• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

B O J O N E G O R O

Toetik Soediarti*, Alifin**, Endang Prasetyowati**

…………...……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ...………. …… …… . .….

Kader adalah anggota masyarakat yang diberikan ketrampilan untuk menjalankan Posyandu. Meskipun demikian, keaktifan dan ketrampilan pengetahuan dalam menjalankan tugasnya pada kegiatan Posyandu dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan kader terhadap perannya dalam melaksanakan Posyandu dan juga kurangnya pembinaan pelatihan yang dilakukan tenaga kesehatan terhadap fungsi dan peran tugas kader dalam kegiatan Posyandu.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mempelajari gambaran pengetahuan kader dalam pengisian Kartu Menuju Sehat bayi.

Metode pada penelitian ini adalah diskrptif. Dengan variabel pengetahuan kader dalam pengisian kartu menuju sehat (KMS) bayi. Populasinya adalah seluruh kader di Desa Nglumber Wilayah Kerja Puskesmas nglumber Kabupaten Bojonegoro berjumlah 20 orang dan sampelnya berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dengan kuesioner yang disebarkan kepada responden kemudian data analisa dengan menggunakan scoring, koding, tabulating.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh keaktifan kader dengan ketrampilan pengetahuan kader dalam pengisian KMS di desa Nglumber wilayah kerja Puskesmas Nglumber kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro tahun 2009. dan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan kader berhubungan dengan kegiatan pengisian kms.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan kader dalam pengisian KMS bayi di Posyandu desa Nglumber Wilayah Kerja Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro dalam kategori baik sebanyak 9 responden (45%), dalam kategori cukup sebanyak 8 responden (40%) dan dalam kategori kurang sebanyak 3 responden (15%). Untuk meningkatkan sebaiknya tenaga kesehatan lebih maksimal memberikan pembinaan pelatihan pada kader. Sehingga kader lebih terampil pengetahuan dalam pengisian KMS di Posyandu demi tercapainya kegiatan Posyandu yang optimal.

Kata kunci :Kader, Kegiatan Pengisian KMS, Tenaga Kesehatan

PENDAHULUAN

. …… .

Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Tentang pembangunan yang akan datang memerlukan peningkatan mutu manusia masa depan yang semakin tangguh (Depkes RI, 1987). Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tergantung pada keberhasilan dalam membina masyarakat agar mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam bentuk peran serta. Maka yang perlu dilakukan adalah mengembangkan pengertian kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat. Dalam arti masyarakat berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam

pelaksanaan kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2000).

(2)

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi masyarakat dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari petugas kesehatan.

Posyandu merupakan kegiatan oleh dan untuk masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakat, terutama para ibu, dalam menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak. Posyandu juga merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Depkes RI, 1994). Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, sehingga masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan dan memanfaatkan posyandu sebaik-baiknya atau dengan kata lain peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pemanfaatan posyandu. Dalam upaya pelayanan posyandu tidak dapat dicapai hanya lewat usaha kesehatan saja. Tetapi harus disertai upaya bidang lain : ekonomi, pendidikan, social dan sebagainya. Untuk mencapainya diperlukan usaha bersama dengan seluruh lapisan masyarakat dan tanggung jawab bidang kesehatan juga memerlukan keikutsertaan masyarakat (Depkes RI, 1984).

Upaya meningkatkan peran serta masyarakat antara lain melalui system pengkaderan dengan pelatihan, penyuluhan dan bimbingan uantuk menumbuhkan sikap mandiri sehingga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia serta menumbuhkan dan memecahkan masalah yang dihadapi guna mencapai pelayanan yang optimal. Untuk itu diperlukan kader kesehatan yang baik, yang dapat menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Petugas kesehatan hanya mengawasi dan membantu upaya yang bukan wewenang kader posyandu. Pada kenyataannya dalam setiap pelaksanaan kegiatan posyandu peran petugas kesehatan dan bidan lebih menonjol.

Kader merupakan komponen utama di dalam kegiatan di Posyandu, keaktifan

Kader gizi di Posyandu merupakan salah satu kunci keberhasilan posyandu di masyarakat dan keberadaan posyandu bisa dipertahankan berlangsung dan tidaknya kegiatan di Posyandu tergantung dari kader, karena sebagian besar kegiatan di Posyandu dilakukan oleh kader.

