• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dermatitis Kontak Alergi 2.1.1. Definisi - Hubungan Merokok dengan Kejadian Dermatitis Kontak Alergi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dermatitis Kontak Alergi 2.1.1. Definisi - Hubungan Merokok dengan Kejadian Dermatitis Kontak Alergi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dermatitis Kontak Alergi 2.1.1. Definisi

DKA merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat diperantarai sel atau reaksi imun tipe IV yang disebabkan oleh kontak kulit dengan alergen lingkungan.6.20

2.1.2. Epidemiologi

DKA terjadi pada 5-11% pria dan 13-18% wanita.3,21,22Di Indonesia terlihat bahwa frekuensi DKA menunjukkan peningkatan dalam tahun-tahun terakhir ini. Di bagian Alergi-Imunologi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo(RSCM) Jakarta pada tahun 1988 dilaporkan 35 kasus yang berumur antara 6-67 tahun, 21 diantaranya dengan DKA yang tidak diketahui penyebabnya dan 14 orang dengan dermatitis kronis non spesifik yang penyebabnya tidak diketahui.1

2.1.3. Faktor predisposisi 2.1.3.1. Usia

(2)

Hasil reaksiuji tempel positif cenderung meningkatdengan usiakarena akumulasialergiyang diperolehselama hidupnya. Orang dewasamuda lebihcenderung mengalami alergipekerjaan ataukosmetiksedangkanorang tua lebih cenderungterjadi sensitivitas obat. Usia merupakan faktor penting dalam setiap penelitian uji tempel.20,24

2.1.3.2. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamindalam terjadinyaDKA sebagian besar tidak diketahui.6 Wanitabiasanyalebih seringdiuji tempel, dan memiliki lebih banyak hasilpositifdaripada pria.24,25Perbedaan jenis kelaminmungkin disebabkanfaktor-faktor sosial danlingkungan dimanawanita lebih mungkinuntukmemiliki sensitivitasnikelkarena peningkatanpemakaianperhiasan, danprialebih mungkin untukmemiliki sensitivitaskromatakibat paparan pekerjaan.24,25

2.1.3.3. Ras

Peranrasdalam kejadian DKA terhadapbeberapaalergenpoten sepertiPara-Phenylenediamine(PPD)masih kontroversial.6Penelitian yang terbatasmenunjukkantingkat sensitisasilebih rendah terhadapnikel danneomisin di Afrika Amerika dibandingkan dengan Kaukasia.6,17,23Berkenaan denganprotokoluji tempel, penilaian reaksi positifmungkin sedikitlebih sulit padajeniskulit yang lebih gelap(Fitzpatrick tipeVdanVI). Hal ini disebabkan oleh eritemayang tidakjelas sehinggaterjadirisikomengabaikanreaksialergi positif ringan.6

(3)

2.1.3.4. Dermatitis atopik (DA)

Sampai saat ini, pasien dengan DA kebanyakan dianggap kurang mungkin untuk menderita DKA.Beberapa peneliti telah melaporkan penurunan frekuensi sensitisasi kontak antara individu dengan DA. Ada juga sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa sensitisasi kontak dalam DA berhubungan terbalik dengan keparahan klinis DA.23,24

2.1.3.5. Penyakit penyerta

Penyakit penyerta yang sering adalah gangguan yang terkait dengan defisiensi imun, sepertiAcquired Immunodeficiency Syndrome(AIDS), penyakit yang beragam seperti limfoma, sarkoidosis, kusta lepromatosa, dan dermatitis atopik telah dikaitkan dengan kurangnya reaktivitas atau anergi.20,23

2.1.3.6. Faktor-faktor lain

Paparan alergen dan kemungkinan terjadinya sensitisasi bervariasi dengan usia, faktor sosial, lingkungan, kegemaran, dan pekerjaan. Penelitian telahmenyelidikihubungan yang mungkin antarafaktor-faktor gaya hidupseperti minum alkohol dan merokoktembakaudengansensitisasikontak.15,16

