• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN EKON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN EKON"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN EKONOMI

DAN

PEMBANGUNAN EKONOMI

Disusun Oleh :

1. Tri SindyAmelia (35)

2. Wahid Rizal Syarifullah (34)

3. Turaichan Ajhuri (33)

4. Syofiyana Anggun Rakhilda (32)

5. Syaiful Bachri (31)

6. Yasinta Yumni Abhari (36)

\

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

DINAS PENDIDIKAN

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pertumbuhan Ekonomi

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi 2.1.2 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi 2.1.3 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi 2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi

2.1.5 Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi 2.1.6 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2.2 Pembangunan Ekonomi

2.2.1 Pengertian dan Definisi Pembangunan Ekonomi

2.2.2 Pembangunan Ekonomi sebagai Prioritas Pembangunan Nasional

2.2.3 Strategi Pembangunan Ekonomi

2.2.4 Mengapa Pembangunan Ekonomi harus berhasil

2.2.5 Perbedaan dan Persamaan antara Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

BAB III PENUTUP

(3)

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

(4)

1.1 Latar Belakang

Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.

Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

(5)

tempat untuk bekerja. Keadaan ini pun menjadi sorotan oleh ahli ahli ekonomi dengan permasalahan “pembangunan bukan lah arti dari pembangunan”

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sering kali di kait kan dengan suatu hal yang sama oleh beberapa ahli ekonomi, tetapi pada dasar nya dua hal itu berbeda pengertiannya. Dengan ada nya pertumbuhan ekonomi maka akan ada pembangunan ekonomi itu sendiri dimana dengan pertumbuhan ekonomi itu sendiri akan memuncul kan pembangunan pembangunan ekonomi.

Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung secara terus-menerus

Tujuan bernegara suatu bangsa adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatnya, namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan mengingat beragam persoalan yang dihadapi oleh negara tersebut. Pembangunan ekonomi dewasa ini pada kenyataannya masih meletakkan peranan Negara/pemerintah dalam proses pertumbuhan ekonomi. Paradigma pembangunan ekonomi yang meletakkan Negara/pemerintah dalam merencanakan, dan melaksanakan pembangunan dalam kenyataannya kurang berhasil, hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang diberikan kepada rakyat untuk ikut dalam proses pemilihan dan pelaksanaan pembangunan perekonomian bangsa.Untuk itu pembangunan ekonomi perlu diubah dalam artian perlu dibangun suatu sistem ekonomi yang mantap, kuat, dan dapat bertahan yakni dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat langsung sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian nasional.

(6)

Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global menyebabkan hampir semua kehidupan dalam suatu Negara terpengaruh oleh ekonomi internasional. Dengan kata lain dalam era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi Negara yang “autarki”, yaitu Negara yang hidup terisolasi, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan, maupun perdagangan internasional. Keseimbangan ekonomi nasional sangat dipengaruhi ekonomi internasional, yaitu impor (M) sebagai supply dan expor (X) sebagai demand dari luar negeri.

Untuk mengantisipasi derasnya arus globalisasi ekonomi diatas maka yang perlu disiapkan adalah bagaimana engoptimalkan sumberdaya manusia yang ada. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa oleh satuan-satuan ekonomi. Bahkan menurut Adam Smith bahwa “Manusialah sebagai factor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa”. Salah satu sektor sumberdaya manusia yang diharapkan untuk mengembangkan perekonomian nasional dimasa datang adalah mengarahkan/melibatkan masyarakat agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan menciptakan lapangan kerja dalam artian berwirausaha.

Untuk mendorong jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship berpijak pada asumsi dan keyakinan bahwa kinerja seseorang atau sekelompok orang merupakan hasil akhir atau relstante dari tiga unsur yang selalu berinteraksi yaitu: kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Pada umumnya, titik tolak semua keberhasilan termasuk sebagai wirausaha adalah kemauan, tetapi kemauan tersebut akan berkembang atau mandeg sesuai dengan dan atau simultan dengan perkembangan kemampuan dan kesempatan yang tersedia dan atau dapat dimamfaatkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi ?

2. Cara menghitung pertumbuhan ekonomi

3. Indikator perhitungan pertumbuhan ekonomi

(7)

5. Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

b. Teori Klasik dan Neo Klasik

6. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

7. Bagaimana dampak globalisasi ekonomi terhadap proses pembangunan ekonomi ?

8. Bagaimana peran MSDM yang berorientasi kewirausahaan dalam proses pembangunan ekonomi ?

9. Bagaimana peran perguruan tinggi terhadap proses pembangunan ekonomi ?

10. Bagaimana Pembangunan Ekonomi sebagai prioritas pembangunan nasional? 11. Bagaimana Strategi Pembangunan ekonomi di Indonesia?

12. Mengapa industrialisasi dijadikan sebagai alternative? 13. Mengapa pembangunan ekonomi harus berhasil?

14. Apa perbedaan dan pesamaan antara Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi?

1.3 Tujuan Penelitian

A. Memahami Tentang Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

B. Mengetahui strategi yang dipakai dalam pembangunan ekonomi di Indonesia C. Menjelaskan mengenai Industrialisasi sebagai alternative

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PertumbuhanEkonomi

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).

(9)

Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.

Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi

 Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)

 Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.

 Sumber Kenaikan Perumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui: 1. Kenaikan penawaran tenaga kerja

Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.

(10)

Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.

3. Kenaikan produktivitas

Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)

2.1.2 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi

Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).

PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)

PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu tempat.

Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa, namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :

(11)

lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut sebagai Total Factor Productivity (TFP).

(2) Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan mengapa output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.

Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya, produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).

Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.

Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas barang/jasa.

Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai “pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah perekonomian.

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

(12)

g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin

2.1.3 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.

2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651).

2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi, secara umum teori tersebut sebagai berikut:

A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

1. Werner Sombart (1863-1947)

Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga tingkatan:

(13)

Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:

1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri

2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen

3. Belum ada pertukaran barang dan jasa

b. Masa kerajinan dan pertukangan

Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

 Meningkatnya kebutuhan manusia

 Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian

 Timbulnya pertukaran barang dan jasa

 Pertukaran belum didasari profit motive

c. Masa kapitalis

(14)

c.1 Tingkat prakapitalis

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Kehidupan masyarakat masih statis

2. Bersifat kekeluargaan

3. Bertumpu pada sektor pertanian

4. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri

5. Hidup secara berkelompok

c.2 Tingkat kapitalis

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Kehidupan masyarakat sudah dinamis

2. Bersifat individual

3. Adanya pembagian pekerjaan

4. Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan

c.3 Tingkat kapitalisme raya

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Usahanya semata-mata mencari keuntungan

2. Munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi

3. Produksi dilakukan secara masal dengan alat modern

(15)

5. Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh

c.4 Tingkat kapitalisme akhir

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu :

1. Munculnya aliran sosialisme

2. Adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi

3. Mengutamakan kepentingan bersama

2. Friedrich List (1789-1846)

Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:

1. Masa berburu dan pengembaraan

2. Masa beternak dan bertani

3. Masa bertani dan kerajinan

4. Masa kerajinan, industri, perdagangan

3. Karl Butcher (1847-1930)

Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi empat tingkatan sebagai berikut:

1. Masa rumah tangga tertutup

2. Rumah tangga kota

(16)

4. Rumah tangga dunia

4. Walt Whiteman Rostow (1916-1979)

W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:

a. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas.

2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern

3. Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai

b. Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)

1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi.

2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.

c. Periode Lepas Landas (The take off)

1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.

2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas

3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat

(17)

5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.

d. Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)

1. Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.

2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.

3. Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk

4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.

5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern

e. Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)

1. Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.

2. Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.

3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.

4. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi.

B. Teori Klasik dan Neo Klasik

 Teori Klasik

(18)

Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.

2. David Ricardo

Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political and Taxation.

 Teori Neoklasik

a. Robert Solow

Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.

b. Harrord Domar

Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

2.1.5 Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

(19)

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

b. Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

d. Faktor Budaya

(20)

e. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

2.1.6 Pertumbuhan ekonomi Indonesia

Menurut Subandi (2005), pertumbuhan ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa masa:

1. Masa Orde Lama (1945-1966)

Pada masa ini perekonomian berkembang kurang menggembirakan sebagai dampak ketidakstabilan kehidupan politik dan seringnya pergantian kabinet. Pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan dengan laju pertumbuhan 6,9 % pada periode 1952-1958, turun drastis menjadi hanya 1,9% dalam periode 1960-1965, sementara itu deficit anggaran belanja pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun. Deficit anggaran terus dibiayai dengan pencetakan uang baru, sehingga tingkat harga terus membumbung dan mencapai puncaknya pada tahun 1966.

2. Masa Orde Baru

Pada masa peralihan dari orde lama ke orde baru, ditandai dengan kondisi perekonomian yang tidak menentu, antara lain:

a. Ketidak mampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban hutang luar negeri + US $ 2 miliar

(21)

c. Ketidak mampuan pemerintah mengendalikan anggaran belanja dan menmungut pajak;

d. Percepatan laju inflasi mencapai 30-40% perbulan;

e. Buruknya kondisi prasarana perekonomian.

Secara keseluruhan program ekonomi pemerintah orde baru dibagi menjadi dua jangka waktu yang saling berkaitan, yaitu program jangka pendek dan program jangka panjang.

3. Masa Reformasi (1998- sekarang)

Pada masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai dengan krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi. Pada tahun 1977 pertumbuhan ekonomi 6% dan pada tahun 1998 menjadi 5,5%.

Pada tahun 1999 laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan telah menjadi positif. Ini menunjukkan pertanda pemulihan ekonomi Indonesia

2.2 Pembangunan Ekonomi

2.2.1 Pengertian dan Definisi Pembangunan Ekonomi

Beberapa definisi tentang pembangunan ekonomi: menurut H.F. Williamson menyatakan bahwa “Pembangunan ekonomi adalah suatu proses di mana suatu Negara dapat menggunakan sumber-sumber produksinya sedemikian rupa sehingga dapat memperbesar produksi perkapita”. Sedangkan menurut Simon Kuznets menyatakan bahwa “Economic Under Development” antara lain ialah ketidak mampuan untuk menyediakan tingkat penghidupan yang layak bagi sebagian besar penduduk suatu Negara dan sebagai akibatnya timbullah kemiskinan dan kemelaratan.

(22)

tetap artinya: kenaikan pendapatan nasional yang tidak turun tetapi naik secara tetap (sustained development).

Menurut Prof.Dr. Sumitro Djoyohadikusumo menyatakan bahwa “pembangunan ekonomi adalah bagaimana cara menaikkan pendapatan serta produktiviteit perkapita dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Menurut Schumpeter, perkembangan adalah perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan ekonomi adalah cara yang digunakan oleh suatu Negara untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang selanjutnya meningkatkan pendapatan nasional.

