• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR

PASSING BOLA VOLI

Ida Bagus Made Kusuma Putra, Dr I Gusti Lanang Agung Parwata,

Ni Luh Putu Spyanawati.

Penjaskesrek FOK Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja Indonesia

email:{

idabagusmade.kusumaputra@yahoo.co.id

,

agungparwata2010@yahoo.co.id

,

spyanawati@gmail.com

} @undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD Pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa kelas XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas. Dengan bentuk guru sebagai peneliti. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja yang berjumlah 20 orang siswa. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil analisis data rata-rata aktivitas belajar pada siklus I adalah 7,2 pada kategori aktif dan ketuntasan belajar pada siklus I mencapai 70%. Pada siklus II rata-rata aktivitas belajar secara klasikal adalah 7,5 pada kategori aktif dan ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 100%.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bola voli meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Disarankan kepada guru Penjasorkes dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi passing bola voli, karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Kata-kata Kunci : Model pembelajaran STAD, aktivitas, hasil belajar, bola voli.

Abstract

This study aims to improve the activity and learning outcomes volleyball passing (passing on and passing down) through the implementation of cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) In this study aims to improve the activity and learning outcomes the basic techniques of volleyball passing in class XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja the academic year 2016/2017. This research is classified as a class action research. With this form of the teacher as researcher. This research subject is class XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja totaling 20 students. Data were analyzed using descriptive statistical analysis.

The results of data analysis the average learning activities in the first cycle was 7.2 in the active category and mastery learning in the first cycle of 70%. In the second cycle the average activity in the classical learning was 7.5 in the category of active and mastery learning in the second cycle reaches 100%.

Based on the analysis of data and discussion can be concluded that learning volleyball improved through the implementation of cooperative learning model STAD in class XI student of SMK Accounting Global IT Bali Singaraja in the academic year 2016/2017. Penjasorkes recommended to teachers can implement cooperative learning model STAD on the material passing volleyball, because it can increase the activity and learning outcomes.

(2)

PENDAHULUAN

Fungsi pendidikan adalah

membimbing seseorang ke arah satu tujuan yang kita nilai tinggi, baik pengetahuan, pemahaman, sehingga ide-ide atau gagasan menjadi nyata. Seorang guru memiliki peran penting untuk mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Selain itu, guru juga dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan dukungan fasilitas yang ada.

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2001:79). Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan termasuk pembelajaran penjasorkes. Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan kesehatan yang dijadikan sebagai media untuk mencapai menghasilkan perubahan holistik dalam perkembangan individu

secara menyeluruh. Penjasorkes

merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran

jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara

sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

“Tujuan penjasorkes adalah, memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional, dan moral” (Rosdiani, 2012:26). Melalui penjasorkes ini siswa akan dapat meningkatkan serta mengembangkan ketiga ranah yang ada yaitu, kognitif, afektif, serta psikomotor. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dimana guru sebagai pemeran utamanya. Peningkatan kualitas pembelajaran adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tuntutan pendidikan, termasuk pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di era globalisasi ini adalah proses pembelajaran yang dinamis dan aktif, guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran dikatakan tercapai apabila ada peningkatan dalam diri peserta didik, baik menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk mencapai tujuan tersebut, peran seorang guru sangatlah penting di dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran yang tepat, karena dengan model pembelajaran yang baik dan tepat, seorang guru dapat memacu keikutsertaan peserta didik secara aktif, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Fenomena yang sebaliknya

ditemukan oleh peneliti di mana masih banyak ditemukan guru penjasorkes yang masih terpaku pada teknik-teknik mengajar yang sudah lama dan tidak inovatif. Teknik-teknik ini umumnya masih berpusat pada guru (teacher centered), hanya memberikan kesempatan yang sedikit bagi siswa untuk berperan aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar, kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan siswa yang berbeda latar

(3)

belakangnya serta proses belajar mengajar yang kurang menarik.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada hari Rabu 18 Juli 2016 khususnya pada pembelajaran penjasorkes di SMK TI Bali Global Singaraja dengan materi teknik dasar passing bola voli, ditemukan bahwa proses pembelajaran masih terpusat pada guru yang menyebabkan rendahnya motivasi siswa untuk belajar, Berdasarkan analisis data diperoleh data aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli sebagai berikut, yaitu siswa yang tergolong kategori sangat aktif 2 orang (10%), kategori aktif 3 orang (15%), cukup aktif 7 orang (35%), kurang aktif 5 orang (25%), dan sangat kurang aktif 3 orang (15%).

Sedangkan analisis data observasi hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli yang telah disesuaikan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku di SMK TI Bali Global Singaraja adalah sebagai berikut, dari jumlah siswa 20 orang, ditemukan bahwa 3 orang siswa (15%) dinyatakan tuntas dan 17 orang siswa (85%) dinyatakan tidak tuntas. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila berada pada kategori 78%. Namun dari hasil observasi awal, hasil belajar siswa belum menunjukkan hal tersebut. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka tujuan pembelajaran teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli tidak akan tercapai.

Data ini dilihat dari segi visual siswa belum bisa mengamati orang lain (guru,peneliti,teman) dalam berdemonstrasi atau melakukan unjuk kerja passing (atas dan bawah) bola voli, dari segi lisan siswa belum berani mengemukakan pendapat atau memberi saran dalam berdiskusi materi passing (atas dan bawah) bola voli, dari segi audio siswa kurang mendengarkan penyajian bahan tentang materi passing (atas dan bawah) bola voli di ajarkan, dari segi metrik siswa belum bisa melakukan gerakan-gerakan berdasarkan dengan konsep dalam proses pembelajaran passing (atas dan bawah) bola voli, dari segi mental siswa belum bisa memecahkan masalah

yang dihadapi dalam proses pembelajaran passing (atas dan bawah) bola voli, dari segi emosional siswa belum tenang menghadapi masalah dalam belajar passing (atas dan bawah) bola voli. Berdasarkan uraian masalah yang dihadapi oleh siswa di atas, jadi refleksi awal siswa yang peneliti lakukan yaitu terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan perbaikan dalam pembelajaran teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli yaitu, (1) model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih konvensional, (2) banyak siswa yang belum berani mendemonstrasikan teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli saat proses pembelajaran, (3) siswa belum berani mengemukakan pendapat saat proses pembelajaran, (4) siswa belum mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, (5) siswa tidak mau

membantu teman dalam proses

pembelajaran. (6) banyak siswa yang gerakannya masih menyimpang, dan (7) beberapa siswa masih ada yang mengganggu temannya saat melakukan gerakan.

Bertolak dari uraian di atas, peneliti

mencoba memberikan alternatif

pemecahan masalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran ini dipercaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar karena model pembelajaran ini menuntut

siswa untuk mau mengajukan

permasalahan yang dihadapi, bekerjasama, berdiskusi, dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya masing-masing. Siswa akan menjadi lebih aktif karena mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran, disamping juga memiliki kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Selain itu, adanya kuis pada setiap akhir pelajaran dan pemberian penghargaan terhadap kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mampu memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas dengan sungguh-sungguh. Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu,

(4)

(1) Suardiningsih, (2015), menemukan bahwa ‘’aktivitas dan hasil belajar teknik dasar kuda-kuda pencak silat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IBBU SMA Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015’’. (2) Suputra (2015), menemukan bahwa ‘’aktivitas dan hasil belajar passing bola voli meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII 1 Penebel tahun pelajaran 2014/2015’’. Dari uraian di atas, maka peneliti terdorong melakukan penelitian dengan judul ”Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bola voli pada siswa kelas XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017’’.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara profesional (Kanca, 2010: 108).

Penelitian ini dilaksanakan dari hari Sabtu tanggal 16 Juli sampai dengan hari

Sabtu tanggal 6 Agustus 2016, yang dilaksanakan setiap pukul 06.00-08.00 wita, bertempat di lapangan voli SMK TI Bali Global Singaraja. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2016 untuk pengambilan data aktivitas belajar siswa dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2016 untuk pengambilan data aktivitas dan hasil belajar siswa. Sedangkan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 Juli 2016 untuk pengambilan data aktivitas belajar siswa dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 6 Juli Mei 2016 untuk pengambilan data aktivitas dan hasil belajar siswa, yang bertempat di lapangan voli SMK TI Bali Global Singaraja. Untuk pengambilan data aktivitas dan hasil belajar siswa, melibatkan 2 orang guru Penjasorkes SMK TI Bali Global Singaraja bertindak sebagai evaluator.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh data aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 7,09 dengan kategori aktif. Adapun data aktivitas belajar siswa yaitu siswa dalam kategori sangat aktif 2 orang (10%), aktif 14 orang (70%), cukup aktif 4 orang (20%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%).

Tabel 1.3 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus I

No Kriteria Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) Kategori Keterangan

1 X 9 2 10% Sangat Aktif Sudah Aktif

(16 Orang, dengan 80%)

2 7 X <9 14 70% Aktif

3 5 X <7 4 20% Cukup Aktif Belum Aktif

(4 Orang, dgn 20%) 4 3 X <5 0 0% Kurang Aktif 5 X <3 0 0% Sangat Kurang Aktif Jumlah 20 100%

(5)

Penelitian hasil belajar passing bola voli pada siklus I, diperoleh data hasil belajar dimana siswa siswa yang berada pada kategori sangat baik 6 orang (30%), baik 8 orang (40%), cukup baik 6 orang

(30%), kurang tidak ada (0%), dan sangat kurang tidak ada (0%). Dengan persentase secara klasikalnya 70% dengan kategori tidak tuntas.

Tabel 1.4 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus I

No Rentang Skor Kategori Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah Ketuntasan Siswa 1. 85 – 100 Sangat Baik 6 30 14 Siswa 70% Tuntas 2. 75 – 84 Baik 8 40 3. 65 – 74 Cukup Baik 6 30 6 Siswa 30% Tidak Tuntas 4. 55 – 64 Kurang Baik 0 0 5. 0 – 54 Sangat Kurang Baik 0 siswa 0 Jumlah 20 100%

Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 7,5 dengan kategori aktif. Siswa yang aktif sebanyak 19 orang siswa dengan persentase 95% dan Siswa yang belum aktif sebanyak 1 orang siswa dengan

persentase 5%. Adapun rincian kategori aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: siswa yang berada pada katagori sangat aktif 3 orang (15%), aktif 16 orang (80%), cukup aktif 1 (5%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%).

Tabel 1.5 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus II

No Kriteria Jumlah Siswa (Orang) Persentase (%) Kategori Keterangan

1 X 9 3 15 Sangat Aktif Sudah Aktif

(19 Orang, dgn 95%) 2 7 X <9 16 80 Aktif 3 5 X <7 1 5 Cukup Aktif Belum Aktif (1 Orang, dgn 5%) 4 3 X <5 0 0 Kurang Aktif 5 X <3 0 0 Sangat Kurang Aktif Jumlah 25 100 20 orang (100%)

Penelitian hasil belajar pada siklus II dengan materi passing bola voli diperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas

sebanyak 20 orang dengan persentase 100% dan siswa yang tidak tuntas tidak ada dengan persentase 0%. Adapun rincian

(6)

kategori sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik siswa yang berada pada kategori sangat baik 11 orang (55%), baik 9 orang (45%), cukup tidak ada (0%), kurang tidak ada (0%), dan sangat kurang

tidak ada (0%).. Persentase ketuntasan hasil belajar passing bola basket secara klasikal pada siklus II adalah 100% dengan kategori sangat baik.

Tabel 1.6 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus II

No Rentang Skor Kategori Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah Ketuntasan Siswa

1. 85 – 100 Sangat Baik 11 55 20 Siswa

100% Tuntas 2. 75 – 84 Baik 9 45 3. 65 – 74 Cukup Baik 0 0 0 Siswa 0% Tidak Tuntas 4. 55 – 64 Kurang Baik 0 0 5. 0 – 54 Sangat Kurang Baik 0 siswa 0 Jumlah 20 100%

Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat terjadi peningkatan persentase aktivitas belajar dari siklus I dan siklus II. Persentase aktivitas belajar passing bola voli pada siswa kelas XI Akutansi SMK TI Bali Global Singaraja mengalami

peningkatan menjadi 7,2 (aktif) pada siklus I dan meningkat sebesar 0,3 dari 7,2 pada siklus I menjadi 7,5 (aktif) pada siklus II. Peningkatan hasil analisis data aktivitas belajar dari siklus I dan siklus II, dapat

dilihat pada tabel 1.7.

Tabel 1.7 Peningkatan Aktivitas Belajar Passing Bola Voli

Dari peningkatan hasil belajar dapat disampaikan bahwa persentase hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 70%. Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas maka diberikan tindakan, dan pada siklus II menjadi 100%. Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat terjadi peningkatan persentase hasil belajar dari

siklus I dan siklus II. Persentase hasil belajar passing bola voli pada siswa kelas XI Akutansi SMK TI Bali Global Singaraja mengalami peningkatan sebesar 55%, menjadi 70% (belum tuntas) pada siklus I. Kemudian meningkat 30% dari 70% (belum tuntas) pada siklus I menjadi 100% (tuntas) pada siklus II.

No Tahapan Persentase Aktivitas Belajar (%) Keaktifan Siswa

Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II 1. Siklus I 7,2 Aktif 1,5 0,3 2. Siklus II 7,5 Aktif

(7)

Tabel 1.8 Peningkatan Hasil Belajar Passing Bola Voli

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I terhadap materi passing bola voli diperoleh data aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu sebesar 7,2 berada pada kategori aktif. Sedangkan persentase tingkat ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 82,1% berada pada kategori cukup baik.

Dari hasil penelitian pada siklus II terhadap materi passing bola voli diperoleh data aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu sebesar 7,5 berada pada kategori aktif dan berdasarkan hasil data aktivitas belajar tersebut dapat dinyatakan bahwa aktivitas passing bola voli dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,3 yaitu dari 7,2 menjadi 7,5 sedangkan persentase tingkat ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II sebesar 100% berada pada kategori sangat baik dan berdasarkan data hasil belajar tersebut dapat dinyatakan bahwa hasil belajar passing bola voli dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 30% yaitu dari 70% menjadi 100%. Pada siklus II hasil belajar sudah mencapai KKM. Karena hasil belajar siswa sudah memenuhi KKM, penelitian tidak dilanjutkan lagi dan hasil yang diperoleh direkomendasikan sebagai bahan laporan kepada guru penjasorkes yang bersangkutan.

Keberhasilan dalam penelitian sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. Menurut

Trianto (2007:5) “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk dalam buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain”.

Hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti sebelumnya, antara lain: (1) Utama, Satria Adi (2011:124-125) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar tolak peluru meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII.A1 SMP N 1 Sawan tahun pelajaran 2010/2011, (2) Sudiarta, I Wayan (2011:129-130) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar pukulan pencak silat meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa VIII.B1 SMP N 4 Singaraja tahun pelajaran 2011/2012, (3) Rafsanji, Racmatullah

(2012:141-142) menemukan bahwa

akitivitas dan hasil belajar teknik passing kontrol sepakbola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPB SMA N 2 Amlapura tahun pelajaran 2011/2012, (4) Artha, Agus (2012:141-142) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui implementasi model

No Tahapan Persentase Hasil Belajar (%) Ketuntasan Siswa

Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II

2. Siklus I 70 Belum Tuntas 55%

30%

(8)

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIIIB SMP N 4 Busungbiu tahun pelajaran 2011/2012, (5) Setiawan, Heri

(2011:113-114) menemukan bahwa

aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII.D SMP N 2 Singaraja tahun pelajaran 2010/2011.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

Aktivitas belajar teknik dasar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar passing bola voli secara klasikal (

X

) pada observasi awal ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 1,5 dari 5,7 pada observasi awal yang berada pada kategori cukup aktif menjadi 7,2 di siklus I dengan kategori aktif. Sedangkan rata-rata aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,3 dari 7,2 pada siklus I yang berada dalam kategori aktif menjadi 7,5 pada siklus II yang berada dalam kategori aktif. Berdasarkan hasil dari skor rata-rata siklus I dan II didapatkan rata-rata aktivitas belajar passing bola voli sebesar 7,4 yang berada pada kategori aktif.

Hasil belajar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Stadpada siswa kelas XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal untuk passing bola voli mengalami peningkatan sebesar 55% dari 15% pada observasi awal yang tergolong pada kategori kurang baik menjadi 70% pada siklus I yang tergolong pada kategori cukup baik. Sedangkan rata-rata ketuntasan hasil belajar Dari hasil data

siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 30% dari 70% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Persentase hasil belajar siswa untuk passing bola voli secara klasikal sebesar 84% yang berada pada kategori baik.Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut.

1) Kepada guru penjasorkes dapat menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada

pembelajaran bola voli karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar permainan bola voli.

2) Bagi peneliti lain yang akan

mengadakan penelitian dapat

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan materi yang akan diberikan.

3) Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya pada materi pembelajaran passing bola voli.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pt Bumi Aksara. Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jurusan Pendidikan

Jasmani, Kesehatan dan

Rekreasi.Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL dan penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nurhasan dan Sukardjo.1992. Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Surabaya: depdikbud.

(9)

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Santyasa dan Sukadi. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Singaraja: Undiksha.

Gambar

Tabel 1.3 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus I  No  Kriteria   Jumlah Siswa  (orang)  Persentase (%)  Kategori  Keterangan
Tabel 1.5 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus II  No  Kriteria   Jumlah Siswa  (Orang)  Persentase (%)  Kategori  Keterangan
Tabel 1.6   Hasil Analisis Data Hasil Belajar Passing Bola Voli Pada Siklus II  No  Rentang

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Menganalisis besar pengaruh reaksi imunisasi campak terhadap sikap dan perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi campak di kota Semarang Metode Penelitian observasional

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan

[r]

Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

Seseorang dengan risk perception tinggi akan cenderung berhati-hati dalam mengambil keptusan investasi, sehingga investor dengan risk perception tinggi akan

Anava Kadar Serat Kasar Cookies dengan Kombinasi Tepung Terigu, Pati Batang Aren dan Tepung Jantung Pisang...87 Tabel 35.. Uji Duncan Kadar Serat Kasar Cookies dengan

Website RanyCatering ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dari usaha pemasaran yang dilakukan oleh catering ini dan mempermudah pelanggan dalam

Penelitian ini berjudul “Hubungan Pola Asuh Otoriter Dengan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Di Kelurahan Rajabasa Raya Kebun Jeruk Bandar Lampung” Penelitian