• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti - Uji Daya Terima Roti Tawar Dengan Modifikasi Tepung Jagung dan Kentang dan Kontribusinya Terhadap Kecukupan Energi Pada Anak SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti - Uji Daya Terima Roti Tawar Dengan Modifikasi Tepung Jagung dan Kentang dan Kontribusinya Terhadap Kecukupan Energi Pada Anak SD"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti

Roti berasal dari negara Mesir kuno pada ribuan tahun yang silam. Orang

mesir kuno mengolah tepung gandum menjadi roti gepeng yang dipanggang di atas

batu yang dipanaskan. Orang-orang Yunani dan Romawi kemudian membuat roti

dengan cara dan bahan khas daerah setempat.

Roti memiliki definisi umum adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu

(tepung gandum) diragikan oleh khamir (Saccharomyces cereviceae) yang dipanggang lalu ke dalamnya ditambahkan bahan pelezat sebagai pelengkap.

Menurut Mudjadjanto dan Yulianti (2004) roti adalah produk makanan yang terbuat

dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lainnya, kemudian

dipanggang. Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu yang diragikan

dengan ragi roti dan dipanggang ke dalam adonan, serta boleh ditambahkan garam,

gula, susu, lemak, dan bahan-bahan pelezat seperti coklat, dan kismis.

Menurut Sufi (1999) roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air,

dan ragi yang pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan),

dan pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti

memiliki tekstur yang khas. Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang

digoreng. Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan panada

(2)

2.1.1. Jenis-Jenis Roti

Roti dapat dibedakan atas roti putih (white bread) dan roti (whole wheat bread). Roti putih dibuat dari tepung terigu, sedangkan roti cokelat dibuat dari tepung gandum utuh (Mudjajanto, 2004). Proses pengolahan gandum menjadi terigu

akan membuang bagian dedak yang kaya mineral dan serat pangan (dietary fiber). Namun saat ini, roti dari tepung gandum utuh dihargai lebih mahal karena

kandungan gizi lebih banyak (Kusmiati, 2005).

Menurut Kusumastuti (2006), Roti juga mempunyai beberapa variasi yang

terbagi menjadi lima jenis roti, yaitu:

1. Bakery, jenis roti manis yang berbahan dasar tepung terigu, mentega, telur, susu,

air, dan ragi yang dalamnya dapat diisi keju, coklat, atau yang lainnya.

2. Cake, jenis roti yang berasa (manis) dengan tambahan rasa (sense) rum, jeruk atau

coklat dengan bahan dasar tepung terigu, mentega, dan telur tanpa menggunakan

isi.

3. Pastry, jenis roti kering yang bisa berupa sus dan croissant.

4. Donat, jenis roti tawar atau manis yang digoreng dan berlubang di tengahnya

5. Roti tawar, jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu,susu, telur, mentega, ragi,

dan air tanpa menggunakan isi.

2.1.2. Roti Tawar

Roti memiliki banyak keunggulan selain mudah diperoleh, roti juga memiliki kandungan gizi yang bermanfaat. Peranan roti bisa tidak hanya menjadi menu

(3)

makan malam. Dibandingkan dengan 100 gram nasi putih atau mi basah, maka 100

gram roti memberikan energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor dan besi yang

lebih banyak (Astawan,2004).

Roti tawar merupakan salah satu jenis makanan yang berbentuk sponge, yaitu makanan yang sebagian besar volumenya tersusun dari gelembung - gelembung gas.

Produk ini terdiri dari gas sebagai fase diskontinyu dan zat padat sebagai fase kontinyu (Astawan, 2006). Berdasarkan bahan pengembang yang digunakan, roti

tawar termasuk dalam yeast raised goods, yaitu adonan yang mengembang karena adanya karbondioksida yang dihasilkan dari proses fermentasi gula oleh yeast

(Apriyantono, 2009).

Proses pembuatan roti tawar tersebut pada dasarnya sama saja. Perbedaannya,

roti ditambahkan essens yang dilakukan pada saat pencampuran adonan. Banyaknya

penambahan essens untuk satu kg adonan sekitar seperempat sendok teh. Sementara

perbedaan roti dengan atau tanpa kulit adalah proses yang dilakukan setelah roti

matang (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Komposisi kimia roti tawar dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Komposisi Zat Gizi Roti Tawar dalam 100 g Bahan No Komposisi Zat Gizi Jumlah

1

(4)

2.1.3. Bahan-Bahan dalam Pembuatan Roti Tawar

Menurut Sufi (1999) bahan yang digunakan dalam pembuatan roti tawar

terdiri atas bahan pokok, penambah rasa, dan tambahan. Bahan pokok terdiri dari

tepung terigu, ragi, roti, air, dan garam. Bahan penambah rasa yaitu gula, garam,

lemak/minyak, susu, dan telur. Bahan tambahan antara lain zat anti basi atau

pengawet makanan.

Tepung terigu merupakan bahan baku utama roti. Tepung terigu merupakan

hasil olahan dari gandum. Tepung terigu digunakan sebagai bahan utama dalam

pembuatan roti, biskuit, cake, pastry, muffins, makaroni, makanan siap saji, makanan

bayi, dan beberapa kue-kue Indonesia. Tepung terigu berdasarkan kandungan

proteinnya terdiri dari tiga macam yaitu tepung terigu protein tinggi, tepung terigu

protein sedang dan tepung terigu protein rendah.

Ragi merupakan bahan yang berfungsi untuk mengembangkan adonan. Ragi

mampu memfernentasikan karbohidrat pada tepung dan menghasilkan

karbondioksida dan alkohol. Ragi juga memiliki fungsi sebagai penambah rasa dan

aroma pada adonan roti.

Susu merupakan bahan pembasah pada adonan roti. Susu yang digunakan

pada pembuatan roti adalah susu yang segar. Pada adonan roti, susu berfungsi

sebagai penambah nilai gizi selain itu susu juga berfungsi memperkuat adonan dan

menambah rasa.

Gula berfungsi sebagai bahan yang memberikan rasa manis pada adonan,

(5)

digunakan pada pembuatan roti tawar adalah gula putih. Gula juga berfungsi sebagai

pemberi warna pada kulit roti, dan juga membuat roti menjadi lebih empuk.

Walaupun demikian, roti yang mengandung terlalu banyak gula akan membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk mengembang karena gula juga bertindak sebagai

pengawet yang dapat menghambat kerja ragi.

Telur merupakan bahan yang umum digunakan dalam pembuatan roti.

Umumnya telur yang digunakan ialah telur ayam dan bagian telur yang biasa

digunakan bagian putih telur, kuning telur, maupun keduanya. Fungsi telur dalam

pembuatan roti sebagai bahan penambah nilai gizi, bahan penambah rasa, bahan

perubah warna kulit produk, bahan pembantu pengembangan, dan untuk

memperlunak adonan.

Garam berfungsi memberi aroma dan rasa pada roti, mengatur kadar peragian

dan dapat memberi warna lebih putih pada roti. Sedikit garam pada roti dapat

meningkatkan kekuatan gluten sehingga adonan roti lebih mudah diuleni dan

mencegah ragi berkembang biak terlalu cepat.

Lemak/ Minyak menambah cita rasa pada roti, membuat roti lebih lembut,

dan membantu pencoklatan roti menjadi lebih baik. Lemak mambuat roti

mengembang lebih besar tanpa memberi kesempatan gas CO2 terlepas sehingga roti

mempunyai volume yang lebih besar. Di sini kita gunakan margarine yang terbuat

(6)

2.1.4. Proses Pembuatan Roti Tawar

Roti tawar dibuat dengan cara mencampurkan tepung dan bahan penyusun

lainnya menjadi adonan dan difermentasikan kemudian digoreng. Pembuatan roti

dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu proses pembuatan adonan, proses

pengembangan adonan dan proses pemanggangan. Ketiga proses ini akan

menentukan mutu hasil akhir roti. Pembuatan adonan meliputi proses pengadukan,

pengembangan dan proses penggorengan (Sufi, 1999).

a. Persiapan Bahan

Bahan-bahan untuk membuat roti tawar disiapkan dalam jumlah yang sesuai

dengan kebutuhan formula resepnya. Susunan dan perbandingan bahan-bahan yang

digunakan harus diatur agar memudahkan dalam penanganan dan menghasilkan

produk olahan yang sesuai dengan yang diharapkan. Karakteristik produk ditentukan

oleh susunan bahan-bahan dan proses yang digunakan. Bahan baku merupakan

faktor yang menentukkan dalam proses produksi atau pembuatan bahan makanan.

Jika bahan baku yang digunakan mutunya baik maka diharapkan produk yang

dihasilkan juga berkualitas (Kusmiati, 2005).

b. Penimbangan bahan

Semua bahan ditimbang sesuai dengan formula. Penimbangan bahan harus

dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan jumlah

bahan. Ragi, garam, dan bahan tambahan makanan merupakan bahan yang

(7)

berkualitas baik sehingga harus diukur dengan teliti. Dalam penimbangan, sebaiknya

tidak menggunakan sendok atau cangkir sebagai takaran (Kusmiati, 2005).

c. Proses Pengadukan

Proses ini erat kaitannya dengan pembentukan gluten, sehingga adonan siap

menerima gas CO2 dari aktivitas fermentasi. Prinsip proses pengadukan ini adalah

pemukulan dan penarikan jaringan zat gluten sehingga struktur spiralnya akan

berubah menjadi sejajar satu sama lainnya. Tercapainya struktur ini dapat dilihat

pada permukaan adonan yang tampak mengkilap, tidak lengket serta adonan akan

mengembang pada titik optimum dimana zat gluten dapat ditarik atau dikerutkan.

d. Proses Pengembangan Adonan

Proses ini merupakan suatu proses yang terjadi antara peningkatan volume

sebagai akibat bertambahnya gas-gas yang terbentuk sebagai hasil fermentasi dan

protein larut, lemak dan karbohidrat yang juga mengembang.

e. Proses Pembentukan atau Pencetakan

Pada proses ini adonan dibentuk bulat dan ditimbang masing-masing sebesar

90 gram kemudian diletakkan ke dalam loyang yang telah diberi kertas roti dan

dioleskan mentega.

f. Proses Pemanggangan atau Pengovenan

Pada proses ini adonan yang sudah diletakkan ke dalam loyang dimasukkan

ke dalam oven yang sudah dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur 1500C

(8)

Dalam pemanggangan terjadi pengembangan adonan, kehilangan air, pencoklatan

kulit, dan bentuk roti menjadi tetap (Haryadi, 2004).

2.2. Jagung (Zea Mays)

Jagung merupakan serelia yang penting dan populer khususnya di Amerika

Serikat. Jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara

historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan

makanan sejak 10.000 tahun yang lalu. Negara yang mendominasi produksi jagung

adalah Amerika Utara. Kepopuleran jagung manis meningkat dengan pesat di negara

Eropa dan Asia, khususnya Jepang dan Cina, produksinya cenderung terus meluas.

Secara keseluruhan jagung adalah bahan pangan bijian yang dangat penting

bagi manusia dan ternak, dan memiliki banyak kegunaan sebagai pangan dan

nonpangan. Di Amerika Serikat, Kanada dan Australia, tanaman ini umumnya

disebut jagung, yang merupakan istilah umum untuk bijian atau serelia. Di Inggris,

jagung merupakan istilah umum untuk gandum, sedangkan di Irlandia dan

Skotlandia jagung memiliki istilah oat. Jagung memiliki adaptasi pertumbuhan yang

luas, sehingga memungkinnya ditanam secara ektensif di banyak daerah di dunia.

Dalam hal volume, produksi, jagung lebih diungguli dibandigkan gandum dan padi

(Rubatzky dan Yamaguchi 1998).

Jagung dikenal oleh masyarakat Indonesia pada waktu awal abad ke 16 yang

dibawa dari benua Amerika khususnya daerah tropis, oleh Portugis dan Spanyol

(9)

peningkatan sampai pertengahan abad 20 (Sarono, Subiyanti dan Cherng-liang ,

2001).

Sebagian besar kebutuhan jagung domestik untuk pakan atau industri pakan

(57%), sisanya sekitar 34% untuk pangan, dan 9% untuk kebutuhan industri lainnya.

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi jagung nasional juga

berpeluang besar untuk memasok sebagian pasar jagung dunia yang mencapai sekitar

80 juta ton per tahun (Mejaya, Marsum dan Marcia, 2005).

Di Indonesia, jagung dibudidayakan pada lingkungan yang beragam. Kini

dalam setahun luas areal panen jagung sekitar 3,3 juta ha. Hasil survei yang

dilakukan tahun 1999, sekitar 80% dari areal pertanaman jagung di Indonesia

ditanami varietas unggul yang terdiri atas jagung bersari bebas (komposit) dan

hibrida masing-masing 56% dan 24%, sedang sisanya 20% varietas lokal.Pada tahun

2000, sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Indonesia telah ditanami varietas

unggul terdiri atas 28% jenis hibrida dan 47% jenis komposit, sisanya 25% varietas

komposit lokal (Mejaya et al., 2006).

2.2.1. Sifat Fisik Jagung

Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman palawija di Indonesia yang

memiliki kegunaan sebagai bahan konsumsi manusia. Jagung termasuk sumber

energi yang sukar larut dan sekitar 40% pati jagung lolos degradasi. Jagung (Zea

mays), termasuk famili gramineae, genus Zea. Jagung dapat tumbuh pada selang pH

5-8, tetapi lebih menyukai kondisi pH netral serta kondisi nitrogen yang seimbang

(10)

terhadap lingkungan yang panas dan kering sehingga dapat tumbuh pada area

geografi yang lebih luas dibandingkan dengan serelia yang lain (Phang,2011).

Menurut Fisher dan Goldsworth (1996) tanaman jagung termasuk tanaman

semusim (annual), berbatang tinggi, tegak dan biasanya tunggal dominan walaupun

ada beberapa tunas (anakan), kedudukan daunnya distik (dua baris daun yang keluar

dalam kedudukan berselang), dengan pelepah daun yang saling bertindih-tindih dan

daun-daunnya lebar dan relatif panjang.

Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan

akar udara. Akar seminal tumbuh pada saat biji berkecambah, sementara akar

koronal tumbuh ke arah atas dari jaringan batang setelah plumula muncul. Akar

udara merupakan akar yang tumbuh dari buku – buku di atas permukaan tanah, tetapi

dapat masuk ke dalam tanah. Sistem perakaran ini berfungsi untuk mengisap air serta

garam-garam yang terdapat dalam tanah, mengeluarkan zat organik serta senyawa

yang tidak diperlukan, dan alat pernafasan.

Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas, tidak

bercabang. Ruas-ruas berjajar secara vertikal pada batang jagung. Pada tanaman

jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin berkurang.Batang tanaman jagung

beruas-ruas dengan jumlah 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang.

Batang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat daun 6 dan sebagai tempat

pertukaran unsur hara. Unsur hara dibawa oleh pembuluh bernama xilem dan floem.

Floem bergerak dua arah dari atas kebawah dan dari bawah ke atas. Floem membawa

(11)

Tanaman jagung berumah satu (monoecus), yaitu bunga jantan terbentuk

pada ujung batang dan bunga betina terletan daun di bagian tengah batang pada

salah satu ketiak daun. Tanaman jagung bersifat protandry, yaitu bunga jantan

matang lebih dahulu 1-2 hari daripada bunga betina. Letak bunga jantan dan bunga

betina terpisah, sehingga penyerbukan tanaman jagung bersifat menyerbuk silang

(cross pollination). Pada bunga betina terdapat sejumlah rambut yang jumlahnya

cukup banyak (sesuai dengan jumlah biji yang ada pada tongkol). Bunga betina

(tongkol) hanya siap dibuahi dalam waktu tiga hari saja.

Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung

pada jenisnya. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat

secara lurus atau berkelok - kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung

terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio.

Menurut Tobing,dkk (1995) bentuk biji ada yang bulat, berbentuk gigi/pipih

sesuai dengan varietasnya. Warna biji juga bervariasi antara lain kuning, putih,

merah/orange, dan merah hampir hitam.

Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan

kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian

utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio

dari organisme pengganggu dan kehilangan air ; (b) endosperm, sebagai cadangan

(12)

protein, mineral, minyak dan (c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang

terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum dan koleoptil.

2.2.2. Kandungan Gizi Jagung

Jagung mengandung lemak dan protein yang jumlahnya tergantung umur dan

varietas jagung tersebut. Pada jagung muda, kandungan lemak dan proteinnya lebih

rendah bila dibandingkan dengan jagung yang tua. Selain itu, jagung juga

mengandung karbohidrat yang terdiri dari pati, serat kasar, dan pentosan (Muchtadi

dan Sugiyono, 1990).

Selain banyak mengandung karbohidrat, jagung juga merupakan sumber

vitamin A, B1, dan B3, serta mineral, fosfor dan kalium. Selain itu jagung juga

merupakan sumber serat yang baik. Jagung juga mengandung protein dan besi

meskipun dalam jumlah yang tidak banyak (Novary,1999).

Dalam setiap 100 gram biji jagung, terdapat energi sebesar 50 kalori, 1,6

gram protein, 0,6 gram lemak, 11,4 gram karbohidrat, 2 mg kalsium, 47 mg fosfor,

0,4 gram serat, 0,3 mg zat besi, 37 mg magnesium, 30 RE vitamin A, 0,07 mg

vitamin B1, 0,04 mg vitamin B2, 3 mg vitamin C, dan 0,6 mg niacin (Wirakusumah,

1995).

Bagian yang kaya akan karbohidrat adalah bagian biji. Sebagian besar

karbohidrat berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai

80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bent

campura

(13)

2.2.3. Tepung Jagung

Tepung merupakan bahan makanan yang berbentuk bubuk (tepung) yang

diolah dari biji-bijian, umbi-umbian dan bagian isi dari batang tanaman. Tepung

yang dapat menjadi bahan makanan diantaranya adalah tepung jagung, tepung beras,

tepung terigu, tepung tapioka, dan tepung aren atau sagu.

Untuk mendukung program pemerintah dalam swasembada jagung,

diperlukan teknologi pemanfaatan jagung sehingga dapat meningkatkan nilai

tambahnya secara optimal. Salah satu cara meningkatkan nilai tambah jagung adalah

dengan mengolahnya menjadi berbagai produk olahan yang tahan lebih lama.

Tepung jagung dapat diolah menjadi berbagai makanan atau mensubstitusi

sebagian terigu pada produk pangan berbahan dasar terigu. Tepung jagung bersifat

fleksibel karena dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk pangan. Juga

relatif mudah diterimamasyarakat karena tepung jagung telah banyak dimanfaatkan

dalam berbagai produk pangan, seperti halnya tepung beras dan terigu.

Kandungan gizi tiap produk jagung dalam 100 gr bahan dapat dilihat pada

(14)

Tabel 2.2. Kandungan Gizi Berbagai Jenis Tepung Jagung

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2009) 2.3. Kentang (Solanum tuberosum L)

Kentang (Solanum tuberosum L) berasal dari negara beriklim dingin

(Belanda, Jerman). Tanaman kentang sudah dikenal di Indonesia (Pengalengan,

Lembang, dan Karo) sejak sebelum perang dunia II. Kentang merupakan hasil

seleksi di Negeri Belanda pada tahun 1890. Kentang merupakan salah satu jenis

umbi-umbian yang berbentuk lonjong, kulit berwarna coklat muda dan memiliki ciri

berkulit umbi kekuning-kuningan, berdaging kuning, dan rasanya enak. Umbi

kentang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga dapat dimakan

sebagai makanan sumber kalori (Pujimulyani,2012).

Di Indonesia terdapat berbagai varietas kentang yang masing-masing varietas

memiliki sifat fisis dan kemis yang berbeda-beda. Sifat-sifat ini sangat

mempengaruhi mutu olah. Perbedaan sifat fisis dan kemis ini mengakibatkan tidak

(15)

semua varietas kentang cocok untuk digunakan sebagai bahan baku suatu jenis

olahan makanan, misalnya kentang kroket dan perkedel diperlukan jenis kentang

yang pulen dan tidak mudah hancur kalau digoreng.

Meskipun kentang bukan bahan makanan pokok bagi rakyat Indonesia, tetapi

konsumennya cenderung meningkat dari tahun ke tahun karena jumlah penduduk

makin bertambah, taraf hidup masyarakat meningkat, dan wisatawwan asing atau

orang yang tinggal di Indonesia meningkat.

Kentang sebagai komoditas sayuran, selain dikonsumsi dalam keadaan segar,

diolah menjadi berbagai industri makanan. Pemanfaatan kentang, antara lain adalah

kentang rebus, kentang kukus, kroket kentang, soup kentang, perkedel kentang,

kripik kentang, chip kentang dan pati kentang. Sekedar contoh bentuk makanan

olahan yang mudah untuk dicoba sendiri adalah pembuatan keripik kentang dan chip

kentang (Soelarso,1997).

Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain,

varietas, keadaan tanah yang ditanami, pupuk yang digunakan, umur umbi ketika

dipanen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama

pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar air dan

gula produksi.

Kentang dikenal mempunyai banyak varietas. Namun secara garis besar

kentang terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan warna umbinya, yaitu kentang

(16)

Dari sekian banyak varietas kentang, di dunia perdagangan hanya ada dua

tipe yang dikenal, yaitu kentang kecil dan kentang biasa. Kentang kecil adalah

kentang yang dipanen saat masih berumur muda. Jenis kentang ini paling tepat

disajikan sebagai salad, atau kentang rebus yang dimakan bersama krim maupun saus

tiram. Sedangkan kentang biasa adalah jenis kentang yang dipanen pada umur

sedang atau tua. Ukurannya cukup besar, tekstur keras, dan berkulit tebal. Jenis

kentang ini sangat tepat bila panggang, digoreng, atau dijadikan pure kentang. Selain

itu, kentang ini juga dapat direbus (Novary, 1999).

2.3.1. Kandungan gizi Kentang

Sebagai bahan makanan, kentang banyak mengandung karbohidrat, sumber

mineral (fosfor, besi dan kalium), mengandung vitamin B, vitamin C dan hanya

terdapat sedikit vitamin A. Bagian kulit kentang juga merupakan sumber serat yang

baik (Novary,1999).

Kentang memiliki berbagai manfaat, diantaranya, kulit umbi kentang dapat

digunakan sebagai obat luka bakar. Selain itu, kentang dijadikan sebagai pengganti

nasi bagi penderita diabetes melitus. Hal ini disebabkan karena kentang merupakan

sumber karbohidrat dengan kalori yang rendah (Sunarjono,2009). Kandungan gizi

(17)

Tabel 2.3. Nilai Gizi Kentang dalam 100 gr Bahan

No Kandungan Zat Gizi Banyaknya Dalam 100 gr Kentang (gr)

1 Protein 2.1 gr

2 Lemak 0.2 gr

3 Karbohidrat 13.5 gr

4 Vitamin A sedikit sekali/diabaikan

5 Vitamin B1 0.09 mg

6 Vitamin B2 0.0

7 Vitamin C 21 mg

8 Fosfor 58 mg

9 Besi 0.7 mg

10 Kalsium 63 mg

11 Air 83.4 gr

Sumber: Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2009) 2.4.Kebutuhan Gizi Anak Sekolah

Menurut Pudjiadi (2000) kebutuhan makanan anak usia sekolah memerlukan

makanan yang kurang lebih sama dengan yang dianjurkan untuk anak prasekolah

terkecuali porsinya harus lebih besar. Oleh sebab kebutuhannya lebih banyak

mengingat bertambahnya berat badan dan aktivitasnya. Aktivitas pada anak sekolah

sangat penting diperhatikan. Jika kebutuhan akan zat gizi pada masa ini akan

mempengaruhi keseimbangan fisiologis tubuh. Gangguan keseimbangan fisiologis

tubuh ini akan berakibat menurunkan fungsi kekebalan tubuh yang berakibat anak

mudah sakit (Mitayani, Sartika 2010).

Jumlah kebutuhan gizi pada anak ditentukan oleh berbagai faktor antara lain

jenis kelamin, berat badan dan aktivitas sehari-hari. Adapun angka kecukupan energi

(18)

Tabel 2.4. Angka Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) Rata-Rata yang

Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2004

2.4.1. Energi

Energi dalam makanan diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiga

zat gizi tersebut disebut makronutrien. Energi diperlukan untuk metabolisme,

utilisasi bahan makanan, dan aktivitas (Pudjiadi,2000). Menurut WHO (1985)

konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran

energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat

aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan

pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi

(Almatsier,2004).

Sumber energi dalam tubuh anak berasal dari tiga sumber, yaitu karbohidrat,

lemak dan protein yang akan dipecah menjadi energi. Energi yang dihasilkan oleh

setiap satu gram karbohidrat sebanyak 4 kalori, yang dihasilkan lemak sebanyak 9

(19)

Kekurangan energi terjadi apabila konsumsi energi melalui makanan kurang

dari energi yang dikeluarkan. Akibatnya, berat badan menjadi tidak ideal. Bila terjadi

pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan. Gejala yang ditimbulkan

oleh anak adalah kurang perhatian, gelisah, lemah, kurang bersemangat dan

penurunan daya tahan terhadap penyakit infeksi (Almatsier,2004).

Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi

energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi akan diubah menjadi lemak tubuh.

Akibatnya, ialah terjadi kegemukan. Kegemukan dapat menyebabkan gangguan

dalam fungsi tubuh, merupakan resiko untuk menderita penyakit kronis, seperti

diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan memperpendek

harapan hidup (Almatsier,2004).

2.4.2. Karbohidrat

Karbohidrat sebagai sumber energi utama bagi manusia harus dikonsumsi

sebanyak 50-65% dari energi total (Devi,2012). Karbohidrat merupakan sumber

kalori yang murah dan beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang

sangat bermanfaat bagi pencernaan dan kesehatan manusia. Karbohidrat mempunyai

peranan pentinga dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa,

warna, tekstur dan lain-lain (Budianto,2009).

Fungsi pokok karbohidrat diantaranya adalah;

1. Menyediakan energi bagi tubuh.

Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia,

(20)

memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk. Sistem

saraf sentral dan otak sama sekali tergantung pada glukosa untuk keperluan

energinya,

2. Pemberi Rasa Manis pada Makanan

Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida.

3. Penghemat Protein

Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat

pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama

akan digunakan sebagai zat pembangun.

4. Pengatur Metabolisme Lemak

Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga

menghasilkan bahan-bahan keton, berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam

beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan dikeluarkan

melalui urin dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat

menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. Ph cairan tubuh

menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan

tubuh. Dibtuhkan antara 500-1 gram karbohidrat sehari untuk mencegah ketosis.

5. Membantu Pengeluaran Feses

Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus

(21)

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serelia, umbi-umbian,

kacang-kacangan kering dan gula. Hasil olahan bahan-bahan tersebut adalah bihun, mie, roti,

tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sumber karbohidrat yang banyak

dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, kentang,

talas dan sagu. Asupan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta adanya

gangguan metabolisme dapat menimbulkan masalah kesehatan (Sulistyoningsih,

2011). Kurangnya asupan karbohidrat sebagai sumber energi utama akan

menyebabkan berat badan seorang anak menurun sehingga anak terlihat kurus

dikarenakan persediaan lemak pada tubuhnya terpakai sebagai sumber energi.

Aktivitas anak yang berlebih dibandingkan dengan persediaan energi yang

terdapat di dalam tubuh anak ataupun penyakit yang diderita oleh anak

mengakibatkan anak kurang gizi. Sebaliknya, bila anak kelebihan energi, maka

energi yang berlebih akan disintesi menjadi lemak tubuh, sedangkan lemak yang

tersedia tidak terpakai untuk energi. Akibatnya penimbunan lemak terus terjadi dan

mengakibatkan obesitas (Devi, 2012).

2.4.3. Protein

Setelah air, protein merupakan zat gizi yang paling banyak dalam tubuh. Bila

energi makana cukup, dapat dikatakan semua makanan juga mengandung protein

yang cukup. Akan tetapi, jika protein yang dikonsumsi tidak terpenuhi sesuai

kebutuhan tubuh, hal ini menggambarkan bahwa makanan yang dikonsumsi tidak

(22)

Menurut Almatsier (2004) Yang dikutip oleh (Sulistyoningsih, 2011)

maksimal asupan protein yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sebanyak 2 kali

dari Angka Kecukupan Gizi. Protein terdapat pada pangan nabati maupun hewani.

Nilai protein pada bahan pangan bersumber hewani lebih tinggi dibandingkan

dengan bahan makanan nabati. Sumber protein dari hewani diantaranya adalah ikan,

susu, telur, daging, unggas, dan kerang. Sedangkan sumber protein dari nabati

diantaranya adalah kedelai dan olahannya seperti tempe dan tahu, serta

kacang-kacangan lain (Sulistyoningsih,2011).

Protein ditemukan dalam semua jaringan tubuh. Kebanyakan dari protein

disimpan dalam jaringan otot dan organ-organ tubuh. Sisanya terdapat dalam darah,

tulang dan gigi. Protein memiliki beberapa fungsi yaitu:

1. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

2. Memelihara jaringan tubuh sepanjang hidup dan memperbaiki serta mengganti

jaringan yang rusak.

3. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim-enzim

pencernaan dan metabolisme yang digunakan dalam tubuh serta sebagai antibodi

yang diperlukan (Suhardjo,1985).

4. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh

5. Bertindak sebagai buffer, yaitu bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga

pH pada taraf konstan (Ph 7,35-7,45).

6. Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat, karena

(23)

Gangguan gizi yang juga sering terjadi pada anak SD ialah kurang energi

protein yang juga disebut kurang kalori-protein. Konsumsi energi yang kurang dapat

menyebabkan penggunaan protein makanan digunakan untuk energi daripada untuk

pertumbuhan dan pemeliharaan. Selain itu, kurang protein tetapi cukup energi dapat

timbul jika jika pangan pokok yang dimakan mempunyai kandungan protein yang

rendah, misalnya singkong ataupun ubi jalar ataupun jika total konsumsi pangan

anak kecil misalnya sop, bubur ataupun bubur halus juga rendah dalam protein kalori

(Suharjdo,1985). Timbulnya penyakit akibat defisiensi protein biasanya disertai

dengan penyakit penyerta berupa infeksi saluran pernapasan serta infeksi saluran

pencernaan (Sulistyoningsih,2011).

2.4.4. Lemak

Lemak dalam makanan biasanya juga disebut lipid. Lipid seperti halnya

karbohidrat juga mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen Lemak dan

minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang

berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak seringkali ditambahkan dengan sengaja ke bahan

makanan dengan berbagai tujuan ,misalnya sebgai memperbaiki tekstur dan cita rasa

bahan pangan (Budianto,2009)..

Menurut Hartono (2006) lemak dan minyak merupakan zat gizi kedua yang

digunakan sebagai bahan bakar dalam menghasilkan energi. Kebutuhan lemak tidak

dinyatakan dalam angka mutlak. Kebutuhan lemak yang dianjurkan 15-20% jumlah

energi total berasal dari lemak. Bayi dan anak dianjurkan 1-2% dari kebutuhan

(24)

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan kulit (RSCM &

Persagi 1990).

Lemak merupakan salah datu sumber energi bagi tubuh. Lemak juga zat gizi

yang digunaakan untuk memproduksi prostaglandin, yaitu hormon yang berperan

dalam mengatur tekanan darah, sistem saraf, denyut jantung, konstruksi pembuluh

darah, dan pembekuan darah (Mitayani,Sartika,2010). Lemak mengandung vitamin

larut lemak tertentu dan lemak membantu transportasi dan absorbpsi vitamin larut

lemak yaitu A, D, E dan K. Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan

mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi

dalam memelihara suhu tubuh. selain itu, lemak berfungsi sebagai pelindung organ

tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal (Almatsier, 2004).

Menurut sumbernya lemak dapat dibedakan menjadi lemak nabati dan

hewani. Lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani

berasal dari hewan, termasuk ikan, telur dan susu. Fungsi lemak dalam makanan

memberikan rasa gurih, terutama makanan yang digoreng, serta memberi kandungan

kalori yang tinggi dan memberikan sifat empuk (lunak) pada kue maupun roti.

Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak

yang ditimbun ditempat-tempat tertentu. Kelebihan konsumsi lemak dapat

mengakibatkan obesitas dan meningkatnya kolesterol darah. Hal ini dapat

menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.

Terkait konsumsi lemak sebagai sumber energi, kekurangan konsumsi lemak akan

(25)

sebagai pelarut vitamin larut lemak, kekurangan konsumsi lemak dapat menimbulkan

gejala defisiensi vitamin larut lemak (Sulistyoningsih,2011).

2.5. Uji Organoleptik

Penilaian organoleptik disebut juga dengan penilaian indra atau penilaian

sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang palin primitif atau sudah lama

dikenal. Penialaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam

industri pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Kadang-kadang penilaian ini

dapat memberikan hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian

dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitive (Susiwi, 2009).

Menurut Rahayu (1998) sistem penilaian organoleptik telah dibakukan dan

dijadikan alat penilaian di dalam Laboratorium. Penilaian organoleptik juga telah

digunakan sebagai metode dalam penelitian dan pengembangan produk. Dalam hal

ini prosedur penilaian memerlukan pembakuan yang baik dalam cara penginderaan

maupun dalam melakukan analisa data.

Indera yang berperan dalam uji organoleptik adalah indera penglihatan,

penciuman, pencicipan, peraba dan pendengaran. Panel diperlukan untuk

melaksanakan penilaian organoleptik dalam penilaian mutu atau sifat-sifat sensorik

suatu komoditi, panel bertindak sebagi instrumen atau alat. Panel ini terdiri atas

orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat dari suatu komoditi. Orang yang

menjadi anggota panel disebut panelis.

Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan.

(26)

kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan, disamping itu mereka juga mengemukakan

tingkat kesukaan/ketidaksukaan. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut orang skala

hedonik, misalnya amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak

suka, tidak suka, sangat tidak suka dan amat sangat tidak suka. Skala hedonik dapat

direntangkan atau diciutkan sesuai yang diinginkan peneliti (Rahayu, 1998).

2.6. Panelis

Menurut Rahayu (1998), dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh macam

panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak

terlatih,panel tidak terlatih, panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan ketujuh

panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian organoleptik.

1. Panel Perseorangan

Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik

yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat

intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara pengolahan

bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-metode analisa organoleptik dengan

sangat baik. Keuntungan menggunakan panelis ini adalah kepekaan tinggi,bias dapat

dihindari, penilaian efisien. Panel perseorangan biasanya digunakan untuk

mendeteksi penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali penyebabnya.

2. Panel Terbatas

Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yangmempunyai kepekaan tinggi

(27)

dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan pengaruh bahan

baku terhadap hasil akhir.

3. Panel Terlatih

Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup

baik.Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan

latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau

spesifik.

4. Panel Agak Terlatih

Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih

untukmengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan

terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat

menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.

5. Panel Tidak Terlatih

Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan

jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak terlatihhanya

diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana seperti sifat kesukaan,

tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan. Panel tidak terlatih biasanya

terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.

6. Panel Konsumen

Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target

pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat

(28)

Roti yang dimodifikasi dengan tepung jagung dan kentang 7. Panel Anak-anak

Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10

tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian

produk-produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya. Cara

penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan atau

dengan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk diminta responnya terhadap

produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka yang sedang sedih,

biasa atau tertawa.

2.7. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Bagan di atas menjelaskan dalam pembuatan roti tawar yang dimodifikasi

dengan tepung jagung dan kentang akan berpengaruh pada daya terima anak sekolah

dasar terhadap roti tawar dengan modifikasi tepung jagung dan kentang dan akan

diketahui besarnya nilai energi yang terdapat pada roti tawar modifikasi tepung

jagung dan kentang.

Nilai gizi protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin dari roti modifikasi

tepung jagung dan kentang Daya terima roti modifikasi

(29)

2.8. Hipotesis Penelitian

Ho1: Tidak ada pengaruh penambahan tepung jagung dan kentang terhadap daya

terima roti tawardilihat dari indikator aroma.

Ha1: Ada pengaruh penambahan tepung jagung dan kentang terhadap daya terima

roti tawardilihat dari indikator aroma.

Ho2: Tidak ada pengaruh penambahan tepung jagung dan kentang terhadap daya

terima roti tawarterhadap daya terima roti tawar dilihat dari indikator warna

Ha2: Ada pengaruh penambahan tepung jagung dan kentang terhadap daya terima

roti tawarindikator warna.

Ho3: Tidak ada pengaruh penambahan tepung jagung dan kentang terhadap daya

terima roti tawardilihat dari indikator rasa.

Ha3: Ada pengaruh penambahan penambahan tepung jagung dan kentang terhadap

daya terima roti tawardilihat dari indikator rasa.

Ho4: Tidak ada pengaruh penambahan tepung jagung dan kentang terhadap daya

terima roti tawardilihat dari indikator tekstur.

Ha4: Ada pengaruh penambahan tepung jagung dan kentang terhadap daya terima

Gambar

Tabel 2.2. Kandungan Gizi Berbagai Jenis Tepung Jagung
Tabel 2.3. Nilai Gizi Kentang dalam 100 gr Bahan
Tabel 2.4. Angka Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) Rata-Rata yang
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh Bank Perkreditan Rakyat yang berada di Medan tidak efisien dengan tingkat BOPO sebesar 100,290% lebih besar dari 95,92% sebagai

merupakan usaha untuk: a) membangun masyarakat demokratis, b) pengembangan social capital, dan c) pengembangan daya saing 2) Proses bipolar antara lokalisasi dan

Berdasarkan Penelitian yang telah didapat dari distribusi film Siti adalah Siti melewati empat jalur distribusi yang berbeda dengan film yang lainnya karena film yang

17 Rencana Aksi atas Kinerja telah dimonitor pencapaiannya secara berkala a, apabila monitoring kinerja telah memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan;b, apabila monitoring

Sifat pemalu juga dapat disebabkan oleh perilaku kurang bermasyarakat anak yang hidup dengan latar belakang dimana ia diabaikan oleh orang tuanya atau dibesarkan

In this case, the patients was initially receiving ceftriaxone as antibiotic prophylaxis and postoperative, But after received the results of culture and susceptibility

Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Desain terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Merek Honda Jenis Skutermatic.. Muanas, Ahmad, dan

Berdasarkan hasil penelitian ini, persepsi masyarakat terhadap kinerja lurah dapat dikatakan sudah cukup baik, kinerja lurah dan aparatnya dalam memberikan