2.1.4. Etiologi

Ada sekitar 25bahan kimiapenyebab DKA, termasukpoison ivy, nikel, sarung tangan karet, pewarna rambut dan tato temporer, tekstil, bahan pengawet,

(4)

2.1.5. Patogenesis

DKA merupakan reaksi hipersensitivitas diperantarai selyang lambat (tipe IV)akibat adanyapaparan dan sensitisasi berikutnya hostyang rentan secara genetikterhadap alergen lingkungan dimana pada paparan berulangakan memicu reaksi inflamasi kompleks.2,4,6,8Ini merupakan perbedaanpenting dengan

DKIdimana DKI tidak adareaksisensitisasidanintensitasreaksi inflamasiiritasisebanding dengandosis, konsentrasi danjumlahiritan.6,7,26Adadua

fase berbedadalam DKA yaitufasesensitisasidan faseelisitasi.6,24,25

2.1.5.1. Fase sensitisasi

Sebagian besar alergen adalah molekul lipofilik dan kecil (<500 Dalton) yang mampu menembus stratum korneum dan mencapai sel penyaji antigen dalam epidermis (sel Langerhans) atau dermis (sel dendritik dermal).Bahan-bahan kimiawi ini merupakan antigen yang tidak lengkap atau hapten dimana harus ditangkap oleh sel penyaji antigen, diinternalisasi, diikat ke protein kompleks histokompatibilitas major, dan diekpresikan kembali pada permukaan sel untuk menjadi antigen lengkap.Sel penyaji antigen kemudian migrasi ke kelenjar getah bening lokal dimana alergen yang baru dibentuk dipresentasikan ke sel T naif. Limfosit ini selanjutnya mengalami proliferasi klonal dan berdiferensiasi menjadi sel efektor, supresor, dan memori Cluster of Differentiation (CD)4 dan CD8 yang dilepaskan ke dalam aliran darah dan kulit. Proses ini terjadi selama 10-15 hari dan jarang menimbulkan lesi kulit yang terlihat.21

(5)

Paparan berulang terhadap alergen menyebabkan sel T yang tersensitisasi sebelumnya menghasilkan Interleukin (IL)-1, IL-2, dan Interferon (IFN)-γ. Limfokin-limfokin ini menginduksi proliferasi sel T sitotoksik dan perekrutan makrofag.21Selain itu, sel-sel T teraktivasi mensekresi Interferon (IFN)-γuntuk mengaktifkan keratinosit yang mengekspresikanIntercellular Adhesion

Molecule(ICAM)-1 dan HLA-DR.6,10,20Molekul ICAM-1 memungkinkan

keratinosit untuk berinteraksi dengan sel T dan leukosit lain yang mengekspresikan molekulLymphocyte Function-associated Antigen(LFA)-1 sedangkan ekspresi HLA-DR memungkinkan keratinosit untuk berinteraksi langsung dengan sel T CD4 dan untuk presentasi antigen ke sel-sel ini juga.Selain itu, ekspresi HLA-DR dapat membuat keratinosit menjadi target bagi sel T sitotoksik. Keratinosit teraktivasi juga menghasilkan sejumlah sitokin termasuk IL-1, IL-6, dan Granulocyte Macrophage Colony-Stimulating Factor (GMCSF), yang semuanya dapat lebih lanjut memperluas keterlibatan dan aktivasi sel T. Selain itu, IL-1 dapat merangsang keratinosit untuk menghasilkan eikosanoid.10,20,26Adanya kombinasi sitokin dan eikosanoid menyebabkan aktivasi sel mast dan makrofag.26

Histamindari selmastdaneikosanoiddari selmast, keratinosit, daninfiltrasileukosit menyebabkandilatasipembuluh darah danpeningkatan permeabilitasterhadapfaktor-faktor dan sel-sel proinflamatori larut yang beredar. Kaskadeini menyebabkanresponklinis inflamasi DKA, kerusakanselular, dan selanjutnyaprosesperbaikan.

