• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Harmiyanti NIM. 121134094. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN. Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tidak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu. -William FeatherIlmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu. -Imam Al-BukhoriIf you cannot do great things, do small things in a great way -Napoleon Hill-. Karya ilmiah sederhana ini Peneliti persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Kedua orang tuaku yang tulus menyayangiku 3. Nenekku yang selalu mendukungku dan menemaniku 4. Kedua kakakku yang selalu mendukungku 5. Sahabat-sahabatku yang baik 6. Universitas Sanata Dharma almamater kebanggaanku. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 15 Januari 2016 Penulis,. Harmiyanti. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Nama. : Harmiyanti. Nomor Mahasiswa. : 121134094. demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGARUH. PENERAPAN. KEMAMPUAN MENGAPLIKASI. METODE. INKUIRI. TERHADAP. DAN MENGANALISIS PADA MATA. PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 15 Januari 2016 Yang menyatakan,. Harmiyanti. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Harmiyanti. (2016). Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya prestasi IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2009 dan 2012. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menguji sebuah metode inovatif untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental tipe nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Cebongan yang berjumlah 72 siswa. Sampel penelitian adalah kelas VB yang berjumlah 36 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VA yang berjumlah 36 siswa sebagai kelompok eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji analisis data menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan df = 70, dan t = -10,44. Rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan M = 2,92 ; SD = 0,89; dan SE = 0,15, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,88; SD = 0,77; dan SE = 0,13. Besarnya effect size menunjukkan r = 0,78 atau 60,8% yang setara dengan efek besar. (2) Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Uji analisis data menunjukkan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan df = 70, dan t = -4,21. Rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan M = 2,33 ; SD = 1,19; dan SE = 0,19, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 1,18; SD = 1,11; dan SE = 0,19. Besarnya effect size menunjukkan r = 0,45 atau 20,18% yang setara dengan efek menengah.. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Harmiyanti. (2016). The effects of the implementation of inquiry method on the ability to apply and analyze in science subject for the 5th grade students in Cebongan State Elementary School, Yogyakarta. Essay. Yogyakarta: Departement of Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: inquiry method, ability of apply, ability of analyze, natural science subject. This study background was concern about low the rank owned Indonesia in Science according to Program for International Student Assessment (PISA) 2009 and 2012 studies. Be based on it researcher want to try an inovatif method to repair education quality in Indonesia. The aim of this study was to know the effects of the implementation of inquiry method on the ability to apply and analyze in science subject. This study used experimental type non-equivalent control group design method.This study’s population were all 5th grades students of SD Negeri Cebongan totaled 72 students. The samples were VB class totaled 36 students as the control group and VA class totaled 36 students as the experimental group. The result of the study showed that (1) the implementation of inquiry method took effect towards the ability of apply. The analyze data showed the price of Sig. (2-tailed) was 0,000 (p < 0,05) with df = 70, and t = -10,44. The experimental group had higher mean than the control group with M = 2,92 ; SD = 0,89; and SE = 0,15, meanwhile score of the control group were M = 0,88; SD = 0,77; and SE = 0,13. The effect size was r = 0,78 or 60,8%, it was equivalent with big effect. (2) The implementation inquiry method took effect towards the ability of analyze. The analyze data showed the price of Sig. (2-tailed) was 0,000 (p < 0,05) with df = 70, and t = -4,21. The experimental group had higher mean than the control group with M = 2,33 ; SD = 1,19; and SE = 0,19, meanwhile score of the control group were M = 1,18; SD = 1,11; and SE = 0,19. The effect size was r = 0,45 or 20,18%, it was equivalent with medium effect.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PRAKATA. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI. DAN MENGANALISIS PADA MATA. PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Kintan Limiansih, M.Pd. Dosen pembimbing II yang telah membimbing kami dengan penuh motivasi dan perhatian. 5. Sudiyo, S.Ag., M.Pd. Kepala SD Negeri Cebongan Yogyakarta yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian di sekolah yang beliau pimpin. 6. Temu Sartiwi, S.Pd. Guru mitra SD peneliti yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 7. Siswa kelas VA dan VB SD Negeri Cebongan Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 8. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 9. Kedua orang tua saya, Kasimin dan Wartinah yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan serta kasih sayang yang tulus.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Nenekku yang selalu mendukung dan menemani saya setiap hari di rumah. 11. Kedua Kakakku, Heru Prasetya dan Hari Kusdiyanto yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 12. Sahabat-sahabat penelitian kolaboratif payung IPA Lusia Desti R, Elisabeth Astin Vega R, Stepani, Agnes, Andan, Tira, Nindya, Wikan, Dewi, Adi, Dea, dan Bayu yang saling membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi. 13. Semua teman-temanku seperjuangan selama kuliah yang sungguh kompak dan luar biasa. 14. Semua pihak yang telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.. Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semua hal/masukan berupa saran dan kritik yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati, dan semoga dapat dijadikan pijakan untuk penyusunan-penyusunan skripsi berikutnya agar lebih baik lagi. Peneliti berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan, khususnya di Indonesia.. Peneliti. Harmiyanti. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................ .. vi ABSTRAK .................................................................................................. vii ABSTRACT .................................................................................................. viii PRAKATA .................................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 1.5 Definisi Operasional............................................................................. 5 BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7 2.1 Kajian Pustaka...................................................................................... 7 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ......................................................... 7 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ....................................................... 7 2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif .................................................. 9 2.1.1.3 Teori Pembelajaran Anak ......................................................... 10 2.1.2 Metode Inkuiri ................................................................................ 11 2.1.2.1 Pengertian Metode Inkuiri ....................................................... 