(http://tinaza.wordpres.com/2008/04/19/serba serbiposyandu/)

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan kader dalam pengisian KMS bayi di Posyandu adalah dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan pembinaan-pembinaan. Kegiatan pembinaan dipandang perlu untuk memberi motivasi dan meningkatkan pengetahuan kader terutama dalam pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh faktor umur, pendidikan, lama menjadi kader, pembinaan petugas kesehatan. Keikutsertaan dan organisasi masyarakat, beban kegiatan, jarak rumah responden mempunyai hubungan yang bermakna dalam keaktifan kader gizi di Posyandu.

Untuk peningkatan kegiatan dan keaktifan kader gizi posyandu perlu diperhatikan dalam penentuan kader gizi mengenai faktor umur, yaitu antara 25 – 35 tahun, kader gizi berpendidikan paling tinggi SLTP dan paling rendah pendidikan SD, pembatasan masa tugas kader gizi + dan setelah itu dapat dipilih kembali. Petugas dalam membina Posyandu secara rutin dan teratur dan memberikan beban tugas pada kader gizi terlalu banyak (http://www.fkmundip.co.id)

(3)

Dari latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui pengetahuan kader posyandu dalam pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) Bayi. Karena pengisian KMS yang benar sangat mendukung dalam menentukan status gizi balita di Desa Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.

METODE PENELITIAN

.…

….

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu dimana peneliti melakukan waktu pengukuran atau observasi data variable independent dan dependen hanya 1 variabel. Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah pengetahuan Kader dalam pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat).

HASIL

.

PENELITIAN

.…

….

1. Data Umum

1) Karakteristik Umur Responden

Gambar 1 Diagram pie distribusi umur responden di Desa Nglumber Wilayah Kerja Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro pada bulan September 2009

Umur 0.0 % 1 5 .0%

8 5 .0 %

<20 tahun

20-3 0 tahun

>30 tahun

Dari gambar 1 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden yang datang melakukan kegiatan Posyandu di Desa Nglumber wilayah kerja Puskesmas Nglumber kecamatan Kepohbaru kabupaten Bojonegoro adalah berumur > 30 tahun sebanyak 17 orang (85%).

2) Karakteristik Pendidikan Responden Gambar 2 Diagram pie distribusi

pendidikan responden di Desa Nglumber Wilayah Kerja Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro pada bulan September 2009

Umu r 40. 0%

40. 0% 20. 0% 0. 0%

SD

SMP

SMA

PT

Dari gambar 2 menunjukkan bahwa hampir sebagian responden yang melakukan kegiatan Posyandu di Desa Nglumber di Wilayah Kerja Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro adalah SMP dan SMA masing-masing berjumlah 8 responden (40%) dari 20 responden.

2. Data Khusus

1) Pengetahuan Kader tentang pengisian KMS Bayi

Tabel 1 Pengetahuan Kader tentang pengisian KMS Bayi pada Posyandu Desa Nglumber di Wilayah Kerja Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro pada bulan September 2009

No Pengetahuan Responden Prosentase 1

2 3

Baik Cukup Kurang

9 orang 8 orang 3 orang

45% 40% 15%

Jumlah 20 orang 100%

(4)

Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro hampir sebagian responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 orang (45%). Sedangkan yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 8 orang (40%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (15%).

PEMBAHASAN

.… .

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan kader tentang pengisian KMS pada Posyandu Desa Nglumber di Wilayah Kerja Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro hampir sebagian responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 orang (45%). Sedangkan yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 8 orang (40%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (15%).

Menurut Hurlock (1998) yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani S (2001 : 134) semakin cukup umur tingkat kematangan dan sikap seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja sehingga pengetahuanpun akan bertambah. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup dewasa. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Dalam penelitian ini, teori di atas sesuai dengan hasil penelitian di Desa Nglumber di Wilayah Kerja Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro, bahwa sebagian besar berusia > 30 tahun sebanyak 17 orang (85%). Semakin tua usia seseorang akan semakin dewasa cara berfikirnya dan semakin banyak pula pengalaman hidup yang dimiliki. Semakin dewasa responden maka semakin besar kemungkinan untuk sering ertemu dengan petugas kesehatan khusunya bidan dan juga lebih banyak mengikuti posyandu selama hidupnya.

