• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAJAK BUMI dan BANGUNAN adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAJAK BUMI dan BANGUNAN adalah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PAJAK BUMI dan BANGUNAN 1. pengertian PBB

pajak bumi dan banguna adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan

2. istilah istilah dalam PBB

NJOP ( Nilai Jual Objek Pajak) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan apabila tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak Pengganti.

PERPAJAKAN ACHMAD TJAHJONO DAN MUHAMMAD FAKHRI HUSEIN EDISI KETIGA HAL.439 )

NJOPTKP ( Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ) adalah nilai jual objek pajak tidak kena pajak maksimum Rp. 12.000.000.00 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 201/ KMK.04/ 2000. PERPAJAKAN ACHMAD TJAHJONO DAN MUHAMMAD FAKHRI HUSEIN EDISI KETIGA HAL.439 )

SSOP ( Surat Pemberitahuan Objek Pajak) adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak menurut undang-undang PERPAJAKAN ACHMAD TJAHJONO DAN MUHAMMAD FAKHRI HUSEIN EDISI KETIGA HAL.439 )

SPPT ( Surat Penberitahuan Pajak Terutang) adlah surat yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terutang kepada wajib pajak) PERPAJAKAN ACHMAD TJAHJONO DAN MUHAMMAD FAKHRI HUSEIN EDISI KETIGA HAL.439 )

SKPKB ( Surat Ketetapa Pajak Kurang Bayar )

3. objek dan subjek PBB( NJOPTKP DAN NJOP) OBJEK PAJAK

1.Bumi

yang dimaksud dengan bumi dalam undang-undang NO. 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukan bumi meliputi tanah, perairan pedalam ( termasuk rawa-rawa tambak pengairan) serta laut wilayah Indonesia. PERPAJAKAN ACHMAD

(2)

, yang dimaksud dengan bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah atau peraira untuk tempat tinggal, tempat usaha, dan tempat yang diusahakan( PERPAJAKAN ACHMAD TJAHJONO DAN MUHAMMAD FAKHRI HUSEIN EDISI KETIGA HAL.439 )

Objek pajak yang tidak dikenakan PBB

1. Digunakan untuk kepentingan umum di bidang: ibadah, social, kesehatan, pendidikan, kebudayaan nasional, dan tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan.

2. digunakan unuk pekuburan, peninggalan purbakala, atau sejenisnya. 3. dimanfaatkan untuk hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman

nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak.

4. digunakan untuk perwakilan diplomatik, konsultan.

5. digunakan oleh badan atau perwkilan organisasi Internsional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan, seperti Badan-badan Internasional dari Perserikatan Bangsa-bangsa.

Klasifikasi nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenan pajak berdasarkan Keputusan Menteri Kuangan No.523/ KMK/ 04/ 1998. Bedasarkan keputusan tersebut, objek pajak berupa bumi dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu A dan B. Setiap kelompok kelompok dibagi menjadi 50 kelas berdasarkan

penggolongan nilai jualnya.

Lampiran IA Keputusan Menteri Keuangan Nomor :523/ KMK/ 04/ 1998 Tanggal : 8 Desember 1998

Nilai jual objek pajak tidak kena paja, berdasarkan pasal 3 ayat 3 undang-undang No.12 tahun 1994 menyatakan bahwa besarnya NJOPTKP adalah Rp 8.000.000,00 unuk setiap wajib pajak. Dan diubah berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 201/ KMK.04/ 2000 menjadi setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00 untuk setiap wajib pajak. Besarnya NJOPTKP untuk setiap Kabupaten/ Kota, ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan

mempertimbangkan pendpaan pemerintah daerah setempat. Contoh :

seorang wajib pajak mempunyai objek disuatu Kabupaten berupa tanah senilai RP 10.000.000,00 dan rumah senilai Rp 5.000.000 . NJOPTKP yang ditetapkan di daerah tersebut adalah Rp 12.000.000,00. Dengan demikian NJOPTKP yang dapat dikurangkan adalah Rp 12.000.000,00.

- Nilai Jual Objek Pajak Bumi………=RP 10.000.000,00 - Nilai Jual Obek Pajak Bangunan………..=Rp 5.000.000,00 (+) - Nilai Jual objek pajak sebagai

(3)

- Nilai Jual Objek Pakaj Tidak Kena

Kena Pajak………= Rp 12.000.000,00( -) - Nilai Jual Objek Pajak untuk

penghitungan pajak………=Rp 3.000.000,00 SUBJEK PAJAK

Yang menjadi subjek pajak PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi atau memperoleh manfaat atas bumi atau

memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan, yang meliputi antara lain pemilik, penghuni, pengotrak, penggarap, pemakai, dan penyewa.

Jika suatu objek pajak belum diketahui secara pasti siapa wajip pajaknya, maka yang menjadi subjek pajak dapat ditunjuk oleh dirjen pajak.Beberapa ketentuan khusus tentang siapa saja yang menjadi subjek dalam hal ini adalah:

 Jika suatu subjek pajak memenfaatkan atau menggunakan bumi dan/ atau

bangunan milik orang lain bukan karena sesuatu hak berdasarkan undang-undang atau bukan karena perjanjian, maka subjek pajak yang memanfaatkan/

menggunaka bumi/ atau bangunan ditetepan sebagai wajib pajak.

 Suatu objek pajak yang masih dalam sengketa kepemilikan di pengadilan, maka orang atau badan yang memanfaatkan/ menggunakan objek pajak tersebut ditetapkan sebagai wajib pajak tersebut.

 Subjek pajak dalm waktu yang lama berada di luar wilayah letak objek pajak, sedang unuk merawat objek pajk tersebut dikuasai kepada orang atau badan, maka orang atau badan yang diberi kuasa dpat ditunjuk sebagi wajib pajak.

Contoh:

Subjek pajak bernama Anton memanfaatkan sebuah gudang milik sudarnya sebagai tempat tinggalnya, maka dalam hal ini yang menjadi subjek pajak adalah Anton.

4. surat yang diterbitkan PBB

 SPOP

Surat pemberitahuan objek pajak ini merupakan surat yang harus diisi oleh wajib pajak tentang objek pajaknya, dan harus diisi secar jelas, benar dan lengkap. Yang dimaksud dengan jelas disini adalah penulisan data yang diminta tidak dibuat sedemikan rupa sehingga tidak menimbulkan salah tafsir dan dapat menimbulakan kerugian bagi Negara dan wajib pajak.

SPOP ini diberikan apabila:

a.Objek pajak belum terdaftar/ data belum lengkap

b. Objek pajak tealah terdaftar tapi belum lengkap datanya. c.NJOP berubah

d. objek pajak dimutasi.

 SPPT

(4)

sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak. Pajak terutang yang tidak dibayar atau kurang dibayar pada saat jatuh tempo, dikenakan denda

administrasi sebesar 2% sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangaka waktu paling lama 24 bulan.

Contoh:

Wajib pajak Ridwan menerima SPPT tahun pajak 2003 pada 1 Maret 2003. hutang pajak yang tertera pada SPPT adalah Rp 1.500.000,00. pembayaran utang pajak tersebut harus dilakukan paling lambat 31 Agustus 2003. Namun wajib pajak baru melakukan pembayaran pada tanggal 2 september 2003, maka denda adminidtrasi sebesar 2% sebulan yang harus dibayar adalah Rp 30.000,00 (2%x Rp 1.500.000,00). Denda yang dikenakan dalam hal ini adalah 1 bulan karena jatuh tempo SPPT sejak diterimanya ( 1 Maret 2003) adalah pada tanggal 31 Agustus 2003. Tanggal 2 September dalam hali ini dianggap termasuk bagian dalam bulan September sehingga dihitung satu bulan.

 SKPKB

Surat ketetapan pajak kurang bayar ini muncul apabila:

a) SPOP tidak disampaikan sesuai dengan ketentuan. Besarnya pajak yang terutang adalah sebesar pokok ditambah dengan denda administrasi 25% dari pokok

Contoh:

SKPKB secara jabatan adalah Rp 2.000.000,00. Maka denda administrasi adalah 25% dari Rp 2.000.000,00 = Rp 500.000,00 sehingga jumlah pajak yang harus dibayar adalah Rp 2.000.000,00 + Rp 500.000,00 = Rp 2.500.000,00.

b) Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, ternyata jumlah pajak yang terutang lebih besar dari pada jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP ( Surat Pemberitahuan Objek Pajak ) yang disampaikan oleh wajib pajak. Pajak yang terutang menurut SKPKB adalah pokok pajak ditambah dengan ditambah dende administrasi 25% dihitung dari selisih pajak yang terutang menurut SPPT.

5. dasar hukum dan dasar penghitungan pajak

(5)

a)Undang-undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang No.12 tahun 1994.

b)peraturan pemerintah no. 25 tahun 2002 tentang penetapan besarnya persentase nilai jual kena pajak untuk pajak bumi dan bangunan.

c) keputusan menteri keuangan No. 1002/ KMK.04/1985 tentang tata cara pendaftaran objek pajak PBB .

D) KEPUtUSAN menteri keunagan no. 1006 / KMK.04/1985 tentang tata cara penagihan PBB dan penunjukan pejabat yang berwenang mengeluarkan surat paksa. e)Kepusan menteri keuangan No. 1007 / KMK.04/1985 tentang penimpahan

wewenang penagihan PBB. Kepada gubernur kepala daerah tingkat 1 dan / atau bupati/ wali kota madya kepala daerah tingkat 2

f) keputusan menteri keuangan No. 523 / KMK. 04 /1998 tentang penentuan klasifikasi dan besarnya nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenaan PBB.

g) keputusan menteri keuangan no. 201 /KMK.04/2000 TENTANG penyesuaiayan besarnya NJOPTKP sebagai dasar perhitungan PBB.

h) keputusan menteri keuangn no.552 / KMK.03/ 2002 tentang perubahan atas keputusan menteri keuangan no.82 /KMK.04 /2002 TENTANG pembagian hasil penerimaaN PBB atara pemerintah pusat dan daerah.

Dasar perhitungan pajak

Dasar perhitungan pajak adalah nilai jual kena pajak (njkp). Persentasi nilai jual kena pajak berdasarkan peraturan pemerintah no. 25 tahun 2005 tentang penetapan

besarnya nilai jual kena pajak untuk penghitungan pajak bumi dan bangunan pada tanngal 31 mei 2002, terdiri dari dua tarif yaitu 40 % dan 20% yang diterapkan sebagai berikut:

a.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan wawancara dan observasi langsung dengan mitra diperoleh permasalahan yang dihadapi mitra yaitu: Belum adanya kelompok lansia yang dapat menjadi wadah untuk

Dasar pemikiran Calvin tentang gereja tidak kelihatan dan gereja kelihatan sangat dipengaruhi oleh konsep eskhatologi yang berpusat kepada Yesus Kristus, karena Yesus adalah

Dengan metode ini, penulis menggambarkan sejauh mana remaja yang tergabung dalam Putera Altar Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung, Gunung Kidul, Yogyakarta dapat meningkatkan

Flowchart atau Bagan alir adalah bagan ( chart ) yang menunjukkan alir ( flow ) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir ( flowchart ) digunakan terutama

From the types above, Gereffi et all (2001) identifies the characteristics of gov- ernance: (1) coordination within value chains that can take various forms; (2) where there is

In contrast, Roca (2000:145) finds the existence of interdependency among the five ASEAN’s stock markets in the short run, but not significantly related in the long run before

Perseroan sangat memerlukan pertumbuhan non-organik dimana diperlukan adanya tambahan cadangan batubaranya mengingat cadangan batubara perseroan saat ini yang sebesar

Perhatian orang tua dalam pendidikan anaknya sangat diperlukan, sebab dengan memberi perhatian, orang tua dapat menolong anak untuk mengenali diri, mengembangkan