Dalam waktu 8-48 jam, sel-sel efektor ini dan sitokin proinflamatori akan menyerang epidermis dan menimbulkan gambaran klinis dermatitis. Bila tidak

(6)

diobati, proses ini akan berlanjut selama beberapa hari atau minggu hingga sel supresor yang terutama mensekresikan IL-4 dan IL-10 mengambil alih dan menghambat reaksi.21

2.1.6. Gambaran klinis

Pasien umumnya mengeluh gatal dengan gambaran klinis dermatitis berupaefloresensi kulit yang bersifat polimorf dan berbatas tegas.6,20

2.1.6.1.Fase akut

Kelainan kulit umumnya muncul 24-48 jam pada tempat terjadinya kontakdengan bahan penyebab.6Pada yang ringan hanya berupa eritema danedema, sedangkan pada yang berat terdapat eritema dan edema yang lebih hebat disertaivesikel atau bula yang bila pecah akan terjadi erosi dan eksudasi.Lesicenderung menyebar dan batasnya kurang jelas. Keluhan subjektif berupa gatal.6,20,28

2.1.6.2.Fase sub akut

Pada fase ini akan terlihateritema, edema ringan, vesikula, krusta dan pembentukan papul-papul.6,28

2.1.6.3.Fase kronis

(7)

2.1.7. Diagnosis

Untuk menetapkan bahan alergen penyebab DKA,diperlukan anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.

Anamnesis dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan mencari penyebab yang penting dalam menentukan terapi serta tindak lanjutuntuk mencegah kekambuhan. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, pertanyaanpersonal mengenai pakaian baru, sepatu lama, kosmetik, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.

5,6,28

Pemeriksaan fisik didapatkan eritema, edema dan papuldengan pembentukan vesikel yang jika pecahakan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada tempat kontak, tidak berbatas tegas, dan dapat meluas ke daerah sekitarnya.

5,6,25

Uji tempel digunakan untuk mendeteksi hipersensitivitas terhadap zat yang bersentuhan dengan kulit sehingga alergen dapat ditentukan dan tindakan korektif dapat diambil. Uji tempel dilakukanuntuk konfirmasi dan diagnostik tetapi hanya dalam kerangka anamnesis dan pemeriksaan fisik.

5,6,20

4

Uji tempel dapat dilakukan dengan Thin-layer Rapid-Use Epicutaneous (TRUE) atau dengan

(8)

dunia.31Dalam protokol uji tempel umum, jumlah tertentu hapten yang diduga diaplikasikan ke kulit selama 48 jam (24 jam di beberapa negara), dan penilaian selanjutnya reaksi kulit dilakukan pada waktu tertentu, biasanya setelah 2, 3, 4, dan/atau 7 hari. Pembacaan tambahan setelah 7 hari dapat memperlihatkan hingga 10%reaksi positif yang negatif pada pemeriksaan sebelumnya.5,6,31Intensitas reaksi dinilai dan dicatat sesuai International Contact Dermatitis Research Group

(ICDRG) menurut sistem penilaian oleh Wilkinson dkk. yaitu dari + (reaksi non vesikular lemah dengan eritema yang dapat diraba), ++ (reaksi kuat edema atau vesikular), +++ (reaksi hebat bulosa atau ulserasi). Bila reaksi sangat lemah atau meragukan dimana hanya ada eritema samar atau makular (tidak dapat diraba) dicatat dengan tanda tanya (?+), dan reaksi iritan dicatat sebagai IR.6,30,31 Jika memungkinkan, tes tempelharus dipasang di bagian punggung atas pasien karena merupakan lokasi yang paling nyaman baik untuk dokter dan pasien, dan sebagian besar validasi uji tempel dilakukan di daerah ini. Aplikasi tes di daerah tubuh lainmisal tangan, lengan, paha, perut) harus dibatasi dalam situasi pengecualian dan harus dilakukan oleh dokter berpengalaman karena kesulitan interpretasi.10,31

2.2. Merokok 2.2.1. Definisi

Merokok merupakan prosesmenghirupasappembakarantembakau yang terbungkusdalam rokok, pipa, dan cerutu. Seorang perokokadalahseseorang yang merokoksetidaknya saturokokdalam seminggu.32

(9)

