• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat adalah komunikasi massa. Komunikasi massa adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat adalah komunikasi massa. Komunikasi massa adalah"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang pesat. Salah satu bagian dari ilmu komunikasi yang sedang berkembang pesat adalah komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan media massa (Effendy, 2006: 20). Media massa dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan media elektronik. Media massa cetak terdiri dari surat kabar, tabloid, dan lain-lain, sedangkan media massa elektronik terdiri dari radio, film, televisi, dan lain-lain.

Televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan keberadaannya jauh melampaui media-media massa lain, seperti media cetak koran, majalah, apalagi buku . Televisi pada saat ini telah menjadi salah satu prasyarat yang “harus” berada ditengah-tengah kita. Sebuah rumah, baru dikatakan lengkap jika ada pesawat televisi didalamnya, dan hal ini tidak hanya berlaku pada masyarakat kota yang relatif kaya, melainkan telah merambah kepelosok-pelosok desa, dirumah-rumah hunian liar, dipinggir-pinggir sungai kota, ataupun dibawah jembatan layang (Wirodono, 2006: viii).

Kemajuan televisi sangat berhubungan dengan fungsinya sebagai media massa elektronik. Hingga saat ini, Negara Indonesia telah memiliki sebelas stasiun televisi nasional yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra

(2)

Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV), Global TV, Trans7, Metro TV, TVOne, dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Selain televisi nasional, saat ini hampir setiap daerah (terutama kota-kota besar) di Indonesia telah memiliki stasiun televisi lokal. Stasiun televisi yang ada di kota Medan antara lain adalah TVRI Medan, Deli TV, Space Toon dan DAAI TV. Saat ini juga telah mengudara dalam masa percobaan siaran televisi Bahana TV (sumber : http//id.wikipedia.org/wiki/kota Medan

Jika pada awalnya televisi berfungsi sebagai media penyampai informasi kini tv lebih berperan sebagai media hiburan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) diketahui, bahwa 70 persen tayangan televisi swasta lebih banyak menampilkan unsur hiburan daripada pendidikan dan informasi (sumber :

).

http/

Dengan majunya perkembangan televisi di Indonesia dewasa ini, maka semakin marak pula acara-acara yang menarik untuk dinikmati pemirsanya. Salah satu acara yang banyak menjadi pilihan stasiun televisi untuk ditayangkan adalah acara film animasi atau kartun (sumber:

. Televisi telah menghadirkan berbagai bentuk acara ditengah-tengah masyarakat. Mulai dari tayangan sinetron, film, komedi situasi (sitcom), talkshow, tayangan berita, infotainment, reality show, kuis, iklan, program olah raga, dan lain-lain.

http//id.inspiredkidsmagazine.com). Banyak sekali stasiun TV yang menayangkan film animasi untuk menarik perhatian audiencenya, khususnya anak-anak. Diantaranya (Shinchan dan Doraemon di RCTI), (Spongebob, Naruto, Kapten Tsubasa dan Avatar di Global

(3)

TV), (Detective Conan, dan Bleach di Indosiar), (Popeye, dan Tom and Jerry di TPI), dan lain-lain.

Film animasi pada umumnya berdasarkan cerita-cerita fantasi, karena itu pada umumnya anak-anak menyukai film animasi sebab digunakan sebagai media berfantasi atau untuk berkhayal. Selain itu, film ini juga dapat digunakan sebagai wadah terjadinya proses peniruan, dimana hal ini juga menjadi faktor penting bagi seorang anak. Faktor daya khayal sendiri sangat dominan dalam kehidupan anak-anak. Daya khayal bahkan merupakan unsur yang memungkinkan dan mendukung kreatifitas. Kodrat daya khayal pada umumnya bersumber pada keinginan anak-anak akan kebebasan, juga merupakan kelanjutan dari hasrat dan kebutuhan tertentu yang ada dalam dirinya. Dapat dikatakan dominasi untuk berfantasi dalam kehidupan anak-anak sangat besar.

