• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah Hangeul. Hangeul dibuat pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah Hangeul. Hangeul dibuat pada"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Korea menggunakan Hanja1 dan Hangeul2, tetapi yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah Hangeul. Hangeul dibuat pada tahun 1446 oleh raja keempat Kerajaan Joseon, yaitu Raja Sejong. Bahasa Korea menggunakan susunan kalimat yang berbeda dengan susunan kalimat bahasa Indonesia. Dalam bahasa Korea dikenal dengan susunan kalimat Subjek (S) - Predikat (P), Subjek (S) - Objek (O) - Predikat (P), atau Subjek (S) - Keterangan (K) - Objek (O) - Predikat (P). Pada setiap bentuk kalimatnya selalu di akhiri dengan predikat, dan keterangan dapat diletakkan sebelum atau sesudah subjek.

(1) 캐럴이 가요. S P Kaereoli gayo. Kaereol pergi (2) 에릭이 사과를 먹어요. S O P

Eriki sagwareul meokeoyo. Erik makan apel.

(3) 에릭이 도서관에서 책을 읽어요.

S K O P

Eriki doseogwaneseo chaekeul ilkeoyo. Erik membaca buku di perpustakaan.

1

Hanja adalah nama Korea untuk huruf/karakter Cina yang dipinjam Korea dari

Cina dan dimasukkan dalam bahasa Korea lengkap dengan pengucapan Korea.

2

(2)

Bahasa Korea adalah bahasa yang bersifat melekat. Klasifikasi bentuk ini didasarkan pada fakta bahwa kata kerja dan kata sifat dihubungkan oleh penyematan, atau penempelan pada akhirannya. Akar kata dari kata kerja dan kata sifat dalam bahasa Korea tidak memperthatikan sintaks (tata-cara penulisan), memerlukan akhiran, dan penambahan pada akhirannya menentukan fungsi gramatikal dan arti dari kata yang dihasilkan. Struktur seperti ini adalah bentuk dari bahasa yang bersifat melekat.

Bahasa Korea juga merupakan bahasa yang menggunakan berbagai macam partikel sebagai kata belakang untuk kata benda. Kombinasi dari partikel dengan kata benda sangat mirip dengan penghubung kata kerja dan kata sifat dengan menambahkan akhiran. Perbedaannya adalah akar dari kata kerja dan kata sifatnya tidak dapat berdiri sendiri, dan untuk fungsi kalimat harus digabungkan dengan akhiran. Sebaliknya, kata benda muncul dalam isolasi (tidak harus diikuti oleh partikel). Walaupun demikian, pendirian ilmu pembentukan ilmu linguistik umum penambahan partikel ini dapat dianggap sebagai bentuk aglutinasi. Dalam pembentukan kata jelas ada sebuah persamaan struktur antara fungsi partikel dan akhiran infleksional.

Dalam susunan kalimat bahasa Korea terdapat beberapa unsur partikel yaitu partikel penanda topik 은„eun‟ / 는„neun‟, partikel penanda subjek 이 „i‟ / 가 „ga‟ dan atau pertikel penanda objek 을 „eul‟ / 를 „reul‟. Fungsi

(3)

partikel penanda topik 은 „eun‟ / 는 „neun‟3 adalah memberitahu orang lain tentang apa yang dibicarakan atau yang akan dibicarakan, seperti kalimat (4) berikut.

(4) 저는 한국 사람입니다.

Jeoneun hanguk saramibnida. Saya adalah orang Korea.

Fungsi partikel penanda subjek 이 „i‟ / 가 „ga‟4 yaitu sebagai penunjuk apa yang menjadi subjek pada kalimat, seperti pada kalimat (1). Partikel penanda objek 을„eul‟ / 를„reul‟5 berfungsi menerangkan posisi objek dan diletakkan setelah kata benda dalam kalimat, seperti pada kalimat (2).

Salah satu tujuan Program Studi Diploma III Bahasa Korea yaitu menghasilkan lulusan yang mampu berbahasa Korea, baik lisan maupun tertulis setara dengan TOPIK (Test of Proficiency In Korean) minimal level 3 (tiga). Program Studi Diploma III Bahasa Korea SV UGM menerapkan pembelajaran berbasis terapan dengan menekankan praktek minimal sebesar 60%, dan teori maksimal 40% . Tidak semua teori bahasa Korea dipelajari oleh mahasiswa bahasa Korea, sehingga memungkinkan mahasiswa belum menguasai suatu teori secara keseluruhan, salah satunya tentang merubah kalimat aktif bahasa Korea menjadi kalimat pasif.