2.2.2 Pembangunan Ekonomi sebagai Prioritas Pembangunan Nasional

Ketika berbagai negara baru memperoleh kembali kemerdekaannya, apakah melalui perang kemerdekaan atau melalui jalan damai di meja perundingan, kemerdekaan tersebut bukan hanya menyangkut bidang politik, akan tetapi juga dalam bidang-bidang kehidupan dan penghidupan yang lain. Salah satu implikasi dari persepsi demikian ialah bahwa suatu negara, bangsa bebas untuk menentukan dan memilih sendiri cara-cara yang ingin ditempuhnya dalam upaya mencapai tujuan negara, bangsa yang bersangkutan.

(23)

Siapapun akan mengakui bahwa pembangunan merupakan kegiatan yang rumit karena sifatnya multifaset dan multidimensional. Karakteristik demikian merupakan tuntutan kehidupan berbangsa dan bernegara. Itulah sebabnya bidang-bidang yang menjadi “objek” pembangunan termasuk bidang politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dan administrasi pemerintahan negara.

Akan tetapi karena berbagai faktor keterbatasan yang dihadapi oleh suatu negara bangsa seperti keterbatasan dana, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pembangunan, keterbatasan daya, dan keterbatasan waktu pada umumnya suatu negara dihadapkan pada keharusan untuk menentukan skala prioritas pembangunannya. Kemampuan yang dimiliki tidak memungkinkan penyelenggaraan pembangunan dilakukan secara simultan dengan intensitas yang sama.

Tuntutan dalam penentuan prioritas dalam pembangunan bagi negara-negara yang sedang membangun pada umumnya menunjuk pada pembangunan di bidang ekonomi. Tuntutan demikian mudah dipahami dan diterima karena memang kenyataan menunjukan bahwa keterbelakangan negara-negara tersebut paling terlihat dalam bidang ekonomi. Seperti dimaklumi, berbagai ciri negara terbelakang atau sedang berkembang dalam bidang ekonomi antara lain ialah :

1. Banyaknya rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan absolut. Memang benar bahwa berbagai negara menggunakan kriteria yang berbeda-beda tentang batas garis kemiskinan tersebut. Ada yang menggunakan pendapatan perkapita penduduk. Ada yang menggunakan konsumsi kalori 2000 unit dan protein 50 gram perhari sebagai tolak ukur yang kemudian diterjemahkan ke uang. Dewasa ini makin banyak negara yang menggunakan kriteria Bank Dunia sebagai patokan, yaitu apabila seseorang berpenghasilan sampai dengan $300 Amerika Serikat setiap tahunnya, yang bersangkutan dikategorikan sebagai orang yang hidup dibawah garis kemiskinan.

(24)

3. Produk Domestik Kotor (Gross Domestic Product) yang rendah antara lain disebabkan oleh produktivitas nasional yang rendah sebagai salah satu konsekuensi dari sumber daya manusia yang tidak terampil.

4. Tingkat pendidikan rakyat yang belum tinggi dan bahkan banyak diantara penduduk yang masih buta aksara. Seperti dimaklumi, jika pendidikan rata-rata warga masyarakat dalam suatu negara adalah lulusan Sekolah Dasar, negara tersebut digolongkan sebagai negara terbelakang. Jika pendidikan warga sudah mencapai lulusan sekolah menengah pertama, negara dikategorikan sebagai negara berkembang. Suatu negara disebut negara maju apabila pendidikan rata-rata para warganya sudah mencapai lulusan sekolah menengah atas. Meskipun pendidikan merupakan bidang diluar ekonomi, hal ini perlu diperhatikan, berkaitan langsung dengan tersedia tidaknya tenaga kerja yang terampil

5. Perekonomian yang masih bersifat tradisional, dalam arti berkisar pada kegiatan pertanian. Tingkat produktivitas pertanianpun pada umumnya rendah antara lain karena :

a) Teknik bertani yang sudah using

b) Penggunaan pupuk, insektisida, dan pestisida yang rendah, baik karena para petani yang tidak mengetahui cara-cara menggunakannya dengan tepat maupun karena ketidakmampuan para petani untuk membelinya.

c) Rendahnya pengetahuan para petani tentang pertanian modern sehingga mereka sering “terpukau” hanya pada satu jenis komoditi tertentu seperti padi dan belum memahami pentingnya tekhnik yang lebih mutakhir seperti diversifikasi dan intensifikasi.

6. Kegiatan perekonomian lainnya, seperti perikanan, peternakan, holtikultura, sering hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri dan tidak ditujukan pada kebutuhan pasar. 7. Alhasil, kalaupun ada komoditi yang dihasilkan untuk dijual kepasaran, termasuk untuk

diekspor, bentuknya masih berupa bahan mentah dan bukan berupa produk jadi. Salah satu faktor penyebabnya ialah tidak dikuasainya tekhnik-tekhnik pengolahan mutakhir yang dapat meningkatkan nilai tambah produk tersebut

8. Infrastruktur yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi seperti jalan, sarana transportasi dan sarana komunikasi yang tidak memadai. Kondisi prasarana yang ada pun sering pada kondisi tidak atau kurang terpelihara.

9. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan sering tidak terkendali seperti dikatakan seorang pakar ekonomi bahwa “Di negara-negara terbelakang yang kaya makin kaya dan yang miskin dapat anak” juga karena prevalennya pandangan bahwa kekayaan seseorang diukir dari jumlah anaknya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi itu juga terjadi karena keluarga yang tidak mampu ingin mempunyai banyak anggota keluarga yang ikut serta dalam mencari nafkah keluarga.