11 2.1.2.2 Prinsip Metode Inkuiri ............................................................. 12 2.1.2.3 Jenis-jenis Metode Inkuiri ........................................................ 13 2.1.3 Proses Kognitif ............................................................................... 17 2.1.3.1 Proses Kognitif Mengaplikasi .................................................. 19 2.1.3.2 Proses Kognitif Menganalisis .................................................. 19 2.1.4 Pembelajaran Tematik.................................................................... 20 2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik............................................ 20 2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik ........................................ 21 2.1.5 Hakikat IPA .................................................................................... 22 2.1.6 Materi IPA Mengenai Listrik ......................................................... 23 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 30 2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri .................................................. 30 2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis . 32 2.2.3 Literature Map ............................................................................... 34 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 34 2.4 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 36 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 37 3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 37. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.2 Setting Penelitian.................................................................................. 3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 3.4 Variabel Penelitian ............................................................................... 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 3.6 Instrumen Penelitian............................................................................. 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 3.7.1 Penentuan Validitas........................................................................ 3.7.2 Penentuan Reliabilitas .................................................................... 3.8 Teknik Analisa Data ............................................................................. 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ...................................................... 3.8.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 3.8.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 3.8.5.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I 3.8.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ........... 3.8.5.3 Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I ............ 3.8.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan............................................... 3.8.6 Elemen Kualitatif .............................................................................. 3.8.7 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................................. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 4.1.1 Implementasi Penelitian ................................................................. 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian................................................... 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ..................................... 1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol........... 2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen .... 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ...................................................... 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data................................................. 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................ 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................... 4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ................................................. 4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ............................................................... 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ..... 2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ................ 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......................... 4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan.................................................... 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II .................................................... 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data................................................. 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................ 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................... 4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ................................................. 4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ............................................................... 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ..... 2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ................ 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ........................... 39 39 41 42 43 45 45 47 47 49 50 51 51 52 54 55 55 56 57 58 59 61 62 62 62 62 63 64 65 68 69 70 71 73 74 74 76 77 79 80 81 82 84 86 86 86 88 89. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan.................................................... 91 5. Analisis Elemen Kualitatif ............................................................ 92 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 97 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi .... 97 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ..... 99 4.2.3 Pembahasan Lebih Lanjut .............................................................. 101 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 103 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 103 5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 104 5.3 Saran ..................................................................................................... 104 DAFTAR REFERENSI ............................................................................. 106 LAMPIRAN ................................................................................................ 110 CURRICULUM VITAE .............................................................................. 191. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagian-bagian Baterai ............................................................... Gambar 2.2 Bagian-bagian Aki..................................................................... Gambar 2.3 Generator ................................................................................... Gambar 2.4 Rangkaian Listrik ...................................................................... Gambar 2.5 Arah Gerak Muatan ................................................................... Gambar 2.6 Rangkaian Listrik Tertutup dan Terbuka .................................. Gambar 2.7 Contoh Rangkaian Listrik Terbuka dan Tertutup ..................... Gambar 2.8 Rangkaian Listrik Seri............................................................... Gambar 2.9 Rangkaian Listrik Paralel .......................................................... Gambar 2.10 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan ............................. Gambar 3.1 Desain Penelitian ....................................................................... Gambar 3.2 Rumus Pengaruh Perlakuan ...................................................... Gambar 3.3 Pemetaan Variabel Penelitian.................................................... Gambar 3.4 Rumus Besar Efek (untuk data normal) .................................... Gambar 3.5 Rumus Besar Efek (untuk data tidak normal) ........................... Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Skor Pretest-Posttest I ............ Gambar 3.7 Rumus Gain Score .................................................................... Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi ...................................... Gambar 4.2 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Mengaplikasi ...................................................... Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi ..................................... Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis ...................................... Gambar 4.5 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Menganalisis ....................................................... Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis ...................................... 24 25 26 27 28 28 29 29 30 34 38 39 44 54 54 55 56 73 75 80 85 87 92. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Langkah-langkah Metode Inkuiri.................................................. Tabel 3.1 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2014 ........................ Tabel 3.2 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2015 ........................ Tabel 3.3 Jadwal Implementasi dan Pengumpulan Data Penelitian ............. Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen................................................ Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Semua variabel .............................. Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Masing-masing Aspek ................................... Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Semua Variabel ......................... Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Per Aspek .................................. Tabel 3.9 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ............................................... Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Perlakuan ......................... Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan ......................... Tabel 3.12 Pedoman Wawancara Siswa Sebelum Perlakuan ....................... Tabel 3.13 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Kontrol Sesudah Perlakuan ........................................................................................ Tabel 3.14 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan ........................................................................ Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi ......................... Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi .................................................................................. Tabel 4.3 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas Varians Data Kemampuan Mengaplikasi....................................... Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi .................................................................................. Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi . Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi ............................................ Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi............................................. Tabel 4.8 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Mengaplikasi .................................................................................. Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengaplikasi ............................................................ Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi .................................................................................. Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis ....................... Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menganalisis .................................................................................. Tabel 4.13 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas Varians Data Kemampuan Menganalisis ....................................... Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis .................................................................................. Tabel 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis ................................................................................. Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis ............................................. 14 40 40 41 46 48 49 50 50 55 60 60 60 60 61 69 70 72 72 74 74 76 77 78 79 82 83 84 85 86 87. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis ............................................. Tabel 4.18 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Menganalisis .................................................................................. Tabel 4.19 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Menganalisis ............................................................. Tabel 4.20 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis ................................................................................... 88 89 90 91. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ............................................................... Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen ............................................... Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Ekperimen .............................................. Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol .................................................... Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen . Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol........ Lampiran 3.1 Item Soal Test ......................................................................... Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ........................................................................ Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ..................................................................... Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement...................................... Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas .......................................... Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ...................................... Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengaplikasi ............................. Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Menganalisis ............................ Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ............................................ Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ....................... Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................. Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................... Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I ................................................................................ Lampiran 4.8 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata PretestPosttest I ................................................................................ Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ........................ Lampiran 4.11 Transkrip Hasil Wawancara Guru ........................................ Lampiran 4.12 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Kontrol ......................... Lampiran 4.13 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Eksperimen ................... Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ........................................... Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian ..................................................... 111 112 113 117 120 128 132 137 141 149 152 153 154 158 162 163 164 167 168 171 174 176 178 180 183 187 190. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai (1) Latar belakang masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, dan (5) Definisi operasional.. 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia dan merupakan hal yang paling penting dan mendasar sekaligus sebagai bagian untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Proses pendidikan adalah suatu. proses. yang. memberi. kesempatan. kepada. peserta. didik. untuk. mengembangkan potensi dirinya memiliki kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik (Permendikbud No. 67 Tahun 2013: 5). Usia Sekolah Dasar merupakan usia di mana kemampuan kognitif anak harus dikembangkan secara maksimal. Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional formal (Crain, 2007: 171). Tahap-tahap tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Artinya, tahap-tahap tersebut terbentuk secara berurutan dan berkesinambungan. Proses pembelajaran di sekolah mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan tingkat usia, siswa SD termasuk pada tahap operasional konkret yaitu pada usia 7-11 tahun (Suparno, 2011: 24-25). Tahap tersebut sangat baik untuk mengembangkan proses kognitif siswa. Taksonomi Bloom membagi proses kognitif siswa menjadi enam, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Penelitian ini akan mengukur dua tingkatan proses kognitif siswa yaitu pada tingkat mengaplikasikan dan menganalisis. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Kategori. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan. Sedangkan menganalisis berarti memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Menganalisis meliputi prosesproses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson & Krathwohl, 2010: 116-124). Jadi, seorang siswa yang memiliki kemampuan mengaplikasi dan menganalisis tinggi tentu prestasi dan hasil belajarnya akan meningkat karena siswa mampu mengaplikasi dan menganalisis suatu masalah sehingga dapat mengatasinya dengan tepat. Maka sangat penting bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Program for International Student Assessment (PISA) melakukan penelitian dalam bidang matematika, membaca, dan sains setiap tiga tahun sekali. Hasil dari penilaian PISA yang diikuti oleh 65 negara di dunia pada tahun 2012 menunjukkan beragam hasil pendidikan di seluruh negara yang mengikutinya. PISA 2012 diikuti oleh sekitar 510.000 siswa yang berusia sekitar 15 tahun. Hasil penelitian PISA yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara di dunia. Tiga tahun kemudian, yaitu tahun 2012 PISA kembali melakukan penelitian.. Hasil PISA di tahun 2012. menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat menjadi peringkat ke 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Hasil penelitian PISA tersebut menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami permasalahan di bidang matematika, membaca, dan sains. Permasalahan pendidikan di indonesia dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain kurangnya fasilitas pendukung pendidikan, kurangnya pembelajaran yang berkualitas, rendahnya motivasi siswa dalam belajar, kurangnya inovasi dalam pembelajaran, dan sebagainya. Usaha pemerintah dalam memperbaiki permasalahan pendidikan Indonesia melalui sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada kenyataannya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang dkk, 2014: 117). Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di Indonesia adalah dengan memberikan inovasi metode pembelajaran di kelas.. 2.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pembelajaran di kelas selama ini masih banyak didominasi dengan metode tradisional yaitu ceramah. Metode ceramah sudah digunakan secara umum di berbagai sekolah, akan tetapi belum menunjukkan perbaikan terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan metode inovatif di dalam pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan salah satu metode. inovatif. yaitu. inkuiri. terhadap. kemampuan. mengaplikasi. dan. menganalisis siswa pada tema yang memuat mata pelajaran IPA yang termasuk ke dalam bidang penelitian dari PISA. Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang tepat dalam pembelajaran IPA. “IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun sistematik. IPA juga merupakan sebuah ilmu yang berkembang melalui langkah-langkah. observasi,. perumusan. masalah,. perumusan. hipotesis,. eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep” (Wahyana, dalam Trianto, 2010: 136). IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3). IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah (Samatowa, 2011: 3). Pengajaran IPA perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk. berlatih. keterampilan-keterampilan. proses. IPA. dan. yang. perlu. dimodifikasikan dengan tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011: 5). Keterampilan proses sains/IPA adalah mengamati, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk memprediksi apa yang akan terjadi, dan mengujinya di bawah kondisi-kondisi itu untuk melihat kebenarannya (Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2011: 5). Jadi, dalam pembelajaran IPA diperlukan langkah-langkah observasi, perumusan masalah, perumusan hipotesis, eksperimen, serta penarikan kesimpulan yang sesuai dengan metode pembelajaran inkuiri. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengujicobakan metode inkuiri di dalam mata pelajaran IPA. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban dalam memecahkan suatu masalah terhadap pertanyaan atau. 3.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, dalam Amien, 1979: 6). Jadi dalam pembelajaran inkuiri siswa diharapkan untuk terlibat secara aktif dalam mencari informasi sesuai proses scientific dengan melakukan observasi maupun eksperimen. Langkah-langkah metode pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Beberapa penelitian yang relevan sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri cukup efektif dilakukan. Inkuiri berpengaruh terhadap penguasaan konsep Biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari minat belajar siswa (Wayan, 2012). Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta (Ambarsari, Santosa, & Maridi, 2013). Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga berpengaruh terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kaliluntu (Dewi, Dantes, & Sadia, 2013). Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba meneliti bagaimana pengaruh penerapan inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa SD. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis untuk siswa kelas V SD Negeri Cebongan tahun ajaran 2015/2016 dalam tema 3 subtema 1 yang difokuskan untuk materi pelajaran IPA. Materi IPA dalam Tema 3 “Kerukunan dalam bermasyarakat” dengan subtema 1 “Hidup Rukun” dibatasi pada materi listrik.. 1.2. Rumusan Masalah. 1.2.1. Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?. 1.2.2. Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?. 4.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.3. Tujuan Penelitian. 1.3.1. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.. 1.3.2. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.. 1.4. Manfaat Penelitian. 1.4.1. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh secara langsung akan ketepatan penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran.. 1.4.2. Bagi Sekolah Sebagai bahan pertimbangan akan inovasi metode pembelajaran sehingga dapat memberikan inovasi penerapan metode-metode inovatif dalam pembelajaran yang diterapkan sekolah.. 1.4.3. Bagi Guru Sebagai. bahan. pembelajaran. pertimbangan. inovatif. untuk. guru. dalam. membantu. menentukan. siswa. metode. mengembangkan. kemampuan mengaplikasi dan menganalisis, sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. 1.4.4. Bagi Siswa Dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan-kegiatan inkuiri sehingga kemampuan proses kognitif siswa dapat berkembang terutama pada tingkat mengaplikasi dan menganalisis yang dapat membantu mereka memecahkan suatu masalah.. 1.5. Definisi Operasional. 1.5.1. Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan dalam menerima, mengerti dan melakukan sesuatu.. 1.5.2. Mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam suatu keadaan dengan tepat.. 5.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.5.3. Kemampuan mengaplikasi adalah kesanggupan atau kecakapan untuk dapat menerapkan suatu prosedur pada suatu keadaan dengan tepat serta mampu mengeksekusi dan mengimplementasikan.. 1.5.4. Menganalisis adalah memilah-milah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi secara keseluruhan.. 1.5.5. Kemampuan menganalisis adalah kesanggupan atau kecakapan untuk memilah-milah materi menjadi bagian-bagian penyusun dari materi lalu menentukan hubungan antar bagian dan hubungan bagian dari materi dengan materi secara keseluruhan yang meliputi proses membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.. 1.5.6. Metode adalah cara yang dilakukan untuk memudahkan suatu pekerjaan sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.. 1.5.7. Inkuiri adalah pembelajaran yang dirancang secara kontekstual sehingga memungkinkan siswa aktif mengikuti pembelajaran untuk menemukan jawaban berdasarkan rasa ingin tahunya.. 1.5.8. Metode inkuiri adalah metode untuk mencari jawaban terhadap suatu permasalahan dengan langkah-langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah,. merumuskan. hipotesis,. melakukan. eksperimen,. menarik. kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.. 6.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. BAB II membahas mengenai (1) kajian pustaka, (2) hasil penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori yang relevan/mendukung terhadap penelitian yang berkaitan dengan teori perkembangan anak, metode inkuiri, proses kognitif, dan hakikat IPA. Hasil penelitian yang relevan merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas penelitian tentang penerapan metode inkuiri dan kemampuan proses kognitif. Pada subbab terakhir akan dirumuskan tentang kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung Teori yang mendukung merupakan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Teori-teori tersebut terdiri dari teori perkembangan anak, proses kognitif anak, metode inkuiri, metode inkuiri terbimbing, pembelajaran tematik, materi pembelajaran tematik kelas V yang difokuskan pada materi IPA yang akan diperjelas pada subbab selanjutnya.. 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Jean Piaget (1896-1980) mengemukakan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, yaitu anak adalah pembelajar yang aktif, anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya, anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi, dan proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih kompleks (Desmita, 2009: 98). Piaget meyakini bahwa anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif. Sebaliknya, mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas dunia yang mereka hadapi itu. Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak. 7.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menggunakan apa yang disebut oleh piaget dengan “scheme” (skema), yaitu konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari faktafakta yang terpisah menjadi suatu kesamaan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak. Anak memnyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dalam menggunakan dan mengadaptasi skema mereka, ada dua proses bertanggungjawab, yaitu assimilation dan accommodation. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya (Desmita, 2009: 99). Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentukbentuk pemikiran yang lebih komplek. Piaget (1896-1980) menyebutkan kedua proses. penyesuaian-asimilasi. dan. akomodasi-sistem. kognisi. seseorang. berkembang dari satu tahap selanjutnya, sehingga mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalaman di lingkungan. Namun demikian ada kondisi yang dapat menimbulkan konflik kognitif (disequilibrium), yakni semacam ketidaknyamanan mental yang mendorong untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mendorong untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mereka saksikan. Dengan melakukan penggantian, mengorganisasi kembali atau mengintegrasikan secara baik skema-skema mereka (melalui akomodasi), anak-anak akhirnya mampu memecahkan konflik, mampu memahami kejadian-kejadian yang sebelumnya membingungkan,. serta. kembali. mendapatkan. keseimbangan. pemikiran.. Pergerakan dari equilibrium ke disequilibrium dan kemudian kembali lagi menjadi equilibrium atau proses yang meningkatkan perkembangan pemikiran dan pengetahuan anak dari satu tahap ke tahap yang lebih kompleks inilah yang disebut Piaget dengan istilah equilibrium (ekuilibrasi) (Desmita, 2009: 101).. 8.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif Piaget mengelompokkan tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional formal. Tahap sensorimotor terjadi pada usia 0-2 tahun, tahap praoperasional pada usia 2-7 tahun, tahap operasional konkret terjadi pada usia 7-11 tahun dan tahap operasi formal terjadi pada usia 11 tahun ke atas. Tahap sensorimotor seorang anak ditandai dengan ketrampilan memecahkan masalah seperti menghisap jempol, memegang sesuatu benda, dan meniru suatu gerakan. Tahap praoperasional ditandai dengan anak sudah mampu mencoba menceritakan sesuatu yang terjadi dihadapannya, berkhayal, dan egoisentrisme. Selanjutnya, pada tahap operasional konkret anak mulai mampu mengurutkan objek berdasarkan ukuran, ciri dan bentuk, mengklasifikasi, memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut bentuk, ukuran atau karakteristik lainnya. Anak juga sudah dapat bekerja dengan temannya, mengetahui konsep ruang dan waktu, dapat membedakan kenyataan dan fantasi, serta mampu untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Sedangkan tahap operasional formal ditandai dengan anak sudah mampu berfikir secara abstrak, menalar secara logis, menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia, dan dapat memahami halhal seperti cinta, bukti logis, dan nilai (Suparno, 2001: 24). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas V berada pada tahap operasional-konkret yaitu pada rentang usia 7-11 tahun. Tahap operasional konkret (concrete operations) ini ditandai dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturanaturan tertentu yang logis. Anak sudah dapat memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi-itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan ke awalnya lagi. Ciri utama tahap operasi konkret ini adalah adanya transformasi reversibel dan sistem kekekalan. Pada tahap ini anak juga sudah maju dalam hal mengurutkan (seriasi) dan mengklasifikasikan objek (Suparno, 2001: 69). Anak dapat mengembangkan system pemikiran yang logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2001: 69). Pemikiran anak juga lebih decentring dari pada tahap. 9.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sebelumnya, yaitu dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Tahap operasi konkret tentu ditandai dengan adanya system operasi berdasarkan apa pun yang kelihatan nyata atau konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret dan belum bersifat abstrak. Anak masih mengalami kesulitan untuk memecahkan persoalan yang mengandung banyak variabel. Oleh karena itu, meskipun intelegensi anak pada tahap ini sudah maju, namun cara berpikir seorang anak tetap masih terbatas. Cara berpikirnya masih berdasarkan sesuatu yang konkret (Suparno, 2001: 70).. 2.1.1.3 Teori pembelajaran anak Berbeda dengan teori Piaget yang menjelaskan bahwa seorang anak akan belajar lebih baik dengan pengalaman nyata pada kehidupannya, teori Vygotsky menitikberatkan. anak. akan belajar melalui. interaksi. dari faktor-faktor. interpersonal (sosial), kultural-historis, dan individual sebagai kunci dari perkembangan manusia (Tudge, dalam Schunk, 2012: 339). Interaksi dari faktorfaktor interpersonal merupakan bagaimana anak berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya, sebagai contoh di lingkungan sekolah maupun di sekitar rumah. Dengan interaksi sosial ini maka akan mendorong proses-proses perkembangan anak sehingga kemampuan berpikir mereka juga akan bertumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Aspek kultural-historis menonjolkan pemikiran bahwa pembelajaran dan perkembangan tidak dapat dipisahkan dari konteksnya. Cara siswa berinteraksi dengan dunia mereka dengan orang-orang, objek, dan intuisi-intuisi didalamnyamengubah cara berpikir mereka. Makna-makna konsep berubah ketika dihubungkan dengan dunia. Hal ini berarti bahwa lingkungan disekitar anak sangatlah penting karena lingkungan tersebut menjadi sebuah wahana bagi anak untuk menggali dari mana asal pengetahuan mereka (Gredler, dalam Schunk, 2012: 339). Vygotsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal Development (ZPD), yang merupakan dimensi sosiokultural yang penting sebagai dimensi psikologis. Zone of Proximal Development (ZPD) adalah jarak antara tingkat perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat. 10.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. perkembangan yang dimaksud terdiri dari empat tahap: Pertama, more dependence to other stage, yakni tahapan di mana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebaya, orangtua, guru, masyarakat, dan ahli. Dari sinilah model pembelajaran kooperatif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif. Kedua, less dependence external assistance stage, di mana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri. Ketiga, internalization and automatization stage, di mana kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. Keempat, de-automatization stage, di mana kinerja anak mampu mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang, bolak-balik atau recursion. Teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh vygotsky ini disebut dengan konstruktivisme sosial (Yaumi, 2013: 43-44). Berdasarkan teori Piaget, anak dengan tahap operasional konkret khususnya dalam penelitian ini untuk kelas V dijelaskan bahwa anak sudah mulai belajar memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi, namun cara berpikir anak masih terbatas. Hal ini sesuai dengan teori Vygotsky, yaitu bahwa anak belajar dengan interaksi-interaksi dengan lingkungan termasuk guru maupun teman sebaya. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya menggunakan metode yang. dapat. membantu. siswa. melakukan. pemecahan. masalah. dengan. didukung/dibimbing oleh lingkungan. Metode yang dapat digunakan yaitu inkuiri terbimbing.. 2.1.2 Metode Inkuiri 2.1.2.1 Pengertian Metode Inkuiri “Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris; ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas” (Roestiyah, 2001: 75). “The inquiry model is a process-oriented instructional model that aims to teach students the skills, knowledge, and disposition required for thinking systematically to answer important questions” (Kilbane, 2014: 244). Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun. 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Scmidt, dalam Putra, 2013: 85). Jadi dapat disimpulkan bahwa inkuiri adalah proses untuk mendapatkan suatu jawaban, memecahkan masalah dari suatu pertanyaan dengan menggunakan kemampuan berpikir sistematis, kritis, dan logis. Ciri-ciri dari pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri (Majid, 2014), yaitu: 1. Metode Inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal. Kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan metode inkuiri dibuat agar siswa benar-benar belajar mandiri di sekolah, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator disaat siswa membutuhkan alat dan bahan yang diperlukan, sedangkan motivator disaat siswa merasa kurang bersemangat dalam menjalani pembelajaran di kelas. Siswa diberikan wewenang penuh untuk menemukan sendiri makna dari pembelajaran di kelas. 2. Metode inkuiri menekankan proses mencari dan menemukan sendiri solusi atau jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Proses ini dilakukan dengan cara tanya jawab antara guru dengan siswa untuk menggali pengetahuan mereka. 3. Metode inkuiri ini digunakan dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis pada seorang anak. Diharapkan siswa tidak hanya mengerti akan materi pembelajaran saja, namun juga dapat menggunakan potensinya secara maksimal untuk memajukan dirinya sendiri.. 2.1.2.2 Prinsip metode Inkuiri Berikut ini adalah prinsip-prinsip penggunaan metode inkuiri (Majid, 2014: 174) : 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama metode inkuiri adalang pengembangan kemampuan berpikir. Jadi, metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.. 12.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menepatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 3. Prinsip bertanya Guru harus mengembangkan kemampuan bertanya kepada siswa, karena dengan menjawab pertanyaan guru siswa sudah melewati proses berpikir. 4. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan berarti hanya mengingat fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi otak. 5. Prinsip keterbukaan Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai. kemungkinan. sebagai. hipotesis. yang. harus. dibuktikan. kebenarannya.. 2.1.2.3 Jenis-jenis Metode Inkuiri Jenis-jenis metode inkuiri dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut (Sund and Trowbridge, dalam Mulyasa, 2007): 1. Inkuiri terbimbing (guided inquiry); dalam metode ini peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. 2. Inkuiri bebas (free inquiry), metode ini digunakan bagi peserta didik yang telah berpengalaman dengan pendekatan inkuiri. Peserta didik bebas melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan, sehingga peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. 3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry); dalam metode ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Peran guru untuk membimbing hanya. 13.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. terbatas sehingga siswa diajarkan untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis metode inkuiri di atas, maka metode inkuiri yang paling tepat diterapkan dalam pembelajaran untuk siswa kelas V adalah metode inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberikan pertanyaan awal sebagai tuntunan kepada siswa untuk mengarahkan kepada suatu diskusi (Putra, 2013: 96). Pendekatan ini biasanya digunakan untuk siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran inkuiri. Guru berperan sebagai pembimbing yang memberi petunjuk atau bimbingan kepada siswa dalam melakukan suatu tugas agar siswa mampu memahami konsep-konsep pelajaran. Siswa akan mengerjakan tugas-tugas baik melalui tugas kelompok maupun tugas individu, agar dapat menyelesaikan/memecahkan masalah dan menarik suatu kesimpulan. Metode inkuiri ini juga disebut dengan istilah “guided discoveryinquiry”. Guided discovery-inquiry digunakan apabila dalam pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa (Amien, 1987: 137). Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) adalah sebagai berikut (Kilbane, 2014: 253): Tabel 2.1 Langkah-langkah Metode Inkuiri No. Langkah-langkah Peran Guru 1 Mengajukan Guru mengajukan sebuah pertanyaan pertanyaan.. 2. Membuat hipotesis. Guru meminta siswa untuk membuat hipotesis.. 3. Mengumpulkan data. 4.. Menguji hipotesis (Menganalisa data). 5.. Menarik kesimpulan. Guru membantu siswa menemukan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan data yang diperlukan untuk menganalisis hipotesis mereka. Guru mengajak siswa untuk menganalisis hipotesis mereka. Guru meminta siswa untuk. Tugas Siswa Siswa membaca dan/ mendengarkan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan atau masalah yang diajukan guru. siswa mengembangkan hipotesis secara individu maupun dalam kelompok kecil. Siswa mengorganisasikan data yang akan mereka uji.. Siswa menguji hipotesis mereka dengan menganalisa data. Siswa merangkum hasilnya. 14.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6.. Melakukan evaluasi. merangkum dan membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh. Guru meminta siswa untuk menganalisa proses inkuiri yang telah dilakukan dengan merefleksikan apa yang telah mereka lakukan dan mereka pelajari. dan membuat kesimpulan.. Siswa merefleksikan proses inkuiri secara keseluruhan, termasuk apa yang mereka lakukan dan mereka pelajari.. Kegiatan-kegiatan dalam metode inkuiri menuntut siswa memiliki kemampuan berpikir yang menyeluruh dari tingkat sederhana ke tingkat tinggi. Kegiatan inkuiri mengharuskan siswa memiliki kemampuan mengaplikasi dan menganalisis dengan baik. Pada kegiatan mengumpulkan data siswa harus mempunyai kemampuan mengaplikasi terhadap apa yang direncanakan. Setelah itu, pada proses menguji hipotesis, mengumpulkan data, membuat kesimpulan, maupun dalam melakukan evaluasi siswa harus dapat menganalisis dengan baik data-data yang telah dikumpulkan. Sementara itu, Sanjaya (2006: 199-203) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran dengan metode inkuiri sebagai berikut: 1. Orientasi Orientasi adalah langkah untuk mempersiapkan suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa masuk pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang diberikan kepada siswa haruslah persoalan yang menantang mereka untuk mau memecahkan masalah tersebut. 3. Mengajukan/merumuskan hipotesis Merumuskan hipotesis adalah mengajukan jawaban sementara terhadap apa yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah ekspeimen atau observasi. 4. Mengumpulkan data Mengumpulkan data yaitu aktivitas memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.. 15.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Menguji hipotesis Yaitu proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini akan menggunakan tujuh langkah-langkah pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan. hipotesis,. melakukan. eksperimen,. menarik. kesimpulan,. mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah pembelajaran tersebut. 1. Orientasi Orientasi merupakan langkah untuk mempersiapkan suasana pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru dapat menjelaskan topik yang akan dipelajari, dan pokok-pokok kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa masuk pada persoalan yang menjadi topik pembelajaran. Guru berperan membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mereka ketahui jawabannya melalui kegiatan inkuiri. Pertanyaanpertanyaan tersebut akan membantu siswa menggali pemahaman mereka mengenai topik yang sedang dipelajari secara lebih mendalam. 3. Merumuskan hipotesis Merumuskan hipotesis merupakan langkah mengajukan jawaban sementara terhadap apa yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah ekspeimen atau observasi. Hipotesis yang telah dirumuskan nantinya akan dapat diuji kebenarannya melalui eksperimen yang dilakukan dalam pembelajaran.. 16.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Melakukan eksperimen Eksperimen merupakan langkah di mana siswa melakukan percobaan untuk mengumpulkan data-data atau informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis hipotesis yang telah mereka buat. Kegiatan ini membantu siswa menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan di awal kegiatan. 5. Menarik kesimpulan Menarik kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil percobaan dan uji hipotesis yang dilakukan. Menarik kesimpulan dilakukan siswa dengan bimbingan dari guru. 6. Mempresentasikan hasil Kegiatan. presentasi. merupakan. kegiatan. menjelaskan. dan. melaporkan hasil percobaan mereka di depan kelas. Presentasi dilakukan siswa dengan menjelaskan rumusan masalah, hipotesis, langkah-langkah percobaan, dan menyampaikan kesimpulan yang mereka peroleh. 7. Melakukan evaluasi Evaluasi. merupakan. kegiatan. mengulas. kembali. materi. pembelajarn yang telah dipelajari. Siswa dengan guru bersama-sama melakukan pemeriksaan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan disesuaikan dengan data atau informasi yang relevan. Kekurangan ataupun kesalahan dalam melakukan percobaan mungkin saja terjadi. Siswa dan guru dapat memberikan kritik dan saran dari percobaan yang dilakukan. Guru juga meluruskan dan membenarkan pemahaman siswa yang masih kurang tepat.. 2.1.3 Proses Kognitif Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanan katanya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, dalam Syah, 1997: 66-67).. 17.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kategori-kategori. pada. dimensi. proses. kognitif. merupakan. pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan. Kategori-kategori ini merentang dari proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan, yaitu mengingat, kemudian memahami dan mengaplikasikan, ke proses-proses kognitif yang jarang dijumpai, yakni menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). 1. Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Mengingat berisikan dua proses kognitif yang lebih spesifik, yakni mengenali dan mengingat kembali. 2. Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Mengaplikasi mencakup dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan . 4. Menganalisis. berarti. memecah-mecah. materi. jadi. bagian-bagian. penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Menganalisis berisikan tiga proses kognitif yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 5. Mengevaluasi ialah mengambil keputusan berdasarkan criteria dan atau standar. Mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa dan mengkeritik. 6. Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Mencipta mencakup proses kognitif merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Penelitian ini akan difokuskan pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis saja karena kedua kemampuan tersebut termasuk ke dalam beberapa. 18.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. bagian penting dalam proses pembelajaran tematik di SD khususnya materi pelajaran IPA. Kedua variabel atau kemampuan tersebut sangat berhubungan dengan kegiatan siswa dalam proses inkuiri.. 2.1.3.1 Proses Kognitif Mengaplikasi Mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Kategori mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan (Anderson & Krathwohl, 2010: 100). 1. Mengeksekusi, yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang familier, (misalnya membagi suatu bilangan dengan bilangan lain, kedua bilangan tersebut terdiri dari beberapa digit). Kata kerja lainnya dari mengeksekusi adalah melaksanakan. 2. Mengimplementasikan, yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak familier (misalnya, menggunakan hukum newton kedua pada konteks yang tepat). Kata kerja lainnya untuk proses kognitif mengimplementasikan adalah menggunakan, menerapkan, menguraikan, dan lain-lain. Penelitian ini meneliti tiga proses kognitif untuk variabel mengaplikasi, yaitu melaksanakan, menggunakan, dan menguraikan.. 2.1.3.2 Proses Kognitif Menganalisis Menganalisis. adalah. memecah-mecah. materi. jadi. bagian-bagian. penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Menganalisis terdiri dari proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson & Krathwohl, 2010: 101). 1. Membedakan, artinya membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting (Misalnya, membedakan antara bilangan yang relevan dan bilangan yang tidak relevan dalam soal cerita matematika). Kata kerja lain dari membedakan yaitu menyendirikan, memilah, memfokuskan, dan memilih.. 19.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Mengorganisasi, artinya dapat menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur (Misalnya, menyusun buktibukti dalam cerita sejarah jadi bukti-bukti yang mendukung dan menentang suatu penjelasan historis). Kata kerja lain dari mengorganisasi adalah menemukan koherensi, memadukan, membuat garis besar, mendeskripsikan peran, dan menstrukturkan. 3. Mengatribusikan, artinya menentukan sudut pandang, bias, nilai, atau maksud dibalik materi pelajaran (Misalnya, menunjukkan sudut pandang penulis suatu esai sesuai dengan pandangan politik si penulis). Kata kerja lain dari mengatribusikan adalah mendekonstruksi. Proses membedakan,. kognitif. yang. diteliti. mengorganisasikan,. pada. dan. variabel. menganalisis. mengatribusikan.. Metode. yaitu inkuiri. memungkinkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan proses scientifik. Pembelajaran dengan pendekatan scientifik saat ini sudah dikembangkan dalam kurikulum 2013 yaitu dalam pembelajaran tematik.. 2.1.4. Pembelajaran Tematik. 2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan pembelajaran terpadu, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan autentik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik (Trianto, 2011: 139). Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu (Majid, 2014: 85). Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra-mata pelajaran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan tersebut peserta didik akan. memperoleh. pengetahuan. dan. keterampilan. yang. utuh. sehingga. 20.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik/terpadu merupakan suatu metode pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran.. 2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain: pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi. kebermaknaan. belajar. siswa.. Pengalaman. belajar. yang. menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan memnentuk skema, sehingga akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (Trianto, 2009: 86-87). Pembelajaran tematik di sekolah dasar sebagai suatu model pembelajaran di sekolah memiliki karakteristik sebagai berikut (Majid, 2014: 89-90): 1. Berpusat pada siswa Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung yang dialami. 21.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ini, siswa dihadapkan langsung pada sesuatu yang konkret (nyata) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak. 3. Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas Pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas karena yang menjadi fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh sehingga dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Bersifat fleksibel Pembelajaran bersifat luwes di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Guru juga dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa dan keadaan lingkungan di sekolah maupun di daerah tempat tinggalnya. 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar secara aktif, dan siswa memperoleh pengalaman langsung. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Mata pelajaran yang di dalamnya memungkinkan berbagai percobaan seperti pada pembelajaran inkuiri salah satunya adalah IPA. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada materi pelajaran IPA saja.. 2.1.5 Hakikat IPA IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Samatowa, 2011: 2). Nash (dalam Samatowa, 2011: 3) menjelaskan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta. 22.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menghubungkannya. antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga. keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia (Samatowa, 2011: 3). IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten (Powler, dalam Samatowa, 2011: 3). IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3).. IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan. menggunakan metode ilmiah (Samatowa, 2011: 3). Pengajaran IPA di Sekolah Dasar perlu memberikan kesempatan anak untuk. berlatih. keterampilan-keterampilan. proses. IPA. dan. yang. perlu. dimodifikasikan dengan tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011:5). Keterampilan proses sains/IPA adalah mengamati, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk memprediksi apa yang terjadi, dan menguji prediksi-prediksi di bawah kondisi-kondisi itu untuk melihat kebenarannya (Paolo&Marten, dalam Samatowa, 2011:5).. 2.1.6. Materi IPA mengenai Listrik Materi IPA pada penelitian ini diambil dari Tema 3 yaitu “Kerukunan. dalam bermasyarakat” dengan subtema 1 “Hidup Rukun”. Materi IPA yang difokuskan pada tema ini yaitu mengenai “Listrik”. Meskipun demikian materi listrik hanya dibatasi mengenai: sumber-sumber listrik, rangkaian listrik, jenisjenis rangkaian listrik;. rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.. 23.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kompetensi dasar yang diambil ialah 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari, dan 4.3 Merancang dan membuat rangkaian seri dan paralel menggunakan sumber arus searah. 1. Mengenal listrik dan sumber listrik Listrik adalah energi yang dihasilkan akibat dari gerak elektron. Elektron adalah muatan negatif yang dimiliki suatu benda. Lawan dari elektron adalah proton sebagai muatan positif. Benda-benda yang dapat menghasilkan energi listrik dinamakan sumber listrik (Kusumawati, 2014: 115). Apa sajakah sumber energi listrik itu? Inilah sumber-sumber listrik. a. Baterai Baterai merupakan sumber energi listrik yang paling mudah ditemukan. Listrik yang dihasilkan baterai disebut listrik searah (DC). Baterai disebut juga sebagai elemen kering karena listrik baterai dihasilkan dari bahan-bahan kering (Kusumawati, 2014: 115). Baterai dapat dimanfaatkan untuk berbagai peralatan listrik seperti senter, kamera, dan radio. Menurut cara menyimpan listrik, baterai dapat dibagi menjadi dua, yaitu baterai sekali pakai dan baterai isi ulang. Baterai sekali pakai adalah baterai yang hanya dapat dipakai sekali. Setelah listrik dalam baterai habis, baterai tidak dapat digunakan. Sebaliknya, baterai isi ulang adalah baterai yang dapat diisi ulang jika listrik di dalamnya telah habis (Kusumawati, 2014: 115). Bagian-bagian baterai dapat dilihat pada gambar di bawah ini.. Gambar 2.1 Bagian-bagian baterai (Sumber: Zulfikar, 2009: 53). 24.

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-langkah Metode Inkuiri
Gambar 2.1 Bagian-bagian baterai  (Sumber: Zulfikar, 2009: 53)
Gambar 2.2 Bagian-bagian Aki  (Sumber: Zulfikar, 2009: 54)
Gambar 2.3 Generator  (Sumber: Zulifikar, 2009: 54)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gizela Ovdelita Yunika. Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada konsep geometri bangun datar dalam

Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi adalah 94% yang setara dengan

KALASAN YOGYAKARTA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kata kunci : metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, mata pelajaran IPA. Penelitian ini

KALASAN YOGYAKARTA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kata kunci : metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, mata pelajaran IPA. Penelitian ini

Lestari, Dewi Ayu. Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada pelajaran IPA Siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta. Yogyakarta:

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengaplikasi dan

ABSTRAK Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Sundosari Pratiwi NIM: