• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Hukum Fungsi Yayasan yang di Dirikan oleh Perseroan Terbatas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Hukum Fungsi Yayasan yang di Dirikan oleh Perseroan Terbatas"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan yayasan di Indonesia telah dikenal sejak zaman pemerintahan

Hindia Belanda yang dikenal dengan sebutan “stiching”.2

Perkembangannya di dalam Indonesia, yakni setelah Hindia Belanda lepas

dari penjajahan Balanda dan Jepang kemudian menjadi Negara merdeka dan

berdaulat, terdapat Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia dalam putusan

Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam putusan Mahkamah Agung

Republik Indonesia tanggal 27 Juni 1973 No. 124/K/Sip/1973 yang berpendirian Namun tidak ada

sesuatu peraturan pun yang menegaskan bentuk hukum suatu yayasan, apakah

berbentuk badan hukum (corporatie) yang konsekuensinya mempunyai kekayaan sendiri yang terpisah dengan kekayaan para pendirinya atau bukan merupakan

badan hukum, sehingga ada pencampuran kekayaan antara kekayaan yayasan

dengan kekayaan para pendirinya. Tidak ada satu peraturan pun yang mengatur

mengenai tujuan dan kegiatan apa saja yang boleh dilakukan oleh yayasan.

Tujuan dan kegiatan stichting termasuk pengaturan mengenai kekayaan

stichting diatur bersadarkan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi karena kebutuhan dan yang dapat diterima dalam masyarakat pada masa pemerintahan Hindia

Belanda, yang kemudian berkembang atas dasar yurisprudensi putusan Mahkamah

Agung.

2

(2)

bahwa yayasan merupakan suatu badan hukum, yang kemudian disusul dengan

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 8 Juni 1975 No.

467/K/Sip/ 1975, berpendirian bahwa perubahan menjadi yayasan dapat saja

karena tujuan dan maksudnya tetap.

Belum ada undang-undang yang mengatur tentang yayasan dan

yurisprudensi tidak banyak memutuskan mengenai yayasan, namun hal tersebut

tidak mengurangi kenyataan cepatnya pertumbuhan yayasan. Saat ini yang

menjadi masalah adalah apakah yayasan menjadi badan hukum berdasarkan

undang-undang, seperti halnya pemberian status badan hukum kepada badan

hukum lainnya ataukah berdasarkan kebiasaan, doktrin atau yurisprudensi saja.3

Lahirnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan,

pendirian yayasan di Indonesia sebelumnya dilakukan berdasarkan kebiasaan

dalam masyarakat, doktrin dan yurisprudensi. Badan hukum yayasan di samping

untuk tujuan social, keagamaan dan kemanusiaan telah pula dipergunakan untuk Kebiasaan dan yurisprudensi yang ada tidak secara lengkap dan menjamin

kepastian hukum tentang yayasan. Sering ditemui kasus-kasus sengketa antara

pengurus dengan pendiri atau dengan pihak lainnya. Adanya kecendrungan atau

dugaan bahwa yayasan sebagai badan hukum digunakan untuk kemauan

menampung kekayaan yang berasal dari para pendiri atau pihak lain yang

diperoleh dengan cara melawan hukum, bahkan sebagai tempat untuk

memperkaya diri pendiri, pengurus atau pengawas.

3

(3)

tujuan-tujuan lain yang menyimpang dari tujuan semula penciptaan badan hukum

ini.4

Yayasan telah dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang bukan untuk tujuan

sosial dan kemanusian, seperti untuk memperkaya diri sendiri atau organ yayasan,

menghindari pajak yang seharusnya dibayar, menguasai suatu lembaga pendidikan

untuk selama-lamanya, menembus birokrasi, memperoleh berbagai fasilitas dari

negara atau penguasa dan berbagai tujuan lainnya. 5

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan telah

dikeluarkan dan kemudian diikuti dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001

tentang yayasan. Perubahan Undang-Undang yayasan dilakukan bukan untuk

penggantian seluruhnya, dalam arti Undang-Undang yang lama diganti dengan

yang baru, melainkan hanya beberapa pasal saja yang diganti dengan tidak

merubah seluruhnya pasal dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001.

Beberapa ketentuan dalam yayasan Nomor 28 Tahun 2004 lahir setelah ditemukan

reaksi dan kegoncangan dalam masyarakat khusus menyikapi Undang-undang

yayasan ini, terutama mengenai pemberian gaji dari yayasan terhadap pengurus

yayasan dan mengenai pengaturan organ yayasan. Maka atas dasar perubahan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo. Undang-Undang Nomor 28 tahun

2004, diharapkan akan menjadi dasar hukum yang kuat dalam mengatur

kehidupan Yayasan di Indonesia serta menjamin kepastian dan ketertiban hukum

4

Chatamarrasjid Ais, Badan Hukum Yayasan, (Bandung:PT Citra Aditya Bakti, 2006), hlm. 1.

(4)

agar Yayasan berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip

keterbukaan dan akuntabilitas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Sifat dasar

inilah yang mendorong manusia untuk memperhatikan orang-orang disekitarnya.

Hal inilah yang mendorong munculnya pembentukan yayasan, dimana keberadaan

yayasan dianggap sebagai suatu jawaban atau jalan bagi mereka yang

menginginkan suatu wadah atau lembaga yang dapat menyalurkan keinginan

mereka untuk melaksanakan segala kegiatan yang pada dasarnya bersifat

kedermawanan baik dalam sosial, keagamaan, kemanusian, pendidikan, kesehatan

dan sebagainya.

Yayasan dipandang sebagai bentuk ideal untuk mewujudkan keinginan

manusia dan karena itu keberadaannya dirasakan membawa mamfaat positif dari

sisi sosial kemanusiaan. Hal ini disebabkan karena yayasan tidak semata-mata

mengutamakan profit atau mengejar mencari keuntungan atau penghasilan

sebagaimana layaknya badan usaha lainnya.

Sifat dan tujuan yayasan sama sekali berbeda dengan badan hukum atau

badan usaha lain seperti Perseroan Terbatas, Perseroan Komansiter, Firma,

Perusahan Dagang, Usaha Perseorangan, Koperasi dan sebagainya dimana

badan-badan tersebut tidak bertujuan sosial, keagamaan, kemanusian, tetapi lebih

mementingkan laba, memberikan keuntungan dan/atau penghasilan tidak saja

kepada karyawan, pengurus dan pengawas badan-badan tersebut tetapi juga

kepada pemilik modal. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar mengingat

(5)

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh yayasan di Indonesia antara lain

memberikan santunan kepada anak yatim piatu, memberikan kesejahtraan bagi

penderita cacat badan, memberikan beasiswa kepada anak kurang mampu,

memberikan bantuan kepada keluarga yang tengah berduka, membantu

memberikan pelayanan kesehatan kepada penderita suatu penyakit, dan

sebagainya. 6

Yayasan dapat didirikan oleh beberapa orang atau dapat juga oleh

seseorang saja, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dengan

memisahkan suatu harta dari seseorang atau beberapa orang pendiriannya, dengan

tujuan idiil/sosial yang tidak mencari keuntungan, mempunyai pengurus yang

diwajibkan mengurus dan mengelola segala sesuatu yang bertalian dengan

kelangsungan hidup yayasan. 7

Yayasan yang didirikan oleh perseorangan maupun badan hukum lain

seperti perseroan terbatas harulah sesuai prosedur undang-undang yang ada,

dimana yayasan mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan

kemanusian. Oleh karena itu, perseroan terbatas bisa melalui suatu lembaga

6

Garot Supraman, Hukum Yayasan di Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 1. 7

Anwar Borahima, Kedudukan Yayasan DiIndonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 87.

CSR

(Corporate Social Responsibility) sebagai suatu pendekatan perusahaan yang

mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan dalam interaksi

mereka dengan para pemangku kepentingan (stake holders) berdasarkan prinsip

keterbukaan, dimana perusahaan mengakui bahwa permasalahan masyarakat

(6)

terbatas sebagai suatu perusahaan yang berkomitmen dalam dunia bisnis untuk

berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap aspek ekonomi, sosial

dan lingkungan.

Kepedulian perusahaan ini yang menyisihkan sebagian keuntungannya

bagi kepentingan pembangungan manusia dan lingkungan secara berkelanjutan

berdasarkan prosedur yang tepat dan professional yang sama-sama diperuntukkan

untuk mencapai tujuan dibidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Sama

halnya dengan yayasan memiliki kegiatan seperti yang dapat meningkatkan

kesejahtraan masyarakat, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,

pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum yang bersifat sosial dan

berguna untuk masyarakat banyak.

Undang-Undang Yayasan No.16 tahun 2001 jo. Undang-Undang No.28

tahun 2004 menghapus segala kesangsian perihal apakah yayasan merupakan

suatu badan hukum atau bukan.8

8

Chatamarrasjid Ais, Op.Cit, hlm. 49.

Maka yayasan sebagai badan hukum yang

mempunyai hak dan kewajiban yang disebut sebagai subjek hukum yang dapat

dipertanggung jawabkan mengenai hukum dan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Berdasarkan pemaparan di atas kiranya cocok untuk dibahas sejauh mana

Fungsi Yayasan yang didirikan oleh Perseroan Terbatas. Oleh karena itu untuk

membahas hal tersebut dipilih judul skripsi ini, yaitu “ Tinjauan Hukum Fungsi

(7)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang diuraikan diatas,

maka perlu dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan Yayasan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16

Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004?

2. Bagaimana hubungan hukum antara Perseroan Terbatas dengan yayasan yang

didirikan oleh Perseroan Terbatas?

3. Bagaimana fungsi yayasan yang didirikan oleh Perseroan Terbatas?

C. Tujuan dan Mamfaat Penulisan

1. Tujuan penulisan

Tujuan yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaturan Yayasan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.

b. Untuk mengetahui hubungan hukum antara Perseroan Terbatas dengan

yayasan yang didirikan oleh Perseroan Terbatas.

c. Untuk mengetahui fungsi yayasan yang didirikan oleh Perseroan Terbatas.

2. Mamfaat penulisan

Mamfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah :

a. Manfaat teoretis

Pembahasan terhadap masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini tentu

akan menambah pemahaman dan pandangan baru tentang yayasan, dimana hal ini

(8)

mengembangkan dunia pendidikan dan untuk mengembalikan tujuan asli dari

bentuknya Yayasan.

b. Manfaat praktis

Pembahasan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca

baik rekan mahasiswa, masyarakat, praktisi hukum dan pemerintahan dalam

menentukan kebijakan terhadap yayasan. Sehingga pendirian yayasan tidak hanya

berkedok sebagai badan hukum dan juga tidak hanya bertujuan untuk

memperkaya diri sendiri saja. Hal ini dimaksudkan agar registrasi yayasan dengan

pola penerapan administrasi hukum yang baik dapat mencegah praktek perbuatan

hukum yang dilakukan yayasan yang dapat merugikan yayasan.

D. Keaslian Penulisan

“ Tinjauan Hukum Fungsi Yayasan yang Didirikan oleh Perseroan

Terbatas” yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini disusun melalui

referensi buku-buku, media cetak, dan elektronik serta bantuan dari berbagai

pihak. Dengan demikian dilihat dari permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai

dalam penulisan skripsi ini, selanjutnya lahirlah ide dan gagasan untuk melakukan

penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut dan mengangkat tulisan seperti apa

yang tertuang dalam skripsi ini. Kalaupun ditemukan pendapat atau kutipan dalam

penulisan ini hanya sebagai faktor pendukung dan pelengkap saja yang memang

(9)

E. Tinjauan Kepustakaan

Penulisan skripsi ini tentang “ Tinjauan Hukum Fungsi Yayasan yang

Didirikan oleh Perseroan Terbatas menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.

Yayasan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah “stichting” dan dalam bahasa Inggris “foundation”. Stichting berarti lembaga atau yayasan, berasal dari kata stichten yang berarti membangun atau mendirikan. Menurut Yan

Pramedya Puspa bahwa membangun, mendirikan dimaksudkan adalah

membentuk suatu pengayuban atau badan yang pendiriannya disahkan dengan

akte yang dibuat notaris, dimana aktivitasnya bergerak dibidang sosial. 9

Pengertian Yayasan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 16

Tahun 2001 tentang yayasan adalah “ Badan hukum yang terdiri atas kekayaan

yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang

sosial, keagamaan, dan kemanusian yang tidak mempunyai anggota”.

10

Defenisi yayasan di atas mengandung empat catatan utama yaitu: 11

1. Yayasan merupakan badan hukum. Artinya yayasan secara hukum dianggap

bisa melakukan tindakan-tindakan yang sah dan mempunyai akibat hukum

walaupun nanti secara nyata yang bertindak adalah organ-organ yayasan, baik

pembina, pengawas maupun pengurusnya.

2. Yayasan memiliki kekayaan yang dipisahkan. Artinya, yayasan mempunyai

aset, baik bergerak maupun tidak, yang pada awalnya diperoleh dari modal

9

Yan Pramedya Puspa, Kamus Hukum Edisi Lengkap dalam Abdul Muis Yayasan sebagai Wadah Kegiatan Masyarakat, (Medan:Fakultas Hukum USU, 1991), hlm. 6.

10Ibid. 11

(10)

atau kekayaan yang telah dipisahkan. Maka, yayasan secara hukum memiliki

kekayaan sendiri yang terlepas dan mandiri. 12

3. Yayasan mempunyai tujuan tertentu yang merupakan pelaksanaan nilai-nilai ,

baik keagamaan, sosial, maupun kemanusiaan. Dari hal ini diketahui bahwa

yayasan sejak awal didesain sebagai organisasi nirlaba yang tidak bersifat

untuk mencapai keuntungan (profit oriented) sebagaimana badan usaha,

seperti perseroan terbatas, CV, Firma dan lain-lain.

Pemisahan harta kekayaan

tersebut sebenarnya bertujuan mencegah jangan sampai kekayaan awal

yayasan masih merupakan bagian dari harta pribadi atau harta bersama

pendiri. Jika tidak demikian nantinya harta tersebut masih tetap sebagai

kekayaan milik pendiri yayasan.

4. Yayasan tidak mempunyai anggota. Maksudnya, yayasan tidak mempunyai

semacam pemegang saham sebagaimana perseroan terbatas atau

sekutu-sekutu dalam CV atau anggota-anggota dalam badan usaha lainnya. Namun,

yayasan tentu saja digerakkan oleh organ-organ yayasan, baik pembina,

pengawas dan terlebih lagi peran utama pengorganisasian yayasan berada di

tangan pengurus dengan pelaksana hariannya.

Badan hukum adalah subjek hukum ciptaan manusia pribadi. 13

12

Gatot Supramono, Op. Cit, hlm. 37. 13

Abdulkadir Mumammad, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung: PT: Citra Aditya Bakti, 1993), hlm. 29.

(11)

mempunyai hak dan kewajiban diantaranya manusia (natuurlijke Person) dan

badan hukum (recht person).14

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijke Wetbook) dan Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang (Burgelijke Wetboek Van Koophandle) yang

diberlakukan diindonesia tidak ada satu pasal pun yang mengatur dengan tegas

tentang status badan hukum yayasan. 15 istilah yayasan dapat dijumpai dalam

beberapa ketentuan KUHPerdata, antara lain Pasal 365, Pasal 899, Pasal 900,

Pasal 1680, Pasal 1852 dan Pasal 1954 serta dalam Pasal 6 butir (3). Pasal 236

dan Pasal 890 Rv dengan nama dan penyebutan yang berbeda-beda antara lain

“stichting”, “gestichten” dan “armenenistichtingen”.16

14

C.S.T.Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 1986), hlm. 117.

15

L.Boedi Wahyono dan Suyud Morgono, Hukum Yayasan antara Fungsi Karitatif atau Komersial, (Jakarta:CV.Novindo Putra Mandiri,2001), hlm. 2.

16

Ibid.

Dalam rumusan

Pasal-Pasal KUHPerdata ini sama sekali tidak ditemui pengertian dari yayasan ini.

Pengertian yayasan hanya berasal dari pendapat para ahli dan doktrin ilmu hukum.

Yayasan untuk memperoleh status badan hukum, maka sebuah yayasan

harus memenuhi syarat-syarat pendirian. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta

notaris dan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian memperoleh

pengesahan dari Mentri Kehakiman dan Hukum Asasi Manusia atau pejabat yang

ditunjuk. Ketentuan tersebut dimaksudkan agar penataan administrasi pengesahan

suatu yayasan sebagai badan hukum dapat dilakukan dengan baik guna mencegah

berdirinya yayasan tanpa melalui prosedur yang ditentukan dalam

(12)

Memberikan pelayanan dan kemudahan bagi masyarakat, permohonan

pendirian yayasan dapat diajukan kepada kepala kantor wilayah Departemen

Kehakiman dan HAM yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan

tersebut dan setelah yayasan memperoleh pengesahan harus diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar registrasi yayasan

dengan pola penerapan administrasi hukum yang baik dapat mencegah praktek

perbuatan hukum yang dilakukan yayasan yang dapat merugikan masyarakat. 17

Yayasan dapat didirikan oleh perorangan maupun perusahaan yang

berbadan hukum seperti perseroan terbatas, Oleh karena itu, menurut Abdulkadir

Muhammad, Perseroan Terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi

atas saham-saham dan bertanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada

jumlah saham yang dimilikinya. Perseroan Terbatas adalah perusahaan badan

hukum.

Yayasan sebagai badan hukum harus mempunyai organ yang nantinya

akan mewakili yayasan dalam menjalankan hak dan kewajiban dari yayasasn itu.

Dalam Undang-Undang Yayasan sudah ditentukan ada 3 (tiga) organ yang harus

ada yaitu : Pembina, Pengawas dan Pengurus. Perseroan Terbatas sebagai badan

hukum boleh mendirikan suatu yayasan yang mana mekanisme pendirian yayasan

sesuai dengan undang-undang dan tujuan yayasan tersebut sebagaimana mestinya

dalam undang-undang yayasan yaitu yayasan berfungsi dalam bidang sosial,

keagamaan dan kemanusian.

18

17Ibid 18

Abdulkadir Muhammad, Loc. Cit, hlm. 68.

(13)

Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 dalam Pasal 1

angka 1 dinyatakan bahwa: “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut dengan

Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, yang melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.

F. Metode Penulisan

1. Bentuk penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, penelitian menggunakan metode hukum

normatif atau disebut juga dengan metode kepustakaan. Penelitian hukum

normatif adalah penelitian hukum dengan hanya mengolah dan mengunakan

data-data sekunder yang berkaitan dengan “ Tinjauan Hukum Fungsi Yayasan yang

Didirikan oleh Perseroan Terbatas menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004”.

2. Alat pengumpulan data

Materi dalam skripsi ini diambil dari data-data sekunder. Adapun data-data

sekunder yang dimaksud adalah:

a. Bahan Hukum Primer

Yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang

berwenang. Dalam tulisan ini diantaranya Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan, Peraturan

(14)

b. Bahan Hukum Sekunder

Yaitu semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang

Yayasan dan Organ-Organ Yayasan seperti buku-buku, seminar-seminar,

jurnal hukum, majalah, Koran karya tulis ilmiah dan beberapa sumber dari

internet yang berkaitan dengan persoalan diatas.

c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu semua dokumen yang berisi tentang konsep-konsep dan

keterangan-keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti kamus, ensiklopedi dan sebagainya.

3. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan dan dianalisis secara

deskripsi dengan menggunakan metode deduktif.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dan penjabaran penulisan penelitian ini

akan dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab yang isinya antara lain memutar latar

belakang, perumusan masalah, tujuan dan mamfaat penulisan,

keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II PENGATURAN HUKUM YAYASAN DIINDONESIA

(15)

Dalam bab ini akan diulas mengenai tinjauan umum tentang

Yayasan yang antara lain akan mengulas pengertian Yayasan,

sejarah yayasan, maksud dan tujuan Yayasan, hak-hak dan

kewajiban organ-organ yayasan.

BAB III HUBUNGAN HUKUM ANTARA PERSEROAN TERBATAS

DENGAN YAYASAN YANG DIDIRIKAN OLEH PERSEROAN

TERBATAS

Dalam bab ini akan dibahas mengenai bahasan mencakup tentang

pengaturan Perseroan Terbatas, alasan dan faktor Perseroan

Terbatas mendirikan Yayasan.

BAB IV FUNGSI YAYASAN YANG DIDIRIKAN OLEH PERSEROAN

TERBATAS

Dalam bab ini akan dibahas mengenai Tinjauan Hukum Fungsi

Yayasan yang Didirikan oleh Perseroan Terbatas menurut

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2004, antara lain Fungsi yayasan , penyimpangan yang

terjadi terhadap fungsi yayasan yang didirikan oleh Perseroan

Terbatas serta tindakan hukum bagi yayasan yang melakukan

kesalahan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir dalam skripsi ini yang berisi

kesimpulan dan saran-saran penulis mengenai permasalahan yang

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi serat pelepah pisang dan arang kulit singkong mempengaruhi kekuatan impak, kapasitas penyerapan air, dan perubahan volume komposit. Semakin tinggi komposisi serat, semakin

KOMPLIKASI BERAT BULAN

Hasil dari skema diatas didapatkan bahwa informan primer yaitu 15 remaja di SMAN 1 Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta, didapatkan hasil bahwa mayoritas informan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelesaian sengketa diluar pengadilan (non litigasi) serta hambatan-hanbatan dalam proses penyelesaian sengketa atas

Panduan pelaksanaan Program Matching Fund ini kiranya dapat membantu perguruan tinggi Indonesia terutama yang berada di bawah bimbingan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

Meskipun Pemilu 2004 diwarnal oleh berbagai kerumltan, tetapi secara umum sistem Pemilu 2004 lebih balk dibandingkan Pemilu sebelumnya. Pemlllh dapat menentukan sendiri pilihannya,

(2) Dalam pertimbangan hukum hakim dalam memutus perkara tindak pidana penghinaan dan pencemaran nama baik dalam kasus tersebut adalah dengan mengkaji kualifikasi tindak pidana,