Katalog BPS
: 9302008.1110
No. Publikasi
: 1110.13.02
Ukuran Buku
: 21 x 28,5 Cm
Jumlah Halaman
:
78 +
vi
Halaman
Naskah
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Penyunting
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit
: Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Diterbitkan Oleh:
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BIREUEN
Katalog BPS
: 9302008.1110
No. Publikasi
: 1110.13.02
Ukuran Buku
: 21 x 28,5 Cm
Jumlah Halaman
:
78 +
vi
Halaman
Naskah
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Penyunting
: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit
: Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Diterbitkan Oleh:
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BIREUEN
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 i
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2009-2012 berdasarkan harga berlaku dan harga konstan tahun dasar 2000. Penyajian menurut lapangan usaha dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai struktur ekonomi Kabupaten Bireuen, perkembangan ekonomi secara keseluruhan dan perkembangan masing-masing sektor.
Kurang lengkapnya data dasar yang tersedia setiap tahun menyebabkan adanya beberapa sektor yang disajikan masih bersifat sementara, yang akan disempurnakan dalam publikasi tahun berikutnya.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan sehingga publikasi ini dapat terwujud.
Bireuen, September 2013 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN BIREUEN
NURIAH ISMAIL, SE NIP. 19651231 199103 2 005
ii PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Daftar Grafik ... iv
Daftar Tabel Lampiran ... v
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 2
1.2. Pengertian PDRB ... 4
1.3. Manfaat dan Kegunaan ... 6
1.4. Tahun Dasar Penghitungan PDRB ... 7
II. METODOLOGI 2.1. Ruang Lingkup ... 12
2.2. Metode Penghitungan ... 28
2.3. Cara Penyajian dan Angka Indeks ... 34
2.4. Daftar Istilah Penting ... 37
III. TINJAUAN PENDAPATAN REGIONAL KABUPATEN BIREUEN 3.1. Nilai PDRB ... 42
3.2. Struktur Ekonomi ... 43
3.3. Pertumbuhan Ekonomi ... 46
3.4. Pendapatan Regional per Kapita ... 47
3.5. Laju Pertumbuhan Indeks Implisit ... 48
IV. TINJAUAN LAPANGAN USAHA 4.1. Pertanian ... 52
4.2. Pertambangan dan Penggalian ... 54
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 iii
4.6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran ... 58
4.7. Pengangkutan dan Komunikasi ... 59
4.8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan ... 60
4.9. Jasa-jasa ... 60
iv PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
Grafik 1. Nilai Produk Domestik Bruto Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 ... 42
Grafik 2. Peranan Kegiatan Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 .... 44
Grafik 3. Peranan Sektor Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 ... 45
Grafik 4. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 ... 46
Grafik 5. Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 ... 47
Grafik 6. Laju Pertumbuhan Indeks Implisit Tahun 2009-2012 ... 50
Grafik 7. Peranan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Menurut Subsektor Kabupaten Bireuen Tahun 2009- 2012 ... 53
Grafik 8. Laju Pertumbuhan Sektor Penggalian Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 ... 55
Grafik 9. Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 ... 56
Grafik 10. Laju Pertumbuhan Sektor Listrik dan Air Bersih Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012... 57
Grafik 11. Laju Pertumbuhan Sektor Konstruksi Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 . ... 58
Grafik 12. Peranan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Menurut Subsektor Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 ... 59
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 v
Halaman Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (Juta Rupiah) ... 63
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
Lapangan Usaha (Juta Rupiah) ... 64 Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha ... 65 Tabel 4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha ... 66 Tabel 5. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha ... 67 Tabel 6. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha ... 68 Tabel 7. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (Persen) ... 69 Tabel 8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha ... 70 Tabel 9. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha .. 71 Tabel 10. Laju Pertumbuhan Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Menurut
Lapangan Usaha (Persen) ... 72 Tabel 11. Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Berlaku ... 73 Tabel 12. Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan 2000 ... 74 Tabel 13. Indeks Perkembangan Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga
Berlaku ... 75 Tabel 14. Indeks Perkembangan Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga
vi PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
Tabel 15. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga
Berlaku (Persen) ... 77 Tabel 16. Laju Pertumbuhan Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Atas Dasar Harga Konstan
1.
Latar Belakang
2.
Pengertian PDRB
3.
Manfaat dan Kegunaan
2
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
1.1 Latar Belakang
Dampak dari pembangunan ekonomi sebagai suatu kebijakan pembangunan adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan upaya seperti memperluas lapangan kerja, meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara mantap, dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.
Perencanaan pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah, memerlukan bermacam data sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar sasarannya dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa yang lalu perlu dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Berbagai data statistik, sebagai ukuran kuantitas, mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang. ....arah dari
pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara mantap, dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin
Berbagai data statistik, sebagai ukuran kuantitas, mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
3
Setiap kebijakan ekonomi akan menimbulkan dampak yang luas bagi perekonomian suatu masyarakat yang saling berkaitan satu sama lain. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui produktivitas ekonomi secara makro ialah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui data PDRB yang disajikan secara berkala (time series) akan memberikan gambaran kinerja ekonomi regional makro dari waktu ke waktu, sehingga arah perekonomian regional dapat dievaluasi secara lebih jelas.
Oleh karena itu, publikasi PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 hadir kembali sebagai kelanjutan dari penerbitan seri-seri sebelumnya. Data yang disajikan mencakup atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan disertai analisis secara umum hingga sektoral.
Penerbitan PDRB Bireuen diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pengguna data untuk berbagai kepentingan, baik untuk perencanaan, evaluasi maupun kajian hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh pihak pemerintah pusat/daerah maupun swasta.
Melalui data PDRB yang disajikan secara berkala (time series) akan memberikan gambaran kinerja ekonomi regional makro dari waktu ke waktu, sehingga arah
perekonomian regional dapat dievaluasi secara lebih jelas.
4
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
1.2 Pengertian PDRB
PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam satu daerah selama satu periode tertentu, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di daerah dalam satu periode tertentu.
Perhitungan PDRB disajikan dalam dua versi penilaian harga pasar, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK). PDRB ADHB menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan.
Data PDRB ADHB digunakan untuk melihat struktur ekonomi dan transformasi struktur ekonomi (structural transformation), serta untuk menghitung besaran pendapatan perkapita, sedangkan PDRB ADHK menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Pada periode sekarang ini digunakan tahun 2000
Data PDRB ADHB digunakan untuk melihat struktur ekonomi dan transformasi struktur ekonomi (structural transformation), serta untuk menghitung besaran pendapatan perkapita.Fungsi PDRB ADHK adalah untuk mengukur laju
pertumbuhan ekonomi. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam satu daerah selama satu periode tertentu
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
5
sebagai tahun dasar. Fungsi PDRB ADHK adalah untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi.
PDRB mencakup :
Semua barang dan jasa yang penghasilannya terdapat kompensasi.
Produksi Barang untuk dikonsumsi sendiri.
Jasa yang dihasilkan oleh pemerintah dan lembaga nirlaba.
Jasa sewa rumah yang dihuni oleh unit rumah tangga sendiri.
Jasa rumah tangga dan perseorangan yang dilakukan untuk konsumsi pribadi oleh pekerja rumah tangga dibayar.
PDRB tidak mencakup :
Produksi jasa perseorangan dan rumah tangga untuk digunakan sendiri yang dihasilkan oleh anggota rumah tangga yang tidak dibayar.
6
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
Aktivitas sosial, budaya serta sukarela dari lembaga nirlaba atau pemerintah yang tidak dibayar.
Dekorasi, perbaikan besar dan kecil barang tahan lama dan rumah yang dilakukan sendiri oleh rumah tangga.
1.3 Manfaat dan Kegunaan
Data PDRB merupakan salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang diperoleh dari data ini antara lain :
a. Sebagai bahan evaluasi pembangunan di masa lalu baik pembangunan sektoral maupun keseluruhan.
b. Sebagai bahan umpan balik terhadap perencanaan pembangunan yang telah dilaksanakan.
c. Sebagai dasar pembuatan proyeksi perkembangan perekonomian dimasa yang akan datang.
d. Untuk memantau perkembangan inflasi berdasarkan perubahan harga produsen secara agregatif tertimbang.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
7
Adapun kegunaan dari interpretasi data PDRB adalah sebagai berikut:
a. PDRB ADHB nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah/wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.
b. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) ADHB menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah/wilayah.
c. PDRB ADHK (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari periode ke periode.
d. Distribusi PDRB ADHB menunjukkan besarnya struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Sektor-sektor yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah/ wilayah.
1.4 Tahun Dasar Penghitungan PDRB
Perhitungan PDB Indonesia telah menggunakan lima tahun dasar yaitu tahun dasar 1960, 1973, 1983, 1993, dan
8
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
2000. Pada hakekatnya “perubahan tahun dasar ( re-bashing)” atau dalam istilah lain disebut pula sebagai “ re-reference” telah digunakan selama ini dalam penghitungan
PDB/PDRB dengan suatu tahun yang dianggap representatif. Hingga saat ini, tahun dasar baru yang ditetapkan adalah tahun 2000. Alasan teknis yang melatarbelakangi penentuan tahun tersebut adalah sebagai berikut:
a. Karena cakupan sudah cukup disempurnakan, dalam jangka waktu tujuh tahun telah terjadi perubahan struktur/bentuk komoditas serta kombinasi harga yang sangat signifikan. Perbaikan cakupan terutama di sektor pertanian (tabama dan perkebunan). Perubahan komoditi umumnya di sektor industri pengolahan (elektronia atau teknologi informatika). Di sisi lain juga terjadi perubahan dalam komposisi harga antara sektor primer, sekunder dan tersier.
b. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 diwarnai oleh globalisasi. Tentunya ini akan berpengaruh kepada perekonomian domestik. Dalam periode tersebut, pada pertengahan tahun 1997 hadirnya
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
9
krisis ekonomi juga berdampak kepada perubahan struktur perekonomian Indonesia.
c. Pada tahun 2000, BPS telah merampungkan penyusunan Tabel Input Output (I-O) Indonesia 2000. Tabel I-O tersebut secara baku dipakai sebagai basis bagi penyusunan “series” baru penghitungan PDB baik sektoral maupun penggunaan. Besaran PDB yang diturunkan dari Tabel I-O telah mengalami uji konsistensi pada tingkat sektoralnya dengan mempertimbangkan kelayakan struktur permintaan maupun penawarannya. Oleh karena itu, struktur perekonomian Indonesia yang digambarkan melalui Tabel I-O tersebut dapat menjadikan sebagai kerangka dasar (bench marking) bagi penyempurnaan penghitungan estimasi PDB.
d. Penyusunan “series” Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maupun Indeks Harga Konsumen (IHK) sudah menggunakan tahun dasar yang baru, yaitu tahun 2000. Penyempurnaan metodologi berikut perluasan cakupan komoditinya akan menghasilkan suatu series IHPB dan IHK baru yang akan digunakan sebagai deflator dalam
10
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
penghitungan estimasi PDRB sektoral maupun penggunaan. Sejalan dengan pergeseran tahun dasar ke tahun 2000 diharapkan ke dua jenis indeks harga tersebut dapat mendukung langkah penyempurnaan penghitungan estimasi PDRB ke depannya.
e. Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga maupun volume (quantum) tahun 2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan berkelanjutan dibandingkan kondisi pada tahun 1993.
Dengan alasan-alasan tersebut, maka pertimbangan untuk mengganti tahun dasar merupakan suatu kebutuhan utama bagi penyempurnaan penghitungan baik PDB maupun PDRB. Pada periode berikutnya, PDRB ADHK akan menggunakan tahun dasar 2010.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 12
2.1.
RUANG LINGKUP
1. Pertanian
Kegiatan sektor pertanian mencakup segala pengusahaan dan pemanfaatan benda/barang biologis (hidup) yang didapatkan dari alam untuk memenuhi kebutuhan hidup atau usaha lainnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun pihak lain. Kegiatan pertanian pada umumnya meliputi usaha bercocok tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar. Sektor pertanian ini dirinci menjadi beberapa subsektor yaitu :
1.1. Tanaman Bahan Makanan
Subsektor ini meliputi kegiatan penyiapan, pelaksanaan dan pemanenan hasil-hasil pertanian tanaman pangan seperti; padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Kegiatan pertanian pada umumnya meliputi usaha bercocok tanam,
pemeliharaan ternak, penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 13
1.2. Tanaman Perkebunan
Subsektor tanaman perkebunan meliputi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman perkebunan besar. Tanaman perkebunan rakyat adalah suatu tanaman perkebunan yang dilakukan oleh rakyat secara individu dengan luas areal tanaman kurang dari 25 hektar. Tanaman perkebunan besar adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilaksanakan oleh perusahaan atau oleh rakyat yang luas arealnya lebih besar atau sama dengan 25 hektar.
1.3. Kehutanan
Subsektor ini meliputi usaha di areal hutan berupa penebangan kayu, pengambilan getah, daun, akar dan kulit kayu, bambu, rotan, arang dan perburuan binatang hutan, termasuk juga kayu dan bambu yang berasal dari areal non hutan seperti yang ditanam petani di kebun atau di pekarangan rumah.