Salah satu stasiun televisi yang banyak menyajikan tayangan film animasi adalah TPI. TPI berdiri pada tahun 1991, dahulunya merupakan singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia, kini berubah nama menjadi Televisi Paling Indonesia. Pergantian nama tersebut dilakukan pada tahun 2000 dan diharapkan akan menjadi media spesifik dalam penyebaran informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat. TPI berkomitmen untuk memberikan sajian terbaik bagi pemirsa diseluruh tanah air melalui peningkatan kualitas tayangan (sumber: http/

Film animasi Upin & Ipin ini hadir dengan tema baru yang lain dari film anak-anak biasanya, dimana banyak ditampilkan berdasarkan cerita-cerita fantasi,

). Dalam usaha meningkatkan kualitas tayangan kepada pemirsanya, TPI berinisiatif menayangkan film animasi Upin & Ipin.

(4)

adegan kekerasan seperti memukul, menembak, dan menganiaya, bahkan adegan saling membunuh yang memang sangat tidak layak ditonton oleh anak-anak. Menurut Gunarsa (1997: 189) pengaruh film di televisi sangat besar terhadap anak. Tingkah laku para tokoh dalam film di televisi akan menjadi model untuk ditiru. Berbeda jauh dengan film animasi yang banyak ditayangkan sebelumnya, Film animasi Upin & Ipin ini sangat mendidik bagi anak-anak. Banyak ilmu agama dan pembelajaran yang sarat dengan pesan-pesan moral tentang sikap dan perilaku sehingga patut menjadi contoh bagi pemirsa khususnya anak-anak. Dialog yang disampaikan dengan bahasa melayu menjadi khas dan unik di telinga pemirsa anak-anak dan keluarga Indonesia . Sifatnya sangat sederhana, komunikatif, dan mendidik.

Tayangan ini awalnya ditayangkan di TV9 Malaysia sekitar tiga tahun lalu tetapi karena kehadirannya masih relatif baru di Indonesia, maka seri Upin & Ipin masih layak untuk ditonton karena sangat menarik. Kini tayangan film animasi Upin dan Ipin ini dapat dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya anak-anak di stasiun televisi swasta TPI. TPI telah menayangkan program yang diproduksi oleh Les’ Copaque ini sejak tahun 2009. Kita dapat menyaksikan film ini setiap harinya pada pukul 15.30 WIB, untuk hari Senin hingga Jumat Film animasi ini dapat pula kita saksikan dipagi hari pada pukul 07.30 WIB. Khusus dihari Minggu film Animasi ini ditayangkan pada pukul 08.00 dan 19.00 WIB (sumber : http//www.tpi.tv

Film animasi ini bercerita tentang dua anak kembar yang bernama Upin dan Ipin. Kedua anak ini berusia lima tahun. Mereka adalah anak yatim piatu ). Saat ini jadwal penayangannya di TPI sering berubah-ubah karena naiknya rating.

(5)

yang tinggal bersama kakaknya yang bernama Kak Ros, dan Neneknya (disana dipanggil Opah). Mereka Tinggal dirumah panggung yang berada dikampung komunitas orang-orang Melayu. Upin & Ipin merupakan tokoh protagonis dimana Upin lahir 5 menit lebih awal sehingga ia merupakan kakak dari Ipin. Dengan ciri-ciri botak dan hanya ada sehelai rambut di kepalanya, berbaju kuning, bertindak sebagai pimpinan diantara keduanya. Ipin menggunakan baju warna biru, menggemari ayam goreng dan merespon hal-hal yang ia setujui dengan kata “betul, betul, betul”. Keduanya memiliki teman-teman yang unik, baik yang berasal dari etnis Cina, si Mei Mei, yang bergaya ala orang India yakni Jarjit, dan Rajoo, ada Ehsan dan Fizi, serta ada pula yang berasal dari Indonesia yaitu Susanti. Kehadiran kawan-kawan Upin & Ipin menggambarkan keberagaman khas masyarakat Malaysia yang memang dihuni oleh masyarakat dunia selain bangsa Melayu, Cina, India, dan juga Indonesia.

Upin dan Ipin banyak mengetengahkan kisah keseharian masyarakat Melayu, yang rumpun budayanya dekat dengan budaya Indonesia. Dengan bahasa Melayunya serta keluguan khas anak-anak, Upin & Ipin dan Kawan-kawannya menyampaikan beragam cerita yang ada di kehidupan sehari-hari secara ringan sehingga mudah ditangkap oleh anak-anak. Banyak ilmu agama dan pembelajaran yang sarat dengan pesan-pesan moral tentang sikap dan perilaku seperti berpuasa, mengaji, berbuat baik kepada sesama, saling tolong menolong, dan mematuhi perkataan orang tua.

Keberadaan animasi Upin & Ipin yang merupakan film bertemakan edukasi moral bagi anak kini bisa kita tonton setiap harinya di TPI, namun sebelumnya dunia pertelevisian kita juga pernah menayangkan tema moral sejenis yaitu film Si

(6)

Unyil. Film animasi Unyil sempat menyedot perhatian para pecinta kartun di Indonesia khususnya anak-anak. Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari sangat kental dengan budaya Jawa dan Betawi. Jika animasi Unyil masih berupa seri boneka, maka Upin & Ipin disajikan dalam bentuk 3 dimensi sehingga gambar tersebut seolah-olah memang benar-benar hidup.

Tayangan film animasi Upin & Ipin tengah marak ditayangkan di TPI. Kebanyakan penelitian selama ini hanya mengetengahkan penelitian yang berhubungan dengan efek kekerasan film animasi terhadap anak-anak seperti Shinchan, dan Naruto. Khusus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) penelitian tentang animasi yang memberikan edukasi terhadap anak masih minim ditemukan. Berdasarkan pengamatan peneliti, film Dora The explorer merupakan satu-satunya penelitian mengenai film animasi yang dapat memberikan edukasi terhadap anak yang terdapat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP khususnya Ilmu Komunikasi.

Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Mukhlisin merupakan sekolah pesantren modern, dimana sekolah ini memiliki jadwal dan rutinitas yang berbeda dari Sekolah Dasar pada umumnya. Peraturan yang diberlakukan disekolah ini pun berbeda dengan SD lainnya dimana jam masuk sekolah pukul 07.30 pagi dan pulang sekolah pada pukul 15.00 sore. Jika dibandingkan dengan Sekolah dasar pada umumnya tentu jadwal yang diberlakukan sangat berbeda, dimana anak SD biasanya pulang antara pukul 12.00 hingga pukul 13.00 Siang. Begitu juga halnya dengan rutinitas keseharian mereka, dimana mereka dituntut untuk memiliki pengetahuan lebih dari siswa SD lainnya. Sehingga setiap harinya

(7)

mereka diberi tugas rumah oleh para guru untuk melatih kemampuan kognitif. Jadwal keseharian mereka begitu padat baik disekolah maupun dirumah. Apalagi disekolah mereka diberikan pelajaran tambahan seperti Bahasa Arab, sempoa, Bahasa Inggris, dan komputer. Jika ada pelajaran tambahan yang diberikan oleh guru, maka siswa siswi SD Al-Mukhlisin pulang pada pukul 16.00 sore. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya hal ini membuat para siswa dan siswi yang bersekolah disana jarang menonton televisi. Menurut peneliti hal ini sangat menarik karena ditengah kesibukan menghadapi rutinitas kesehariannya apakah siswa siswi yang bersekolah disana masih menyempatkan diri dan berminat untuk menonton film animasi Upin & Ipin.

Film animasi Upin & Ipin merupakan film animasi yang bertemakan pelajaran moral yang bersifat religi khususnya tentang ajaran Islam yang menceritakan seputar ibadah puasa, sembahyang, mengaji, dan berbuat baik kepada sesama. Pelajaran moral yang disampaikan didalam film ini sangat sesuai dengan apa yang diajarkan disekolah SD MIS Al-Mukhlisin yang notabene adalah sekolah pesantren. Hal ini sangat menarik, karena apakah sinkronisasi antara tema moral film dengan pelajaran moral mereka disekolah benar-benar menimbulkan ketertarikan mereka untuk menonton, atau apakah ada hal-hal lain yang menimbulkan ketertarikan mereka untuk menyaksikan film animasi Upin & Ipin.

Oleh sebab itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai sejauhmanakah film animasi Upin & Ipin berpengaruh terhadap minat menonton anak di SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa km 12,5 Desa Bangun sari Kota Tanjung Morawa.

(8)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :

“Sejauhmanakah tayangan film animasi Upin & Ipin di TPI berpengaruh Terhadap minat menonton anak di SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota Tanjung Morawa?”.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang lebih spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilaksanakan di SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota Tanjung Morawa.

2. Penelitian ini bersifat korelasional dan terbatas pada minat menonton anak terhadap tayangan film animasi Upin & Ipin yang meliputi perhatian, persepsi dan keinginan.

3. Sampel dalam penelitian ini adalah responden kelas IV-VI yang pernah menonton film animasi Upin & Ipin minimal tiga kali.

(9)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat minat menonton anak terhadap film animasi Upin & Ipin yang ditayangkan di TPI.

2. Untuk melihat hal-hal yang menjadi daya tarik anak menonton film animasi Upin & Ipin.

3. Untuk melihat hal-hal yang disukai maupun yang tidak disukai anak didalam film animasi Upin & Ipin.

4. Untuk mencari hubungan antara tayangan film animasi Upin & Ipin terhadap minat menonton anak di SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota Tanjung Morawa. Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi khususnya mengenai komunikasi massa dan mengenai dampak media massa.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tempat bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah dan menjadi wadah memperluas cakrawala pengetahuan khususnya media massa dan tayangannya.

(10)

3. Secara praktis, penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

1.5. Kerangka Teori

Rakhmat (1993:6), menyatakan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel , untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Nawawi (1993:40), menjelaskan setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka untuk mendukung pemecahan suatu masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang akan memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas. Teori yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi

Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan komunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Bahkan ketika manusia hendak berhubungan dengan orang lain pun menggunakan komunikasi.

Menurut Effendy (2006: 11) komunikasi pada hakikatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) pada orang lain (komunikan), pikiran itu bisa berupa gagasan, informasi, dan opini.

(11)

Rogers juga mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 2004: 19). Dengan begitu didalam berkomunikasi ada lima unsur yang tercakup, yaitu :

1. Komunikator 2. Pesan

3. Saluran 4. Komunikan 5. Efek

Berdasarkan paradigma Lasswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media/saluran dan menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2006:10).

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka (Nurudin, 2003:1). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film (Cangara, 2004: 36).

(12)

Menurut ahli, yang dimaksud dengan komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern, dan media massa ini adalah surat kabar, film, radio, dan televisi (Effendy, 2000:4). Jadi yang diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada masyarakat abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.

Komunikasi massa bersumber dari komunikator yang menyampaikan pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat luas. Jadi, salah satu ciri dari komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan merupakan pesan yang mengandung kepentingan publik.

1.5.2. Televisi Sebagai Media Massa

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 1993: 192).

Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. Media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur kata-kata, musik serta sound effect sehingga televisi mampu menarik perhatian khalayak lebih baik. Selain itu, televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan

(13)

mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya.

Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu (Baksin, 2006 :16). Saat ini khalayak sasaran televisi tidak lagi bersifat lokal, nasional, dan regional, tetapi sudah bersifat internasional atau global.

1.5.3 Film dan Film Animasi 1.5.3.1 Film

Macbride (1980: 69) berpendapat bahwa film adalah fenomena sosial, psikologi dan estetik yang kompleks. Film adalah dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar diiringi dengan kata kata musik, dengan demikian film adalah produksi yang multidimensional dan sangat kompleks melalui perkembangannya. Menurut Ardianto (2004:138) film dapat dikelompokkan pada jenis:

a. Film Cerita

Film cerita (story film) adalah jenis film yang mengandung suatu cerita. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya, maupun dari segi gambar yang artistik.

b. Film Berita

Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa, yang benar-benar terjadi.

(14)

c. Film Dokumenter

Film dokumenter (documentary film) didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan (Creative treatment of actuality)”. Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut.

d. Film Kartun

Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak-anak. sebagian besar film kartun, sepanjang diputar akan membuat kita tertawa karena kelucuan-kelucuan dari para tokoh pemainnya. Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonnya karena penderitaan tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, dapat pula film kartun mengandung unsur pendidikan, minimal akan terekam bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang selalu. 1.5.3.2 Film Animasi

Film kartun kini lebih dikenal dengan sebutan film animasi. Kata “animasi” sebenarnya adalah penyesuaian dari kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate yang dalam kamus umum Inggris-Indonesia berarti “menghidupkan”. Secara umum, animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan atau menggerakkan benda mati.

Maksudnya, sebuah benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat, dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak atau hanya berkesan hidup.

(15)

Sebenarnya, sejak jaman dulu manusia telah mencoba menganimasi gerak gambar binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol Utara sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih Mereka mencoba untuk menangkap gerak cepat lari binatang, seperti celeng, bison atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk (Hallas, 1976:23).

Film animasi merupakan suatu teknik komunikasi visual yang pada dasarnya digunakan untuk menjelaskan secara kompleks, untuk menyatakan sesuatu yang tidak tampak, dan menjelaskan secara rinci tentang gerakan-gerakan yang dilakukan tokoh-tokoh didalam film. Film animasi memiliki beberapa karakteristik tersendiri yang membedakannya dari film-film lainnya, diantaranya:

1. Menggunakan Gerakan Hidup (live Action)

Animasi memanfaatkan gerakan-gerakan hidup seperti gerakan asli. Animasi menampilkan gerakan-gerakan hidup untuk memperlihatkan dua dunia secara bersamaan.

2. Menggunakan Gambar

Animasi menggunakan berbagai variasi gambar untuk mengilustrasikan tokoh-tokoh yang terlibat didalamnya. Gambar-gambar ini secara keseluruhan akan mewakili tokoh-tokoh secara imajinatif, tepat, cocok, dan mengandung nilai estetis. Kekuatan pada film animasi terletak pada kecerdasan membuat gambar.

(16)

3. Merupakan Sinkronisasi Antara Bahasa (ucapan) dengan Suara Tiruan (Artificial Sound)

Penggunaan kata (ucapan) dengan suara-suara tiruan membantu untuk menekankan gambar dalam berbagai gerakan.

4. Menekankan Pada Warna

Warna dapat menekankan bagian-bagian khusus dari suatu gerakan. Warna dapat juga digunakan sebagai simbol dari objek sehingga berimplikasi pada psikologi termasuk didalamnya mood atau perasaan.

5. Alur Cerita yang Lucu

Secara umum film animasi diasosiasikan dengan humor. Tokoh-tokoh yang terdapat didalam film harus menyenangkan dan bertindak secara alami. Hal ini bergantung pada kemampuan animator (Hallas, 1976 :11).

1.5.4 Minat Menonton Anak

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan secara terus menerus dan disertai dengan rasa senang. Minat juga merupakan sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek, situasi, ataupun ide-ide tertentu, yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat seseorang, baik yang bersifat sementara maupun tetap dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya. Bentuk-bentuk minat adalah perhatian, persepsi, keinginan, dan perbuatan (Rakhmat, 2005: 51-52).

(17)

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, menonton adalah melihat pertunjukan gambar hidup dan sebagainya. Sedangkan menurut partowisastro, menonton merupakan perhatian yang spontan dari diri individu dimana individu berada ditengah-tengah layar putih dan apa yang dilihatnya seolah-olah terjadi didepan mata dan bukan bersifat bayangan saja. Minat menonton adalah suatu keadaan dimana dalam diri individu timbul ketertarikan terhadap suatu objek.

Menurut W. J. S. Poewadarminta, anak adalah keturunan yang kedua. Anak merupakan individu yang berkembang, baik jasmani maupun jiwa kepribadiannya.

1.5.5 Teori SOR

Teori S-O-R merupakan singkatan dari teori Stimulus-Organism-Response. Teori ini semula berasal dari Psikologi, namun kemudian menjadi teori komunikasi karena objek model dari Psikologi dan Ilmu Komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 1999:254). Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;

a. Stimulus (S) = Pesan

b. Organism (O) = Responden/komunikan c.

(18)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah “how”, bukan “what” atau “why”. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa sikap yang dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Hovland, Janis, dan Kelley mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan

Gambar 1 Model S-O-R (Effendy, 1999: 254-255)

Bagan diatas menujukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.

