• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIOLOGI PEDESAAN DAN PERKOTAAN perbedaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOSIOLOGI PEDESAAN DAN PERKOTAAN perbedaan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIOLOGI PEDESAAN DAN PERKOTAAN

Kecamatan Sliyeg: Kasus Konflik Tawuran antara Desa Tugu dan Desa Gadingan, Segeran, Singaraja, Sudimampir Kecamatan Sliyeg

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas uts mata kuliah Sosiologi Pedesaan dan Perkotaan

Dosen Pembimbing : Cut Dhien Nourwahida, MA

Disusun Oleh

Nadiya Sahlatul Kholik

1113015000091

Kelas IV – B

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

(3)

2. Rumusan Masalah

 Apa dasar-dasar konflik atau akar masalah konflik yang terjadi pada masyarakat pedesaan sehingga menimbulkan kerusuhan sosial antar warga masyarakat, antar kampung atau antar desa?

 Sejauhmana potensi nilai sosial budaya perdamaian penyelesaian konflik termasuk modal sosialnya yang ada dalam masyarakat?

3. Tujuan

 Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah penyebab timbulnya perkelahian antar warga Desa

(4)

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian konflik menurut para ahli

De Dreu dan Gelfand (2008) menyatakan bahwa conflict as a process that begins when an individual or group perceives differences and opposition between itself and another individual or group about interests and resources, beliefs, values, or practices that matter to. Dari definisi tersebut tampak bahwa konflik merupakan proses yang mulai ketika individu atau kelompok mempersepsi terjadinya perbedaan atau opisisi antara dirinya dengan individu atau kelompok lain mengenai minat dan sumber daya, keyakinan, nilai atau paktik-praktik lainnya.

Robbins (2001) menyebut konflik sebagai a process in which an effort is purposely made by A to offset the efforts of B by some form of blocking that will result in frustrating B in attaining his or her goals or furthering his or her interests. Dalam definisi ini tampak bahwa konflik dapat terjadi ketika usaha suatu kelompok dihambat oleh kelompok lain sehingga kelompok ini mengalami frustrasi.

Kondalkar (2007) yang mengutip pendapat Thomas menyatakan bahwa konflik sebagai process that begins when one party perceives that another party has negatively affected something that the first party cares about. Proses konflik bermula ketika satu partai mempersepsi bahwa partai lain memiliki afeksi (perasaan) negatif.

Kondalkar (2007) juga melanjutkan bahwa conflict “as a disagreement between two or more individuals or groups, with each individual or group trying to gain acceptance of its views or objective over others. Dari pendapat ini Kondalkar melihat bahwa konfil merupakan ketidaksetujuan (disagreement) antara dua atau lebih individu atau kelompok yang mana masing-masing individu atau kelompok tersebut mencoba untuk bisa diterima pandangannya atau tujuannya oleh individu atau keompok lain.

(5)

persepsi individu ataupun kelompok yang masing-masing kelompok merasa berbeda dan perdebaan ini menyebabkan adanya pertentangan dalam ide ataupun kepentingan, sehingga perbedaan ini menyebabkan terhambatnya keinginan atau tujuan pihak individu atau kelompok lain.

 Teori Konflik

Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional.Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx.Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori struktural fungsional.

Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat kelas dan perjuangannya.Marx tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada abad ke- 19 di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar. Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa adanya tetap terjaga. Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka.

(6)

konflik-konflik kepentingan. Namun pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus.

Menurut teori konflik, masyarakat disatukan dengan “paksaan”. Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena adanya paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan dominasi, koersi, dan power. Terdapat dua tokoh sosiologi modern yang berorientasi serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik, yaitu Lewis A. Coser dan Ralf Dahrendorf.

Teori Konflik Menurut Lewis A. Coser

Sejarah Awal

Selama lebih dari dua puluh tahun Lewis A. Coser tetap terikat pada model sosiologi dengan tertumpu kepada struktur sosial. Pada saat yang sama dia menunjukkan bahwa model tersebut selalu mengabaikan studi tentang konflik sosial. Berbeda dengan beberapa ahli sosiologi yang menegaskan eksistensi dua perspektif yang berbeda (teori fungsionalis dan teori konflik), coser mengungkapkan komitmennya pada kemungkinan menyatukan kedua pendekatan tersebut.

Akan tetapi para ahli sosiologi kontemporer sering mengacuhkan analisis konflik sosial, mereka melihatnya konflik sebagai penyakit bagi kelompok sosial. Coser memilih untuk menunjukkan berbagai sumbangan konflik yang secara potensial positif yaitu membentuk serta mempertahankan struktur suatu kelompok tertentu. Coser mengembangkan perspektif konflik karya ahli sosiologi Jerman George Simmel.

(7)

berikut:

 Simmel memandang pertikaian sebagai gejala yang tidak mungkin dihindari dalam masyarakat. Struktur sosial dilihatnya sebagai gejala yang mencakup pelbagai proses asosiatif dan disosiatif yang tidak mungkin terpisah- pisahkan, namun dapat dibedakan dalam analisis.

 Menurut Simmel konflik tunduk pada perubahan. Coser mengembangkan proposisi dan memperluas konsep Simmel tersebut dalam menggambarkan kondisi- kondisi di mana konflik secara positif membantu struktur sosial dan bila terjadi secara negatif akan memperlemah kerangka masyarakat.

Inti Pemikiran

Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya.

Seluruh fungsi positif konflik tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi suatu kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. Misalnya, pengesahan pemisahan gereja kaum tradisional (yang memepertahankan praktik- praktik ajaran katolik pra- Konsili Vatican II) dan gereja Anglo- Katolik (yang berpisah dengan gereja Episcopal mengenai masalah pentahbisan wanita). Perang yang terjadi bertahun- tahun yang terjadi di Timur Tengah telah memperkuat identitas kelompok Negara Arab dan Israel.

(8)

 Macam-Macam Konflik

1. Konflik antara individu dengan individu

Konflik antar individu adalah pertentangan yang terjadi antara dua orang akibat perbedaan kepentingan, nilai-nilai, atau pandangan hidup. Misalnya: konflik yang terjadi antara sahabat atau konflik antara tetangga.

Di masyarakat seringkali terjadi, dua orang yang sejak awal perkenalan sudah tidasaling menyuk. Permulaan yang buruk itu akan menimbulkan rasa saling membenci dan permusuhan. Makian diucapkan, penghinaan dilontarkan, dan seterusnya sampai mungkin timbul suatu perkelahian fisik. Apabila perkalihan dapat direrai, mak seolah-olah kedua-duanya untuk sementara tidak berhadapan muka.Proses ini dinamakan Akomodasi. Konflik antar individu yang di akhiri saling memaafkan akan membuat persahabatan menjadi erat. Sebaiknya, bila masing – masing tidak mau mengalah, mungkin saja akan timbul perkelahian untuk saling memusuhkan.

2. Konflik antara Kelompok Dengan Konflik

Konflik antara kelompok dengan kelompok adalah pertentangan yang terjadi antara dua kelompok yang saling bertentangan karena perbedaan nilai-nilai, pandangan, atau kepentingan. Sebagai contoh, Konflik antara dua kelompok pelajar SMK. Konflik antar kelompok ini bila tidak segera di atasi dapat menimbulkan perkelahian missal.

3. Konflik antar Ras

Konflik antar Ras adalah pertentangan antara dua ras akibat perbedaan nilai-nilai dan kepentingan. Contohnya, Konflik antara masyarakat Sunda dengan masyarakat keturunan Tionghoa ( Cina ).

Sumber Konflik ternyata tidak hanya terletak pada perbedaan ciri-ciri badaniah, tetapi juga pebedaan nilai-nilai, paham politik, pandangan hidup, ideology, atau kepentingan. Apabila salah satu ras merupakan golongan masyarakat mayoritas yang memegang kekuasaan, maka akan terjadi kolonialisasi atau penjajahan.

4. Konflik antar Kelas social

(9)

orang miskin. Konflik antar kelas social ini seringkali dalam bentuk gerakan masa, yaitu gerakan perusakan barang-barang milik umum. O;eh karena itu, konflik antarkelas social ini harus segera diatasi agar tidak meluas menjadi kerusuhan social yang mengancam disintegrasi social.

5. Konflik antarelite politik

Konflik antarelite adalah pertentangan yang terjadi antar dua elite politik akibat perbedaan kepentingan atau pandangan politik. Misalnya, pertentangan antara pihak yan berkuasa dengan pihak oposisi, konflik antara tokoh Demokrat dengan tokoh PDIP dan sebagainya. Konflik antarelite politik seringkali menimbulkan ketegangan dan kekacauan pada masyarakat lapisan bawah. Konflik ini bila tidak segera diatasi dapat mengganggu jalannya roda pemerintahan dan proses pembangunan.

 Faktor-faktor Penyebab Konflik

Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :

 perbedaan antarindividu,

 perbedaan kebudayaan ,

 perbedaan kepentingan dan

 perubahan sosial.

Perbedaan antarindividu

Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.

Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.

Perbedaan Kebudayaan

(10)

Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.

Perbedaan Kepentingan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka.

 Bentuk – bentuk penyelesaian Konflik

Kita sebagai manusia pastinya tidak pernah luput dari suatu permasalahan konflik atau pertentangan. Maka itu, tanpa kita semua sadari bahwa konflik atau pertentangan termasuk dalam akomodasi. Akomodasi adalah suatu interaksi sosial yang dilakukan antara individu maupun kelompok yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu pertentangan atau konflik. Ada beberapa macam bentuk akomodasi, berikut ini adalah penjelasan singkatnya:

 Arbitrase

Arbitrase merupakan suatu pengendalian atau penyelesaian konflik yang menunjuk pihak ketiga untuk memutuskan konflik atau pertentangan tersebut. Dalam bentuk ini, pihak yang bertikai berusaha untuk mencari pihak ketiga untuk mengendalikan konflik tersebut.

 Mediasi

Mediasi merupakan penyelesaian konflik yang dilakukan melalui suatu jasa perantara yang bersikap netral. Pada mediasi, terdapat pihak yang berusaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai antara dua belah pihak.

 Koersi

(11)

antara masyarakat atas dan bawah yang saling bertikai dan pada akhirnya segerombolan masyarakat lain berusaha untuk melakukan tindakan anarkhis di antara salah satu anggota masyarakat tersebut misalnya dengan cara memukuli salah satu anggota masyarakatnya.

 Konsiliasi

Konsiliasi merupakan suatu pengendalian konflik dengan cara melalui lembaga tertentu. Pada bentuk ini, lembaga tertentu melakukan persetujuan pada kedua pihak yang bertikai sehingga tidak terulang kembali konflik tersebut. Misalkan, telah terjadi konflik pada ketua RT daerah Petukangan dengan ketua RT daerah Tangerang mereka berdua saling bertutur kata dengan cara mengakui dirinya sendiri siapa yang paling hebat diantara mereka berdua. Karena saling mengakui kehebatannya itu dan tidak mau kalah, maka timbul lah konflik diantara mereka berdua. Kemudian, untuk diselesaikannya, lembaga masyarakat meminta persetujuannya dari kedua pihak yang bertikai tadi agar konflik dapat reda. Lembaga masyarakat itulah yang disebut lembaga tertentu.

 Ajudikasi

Ajudikasi merupakan suatu pengendalian konflik yang diselesaikan dengan cara pengadilan atau diselesaikan di pengadilan. Pada bentuk ini, telah terjadi konflik yang terjadi antara dua belah pihak, kemudian pihak tersebut memilih untuk menyelesaikan konfliknya di pengadilan. Misalkan, Pak Ahmad dan Pak Ridwan sedang berbincang - bincang tentang masalah pekerjaan yang sedang dijalaninya. Kemudian, telah terjadi tidak persetujuan antara Pak Ahmad dan Pak Ridwan dalam bertutur kata, sehingga timbul lah konflik maka mereka berdua memutuskan untuk meredakan konflik tersebut di pengadilan.

 Kompromi

(12)

 Toleransi

Toleransi merupakan suatu sikap saling menghargai perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam masyarakat.Dalam bentuk ini, masyarakat harus saling menghargai satu sama lainnya. Apa yang dianutnya, apa yang dipercayainya, dan sebagainya. Sebagai contoh, Pekerja kantoran selama ini telah berteman baik dengan seorang yang beragama Islam. Pada suatu saat ia di PHK dan terpaksa mencari pekerjaan baru. Setelah ia mendapatkan pekerjaan baru tersebut, tak lama ia saling akrab dan sudah mulai terbiasa berinterkasi dengan teman-teman barunya. Pada suatu ketika ia mendapatkan teman dekat, lama kelamaan mereka menjadi bersahabat. Pada saat hari raya Natal ia berjalan-jalan dengan keluarga di pagi hari, tak lama diperjalanan ia melihat sahabatnya itu ingin memasuki gereja. Ia mulai tau bahwa sahabatnya bergama non muslim yaitu beragama Kristen. Disitu ia mempertemukan sahabatnya dan saling menyapa. Itulah yang disebut toleransi, jadi kita harus menghargai perbedaan dalam masyarakat. Kita boleh bergaul antara berbeda agama tetapi, kita tidak boleh ikut campur dalam urusan agama karena hukumnya musyrik.

 Stalamete

Stalamete merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya kekuatan yang seimbang di antara kedua pihak yang bertikai. Sehingga, pertikaian tersebut terhenti pada titik tertentu.

2. Analisis Hubungan Teori Konflik dan Kasus di Desa

Kecamatan Sliyeg: Kasus Konflik Tawuran antara Desa Tugu dan Desa Gadingan, Segeran, Singaraja, Sudimampir Kecamatan Sliyeg.

Kronologis konfliknya sebagai berikut:

(13)

beberapa gelombang tawuran. Warga desa Tugu juga terlibat tawuran dengan desa yang berada di perbatasannya (di sekelilinginya) seperti dengan desa Segeran, Sudimampir dan Timpuh. Konflik tawuran disertai dengan senjata golok, bata, dan bom molotov bahkan karena dendam sampai jalan pun diputus dengan menggali parit. Warga Mekargading yang menjadi korban tawuran nekad merusak jalan diperbatasan kedua desa, merupakan jalan alternative penghubung Karangampel Jatibarang. Pengrusakan sebagai bentuk protes atas pembakaran dan penjarahan 25 rumah milik warga Mekargading oleh warga Tugu.

Upaya damai telah dilakukan beberapa kali dengan cara musyawarah antar tokoh masyarakat dan aparat desa BPD, LPM, Kuwu dan para pemuda. Sebagai simbol damai diperbatasan dipancangkan bendera putih. Namun hal ini juga kurang berhasil karena tawuran terjadi lagi. Bahkan sempat pula didamaikan di depan DPRD dengan disaksikan pihak kepolisian, tokoh masyarakat, aparat desa yang bersangkutan dan Forum Silaturahmi Masyarakat) sebagai LSM setempat.

Penyebab Konflik : Konflik yang terjadi antar warga pada umumnya dimulai dari interaksi antar dua kelompok pemuda di tempat hiburan. Konflik yang terjadi umumnya “difasilitasi” oleh adanya acara hiburan penyelenggaraan hajat. Konflik ini bermula ketika ada salah satu warga Tugu yang kepalanya terluka terkena pukulan botol minuman Tak terima ada salah satu warganya terkena pukulan botol, maka warga Tugu menyerang warga Mekar Gading. Dan konflik pun berkepanjangan hingga menjadi masalah yang cukup rumit. Jika diamati dari kasus di atas, bahwa sebenarnya kejadian tersebut bukanlah kejadian yang merugikan semua pihak, karena mungkin saja ada kesalahpahaman yang terjadi sehingga korban terkena pukulan botol minuman, karena pada saat itu warga tengah asik berpesta “minuman” yang membuat mereka tidak dalam keadaan sadar sepenuhnya. Namun berdalih rasa solidaritas antar sesama warga, maka emosi warga Tugu pun tidak terkontrol untuk melakukan penyerangan. Dan pada akhirnya tawuran pun tidak dapat dihindari. Dalam hal kasus tersebut kita dapat melihat bagaimana jalan penyelesaian yang diambil guna mengurangi konflik, yaitu dengan cara konsiliasi, dimana lembaga-lembaga desa menjadi pihak ketiga untuk melerai konflik yang ada.

(14)
(15)

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

o konflik adalah suatu hasil persepsi individu ataupun kelompok yang masing-masing kelompok merasa berbeda dan perdebaan ini menyebabkan adanya pertentangan dalam ide ataupun kepentingan, sehingga perbedaan ini menyebabkan terhambatnya keinginan atau tujuan pihak individu atau kelompok lain.

o teori konflik adalah any theory or collection of theories that emphasizes the role of conflict, especially between groups and classes, in human societies (beberapa teori atau sekumpulan teori yang menjelaskan tentang peranan konflik, terutama antara kelompok-kelompok dan kelas-kelas dalam kehidupan sosial masyarakat).

o Macam-Macam Konflik : (1) Konflik antara individu dengan individu, (2) Konflik antara Kelompok Dengan Konflik, (3) Konflik antar Ras, (4) Konflik antar kelas sosial, (5) Konflik antar elite politik.

o Faktor-faktor Penyebab Konflik, Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu : perbedaan antarindividu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan dan perubahan sosial.

o Bentuk-bentuk penyelesaian konflik : Arbitrasi, Mediasi, Koersi, Konsoliasi, Kompromi, Ajudikasi, Toleransi, stalemate

o Teori konflik merupakan antitesis dari teori struktural fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori konflik juga membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda

(16)

https://khangujangthea.wordpress.com/2012/04/03/teori-konflik/

http://sinausosiologi.blogspot.com/2012/06/teori-konflik.html

http://utamasovia.blogspot.com/2013/11/faktor-penyebab-konflik.html

http://novitakusumawardanii.blogspot.com/2013/02/faktor-faktor-penyebab-konflik.html

https://ayutifanikartika.wordpress.com/2013/05/27/1-konflik-menurut-karl-marx-teori-teori-sosial-yang-menekankan-beberapa/

(17)
(18)
(19)

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Pembangunan Rehab Kelas, Kepala SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung bekerjasama dengan Komite Sekolah untuk mendukung kelancaran pelaksanaan, kebutuhan

nomor rekening tabungan, nomor rekening efek, nomor identitas, nomor surat permintaan penutupan asuransi, dan lain-lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik

Selain sebagai sumber makanan trofik level di atasnya, Ordo Lepidoptera ini juga dapat menjadi hama pada saat dewasa, sehingga produktivitas sekunder Ordo

Dismutase (SOD), TNF-alfa, dan IL-1 beta pada Sputum dan Serum Iin Noor Chozin, dr, SpP DPP 18 Hubungan Antara Kadar Vitamin D Dengan Ekspresi Cytokin Sel Th 17 Pada.. Pasien

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Dinas PU Pengairan-Kota Palembang untuk memperbaiki dan memelihara fasilitas drainase dan meningkatkan air kota dengan

Mengurutkan gambar melalui metode demonstrasi yang menggunakan gambar keluarga, merupakan strategi yang digunakan guru agar anak mengenal kata-kata dalam gambar dan juga

Hamli menjawab dengan dukacita, tetapi dengan suara mantap, “Dengan sangat menyesal, saya tak dapat mengabulkan permintaan itu.” (Memang jodoh: 352–353)” Data di