1.4. Peternakan dan Hasil-hasilnya
Subsektor ini meliputi usaha pemeliharaan segala jenis ternak (besar dan kecil) dan unggas baik bertujuan untuk dikembangbiakkan, dipotong dan diambil
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 14
dagingnya maupun untuk dimanfaatkan hasil-hasilnya. Produksi ternak adalah: jumlah ternak lahir ditambah dengan pertambahan berat badan atau penggemukan dan hasil-hasil ternak lainnya seperti: telur, bulu. Akan tetapi, data pertambahan berat badan memperkirakan produksi ternak dilakukan dengan cara : (Jumlah pemotongan + populasi akhir tahun – populasi awal tahun + ekspor – impor).
1.5. Perikanan
Subsektor ini meliputi segala pengusahaan perikanan yang mencakup usaha penangkapan, pengambilan maupun pemeliharaan segala jenis ikan dan hasil-hasilnya baik di laut, di sungai maupun di air tawar. Termasuk pengolahan sederhana seperti pengasinan atau pengeringan ikan yang dilakukan nelayan atau rumah tangga.
2. Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini meliputi usaha penggalian, pengeboran, pencucian, pengambilan dan pemanfaatan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 15
yang tersedia di dalam tanah, baik yang berupa benda padat, benda cair maupun gas. Sektor ini terdiri dari kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan non migas dan penggalian.
2.1. Minyak dan Gas Bumi
Kegiatan ini meliputi penambangan minyak dan gas bumi baik yang dilakukan di darat maupun di laut.
2.2 Non Migas
Kegiatan ini meliputi penambangan non migas antara lain: emas, perak, nikel, mangan, timah, tembaga, bauksit dan mineral lainnya.
2.3. Penggalian
Kegiatan penggalian terdiri dari penggalian sumber alam lainnya antara lain; penggalian pasir, tanah liat, kapur, kaolin, batu dan komoditi lainnya.
3. Industri Pengolahan
Sektor ini meliputi usaha kegiatan pengolahan bahan organik ataupun anorganik menjadi produk baru yang Sektor ini terdiri dari
kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan non migas dan penggalian.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 16
lebih tinggi mutunya, baik dilakukan dengan tangan, mesin atau proses kimiawi. Pembuatan atau pengerjaannya dapat diproses melalui mesin/pabrik ataupun rumah tangga. Industri pengolahan dikelompokkan menjadi migas yang terdiri dari industri pengilangan minyak bumi dan gas alam cair. Sedangkan industri tanpa migas meliputi industri pengolahan di luar migas dari industri besar/sedang hingga industri kecil dan rumah tangga.
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
Kegiatan sektor ini meliputi listrik, gas dan air bersih. Secara rinci subsektor tersebut adalah:
4.1. Listrik
Subsektor listrik meliputi pembangkitan tenaga listrik dan pengoperasian jaringan distribusi guna penyaluran listrik, untuk dijual kepada konsumen, baik oleh PLN maupun bukan PLN. Termasuk juga disini listrik yang dibangkitkan oleh sektor lain seperti; industri, jasa-jasa yang dijual kepada pihak lain dan datanya dapat dipisahkan.
… industri tanpa migas meliputi industri pengolahan di luar migas dari industri
besar/sedang hingga industri kecil dan rumah tangga
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 17
4.2. Air Bersih
Meliputi usaha penampungan dan penjernihan air bersih serta pendistribusiannya kepada konsumen, yang umumnya dilakukan oleh perusahaan air bersih milik pemerintah daerah.
5. Bangunan
Subsektor ini meliputi usaha pembangunan atau pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi dan konstruksi lainnya. Termasuk juga kegiatan sub konstruksi seperti pemasangan instalasi listrik, saluran telepon, alat pendingin, pembuatan saluran air dan sebagainya.
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Kegiatan sektor ini meliputi tiga subsektor yaitu: Subsektor ini meliputi
usaha pembangunan atau pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan ...
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 18
6.1 Perdagangan Besar dan Eceran
Subsektor perdagangan besar meliputi kegiatan pembelian, pengumpulan dan penjualan kembali barang oleh pedagang dari pihak produsen atau importir kepada pedagang lain, perusahaan, lembaga atau konsumen tanpa merubah bentuk, baik yang baru maupun bekas dalam partai besar.
6.2. Hotel
Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Nilai tambah subsektor hotel diperoleh dengan pendekatan ekstrapolasi. Indikator produksi yang dapat digunakan seperti jumlah malam kamar, jumlah tempat tidur, jumlah hotel atau tempat penginapan, jumlah tenaga kerja, dan jumlah tamu yang menginap.
6.3. Restoran
Subsektor ini meliputi usaha restoran/rumah makan, katering, restoran di kereta api, cafetaria dan kantin. Termasuk usaha penjualan makanan dan minuman jadi yang bisa dimakan langsung di tempat penjualan
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 19
seperti; warung nasi warung kopi, warung sate dan sejenisnya. Termasuk pula di sini kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta fasilitas lainnya, sedangkan kegiatan-kegiatan tersebut berada dalam suatu satuan usaha dengan penginapan dan datanya sulit untuk dipisahkan.
7. Pengangkutan dan Komunikasi
7.1. Pengangkutan
Kegiatan sektor ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkutan baik yang bermotor maupun tidak bermotor atas dasar suatu pembayaran. Termasuk jasa angkutan yang sifatnya menunjang dan membantu memperlancar kegiatan tersebut beserta penyediaan fasilitas-fasilitasnya. Kegiatan pengangkutan ini dirinci sebagai berikut: 7.1.1 Pengangkutan Kereta Api
Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan jasa kereta api termasuk gerbong.
Kegiatan sektor ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkutan baik yang bermotor maupun tidak bermotor atas dasar suatu pembayaran.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 20
7.1.2 Pengangkutan Darat
Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang jalan raya yang menggunakan kendaraan.
Contohnya seperti: truk, bus, oplet, taksi, becak, ojek, pedati atau gerobak dan kendaraan darat lainnya 7.1.3 Pengangkutan Udara
Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang melalui udara dengan menggunakan pesawat udara atau kapal terbang yang beroperasi di dalam maupun di luar negeri, baik penerbangan yang dilakukan secara teratur maupun tidak.
7.1.4 Pengangkutan Laut
Meliputi angkutan samudera dan perairan pantai dengan menggunakan kapal laut, yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran nasional baik yang beroperasi di dalam maupun luar derah ataupun di luar negeri. Termasuk juga kegiatan jasa penunjang angkutan laut seperti; pelabuhan laut/sungai, jasa pemanduan, bongkar muat, pergudangan ekspedisi dan keagenan. 7.1.5 Pengangkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dari angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 21
menggunakan kapal, perahu, ferry dan angkutan air lainnya.
7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan
Meliputi pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti; terminal, parkir, keagenan barang dan penumpang, bongkar muat, penyimpanan dan pergudangan serta jasa penunjang lainnya. Kegiatan tersebut terdiri dari :
Terminal dan perparkiran, mencakup kegiatan pelayanan dan pengaturan lalu lintas kendaraan atau armada yang membongkar dan mengisi muatan baik barang maupun penumpang seperti: terminal, parkir, pelabuhan laut, pelabuhan udara. Pelayanan pelabuhan laut meliputi: fasilitas berlabuh, kapal pandu, penyediaan air tawar serta kegiatan pencatatan muatan barang dan penumpang.
Bongkar muat, kegiatan ini mencakup pemberian pelayanan bongkar/muat angkutan barang melalui laut dan darat yang terdiri dari: pelabuhan laut, sungai dan pelabuhan udara.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 22 Pergudangan, kegiatan ini mencakup pemberian jasa penyimpanan barang dalam suatu bangunan atau gudang ataupun lapangan terbuka dalam wilayah pelabuhan.
Keagenan, kegiatan ini meliputi pelayanan keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan, baik angkutan darat, laut, sungai dan udara.
7.2. Komunikasi
7.2.1 Telkom, Pos dan Giro
Subsektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa komunikasi untuk umum yang dilakukan oleh Perum Pos dan Giro dan Perum Telkom. Kegiatan Perum Pos dan Giro yaitu pemberian jasa kepada pihak lain seperti : pengiriman surat, paket dan wesel. Sedangkan kegiatan PT. Telkom berupa layanan telepon, telex dan telegraph.
7.2.2 Jasa Penunjang Telekomunikasi
Kegiatan ini meliputi pemberian/ penyediaan fasilitas yang menunjang komunikasi seperti wartel, warpostel,
radio pager dan telepon seluler (ponsel). Subsektor ini meliputi
kegiatan pelayanan jasa komunikasi untuk umum yang dilakukan oleh Perum Pos dan Giro dan Perum Telkom.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 23
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan.
8.1. Bank
Subsektor ini meliputi pemberian jasa pelayanan di bidang keuangan kepada pihak lain seperti; menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, pemberian pinjaman, transfer/memindahkan rekening koran, membeli dan menjual surat berharga, memberi jaminan bank, menyewakan tempat menyimpan barang-barang berharga dan sebagainya.
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Kegiatan lembaga keuangan bukan bank, meliputi asuransi, koperasi, pegadaian dan yayasan dana pensiun. Kegiatan asuransi meliputi pelayanan asuransi, baik asuransi jiwa seperti; kebakaran, kecelakaan, kerusakan dan sebagainya. Termasuk juga agen perasuransian, jasa pelayanan penanggung
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 24
perasuransian, unit pengatur dana pensiun yang berdiri sendiri dan sebagainya.
8.3. Jasa Penunjang Keuangan
Meliputi jasa pelayanan bidang keuangan seperti yang dilakukan pada usaha pasar modal, bursa valuta asing, penukaran mata uang asing (money changer), anjak piutang dan modal ventura.
8.4. Sewa Bangunan
Sektor ini meliputi semua jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal dan bukan tempat tinggal. Rumah tempat tinggal tanpa memperhatikan apakah rumah tersebut benar-benar disewa atau tidak seperti: rumah milik sendiri, rumah instansi pemerintah ataupun rumah instansi/perusahaan swasta lainnya.
8.5. Jasa Perusahaan
Subsektor ini meliputi pemberian jasa pada pihak lain seperti; jasa hukum, jasa akuntan dan pembukuan, jasa pengolahan dan tabulasi, jasa bangunan, arsitek dan teknik, jasa periklanan, jasa persewaan mesin dan
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 25
peralatan. Yang termasuk dalam penghitungan ini baru terbatas pada kegiatan jasa hukum (advokat, pengacara dan notaris) dan jasa konsultan.
9. Jasa-jasa
Sektor ini mencakup dua subsektor yaitu subsektor pemerintahan umum dan swasta.
9.1. Pemerintahan Umum
Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah umum dalam menyediakan jasa pelayanan kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi misalnya dalam mengatur negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir. Kegiatan pemerintah tersebut meliputi baik pemerintah pusat (badan atau lembaga tinggi negara, departemen, lembaga non departemen dan unit-unit lainnya yang berada di pusat, dinas vertikal di daerah) maupun pemerintah daerah (Tingkat I dan II) dan pemerintah desa serta unit-unitnya. Termasuk juga kegiatan pertahanan dan keamanan negara/daerah. Sektor ini mencakup
kegiatan pemerintah umum dalam menyediakan jasa pelayanan kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi misalnya dalam mengatur negara.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 26
9.2 Swasta
Kegiatan ini meliputi usaha penyelenggaran pemberian jasa; antara lain jasa pendidikan dan jasa kesehatan, jasa hiburan dan kebudayaan, jasa kemasyarakatan lainnya dan jasa perorangan dan rumah tangga.
9.2.1 Jasa Sosial Kemasyarakatan
Subsektor ini meliputi kegiatan penyelenggaraan jasa sosial dan kemasyarakatan yang diusahakan oleh swasta seperti; jasa pendidikan, jasa kesehatan serta jasa kemasyarakatan lainnya. Jasa pendidikan mencakup segala macam pendidikan swasta mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, termasuk guru perorangan yang berusaha sendiri dan kursus-kursus. Jasa kesehatan mencakup segala macam lembaga kesehatan swasta yang berbentuk rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, balai pengobatan dan sebagainya. Termasuk juga pelayanan kesehatan atas usaha sendiri seperti; dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter hewan, psikiater, bidan, tukang gigi, dukun bayi, tabib, dan lain sebagainya. Jasa sosial dan kemasyarakatan lainnya mencakup panti asuhan, panti
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 27
wreda, yayasan penderita anak cacat, rumah ibadah dan lain sebagainya.
Dalam publikasi ini dari kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan, hanya baru termasuk jasa pendidikan swasta yang terdiri taman kanak-kanak sampai kursus-kursus. Jasa kesehatan hanya termasuk rumah sakit swasta, rumah sakit bersalin swasta, dokter-dokter praktek umum, dukun dan pengobatan tradisional lainnya, sedangkan dari jasa kemasyarakan hanya meliputi panti asuhan dan rumah ibadah.
9.2.2 Jasa Hiburan dan Kebudayaan
Subsektor ini meliputi kegiatan usaha penyediaan dan pengelolaan berbagai jenis hiburan/rekreasi untuk masyarakat baik perorangan maupun rumah tangga, serta berorientasi untuk mencari laba (profit making). Kegiatan tersebut seperti; pembuatan dan distribusi film, penyiaran radio dan televisi swasta, produksi dan pertunjukan sandiwara, tari, sanggar dan musik. Termasuk juga jasa rekreasi lainnya seperti; gelanggang pacuan, sirkus, taman hiburan dan klub dalam, penggubahan lagu, penulis buku, pembuat lukisan dan sebagainya. Dari berbagai kegiatan tersebut di atas
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 28
hanya penyiaran radio swasta niaga dan taman hiburan/tempat rekreasi yang dapat diestimasi nilai tambahnya.
