• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut William I Gorden, fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut William I Gorden, fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut William I Gorden, fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat ( keluarga , kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa dipastikan akan “tersesat” , Karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang dihadapi.1

Jadi bisa dikatakan semua orang atau manusia yang hidup pasti berkomunikasi meskipun dia tidak bisa berbicara namun tetap berkomunikasi dengan orang lain, tak terkecuali wanita karir dalam berkomunikasi dengan anggota keluarga yang menjadi topik dalam penelitian ini.

1

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2002, hal 5

(2)

Peneliti tertarik untuk meneliti kesadaran diri dan komunikasi dari wanita karir dalam keluarga karena beberapa sumber dari media berikut menunjukkan bahwa emansipasi wanita dalam dunia kerja telah mempengaruhi pandangan atau kebijakan pemerintah dalam beberapa aspek, sehingga membuat peneliti ingin mengangkat fenomena ini dalam penelitian.

Media Online Soul of Jakarta.com di bulan April 2014,menyebutkan bahwa emansipasi wanita dalam dunia kerja saat ini nyatanya telah memberikan kontribusi yang cukup besar, terlihat dari banyaknya wanita yang ikut berperan aktif dalam memajukan beberapa sektor industri di tanah air. Jika dulu wanita kurang mendapat apresiasi , kini wanita memiliki peranan yang cukup penting dalam dunia kerja, bahkan beberapa diantaranya justru memiliki karir di posisi yang sangat penting dalam suatu badan usaha atau Perusahaan. Dalam perkembangannya peranan wanita di dalam dunia kerja terus mengalami peningkatan . Seperti yang tercatat Badan Pusat Statistik sejak tahun 2012, ada lebih dari 43 juta tenaga kerja wanita yang ikut membantu pertumbuhan ekonomi bangsa, dari total populasi penduduk Indonesia yang mencapai angka 112 juta lebih. Dan menjadi menarik ketika didapati bahwa hampir 80 persen dari 43 juta tenaga kerja wanita tersebut juga menjalankan perannya secara baik sebagai Ibu di dalam keluarga. Hal ini juga didukung oleh beberapa survey yang dilakukan oleh banyak pakar diseluruh dunia, salah satunya adalah survey yang dilakukan oleh Accenture. Perusahaan ternama yang bergerak di bidang konsultan manajemen, layanan teknologi, dan outsourcing yang sudah menjangkau lebih dari 120 negara ini baru saja melakukan penelitian yang melibatkan 4.100 eksekutif dari

(3)

organisasi menengah dan besar dari 33 negara, yang 100 peserta diantaranya berasal dari Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa 70 persen para wanita karir (beda usia dan jabatan) dengan masa kerja lebih dari 7 tahun percaya bisa mencapai kesuksesan. Sebanyak 80 persen dari mereka ini membutuhkan fleksibilitas jadwal serta lingkungan kerja yang baik untuk mencapai kesuksesan yang mereka impikan, dan 53 persen bahkan mengaku puas dengan pencapaian karir mereka saat ini. Dengan kata lain , mereka merasa telah benar-benar mendapatkan karir dan kehidupan pribadi yang mereka impikan secara sekaligus.2

Merujuk dari Media online lainnya yang mengulas mengenai wanita karir yaitu Media Release Info di bulan April 2015, dengan judul topik Jumlah Pekerja Wanita di Indonesia 54,44%. Dalam media tersebut mengungkapkan partisipasi wanita dalam jumlah angkatan kerja perlu ditingkatkan. Salah satunya caranya yaitu dengan meningkatkan akses pendidikan mereka disemua jenjang ,serta didukung pengakuan dan penghargaan atas hak mereka bekerja di sektor formal maupun informal .

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM Endang Sih Prati, MA dalam diskusi Economics Talk yang bertajuk “ Wanita dan Kemiskinan’ di auditorium Djarum Gedung Pertamina Tower FEB UGM , Senin (20/4) , mengatakan jumlah wanita bekerja saat ini baru mencapai 54, 44 persen dari total

2 Emansipasi Wanita dalam Dunia Kerja (2014, 22 April ). Soul of Jakarta (Online) . Diakses pada

tanggal 12 Desember 2015 pukul 14pukul 14:08 WIB dari

http://www.soulofjakarta.com/index.php?modul=emansipasi-wanita-dalam-dunia-kerja.html&kat=5&id=NTAx

(4)

angkatan kerja wanita. Berbeda dengan pria yang dimana tingkat partisipasinya mencapai 84,66 persen.

Kendati demikian , menurut dia, dari 10 sektor pekerjaan yang digeluti wanita dan pria , ada dua bidang pekerjaan yang menjadikan upah wanita lebih tinggi dibandingkan pria yakni di bidang komunikasi dan pelayanan transportasi. Disebutkan juga bahwa partisipasi pekerja wanita mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun jumlah wanita tidak bekerja lebih banyak. “ Dari total seluruh angkatan kerja wanita, ada 45,56 persen wanita yang tidak bekerja” tuturnya.

Endang menambahkan, harus banyak wanita berpartisipasi dalam sektor angkatan kerja. Dengan bekerja, wanita bisa meningkatkan taraf hidup ekonomi dirinya dan keluarga bahkan mendorong kemajuan ekonomi bangsa. Dia juga menyarankan agar wanita Indonesia tidak kehilangan kebanggan pada dirinya, apalagi sampai kehilangan kebebasan bersikap.

Endang sependapat dengan pendapat RA Kartini dan Amartya Sen. Untuk meningkatkan kesetaraan hak wanita atas konstruksi sosial di masyarakat, wanita diminta terus meningkatkan pendidikannya. 3

Sementara dari sumber lain yang peneliti dapatkan dari International

Labour Organization Bulletin (ILO), Asian Decent Work Decade 2006 2015,

Indonesia : Tren Sosial dan Ketenagakerjaan Agustus 2014.

3 Jumlah Pekerja di Indonesia 54,44% (21 April 2015)Media Release Info (online). Diakses pada

tanggal 12 Desember 2015 pukul 14:11 WIB dari

(5)

Pada sub judul Peningkatan pasar tenaga kerja , disebutkan bahwa walaupun pertumbuhan ekonomi berjalan lambat selama kwartal pertama dan kedua tahun 2014, namun pasar tenaga kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan, di mana pekerjaan dan kondisi kerja meningkat sedangkan pekerjaan berisiko atau pekerjaan rentan menurun dan pekerjaan formal meningkat. Perkembangan ini menempatkan Indonesia pada posisi yang menguntungkan karena Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mulai diberlakukan pada tahun 2015. Untuk terus mendukung perluasan pekerjaan bermutu di Indonesia, para pembuat kebijakan perlu mengembangkan strategi untuk mempromosikan pekerjaan layak bagi pertumbuhan yang adil. Fokus terhadap persoalan seperti produktivitas pekerja, partisipasi perempuan dalam pekerjaan, dan transisi dari sekolah ke pekerjaan diperlukan untuk memastikan keberhasilan pasar tenaga kerja.

Jumlah angkatan kerja diperkirakan sebesar 125,3 juta pada Februari 2014, atau naik 5,2 juta dibandingkan Agustus 2013 atau 1,7 juta dibandingkan bulan Februari 2013. Tingkat partisipasi angkatan kerja diperkirakan sebesar 69,2 persen dan jumlah orang yang bekerja pada Februari 2014 mencapai 118,2 juta. Peningkatan partisipasi angkatan kerja ini didorong oleh peningkatan jumlah perempuan di perkotaan yang masuk dalam angkatan kerja. Kendati demikian, kesenjangan antar gender dalam hal partisipasi angkatan kerja masih ada, di mana tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan mencapai sebesar 85,0 persen dan 53,4 persen pada Februari 2014.

Akses laki-laki dan perempuan ke pekerjaan formal meningkat dari waktu ke waktu, tapi hasil formalitas berbeda berdasarkan gender. Sebagai contoh, 57,9

(6)

persen pekerja perempuan bekerja di sektor perekonomian informal, sementara hanya 50,9 persen pekerja laki-laki bekerja di sektor perekonomian informal. Sudah ada upaya untuk mendukung perempuan memperoleh kesempatan kerja di sektor perekonomian formal, seperti kuota gender di parlemen dan jam kerja yang fleksibel, namun upaya lebih lanjut dibutuhkan untuk menjembatani kesenjangan antar gender, terutama terkait diskriminasi, kualitas pekerjaan di sektor-sektor yang didominasi perempuan serta peraturan yang membolehkan cuti melahirkan.

Dalam sub judul lain yaitu Perkiraan Ketenagakerjaan untuk tahun 2014-2019 di Bulletin yang sama menyebutkan bahwa Penduduk usia kerja di Indonesia, tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat ketenagakerjaan diharapkan terus meningkat karena Indonesia memperoleh manfaat dari peningkatan jumlah penduduk. Penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) diperkirakan meningkat menjadi 197,4 juta pada tahun 2019.6 Pada tahun 2019, angkatan kerja Indonesia diperkirakan meningkat antara 129 hingga 131 juta jiwa sedangkan jumlah pekerja diperkirakan mencapai angka 120 sampai 123 juta jiwa.Partisipasi angkatan kerja perempuan muda diperkirakan meningkat, karena keuntungan dari akses yang lebih besar ke pendidikan dan pelatihan, dan kini dibutuhkan strategi untuk mendukung akses perempuan ke peluang pekerjaan yang ada.

Dalam topik masalah Implikasi kebijakan secara khusus menyebutkan pula tentang partisipasi perempuan atau wanita dalam dunia pekerjaan sebagai berikut, secara khusus, target dan kebijakan, seperti cuti melahirkan dan jam kerja yang

(7)

fleksibel dibutuhkan agar dapat meningkatkan partisipasi perempuan di dunia pekerjaan.

Di samping itu, kebijakan yang difokuskan pada diskriminasi pasar tenaga kerja, serta kebijakan yang mendukung perluasan perlindungan ke sektor-sektor dan pekerjaan yang didominasi perempuan, dibutuhkan untuk mengatasi masalah kesenjangan gender di pasar tenaga kerja.4

Dari berbagai sumber diatas terlihat bahwa jumlah angkatan kerja wanita atau wanita karir akan terus meningkat seperti yang dimuat dalam International

Labour Organization Bulletin, dan terlihat dari himbauan dan upaya pemerintah

untuk meninjau kebijakan bagi wanita bekerja atau angkatan kerja perempuan sehingga mereka dapat lebih fleksibel dalam menangani kehidupan pribadi dan juga pekerjaan.

Pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM Endang Sih Prati, MA dalam diskusi Economics Talk seperti yang dimuat dalam Media release info bahwa partisipasi pekerja wanita mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Dengan bekerja, wanita bisa meningkatkan taraf hidup ekonomi dirinya dan keluarga bahkan mendorong kemajuan ekonomi bangsa. Menurutnya penghormatan atas hak wanita harus dimulai dari dalam keluarga. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari komunikasi yang dilakukan oleh wanita karir dimulai dari

4

Indonesia: Tren sosial dan Ketenagakerjaan Agustus 2014 ( Agustus 2014) International Labour Organization , Asian Decent Work Decade 2006 2015 , diakses pada tanggal 12 Desember 2015 pukul 14:33WIB dari

(8)

lingkungan keluarga sebagai tempat pertama anggota keluarga bertinteraksi sebagia mahluk sosial.

Seperti yang diungkapkan dalam media online Soul of Jakarta bahwa sebagian wanita karir merasa telah benar-benar mendapatkan karir dan kehidupan pribadi yang mereka impikan secara sekaligus.

Hal ini tentu bukanlah hal yang mudah di mana wanita memiliki peran yang ganda , yaitu peran sebagai istri, ibu , karyawan dan ditambah lagi sebagai mahasiswa yang sedang melanjutkan studinya, tentu diperlukan komitment dan kemampuan yang tinggi dalam menjaga keseimbangan komunikasi diantara semua peran tersebut.

Memang mejadi wanita karir mempunyai beberapa keuntungan diantaranya membantu finansial keluarga, meluasnya jaringan, tersedianya kesempatan untuk menyalurkan bakat dan hobi dan terbukanya kesempatan untuk mewujudkan citra diri yang positif.

Tapi hal ini harus sejalan dengan keberhasilan pekerjaan dan keluarga. Artinya berhasil pada bidang pekerjaan dan berhasil juga pada keharmonisan keluarga.Menjadi orang tua karir merupakan pilihan hidup yang mulia.Tidak ada halangan orang tua untuk bekerja, terutama ayah. Namun berbeda halnya dengan ibu, ketika ibu menetapkan pilihannya sebagai wanita karir maka hal yang perlu diperhatikan bagaimana ia melakukan tanggung jawabnya, dalam hal ini dimana ia memiliki peran ganda.5

5

e-Jurnal : Dellan Niode, Komunikasi Keluarga Wanita Karir (Studi Deskriptif di Kota Gorontalo), Jurnal Hasil Penelitian Prodi Komunikasi, 2015, hal 2 diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 16:53 WIB

(9)

Melalui sebuah observasi dan wawancara dari banyak wanita karier sukses, Emma Charlotte Brown – seorang penulis Australia –menyimpulkan bahwa untuk keluar dari dilema antara keluarga atau karier bergantung bagaimana wanita memandang sebuah kebahagiaan dalam hidupnya. Sebagian wanita menilai bahwa tiada kebahagiaan lain kecuali melihat anak-anak tumbuh didampingi seorang ibu yang dapat membimbing dan menemani anak sepanjang waktu. Itu artinya, seorang wanita akan benar-benar bahagia bila dapat memenuhi perannya sebagai ibu.” The real mother for their children,” seorang ibu yang benar-benar hadir untuk anaknya. Namun sebagian wanita lain berpendapat tak perlu harus meninggalkan dunia kerja sepanjang keluarga dan anak-anak dapat menerima hal tersebut. Pendapat ini menegaskan harus ada usaha untuk memenuhi keinginan agar dua unsur penting dalam hidup wanita yang telah berumah tangga itu berjalan harmonis ( Wahyuni 2008).6

Fenomena dari peran ganda wanita karier tersebut sangat menarik dimana wanita harus pintar – pintar mengatur waktu, tenaga, pikiran dan pekerjaan sehingga semua urusan dapat diselesaikan dengan baik.

Karena jika wanita tidak mampu untuk menyeimbangkan semuanya ada kumungkinan menghambat keharmonisan keluarga atau menghambat karirnya seperti pada penelitian yang terjadi pada wanita karier di Sri Lanka bahwa perasaan emosional yang kuat (emotional attachment to the families) terhadap

6 e-Jurnal: Ferane Aristrivani Sofian, Makna Komunikasi Keluarga Bagi Wanita Karier: Studi Fenomenologi Mengenai Makna Komunikasi Keluarga Bagi Wanita Karier di Kota Bandung, Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas BINUS, 2014, hal 469, diakses 27 Maret pukul 16:53 WIB

(10)

keluarga merupakan salah satu penyebab kemajuan karir bagi wanita di Sri Lanka.7

Untuk itu peneliti ingin mengungkap lebih jelas bagaimana fenomena kesadaran diri dan komunikasi wanita karir dalam keluarga dengan peran ganda tersebut. Bagaimana perasaan , pendapat, pengalaman wanita karir dalam komunikasinya dalam keluarga.

Dalam kaitannya dengan Fungsi Public Relations Organisasi, wanita karir adalah bagian dari komunitas perusahaan dan di dalam Perusahaan tersebut ada bagian yang berfungsi untuk menjaga dan membina hubungan baik dengan publik internal maupun eksternal. Public Relation merupakan bagian dari organisasi yang berfungsi untuk menjaga dan membina hubungan baik antara instansi dengan masyarakat umum atau publik beserta dengan konsumennya. Public Relation juga menjaga hubungan baik internal perusahaan, yaitu mencoba menjaga hubungan baik antara semua pegawai kerja dan karyawan baik dari top manajemen hingga pegawai dengan status pangkat paling rendah di perusahaan tersebut. Fungsi dasar dari Public Relation adalah membentuk dan membina hubungan baik, dengan terciptanya hubungan yang baik maka, akan terciptalah kinerja dan kualitas kerja yang baik guna mencapai keuntungan bagi institusi tersebut.8 Termasuk menjaga

hubungan baik dengan wanita karir sebagai karyawan perusahaan.

7

U.L.T.P.Gunasekare, Unseen Barriers for Women Career Advanements in Sri Lanka, 2015, e Journal, Proceeding of Academics World 13th International Conference, Colombo, Sri Lanka, 2015 diakses 9 April 2016 pukul 17.00WIB

8

Pengertian Public Relations Fungsi ,Tugas dan Tujuan Definisi Menurut Para Ahli, diakses pada tanggal 25 Maret 2017 pukul 12:53 WIB dari

(11)

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, jika PR organisasi peka terhadap kondisi karyawannya terutama karyawan wanita yang telah berkeluarga yang memiliki tanggung jawab atau peran ganda selain sebagai karyawan juga memiliki peran sebagai istri , ibu, dan mahasiswa , tentunya diperlukan pemahaman yang lebih mendalam dan juga sikap toleransi terhadap karyawan wanita tersebut agar tujuan perusahaan dapat tercapai namun karyawan wanita pun mendapatkan dukungan dari perusahaan untuk dapat menyelesaikan urusan pribadi, keluarga dan pendidikannya dengan baik sehingga tercipta harmonisasi hubungan antara perusahaan dan karyawan .

Seperti yang telah disebutkan dalam Buletin ILO sebelumnya bahwa kebijakan terhadap fleksibilitas jam kerja , cuti melahirkan dibutuhkan agar dapat meningkatkan partisipasi wanita di dunia pekerjaan. Hal tersebut dapat juga dijadikan pertimbangan oleh PR Organisasi dalam membuat kebijakan-kebijakan perusahaan terhadap wanita karir sehingga karyawan mendapatkan dukungan terhadap keluarganya tanpa menanggalkan kewajibannya sebagai karyawan perusahaan.

Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada Wanita karir di daerah Jakarta, Depok, dan Tangerang yang sudah menikah baik yang memiliki anak atau yang belum memiliki anak dan juga sedang melanjutkan pendidikan. Karena melihat tingkat kompleksitas yang dihadapi wanita karir yang telah menikah lebih tinggi dibanding yang belum memilki keluarga sehingga menarik untuk di teliti lebih dalam.

(12)

1.2. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka fokus yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana Kesadaran diri dan Komunikasi Wanita Karir dalam keluarga melalui perspektif fenomenologi kualitatif?”

Merujuk pada pertanyaan diatas, maka ada 3 sub pertanyaan penelitian atau perumusaan masalah , yaitu:

1. Bagaimana kesadaran diri wanita karir?

2. Bagaimana makna komunikasi wanita karir dalam keluarga?

3. Bagaimana motif wanita untuk menjadi wanita karir dan berkuliah?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Kesadaran diri wanita karir

2. Makna komunikasi wanita karir dalam keluarga

3. Motif wanita untuk menjadi wanita karir dan berkuliah

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana kesadaran diri dan komunikasi wanita karir dalam keluarga dalam mengalami dan memaknai pengalamannya menyangkut pendapat,

(13)

penilaian, perasaan, harapan dan respon subyektif lainnya berkaitan dengan pengalamannya itu.

1.4.1 Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini merupakan suatu kajian di bidang komunikasi yang diharapkan dapat melengkapi literatur tentang studi komunikasi keluarga dan fenomenologi wanita karir sehingga dapat memberikan nilai tambah dan referensi bagi mereka yang ingin mempelajari subjek yang sama.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan:

Dapat dijadikan sarana informasi bagai mahasiswa yang juga wanita karir dan memiliki anak atau yang telah berkeluarga untuk memperkaya pengetahuan mereka tentang kesadaran diri dan komunikasi wanita karir dalam keluarga. Dan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi Public Relations Organisasi atau pun penanggungjawab Perusahaan dalam membuat keputusan atau kebijakan sehingga kebijakan yang diambil perusahaan akan memberikan dampak yang baik bagi seluruh karyawan dan termasuk bagi wanita karir yang telah berkeluarga dan juga sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dengan memperhatikan aspek perasaan, harapan , penilaian , pendapat dan respons subjektif dari wanita karier yang sudah berumah tangga yang bekerja di perusahaan mereka.

Referensi

Dokumen terkait

• Script tidak bisa dilihat oleh pengguna, sehingga tidak dapat di-copy-paste • Cocok untuk akses data atau aplikasi database. • Untuk membuat fitur-fitur tertentu yang

meningkatnya pendapatan maka dengan sendirinya prestise seorang guru juga akan meningkat, dapat berdampak pada kepercayaan diri seorang guru untuk mengembangkan sistem

Peningkatan hasil biji pipilan kering paling rendah tampak pada cara pemberian pupuk di permukaan tanah dibiarkan terbuka pada setiap taraf dosis pupuk nitrogen dibandingkan

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

Apabila tidak ada laporan penerimaan barang secara tertulis, dan tembusan laporan penerimaan barang kepada Fungsi Pembayaran, maka informasi penerimaan barang

tidak dapat mengukur non-perform dari suatu kredit padahal terdapat variabel total loans dalam perhitungan efisiensi; investor di Indonesia masih berorientasi short term

Penelitian dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan mengikuti desain penelitian Kemmis dan Mc. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi