• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diterbitkan oleh ASISTEN DEPUTI OLAHRAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Diterbitkan oleh ASISTEN DEPUTI OLAHRAGA"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Diterbitkan oleh:

ASISTEN DEPUTI OLAHRAGA PENDIDIKAN

DEPUTI BIDANG PEMBUDAYAAN OLAHRAGA

KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

REPUBLIK INDONESIA

Gedung PPITKON Lantai 2,

Jl. Gerbang Pemuda No. 3 Senayan, Jakarta Pusat

10270

Telp./Fax: 021-5738153

Email: jurnalordik@gmail.com

JURNAL OLAHRAGA PENDIDIKAN

Volume 1, Nomor 1, Mei 2014

(2)

Terbit dua kali setahun pada bulan Mei dan November, berisi naskah hasil penelitian, gagasan konseptual, kajian teori atau aplikasi olahraga pendidikan

Pembina

Menteri Pemuda dan Olahraga R.I. KRMT. Roy Suryo Notodiprojo

Penasihat

Dr. Alfitra Salamm, APU (Sekretaris Kemenpora R.I.)

Prof. Dr. Faisal Abdullah, S.H., M.Si, DFM. (Deputi Pembudayaan Olahraga) Penanggungjawab

Asisten Deputi Olahraga Pendidikan Dr. H. Sukarno, M.M.

Ketua Penyunting Drs. Jenal Aripin Wakil Ketua Penyunting

Dr. H. Herman Chaniago Mitra Bestari

Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd. (Universitas Negeri Surabaya) Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang)

Prof. Dr. H. M. E. Winarno, M.Pd. (Universitas Negeri Malang) Prof. Dr. Adang Suherman, M.A. (Universitas Pendidikan Indonesia) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. (Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta)

Prof. Dr. H. Moch. Asmawi, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) Dr. H. A. Sofyan Hanief, M.Pd. (Universitas Negeri Jakarta) Prof. Dr. Andi Ikhsan, M.Kes. (Universitas Negeri Makassar)

Penyunting Pelaksana Drs. Tri Utomo Budi Ariyanto Muslim, S.Pd.

Satria Yudi Gontara, M.Or. Khavisa, M.Pd.

Sekretariat Supeni Pudyastuti, S.Pd. Jaya Sutrisna, S.Pd., M.M.

Yulia Mahmuddin, S.AP. Bambang Pamungkas, S.Kom.

Kasdi, S.E. Ony Herdianto, S.Pd.

JURNAL OLAHRAGA PENDIDIKAN (JURNAL ORDIK): Diterbitkan oleh Asisten Deputi Olahraga Pendidikan Deputi Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Bekerjasama dengan Indonesian Sports Scientist Association (ISSA) dan Asosiasi Guru Besar Keolahragaan Indonesia (AGB KORI).

Publikasi Naskah: Penyunting menerima naskah yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal lain (Petunjuk bagi Penulis: baca pada bagian dalam sampul belakang).

(3)

Sinopsis

(4)

81

UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 MALANG

Novi Dian Anggraini, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang Email : novie_dhyan@yahoo.com M. E. Winarno, Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Malang Email : winarno_eko@yahoo.com Sulistyorini, Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Malang Email : rini_fikum@yahoo.com

Abstrak: Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu menciptakan situa-si belajar situa-siswa aktif sepanjang waktu model pembelajaran yang ada di dalam pembel-ajaran service bawah bolavoli merupakan variasi pembelajaran yang digunakan untuk membantu mengatasi masalah yang muncul di lapangan pada saat materi service bawah bolavoli. Berbagai macam model pembelajaran service bawah tersebut terbukti dapat mengatasi kesulitan-kesulitan saat melakukan pembelajaran service bawah bola-voli dan dapat membangkitkan semangat siswa dengan cara yang menyenangkan, mudah, dan aman. Tetapi hal tersebut belum pernah dilakukan. Berdasarkan kenyataan itulah, maka dikembangkan model pembelajaran service bawah bolavoli dengan bentuk penyampaiannya menggunakan media buku panduan pembelajaran untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang.

Kata kunci: pengembangan, pembelajaran, teknik dasar, service bawah, bolavoli.

Dalam proses kehidupan manusia, dibutuh-kan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan atau ilmu pengetahuan yang te-lah ditempuh. “Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan dan spesifik, proses dimana lingkungan seseorang dengan senga-ja dikelola (managed) agar ia dapat belajar atau melibatkan diri dalam perilaku yang spesifik dengan kondisi tertentu ataupun agar ia dapat memberikan respons terhadap situasi yang spesifik” (Dwiyogo, 2010:3). Se-dangkan menurut Setyosari (2001:14), menya-takan bahwa “pembelajaran adalah penyaji -an informasi d-an aktivitas-aktivitas y-ang me-mudahkan si belajar untuk mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan. ” Penyajian informasi tersebut disajikan oleh guru secara langsung.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 159) “pembelajaran juga berarti meningkat -kan kemampuan-kemampuan kognitif, afek-tif, dan keterampilan siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut diperkembangkan ber-sama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman belajar sesuatu.” Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ya-itu bagian dari pendidikan yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar orang dalam me-ningkatkan kemampuan afektif, kognitif, dan keterampilan.

Di dalam pembelajaran terdapat bebera-pa tujuan yang harus dicabebera-pai. Menurut Dwiyogo (2010:205) menyatakan bahwa tu-juan pembelajaran adalah “untuk memper -baiki dan meningkatkan kualitas pembel-ajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan dengan cara memilih, menetap-kan, dan mengembangkan metode pembel-ajaran yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan”. Pembelajaran yang akan dilaksanakan harus dirancang dengan baik dan tidak boleh sembarangan. Menurut Setyosari (2001:10), bahwa tujuan pembelajaran yang dirancang adalah “ingin membantu setiap orang (si belajar) mengembangkan diri seca-ra optimal mungkin, menurut perkembangan individualnya masing-masing.”

(5)

82 JURNAL OLAHRAGA PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014, 81 - 87

oleh perancang pembelajaran dengan pijakan asumsi tentang hakekat rancangan pembel-ajaran yaitu: 1) Perbaikan kualitas pembelpembel-ajaran diawali dengan rancangan pembelajaran; 2) pembelajaran dirancang dengan mengguna-kan pendekatan sistem; 3) rancangan pembel-ajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar; 4) rancangan pembelajaran diacukan kepada belajar seca-ra perseoseca-rangan; 5) hasil pembelajaseca-ran men-cakup hasil langsung dan hasil pengiring; 6) sasaran akhir rancangan pembelajaran ada-lah memudahkan belajar; 7) rancangan pem-belajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pembel-ajaran adalah untuk mengembangkan diri secara optimal mungkin dengan cara mem-perbaiki dan meningkatkan kualitas pembel-ajaran melalui metode dan rancangan pem-belajaran yang optimal sehingga dapat men-capai hasil yang diinginkan.

Salah satu pendidikan yang terkait de-ngan olahraga adalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes). Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik. Bucher (1983:13) menyatakan bahwa “pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari seluruh proses pendidikan, yang mempunyai tujuan pengembangan warga secara fisik (jasmani), mental, emosional, dan tujuan sosial melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk merealisasikan tujuan-tujuan tersebut. Sedangkan menurut BSNP (2006:648) menyatakan bahwa: Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pen-didikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabili-tas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan hi-dup bersih melalui aktifitas jasmani, olahra-ga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Dari berbagai pendapat di atas dapat di-ambil kesimpulan bahwa pendidikan jasma-ni, olahraga, dan kesehatan adalah proses pendidikan yang menggunakan aktivitas jas-mani atau fisik yang mecakup semua kawa-san baik psokomotor, kognitif, dan afektif.

Tujuan pendidikan jasmani sangat banyak bagi siswa. Menurut Winarno (2006:13) pendi-dikan jasmani bertujuan “untuk mengem -bangkan individu secara organis, neuromasku-ler, intelektual dan emosional melalui aktivi-tas jasmani”. Tujuan tersebut menggambar -kan keunggulan sumber daya manusia di Indonesia.

Sedangkan menurut BSNP (2006:684), mata pelajaran pendidikan jasmani, olahra-ga, dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengembangkan keterampilan pengelo-laan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jas-mani dan olahraga yang terpilih; 2) mening-katkan pertumbuhan fisik dan pengembang-an psikis ypengembang-ang lebih baik; 3) meningkatkpengembang-an kemampuan dan keterampilan gerak dasar; 4) meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkan-dung dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; 5) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, ker-jasama, percaya diri, dan demokratis; 6) me-ngembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan; 7) memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat, dan kebugaran, terampil. Serta memi-liki sikap yang positif.