Merokokmencapai tingkat epidemikselama abadterakhir danmencapai puncakpada tahun 1964dimana40% orang dewasadiAmerika Serikatadalah perokok. Sejak itu,penggunaan tembakautelah menurunsecara bertahap, meskipun28% orang dewasadi negara-negaramajumasihperokok. Selama dekade terakhir, jumlah perokokdi Spanyoltelahsedikit menurun menjadisekitar30% dari populasi orang dewasa.32

Merokok adalahpenyebab utamapenyakitdan kematiandi dunia Barat dengan persentase sekitar 20% darikematian dinegara-negara tersebut. Di seluruh dunia,sekitar 2juta orangmeninggal setiap tahunkarena merokok, setengah darimereka berusia di bawah70tahun.32,33

2.2.3. Klasifikasi

WHO telah menerbitkan pedoman standar untuk pengukuran merokok. Berdasarkan pedoman ini, orang dapat diklasifikasikan sebagai perokok atau non perokokdan dua kategori utama ini dapat dibagi menjadi beberapa sub kategori.

Seorang perokok adalah orang yangpada saat surveimerokok produk tembakau baik harian atau okasionaldimanaperokok dapat berupa perokok harian atau okasional. Seorang perokok harian adalah orangyang merokok produk tembakau setidaknya sekali sehari (kecuali bahwa orang yang merokok setiap hari, tetapi tidak pada hari-hari puasa agama, masih diklasifikasikan sebagai perokok harian).Seorang perokok okasional adalah orangyang merokok, tetapi tidak setiap hari.Perokok okasional bisa reducer, perokok okasional berkesinambungan atau experimenter. Seorang reducer adalah orang yang dulunya merokok setiap hari tetapi sekarang tidak merokok setiap hari

(10)

lagi.Seorang perokok okasional berkesinambungan adalah orang yang tidak pernah merokok setiap hari, tetapi telah merokok 100 atau lebih rokok (atau jumlah tembakauyang setara) dan sekarang merokok sesekali. Seorangexperimenteradalah orang yang telah merokok kurang dari 100 batang rokok (atau jumlah tembakauyang setara) dan sekarang perokok sesekali.

Seorang nonperokok adalah orang yang pada saat survei tidak merokok sama sekali.Non perokok dapat dibagi eks-perokok, tidak pernah merokok atau perokok eks-okasional. Seorang eks-perokok adalah orang yang dulunya seorang perokok harian tetapi saat ini tidak merokok sama sekali. Seorang tidak pernah merokok adalah orang yangtidak pernah merokok sama sekali atau belum pernah menjadi perokok harian dan telah merokok kurang dari 100 batang rokok (atau jumlah setara tembakau) sepanjang hidupnya. Seorang perokok eks-okasional adalah orang yang sebelumnya merokok sesekali, tetapi tidak pernah merokok setiap hari dan yang telah merokok 100 atau lebih rokok (atau jumlah setara tembakau) sepanjang hidupnya.

33,34

Derajat berat merokok dihitung dengan menggunakan Indeks Brinkman

(IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap sehari dikalikan dengan lama merokok dalam tahun, dan dikategorikan dalam ringan (0-200), sedang (200-600), berat (>600).

33,34

33

2.2.4. Risiko dan komponen rokok

(11)

dari bahan kimia ini menyebabkan kanker.35,36Asap tembakauterdiri darifasepartikulatpadattermasukalkaloid, nikotin, dan fasegasyang mudah menguap.Ada banyakmutagendan karsinogendalam asap tembakau, terutama hidrokarbon aromatikpolisiklik, nitrosamin, dan aminaheterosiklik. Komponen beracunutama fase padattermasuknikotin, fenol, katekol, kuinolin, anilin, toluidin, nikel, N-nitrosodimetilamin, benzopiren, benzanthracenedan2-naftilamin. Komponenberacunutama fasegastermasukkarbon dioksida, karbon monoksida, hidrogen sianida, nitrogen oksida, aseton, formaldehid, akrolein, amonium, piridin, 3-vinilpiridin, N-nitrosodimetilamin, danN-nitrosopirolidin.18,37Studi ekspresi gen pada kulit memperlihatkan bahwa komponen tembakau mengupregulasi 14 gen berbeda yang terlibat dalam metabolisme xenobiotik, stres oksidatif, dan respon stres. Tembakau juga memiliki efek nongenomik yang menghasilkan sebagiandari aktivasi spesies oksigen reaktif. Nikotin dan senyawa terkait secara farmakologi lain menggunakan efek mereka pada kulit dengan mengaktifkan reseptor asetilkolin nikotinik (nAChR) yang diekspresikan oleh sel-sel kulit.38

2.3. Merokok dan Kulit

Nikotinselama beberapa dekadetelahdianggap sebagaifaktor utamayang menimbulkangangguanterkait merokok, tetapi bukti terbaru secarajelas menunjukkanbahwa efekvasoaktifsementarapadakulitdanperfusisubkutantidak

dapatmenjelaskandengan memuaskan mekanisme

(12)

Merokok menimbulkan efek imunomodulator sistemik melalui pelepasan spesies oksigen reaktif dari asap tembakauyang diyakini menyebabkan kaskade efek merugikan pada fungsi sel inflamasi normal dengan melemahkan mekanisme fagositosis dan bakterisidal serta meningkatkan pelepasan enzim proteolitik. Selain itu, sintesis kolagen dan endapan kolagen matur dalam matriks ekstraselular berkurang.18,38Gangguan tersebutakan mempengaruhi mekanisme biologi yang menyebabkan efek merugikan pada jalur perbaikan selular pada kulit dan apendiksnya. Hal inidapat diamati dalam penyembuhan luka akut pada perokok.35,38

Tidak diragukan lagi, kelainan kulitdegeneratifadalah akibat darimerokok dalammekanismereparatifdanperkembangandegradasiekstraselularelastin,

kolagen, dan molekulmatriks ekstraselularlainnya.35,36Hal ini semakinmenjelaskan bahwaefek imunomodulatordan perubahanfungsi selinflamatoriakibat merokokmempengaruhiperjalanan klinispenyakitkulit. Penelitiandermatologimasih perludilakukan untuk menjelaskanmengapamerokok merupakanfaktor yang memperberat beberapa penyakit, sementara tampak mengurangiperjalanan klinisyang lain.37,38

(13)
(14)

2.4. Kerangka Teori

(15)

2.5. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka konsep

Merokok Dermatitis Kontak Alergi

 Status Merokok  Derajat Berat

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka teori
Gambar 2.2 Kerangka konsep

Referensi

Dokumen terkait

“Website merupakan sebuah kumpulan halaman-halaman web beserta file- file pendukungnya, seperti file gambar, video, dan file digital lainnya yang disimpan pada sebuah web

Hasil dari penelitian ini bahwa keberadaan atau kegiatan yang dilakukan oleh LSM A New Vision mendapat respon positif dan antusias yang tinggi dari masyarakat.. A

Pada saat dilakukan uji konsolidasi pada tanah tersebut, suatu pemampatan yang kecil (perubahan angka pori yang kecil) akan terjadi bila beban total yang diberikan pada saat

Jurnal edisi kedua tahun 2013 ini, menampilkan enam (6) buah tulisan ilmiah yaitu; Pengukuran Tingkat Partisipasi Masyarakat Desa Cibedug, Kabupaten Bogor

Ion-ion yang terikat pada jaringan hidrogel bersifat tidak bergerak (immobile) yang dapat dianggap terpisah dari larutan luar dengan adanya membran

'ila jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel hati lebih banyak daripada jumlah yang dapat disimpan sebagai glikogen, insulin akan mema&#34;u pengubahan semua kelebihan glukosa

H R 0 R = Tidak ada perlakuan yang memberikan pengaruh nyata terhadap nilai scavenging activity, nilai total fenol dan intensitas warna pada ubi kayu yang dipanaskan.. H R 1 R

Achmad Wardi - Badan Wakaf Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai pengelola RS - Masyarakat dhuafa (gratis disubsidi dana zakat).