Sementara itu, Nasrul Effendy (1998 : 248) tingkat pendidikan terlalu rendah akan sulit menerima pesan atau informasi yang disampaikan. Tingkat pendidikan seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap

pengetahuan, seseorang yang berpendidikan tinggi pengetahuannya akan berbeda dengan orang yang hanya berpendidikan sekolah dasar (Nursalam, 2001).

Sesuai dengan hasil penelitian pada Posyandu Desa Nglumber di wilayah kerja Puskesmas Nglumber Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro bahwa sebagian besar berpendidikan SMP dan SMA dan dari penelitian tentang pengetahuan ditemukan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh cara berpikir yang berbeda dalam mencerna informasi atau pesan yang telah disampaikan sehingga pengetahuan yang diperoleh juga dapat berbeda. Cara berpikir seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima informasi yang diperoleh dari orang lain, misalnya dari petugas kesehatan khususnya dari bidan desa. Untuk itu guna meningkatkan pengetahuan bagi kader yang masih memiliki pengetahuan yang kurang perlu diberikan penyuluhan dan pelatihan terutama dalam hal pengisian Kartu Menuju Sehat bayi. Sedangkan bagi kader yang memiliki pengatahuan baik maka diharapkan dapat mempertahankan dengan jalan tetap aktif mengikuti Posyandu dan pelatihan-pelatihan.

KESIMPULAN DAN SARAN

.

1. Kesimpulan

(5)

2. Saran

1) Bagi Responden

Pengetahuan kader sudah dalam kategori baik tapi tetap harus sedapat mungkin untuk menambah pengetahuan dengan informasi-informasi terbaru yang berkaitan dengan fungsi dan manfaat dari KMS sehingga dapat menambah motivasi dan keaktifan dalam pengisian KMS.

2) Bagi Instansi Kesehatan

Disarankan bagi instansi kesehatan untuk lebih memberikan motivasi kapada para kader agar lebih semangat dan aktif mendapatkan informasi baik dari petugas kesehatan maupun dari media lain seperti media cetak dan elektronik.

.

.

.

DAFTAR PUSTAKA

. .

Arikunto, Suharsini. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

BKKBN. (1980). Pedoman Pelaksanaan

Keterpaduan KB-Kesehatan.

Jakarta

Depkes RI. (1984).Peran Serta Masyarakat

Depkes RI. (1987). Peningkatan Mutu Manusia Masa Depan.

Depkes RI. (1994). Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Depkes RI. (2000). Peran Aktif Masyarakat dan Bertanggung Jawab Dalam Pelaksanaan Kesehatan.

Gunawan L.A dan Hari Suteja. (1980).

Pembangudnan Kesehatan

Masyarakat Desa. Jakarta : IAKAMI.

Indonesia Depkes. (1987) Buku Pegangan Kader Seri PSM Nomor 1.Jakarta.

Indonesia Depkes. (1987) Posyandu Pusat

Penyuluhan Kesehatan

Masyarakat.: Jakarta.

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.. Jakarta : Salemba Medika

Soekidjo Notoatmodjo, S. (2003).Pengangat

Perilaku dan Pendidikan

Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Soetjiningsih. (1996). Membantu Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Winkel. (1998). Pengetahuan Disimpan Dalam Ingatan Digali Pada Saat

Dibutuhkan Melalui Bentuk

Mengingat atau Mengenal.

(http://tinisa, worpres.com/2008/04/19/serba-serbi posyandu)

Gambar

Gambar 2 Diagram pie distribusi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan kader di posyandu desa cipacing tentang perkembangan balita yang meliputi tugas perkembangan,

Hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan kader Posyandu lansia di Desa Mancasan Kecamatan Baki sebagian besar cukup, efikasi diri kader posyandu lansia di Desa

Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan kader Posyandu lansia di Desa Mancasan Kecamatan Baki sebagian besar cukup, efikasi diri kader posyandu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan kader dengan kinerja kader Posyandu Lansia di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo..

Pengetahuan ibu tentang cara interpretasi kartu menuju sehat 64,5% cukup adalah cukup, 19,4% kurang dan baik 16,1% dalam kategori baik.Berdasarkan hasil penelitian

Dalam program penimbangan dan imunisasi, yang dihadapi oleh kader Posyandu adalah perorangan sehingga media yang digunakan juga media antarpribadi seperti Kartu Menuju Sehat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Balita Tentang Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan Sikap Ibu Bayi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN TENTANG DESA SIAGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS.. KECAMATAN SALEM KABUPATEN BREBES