Dalam penyampaian dan penyajian materi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehat-an berbeda dengkesehat-an mata pelajarkesehat-an lain. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehat-an cenderung menggunakkesehat-an aktivitas fisik. Winarno (2006:15) menyatakan bahwa “akti -vitas fisik merupakan media utama yang digunakan untuk mencapai tujuan”.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan jas-mani, olahraga, dan kesehatan adalah untuk mengembangkan individu (seseorang) dalam kebugaran jasmani, petumbuhan fisik, men-tal serta moral yang berupa sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasa-ma, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

(6)

siswa SMP, peneliti merujuk pada materi kebugaran jasmani yang diberikan kepada

siswa SMP sesuai dengan BSNP (2006:519-521), yaitu sebagai berikut.

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VIII

Kelas VIII Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Semester 1 Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan

koordinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya dini, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.

Semester 2 Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga dan mlai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.

Berdasarkan penjelasan di atas, materi permainan beregu bola besar diberikan kepada siswa SMP kelas VIII. Salah satu permainan beregu bola besar yaitu perma-inan bolavoli. Sehingga, keterampilan per-mainan bolavoli harus diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP dan harus dilaksanakan.

Salah satu permainan bola besar yang diajarkan pada tingkat SMP yaitu bolavoli. Bolavoli adalah salah satu olahraga yang dilakukan melalui permainan. Bolavoli ada-lah “oada-lahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net” (PBVSI, 2005:1). Sedangkan menurut Permana (2008:7) menyatakan bahwa, bolavoli “adalah olahraga yang di -mainkan oleh dua tim dan setiap tim terdiri dari enam pemain, tim tersebut misalnya tim A dan tim B. Untuk memulai permainan, tim pertama yang akan melakukan serve dipilih melalui “lempar koin”. Dari pendapat ber -bagai ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bolavoli adalah olahraga yang dima-inkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net dan setiap tim terdiri dari enam pemain.

Setiap olahraga mempunyai berbagai teknik dasar. Teknik dasar setiap olahraga berbeda sesuai dengan jenis olahraga ter-sebut. Roesdiyanto (1989:23) mengemuka-kan bahwa teknik permainan bolavoli adalah “suatu proses dasar tubuh untuk melakukan keaktifan jasmani dan suatu penguasaan keterampilan dalam hal suatu praktek yang sebaik-baiknya untuk dapat melakukan

ge-rakan dalam permainan bolavoli dan menye-lesaikan permainan bolavoli dengan baik”. Di dalam permainan bolavoli, terdapat berbagai teknik dasar. “Teknik-teknik dalam permain-an bolavoli terdiri atas service, passing ba-wah, passing atas, block, dan smash“ (Ahmadi, 2007:20).

Permainan bolavoli merupakan permain-an ypermain-ang tidak mudah dilakukpermain-an karena bola-voli merupakan permainan yang sifatnya beregu yang memerlukan kerjasama antar sesama pemain. Selain itu, “dalam permainan bola -voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan se-mua gerakan yang ada dalam permainan bolavoli” (Ahmadi, 2007:20). Oleh sebab itu, agar dapat melakukan permainan bolavoli dibutuhkan koordinasi gerakan yang baik dan kerjasama antar pemain.

Dalam permainan bolavoli, untuk meng-awali permainan diperlukan service. Service merupakan salah satu dari berbagai teknik dasar bolavoli. “Dalam latihan maupun dalam permainan, perlu sangat ditonjolkan penting-nya serviceyang tepat dan aman” (Durrwachter, 1982:43). Karena penetuan awal permainan berada pada tingkat ketajaman dan ketepat-an service.

(7)

84 JURNAL OLAHRAGA PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014, 81 - 87

teknik service yang baik akan membuat suatu regu bermain dengan sangat efisien, tetapi menghasilkan kemenangan yang besar”. Sedangkan menurut Durrwachter, (1982:43) mengemukakan bahwa “perma -inan diawali dengan pukulan service, yang dilakukan pada awal setiap set serta setiap kali setelah lawan melakukan kesalahan”.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa service ada-lah pukulan yang dilakukan pada awal per-mainan yang bertujuan sebagai awal dari serangan.

Dalam permainan bolavoli, service tidak hanya dilakukan dengan satu jenis saja, melainkan ada beberapa cara dalam mela-kukan service. Menurut Roesdiyanto (1989: 27), bahwa “service dalam bolavoli dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu: a) service yang dilakukan dari atas; b) service yang dilakukan dari bawah. Kedua jenis service tersebut bisa digunakan pemain dalam mela-kukan service. Tetapi untuk pemula, lebih mudah untuk melakukan service bawah.

Service bawah yaitu service yang dila-kukan dari bawah dengan menggunakan lengan. “Posisi awal untuk melakukan ser-vice tangan bawah adalah berdiri dengan posisi melangkah, dengan kaki depanyang berlawanan dengan tangan yang akan me-mukul bola” (Ahmadi, 2007:20).

Selain cara melakukan service bawah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan service bawah agar ser-vice bawah yang dilakukan benar, melam-paui net, dan dapat mematikan lawan. Ber-dasarkan pendapat dari paha ahli, dapat di-simpulkan bahwa yang harus diperhatikan dalam melakukan service bawah bolavoli adalah: a) posisi kaki; b) posisi lengan; c) posisi badan; d) lambungan bola; e) ayunan lengan; dan f) perkenaan bola.

Dalam teknik dasar service bolavoli, ter-dapat beberapa jenis teknik dasar, diantara-nya yaitu “top spin, back spin, inside spin, outside spin, dan floating” (Sugiyono, 1997: 43).

Pembelajaran service bawah bolavoli merupakan pembelajaran yang di dalamnya terdapat pembelajaran yang berupa latihan serta permainan. Pembelajaran tersebut ber-tujuan untuk melatih keterampilan service bawah bolavoli. Pembelajaran tersebut ter-diri dari enam model pembelajaran, antara

lain yaitu model timang bola service bawah, model service bawah berpasangan, model service segitiga, model service segi empat, model adu service, dan model service gawang.

Berbagai model pembelajan service ba-wah bolavoli, ada beberapa unsur perma-inan yang terkandung di dalamnya. Perma-inan sangat berperan pada perkembangan gerak motorik manusia. Selain itu, perma-inan juga membantu seseorang untuk meng-hilangkan kejenuhan. Sarifudin (1976: 76) mengungkapkan bahwa “permainan sebagai penyaluran segala potensi yang ada pada diri masing-masing baik untuk kebugaran jasmani sebagai satu kesatuan makhluk hidup maupun kebutuhan pencapaian hasrat keinginan”.

Permainan sangat digemari oleh semua kalangan terutama anak-anak. Menurut Sujanto (1982:31) menerangkan bahwa “bagi anak, permainan adalah merupakan makanan ro-haninya. Ia tidak akan merasa lebih enak bila tidak ada kesempatan untuk bermain- main”.

Dari berbagai pendapar para ahli, dapat disimpulkan bahwa permainan merupakan salah satu alat untuk mencapai keinginan dan kesenangan seseorang serta untuk me-nyalurkan potensi untuk memenuhi kebu-garan jasmani.

METODE

(8)

Jenis data yang digunakan dalam pe-ngembangan pembelajaran ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.Data kualitatif diper-oleh dari hasil wawancara guru pendidikan jasmani dan hasil evaluasi para ahli yang berupa saran serta masukan. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari data angket analisis kebutuhan untuk siswa, uji coba awal kelompok kecil, dan uji lapangan kelompok besar.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah teknik analisis kualitatifdan kuantitatif. Teknik analisis kualitatif bersifat induktif yaitu suatu analisis yang diperoleh berdasarkan hasil data. Sedangkan teknik analisis kuantitatif bersifat deskriptif berupa persentase. Hasil analisis data ini akan menjadi dasar dalam penyempurnaan penelitian pengembangan ini.

HASIL

Berdasarkan tujuan penelitian dan pe-ngembangan, hasil penelitian ini terdiri dari tiga aspek yaitu: 1) analisis kebutuhan; 2) pengembangan produk; 3) uji coba kelompok.

Analisis Kebutuhan (Wawancara dan Angket)

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru penjasorkes dapat disimpulkan bahwa materi service bawah bolavoli merupakan materi yang sulit dikuasai oleh siswa dan minat siswa cenderung kurang dalam pem-belajaran service bawah bolavoli. selain itu, guru pendidikan jasmani setuju apabila di-kembangkan pembelajaran service bawah bolavoli yang bervariasi dan menyenangkan.

Berdasarkan data hasil analisis dari penyebaran angket untuk siswa diketahui bahwa 68,3% siswa senang dalam pembel-ajaran service bawah bolavoli, siswa meng-Sutarakan bahwa 54,2% materi service bawah bolavoli disajikan dalam bentuk permainan, 85% siswa ingin pembelajaran dari guru pendidikan jasmani ditingkatkan, dan 75% siswa setuju dikembangkannya pembelajaran service bawah bolavoli. selain itu untuk angket dengan pilihan jawaban centang diperoleh hasil 1 siswa menjawab passing bawah, 3 siswa menjawab passing atas, 26 siswa menjawab service bawah,

dan 0 siswa menjawab semua jawaban benar.

Pengembangan Produk

Pengembangan produk dilakukan dengan evaluasi dari ahli. Evaluasi ahli terhadap produk ini terdiri atas dua subjek yaitu ahli isi 1 dan 2. Berdasarkan hasil ana-lisis data, dapat diketahui bahwa dari kese-luruhan hasil evaluasi oleh dua subjek yaitu memperoleh hasil “baik”sehingga pengem -bangan pembelajaran teknik dasar service bawah bolavoli dapat digunakan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang.

Uji Coba Lapangan

Kegiatan uji lapangan dilakukan seba-nyak dua kali yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Uji coba ke-lompok kecil dilakukan oleh 12 subjek pene-litian. Hasil analisis data uji coba kelompok kecil diperoleh 85,28% dengan keterangan “baik sekali” sehingga dapat dilanjutkan ke uji coba kelompok besar. Uji coba kelompok besar tersebut dilakukan oleh 30 subjek. Uji coba kelompok besar dilakukan oleh 30 subjek penelitian. Hasil analisis data uji coba kelompok kecil diperoleh 86,25% dengan keterangan “baik sekali” sehingga pengem -bangan pembelajaran teknik dasar service bawah bolavoli dapat digunakan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang.

Hasil Revisi Produk

(9)

86 JURNAL OLAHRAGA PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014, 81 - 87

pembelajaran 1 tambahkan frekuensi mela-kukan timang bola selain itu nilai afektif siswa akan muncul jika ada interaksi dengan siswa yang lain, pada pembelajaran 1-4, cek tujuan pembelajaran berapa lama atau be-rapa kali pertemuan untuk terampil, pada pembelajaran 6,lebih diperjelas berapa lama pertambahan waktu yang dilakukan, tam-bahkan lampiran yang berisi instrumen kete-rampilan service bawah bolavoli, dan ditam-bahkan form penilaian proses, kalimat pada langkah kegiatan terlalu singkat, jelaskan secara rinci di setiap poinnya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian awal (analisis kebutuhan berupa wawancara guru pen-didikan jasmani dan angket siswa diperoleh bahwa dibutuhkan pengembangan pembel-ajaran teknik dasar service bawah bolavoli dapat digunakan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang. Setelah itu peneliti menge-mbangkan produk tersebut. Pengembangan produk di evaluasi oleh dua ahli. Dari kedua ahli tersebut memperoleh hasil “baik” sehing-ga pengembansehing-gan pembelajaran teknik dasar service bawah bolavoli dapat di uji cobakan. Uji coba lapangan dilakukan de-ngan dua tahap yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Hasil uji coba lapangan diperoleh hasil “baik sekali” sehingga pengembangan pembelajaran teknik dasar service bawah bolavoli dapat digunakan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang.

Berdasarkan pengembangan produk yang dikembangkan melalui uji ahli dan uji lapangan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa keseluruhan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat digunakan untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang. Produk pengembangan yang dihasilkan mempunyai beberapa kele-bihan. Spesifikasi produk yang telah dikem-bangkan yaitu pembelajaranterdiri dari enam pembelajaran, antara lain yaitu pembel-ajaran timang bola service bawah, pembel-ajaran service bawah berpasangan, pem-belajaran service segitiga, pembelajaran service segi empat, pembelajaran adu service, dan pembelajaran service gawang. Keenam pembelajaran tersebut mudah dan aman

dilakukan untuk siswa SMP. Selain itu, terdapat langkah-langkah serta gambar yang menunjang sehingga pembelajaran semakin mudah dipahami. Kelebihan lain produk yang dikembangkan yaitu produk berupa buku panduan yang dicetak dengan ukuran kertas A5, buku dilengkapi dengan uraian tujuan, sarana dan prasarana yang digu-nakan, serta langkah kegiatan, gambar yang disajikan menarik, keterangan gambar, serta desain buku dengan warna dan gambar layout yang menarik pula sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan lebih menarik untuk dipelajari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pada pengembangan yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pembel-ajaran service bawah bolavoli dibutuhkan oleh guru dan siswa. Produk yang telah dikembangkan bisa digunakan untuk guru maupun siswa berdasarkan uji produk ter-hadap evaluasi ahli.

Saran

(10)

keefektivitasnya agar produk lebih sempurna dan bermanfaat untuk masyarakat luas.

DAFTAR RUJUKAN

BSNP. 2006. Standar Isi Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.

Borg, W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational Research An Introduction. New York:Longman.

Bucher, C.A. 1983. Foundations of Fhysical Education and Sport. London: Mosby Company.

Durrwachter, G. 1967. Bola Volley Belajar dan Berlatih Sambil Bermain. Terjemahan Agus Setiadi. 1982. Ja-karta: PT. Gramedia.

Dwiyogo, W.D. 2010. Dimensi Teknologi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Wineka Media. Sarifudin, A. 1976. Olahraga Pendidikan di

Sekolah Dasar Jilid Pertama. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebuda-yaan.

Setyosari, P. 2001. Rancangan Pembel-ajaran: Teori dan Praktek. Malang: Elang Emas.

Sujanto, A. 1982. Psikologi Perkembangan. Aksara Baru: Jakarta.

(11)

1

PROFIL TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR

JALUR UNDANGAN TAHUN 2012/2013

Mohamad Annas, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Email: syakhustiani@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana profil tingkat kese-garan jasmani mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Jalur Undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) angkatan 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Populasinya adalah seluruh mahasiswa baru jalur undangan SNMPTN tahun 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 297 mahasiswa. Teknik analisis datanya menggunakan teknik deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 297 mahasiswa yang melakukan tes TKJI ada 36 (12%) mahasiswa masuk dalam kategori kurang sekali, 78 (26%) mahasiswa masuk kategori kurang, 93 (31%) masuk kategori sedang, 69 (23%) mahasiswa masuk kategori baik, dan 21 (7%) mahasiswa masuk kategori baik sekali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kebugaran mahasiswa PJKR jalur undangan SNMPTN tahun 2012/2013 termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, maka disarankan kepada lembaga Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dalam menyeleksi penerimaan mahasiswa baru hendaknya tetap menggunakan TKJI dan kepada prodi PJKR hendaknya melakukan pembelajaran khususnya matakuliah praktik memperhatikan kondisi mahasiswa, dan menggunakan metode pendekatan yang tepat, agar tidak menimbulkan hal-hal yang membahayakan mahasiswa.

Kata kunci: profil, kesegaran jasmani, mahasiswa.

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerin-tah Nomor 17 Pemerin-tahun 2010 tentang Pengelo-laan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Per-guruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana pada perguruan tinggi melalui pola seleksi secara nasional dilaku-kan oleh seluruh perguruan tinggi secara bersama untuk diikuti oleh calon mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Berdasarkan hasil rapat Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia di Jakarta pada tanggal 4 November 2010, para Rektor Perguruan Tinggi Negeri di bawah koordina-si Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Ke-menterian Pendidikan Nasional menyeleng-garakan seleksi calon mahasiswa baru se-cara nasional dalam bentuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

SNMPTN tahun 2012 merupakan satu-satunya pola seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri dalam satu sistem yang terpadu dan diselenggaraan secara

serentak. SNMPTN tahun 2012

dilaksanakan melalui: 1) jalur undangan ber-dasarkan penjaringan prestasi akademik; dan 2) jalur ujian tertulis dan/atau keteram-pilan.

Jalur undangan merupakan termasuk saah satu pola seleksi mahasiswa baru yang dilakukan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Sebagai universitas negeri, Unnes mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Ketetapan pemerintah ini mem-berikan perhatian khusus tersendiri bagi salah satu program studi yang ada di Unnes, yaitu Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR).

(12)

Re-publik Indonesia Nomor: 244/DIKTI/Kep/1996, tanggal 11 Juli 1996. Pada tahun 1998 Pro-gram Studi Pendidikan Jas-mani Kesehatan dan Rekreasi diakreditasi oleh Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia me-lalui Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi memperoleh pe-ringkat akreditasi B, dengan No. 001/BAN-PT/Ak-I/VIII/98 tanggal 1 Juni 1998. Pada tahun 2004 Program Studi Pendidikan Jas-mani Kesehatan dan Rekreasi diakreditasi kembali oleh Departemen Pendidikan Nasio-nal Republik Indonesia melalui Badan Akre-ditasi Nasional Perguruan Tinggi, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi memperoleh peringkat akreditasi A (skor 368), dengan No. 024/BAN.PT/Ak/VIII /S1/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 dan ber-laku sampai dengan 18 Juni 2009.

Program studi PJKR FIK Unnes dikembangkan sejalan dengan visi melaksa-nakan pendidikan akademik dan pendidikan profesi di bidang pendidikan jasmani dalam berbagai jenjang dan jenis pendidikan, serta mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan jas-mani, kesehatan dan rekreasi melalui pe-nyelenggaraan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Lulusan Program studi PJKR FIK Unnes diharapkan menguasai ilmu pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di semua jenjang pendidikan, dan memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, serta terampil menerapkan dalam pengabdian kepada ma-syarakat.

Salah satu sasaran dan strategi penca-paian Program studi PJKR adalah menghasilkan lulusan dengan kemampuan sebagai pendidik yang berpengetahuan luas dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga dan mampu menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional serta menyebarluaskan pengetahuannya pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan.

Sebelum menjadi seorang pendidik, se-orang mahasiswa PJKR perlu mempunyai kebugaran minimal dengan katergori baik, agar dalam proses pembelajaran yang ber-langsung terutama yang praktik dapat mere-ka lalui dengan sebagaimana mestinya,

akan tetapi apabila tingkat kesegaran jasma-ninya tidak memadahi, maka perkuliahan praktik yang mereka ikuti akan menjadi beban yang berat yang harus mereka tang-gung. Kesegaran/kebugaran jasmani ( physi-cal fitness) atau sering hanya disebut kebu-garan, mengacu kepada kemampuan sese-orang untuk melaksanakan aktivitas harian-nya tanpa kelelahan yang berarti, dan masih memiliki energi cadangan untuk melakukan sesuatu dalam keadaan darurat (Direktorat Olahraga Pelajar dan Mahasiswa, Dirjen Olahraga Depdiknas, 2004). Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan pemeliharaan ke-bugaran jasmani. Untuk keberhasilan pelaksanaan tugas, perlu adanya kese-suaian antara syarat yang harus dipenuhi yaitu yang bersifat anatomis dan fisiologis terhadap semacam intensitas tugas fisik yang harus dilaksanakan. Misalnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa Pendidikan Nasio-nal bertujuan untuk berkembangnya ponten-si peserta didik agar menjadi manuponten-sia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain itu, dalam Pasal 1 ayat 11 Undang-undang RI Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, dijelaskan bahwa Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

METODE

Populasi menurut Arikunto (2002:108) adalah keseluruhan subjek pe-nelitian, sedang menurut Sukardi (2004:53) populasi pada prinsipnya adalah semua ang-gota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.

(13)

me-Mohamad Annas, Profil Tingkat Kesegaran Jasmani Mahasiswa PJKR Jalur Undangan 3

rupakan hasilpenerimaan dari sistem SNMPTN jalur undangan tahun 2012. Sampel menu-rut Arikunto (2000:109) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sukardi (2004:54) sampel adalah sebagian jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Lebih lanjut Sudjana (2005:6) mengartikan bahwa sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah selu-ruh mahasiswa PJKR semester 1 yang me-rupakan hasil penerimaan dari sistem SNMPTN jalur undangan sejumlah 297 mahasiswa. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2012 dengan lokasi atau tempat penelitian di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian (points to be notised) (Arikunto, 2006:10). Objek tersebut disebut gejala, sedang gejala-gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenis maupun tingkatnya disebut variabel (Hadi, 1987:224). Dalam

penelitian ini variabel yang diteliti adalah Tingkat kebugaran jasmani mahasiswa PJKR semester 1 tahun 2012. Instrumen yang digunakan dalam penelitian kebugaran

mahasiswa menggunakan tes dan

pengukuran yaitu: Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI 2003:3-30). Teknik pengam-bilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes TKJI, terdiri dari beberapa item tes dan pengukuran yang meliputi: 1) Tes lari cepat (sprint/dash) 60 meter; 2) Tes gantung angkat tubuh untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri; 3) Tes baring duduk 60 detik; 4) Loncat tegak; dan 5) Tes lari 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri. Untuk analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan deskriptif persentase dengan menggunakan hasil kriteria penen-tuan profil tingkat kesegaran jasmani ma-hasiswa PJKR jalur undangan SNMPTN sebagaimana termuat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Remaja Usia 16-19 Tahun (Putra) No. Lari 60 m Gantung

AngkatTubuh

Baring Duduk

60 detik Loncat Tegak Lari

1200 m Nilai Kategori 1 s.d. - 7,2” 19 ke atas 41 ke atas 73 ke atas s.d - 3,14’ 5 Baik Sekali 2 7,3” - 8,3” 14 -18 30 - 40 60 - 72 3,15” - 4,25” 4 Baik 3 8,4” - 9,6” 9 -13 21 - 29 50 - 59 3,15” - 4.25 ” 3 Sedang 4 9,7” - 11,0” 5 - 8 10 - 20 39 - 49 5,13”- 6,33” 2 Kurang 5 11,1 - dst 3 - 4 0 - 9 38 - dst. 6,34”- dst. 1 Kurang Sekali

Sumber: TKJI. 2003. Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 28

Tabel 2. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Remaja Usia 16-19 Tahun (Putri) No. Lari 60 m Gantung Siku

Tekuk

Baring Duduk 60 detik

Loncat Tegak

Lari

1000 m Nilai Kategori 1 s.d. - 8,4” 19 ke atas 41 ke atas 73 ke atas s.d - 3,14’ 5 Baik Sekali 2 8,5” - 9,8” 14 - 18 30 - 40 60 - 72 3,15” - 4,25” 4 Baik 3 9,9”- 11,4” 9 - 13 21 - 29 50 – 59 3,15” - 4.25 ” 3 Sedang 4 11,5” - 13,4” 5 - 8 10 - 20 39 - 49 5,13” - 6,33” 2 Kurang 5 13,5 - dst 3 - 4 0 - 9 38 - dst. 6,34” - dst. 1 Kurang Sekali

(14)

HASIL

Berdasarkan hasil penelitian yang dila-kukan tentang profil kesegaran jasmani mahasiswa PJKR jalur undangan SNMPTN tahun 2012/2013 dengan me-nggunakan petunjuk pelaksanaan dan ber-dasarkan tabel norma profil kesegaran jasmani, maka penelitian ini juga telah dila-kukan dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Ketetapan aturan urutan pelak-sanaan tes pengukuran profil kesegaran jasmani tersebut berupa urutan item tes yang diujikan yang merupakan suatu rang-kaian tes yang dilaksanakan secara ber-urutan. Adapun urutan item tes tersebut ada-lah: 1) Lari 60 m; 2) Gantung (angkat tubuh/ siku tekuk); 3) Baring duduk 60 detik; 4) Lon-cat Tegak; 4) Lari 1200 m/1000 m.