(25)

a) Menjadi pegawai terutama di pemerintahan diapandang sebagai profesi yang jauh lebih terhormat ketimbang menjadi “pedagang”

b) Tidak adanya modal dan sulitnya memperoleh kredit c) Keengganan mengambil risiko

d) Lokus of control yang bersifat eksternal dalam arti terdapatnya persepsi bahwa “nasib seseorang tidak berada di tangan sendiri melainkan ada kekuatan diluar dirinya yang mengaturnya”

e) Tidak dimilikinya kemahiran dalam berbagai fungsi manajerial seperti produksi, pemasaran, promosi, dan keuangan

Dengan perkataan lain, penduduk miskin di negara-negara terbelakang dihadapkan kepada “lingkaran setan” yang mengandung komponen sebagai berikut :

1. Pendapatan perkapita yang rendah

2. Yang berakibat pada ketidakmampuan menabung

3. Yang pada gilirannya berakibat pada tidak terjadinya pembentukan modal (no capital formation)

4. Tidak terjadinya pemupukan modal berarti tidak adanya investasi 5. Tidak adanya investasi, berarti tidak terjadinya perluasan usaha

6. Tidak adanya perluasan usaha berarti makin sempitnya kesempatan kerja 7. Sempitnya kesempatan kerja, berarti tingginya tingkat pengangguran 8. Pengangguran berarti tidak adanya penghasilan

9. Tidak adanya penghasilan berakibat pada tidak bergesernya posisi seseorang dibawah garis kemiskinan

Situasi seperti ini yang dihadapi oleh sebagian besar warga negara secara individual pasti tercermin pada perekonomian secara makro atau pada tingkat nasional.

2.2.3 Strategi Pembangunan Ekonomi

(26)

kekayaan alam yang dimiliki, dan (g) sistem politik yang berlaku di negara yang bersangkutan.

Berbeda halnya dengan beberapa dekade yang lalu, dewasa ini kategorisasi negara-negara terbelakang dan sedang membangun sudah berbeda berkat pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan selama ini, Kategorisasi dimaksud ialah: (1) Negara-negara terbelakang yang masih ditandai oleh perekonomian yang agraris sifatnya. (2) Sebaliknya negara-negara yang sedang berkembang ada yang sudah mulai melakukan industrialisasi meskipun baru pada tahap permulaan dengan objek-objek yang masih saugat terbatas seperti di bidang agrobisnis. (3) Befaerapa negara sudah digolongkan sebagai "Newly Industrializing Countries "—NIC s—karena tahap industrialisasinya sudah demikian jauh sehingga banyak sektor perekonomian yang sudah menerapkan teknologi tinggi. Di Benua Asia, khususnya, negara-negara tersebut terakhir ini adakalanya dikenal dengan istilah "Macan Asia" seperti Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Dengan menyimak kategorisasi seperti dikemukakan di atas dan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang dihadapi, dapat disimpulkan adanya dua bentuk strategi pembangunan yang biasa ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang ialah modernisasi pertanian dan industrialisasi.

Modernisasi Pertanian. Pentingnya modernisasi pertanian harus dipandang paling sedikit dari dua sisi. Sisi yang pertama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri sendiri, terutama bahan pangan. Sisi kedua menyangkut penumbuhan dan pengembangan agrobisnis yang menghasilkan berbagai komiditi untuk ekspor.

Mengenai sisi yang pertama —yaitu pemuasan kebutuhan dalam negeri sendiri— dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Yang ingin dihilangkan ialah ketergantungan suatu negara kepada negara-negara lain untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhannya. Menghilangkan segala bentuk ketergantungan merupakan sasaran yang sangat penting karena apabila tidak, akibatnya dalam berbagai bidang lain seperti bidang politik, persenjataan, pinjaman luar negeri, teknologi, dan berbagai bidang lain pasti immcul. Dalam kaitan itulah mengapa sebagian besar negara-negara terbelakang dan sedang membangun pernah

(27)

dikatakan mengaguinkan. Ada beberapa negara yang demikian suksesnya melaksanakan revolusi tersebut sehingga negara-negara yang tadinya harus mengimpor sebagian bahan pangan yang dibutuhkannya, dapat mencukupi kebutuhannya dan bahkan ada yang sudah mampu mengekspornya ke negara lain. Akan tetapi meskipun demikian, masalah yang dihadapi di sektor pertanian cukup banyak dan rumit.

Telah pernah disinggung bahwa struktur perekonomian dari negara-negara terbelakang bersifat agraris sentris. Hal ini berarti bahwa sebagian besar penduduk adalah masyarakat tani yang pada umumnya tinggal di daerah pedesaan. Telah dicatat pula bahwa sebagian petani tersebut masih menggunakan cara-cara bertani yang tradisional karena cara-cara itulah yang sudah mereka kuasai dan diwarisinya secara turun-temurun dari nenek inoyang mereka. Cara-cara demikian terbukti tidak produktif antara lain karena (a) bibit yang digunakan tidak tinggi mutunya, (b) cara mengolah tanah yang kurang baik, (c) sistem irigasi yang tidak memadai, (d) penggunaan pupuk yang terbatas pada pupuk alami, (e) kurangnya penggunaan insektisida dan pestisida untuk memberantas hama, dan (f) kegiatan pasca panen yang berakibat pada tidak sedikitnya hasil produksi yang terbuang.

Faktor-faktor itulah yang menuntut harus terjadinya modernisasi pertanian. Dalam kaitan ini hams ditekankan bahwa hambatan yang sering dihadapi dalam modernisasi pertanian bukan semata-mata masalah penguasaan teknik bertani secara mutakhir. Bukan pula hanya karena kemampuan ekonomi yang rendah. Yang jauh lebih penting untuk mendapat perhatian ialah menemukan cara yang paling lepat untuk merubah sikap mental dari para petani tersebut.

Para pakar pertanian sering mengemukakan paling sedikit tujuh hal yang harus menjadi perhatian dalam upaya modernisasi pertanian.

