Pandangan umum Pemerintah
akan Konvergensi bersama
antar operator
Pengantar
Kemunculan era KONVERGEN perlu diantisipasi dan dipersiapkan dari sekarang.
Migrasi menuju jaringan yang terkonvergen yang meliputi berbagai
penyelenggara dan berbagai jenis jaringan akses memerlukan strategi dan langkah-langkah nyata dari para penyelenggara untuk secara bersama-sama mempersiapkan model dan proses migrasi-nya.
Segala aspek perlu menjadi konsideran, mulai dari technical aspects, investment considerations, dan aspek kepentingan nasional Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Standard-standard teknologi saat ini sedang menuju kearah sistem yang
mendukung konvergen tidak hanya konvergen jenis-jenis layanan yang beragam yang dapat disalurkan melalui satu jairngan akses broadband namun juga
bagaimana model, pola dan skenario konvergen yang merupakan konvergen antar berbagai operator.
Level Konvergen :
Konvergen layanan
Konvergensi tingkat
layanan
Konvergen dalam hal ini adalah menyatukan berbagai aplikasi atau layanan
telekomunikasi dan broadcast ke dalam satu (single) media sehingga dengan satu jenis media pelanggan dari penyelenggara jasa dalam menikmati
Konvergensi tingkat
Jaringan
Dengan semakin banyaknya teknologi jaringan mulai dari model
jaringan PSTN sampai metroethernet dan dari jaringan wireless
terbatas WiFi dan jaringan bergerak seluler 2G sampai dengan
jaringan masa depan 3G dan versi berikutnya danWimaX maka
diperlukan suatu konvergensi jaringan (
converged network
)
sehingga terdapat suatu sistem jaringan tingkat atas yang menjadi
manajemen dan pengendali dari semua jenis platform jaringan
Pertimbangan Konvergensi (1)
Investasi untuk menuju Konvergen sangat memerlukan capital yang
besar baik untuk peningkatan kemampuan jaringan, control dan
aplikasi layanan maupun untuk peningkatan kapasitas sumber daya
manusia.
Sementara itu, kecenderungan saat ini , Telco menerapkan
karakteristik model investasinya sesuai dengan tingkat pencapaian
market, yaitu :
Telco dihadapkan kepada situasi keinginan untuk menguasai seluruh
segment baik market (jumlah pelanggan), jaringan maupun layanan
dengan kecenderungan pada suatu prinsip bahwa untuk terus bertahan
dalam market maka harus mendominasi market itu sendiri, di mana
untuk maksud tersebut aspek utama adalah penguasaan tidak hanya
jaringan akses tetapi pula jaringan backbone dan backhaul.
Untuk melakukan investasi secara menyeluruh memerlukan capital
yang sangat besar, dan bagi penyelenggara new entrant akan sangat
berat untuk melakukan kesemuanya sehingga perlu melakukan
Kelemahan dari Kondisi di atas
dampak pembangunan telekomunikasi yang menyeluruh tidak
dapat ditempuh dalam waktu yang cepat bahkan jangka
menengah atau mungkin jangka panjang,
sulit bagi industri telco untuk memberikan kontribusi nyata
untuk kemajuan bangsa secara merata. Hal ini tentu akan
tetap menetapkan posisi Indonesia dalam digital divide atau
kesenjangan digital secara berkepanjangan.
Backbone dan Backhaul Sharing
Investasi CAPEX di sisi backbone dan backhaul merupakan
bagian terbesar dari investasi capex dari Telco.
Beberapa Telco dapat meningkatkan pengembangan dan
pembangunan jaringan akses untuk meningkatkan dan
memelihara pelanggan. Investasi di dalam telco dapat
di-fokuskan ke penyediaan jaringan akses ke pelanggan
perlu
ketegasan apakah perlu prinsip open access atau justru tidak
perlu diregulasi prinsip open access
Bagaimana gambaran apabila para
operator tidak bersama-sama
terkonvergen dan apabila para operator
melakukan konsolidasi konvergensi
Model pembangunan backbone dan
Model Kebijakan berkenaan
Pembangunan jaringan (ICT Fund)
negara lain
OFCOM, Inggris memberi keleluasaan kepada BT untuk menerapkan pola migrasi NGN, monopoli dalam pembangunan jaringan, namun diberikan
perlakukan dengan prinsip unbundling access, sehingga jaringan backhaul dan backbone nya dapat dibuka untuk operator lain..
Pemerintah Singapura memberikan Fund berupa grand untuk stage awal
pembanguan jaringan fber optik ke seluruh singapura berikut jairngan akses Fo ke gedung-gedung dan rumah-rumah, juga untuk jairngan broadband wireless. Australia memeprcepat pembangunan jaringan backbone, backhaul dan
jaringan akses FO dengan sepenuhnya dana pemerintah Australia dengan target 2010 mampu mencapai 90% rumah-rumah, sisanya baru dilayani dengan
wireless/satelit karena faktor lokasi.
Pemerintah Amerika lebih melindungi investasi jaringan akses FO dengan menerapkan prinsip penyelenggara layanan broadband didorong membangun jaringan akses FO nya sendiri, demikian juga dengan Jerman (tidak berprinsip open access atau dapat berupa bundling access).
ICT Fund : Indonesia
Dari pengalaman program Palapa Ring, maka perlu
keterlibatan pemerintah utamanya dalam hal dana
untuk kepastian Palapa Ring.
Oleh karena itu perlu dipikirkan, National ICT Fund.
Dari mana ICT Fund berasal ?
beberapa skenario:
Pendapatan Pemerintah / Negara dari sektor
telekomunikasi yang dikembalikan ke sektor.
Dana USO yang telah ada digunakan sebagian untuk ICT
Fund.
New Institution with special license for backhaul dan
Pendapatan Pemerintah / Negara dari sektor telekomunikasi yang
dikembalikan ke sektor :
Sebagian besar Dividen Pemerintah dari sektor telekomunikasi
dimasukkan ke ICT Fund
Perlu konsep pemanfaatan
Memerlukan perjuangan di Depkeu dan Komitmen wakil rakyat (DPR)
Dana USO yang telah ada digunakan sebagian untuk ICT Fund :
Sebagian dana USO dapat ditempatkan ke ICT Fund
New Institution with special license for backhaul dan backbone :
Pelaksanana ICT Fund berikut yang menjadi kuasa pembangun
jaringan telekomunikasi adalah institusi yang dibentuk khusus dan
diberikan lisensi khusus untuk itu.
Dapat menerima dana ICT Fund dari bagian Dividen Pemerintah di
sektor Telekomunikasi
Dapat menerima bagian dari dana USO.
Dapat menarik investasi dengan model obligasi (tidak ada transfer