Kemudian dalam menganalisa data dan hasil pengumpulan data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk setiap item tingkat kesegaran jasmani yang diteskan pada mahasiswa PJKR jalur undangan SNMPTN tahun 2012/2013 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil TKJI Mahasiswa Jalur Undangan SNMPTN

No Kategori Jumlah Persentase 1 Kurang Sekali 36 12%

2 Kurang 78 26%

3 Sedang 93 31%

4 Baik 69 23%

5 Baik Sekali 21 7%

Jumlah 297 100%

Grafik 1. Hasil TKJI Mahasiswa Jalur Undangan SNMPTN

Berdasarkan Tabel 3 dan Grafik 1, diperoleh data atas 297 mahasiswa yang melakukan tes TKJI ada 36 (12%)

mahasiswa masuk dalam kategori kurang sekali, 78 (26%) mahasiswa masuk kategori kurang, 93 (31%) mahasiswa masuk kategori sedang, 69 (23%) maha-siswa masuk kategori baik, dan 21 (7%) mahasiswa masuk kategori baik sekali. Dari hasil di atas akan dijabarkan setiap item tes TKJI.

Grafik 2. Hasil Lari 60 meter

Berdasarkan hasil lari 60 meter sesuai dengan Grafik 2, dari 297 mahasiswa diperoleh hasil bahwa kategori kurang sekali ada 3 mahasiswa, kategori kurang 46 mahasiswa, kategori sedang 160 mahasiswa, kategori baik 85, dan kategori baik sekali 3 mahasiswa.

Grafik 3. Gantung (Siku Tekuk/ Angkat Tubuh) Berdasarkan hasil gantung (siku tekuk/ angkat tubuh) sesuai dengan Grafik 3, dari 297 mahasiswa yang masuk kategori kurang sekali ada 34 mahasiswa, kategori kurang 36 mahasiswa, kategori sedang 103 mahasiswa, kategori baik 90, dan kategori baik sekali 34 mahasiswa.

(15)

Mohamad Annas, Profil Tingkat Kesegaran Jasmani Mahasiswa PJKR Jalur Undangan 5

Hasil baring duduk sesuai dengan Gra-fik 4, dari 297 mahasiswa yang masuk tegori kurang sekali ada 8 mahasiswa, ka-tegori kurang 21 mahasiswa, kaka-tegori sedang 46 mahasiswa, kategori baik 147, dan kategori baik sekali 75 mahasiswa.

Grafik 5. Loncat Tegak

Hasil loncat tegak sesuai dengan Grafik 5, dari 297 mahasiswa, yang masuk kategori kurang sekali 88 mahasiswa, kate-gori kurang 101 mahasiswa, katekate-gori se-dang 98 mahasiswa, dan kategori baik 10 mahasiswa.

Grafik 6. Lari 1000 meter/1200 meter

Hasil lari 1000 meter/1200 meter sesuai dengan Grafik 6, dari 297 mahasiswa yang masuk kategori kurang sekali ada 52 mahasiswa, kategori kurang 186 mahasiswa, kategori sedang 57 mahasiswa, dan kategori baik 2 mahasiswa.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dan anali-sis deskriptif persentase di atas dapat dike-tahui bahwa keadaan kebugaran jasmani mahasiswa baru jalur undnagan SNMPTN PJKR FIK Unnes termasuk dalam klasifikasi sedang. Dari lima item tes tingkat kebugaran jasmani yang dilakukan terhadap mahasiswa baru jalur undangan

SNMPTN PJKR FIK Unnes yang terdiri dari: 1) Lari 60 meter; 2) Gantung angkat tubuh; 3) Baring duduk 60 detik; 4) Loncat tegak; 5) Lari 1200 meter/1000 meter.

Berdasarkan hasil penelitian yang di-peroleh dari lima jenis tes yang dilakukan rata-rata mahasiswa jalur undangan tahun 2012 memiliki kondisi yang sedang. Hanya ada satu jenis tes yang rata-ratanya ter-masuk dalam kebugaran jasmani yang baik yaitu pada test baring duduk 60 detik, Sedangkan pada lari 1200/1000 termasuk kategori kurang.

Kebugaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh dari beberapa kompo-nen-komponen yang tidak dapat dipisah-kan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Pendapat ini dikemuka-kan oleh Sajoto (1988:58-59) bahwa ada sepuluh komponen yang mempengaruhi kebugaran jasmani yaitu kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Di samping dari sepuluh komponen tersebut masih terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik yaitu faktor latihan, prinsip-prinsip beban lebih, faktor istirahat, faktor kebiasaan hidup sehat, faktor lingkungan, dan juga faktor makanan dan gizi.

(16)

Faktor latihan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang. Dengan la-tihan yang teratur akan dapat meningkat-kan daya tahan kardiovaskuler dan dapat juga mengurangi lemak yang berada dalam tubuh, yang berarti seluruh organ yang dilatih secara teratur dapat beradaptasi ter-hadap pembebanan yang diberikan dalam kuliah. Di samping itu penyelenggaraan pola makan yang memenuhi persyaratan empat sehat lima sempurna merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kon-disi tubuh yang baik sangat diperlukan oleh tubuh. Karena dengan menu empat sehat lima sempurna tersebut kebutuhan gizi tubuh akan dapat terpenuhi. Dengan terpe-nuhinya gizi tubuh makan kondisi tubuh akan selalu sehat, tidak mudah lelah, mu-dah mengantuk, atau mumu-dah terserang penyakit.

Selain faktor latihan yang rutin dan ter-jadwal dengan baik, pola makan mahasiwa juga dapat berpengaruh terhadap tingkat kebugaran jasmani. Makanan yang bergizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, pergantian sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahankan kondisi tubuh. Jadi dalam pembinaan kebugaran jasmani, tubuh haruslah cukup makan makanan yang bergizi dan mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh. Namun pada kenyataannya pemenuhan kebutuhan makanan dan gizi tidak semua mahasiswa dapat memenuhinya dengan sempurna atau lengkap dengan standar 4 sehat 5 sempurna, karena hal ini masing-masing masih dipengaruhi tingkat kehidup-an ekonomi masing-masing mahasiswa tersebut. Jadi dengan kondisi seperti ini masih sangat berpengaruh pada kebugar-an jasmkebugar-ani Mahasiswa baru jalur undkebugar-angkebugar-an SNMPTN PJKR FIK Unnes.

Dengan kenyataan yang sudah dihada-pi bahwa mahasiswa baru memiliki tingkat kebugaran yang kurang baik, maka perlu adanya pendekatan-pendekatan pembel-ajaran yang akan diterapkan oleh dosen pengampu matakuliah khususnya mataku-liah praktik, dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehinga akan membatu mahasiswa dalam meningkatkan kebugaranya secara bertahap, tetapi untuk tahun-tahun berikutnya perlu dipertimbang-kan sekali khususnya PJKR FIK Unnes

dalam menerima mahasiswa baru harus menggunakan tes keterampilan khusus se-suai dengan kebutuhan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: “Tingkat kebugaran maha -siswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi (PJKR) jalur SNMPTN (jalur un-dangan) Tahun 2012/2013 termasuk dalam kategori sedang”.

Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka dapat diajukan saran sebagai beri-kut: (1) Disarankan kepada lembaga dalam me-nyeleksi penerimaan mahasiswa baru hendaknya tetap menggunakan tes keterampilan (TKJI); dan (2) Kepada prodi PJKR hendaknya melakukan pembelajaran

khususnya matakuliah praktik

memperhatikan kondisi mahasiswa, dan menggunakan metode pendekatan yang tepat, agar tidak menimbulkan hal-hal yang membahayakan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta.

Depdiknas. 2004. Standarisasi dan Profil Kebugaran Jasmani Atlet Pelajar. Jakarta, Direktorat Olahraga Pelajar dan Mahasiswa Ditjen Olahraga.

Giriwijoyo, Y.S.S., dkk. 2005. Manusia dan olahraga. Bandung: Penerbit ITB.

Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: P2LPTK.

Sudjana, N. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sukardi. 1987. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

(17)

Ke-Mohamad Annas, Profil Tingkat Kesegaran Jasmani Mahasiswa PJKR Jalur Undangan 7

olahragaan Nasional. 2007. Jakarta: Diperbanyak oleh Sinar Grafika.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2007. Yogyakarta: Diperba-nyak oleh Tim Cemerlang.

(18)

8

KECAMATAN WLINGI KABUPATEN BLITAR

Tegar Bayu Kharisma, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang Email: tegar_bayu@yahoo.com

Abstrak: Teknik dasar yang diajarkan pertama kali adalah passing bawah dan service bawah. Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Babadan 2 yaitu guru memberikan contoh, Siswa mempraktikkannya, sehingga perlu dikembangkan buku pembelajaran bolavoli mini kelas V Sekolah dasar (SD) sebagai buku pegangan guru. Tujuan pengembangan produk ini adalah menghasil-kan buku pembelajaran bolavoli mini di kelas V SDN Babadan 2 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar sebagai buku pegangan guru Pendidikan Jasmani dalam memberikan pembelajaran bolavoli mini. Metode penelitian yang digunakan adalah model pengembangan Borg dan Gall yang telah diadaptasi: 1) menentukan potensi dan masalah penelitian; 2) mengumpulkan informasi; 3) mendesain produk; 4) validasi desain; 5) revisi desain; 6) uji coba tahap I; 7) revisi II; 8) uji coba tahap II; 9) produk akhir. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, produk ini memiliki kelebihan ditinjau dari empat aspek yaitu: kegunaan, kemudahan, keme-narikan, dan keakuratan.

Kata kunci: pengembangan, pembelajaran, bolavoli mini, sekolah dasar.

Pendidikan jasmani terdiri dari beberapa ca-bang olahraga yang diajarkan pada siswa, diantaranya adalah permainan bolavoli untuk siswa SD. Sugiyono (1997) mengungkapkan permainan bolavoli merupakan cabang olah-raga beregu yang dimainkan oleh 6 orang dalam setiap regu. Permainan bolavoli yang dilakukan di SD, telah dimodifikasi menjadi permainan bolavoli mini.

Permainan bolavoli mini adalah permain-an ypermain-ang dimainkpermain-an oleh 4 orpermain-ang dalam seti-ap regu, permainan ini akan berjalan dengan baik apabila setiap pemain minimal telah menguasai teknik dasar bermain bolavoli. Begitu pula permainan bolavoli mini yang dilakukan di SD harus dikuasai secara baik oleh siswa-siswa. Permainan bolavoli mini akan dikuasai dengan baik oleh siswa apa-bila siswa mendapatkan pembelajaran yang baik dari guru. Pembelajaran bolavoli mini yang dilakukan di SD masih sama dengan pembelajaran bolavoli pada umumnya, se-hingga siswa kurang dapat memahami pem-belajaran permainan bolavoli mini yang se-sungguhnya. Untuk pembelajaran olahraga yang lain, sudah sesuai dengan pembel-ajaran pendidikan jas-mani di SD.

Pembelajaran yang terdapat dalam bo-lavoli mini adalah pembelajaran service, pas-sing, dan smash. Service dilakukan untuk mengawali permainan bolavoli mini, sedang-kan passing dilakukan untuk dapat memain-kan bola di udara dalam jangka waktu yang lama dalam permainan bolavoli. Smash dila-kukan untuk memperoleh poin dan ditujukan agar lawan tidak bisa mengembalikan bola. Baik service, passing maupun smash meru-pakan modal yang utama untuk dapat me-nguasai permainan bolavoli. Salah satu jenis service adalah service atas dan service ba-wah, sedangkan passing dalam permainan bolavoli adalah passing bawah dan passing atas.

(19)

Tegar Bayu Kharisma, Pengembangan Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini 9

menyatakan bahwa service merupakan awalan untuk memulai suatu permainan bo-lavoli. Roesdiyanto (1992) mengemukakan bahwa keterampilan melakukan passing dengan baik merupakan modal utama dalam bermain bolavoli. Oleh karena itu teknik dasar yang harus diajarkan untuk pertama kali adalah passing bawah dan service ba-wah. Dapat disimpulkan bahwa teknik dasar yang harus dikuasai adalah passing bawah dan service bawah untuk dapat melakukan permainan bolavoli mini.

Pembelajaran yang selama ini dilakukan di SDN Babadan 2 yaitu guru hanya membe-rikan contoh, kemudian siswa melakukan ge-rakan bolavoli mini. Pembelajaran dilaku-kan seperti itu tanpa adanya variasi latihan atau-pun permainan, sehingga siswa memerlukan adanya variasi latihan yang menarik dan yang dapat meningkatkan keterampilan passing bawah dan service bawah dalam pembel-ajaran bolavoli mini. Untuk itu perlu dikem-bangkan buku pembelajaran bolavoli mini kelas V SD sebagai buku pegangan guru pendidikan jasmani dalam memberikan pembelajaran bolavoli mini.

Penelitian Pengembangan

Pengembangan atau yang sering dise-but sebagai penelitian pengembangan dila-kukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar antara peneli-tian dan praktik pendidikan. Degeng (2002) menyimpulkan bahwa arti penelitian pengem-bangan yaitu penelitian ilmiah yang menela-ah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk me-ngembangkan suatu produk.

Penelitian pengembangan tidak selalu mengembangkan produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan selalu diawali dengan ada-nya kebutuhan, permasalahan yang membu-tuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu.

Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan melalui berbagai aktivitas jasmani yang ber-tujuan untuk mengembangkan individu atau siswa secara fisik. Pendidikan jasmani sa-ngat mempengaruhi siswa karena dengan

kondisi fisik siswa yang sehat, tentunya akan sangat menunjang aktivitas belajar siswa.

Pendidikanjasmanidiartikansebagai sua-tu proses pembelajaran melalui aktivitas jas-mani yang didesain secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengem-bangkan keterampilan motorik.

Tujuan pendidikan jasmani juga menca-kup tiga aspek yakni ranah kognitif (penge-tahuan), ranah afektif (sikap) dan ranah psi-komotorik (keterampilan). Ranah psikomoto-rik dalam pendidikan jasmani lebih ditekan-kan pada penggunaan syaraf-syaraf yang ada dalam tubuh sehingga menghasilkan suatu gerakan yang baik. Ada satu ranah lagi yang terdapat dalam tujuan pendidikan jasmani yaitu ranah jasmani yang merupa-kan tujuan berfungsinya dengan baik sistem tubuh siswa, sehingga siswa dapat mengha-dapai tuntutan lingkungan dengan baik.

Karakteristik Anak SD

Rosyid (2009) mengungkapkan ada tiga ciri utama yang menonjol pada masa SD yakni: 1) dorongan yang besar untuk berhu-bungan dengan kelompok sebaya; 2) do-rongan ingin tahu tentang dunia sekitarnya; 3) pertumbuhan fisik mendorong anak untuk menyenangi permainan yang dapat meng-arah ke dunia pekerjaan.

Karakteristik anak SD lebih senang ber-main dan dalam menerima pembelajaran ha-rus dalam suasana yang menyenangkan agar pembelajaran dapat berlangsung seca-ra efektif. Pada masa ini, merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan anak, se-hingga perlu diperhatikan untuk membentuk karakteristik anak yang lebih baik.

Permainan Bolavoli Mini

(20)

per-mainan modifikasi bolavoli yang sebenarnya dengan menjadikannya lebih mudah mema-inkan dengan jalan melakukan perubahan pada peraturan-peraturan yang digunakan sehingga sesuai untuk usia SD (Novembri, 2008).

Asim (1997) mengungkapkan peraturan permainan bolavoli mini adalah mengguna-kan lapangan berukuran 12 kali 6 meter, tinggi jaring (net) 1,9 meter, menggunakan bola rajut dengan berat 1,8-2 ons lingkaran bola 63-65 centimeter. Roesdiyanto (1992) mengungkapkan bahwa ukuran yang digunakan untuk bermain bolavoli mini adalah lebar 4,5 meter dan panjang 12 meter, menggunakan bolavoli yang beratnya 200 gram di samping itu juga perlu dimodifikasi bentuk net serta ketinggian disesuaikan dengan ketinggian rata-rata anak usia tersebut.

Peraturan dari permainan bolavoli mini yaitu panjang lapangan adalah 12 meter, lebar lapangan 6 meter. Tinggi net yang diguna-kan untuk siswa putra adalah 2,1 meter dan untuk siswa putri adalah 2 meter. Bola yang digunakan adalah bola nomor 4 dengan berat 180-220 gram. Bolavoli mini dimainkan oleh 4 orang pemain dengan 2 pemain cadangan.

Pengajaran Gerakan Bolavoli Mini

Menurut Asim (1997) permainan bolavoli mini diciptakan untuk anak-anak SD, teruta-ma kelas literuta-ma dan enam sebagai cara me-ngembangkan dan menghaluskan gerak dasar, serta meningkatkan kesegaran jas-mani. Sedangkan menurut Puspitasari (2003: 85) permainan bolavoli mini merupakan per-mainan yang dibuat dari modifikasi perma-inan bolavoli yang sebenarnya dengan men-jadikannya lebih mudah memainkan dan le-bih menarik untuk dilaksanakannya, hal ini dibuktikan dengan peraturan yang lebih mu-dah untuk dipahami dan dimengerti karena permainan ini ditujukan untuk anak usia dini. Konsep permainan bolavoli mini suatu per-mainan modifikasi bolavoli yang sebenarnya dengan menjadikannya lebih mudah mema-inkan dengan jalan melakukan perubahan pada peraturan-peraturan yang digunakan sehingga sesuai untuk usia SD (Novembri, 2008).

Asim (1997) mengungkapkan peraturan permainan bolavoli mini adalah mengguna-kan lapangan berukuran 12 kali 6 meter,

tinggi jaring (net) 1,9 meter, menggunakan bola rajut dengan berat 1,8-2 ons lingkaran bola 63 centimeter sampai 65 centimeter.

Roesdiyanto (1992:5) mengungkapkan bahwa ukuran yang digunakan untuk ber-main bolavoli mini adalah lebar 4,5 meter dan panjang 12 meter, menggunakan bola-voli yang beratnya 200 gram di samping itu juga perlu dimodifikasi bentuk net serta ke-tinggian disesuaikan dengan keke-tinggian rata-rata anak usia tersebut.

Peraturan dari permainan bolavoli mini yaitu panjang lapangan adalah 12 meter, lebar lapangan 6 meter. Tinggi net yang digu-nakan untuk siswa putra adalah 2,1 meter dan untuk siswa putri adalah 2 meter. Bola yang digunakan adalah bola nomor 4 dengan berat 180-220 gram. Bolavoli mini dimainkan oleh 4 orang pemain dengan 2 pemain cadangan.

Service adalah tanda saat dimulainya permainan dan juga merupakan serangan awal bagi regu yang melakukan service. passing dilakukan untuk dapat memainkan bola di udara dalam jangka waktu yang lama dalam permainan bolavoli. Passing merupa-kan geramerupa-kan yang paling sering digunamerupa-kan dalam jalannya permainan bolavoli, sehing-ga passing ini harus benar-benar dikuasai oleh setiap pemaian bolavoli.

Passing bawah adalah gerakan yang di-lakukan pemain untuk mempertahankan bola ke arah yang dikehendaki pada temannya yang akan digunakan sebagai sarana se-rangan terhadap regu lawan. Pada passing terdapat beberapa sikap yang harus dikuasai dengan tepat agar bola dapat tepat sasaran. Menurut Sugiyono (1997) passing bawah akan dilakukan oleh pemain apabila bola yang datang jatuh berada di depan atau berada di samping badan setinggi perut ke bawah.

METODE

Metode yang digunakan dalam

(21)

men-Tegar Bayu Kharisma, Pengembangan Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini 11

desain produk; 4) validasi desain: (a) uji ahli bolavoli mini (b) uji ahli pembelajaran di SD; 5) perbaikan atau revisi desain; 6) uji coba tahap I (kelompok kecil); 7) revisi II; 8) uji coba tahap II (kelompok besar); 9) produk akhir pengembangan.

Subjek penelitian dalam penelitian pe-ngembangan ini adalah 1 ahli bolavoli mini, 1 ahli pembelajaran di SD, guru Pendidikan Jasmani dan siswa kelas V SDN Babadan 2 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Teknik analisis data yang digunakan dalam pene-litian ini adalah teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis hasil data yang diperoleh dari subjek data.

HASIL

Data hasil analisis kebutuhan yakni ke-butuhan pengembangan pembelajaran per-mainan bolavoli mini di SDN Babadan 2 sebagai buku pegangan diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan buku pembelajaran per-mainan bolavoli mini diperoleh skor 4 (100%), media pembelajaran permainan bolavoli mini berupa buku pembelajaran diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan gerakan passing bawah dan service bawah dalam pembelajaran per-mainan bolavoli mini diperoleh skor 4 (100%), kenginan buku pembelajaran yang terdapat variasi latihannya, mudah dipelajari, mudah dimengerti dan tampilannya menarik diper-oleh skor 4 (100%). Kebutuhan pengem-bangan genggaman tangan pada passing bawah diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan pengembangan ayunan lengan pada passing bawah diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan pengembangan sikap badan pada passing bawah diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan pengembangan posisi lutut pada passing ba-wah diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan pengembangan perkenaan bola dengan lengan (memantulkan) pada passing bawah diper-oleh skor 4 (100%). Kebutuhan pengem-bangan genggaman tangan pada service bawah diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan pengembangan ayunan lengan pada service bawah diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan pengembangan sikap badan pada service bawah diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan pengembangan posisi lutut pada service bawah diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan pengembangan perkenaan bola dengan

le-ngan (memukul) pada service bawah diper-oleh skor 4 (100%). Pada bagian analisis kebutuhan diperoleh skor rata-rata 3,7 (92%) dengan kategori sangat baik.

Data hasil uji ahli bolavoli mini yakni pada bagian pendahuluan diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian keseluruhan buku diperoleh skor rata-rata 3,3 (81,3%) dengan kategori sangat baik, pada bagian prosedur pelaksanaan passing bawah bolavoli mini diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik. Pada bagian variasi latihan 1 passing bawah diperoleh skor rata-rata 3,3 (81,3%) dengan kategori sangat baik, pada bagian variasi latihan 2 passing bawah diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 3 passing bawah, diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 4 passing bawah baik diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori, pada bagian pe-laksanaan permainan passing bawah diper-oleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik. Pada bagian prosedur pelaksanaan service bawah bolavoli mini diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 1 service bawah di-peroleh skor rata-rata 3 (75%) dengan ka-tegori baik, pada bagian variasi latihan 2 service bawah diperoleh skor rata-rata 3,3 (81,3%) dengan kategori sangat baik, pada bagian variasi latihan 3 service bawah diper-oleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 4 service bawah baik diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori. Pada bagian pelaksanaan evaluasi diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian pelaksa-naan pendinginan diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian pelaksanaan permainan service bawah di-peroleh skor rata-rata 3 (75%) dengan ka-tegori baik. Dari hasil evaluasi ahli bolavoli mini diperoleh persentase 76,63% dengan kategori baik, sehingga produk ini dapat di-gunakan dalam pengembangan permainan bolavoli mini.

(22)

hasil evaluasi ahli pembelajaran di SD diper-oleh persentase 82,5% dengan kategori sangat baik, sehingga produk ini dapat digu-nakan dalam pengembangan permainan bolavoli mini.

Data hasil uji tahap I (uji kelompok kecil) yakni pada bagian pendahuluan diperoleh skor rata-rata 4 (100%) dengan kategori sangat baik, pada bagian isi diperoleh skor rata-rata 3,5 (87,5%) dengan kategori sangat baik, pada bagian penutup diperoleh skor rata-rata 3,5 (87,5%) dengan kategori sangat baik. Hasil uji tahap I (uji kelompok kecil) diperoleh persentase 90% dengan kategori sangat baik dari guru Pendidikan Jasmani dengan kategori sangat baik.

Data hasil uji tahap II (uji kelompok latihan 3 passing bawah diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 4 passing bawah diperoleh skor rata-rata 3,5 (87,5%) dengan kategori sangat baik. Pada bagian variasi latihan 1 service bawah diperoleh skor rata-rata 3,75 (93,75%) dengan kategori sangat baik, pada bagian variasi latihan 2 service bawah diperoleh skor rata-rata 3,75 (93,75%) dengan kategori sangat baik, pada bagian oleh persentase 86,41% dengan kategori sangat baik dari 25 siswa, sehingga produk ini dapat digunakan oleh guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebagai buku pe-gangan dalam memberikan pembelajaran permainan bolavoli mini di kelas V SDN Babadan 2 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan sebuah produk yaitu buku pembelajaran permainan bolavoli mini kelas V SD sebagai buku pegangan guru pendidi-kan jasmani dalam memberipendidi-kan pembel-ajaran bolavoli mini.

PEMBAHASAN

Data hasil analisis kebutuhan yakni ke-butuhan pengembangan pembelajaran per-mainan bolavoli mini di SDN Babadan 2 sebagai buku pegangan diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan buku pembelajaran per-mainan bolavoli mini diperoleh skor 4 (100%), media pembelajaran permainan bolavoli mini berupa buku pembelajaran diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan gerakan passing bawah dan service bawah dalam pembelajaran per-mainan bolavoli mini diperoleh skor 4 (100%), kenginan buku pembelajaran yang terdapat variasi latihannya, mudah dipelajari, mudah dimengerti dan tampilannya menarik diper-oleh skor 4 (100%). Kebutuhan pengem-bangan genggaman tangan pada passing bawah diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan pengembangan ayunan lengan pada passing bawah diperoleh skor 3 (75%), ke-butuhan pengembangan sikap badan pada passing bawah diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan pengembangan posisi lutut pada passing bawah diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan pengembangan perkenaan bola dengan lengan (memantulkan) pada passing bawah diperoleh skor 4(100%).Kebutuhan penge-mbangan genggaman tangan pada service bawah diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan pengembangan ayunan lengan pada service bawah diperoleh skor 4 (100%), kebutuhan pengembangan sikap badan pada service bawah diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan pengembangan posisi lutut pada service bawah diperoleh skor 3 (75%), kebutuhan pengembangan perkenaan bola dengan lengan (memukul) pada service bawah di-peroleh skor 4 (100%). Pada bagian analisis kebutuhan diperoleh skor rata-rata 3,7 (92%) dengan kategori sangat baik.

(23)

Tegar Bayu Kharisma, Pengembangan Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini 13

bagian variasi latihan 3 passing bawah, di-peroleh skor rata-rata 3 (75%) dengan ka-tegori baik, pada bagian variasi latihan 4 passing bawah baik diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori, pada bagian pe-laksanaan permainan passing bawah diper-oleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik. Pada bagian prosedur pelaksanaan service bawah bolavoli minidiperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 1 service bawah diper-oleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 2 service bawah diperoleh skor rata-rata 3,3 (81,3%) dengan kategori sangat baik, pada bagian variasi latihan 3 service bawah diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 4 service bawah baik diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori. Pada bagian pelaksanaan evaluasi diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan ka-tegori baik, pada bagian pelaksanaan pen-dinginan diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian pelaksa-naan permainan service bawah diper-oleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik. Dari hasil evaluasi ahli bolavoli mini diper-oleh persentase 76,63% dengan kategori baik, sehingga produk ini dapat digunakan dalam pengembangan permainan bolavoli mini.

Data hasil uji ahli pembelajaran di SD yakni pada bagian pendahuluan diperoleh skor rata-rata 3,5 (87,5%) dengan kategori sangat baik, pada bagian isi diperoleh skor rata-rata 3,3 (83,3%) dengan kategori sangat baik, pada bagian penutup diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik. Dari hasil evaluasi ahli pembelajaran di SD di-peroleh persentase 82,5% dengan kategori sangat baik, sehingga produk ini dapat digunakan dalam pengembangan permainan bolavoli mini.

Data hasil uji tahap I (uji kelompok kecil) yakni pada bagian pendahuluan diperoleh skor rata-rata 4 (100%) dengan kategori sangat baik, pada bagian isi diperoleh skor rata-rata 3,5 (87,5%) dengan kategori sangat baik, pada bagian penutup diperoleh skor rata-rata 3,5 (87,5%) dengan kategori sangat baik. Hasil uji tahap I (uji kelompok kecil) diperoleh persentase 90% dengan kategori sangat baik dari guru Pendidikan Jasmani dengan kategori sangat baik.

Data hasil uji tahap II (uji kelompok latihan 3 passing bawah diperoleh skor rata-rata 3 (75%) dengan kategori baik, pada bagian variasi latihan 4 passing bawah diperoleh skor rata-rata 3,5 (87,5%) dengan kategori sangat baik. Pada bagian variasi latihan 1 service bawah diperoleh skor rata-rata 3,75 (93,75%) dengan kategori sangat baik, pada bagian variasi latihan 2 service bawah di-peroleh skor rata-rata 3,75 (93,75) dengan kategori sangat baik, pada bagian variasi latihan 3 service bawah diperoleh skor rata-rata 3,5 (87,75%) dengan kategori sangat baik, pada bagian variasi latihan 4 service bawah diperoleh skor rata-rata 3,3 (81,3%) dengan kategori sangat baik. Dari hasil uji tahap II (uji kelompok besar) diper-oleh persentase 86,41% dengan kategori sangat baik dari 25 siswa.

Dari hasil analisis kebutuhan menunjuk-kan bahwa di SDN Babadan 2 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar sangat membutuh-kan buku pembelajaran permainan bolavoli mini sebagai buku pegangan guru Pendidik-an JasmPendidik-ani. Sehingga pengembPendidik-angPendidik-an suatu produk ini sangat dibutuhkan SDN Babadan 2 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Dari hasil penelitian yang dimulai dari uji ahli bola voli mini, uji ahli pembelajaran di SD, uji ke-lompok besar dan uji keke-lompok kecil, menu-njukkan bahwa produk hasil pengembangan ini dikategorikan sangat baik, sehingga pro-duk ini dapat digunakan di SDN Babadan 2 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar sebagai buku pegangan guru Pendidikan Jasmani.

(24)

empat kriteria yaitu kegunaan, kemudahan, kemenarikan, dan keakuratan.

Buku pembelajaran bolavoli mini di kelas V SDN Babadan 2 ini memiliki beberapa kelebihan lain yakni produk ini sangat mudah digunakan oleh guru pendidikan jasmani di SD karena produk ini dilengkapi dengan petunjuk penggunaan serta bagian-bagian yang sudah tersusun dengan baik. Buku pembelajaran hasil pengembangan ini dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa dan berisi berbagai variasi latihan yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa lebih termo-tivasi untuk melakukan pembelajaran per-mainan bolavoli mini. Produk ini telah melalui uji ahli, sehingga banyak masukan untuk perbaikan produk untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Produk sangat menarik ka-rena dilengkapi dengan warna dan gambar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Produk pengembangan ini berupa buku pembelajaran permainan bolavoli mini kelas V SD sebagai buku pegangan guru Pendi-dikan Jasmani dalam memberikan pembel-ajaran bolavoli mini. Buku pembelpembel-ajaran bolavoli mini di kelas V SDN Babadan 2 ini memiliki beberapa kelebihan lain yakni pro-duk ini sangat mudah digunakan oleh siswa karena produk ini dilengkapi dengan petun-juk penggunaan serta bagian-bagian yang sudah tersusun dengan baik. Variasi latihan passing bawah dan service bawah yang terdapat dalam buku pembelajaran ini disu-sun secara sistematis, dimulai dari variasi latihan mudah, ke variasi latihan yang sulit. Pemanfaatan buku pembelajaran dapat di-gunakan oleh guru agar saling melengkapi.

Saran

Produk ini masih memerlukan evaluasi dan uji coba pada subjek yang lebih luas. Masih perlunya penelitian lebih lanjut menge-nai manfaat produk yang dikembangkan, sebelum disebarluaskan sebaiknya produk ini disusun kembali menjadi produk yang lebih baik, meliputi sampul depan maupun isi dari materi produk yang dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Asim. 1997. Pola Pengembangan Bolavoli Gandu untuk Kesegaran Jasmani: Eksperiment di Sekolah Dasar Negeri, Desa Karanggandu. Disertasi Tidak Diterbitkan. Jakarta: Pendidikan Olah-raga IKIP Jakarta.

Degeng, S. 2002.Metodologi Penelitian Pengem-bangan.Malang:Depdiknas Pusat Pe-nelitian Pendidikan UM.

Novembri, W. 2008. Modifikasi Lapangan dan Tinggi Net Bolavoli Mini untuk Siswa Kelas V dan VI SDN 01 Maguan Kecamatan Ngajum. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FIP UM

Puspitasari, E.S. 2003. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan: untuk SD Kelas 5 Semester 2. Malang: UM Press. Roesdiyanto. 1992. Strategi dan Taktik

Permain-an Bolavoli. Malang: Proyek IKIP Malang. Rosyid, M. 2009. Karakteristik Anak Usia SD.

(Online), (http://www.rosyid.info/2009/10/ karakteristik-anak-usia-sd.html, diakses 24 Februari 2010).

Gambar

Tabel 2. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Remaja Usia 16-19 Tahun (Putri)
Grafik 3. Gantung (Siku Tekuk/ Angkat Tubuh)
Grafik 5. Loncat Tegak
Tabel 1. SK dan KD Penjasorkes untuk Kelas X SMK (Semester 1)
+7

Referensi

Dokumen terkait