Organism : • Perhatian • Pengertian • Penerimaan Stimulus Response

(19)

Proses berikutnya, komunikan mengerti, setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Model ini bilamana dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan, yakni tentang pengaruh tayangan film animasi Upin & Ipin terhadap Minat Menonton anak di SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota Tanjung Morawa.

Gambar 1.2 Model S-O-R

(Tayangan Film Animasi Upin & Ipin dan Minat Menonton Siswa SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota

Tanjung Morawa)

Gambar diatas menerangkan bahwa stimulus yang dimaksud adalah tayangan film animasi Upin & Ipin, sedangkan anak SD MIS Al-Mukhlisin yang

Stimulus Film Animasi Upin & Ipin di

TPI Organism Siswa SD MIS Almukhlisin Response Munculnya Minat Menonton Terhadap Film Animasi Upin &

(20)

telah diberikan rangsangan oleh tayangan tersebut merupakan komunikan atau juga disebut dengan Organism.

Minat Menonton anak merupakan efek atau response yang terjadi sebagai akibat dari komunikan menonton film kartun Upin dan Ipin di TPI.

1.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dirumuskan sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1993: 40). Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesa, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur lainnya (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah film animasi Upin & Ipin.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat Menonton anak.

(21)

1.7. Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep , dibentuk menjadi satu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1.3 Model Teoritis

1.8. Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat operasioanl variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian.

Adapun operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut : Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel (X)

Film Animasi Upin & Ipin

1. Menggunakan Gerakan Hidup - Gerakan khas berjalan - Gerakan khas makan Variabel X

Tayangan Film Animasi Upin & Ipin.

Variabel Y Minat Menonton Anak

(22)

2. Menggunakan Gambar - Gambar Tokoh

- Gambar Karakter khas tokoh 3. Merupakan Sinkronisasi Antara

Bahasa (kata) dengan Suara Tiruan (artificial sound)

- Ucapan khas - Dialek - Suara tokoh

4. Menekankan Pada Warna - Warna pakaian

- Warna benda-benda milik tokoh 5. Alur Cerita yang Lucu

6. Pesan Moral

7. Variabel Terikat (Y) Minat Menonton

1. Perhatian 2. Persepsi 3. Keinginan

8. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin 2. Kelas

3. Unsur-unsur yang mempengaruhi ketika menonton

1.9. Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

(23)

Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46).

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Film Animasi Upin & Ipin), terdiri dari : 1. Menggunakan Gerakan Hidup

Gerakan adalah perpindahan pada anggota badan ; tingkah laku, mengadakan aksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007). Didalam film animasi Upin & Ipin gerakan yang dimaksud adalah :

- Gerakan khas berjalan : yaitu gerakan berjalan yang menjadi ciri khusus para tokoh didalam film.

- Gerakan khas makan : yaitu gerakan makan yang menjadi ciri khusus para tokoh didalam film.

2. Menggunakan gambar

Gambar adalah perpaduan titik, garis, bidang, dan warna untuk mencitrakan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007 ). Didalam film animasi Upin & Ipin gambar yang dimaksud adalah gambar : - Tokoh : yaitu orang-orang yang bermain didalam film

- Karakter khas tokoh : yaitu gambar karakter khas yang diperankan tokoh didalam film.

3. Merupakan Sinkronisasi Antara Bahasa (kata) dengan Suara Tiruan (artificial sound)

(24)

(Wikipedia.org.com

- Ucapan khas : yaitu ucapan-ucapan yang sering dikatakan tokoh-tokoh didalam film yang menjadikan ciri khusus atas dirinya.

). Didalam film animasi Upin & Ipin Bahasa yang dimaksud adalah :

- Dialek : yaitu variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai misalnya bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007). Dalam film animasi Upin & Ipin dialek yang dimaksud adalah dialek Melayu.

- Suara tokoh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007, suara adalah bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia seperti pada waktu bercakap, menyanyi, tertawa, menangis. Didalam film animasi Upin & Ipin suara yang dimaksud adalah suara Upin, Ipin, Kak Ros, Opah, Cikgu Jasmin, Jarjit, Fizi, Ehsan, Mei mei, Mail, Susanti, dan Atok.

4. Menekankan Pada Warna

Warna adalah sifat cahaya yang dipancarkan sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007). Didalam film animasi Upin & Ipin warna yang dimaksud adalah : - Warna pakaian : yaitu warna pakaian yang dipakai oleh para tokoh

didalam film diantaranya, biru, kuning, merah jambu, hijau, dan lain-lain.

(25)

- Warna benda-benda milik tokoh : yaitu warna benda-benda yang dimiliki para tokoh didalam film diantaranya tas, sepeda, rumah, kucing, dan lain-lain.

5. Alur Cerita yang Lucu

Alur cerita adalah rangakaian peristiwa dalam suatu kejadian yang dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007).

6. Pesan Moral

Pesan adalah perintah, nasehat, permintaan, amanat yang disampaikan kepada orang lain. Moral adalah hal-hal yang dianggap baik atau buruk (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007). Didalam film animasi Upin & Ipin pesan moral adalah pesan mengenai hal-hal yang dianggap baik dari film tersebut, misalnya sembahyang, mengaji, puasa, membantu sesama, dan mematuhi perkataan orang tua.

2. Variabel Terikat (Y) Minat Menonton

a. Perhatian, terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain (Rakhmat, 2005: 52).

b. Persepsi, memberikan makna pada stimuli indrawi (Rakhmat, 2005: 51).

c. Keinginan, usaha seseorang untuk mencapai tujuan (Rakhmat, 2005: 35).

(26)

Karakteristik Responden

a. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan. b. Kelas : empat, lima, dan enam

c. Unsur-unsur yang mempengaruhi ketika menonton : bagaimana kebiasaan responden saat menonton apakah ditemani atau sendirian. 1.10. Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995:43). Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1995:44). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H0 : tidak terdapat hubungan antara film animasi Upin dan Ipin di TPI dengan minat menonton anak di SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota Tanjung Morawa. Ha : terdapat hubungan antara film animasi Upin & Ipin di TPI dengan

minat menonton anak di SD MIS Al-Mukhlisin Jl. Medan Tanjung Morawa Km 12,5 Desa Bangun Sari Kota Tanjung Morawa

Gambar

Gambar 1 Model S-O-R  (Effendy, 1999: 254-255)
Gambar 1.2  Model S-O-R
Gambar 1.3  Model Teoritis

Referensi

Dokumen terkait

Laringomalasia adalah kelainan kongenital pada laring berupa flaksiditas dan inkoordinasi kartilago supraglotik dan mukosa aritenoid, plika ariepiglotik dan

Pemerintah daerah memberikan pemeriksaan kesehatan bebas biaya sesudah lahir. Kapan pemeriksaan diadakan dan bagaimana prosedurnya tergantung pemerintah daerah setempat. Untuk

Konsep diri positif ada dalam diri orang yang dapat menerima dirinya secara apa adanya dengan segala resiko kekuatan dan kelemahannya.. Ia memiliki pengetahuan dan wawasan yang

Selanjutnya batang bawah (rimbang) juga dapat mengontrol waktu pembungaan terung belanda dimana dengan penyambungan tanaman dapat berbunga ± 6 bulan setelah penyemaian benih

Banyak game yang berbagai jenis genre dimana dalam pengoperasian dibutuhkan berbagai macam spesifikasi yang di bilang cukup tinggi.dengan melihat fenoma tersebut game

Sa bisperas pa naman ng araw ng kanyang pag-alis sa bahay niyang iyon isa lamang pinakamaliit sa mga brilyanteng iyon ay sapat nang pantubos kay Huli at makapagbigay ng kapanatagan

'DODP SHUNDZLQDQ DGDW 1LDV WLGDN GLNHQDO DGDQ\D SHQFHJDKDQ SHUNDZLQDQ ,QL GLVHEDENDQ NDUHQD WLGDN DGD OHPEDJD SHUNDZLQDQ DGDW \DQJ VHFDUD NKXVXV PHQDQJDQL SHUNDZLQDQ .HWLND

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan SPSS dapat diperoleh informasi bahwa terdapat peningkatan yang tidak signifikan antara pemberian teknik drill