Pcrtama: Memperkenalkan cara bertani yang modern seperti penggunaan mesin-mesin yang sesuai dengan topografi wilayah pertanian tertentu. Misalnya traktor dalam pengolahan tanah, alat penuai masinal, dan alat penyemprot hama. Hal'ini sering dikenal dengan istilah mekanisasi pertanian.

(28)

Asia. Dewasa ini upaya untuk menemukan dan mengembangkan varietas unggul lain terus berlanjut sebagai bagian dari revolusi hijau tersebut di muka yang memungkinkan hasil pertanian lebih besar lagi.

Ketiga: Penggunaan insektisida dan pestisida untuk memberantas hama yang sering merusak tanaman dan pada gilirannya menurunkan produksi hasil pertanian. Ternyata melakukannya jauh lebih sulit daripada membicarakan. Para petani di negara-negara agraris menghadapi paling sedikit tiga jenis masalah dalam kaitan ini, yaitu: (a) kemampuan ekonomi yang rendah yang tidak memungkinkan mereka untuk secara mudah menyisihkan dana untuk membeli obat-obat tersebut dan oleh karena itulah pemerintah di berbagai negara berkembang memberikan subsidi kepada para petani, (b) para petani sering kurang pengetahuan tentang manfaat penggunaan dan pemerintah berusaha untuk menyediakan tenaga-tenaga penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani tersebut, dan (c) juga ternyata bahwa hasil pertanian menjadi terkontarainasi dengan bahan-bahan pemberantas hama yang pasti tidak baik untuk kesehatan manusia.

Keempat: Penggunaan sistem irigasi yang lebih baik agar tanaman meinperoleh air yang diperlukannya untuk tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang diharapkan. Masalah irigasi pun bukanlah sesuatu yang mudah untuk diatasi. Masalah irigasi bukanlah masalah yang berdiri sendiri akan tetapi berkaitan dengan masalah erosi, penebangan kayu di hutan secara tidak bertanggung jawab, berkembang pesatnya penduduk yang memerlukan lebih banyak lahan untuk pemukiman dan bahkan juga "terambilnya" tanah pertanian yang produktif untuk kepentingan industri, bahkan juga untuk kegiatan olahraga kaum mapan seperti golf, Akan tetapi terlepas dari itu, sistem irigasi tetap merupakan aspek penting dari modernisasi pertanian.

Kelima: Penggunaan pupuk yang lebih intensif. Berbagai jenis pupuk, termasuk pupuk kimiawi dan pupuk alam, diperlukan baik untuk kepentingan mempertahankan kesuburan tanah maupun untuk meningkatkannya. Masalah kemampuan ekonomi dan sikap timbul lagi dalam hal ini seperti tampak pada segi-segi lain dari modernisasi pertanian.

Keenam: Intensifikasi pertanian. Jika hal-hal yang telah disinggung di muka terlaksana dengan baik, salah satu hasilnya ialah dimungkinkannya intensifikasi. Pada, dasarnya intensifikasi berarti pertanian yang meningkatkan produktivitas tanah —per hektar misalnya —• dengan tetap menanam satu jenis tanaman andalan tertentu, apakah itu tanaman pangan untuk konsumsi dalam negeri atau tanaman lain untuk diekspor.

(29)

menganekaragamkan jenis-jenis tanaman pertanian dan tidak terpukau hanya pada satu tanaman andalan. Sasarannya pun ber-macam-macam seperti penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan peningkatan penghasilan para petani.

Di muka telah disinggung bahwa masalah modernisasi pertanian tidak hanya berkisar pada posisi ekonomi para petani yang rendah yang tidak serta merta memungkinkan mereka menggunakan pupuk,, obat hama, dan mekanisasi pertanian. Masalah-masalah tersebut memang merupakan masalah nyata. Akan tetapi tidak kalah pentingnya ialah mengatasi masalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan pertanian modern, yang pada umumnya mengarah kepada masalah sikap mental yang berkisar pada kecenderungan menolak perubahan. Empat masalah yang tampaknya menonjol ialah:

1. Masalah tradisi dan adat istiadat yang demikian mengakarnya sehingga menjadi penghalang bagi peningkatan produktivitas pertanian. Yang dimaksud ialah bahwa pada umumnya di negara-negara terbelakang dan sedang membangun, tanah milik seseorang dipandang sebagai wujud kekayaan dan simbol status yang sangat penting. Demikian pentingnya status tanah sebagai wujud kekayaan seseorang sehingga suatu keluarga akan berupaya keras agar tanah yang dimilikinya jangan sampai berkurang dan bahkan jika mungkin bertambah. Orang tua tidak akan puas jika tidak mewariskan sebidang tanah kepada anaknya yang sudah menikah. Memang luas tanah milik seseorang akan kecil karena orang tua mewariskan tanah miliknya kepada semua anak-anaknya. Berkurangnya luas tanah yang dimiliki dianggap sebagai hal yang wajar. Akan tetapi terdapat satu implikasi pewarisan tanah yang tidak menguntungkan bagi modernisasi pertanian, yaitu sulitnya melakukan mekanisasi pertanian yang merupakan salah satu sebab turunnya produktivitas pertanian.

(30)

produk-produk tersebut. Untuk minyak goreng dan mentega, misalnya, kacang-kacangan dan biji-bijian makin banyak digunakan. Produknya bahkan makin disukai banyak orang karena kandungan lexnak dan kolesterol yang lebih rendah ketimbang kopra d.an kelapa sawit. Sabun pun makin banyak berupa detergen. Oleh karena itu, meskipun secara kuantitatif para petani dapat meningkatkan produktivitasnya, tidak . dengan sendirinya berakibat pada peningkatan penghasilan riil para petani. Mereka dihadapkan kepada masalah peningkatan mutu dan pengetahuan tentang pemasaran karena hanya dengan demikianlah produk tersebut dapat dipasarkan, baik di dalam negeri dalam rangka swasembada mau-pun untuk kepentingan ekspor.

3. Kalaupun para petani bersedia untuk merubah sikap dan caranya bertani, mereka menghadapi kendala dalam bentuk ketidakadaan modal yang diperlukan untuk modernisasi pertanian. Memang benar di berbagai negara terdapat lembaga keuangan dan perbankan tempat di mana para petani dapat meminta kredit, Akan tetapi memperoleh kredit bukanlah hal yang mudah dan sederhana karena sebagai organisasi yang mencari laba, lembaga tersebut ingin memperoleh kepastian bahwa kredit yang diberikan akan kembali pada waktunya, dalam arti pinjaman dan bunganya. Seperti dimaklumi, bank pada umumnya menggunakan lima "C" dalam mempertimbangkan mengabulkan atau tidak pennohononan kredit dari para nasabahnya —temiasuk para petani— yaitu Capital, Character, Capability, Condition, dan Collateral, Di sainping itu, para petani pada umumnya belmn "bank-minded." Pemerintah memang membantu dalam mengatasi pennasalahan ini, antara lain melalui pemberian subsidi dan kebijaksanaan , perkreditan yang ditujukan untuk mempermudah para petani memperoleh kredit, seperti misalnya meniadakan keharusan memberikan agunan (collateral),

(31)

oleh seseorang, dan (b) agar para petani memiliki tanah yang memungkinkannya memperoleh penghasilan yang wajar dari kegiatan pertanian yang ditekuninya.

2.2.4 Mengapa Pembangunan Ekonomi harus berhasil

Pernyataan bahwa pembagunan ekonomi menempati skala teratas dalam keseluruhan kebijaksanaan dan penyelengaraan pembangunan nasional, sebenarnya secara implisit sesunggguhnya berarti bahwa pembangunan ekonomi suatu negara harus berhasil. Berikut ini disajikan berbagai alasan fundamental untuk mengatakan demikian.

- Mengentaskan Kemiskinan

Jika diterima pendapat bahwa masih banyak warga masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan, tersirat bahwa suatu negara bangsa bertekat untuk mengentaskan kemiskinan tersebut. Mengentaskan kemiskinan antara lain berarti bahwa warga negara yang tidak mampu memuaskan berbagai kebutuhan primernya secara wajar. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa tidak cukup melihat mengentaskan kemiskinan semata-mata meningkatkan kemampuaan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang bersifat materiil. Jika hanya terbatas hanya pada hal itu saja, berarti yang dibicarakan hanya peningkatan taraf hidup orang per orang. Dengan kata lain, pengentasan kemiskinan harus pula meningkatkan mutu hidup. Peningkatan mutu hidup menyangkut berbagai segi lain yang bukan berupa segi ekonomis, seperti peningkatan kemampuan untuk menunaikan kewajiban sosial, menyekolahkan anak, pengobatan dalam hal sesorang dan anggota keluarganya yang diserang penyakit, tersedianya dana untuk rekreasi, serta peningkatan kemampuan menabung. Singkatnya mejadikan para warga negara menjadi insan yang mandiri.

- Menghilangkan Kesenjangan Sosial

Merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa di masyarakat bangsa,terdapat segelintir manusia yang (sangat) kaya raya di samping para warga negara yang tergolong tidak mampu. Berarti adanya kesenjangan sosial. Pembangunan ekonomi harus berhasil menghilangkan atau paling sedikit memperkecil kesenjangan tersebut. Berbagai cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi kesenjangan sosial antara lain ialah sebagai berikut:

(32)

tanggung jawab sosial yang dipikulnya. Salah satu bentuk tanggung jawab sosial tersebut ialah dengan menciptakan lapangan kerja bagi warga negra lain yang memerlukan pekerjaan. Memikul tanggung jawab demikian antara lain berarti bahwa para usahawan besar jangan hendaknya berfikir semata-mata untuk menekan biaya menjalankan usaha –biaya berproduksi, pemasaran, promosi dsb. Misalnya dengan semaksimal mungkin memanfaatkan teknologi canggih yang pada giliranya akan mengurangi jumlah tenaga kerja yang di perlukan. Dengan kata lain, orientasi penyelanggaraan bisnis hendaknya tidak semata-mata padat modal. Ada tempat untuk menjalankan usaha dengan pendekatan padat karya. Dengan demikian dunia usaha turut berperan aktif dalam mengatasi pengangguran yang menjadi salah satu sumber kesenjangan sosial termasuk dengan cara menggunakan tenaga kerja yabng bermukim di sekitar perusahaan jika tersedia tenanga kerja setempat yang memenuhi persyaratan organisasi atau perusahaan.

Peningkatan mutu kehidupan kekayaan mengurangi kesenjangan sosial tidak cukup hanya dengan penyediaan lapangan kerja bagi mereka yang berusaha meningkatkan mutu hidupnya denga jalan bekerja bagi orang lain berkarya tidak sekedar untuk mencari nafkah akan tetapi sebagai upaya untuk mengangkat harkat martabatnya sebagai insan yang terhormat. Oleh karena itu, mereka ingin diperlukan secara manusiawi di ntempat pekerjaan. Para pengusaha dapat menjalankan perlakuan demikian dengan

1. Penyilaan ( supervisi)yang simpatik dengan menggunakan gaya manejerial yang sesuai dengan kepribadian para bawahanya.

2. Kondisi fisik yang menjamin kesehatan dan keselamatan kerja di tempat tugas.

3. Pemberdayaan di tempat pekerjaan dalam arti pemberian kesempatan dan kewenangan untuk mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaan dan karir serta penghasilanya. 4. Pekerjaan yang menuntut rasa tanggung jawab yang lebih besar.

5. Jenis dan sipat pekerjaan yang memungkinkan pemanfaatan berbagai jenis pengetahuan dan keterampilan yang di miliki.

6. Sistem imbalan yang efektif berdasarkan prinsip keadilan, kewajaran, kesetaraan dengan imbalan orang lain yang melakukan tugas pekerjaan sejenis dan tanggung jawab yang sama yang disesuaikan dengan golongan perusahaan.

(33)

anak-anak karyawan dan masyarakat sekitar yang berprestasi,dan mungkin bentuk-bentuk lain yang menunjukan bahwa perusahaan nerupakan bagian dari masyarakat lingkunganya dan bukan suatu masyarakat yang bersifat ekslusif

Pasokan bahan secara lokal dalam menghasilkna baerang atau jasa tertentu perusahaan pasti memerlukan bahan, baik merupakan bahan mentah maupun bahan baku . sepanjang dimungkinkan –dalam arti memenuhi persrtankuantitas, kualitas, dan kontinuitas pemasokan – mengunakan pasokan secra lokal dapat pula mengurangi keswenjangan karena para memasok dapat meningkatkan kegiatan ekonominya dan dengan demikiannya juga penghasilannya. Bahkan mungkin turut serta menciptakan lapangan pekerjan bagi orang lain, meskipun dalam jumlah besar.

Sistem perpajakan yang progresif tidak sedikit bagian dari upaya peningkatan kesejahtraan rakyat menjadi tangguang jawab pemerintah , seperti memelihara anak-anak terlantar, memelihara orang-orang lanjut usia, jaminan sosial, mendirikan gedung-gedung sekolah, pengadaan tenaga pengajar,penyediaan pasiliatas umum dibidang kesehatan – seperti pusat kesehatan masyarakat, klinik rumah sakit beserta peralatannya- tenaga medis dan para medis , analis, laboran dan lain sebagainya. Bahkan pemerintah menyelenggarakan sangant banyak pungsi dan tugas dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyrakat dan dalma pengaturan , termasuk pemliharaan ketertiban dan keamana nasional\. Kesemuanaya itu memerlukan dana yang besar karena bidang-bidang tersebut harus pula dibagun sebagai bagian integral pembanguna nasional. Jelas bahwa makin maju masyarakat bangsa, makin besar dana yang diperlukan pemerintah. Salah satu sumebr penerimaan negar untuk membiayai berbagai kegiatan maksud pajak disoroti khusus dari segi pengurangan kesenjangan antar berbagai kelompok di masyarakat pajak mempunyai ”fungsi pemerataan dan keadilan “ artinya para warga negara yang mampu dikinakan pajak yang secara pogresif lebih tinggi dan digunakan untuk meningkat kan mutu hidup masyarakat yang kuarang mampu, oleh karena itu , kesediaan para warga negara yang mampu dan kaya untuk membayar berbagai jenis pajaknya.- seperti pajakkekayaan, pajak tanah dan bagunan ,pajak penghasilan perorangan , pajak penghasilan badan pajak penghasilan badan pajak pertambahan nilai pajak barang-barang mewah- dengan jujur dan tepat waktu akan mempunyai arti yang sangat penting dalam memperkecil kesenjangan tersebut.

(34)

Siapa pun akan menerima pandangan bahwa menyelenggarakan kegiatan pembangunan yang mencakup seluruh segi 'kehidupan dan penghidupan suatu masyarakat bangsa memerlukan dana yang besar. Di bidang politik,, misalnya, dana dalam jumlah besar diperlukan untuk berbagai kepentingan seperti pembiayaan kegiatan lembaga-Iembaga konstitusional, melaksanakan pendidikan politik, menyelenggarakan pemilihan umum secara berkala, melaksanakan politik luar negeri, dan lain sebagainya. Di bidang pertahanan dan keamanan diperlukan dana yang tidak kecil untuk membangun angkatan bersenjata yang andal karena kepada angkatan bersenjatalah tugas penjagaan keamanan umum, keutuhan wilayah, eksistensi negara, dan keselamatan nasional dipercayakan. Dana besar itu tetap harus tersedia meskipun suatu negara dalam keadaan damai dan tidak menghadapi ancaman perang baik yang datang dari dalam maupun yang bersumber dari luar negeri. Dana tersebut diperlukan bukan hanya untuk membayar gaji personel angkatan bersenjata dan keluarganya, akan tetapi juga untuk pemelibaraan peralatan, perlengkapan dan persenjataannya yang secara berkala perlu pula dimutakhirkan. Hal senada dapat dikatakan tentang pembangunan di bidang sosial budaya seperti pendidikan dengan berbagai tingkatannya, keluarga berencana, jaminan sosial, kesehatan, pengem-bangan budaya nasional —termasuk bahasa— dan berbagai sub bidang, dan sektor fainnya.

Pembangunan ekonomi harus berhasil karena dengan peningkatan kegiatan di bidang ekonomi, semakin banyak sumber dana yang dapat digarap dan dimanfaatkan. Peranan berbagai sumber dana tersebut semakin penting karena suatu negara bangsa bertekad untuk mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam upaya mencapai tujuan nasionalnya. Memang benar bahwa melalui kerja sama luar negeri, suatu negara mungkin memperoleh bantuan berupa hibah dan pinjaman. Jika dana bantuan seperti itu berupa bantuan tidak mengikat (untied aid) pemerintah penerima bantuan dapat menggunakannya untuk kepentingan yang dipandangnya paling tepat. Akan tetapi ada pula bantuan yang hanya boleh digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tertentu yang sudah disepakati bersama. Penting pula untuk disadari bahwa dalam hal mengusahakan pinjaman, suatu pemerintah biasanya sangat hati-hati sepanjang menyangkut jumlahnya, bunganya, dan waktu pengembaliannya dan persyaratan-persyaratan lainnya. Kehati-hatian itu mutlak diperlukan beban yang harus dipikul oleh masyarakat bangsa, baik sekarang maupun masa depan berada dalam batas-batas kemampuan memikulnya.

- Terpeliharanya Ketertiban Umum

(35)

yang mantap. Semata-mata dilihat dari sudut pandang makin banyaknya warga negara yang mampu mempertahankan tingkat dan mutu hidup yang layak bagi manusia dengan harkat dan martabatnya, semakin berkurang pula alasan untuk menampilkan perilaku yang disfungsional. Disoroti dari sudut pandang itu saja, kemutlakan keberhasilan pembangunan ekonomi merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar.

Dalam pada itu kenyataan di hampir semua negara di dunia, termasuk di negara-negara industri paling maju sekalipun, menunjukkan bahwa berbagai jenis kejahatan dan tindakan kriminal bukan hanya pada skala kecil —seperti pencopetan, pencurian, penipuan, dan perampokan— yang selalu terjadi. Bentuk-bentuk dan jenis-jenis tindak kriminal dan kejahatan makin canggih sehingga "predikatnya" pun makin beraneka ragam seperti kejahatan terorganisasi (organized crime) oleh mafia dan gang dan tindak kejahatan orang berdasi (white collar crime), dengan berbagai bentuk seperti pemalsuan kartu kredit, transfer dana —kadang-kadang dalam jumlah besar dengan menggunakan "PIN" orang lain, perdagangan senjata gelap, penjualan obat-obat terlarang, dan lain sebagainya.

Dengan perkataan lain, akan selalu ada warga masyarakat yang ingin menempuh jalan pintas untuk memperoleh uang. Untuk kepentingan seperti itulah kemampuan aparat keamanan, terutama polisi, harus ditingkatkan. Meskipun anggaran untuk kepentingan seperti itu pasti tersedia, jumlahnya akan dapat diperbesar jika pembangunan ekonomi berhasil.

Dari contoh-contoh di muka terlihat bahwa memang tidak ada pilihan lain bagi suatu negara kecuali mengerahkan segala kemampuan yang ada dan mcnggali potensi yang masih terpendam agar tujuan didirikannya negara yang bersangkutan dapat tercapai.

2.2.5 Perbedaan dan Persamaan antara Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi a. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dengan Pembangunan Ekonomi

1. Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.

2. Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan.

b. Persamaan Perumbuhan Ekonomi dengan Pembangunan Ekonomi

(36)

2. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.

3. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.

4. Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi disetiap negara pun berbeda beda tergantung dengan pendapatan perkapita itu sendiri dan tergantung dengan pendapatan penduduknya. Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi di Negara tersebut dan sebaliknya dengan rendah nya pendapatan penduduk itu sendiri maka akan berdampak pada rendahnya pendapatan nasional pada Negara itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu Negara. Semua berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu Negara pun terus memajukan pendapatan nasional mereka dengan menaikkan harga-harga kebutuhan pokok seperti bahan bakan minyak (BBM) dengan menjadikan pendapatan nasional yang akan lebih baik dan tingkat perekonomian kita pun semakin baik.

3.2 Saran

(37)

2. Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsientreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital danmengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.

3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yangdilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak didukung olehadanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan,dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta) merupakan pusat ataufaktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat pertumbuhanekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dankarena adanya efek demonstrasi meniru tingkat konsumsi di negara-negara majuolah kelompok kaya yang sesungguhnya bias menabung.

5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat.Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana danmelaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaanyang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaanmenuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis,dan ekonomi.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/02/makalah-pertumbuhan-ekonomi-definisi.html

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/11/19/mudahnya-menghitung-pertumbuhan-ekonomi/

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=http://tutor2u.net/economics/revision-notes/as http://www.ekonomirakyat.org/edisi_16/artikel_1.htm

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)pada

Berdasarkan uraian tersebut dalam makalah ini akan dibahas mengenai “ Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah DangkalmDi TPA ( Tempat.. Pembuangan Akhir

Jenis miskonsepsi yang paling banyak ditemukan adalah content-based misconception (27,25% pada data 1 dan 28,5% pada data 2), hal tersebut disebabkan karena

Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang (Gandahusada, 1998). Waktu keaktifan mencari darah dari masing - masing nyamuk berbeda – beda, nyamuk yang aktif

Definisi ini dipenuhi oleh elemen-elemen rangkaian seperti R, L, dan C, karena elemen-elemen ini akan memberikan sinyal keluaran (tegangan atau arus) tertentu jika diberi

Konsep akuntansi manajemen lingkungan digunakan untuk melakukan pemonitoran dan pengevaluasian informasi yang terukur dari keuangan maupun manajemen serta arus data tentang bahan

Calon mahasiswa baru jalur UM-PTKIN yang mendapatkan keringanan UKT, pembayaran dilaksanakan mulai hari Kamis tanggal 30 Juli 2015 jam 10.00

Pada saat pengamatan individu reproduktif (Jinak) melakukan perjumpaan dengan individu jantan dewasa tidak berpipi, diketahui kadar hormon glukokortikoid Jinak pada saat tidak