• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 Terhadap Persiapan Penilaian Akreditasi Rumah Sakit Umum Deli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 Terhadap Persiapan Penilaian Akreditasi Rumah Sakit Umum Deli"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemangku kepentingan pemberi pelayanan kesehatan. Semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan masyarakat akan hak mendapat pelayanan yang bermutu tersebut berdampak berbagai prakarsa dalam sistem pelayanan kesehatan tertuju kepada mutu pelayanan dan pengembangan sistem evaluasi mutu pelayanan.

(2)

Departemen Kesehatan pada tahun 1987 telah mengadopsi sistem akreditasi yang dilakukan di luar negeri sebagai acuan penting dalam menetapkan program dan pelaksanaan akreditasi rumah sakit di Indonesia.

Akreditasi Rumah Sakit secara umum bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan secara khusus bertujuan untuk memberikan jaminan kepuasan dan perlindungan kepada masyarakat, memberikan pengakuan kepada rumah sakit yang telah menerapkan standar yang ditetapkan dan menciptakan lingkungan internal rumah sakit yang kondusif untuk penyembuhan dan pengobatan pasien sesuai standar input / struktur, proses dan hasil (outcome). Manfaat akreditasi yaitu sebagai alat bagi pemilik dan pengelola rumah sakit mengukur kinerja rumah sakit, melindungi masyarakat dari pelayanan sub standar / mal praktek dan meningkatkan citra rumah sakit dan kepercayaan masyarakat (Departemen Kesehatan, 2008).

Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilaksanakan secara bertahap dimulai dengan 5 (lima) pelayanan pada tahun 1995, kemudian pada tahun 1998 bertambah menjadi 12 (dua belas) pelayanan dan pada tahun 2002 menjadi 16 (enam belas) pelayanan (Kementerian Kesehatan, 2011).

(3)

sakit dapat berbeda tergantung beberapa kegiatan pelayanan akreditasi yang diikuti (Kementerian Kesehatan, 2011).

Tak bisa dihindari saat ini Indonesia memasuki era globalisasi dan persaingan pasar bebas, untuk itu diperlukan peningkatan mutu dalam segala bidang, salah satunya peningkatan mutu pelayanan melalui Akreditasi Rumah Sakit menuju kualitas pelayanan internasional. Menjawab tantangan tersebut Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit menerbitkan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 menggantikan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007 yang berfokus pada dokumentasi yang disediakan oleh provider (rumah sakit). Adapun perubahan paradigma Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 :

1. Tujuan akreditasi adalah peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan bukan semata-mata sertifikat kelulusan.

2. Standar akreditasi harus memenuhi kriteria-kriteria internasional dan bersifat dinamis.

3. Peran Direktur sangat sentral. 4. Pelayanan berfokus pada pasien.

5. Keselamatan pasien menjadi standar utama.

6. Kesinambungan pelayanan dilakukan, baik saat merujuk keluar maupun serah terima pasien di dalam rumah sakit (antar unit, antar shift, antar petugas).

(4)

8. Proses akreditasi mencari bukti-bukti terhadap penerapan dan pengembangan standar mutu pelayanan dan keselamatan pasien dengan metode telusur yang terdiri dari telusur individual atau pasien, telusur sistem, telusur lingkungan dan telusur program spesifik.

9. Hasil survei merupakan upaya pencapaian rumah sakit terhadap skoring yang ditentukan berupa level-level pencapaian yaitu dasar, madya, utama dan paripurna (Sutoto, 2011).

Sejalan dengan hal tersebut maka pelaksanaan akreditasi rumah sakit akan menjadi penting dan pembinaan rumah sakit akan lebih terarah. Rumah sakit akan terpacu untuk memenuhi dan memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan sehingga mutu pelayananpun dapat dipertanggungjawabkan.

(5)

Nomor 428/Menkes/SK/XII/2012 tentang Penetapan Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dan Keputusan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK. 02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.