3

Diletakkan pada kata benda untuk menunjukkan topik dari kalimat. 은 „eun‟ digunakan apabila kata benda diakhiri dengan konsonan, dan는 „neun‟ digunakan apabila kata benda diakhiri dengan vokal.

4„i‟

digunakan apabila kata benda berakhiran konsonan, dan 가 „ga‟ digunakan apabila kata benda berakhiran vokal.

5

eul‟ digunakan apabila kata benda berakhiran konsonan, dan 를 „reul‟ digunakan apabila kata benda berakhiran vokal.

(4)

Bahasa Korea mempunyai kalimat bentuk aktif atau biasa disebut dengan

능동 „neungdong‟, dan bentuk pasif yang disebut dengan 피동 „pidong‟.

능동문 „neungdongmun‟ adalah kalimat dengan kata kerja aktif yang berarti

“me-” dan 피동문 „pidongmun‟ adalah kalimat dengan kata kerja pasif yang berarti “ter-/di-” yang menunjukkan sebuah tindakan dan pelaku tidak diketahui. Misalnya:

(5) 대학생들이 이 소설을 많이 읽는다.

S O P

Daehaksaengdeuli i soseoreul manhi ilkneunda. Para mahasiswa banyak membaca novel ini.

Contoh (5) di atas adalah bentuk kalimat aktif dengan struktur kalimat (S - O - P). Kalimat tersebut terdiri atas unsur S yaitu 대학생들이

„daehaksaengdeuli‟ yang ditandai oleh partikel 이 „i‟ sebagai penanda S,

unsur O yaitu이 소설을 „i soseoreul‟ yang ditandai oleh partikel 을 „eul‟ sebagai penanda O, dan unsur P yaitu 읽는다„ilkneunda‟.

(6) 이 소설이 대학생들에게 많이 읽힌다.

S K P

I soseoli daehaksaengdeulege manhi ilkhinda. Novel ini banyak dibaca oleh para mahasiswa.

Contoh (6) di atas adalah bentuk pasif dari kalimat (5) dengan struktur kalimat (S - K - P). Kalimat tersebut terdiri atas unsur S yaitu이 소설이 „i

soseoli‟ yang ditandai oleh partikel 이 „i‟ sebagai penanda S, unsur K yaitu

대학생들에게 „daehaksaengdeulege‟, dan unsur P yaitu 읽다 „ilkda‟ yang diikuti stem -히-„hi‟ menjadi 읽힌다„ilkhinda‟.

(5)

Dalam merubah kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif, kata kerja aktif tersebut harus diikuti oleh stem (akhiran kata yang tidak memiliki makna) –

이- „i„, -히- „hi‟, -리- „ri‟, -기- „gi‟ pada akhirkata kerjanya. Tidak semua kata kerja bisa ditambahkan stem –이- „i„, -히- „hi‟, -리- „ri‟,

-기- „gi‟ sehingga harus menggunakan bentuk –아/어지다 „-a/eojida‟ yang juga berarti “ter-/di-” . Dalam kalimat pasif, S adalah pihak yang menerima akibat dari hal yang sedang berlangsung. K adalah kata kerja, kata sifat, atau nomina yang menerangkan P. P adalah unsur kalimat yang menyatakan kegiatan yang dilakukan oleh S. Dalam kalimat pasif, P merupakan kata kerja aktif yang diikuti oleh stem –이- „i„, -히- „hi‟, -리- „ri‟, -기- „gi‟ sehingga menjadi kata kerja pasif.

Penggunaan kalimat pasif merupakan hal yang cukup umum di Korea. Hal tersebut digunakan untuk menegaskan siapa yang sepatutnya dijadikan objek dalam kalimat tersebut. Dalam kalimat pasif O berubah menjadi S, oleh sebab itu perlu mengubah partikelnya dari partikel penanda O menjadi partikel penanda S. Dalam percakapan sehari-hari, orang Korea memang lebih sering menggunakan kalimat aktif, namun juga tergantung pada situasi. Dalam situasi tertentu orang Korea juga menggunakan kalimat pasif sebanyak mereka menggunakan kalimat pasif.

“Sebagian besar bentuk kalimat yang sering digunakan dalam bahasa Korea

merupakan kalimat aktif dan bukanlah pasif.” (Park Sun-Yeong, dalam

(6)

Dalam mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif, banyak terjadi kesalahan pada penggunaan fungsi S, O, dan P. Seorang mahasiswa Bahasa Korea mengalami kesulitan saat mengerjakan sebuah soal bahasa Korea dalam bentuk aktif yang harus dirubah ke dalam bentuk pasif.

(7.a) 어머니가 아기를 업었다. S O P

Eomeoniga agireul eobeotda. Yang dirubah menjadi

(7.b) 어머니가 아기를 업겼다. S O P

Eomeoniga agireul eopgyeotda.

S kalimat aktif (7.a) dengan unsur 어머니가 „eomeoniga‟ tetap ditulis sebagai S dalam kalimat pasif (7.b). Seharusnya pada kalimat aktif, O berubah menjadi S dalam bentuk pasif. Pada kalimat (7.a) O dengan unsur

아기를 „agireul‟ tetap di tulis sebagai O pada kalimat (7.b), seharusnya S

pada kalimat aktif (7.a) menjadi Keterangan pada kalimat pasif (7.b). P kalimat aktif (7.a) telah dirubah ke dalam bentuk pasif, namun kurang tepat karena seharusnya 업었다 „eobeotda‟ diikuti oleh stem -히- „hi‟, bukan –

기- „gi‟. Kalimat yang benar dalam merubah kalimat aktif (7.a) menjadi kalimat pasif yaitu seperti kalimat (8) berikut.

(8) 아기가 어머니에게 업혔다.

S K P Agiga eomeoniege eophyeotda.

(7)

S kalimat (8) di atas diambil dari O kalimat (7.a), K diambil dari S kalimat (7.a), dan P dengan unsur 업었다 ‘eobeotda‟ harus diikuti oleh stem -히- „hi‟ menjadi 업혔다 „eophyeotda‟ supaya menjadi pasif.

Kurangnya pengetahuan dalam merubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif menyebabkan banyak terjadi kesalahan, seperti kasus di atas. Kesalahan seperti ini penting untuk diketahui dalam penggunaan kalimat bahasa Korea yang baik dan benar, serta dapat mencapai tujuan Program Studi Diploma III Bahasa Korea yaitu menghasilkan lulusan yang mampu berbahasa Korea, baik lisan maupun tertulis setara dengan TOPIK (Test of Proficiency In Korean) minimal level 3 (tiga). Sehingga berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk menulis tugas akhir ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalahnya sebagai berikut. 1.2.1 Apa kesalahan penulisan kalimat pasif bahasa Korea oleh mahasiswa

bahasa Korea?

1.2.2 Apa penyebab kesalahan penulisan kalimat pasif bahasa Korea oleh mahasiswa bahasa Korea?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui kesalahan penulisan kalimat pasif bahasa Korea oleh mahasiswa bahasa Korea.

(8)

1.3.2 Mengetahui penyebab kesalahan penulisan dalam kalimat pasif bahasa Korea oleh mahasiswa bahasa Korea.

1.4 Batasan Masalah

Agar objek yang dibahas dalam analisis ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi objek penelitian yaitu 20 orang mahasiswa angkatan 2014 Program Studi D3 Bahasa Korea, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. Mahasiswa (sebagai responden) akan diberikan kuesioner berisi pertanyaan berjumlah delapan soal. Delapan butir soal tersebut adalah kalimat aktif (tunggal) dalam bahasa Korea yang harus dirubah ke dalam bentuk pasif menggunakan stem –이- „i„, -히- „hi‟, -리- „ri‟, -기- „gi‟ oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diperoleh dari buku 국어문법론강의 dan http://m.endic.naver.com. Persyaratan ini dilakukan agar penelitian lebih valid dan sesuai dengan harapan penulis.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat praktis

Tugas akhir ini dihadapkan dapat menjadi pedoman bagi pembaca yang mempelajari bahasa karena ingin dapat berkomunikasi dengan baik dengan pemilik bahasa yang dipelajarinya.

1.5.2 Manfaat teoritis

Tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi bantuan bagi pembaca dalam mempelajari bahasa dengan bahasa itu sendiri sebagai sebuah bidang ilmu,

(9)

dimana tujuan utamanya berusaha mengetahui kaidah-kaidah kebahasaan yang terdapat pada bahasa itu.

1.6 Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun tugas akhir ini penulis menggunakan referensi tugas akhir milik Henry Pahala Pinilih (2015) yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Bahasa Korea oleh Orang Indonesia”. Tugas akhir tersebut meneliti tentang bentuk-bentuk kesalahan dan apa penyebab kesalahan penggunaan kalimat bahasa Korea secara umum oleh orang Indonesia (mahasiswa D3 Bahasa Korea yang sudah belajar bahasa Korea tingkat dasar dan sedang mempelajari bahasa Korea tingkat menengah). Sedangkan dalam tugas akhir ini, meneliti tentang kesalahan penulisan dan apa penyebab kesalahan penulisan dalam merubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif oleh mahasiswa D3 Bahasa Korea angkatan 2014. Dalam buku 국어문법론강의 oleh Lee Ik-Seob dan Chae Wan, menjelaskan tentang tata bahasa Korea, yang juga terdapat bahasan tentang kalimat aktif dan kalimat pasif bahasa Korea, sebagai referensi dalam menyusun tugas akhir ini.

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Pengumpulan Data

Agar hasil penelitian lebih akurat, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif deskriptif, dengan mengisi kuesioner.

(10)

Penulis memberikan kuesioner berisi delapan butir pertanyaan yang kepada mahasiswa D3 Bahasa Korea angkatan 2014 sebagai responden. Dalam kuesioner yang diajukan kepada responden, penulis menggunakan bentuk pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden memberikan jawaban secara terbuka dan luas.

1.7.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk menjadikan data lebih mudah dipahami. a. Menganalisis dan mendeskripsikan kesalahan penulisan dalam kalimat

pasif bahasa Korea. Langkah pertama yaitu menyiapkan pertanyaan kuesioner yang diambil dari buku 국어문법론강의 dan

http://m.endic.naver.com. Setelah kuesioner diberikan kepada

responden untuk dijawab, selanjutnya data hasil yang didapat diolah menggunakan perangkat pengolah data Microsoft Excel 2007, kemudian dianalisis, dan dibuat persentase.

b. Mengidentifikasi penyebab kesalahan penulisan dalam kalimat pasif bahasa Korea dari jawaban kuesioner yang telah diisi oleh responden. Dari jawaban kuesioner tersebut penulis bisa mengambil kesimpulan. 1.7.3 Penyajian Data

Setelah memperoleh data dari responden, kemudian data diolah menggunakan Microsoft Excel 2007. Kemudian hasil yang diperoleh disajikan dalam tabel, dan dijelaskan menggunakan kalimat yang runtut. Setelah itu dapat diambil kesimpulan dan disajikan dalam tugas akhir.

(11)

1.8 Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini terdiri atas empat bab yaitu bab 1, bab 2, bab 3, dan bab 4. Bab 1 adalah pendahuluan yang memaparkan isi dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Dalam bab 2 membahas lebih lanjut tentang landasan teori mengenai penggunaan kalimat dalam bahasa Korea. Pada bab 3 akan dijabarkan bentuk-bentuk kesalahan seperti apa yang dilakukan oleh mahasiswa, beserta persentasenya. Bab 4 adalah penutup yang berisi kesimpulan pembahasan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah desa harus mensosialisasikan kepada masyarakat melalui kepala dusun mengenai potensi yang dimiliki Desa Nyatnyono yang dikenal sebagai desa wisata religi dan

Mengingat Deklarasi Bersama tentang Kemitraan Strategis yang disepakati di Jakarta oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana

Dapat diambil kesimpulan bahwa ibu postnatal yang memiliki tingkat konsumsi zat gizi baik melalui proses penyembuhan lukanya dengan sempurna (melalui proses primer) dan ibu

Kaum Muslimin para hamba Allah yang berbahagia, Demikianlah pentingnya mesjid, oleh karenanya sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah, kalau kita perhatikan

[r]

Perilaku kadar air, kandungan protein, bilangan peroksida, dan daya hantar listrik benih kedelai varietas Gepak Kuning dan Mallika pada penyimpanan terkontrol

Maka dari itu diperlukan bahan restorasi yang memiliki efek samping yang minimal yaitu resin komposit. Resin komposit yang saat ini dikembangkan adalah resin komposit nano yaitu

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh penerapan PSAK 50/55 (Revisii 2014) berbasis IFRS tahun 2015 (SAK) dan kualitas audit terhadap praktik