrak berlaku sesuai tanggal di sepakati atau sampai pegawai mengundurkan diri/di keluarkan dari perusahaan. Besarnya kesepakan gaji dapat berbeda-beda tiap pegawai,bergantung pada penawaran dari perusahaan ataupun permintaan dari pegawai itu sendiri yang tentu saja telah di setujui perusahaan.tidak seperti BHL yang memiliki target pekerjaan, lalu di hitung dan di bayarkan,yang berdampak pada jumlah yang tidak konstan. Tenaga ahli/staff memiliki gaji yang tetap meski terkadang ada pemotongan untuk asuransi,cicilan dan lain sebagainya.

Berikut data pegawai staff per-oktober 2017 PT.Berkat Nabati Sejahtera,Air Hitam,Ketapang,Kalimantan Barat.

No Jabatan Nama Telah Bekerja Mulai Bekerja

Pada Tahun Bula

n Eksekutif

1 Manager M.Nazamuddin 0 3 08 Agustus 2017

2 Assisten Manager

(23)

3 Assisten Manager

Espranto Tarigan 5 9 16 Januari 2012

4 Assisten Manager

Hendri Yuniarto 2 0 17 Oktober 2015

5 KTU Sunarwoko 0 3 02 Agustus 2017

6 Cadet GIS Irvan Fathorahman 0 4 02 Juli 2017

7 Staff QC Septa K. Keliat 0 3 01 Agustus 2017

8 Staff HRD Zoel Hani I.H.S.B. 0 1 12 September

2017

Staff Kantor

1 Krani Produksi Titin Julehatin 4 3 01 Agustus 2013

2 Krani Checkroll Siti Atika 3 0 02 Oktober 2014

3 Krani Gudang Sularno 1 6 01 April 2016

4 Krani Divisi Julaiha 0 10 14 Desember

2016

Staff Teknik

1 Mekanik Acipto 1 10 01 November

2015

Staff Keamanan 1 Kepala regu

security

Andri Wahyu W. 6 0 06 Oktober 2017

Table 5 Daftar Nama Pegawai Staff PT.BNS

Untuk fasilitas yang di berikan sama dengan karyawan harian hanya terdapat perbedaan di adanya fasilitas kendaraan pribadi (mobil dan sepeda

motor),furniture/perabot rumah tangga.perusahaan juga menyediakan PRT (Pembantu Rumah Tangga) untuk karyawan bagian eksekutif dan hari cuti dari perusahaan.

2.3 Prospek,Kesempatan dan Syarat Bekerja di Perkebunan Kelapa Sawit

Banyak orang ragu-ragu untuk melirik sektor perkebunan kelapa sawit dan

(24)

hidup mahal,kurangnya jaminan keamanan,dan keselamatan serta kondisi lingkungan yang kurang nyaman. Sesungguhnya tidak dapat di pungkiri bahwa kondisi lahan memiliki medan yang menantang dan lebih kearah pedalaman namun bukan berarti keadaan di sana sungguh sulit,karena perusahaan biasanya juga di kelilingi kampung penduduk sekitar selain itu adanya jaminan keamanan dan fasilitas kesehatan juga di sediakan oleh perusahaan.

Bayaran/upah yang menjanjikan juga dapat di jadikan patokan untuk memilih bekerja di perkebunan kelapa sawit,terlebih jika memiliki modal berupa gelar pendidikan maupun pengalaman kerja,tentu akan di jadikan pertimbangan oleh perusahaan saat negosiasi tentang gaji serta tunjangan. Menjadi pekerja buruh/BHL juga banyak menjanjikan keuntungan seperti jika target tercapai dan mengambil jam kerja tambahan (lembur) tentu intensif tambahan yang di berikan juga cukup besar.

Fasilitas-fasilitas yang di berikan perusahaan seperti penyediaan air bersih,listrik,dan perumahan gratis juga fasilitas berobat tentu akan mengurangi beban pengeluaran yang harus di tanggung bila bekerja di luar perusahaan. Sekolah gratis dan fasilitas umum lain tentu dapat menjadi jaminan pendidikan yang layak bagi anak-anak karyawan.

Mengenai kesempatan kerja,usia produktif dari tanaman kelapa sawit dapat mencapai 25-30 tahun,setelah itu perusahaan akan melakukan replanting (pembaruan lahan).

Program replanting setiap tahun sekitar 4% dari luas tanaman agar luas TBM setiap tahun tidak lebih 12% dari total seluruh areal,sehingga produksi TBS untuk di olah PKS tetap stabil.18 Hal ini juga dapat di maknai bahwa program perkebunan kelapa sawit terus berjalan secara kontinu dan berkelanjutan,setiap masa produktif tanaman habis maka perusahaan akan memulai pembibitan kembali sehingga produksi akan terus berjalan dan pemanfaatan lahan menjadi optimal,ini juga bertujuan agar tenaga kerja tidak harus mengalami PHK serta kesempatan untuk menyerap tenaga kerja lebih besar lagi serta tidak akan mengalami penutupan usaha secara tiba-tiba. Hal ini jugalah yang menjadi salah satu keuntungan berdirinya perusahaan kelapa sawit karena dengen demikian angka pengangguran di Indonesia dapat di tekan seminimal mungkin dalam jangka waktu yang panjang. Meski akan terdapat fase di mana terjadi depresiasi yang di akibatkan produksi dalam jangka panjang hal itu tetap sepenuhnya tanggungan perusahaan selaku pemilik faktor produksi. Sedangkan untuk jumlah karyawan yang di butuhkan biasanya akan terus

(25)

sama atau bahkan mengalami peningkatan akibat pembukaan lahan baru,masa replanting,maupun penambahan fasilitas-fasilitas di perusahaan.

Berikut adalah syarat-syarat perekrutan tenaga kerja kerja baru oleh perusahaan melalui seleksi HRD.19 (di perusahaan lain syarat mungkin berbeda dan terdapat peraturan tambahan atau ada peraturan yang tidak di syaratkan).

a. Harus mengikuti proses seleksi dan lulus dalam test dan pemeriksaan kesehatan yang di selenggarakan dan pembiayaannya di tanggung oleh perusahaan.

b. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun pada saat penerimaan.

c. Menyerahkan Surat Lamaran dan dokumen-dokumen yang di butuhkan / yang di syaratkan.

d. Memenuhi ketentuan persyaratan atas jabatan yang di maksud pada saat penerimaan.

e. Bersedia mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku pada saat penerimaan. f. Tidak terlibat dalam kegiatan/keanggotaan dari partai/organisasi terlarang. g. Tidak terkait dalam hubungan kerja dengan pihak lain.

h. Tidak terlibat/dalam rehabilitasi penggunaan obat-obatan terlarang (psikotropika/narkoba).

i. Menandatangani Surat Perjanjian Kerja.

Setelah lolos syarat-syarat penerimaan yang di ajukan perusahaan maka selanjutnya calon pekerja akan menjalani masa percobaan dengan ketentuan sebagai berikut20 (contoh yang di ambil dari peraturan perusahaan PT.Surya Sawit Sejati,Kalimantan Tengah,dan hal ini dapat saja berbeda dengan peraturan dari perusahaan lain).

a. Calon pekerja yang lolos seleksi di terima bekerja oleh perusahaan dengan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) di haruskan menjalani masa percobaan 3 bulan. b. Selama masa 3 bulan baik perusahaan maupun calon pekerja dapat memutuskan

hubungan kerja tanpa pesangon atau ganti rugi kecuali upah.

c. Selama hubungan kerja,perusahaan dan pekerja terikat mematuhi Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang berlaku.

d. Selama dalam hubungan kerja dengan perusahaan,pekerja di larang memiliki perjanjian kerja dengan pihak-pihak lain,baik secara penuh,sebagian maupun sementara.

Kesempatan dan peluang serta prospek yang menjanjikan dari perkebunan kelapa sawit tidak serta merta menjadikan sektor ini di lirik oleh para pencari kerja,baik sebagai buruh

kasar/penggarap maupun tenaga ahli karena masih banyak pertimbangan dan dilema yang di

19 PT.Surya Sawit Sejati,Perjanjian Kerja Bersama periode 2013-2017,Dinas NAKERTRANS Kabupaten Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah,2013,hlm 11.

(26)
(27)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia adalah negara yang luas dengan multikulturalisme dan multireligius, pertumbuhan penduduk yang pesat dan angkatan kerja yang setiap tahun meningkat tanpa di barengi lapangan kerja yang memadai menjadi rema tersendiri dalam kehidupan negara ini. Pemerintah membuka kesempatan investasi seluas-luasnya pada asing maupun pemilik modal lokal,hal ini di manfaatkan oleh pengusaha-pengusaha yang menilik peluang bisnis dalam sektor perkebunan kelapa sawit,dengan tanah yang luas dan syarat tanam yang menjanjikan serta sumber daya yang tersedia secara melimpah memupuk minat dan pengembangan sektor ini menjadi sektor raksasa yang menyumbang defisa negara dengan bagian yang cukup besar. Selain dari sisi keuntungan defisa negara

perkebunan kelapa sawit yang luas juga membutuhkan banyak pekerja baik pekerja kasar sebagai penggarap maupun tenaga ahli mampu memangkas angka pengangguran di Indonesia secara signifikan.

Ketersediaan lapangan kerja yang luas dan syarat yang di ajukan tidak membelit seharusnya cukup menjadi bahan pertimbangan angkatan kerja di Indonesia. Terlebih dengan gaji dan fasilitas yang di jamin juga beragamnya jenis tenaga yang di cari tentu menambah nilai plus dalam sektor pekerjaan dalam bidang ini meski notabene kondisi geografisnya berada jauh di pedalaman dan masih sepi penduduk,tentu seharusnya bukan menjadi faktor penghambat terlebih bila menilik aspek keuntungan yang menjamin perbaikan kualitas hidup,kesejahteraan dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat Indonesia.

3.2 Saran

1. Pemerintah sebaiknya menggiatkan dengan meninjau ulang dan menggairahkan program transmigrasi demi pemerataan penyebaran penduduk,pembangungan desa atau wilayah tertinggal,memangkas angka pengangguran dan peningkatan taraf hidup.

(28)

3. Perusahaan kelapa sawit di harapkan lebih meningkatkan jaminan tingkat kesejahteraan pekerja dan memenuhi fasilitas yang menjadi hak pekerja dengan tanpa menerapkan sistem yang sulit seperti target pekerjaan yang terlampau berat. 4. Masyarakat sebaiknya mulai melirik sektor-sektor lain selain yang tersebar di

(29)

Daftar Pustaka

PT. Sinar Mas Group Divisi Agribisnis,2003,’’Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit’’,Pangkalan Bun Kalimantan Tengah,PT.Sinar Mas Group.

PT.Surya Sawit Sejati,2013,Perjanjian Kerja Bersama periode 2013-2017,Pangkalan Bun,Dinas NAKERTRANS Kabupaten Kotawaringin Barat.

Rahardja,Prathama dan Mandala Manurung,2008, Pengantar Ilmu Ekonomi

(mikroekonomi & makroekonomi),Jakarta,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

ITPC Hamburg,’’Market Brief : Kelapa Sawit dan Olahannya”,Jurnal

Perdagangan,1:35,(Hamburg,Jerman:Juli 2013),Departemen Perdagangan Indonesia. Saidah,’’Sistem Pembagian Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin (Analisis Gender Terhadap Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit PT.Muaratoyu Subur Lestari di Kabupaten Paser)’’,ejournal sosiologi FISIP UNMUL,1:1,(Samarinda,Indonesia:Oktober 2013),

Jurnal Hukum,UU_13_2003 pdf. Di kutip dari sumber : www.hukumonline.com.

Jurnal Pertanian,

http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistik/2017/Kelapa-Sawit-2015-2017.pdf .

Gambar

Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Jumlah Pekerja 2017...............................7
Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit dan Jumlah Pekerja 2017
Tabel 3. Alat-alat panen,spesifikasi dan penggunaannya
Table 4 Daftar dan Basis Pekerjaan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul: Bimbingan Akhlak Oleh Orang Tua Terhadap Anak Remaja Putus Sekolah Di Desa Purwosari Baru Rt 9 Kecematan Tamban Kabupaten Barito Kuala, ditulis

Tujuan penelitian ini untuk mendata kondisi pelanggaran dan kecelakaan lalulintas di ruas jalan arteri kota Bitung, mengidentifikasi penyebab pelanggaran yang paling banyak

Pengembangan kapas di Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat dilakukan di lahan tadah hujan dengan musim hujan yang

Kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan pendapatanatau uang saku (H 7a ), dimana tidak teruji signifikan ada perbedaan pembelian impulsif antar kelompok yang

MASJID JUM’AH MADINAH.. khutbah dan inilah merupakan shalat berjamaah jum’at pertama yang dilaksanakan oleh Rasulullah Saw. walaupun perintah shalat berjamaah jum’at telah

Namun, sesungguhnya yang lebih dahsyat dari gegap gempita ini adalah kenyataan bahwa suatu program acara televisi bisa juga memberi manfaat sehat bagi orang

Penyebab hematemesis melena yang lainnya adalah alkohol dan hipertensi portal berat dan berkepanjangan yang dapat menimbulkan suara kolateral

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri infusa daun mangga bacang ( Mangifera foetida L.) terhadap pertumbuhan Shigella flexneri ,