Nasution (2013) memaparkan bahwa berdasarkan sumber data dari Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tercatat bahwa dari 1632 rumah sakit, yang terakreditasi dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007 per Desember 2012 adalah sekitar 1277 (78,24 %) dengan distribusi rumah sakit yang terakreditasi berdasarkan pelayanan sebagai berikut :

Tabel 1.1. Distribusi Rumah Sakit Terakreditasi dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007 per Desember 2012

No Jenis Pelayanan Jumlah Rumah Sakit

N %

1 5 940 73,61

2 12 132 10,33

3 16 205 16,06

Jumlah 1277 100

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

(6)

Nasution (2013) memaparkan bahwa data rumah sakit diperlihatkan bahwa rumah sakit yang ada di Indonesia tersebar 829 Rumah Sakit Pemerintah, 715 Rumah Sakit Swasta non profit, 527 Rumah Sakit Swasta dan 67 Rumah Sakit BUMN, jadi secara keseluruhan berjumlah 2138 Rumah Sakit.

Rumah Sakit Umum Deli merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan swasta di kota Medan – Sumatera Utara yang didirikan oleh suatu badan hukum yaitu Yayasan Deli, pada tahun 1965 berupa Klinik Bersalin dan mengalami perkembangan di tahun 1973 menjadi sebuah Rumah Sakit Umum. Pada tahun 2008 badan hukum Yayasan Deli mengalami perubahan menjadi badan hukum PT. Cinta Damai.

Mengingat Rumah Sakit Umum Deli belum melaksanakan penetapan kelas Rumah Sakit dan sesuai dengan pelaksanaan terhadap pasal 9 ayat (1) dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 maka pada tanggal 18 April 2011 telah diterbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 03.05/I/1014/2011 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Deli Medan sebagai Rumah Sakit Umum kelas C. Penetapan kelas rumah sakit yang telah diperoleh juga merupakan perwujudan pelaksanaan terhadap pasal 2 ayat (1) dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010.

(7)

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 pasal 10 ayat (1) setiap rumah sakit yang telah mendapatkan izin operasional harus diregistrasi dan diakreditasi. Hal ini sejalan dengan maksud yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 maka Rumah Sakit Umum Deli wajib mentaati pasal 40 ayat (1) sampai dengan ayat (4) perihal Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit.

Rumah Sakit Umum Deli melaksanakan proses Akreditasi Rumah Sakit dimulai dari mengikuti proses bimbingan akreditasi rumah sakit 5 (lima) pelayanan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit pada tanggal 23 – 24 April 2012 dan survei akreditasi rumah sakit 5 (lima) pelayanan pada tanggal 11 – 13 Juni 2012. Pada tanggal 15 Juni 2012 oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Rumah Sakit Umum Deli diakui telah memenuhi standar pelayanan rumah sakit 5 (lima) pelayanan yang meliputi Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam medik serta dinyatakan dengan status Akreditasi Lulus Tingkat Dasar dengan masa berlaku 15 Juni 2012 s/d 15 Juni 2015.

(8)

Penilaian mutu pelayanan kesehatan sebuah rumah sakit lazimnya memakai indikator penilaian yaitu :

1. Indikator mutu yang mengacu pada aspek medis meliputi : • Angka infeksi nosokomial : 1 – 2 %; • Angka kematian kasar : 3 – 4 %; • Kematian pasca bedah : 1 – 2 %; • Kematian ibu melahirkan : 1 – 2 %; • Kematian bayi baru lahir : 20 / 1000 %; • NDR (Net Death Rate) : 2,5 %;

• ADR (Anesthesia Death Rate) : maksimal 1/5000; • PODR (Post – Operation Death Rate) : 1 %;

• POIR (Post – Operative Infection Rate) : 1 %;

2. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi rumah sakit meliputi : • Biaya per unit untuk rawat jalan;

• Jumlah penderita yang mengalami dekubitus; • Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur;

• BOR : 70 – 85 %;

• BTO (Bed Turn Over) : 5 – 45 hari atau 40 – 50 kali per satu tempat

tidur / tahun;

(9)

• LOS (Length of Stay) : 7 – 10 hari (komplikasi, infeksi nosokomial,

gawat darurat, tingkat kontaminasi dalam darah, tingkat kesalahan, dan kepuasan pasien);

• Normal Tissue Removal Rate : 10 %.

3. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien meliputi : • Pasien terjatuh dari tempat tidur / kamar mandi;

• Pasien diberi obat salah;

• Tidak ada obat / alat emergensi; • Tidak ada oksigen;

• Tidak ada suction (penyedot lendir); • Tidak tersedia alat pemadam kebakaran; • Pemakaian obat;

• Pemakaian air, listrik, gas, dan lain-lain.

4. Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan jumlah keluhan dari pasien / keluarganya, surat pembaca di koran, surat kaleng, surat masuk di kotak saran, dan lainnya.

(10)

Umum Deli dilakukan secara berkesinambungan berdasarkan hasil evaluasi mutu pelayanan secara rutin di rumah sakit. Upaya peningkatan mutu rumah sakit yang telah dilakukan oleh rumah sakit secara internal tidak terlepas dari sistem evaluasi mutu pelayanannya yang bersifat eksternal dengan menggunakan model akreditasi sebagai alat efektif untuk melakukan peninkatan mutu pelayanan rumah sakit.

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari instalasi rekam medis di Rumah Sakit Umum Deli dapat dilihat gambaran dari mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Deli sebagai berikut :

Tabel 1.2. Hasil Kegiatan Rumah Sakit Umum Deli Tahun 2009 – 2013

No Keterangan Tahun

Sumber : Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Deli

(11)

salah satu elemen dalam indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi rumah sakit. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi rumah sakit adalah salah satu dari 4 (empat) indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan yang sering digunakan di rumah sakit.

Sejak tahun 2009 sampai tahun 2013 BOR Rumah Sakit Umum Deli hanya berkisar 40% – 49%, belum memenuhi kriteria 70% – 85%. Hal ini mengindikasikan sebuah pertanyaan “bagaimanakah mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Deli ?”.

Tahun 2012 Rumah Sakit Umum Deli melaksanakan akreditasi dasar 5 (lima) pelayanan dengan mempergunakan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007. BOR di tahun 2012 menunjukkan angka 39,7% dan tahun 2013 BOR mengalami kenaikan dari 39,7% menjadi 47,2%. Kenaikan sekitar 7,5% dan menunjukkan bahwa pelaksanaan akreditasi rumah sakit dapat dijadikan sebagai forum konsultasi antara rumah sakit dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit yang akan memberikan saran perbaikan atau rekomendasi untuk peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Deli melalui pencapaian standar yang ditentukan.

(12)

Bergerak dari pengalaman mengikuti Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007, 5 (lima) pelayanan, Rumah Sakit Umum Deli mulai membenahi diri melengkapi persyaratan dokumentasi 16 (enam belas) pelayanan. Diketahui dengan dasar pemahaman materi Akreditasi Rumah Sakit Versi 2007 dan pelaksanaan pemenuhan dokumentasi 16 (enam belas) pelayanan akan membantu memenuhi persyaratan pelayanan di unit kerja lainnya di rumah sakit dan dapat mempersiapkan diri untuk menerima implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012.

(13)

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ?

2. Bagaimana monitoring implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ?

3. Apa saja faktor-faktor kendala selama implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ?

2. Mengetahui monitoring implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan penilaian akreditasi Rumah Sakit Umum Deli ?

(14)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Pimpinan Rumah Sakit Umum Deli berkenaan dengan implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 terhadap persiapan pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit Umum Deli.

2. Sebagai bahan masukan bagi Komisi Akreditasi Rumah Sakit tentang persoalan yang timbul di Rumah Sakit Umum Deli dalam rangka implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012.

3. Sebagai bahan kepustakaan dan referensi untuk rumah sakit lain dalam rangka implementasi Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012.

Gambar

Tabel 1.2.  Hasil Kegiatan Rumah Sakit Umum Deli Tahun 2009 – 2013

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buol sudah menerapkan Amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Penjelasannya. Kode Etik Rumah Sakit

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buol sudah menerapkan Amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buol sudah menerapkan Amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Dasar hukum pelaksanaan akreditasi rumah sakit adalah UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29 huruf b menyebutkan bahwa Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit juga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit

Program Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Rumah Sakit merupakan parameter dalam Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 yang tercantum dalam UU No.. 44 tahun 2009

Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari