• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pairshare (TPS) Berbantuan Media Visual dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pairshare (TPS) Berbantuan Media Visual dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kela"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar dengan belajar IPA. Menurut Hardini (2012:149) bahwa pembelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan pemahaman untuk mengembangkan kompetensi siswa agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

(2)

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekonologi dan masyarakat.

Pendidikan IPA dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar. Pelajaran IPA di tingkat SD merupakan mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Guru diharuskan menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode, media atau alat peraga dan strategi belajar yang tepat. Dalam pembelajaran memahami karakteristik dan memberikan rangsangan kepada siswa agar bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk siswa SD, ide-ide dan konsep-konsep harus disederhanakan sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi atau sudah pernah dialami. Siswa mendapatkan pengetahuan melalui praktek, meneliti secara langsung, dan bereksperimen terhadap objek-objek yang akan dipelajari, sehingga pembelajaran akan lebih bermanfaat dan efektif.

Guru harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan model yang bervariasi, pendekatan pembelajaran yang tepat, dan media pembelajaran yang relevan dengan materi IPA yang akan diajarkan. Siswa belajar IPA dengan mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga siswa akan merasa tertarik dan dapat memperkuat kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor serta tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat tercapai. Bentuk program pendidikan IPA di Sekolah Dasar kini menempatkan siswa sebagai pembangun pengetahuan dari pengalamannya sendiri, baik melalui pengalaman mengerjakan sesuatu maupun berfikir. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapakan adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator, sehingga suasana kelas lebih hidup.

(3)

sehingga tidak memberi kesempatan siswa untuk mengamati, menyelidiki dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga hasil belajar rendah. Selain itu keaktifan siswa selama pembelajaran juga masih rendah, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang tidak berani atau mengungkapkan gagasanya ketika seorang guru mengajukan sebuah pertanyaan ataupun masalah terhadap siswa. Hal lain yang dapat diamati bahwa ketika pembelajaran guru kurang melibatkan siswa lebih aktif, sehingga pembelajaran justru di dominasi oleh guru. Masalah ini tentunya sangat berpengaruh terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung, baik siswa merasa jenuh/bosan, berbicara sendiri, banyak siswa yang tidak memperhatikan guru. Keadaan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran tersebut menyebabkan materi yang disampaikan oleh guru kurang dipahami dengan baik oleh siswa.

Hasil tes akhir setelah pelaksanaan pembelajaran menunjukkan nilai ulangan harian pada mata pelajaran IPA banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Hasil yang didapatkan dari jumlah siswa sebanyak 30, 14 (46,67%) siswa yang mencapai KKM, sedangkan sisanya yaitu 16 (53,33%) siswa nilainya dibawah KKM dengan nilai rata-rata belajar siswa 67. Hasil belajar IPA siswa yang rendah merupakan permasalahan yang harus segera diatasi dan diadakan perbaikan.

Proses belajar IPA harusnya berlangsung mengasyikan dan dalam suasana gembira, sehingga jalan masuk untuk ilmu pengetahuan akan terbuka lebar dan tersimpan dengan baik. Tentunya guru mempunyai peran besar dalam menyelaenggarakan suasana belajar, karena guru adalah ujung tombak dalam pembelajaran, guru harus menggunakan media yang sesuai, memilih metode yang tepat dalam memecahkan masalah belajar pada siswa. Guru juga harus mampu mencapai tujuan pembelajaran sehingga hasil belajar IPA pada siswa akan meningkat dan mencapai ketuntasan KKM.

(4)

model pembelajaran yang tepat yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA di kelas V. Salah satu cara atau teknik dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Model pembelajaran ini sangat memungkinkan untuk diterapkan di Sekolah Dasar. Kemampuan siswa untuk mendapatkan pemahaman dari bacaan berbeda-beda, ada yang lebih mudah dengan membaca sendiri dan ada pula yang lebih mudah melalui mendengarkan atau menyimak.

Menurut Sunal dan Hanz (dalam Isjoni 2009:15) Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Sehingga prestasi belajar dapat lebih meningkat. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share dilakukan melalui saling bertukar pikiran, dimana siswa belajar bersama dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil beelajar secara individu dan kelompok (Agus Suprijono, 2011).

Pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainya dalam mempelajari meteri pelajaran. Think-Pair-Share dimaksudkan sebagai alternatif terhadap metode tradisional

yang diterapkan di kelas, seperti ceramah, tanya jawab satu arah, yaitu guru terhadap siswa merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti suasana pola diskusi kelas (Thobroni dan Mustofa, 2011:297).

(5)

media visual melalui layar proyektor diharapkan mampu menambah keaktifan siswa. Dimana dengan adanya penggunaan media sebagai penunjang dalam penyampaian materi bisa memudahkan guru dan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar lebih mudah. Pembelajaran menggunakan media gambar diharapkan akan mampu memotivasi siswa untuk lebih giat belajar, karena dapat menyampaikan materi pembelajaran secara menarik dan informatif. Hal inilah yang nantinya akan menjadikan pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan dan siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini terfokus kepada peningkatan hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Adapun judul penelitianya yaitu “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Berbantuan Media Visual dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 Jeruk Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali Semester II Tahun 2014 / 2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian tindakan kelas di SDN 1 Jeruk Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali ini adalah mengacu pada hasil belajar pelajaran IPA yang masih rendah, keaktifan siswa mengikuti pembelajaran masih rendah, penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang disampaikan. Sehingga membuat siswa terasa jenuh dan bosan serta belum terlibatnya siswa di saat proses pembelajaran secara aktif.

1.3 Pemecahan Masalah

(6)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan permasalahanya adalah :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share berbantuan media visual dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pelajaran IPA siswa kelas V SDN 1 Jeruk?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share berbantuan media visual dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran IPA siswa kelas V SDN 1 Jeruk?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model Think-Pair-Share berbantuan media visual di kelas V SDN 1 Jeruk Kecamatan Selo.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Jeruk Kecamatan Selo dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share berbantuan media visual.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis

Pada penelitian ini diharapakan mampu memberikan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan model pembelajaran Think-Pair-Share berbantuan media visual untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

b. Manfaat Praktis 1) Siswa

a. Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran serta memberikan pengalaman yang bermakna dengan model pembelajaran Think-Pair-Share berbantuan media visual.

(7)

2) Guru

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk lebih kreatif dalam memimilih berbagai alternatif teknik atau model pembelajaran.

b. Guru memperoleh informasi tentang mengajar dengan menggunakan model Think-Pair-Share.

c. Menambah pengetahuan guru dalam mengajar. 3) Sekolah

a. Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas proses dan keberhasilan akademik peserta didik pada pembelajaran IPA.

4) Peneliti

a. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Jeruk dengan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share berbantuan media visual.

b. Sedikit demi sedikit mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan keberhasilan akademik peserta didik.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Pada temperatur 700 o C kehomogenan dimensi ukuran partikel lebih merata dan didukung dengan analisis fasa berdasarkan pola difraksi yang dihasilkan terdapat 35% untuk

Jenis- jenis puring diantaranya adalah puring kura, puring emping, puring walet, puring apel malang, puring anting, puring gelatik, puring jengkol, dan puring oscar.Tanaman

Namun kemudahan strategi penjualan ini ternyata masih belum dimanfaatkan oleh banyak pedagang kecil dan menengah, sehingga dibutuhkan pelatihan singkat untuk memahami strategi

ketika negara ingin membangun infrastruktur seharusnya alokasi anggaran ditingkatkan. Tidak akan tercapai pembangunan infrastruktur yang maksimal apabila tidak

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam "Ibnu Sina" Yarsi Sumbar Bukittinggi menunjukkan bahwa 54,7% perawat memiliki kecendrungan turnover, dari

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Penekanan terhadap pengaruh harga CPO di pasar domestik dituturkan oleh Abidin (2008) dalam penelitiannya yang menjelaskan bahwa harga minyak sawit (CPO) domestik