9.2.3 Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Subsektor ini meliputi kegiatan penyelenggaraan jasa yang diberikan untuk perorangan dan rumah tangga seperti; reparasi, binatu, tukang jahit, tukang cukur, pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya. Mengingat keterbatasan data maka dalam penghitungan ini hanya terbatas pada kegiatan jasa reparasi, pembantu rumah tangga, tukang jahit, tukang cukur dan perawatan kulit, perawatan muka dan rambut.
2.2.
METODE PENGHITUNGAN
A. Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
PDRB ADHB dapat dihitung melalui dua metode yaitu :
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 29
Metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari wilayah yang bersangkutan, tidak termasuk data yang diperoleh dari angka nasional atau daerah lain. Pada prinsipnya metode langsung ini menggunakan 3 macam pendekatan yaitu :
a. Produksi/Sektoral (Production Approach)
PDRB berdasarkan pendekatan produksi (atau disebut PDRB sektoral) dihitung sebagai jumlah nilai tambah bruto dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi yang berada di region dalam periode tertentu. Unit produksi yang dipergunakan dalam sajian ini meliputi 3 kelompok sektor (berdasarkan System of National Account/SNA 1993), yaitu ; (1) kelompok sektor primer,
(2) kelompok sektor sekunder, (3) kelompok sektor tersier.
Lebih rinci lagi dari ketiga sektor utama tersebut dibagi menjadi 9 sektor lapangan usaha yang tiap sektornya terdiri dari sub-subsektor. Hal ini mengacu kepada KLUI 1990 (Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia) sebagaimana ditampilkan tabel berikut:
Metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari wilayah yang bersangkutan,
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 30
Tabel Klasifikasi Sektor Ekonomi Menurut Kelompok Sektor
Kelompok Sektor Sektor Subsektor
Primer 1.Pertanian a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan hasil-hasilnya d. Kehutanan
e. Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
Sekunder 3. Industri Pengolahan a. Industri Migas
b. Industri Tanpa Migas 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih a. Listrik
b. Gas Kota c. Air Bersih 5. Bangunan
Tersier 6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran a. Perdagangan Besar dan Eceran b. Hotel
c. Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi a. Pengangkutan
b. Komunikasi 8. Keuangan, Sewa Bangunan,
dan Jasa Perusahaan a. Bank
b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank
c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan
e. Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa a. Pemerintahan Umum
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 31
Secara empiris, PDRB sektoral dapat dirumuskan sebagai berikut :
PDRB 𝑆𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟𝑎𝑙= Σ𝑁𝑇𝐵𝑖 Jika:
NTB : Nilai Tambah Bruto (Output – Biaya Antara)
i : lapangan usaha {(i=1; pertanian), (i=2; pertambangan), ..., (i=9; jasa)
b. Pengeluaran (Expenditure Approach)
Penghitungan PDRB berdasarkan pendekatan pengeluaran (atau disebut PDB penggunaan) adalah dengan cara menghitung jumlah nilai konsumsi akhir dari barang-barang dan jasa yang dikonsumsi oleh seluruh institusi ekonomi.
Secara makro, komponen PDRB pengeluaran terdiri dari : (i)Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
(ii)Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba (iii)Pengeluaran Konsumsi Pemerintah. (iv)Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) (v)Perubahan Stok (Inventori)
(vi)Ekspor Neto (Ekspor – Impor) Penghitungan PDRB
berdasarkan pendekatan pengeluaran (atau disebut PDB penggunaan) adalah dengan cara menghitung jumlah nilai konsumsi akhir dari barang-barang dan jasa yang dikonsumsi oleh seluruh institusi ekonomi
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 32
Secara empiris, PDRB penggunaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
PDRB 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛= 𝐶+𝑃𝑀𝑇𝐵+Δ𝑆𝑡𝑜𝑘+𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟𝑁𝑒𝑡𝑜 Jika,
C : Total konsumsi akhir rumah tangga, lembaga nirlaba, dan pemerintah
c. Pendapatan (Income Approach)
Penghitungan PDRB dengan pendekatan pendapatan adalah dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor-faktor produksi upah&gaji [UG], surplus usaha [SU] termasuk juga penyusutan dan pajak tak langsung neto [PTLN] (pajak tak langsung dikurangi subsidi). Surplus usaha termasuk bunga modal neto (selisih bunga yang diterima dengan bunga yang dibayarkan), sewa tanah dan keuntungan (profit).
Secara empiris, PDRB pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :
PDRB 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛= 𝑆𝑈+𝑈𝐺+𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛+𝑃𝑇𝐿𝑁
2. Metode tidak langsung
Penghitungan dengan menggunakan data alokator yang sesuai dengan masing-masing sektor ekonomi. Metode ini sangat jarang dilakukan, karena dalam praktek, mengandung banyak Penghitungan PDRB
dengan pendekatan pendapatan adalah dengan cara
menjumlahkan semua balas jasa faktor-faktor produksi upah&gaji [UG], surplus usaha [SU] termasuk juga
penyusutan dan pajak tak langsung neto [PTLN]
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 33
kelemahan. Lazimnya metode ini diterapkan untuk daerah yang cakupan datanya kurang tersedia dengan lengkap seperti level kecamatan.
B. Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Terdapat tiga metode penghitungan PDRB atas dasar harga konstan, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Revaluasi
Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi setiap tahun dengan menggunakan harga pada tahun dasar (harga konstan).
2. Ekstrapolasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan pada suatu tahun diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun berjalan dengan ekstrapolatornya. Yang perlu diperhatikan dalam cara ini ialah penentuan ekstrapolatornya. Kuantitas produksi dari masing-masing sektor/subsektor merupakan ekstrapolator yang terbaik. Namun, apabila angka-angka tersebut tidak dapat diperoleh, maka dapat pula dipakai keterangan-keterangan lain yang erat kaitannya dengan
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 34
produktivitasnya seperti tenaga kerja, kapasitas produksi (mesin, kendaraan, dsb).
3. Deflasi
Metode ini dilakukan dengan membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku dengan indeks harga dari barang-barang yang bersangkutan. Indeks harga di sini dapat berupa Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), Indeks Harga Produsen (IHP) dan Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks harga yang dipakai sebagai deflator harus disesuaikan tahun dasarnya.
2.3. CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEKS
1. Cara Penyajian
Dalam penyajian PDRB terdapat dua penilaian harga yaitu;
a. Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Penyajian ADHB menunjukkan agregat pendapatan dinilai menurut harga yang terjadi di pasar pada tahun yang bersangkutan, baik untuk menilai produksi, biaya antara dan termasuk juga komponen PDRB menurut penggunaan Penyajian ADHB
menunjukkan agregat pendapatan dinilai menurut harga yang terjadi di pasar pada tahun yang bersangkutan
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 35
(konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga nirlaba, konsumsi pemerintah, PMTB, perubahan stok dan ekspor neto).
b. Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Penyajian ADHK menunjukkan agregat pendapatan yang dinilai menurut harga konstan. Baik produksi maupun biaya antara dinilai menurut harga tahun dasar, sehingga akan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan secara riil dari tahun ke tahun.
2. Angka Indeks
Di samping itu, agregat pendapatan (PDRB) disajikan pula dalam bentuk angka indeks, sebagai berikut :
a. Indeks Perkembangan
Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan pendapatan/perekonomian dari tahun ke tahun yang dibandingkan dengan tahun dasar. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi nilai agregat pendapatan masing-masing tahun dengan nilai tahun dasar dikalikan 100.
Baik produksi maupun biaya antara dinilai menurut harga tahun dasar, sehingga akan menunjukkan
perkembangan agregat pendapatan secara riil dari tahun ke tahun.
Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan pendapatan/perekonomian dari tahun ke tahun yang dibandingkan dengan tahun dasar.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 36
Indeks perkembangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐼𝑃𝑖𝑡 = (𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖𝑡 / 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖0) x 100% Jika: IP : Indeks Perkembangan i : Sektor 1, 2, …., sektor 9 t : Tahun berlaku (t)
o : Tahun dasar (dalam hal ini tahun 2000)
b. Indeks Berantai
Indeks ini menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat pendapatan atau yang lebih populer dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pertumbuhan ekonomi suatu daerah/wilayah ditunjukkan oleh indeks berantai atas dasar harga konstan. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi masing-masing agregat pendapatan dengan tahun sebelumnya, kemudian dikalikan 100.
Indeks berantai tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝐼𝐵𝑖𝑡 = (𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖𝑡 / 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖 (𝑡−1) ) x100% Jika: IB : Indeks Berantai i : Sektor 1, 2, …., sektor 9 Pertumbuhan ekonomi suatu daerah/wilayah ditunjukkan oleh indeks berantai atas dasar harga konstan. Indeks tersebut diperoleh dengan membagi masing-masing agregat pendapatan dengan tahun sebelumnya, kemudian dikalikan 100.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 37
t : Tahun berlaku
(t-1) : Tahun sebelumnya
c. Indeks Implisit
Indeks ini merupakan indikator tingkat perkembangan harga dibandingkan harga pada tahun dasar. Bila dari data ini disusun indeks berantainya akan menunjukkan perkembangan harga dari tahun ke tahun secara makro atau inflasi dari sisi produsen. Indeks implisit ini diperoleh dengan cara membagi agregat harga berlaku dengan harga konstan pada tahun yang sama, kemudian dikalikan 100.
Indeks implisit tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐼𝐼𝑖𝑡 = ( / 𝑃𝐷𝑅𝐵𝐴𝐷𝐻𝐾𝑖𝑡 ) x 100%
Jika:
II : Indeks Implisit
i : Sektor 1, 2, …., sektor 9
t : Tahun berlaku
2.4.
DAFTAR ISTILAH PENTING
Biaya Antara:
Input yang dipergunakan habis dalam proses produksi dan terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa baik yang dibeli dari pihak lain ataupun yang diproduksi sendiri.
Indeks ini merupakan indikator tingkat perkembangan harga dibandingkan harga pada tahun dasar. Bila dari data ini disusun indeks
berantainya akan menunjukkan
perkembangan harga dari tahun ke tahun secara makro atau inflasi dari sisi produsen
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 38
Faktor Produksi:
Mencakup faktor-faktor yang terlibat langsung dalam suatu proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung seperti tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian.
Harga Berlaku:
Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi, pada harga tahun sedang berjalan.
Harga Konstan:
Penilaian yang dilakukan terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan atau yang dikonsumsi, pada harga tetap di satu tahun dasar.
Margin Perdagangan dan Biaya Transport:
Merupakan selisih nilai transaksi pada tingkat harga pembeli dengan tingkat harga produsen. Selisih ini mencakup keuntungan pedagang,baik pedagang besar maupun pedagang eceran dan biaya transpor yang timbul dalam menyalurkan barang dari produsen kepada pembeli.
Nilai Tambah (Value Added):
Peningkatan nilai dari bahan material (input) menjadi suatu produk (output) dimana nilai output tersebut lebih tinggi daripada bahan material atau input yang digunakan semula.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 39
Input Primer:
Disebut juga nilai tambah bruto, terdiri dari balas jasa tenaga kerja, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Output Domestik:
Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi tanpa membedakan pelaku produksinya di wilayah domestik tertentu.
Pajak Tidak Langsung Neto:
Pajak Tidak Langsung yang diterima pemerintah pusat dan pemerintah daerah dikurangi dengan subsidi.
Penyusutan:
Yang dimaksudkan adalah penyusutan barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi.
Pembentukan Modal Tetap:
Meliputi pembuatan dan pembelian barang modal baru baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang modal bekas dari luar negeri. Pembentukan modal tetap yang dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri (domestik).
Permintaan Antara:
Merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi proses produksi.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 40
Permintaan Akhir:
Merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi konsumsi akhir, pembentukan modal dan ekspor.
Tahun Dasar:
Adalah tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang digunakan sebagai dasar penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data dengan indikator rinci mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 42
3.1
NILAI PDRB
Nilai PDRB Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun terus meningkat, baik atas dasar harga berlaku maupun konstan. Hal ini menunjukan adanya perkembangan positif perekonomian Bireuen dari tahun ke tahun.
Grafik 1
Nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 (Trilyun Rupiah)
Pada tahun 2009 PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan sebesar 5,24 trilyun rupiah, terus meningkat hingga menjadi 7,16 trilyun rupiah pada tahun 2012. Tren yang sama juga terjadi pada PDRB atas dasar harga konstan yang terus meningkat, dari 2,51 trilyun rupiah di tahun 2009 hingga menjadi 2,94 trilyun rupiah di tahun 2012. PDRB ADHB PDRB ADHK 5,24 2,51 5,79 2,64 6,51 2,78 7,16 2,94
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
43
3.2.
STRUKTUR EKONOMI
Secara garis besar ruang lingkup perekonomian dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sektor, yaitu Kelompok sektor primer, sekunder dan tersier. Kelompok sektor primer terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Kelompok sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, utilitas (listrik dan air bersih) dan sektor kontruksi. Sedangkan kelompok sektor tersier yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaaan; serta sektor jasa-jasa.
Perekonomian di Kabupaten Bireuen secara umum didominasi oleh kegiatan primer dan kegiatan tersier, mengingat Bireuen merupakan salah satu sentra produksi pertanian (terutama padi dan kedelai) juga posisinya yang strategis pada perlintasan mobilitas manusia dan barang dari arah timur (Medan, Langsa dan Lhoksuemawe) maupun arah barat (Gayo dan Takengon) menuju ke Banda Aceh, sehingga pendistribusian barang dari ketiga tempat tersebut menggerakan perdagangan di Bireuen.
Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir kegiatan tersier semakin dominan, dimana separuh dari perekonomian Bireuen Perekonomian Bireuen
secara umum didominasi oleh kegiatan primer dan kegiatan tersier, mengingat Bireuen merupakan salah satu sentra produksi pertanian dan juga posisinya yang strategis pada perlintasan mobilitas manusia dan barang
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 44
dibentuk oleh kegiatan tersier ini, dengan kontribusinya mencapai 50,53 % di tahun 2012, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya semakin menggeliatnya perdagangan dengan semakin kondusifnya stabilitas keamanan. Sedangkan kegiatan primer dan kegiatan tersier relatif semakin menurun dalam periode 4 tahun terakhir dengan peranan masing-masing dikisaran 40 % dan 10 % .
Grafik 2
Peranan Kegiatan Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 (Persen)
Sedangkan jika ditinjau dari sisi sektoral, sektor pertanian masih menjadi yang paling berpengaruh di Bireuen, dengan kontribusi mencapai 38,16 % di tahun 2012. Kemudian di tempat kedua sektor perdagangan, hotel dan restoran cenderung stabil peranannya dari tahun ke tahun dengan pengaruh 25,78 % pada tahun 2012.
2009 2010*) 2011*) 2012**)
40,83 39,29 38,94 39,22
11,24 11,19 10,65 10,26
47,93 49,51 50,41 50,53
Primer Sekunder Tersier
*) angka diperbaiki **) angka sementara
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
45
Grafik 3
Peranan Sektor Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Bireuen Tahun 2012 **)
Kemudian disusul sektor pengangkutan dan komunikasi dengan andil di kisaran 12 % selama 4 tahun terakhir. Sektor jasa-jasa peranannya semakin meningkat, terutama didukung oleh jasa-jasa pemerintahan umum dimana pada tahun 2009 jasa-jasa hanya sebesar 8,47 % menjadi 10,31 % di tahun 2012.
Sektor-sektor lainnya masing-masing hanya mampu membentuk roda perekonomian Bireuen di bawah 10 %. Peranan Sektor konstruksi selama 4 tahun terakhir dikisaran 9 %. Sedangkan sektor-sektor lainnya sangat kecil proporsinya, yang terendah adalah sektor listrik dan air bersih yang hanya 0,39 %.
38,16% 1,06% 1,14% 0,39% 8,72% 25,78% 12,43% 2,00% 10,31%
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum
Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahan Jasa-jasa
**) angka sementara
Sedangkan jika ditinjau dari sisi sektoral, sektor pertanian masih menjadi yang paling berpengaruh di Bireuen, dengan kontribusi mencapai 38,16 % di tahun 2012.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 46
3.3. PERTUMBUHAN EKONOMI
Sepanjang kurun waktu 2009-2012 perekonomian Kabupaten Bireuen mengalami pertumbuhan yang cukup stabil, walaupun pada tahun 2010 hanya sebesar 4,91 % tidak setinggi tahun sebelumnya 5,29 %, namun pada tahun 2011 laju pertumbuhan perekonomian Bireuen meningkat menjadi 5,58 % dan 2012 menjadi 5,65 %.
Sektor jasa-jasa adalah yang tertinggi pertumbuhannya pada tahun 2012 yang mencapai 10,35 %, disusul sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 5,81 % serta sektor pertanian 5,28 %.
Grafik 4
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 (Persen)
5,29
4,91
5,58
5,65
2009 2010*) 2011*) 2012**)
Sepanjang kurun waktu 2009-2012
perekonomian Kabupaten Bireuen mengalami
pertumbuhan yang cukup stabil, walaupun pada tahun 2010 hanya sebesar 4,91 % tidak setinggi tahun sebelumnya 5,29 %, namun pada tahun 2011 laju pertumbuhan perekonomian Bireuen meningkat menjadi 5,58 % dan 2012 menjadi 5,65 %. *) angka diperbaiki **) angka sementara
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
47
3.4.
Pendapatan Regional per Kapita
Pendapatan regional per kapita merupakan hasil bagi antara Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Pendapatan regional per kapita digunakan untuk melihat rata-rata pendapatan tiap penduduk pada suatu daerah. Tapi keadaan ini tidak dapat sepenuhnya dijadikan ukuran kesejahteraan karena ukuran agregat yang dihasilkan dapat membuat pendapatan besar sekelompok orang terdistribusi keseluruh penduduk.
Grafik 5
Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bireuen Tahun 2009- 2012 (Juta Rupiah)
2009 2010*) 2011*) 2012**)
13,01 14,11
15,51 16,72 6,27 6,44 6,64 6,87
Pendapatan Regional Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Pendapatan Regional Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan *) angka diperbaiki
**) angka sementara
Pendapatan regional per kapita digunakan untuk melihat rata-rata pendapatan tiap penduduk pada suatu daerah. Tapi keadaan ini tidak dapat sepenuhnya dijadikan ukuran kesejahteraan karena ukuran agregat yang dihasilkan dapat membuat pendapatan besar sekelompok orang terdistribusi keseluruh penduduk.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 48
Pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar Rp. 13,01 juta terus meningkat tiap tahunnya hingga menjadi Rp. 16,72 juta pada tahun 2012. Demikian juga dengan pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan yang juga terus meningkat, dengan nilai Rp. 6,27 juta di tahun 2009 hingga menjadi 6,87 juta di tahun 2012.
Selain itu publikasi ini juga menyajikan PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan perkembangan ekonomi per kapita penduduk suatu daerah. PDRB Perkapita atas dasar harga konstan Bireuen di tahun 2012 senilai Rp. 7,24 juta dengan laju pertumbuhan 3,60 %..
3.5. LAJU PERTUMBUHAN INDEKS IMPLISIT
Indeks implisit merupakan salah satu indikator yang penting dalam menggambarkan stabilitas perekonomian suatu daerah. Indeks ini mencakup semua jenis harga seperti harga konsumen, harga produsen, harga perdagangan besar, harga eceran dan harga lainnya yang sesuai dalam penghitungan nilai produksi setiap sektor. Perubahan pada indeks implisit mampu mengukur tingkat perubahan
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012
49
harga atau inflasi dari sisi produsen atas agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar.
Pada tahun 2012, dengan mengacu perubahan indeks implisit, inflasi yang terjadi di Bireuen sebesar 4,11 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa secara agregat harga produsen komoditas di tahun 2012 lebih mahal 4,11 % dari harga tahun sebelumnya.
Secara umum, stabilitas perkonomian di Bireuen memberikan gambaran yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan tren inflasi berdasarkan indeks implisit yang cenderung menurun selama 2009-2012.
Secara lebih rinci, tingkat inflasi pada tahun 2012 merupakan tingkat inflasi terendah setelah sebelumnya pada tahun 2009 mencapai tingkat inflasi tertinggi. Pola ini sejalan dengan pola pergerakan inflasi dari sisi harga konsumen (Indeks Harga Konsumen-IHK) yang menurun baik di tingkat Aceh maupun nasional. Sehingga pergerakan inflasi yang menurun tajam dari tahun 2009-2012 dapat dikaitkan sebagai indikasi pemulihan paska krisis ekonomi global pada tahun 2008.
Secara umum, stabilitas perkonomian di Bireuen memberikan gambaran yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan tren inflasi berdasarkan indeks implisit yang cenderung menurun selama 2009-2012 Pada tahun 2012, dengan mengacu perubahan indeks implisit, inflasi yang terjadi di Bireuen sebesar 4,11 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa secara agregat harga produsen
komoditas di tahun 2012 meningkat menjadi 1,04 kali dari harga tahun sebelumnya.
PDRB Kabupaten Bireuen menurut Lapangan Usaha 2009-2012 50
Grafik 6
Laju Pertumbuhan Indeks Implisit Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 (Persen)
10,75 5,37 6,48 4,11 2009 2010*) 2011*) 2012**) *) angka diperbaiki **) angka sementara
BAB IV.
TINJAUAN LAPANGAN USAHA
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
4. Sektor Listrik dan Air Minum
5. Sektor Bangunan
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Sektor Jasa-jasa
PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2009-2012 52 PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi sembilan sektor dan masing-masing sektor dirinci menjadi subsektor. Pemecahan menjadi subsektor ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2000. Kontribusi dan perkembangan tiap sektor Kabupaten Bireuen diuraikan dibawah ini :
4.1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian adalah yang paling dominan di kabupaten Bireuen, di tahun 2012, 38,16 % perekonomian digerakan oleh sektor ini. Perkembangan subsektor tanaman bahan makanan, peternakan dan perikanan sangat mempengaruhi perekonomian di Bireuen, mengigat peranan ketiga subsektor sangat besar. Pada tahun 2012 17,90 % perekonomian Bireuen berasal dari subsektor tanaman bahan makanan. 8,50 % dari sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan 8,94 %. Sedangkan kontribusi subsektor tanaman perkebunan dan subsektor kehutanan hanya sebesar 2,56 % dan 0,26 %.
Subsektor tanaman bahan makanan sedikit berfluktuasi tiap tahunnya, dimana pada tahun 2012 sebesar 17,90 %. Primadona tanaman bahan makanan di Bireuen adalah padi dan kedelai. Sebagian besar areal persawahan di Bireuen dialiri oleh irigasi, baik teknis, semi teknis, sederhana maupun irigasi non pekerjaan umum, Perkembangan subsektor
tanaman bahan makanan, peternakan dan perikanan sangat mempengaruhi perekonomian di Bireuen, mengigat peranan ketiga subsektor sangat besar.
PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2009-2012 53
yang sumber airnya berasal dari sungai. Sedangkan daerah penghasil terbesar kedelai berasal di Kecamatan Peudada, Juli, Jeumpa, Peusangan, Peulimbang, Pandrah, Kuta BLang dan Jeunieb. Selain konsumsi lokal, kacang kedelai dipasarkan dalam bentuk butiran hingga ke Medan (Sumatera Utara).
Grafik 7
Peranan Sektor Pertanian Terhadap PDRB Menurut Sub Sektor Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2012 (Persen)
17.9 2.56 8.5 0.26 8.94 16.94 2.56 9.28 0.3 8.79 16.52 2.66 9.52 0.36 9.09 17.68 2.66 9.86 0.43 9.08 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Tanaman Bahan Makanan
Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan
2009 2010*)
2011*) 2012**)
Potensi perikanan Bireuen cukup besar mengingat kabupaten ini berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian utara. Peranan subsektor perikanan pun cukup stabil dikisaran 9 %. Pada tahun 2012 dihasilkan 6.187,1 ton ikan tongkol dan 3.999,3 ton ikan cakalang yang menjadi andalannya, sebagian besar berasal dari Kecamatan Jangka, Samalanga, Peudada, Jeunieb, Jeumpa dan
*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2009-2012 54 Kuala. Sedangkan untuk budidaya perikanan, udang dan bandeng tetap menjadi pilihan para petani.
Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2012 sebesar 5,28 %, lebih rendah dari tahun sebelumnya 6,35 %. Hal yang sama juga terjadi pada subsektor tanaman perkebunan dan subsektor peternakan dengan pertumbuhan tahun 2012 sebesar 0,97 % dan 0,32 %. Namun sebsektor tanaman bahan makanan pada tahun 2012 tumbuh 7,59 %, lebih tinggi dari tahun sebelumnya 6,70 %. Subsektor perikanan pun terus meningkat pertumbuhannya hingga menjadi 8,31 % pada tahun 2012. Disisi lain subsektor kehutanan dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan negatif dimana pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 5,14 %.
4.2. Pertambangan dan Penggalian
Nilai tambah sektor ini hanya berasal dari subsektor penggalian, mengingat di Kabupaten Bireuen tidak ada pertambangan baik pertambangan minyak dan gas bumi, maupun bukan pertambangan migas. Setiap tahun kontribusi subsektor penggalian sangat kecil dan relatif konstan, dikisaran 1 %. Sementara laju pertumbuhan sektor ini terus menurun, di tahun 2012 hanya 4,40 %.
Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2012 sebesar 5,28 %, lebih rendah dari tahun sebelumnya 6,35 %.
PDRB Kabupaten Bireuen Menurut Lapangan Usaha 2009-2012 55
Grafik 8
Laju Pertumbuhan Sektor Penggalian Kabupaten Bireuen Tahun 2009-2011 (Persen)
4.3. Industri Pengolahan
Industri pengolahan Kabupaten Bireuen juga hanya berasal dari industri bukan migas, mengingat tidak adanya industri migas. Industri pengolahan juga memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap PDRB Kabupaten Bireuen. Dari tahun ke tahun nilai tambah sektor ini tidak melebihi 2 persen dari keseluruhan PDRB Kabupaten Bireuen, pada tahun 2012 hanya sebesar 1,14 %.
Pertumbuhan sektor industri pengolahan ini cukup berfluktuasi, dengan peningkatan 1,93 % pada tahun 2012. Perkembangan pada sektor ini hanya dipengaruhi nilai produksi industri menengah dan industri kecil rumah tangga, sedangkan industri besar sampai saat ini belum ada. Penanganan yang baik pada skala 14,44 9,5 5,26 4,4 2009 2010*) 2011*) 2012**) Industri pengolahan Kabupaten Bireuen juga hanya berasal dari industri bukan migas, mengingat tidak adanya industri migas. Industri pengolahan juga memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap PDRB Kabupaten Bireuen.
*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara