• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan nasional melalui kegiatan yang dilaksanakannya. Peraturan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendidikan nasional melalui kegiatan yang dilaksanakannya. Peraturan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan kurikuler yang dilaksanakan di luar jam belajar, hal ini dilaksanakan guna menopang tujuan pendidikan nasional melalui kegiatan yang dilaksanakannya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 23) Kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum menyampaikan beberapa istilah definisi operasional terkait ekstrakurikuler sebagai berikut:

a. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luat minat yang dikembangkan oleh kurikulum.

b. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

c. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program pilihan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan minat bakat dan minatnya masing-masing.

(2)

Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokan berdasarkan kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni kegiatan ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Dalam kurikulum 2013, “Kepramukaan ditetapkan sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksanaan dapat bekerja sama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat” (Permendikbud, 2013: 27).

Kegiatan ekstrakurikuler sangat dibutuhkan dalam setiap sekolah guna membentuk karakter peserta didiknya melalui kegiatan yang dilaksanakanya, Lickona (2013: 429) Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler adalah cara efektif lainya yang dapat membantu siswa membangun perasaan dihargai sebagai anggota komunitas sekolah. Selain penanaman karakter, di dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik juga mampu mengembangkan kemampuan dalam bergaul dengan lingkungannya. Hal-hal positif yang didapatkan dari adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat menopang tumbuh kembangnya karakter yang baik pada setiap peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar program kurikuler sebagai upaya pengembangan minat dan bakat peserta didik agar lebih berkembang potensinya menjadi pribadi yang lebih baik melalui kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh ekstrakurikuler tersebut.

(3)

Ragam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah merupakan kegiatan yang harus diikuti oleh peserta didik dan terbagi dalam esktrakurikuler wajib dan pilihan, Permendikbud (2013: 30) Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga dibagi menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib artinya harus diikuti peserta didik kecuali bagi kondisinya yang tidak memungkinkan untuk ikut, sedangkan ekstrakurikuler pilihan dapat diikuti oleh peserta didik yang berminat dan memiliki bakat dalam ekstrakurikuler tersebut tanpa adanya keharusan yang mutlak. Bentuk jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

No. Jenis Kegiatan Bentuk Kegiatan

1 Krida Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan lainnya.

2 Karya ilmiah Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian dan sebagainya.

3 Latihan/olah bakat/prestasi

Pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya.

4 Jenis lainnya.

(4)

2. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

a. Pengertian Hizbul Wathan

Hizbul Wathan merupakan Gerakan Kepanduan yang dimiliki oleh organisasi Muhammadiyah yang di dalamnya terkandung peran besar dalam peningkatan nilai-nilai Islami. Dalam pertemuan di rumah Bapak H. Hilal, di Kauman Yoyakarta, atas prakarsa Bp H. Hadjid diusulkan mengganti nama Padvinders Muhammadiyah menjadi Hizbul Wathan, yang bermakna cinta tanah air (Pembela Tanah Air), sesuai dengan jiwa perjuangan melawan penjajah Belanda pada saat itu (Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, 2013: 16). Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 21) mengatakan bahwaGerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah gerakan kepanduan Islam yang didirikan oleh Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Dawah Amar Makruf Nahi Munkar dan Tajdid. Sebagai gerakan kepanduan tentu memiliki kesamaan dengan Gerakan Kepanduan lainya.

Kepanduan Hizbul Wathan yang merupakan kepanduan yang dimiliki oleh Muhammadiyah merupakan wadah pembinaan kader Muhammadiyah, Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013:1) mengemukakan bahwa Gerakan kepanduan Hizbul Wathan merupakan salah satu wadah pembinaan Kader Persyarikatan. Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gerakan kepanduan Hizbul Wathan adalah Gerakan kepanduan Muhammadiyah

(5)

yang berbasis Islam guna membentuk karakter peserta didik agar menjadi kader dan generasi penerus bangsa yang diharapkan.

b. Ciri Pembuat Jati Diri Pandu Hizbul Wathan

Kepanduan Hizbul Wathan sebagai pandu Islam maka ciri dan jati dirinya harus mengimplementasikan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Al-Qur’an adalah Kalamuallah yang sempurna, yang mengandung kebenaran dan keadilan yang abadi. Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 22-24) mengemukakan bahwa Ciri pembuat jati diri pandu Hizbul Wathan sebagai berikut:

1) Aqidah tauhid, yang meliputi aspek uluhiyah, rubbiyah, ibadah, dan tasyri. Q.S. 47:19; S.40:3; S.17:23; S.42:13.

2) Akhlaq mulia. Q.S. 68:4.

3) Ibadah sesuai kehendak Allah yang dicontohkan oleh Rasulullah. 4) Muamalah dunianya mengutamakan maslahat dari pada manfaat. 5) Memelihara ukhuwah insaniah, nasabiah dan syihriah, wathaniah,

diniah, dan imaniah.

6) Sanggup membuang segala kelakuan buruk yang pernah dilakukan. 7) Sanggup menjadi orang shalih dan mushlih.

8) Sanggup hidup sepanjang kemauan islam (tidak mengikuti hawa nafsu).

9) Sanggup hidup menurut janji dan Undang-Undang Hizbu Wathan. 10)Sanggup melanjutkan perjuangan Muhammadiyah.

11)Sanggup mengorbankan harta, pikiran, dan tenaga, serta nyawa pada jalan Allah (sabilillah).

12)Sanggup berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebanar-benarnya untuk mencapai mardlatillah.

Hizbul Wathan sebagai gerakan kepanduan lainya mempunyai visi yang harus dilakukan oleh anggotanya, Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 2-3) mengatakan bahwa Visi Gerakan Hizbul Wathan adalah tertatanya manajemen organisasi dan jaringan untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi peningkatan

(6)

kualitas peserta didik sebagai seorang muslim. Hal ini menunjukan bahwa Hizbul Wathan lebih menanamkan nilai-nilai Islam didalam gerakannya.

c. Maksud dan Tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan

Kepanduan Hizbul Wathan didirikan tentunya terdapat maksud dan tujuan yang ingin dicapai, Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2009: 51) Maksud dan Tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul WathanDalam AD & ART Hizbul Wathan Pasal 5” dijelaskan bahwa maksud Hizbul Wathan adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah.

Tujuan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai berikut:

1) Menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki:

a) Aqidah, mental dan fisik. b) Berilmu dan berteknologi. c) Berakhlak karimah.

2) Pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi Kader Persyarikatan, Umat dan Bangsa.

(Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, 2009: 51)

Tujuan tersebut merupakan cita-cita kepanduan Hizbul Wathan. Karena itu seluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

d. Peranan Hizbul Wathan dalam Muhammadiyah dan NKRI

Hizbul Wathan yang berada dibawah Organisasi Muhammadiyah memiliki peranan penting dalam Muhammadiyah dan

(7)

NKRI. Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 35-38) menjabarkan peranan Hizbul Wathan dalam Muhammadiyah sebagai berikut:

1) Melatih, membina, membimbing anak-anak, remaja, dan pemuda supaya menjadi orang islam yang berarti, sehingga kelak siap memimpin Muhammadiyah.

2) Melaksanakan misi Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar dengan metode dan teknik kepanduan.

3) Menjaga nama baik Muhammadiyah dengan memperlihatkan watak orang islam yang berteguh hati, dengan selalu tawakkal kepada Allah.

4) Berdakwah di tengah-tengah masyarakat dengan menunjukan kebaikan Islam Muhammadiyah dengan berpedoman kepada firman Allah dalam Al-Qur’an Surat 3:104 dan ayat 110.

5) Berupaya menghasilkan generasi muda yang hormat kepada yang tua dan mengasihi yang muda, mengingat sabda Rasulullah SAW

3. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Sekolah Dasar

a. Definisi Pandu Athfal dan Pengenal

Kepanduan adalah metode Pendidikan bagi anak, remaja dan pemuda di luar sistem Pendidikan dalam keluarga dan sekolah (Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, 2011: 36). Yang berarti kepanduan yaitu suatu wadah kegiatan pandu Hizbul Wathan. Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2009: 31) pandu Hizbul Wathan adalah anggotanya atau orangnya yang berusia athfal, pengenal dan penghela. Dalam keseharianya atau disetiap kegiatan pandu mempunyai seragam kepanduan Hizbul Wathan yang berbeda dengan Kepanduan lainya, pakaian seragam pandu adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota pandu Hizbul Wathan, yang bentuk, corak, warna dan tata cara pemakaianya sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Kwartir Pusat

(8)

Hizbul Wathan (Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, 2013: 115).

Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai beberapa tingkatan Pandu, (HW JOGJA: 2010) Pandu Athfal terdapat 3 tingkatan yang harus di tempuh, yaitu athfal melati I, athfal melati II, dan athfal melati utama, Pandu Athfal berumur 6-10 tahun, Pandu Pengenal adalah tingkatan kedua setelah tingkat Pandu Athfal, di dalam Pandu pengenal terdapat tiga tingkatan yang harus ditempuh, yaitu pengenal purwa, pengenal madya, dan pengenal utama. Pandu Pengenal berumur 11-16 tahun atau duduk di bangku menengah pertama.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pandu adalah sebutan dari anggota Kepanduan Hizbul Wathan, terdapat tingkatan pandu jika dilihat dari umur peserta didik yaitu athfal yang berumur 6 sampai 10 tahun dan pengenal yang berumur 11 sampai 16 tahun. Adanya tingkatan pandu diperoleh setelah melalui tes kenaikan tingkat, hal ini didukung Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2011: 72) kenaikan tingkat diperoleh setelah pandu Athfal menyelesaikan syarat kenaikan tingkat.

b. Syarat Kenaikan Tingkat Pandu Athfal dan Pengenal

Pandu Athfal dan pengenal mempunyai syarat kenaikan tingkat yang harus dilaksanakan dalam setiap kegiatanya, Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 93) syarat kenaikan tingkat adalah syarat minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk

(9)

mendapatkan tanda kenaikan tingkat dengan melewati ujian dengan sistem kepanduan. Beberapa syarat kenaikan tingkat Pandu Athfal menurut Bidang Diklat Kwartir Pusat hizbul Wathan (2013: 6-8) sebagai berikut:

1) SKT Pandu Athfal Melati I

No SKT

1. Dapat mengucapkan kalimat Syahadat dengan baik 2. Hafal rukun Islam dan rukun Iman

3. Hafal doa sehari-hari (sebelumnya dan sesudah makan sebelum dan sesudah tidur, keluar masuk rumah) 4. Tahu arti Muhammadiyah dan tahu pendirinya 5. Hafal lagu Kebangsaan Indonesia raya bait I 6. Hafal Mars Hizbul Wathan

7. Hafal Undang-Undang Athfal dan janji Athfal 8. Dapat melaksanakan salam HW dengan baik

9. Dapat mengikuti upacara pembukaan dan penutup latihan 10. Selalu berpakaian rapi dan bersih

11. Dapat membaca jam (letak jarum jam)

12. Dapat membuat simpul mati, simpul jangkar, dan simpul pangkal

13. Dapat menunjukkan sedikitnyaempat arah mata angin 14. Rajin mengikuti latihan sekurang-kurangnya sepuluh kali

(10)

2) SKT Pandu Athfal Melati II

No SKT

1. Tiga bulan tetap menjadi Athfal I dengan rajin 2. Dapat melakukan shalat fardhu dengan tertib

3. (a. Putra dapat Adzan dan Qamat, b. Putri hafal Lafal Adzan dan Qomat)

4. Mengerti tanda-tanda HW dalam lingkungan Rumpun Athfal 5. Mengerti lambang dan Syimbol pandu HW

6. Memiliki tabungan di rumah/ di badan lain

7. Dapat menjaga kebersihan mulut, hidung, dan bernafas menurut ilmu kesehatan

8. Ketangkasan Badan (a. Putra jungkir balik, lompat punggung, lari sebelah kaki, melempar dan menangkap bola tennis/kasti, dan main tamper/tali, membawa barang diatas kepal, b. Putri sama denan di atas, tanpa jungkir balik dan lompat punggung). 9. Selalu membantu kebersihan rumah tangga (a. Mencuci piring, gelas, dan sendok, b. Kebersihan halaman atau lantai, c. Mengatur kursi tamu, kursi belajar atau kursi meja makan) 10. Mengetahui delapan arah mata angin

11. Dapat membersihkan alat-alat dari bahan kuningan, aluminium dengan alat gosok

12. Dapat menyampul buku/kitab

13. Dapat mempergunakan tali untuk simpul mati, simpul anyaman, simpul jangkar, dan simpul pamgkal

14. Mengenal lambang-lambang ortom

(11)

3) SKT Pandu Athfal Melati III

No SKT

1. Tiga bulan tetap menjadi Athfal tingkat II dengan rajin 2. Rajin melakukan Sholat Lima waktu dengan tertip 3. Mengerti shalat berjamaah dan sholat jum’ah

4. Mengerti tarikh Nabi Muhammad SAW secara singkat 5. Hafal surat-surat yang pendek (minimal lima surat) 6. Mengenal sejarah singkat Muhammadiyah

7. Dapat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait I 8. Dapat menyanyikan Mars Hizbul Wathan dengan baik 9. Dapat menyanyikan lagu Mars Watoni (putra)

10. Dapat menyanyikan Mars Nasyiatul ‘Aisyiyah (putri) 11. Mengerti tanda-tanda Athfal

12. Mengerti delapan arah mata angin dan menggunakan kompas 13. Tahu beberapa penyakit menular

14. Dapat memberi pertolongan pertama pada luka ringan 15. Tahu Makanan yang sehat/bermanfaat untuk dimakan

16. Dapat membuat hasta karya/ketrampilan dari bahan bekas atau bahan alam sekitar, minimal dua macam

17. Dapat menyampaikan berita/keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada kecelakaan dan dapat

menyampaikan laporan pada dokter, rumah sakit, polisi, atau keluarga korban

18. Dapat berjalan di atas bamboo/papan sepanjang empat meter (latihan keseimbangan)

19. Dapat menyalakan api dengan menggunakan kayu, arang atau kompor

20. Dapat menulis/mengisi formulir kuitansi 21. Dapat mengirimkan berita lewat telp/ hp

22. Mengerti 5-7 macam tali temali dan dapat mempergunakannya

23. Hafal Abjad Morse dan Abjad semaphore

(12)

Syarat Kenaikan Tingkat Pengenal menurut Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2011: 30-33) sebagai berikut:

1) SKT Pandu Pengenal Tingkat Purwa

No SKT

1. Tetap cakap menguasai syarat Athfal tingkat III 2. Faham rukun Iman dan rukun Islam

3. Hafal bacaan shalat

4. Dapat memeprsiapkan shalat berjamaah

5. Dapat menyebutkan tujuan pandu Hizbul Wathan 6. Hafal undang-undang dan janji pandu

7. Dapat menyanyikan lagu Indonesia raya bait 1 dengan tertib 8. Dapat menyanyikan mars Hizbul Wathan dan Hymne HW 9. Dapat menyanyikan Mars Wathoni dan Mars Nasyiastul

Aisyiyah

10. Mengerti susunan dan struktur organisasi pasukan pengenal Hizbul Wathan

11. Tahu nama alamat pemimpin Muhammadiyah dan Aisyiyah setempat

12. Tahu nama dan alamat Pimpinan Hizbul Wathan dalam lingkungan Qabilah

13. Mengerti tanda pengenal/atribut pasukan

14. Dapat mengerjakan dan mengetahui peraturan dalam Hizbul Wathan

15. Mengetahui ukuran diri sendiri: berat badan, panjang langkah jalan, tinggi badan, panjang langkah lari, panjang jengkal, panjang telapak kaki

16. Dapat mengibarkan dan menggulung (menurunkan), melipat, menyimpan bendera Merah Putih dengan benar

17. Mengetahui sepuluh macam tali temali dan dapat menggunakannya

18. Mengerti dan dapat memanfaatkan tongkat pandu, tali pandu, baju pandu

19. Mengerti dan dapat mengerjakan semboyan dengan tangan dan peluit untuk: semoboyan tangan (formasi barisan), semboyan peluit (berjaalan, mulai, berhenti dan berlari) 20. Mengerti dan dapat menunjukan arah mata angina dengan

kompas dan tanpa kompas

21. Mengerti tanda jejak alam dan buatan secara sederhana 22. Dapat menolong luka ringan/kecil

23. Mengerti tanda-tanda lalu lintas secara sederhana 24. Dapat mengikuti aba-aba berbaris

(13)

2) SKT Pandu Pengenal Tingkat Madya

No SKT

1. Tetap mengenal mengerjakan syarat kecakapan tingkat purwa 2. Mengerti syarat-syarat sahnya shalat

3. Mengerti tarikh nabi Muhammad SAW dengan ringkas 4. Dapat membaca Al-Qur’an

5. Mengetahui Organisasi Muhammadiyah tingkat ranting 6. Mengetahui alamat penting dalam lingkungan setempat

(minimal satu desa/satu lingkungan)

7. Memiliki tabungan sendiri (sebaiknya tercatat disekolah/Bank)

8. Dapat/tahu melakukan PPGD: cara mengangkut orang sakit, mengobati luka ringan, cara menyadarkan orang pingsan, mempergunakan verband panjang dan segitiga

9. Mengetahui dan terampil adab menerima tamu dan memelihara alat rumah tangga

10. Dapat memasak sayur minimal dua macam, menanak nasi dan membuat minuman

11. Dapat memasang/menyambung kabel dengan steker dan kontra steker

12. Dapat mengirimkan dan menerima isyarat morse dan semaphore

13. Dapat mendirikan tenda dalam kelompok regu

14. Langkah kakinya dapat mencapai dua km dalam lima belas menit

15. Dapat menerapkan tali temali untuk dimanfaatkan sehari-hari 16. Dapat mempergunakan kompas dalam pemetaan

17. Dapat membuat/paham cara membuat sketsa panorama 18. Dapat membuat peta lapangan minimal seluas 25 meter

persegi

19. Dapat membaca rasi (kumpulan) bintang, orion (waluku) dan gubuk penceng (salib sel)

20. Memiliki logbook yang berisi kegiatan: foto peringatan, tanda petuah para pemimpin saat kegiatan

21. Mengetahui tanda-tanda deteksi kejadian perkara secara sederhana

22. Dapat memimpin barisan satu pleton

23. Mengetahui ukuran diri sendiri: panjang depa, panjang hasta, panjang lengan, panjang sepatu, panjang jari, panjang kaki, panjang satu acung, cara membuat tongkat pandu, tinggi badan, berat badan, panjang langkah waktu lari/berjalan

(14)

3) SKT Pandu Pengenal Tingkat Madya

No SKT

1. Tetap memenuhi syarat-syarat kecakapan tingkat madya 2. Dapat mengartikan bacaan shalat

3. Mengetahui arti iman, Islam dan Ihsan 4. Dapat melatih/memahami bacaan Al-Qur’an

5. Dapat berpidato atau membuat naskah keagamaaan secara singkat

6. Dapat menjadi imam dalam pasukanya

7. Dapat menyediakan makan untuk satu regunya

8. Mengenal rangka manusia, aliran darah dalam tubuh manusia, mengenal cara bernafas yang baik

9. Dapat mempergunakan alat timbangan dan ukuran volume 10. Mengetahui cara/dapat menaksir tinggi, panjang, jumlah

sesuatu kecepatan arus

11. Tahu sedikitnya lima macam tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kasiat penyembuhan dan tahu penggunaanya 12. Selain simpul dan ikatan di tingkat purwa dan madya,

disempurnakan dengan ikatan canggah, menjalin ujung tali, sosok dan simpul penolong

13. Dapat menjadi pengisyarat dan penerima isyarat dengan syarat stu menit dua puluh huruf

14. Dapat melakukan PPGD dalam aliran tubuh manusia, patah tulang, menghindar dan mencegah bahaya aliran listrik 15. Mengerti peta topografi

16. Dapat merencanakan dan mempersiapkan rapat kecil 17. Dapat membuat hasta karya yang berguna atau bermanfaat 18. Pernah membantu menjalankan administrasi keuangan dalam

Qabilah atau Muhammadiyah ranting maupun ortomnya c. Kode Gerakan Pandu Athfal dan Pengenal

Pandu Hizbul Wathan mempunyai kode kehormatan yang merupakan dasar perilaku dalam setiap kegiatannya, Bidang Diklat Kwartir pusat Hizbul Wathan (2013: 33) kode kehormatan merupakan landasan pembinaan anggota untuk mencapai maksud dan tujuan Hizbul Wathan yang terdiri Janji Athfal, Undang-undang Athfal dan Janji Pandu Hizbul Wathan, undang-undang pandu Hizbul Wathan. Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2012: 7-8) janji Athfal yaitu:

(15)

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan bersungguh-sungguh;

1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah;

2. Selalu menurut undang-undang Athfal, dan setiap hari berbuat kebajikan.

Undang-undang Athfal yaitu;

1. Athfal itu selalu setia dan berbakti pada ayah dan bunda 2. Athfal itu berani dan teguh hati.

Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2011: 11-17) menambahkan janji pandu Hizbul Wathan yaitu:

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh;

1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-undang dan tanah air;

2. Menolong siapa saja sedapat saya;

3. Setia menepati undang-undang Pandu Hizbul Wathan. Undang-undang Pandu Hizbul Wathan yaitu: 1. Hizbul Wathan selamanya dapat dipercaya 2. Hizbul Wathan setia dan teguh hati

3. Hizbul Wathan siap menolong dan wajib berjasa 4. Hizbul Wathan suka perdamaian dan persaudaraan 5. Hizbul Wathan mengerti adat, sopan santun dan perwira 6. Hizbul Wathan penyayang kepada semua makhluk

7. Hizbul Wathan siap melaksanakan perintah dengan tidak membantah 8. Hizbul Wathan sabar dan pemaaf

9. Hizbul Wathan teliti dan hemat

10.Hizbul Wathan suci dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan d. Metode Kepanduan Hizbul Wathan

Kegiatan Kepanduan Hizbul Wathan yang dilaksanakan hendaknya sesuai dengan metode kepanduan, Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2011: 30) yang dimaksud dengan metode kepanduan adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atas cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Beberapa metode Kepanduan Hizbul

(16)

Wathan sebagaimana dikemukakan Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 30) yaitu:

1) Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu. 2) Kegiatan dilakukan dialam terbuka.

3) Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, meningkat, menantang, dan mendidik.

4) Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan.

5) Sistem satuan dan kegiatan terpisah antar pandu putera dan puteri. Lebih lanjut dijelaskan menurut pendapat Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2011: 33) regu adalah kelompok kecil untuk melaksanakan Pendidikan, pembinaan, kerja sama, pembagian tugas, dan lain-lain. Yang dimaksud hidup dialam terbuka sebagaimana dikemukakan Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2011: 34) hidup dialam terbuka akan menyenangkan, menyehatkan selalu waspada/hati-hati, karena penuh halangan, rintangan dan tantangan. Maka dari itu kegiatan harus dikemas dengan permainan yang menyenangkan, mengandung Pendidikan dan normative, yang membuka peluang untuk berfikir dan mampu memecahkan persoalan yang dihadapi (Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, 2011: 35).

Kenaikan tingkat dan tanda kecakapan merupakan bagian dari kegiatan pandu yang diperoleh setelah melalui ujian, sebagaimana dikemukakan Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 4) SKT adalah syarat minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mendapatkan tanda kenaikan tingkat, setelah melewati ujian. Setelah diperolehnya SKT maka sebaiknya dilaksanakan pelantikan pandu, sebagaimana dikemukakan Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan

(17)

(2012: 1) maksud pelantikan yaitu mengesahkan pemberian tanda kecakapan, kelas, bintang tahunan dan tanda kehormatan lainya yang dapat menjadi daya tarik hati (magnetic scout). Yang dimaksud sistem satuan terpisah yaitu dalam batas-batas tertentu agama islam mengajarkan agar ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan, apalagi bila sudah menginjak remaja/pemuda (Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, 2011: 35).

e. Kegiatan Pandu Athfal dan Pengenal

Setiap kegiatan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan mempunyai beberapa prinsip-prinsip yang dijadikan dasar pelaksanaannya, sebagaimana dikemukakan Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2011: 52) prinsip tersebut diantaranya:

a) Bersifat Tajdid (modern, digemari oleh anak, ramaja dan pemuda). b) Bermaslahat (menuju kepada kesalihan).

c) Bermanfaat (tidak melahirkan kemubadziran). d) Tidak melampaui batas yang ditentukan syara. e) Memperhatikan kode kehormatan pandu.

Prinsip-prinsip Kepanduan Hizbul Wathan harus digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan agar kegiatan berjalan sesuai tujuan yang diharapkan, pelaksanaan kegiatan tidak bisa lepas dari peran pelatih, Dalam pelaksanaan setiap kegiatan kepanduan Hizbul Wathan dibutuhkan kurikulum untuk dijadikan acuan dalam setiap kegiatanya, sebagaimana dikemukakan Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 1) kurikulum ini disusun untuk membantu pelatih dalam melaksanakan kegiatan pelatihan dilapangan. Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan (2013: 67) mengungkapkan pelatih harus berusaha menguasai ilmu,

(18)

metode dan keterampilan yang memadai, serta uswah hasanah. Maka dari itu keberhasilan dalam proses pelaksanaan kegiatan bisa dikatakan tergantung dari pelatih Pandu. Beberapa kegiatan tersebut diantaranya: 1) Ceria Pandu Athfal

adalah pertemuan para Pandu Athfal untuk melaksanakan kegiatan bersama antar rumpun dalam beberapa Qabilah serta bentuk kegiatan yang dipilih sesuai dengan perkembangan, keperluan, keadaan peserta didik, keadaan persyarikatan dan masyarakat (Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, 2010: 2).

2) Perkemahan Besar

Adalah pertemuan dalam bentuk perkemahan bagi pandu Pengenal, Penghela dan Penuntun (Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Watahan, 2008: 3).

4. Gerakan Pramuka

a. Pengertian Pramuka, Gerakan Pramuka dan Kepramukaan

Pramuka, Gerakan Pramuka dan Kepramukaan memiliki pengertian yang berbeda, Manalu (2014: 1) mengatakan bahwa kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Gerakan Pramuka, disebut juga Gerakan Kepanduan, adalah lembaga pendidikan non formal yang mengajarkan pengetahuan tentang Pramuka dan kegiatan-kegiatan Kepramukaan serta tingkatanya kepada para pelajar dan kaum muda Indonesia pada umumnya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota

(19)

Gerakan Pramuka. Sunardi (2013: 7) mengemukakan bahwa istilah Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan suatu wadah proses pendidikan kepramukaan yang ada di Indonesia. Dari penjelasan diatas terdapat perbedaan antara pengertian Gerakan Pramuka, Pramuka dan Kepramukaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Gerakan Pramuka adalah Organisasinya, Pramuka adalah Orangnya sedangkan Kepramukaan adalah kegiatanya.

b. Sifat, Fungsi dan Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka mempunyai sifat, fungsi dan tujuan dalam setiap kegiatannya, Sunardi (2013: 4-7) menjabarkan sifat, fungsi dan tujuan Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut:

1) Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaanya bersifat sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras , golongan, dan agama.

2) Gerakan Pramuka bukan organisasi sosial-politik, bukan bagian dari salah satu organisasi sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.

3) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing serta beribadat menurut agama dan kepercayaan itu.

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan non formal diluar sekolah dan di luar keluarga dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta berlandaskan Sistem Among. (Berdasarkan AD & ART Gerakan Pramuka, Pasal 5). Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa

(20)

patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

Setiap gerakan tentunya mempunyai Visi, Misi dan strategi tertentu untuk pencapaian tujuan yang diharapkan. Manalu (2014: 14-15) mengemukakan bahwa moto gerakan Pramuka adalah “Satyaku Ku dharmakan, Dharmaku Ku Baktikan”. Visi gerakan

Pramuka adalah “Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-masalah kaum muda” dan Misi gerakan Pramuka sebagai berikut:

a) Mempersiapkan Kaum Muda

Yang dimaksud dengan kaum muda itu tidak berarti bahwa seluruh kaum muda itu dimasukan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi lebih pada tataran jiwa dan perilaku kaum muda yang sesuai dengan Pramuka sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.

b) Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Bahwa semua sendi program pendidikan dilaksanakan Gerakan Pramuka harus dilandaskan pada iman dan taqwa dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang diilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada eranya.

c) Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela Negara. Gerakan Pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu, Karena disadari bahwa perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan negara.

(21)

d) Menggerakan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.

Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui kode kehormatannya dan sekaligus sebagai pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada lingkungan sekitarnya.

5. Gerakan Pramuka di Sekolah Dasar

a. Definisi Pramuka Siaga dan Penggalang

Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang artinya orang orang berjiwa muda dan suka berkarya (Manalu,2014: 1). Pramuka adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh peserta didik di sekolah. Manalu (2014: 8) mengungkapkan anggota Gerakan Pramuka adalah setiap warga negara yang secara suka rela dan aktif mendaftarkan diri sebagai anggota Gerakan Pramuka, telah mengikuti program perkenalan kepramukaan serta telah dilantik sebagai anggota. Peserta didik sekolah dasar masuk dalam keanggotaan Pramuka jika dilihat dari umurnya maka masuk dalam Pramuka Siaga dan Penggalang, Firmansyah (2014, 40) Penggolongan peserta didik berdasarkan usia adalah sebagai berikut:

a. Pramuka Siaga: 7-10 tahun

Pemberian nama siaga diambil dari sejarah “Kebangkitan Nasional” yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1980 yang maknanya adalah mensiap-siagakan rakyat Indonesia untuk merdeka.

b. Pramuka Penggalang: 11-15 tahun

Pemberian nama penggalang diambil dari sejarah Sumpah Pemuda yang ditetapkan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang maknanya adalah menggalangkan persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan Indonesia.

(22)

Seorang Pramuka mempunyai seragam yang khas, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 214) warna pakaian seragam pramuka adalah coklat muda dan coklat tua, warna yang dipilih dari salah satu warna yang banyak dipakai para pejuang di masa kemerdekaan tahun 1945-1949. Gerakan Pramuka mempunyai kode kehormatan Pramuka yang harus dilakukan oleh setiap anggotanya. Firmansyah (2014: 8) mengatakan bahwa kode kehormatan Pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka. Satya Pramuka diucapkan secara sukarela oleh calon anggota atau pengurus Gerakan Pramuka saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus.

Kode kehormatan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani serta jasmani anggota Gerakan Pramuka. Kode kehormatan seorang anggota Pramuka diharapkan dapat diterapkan didalam kehidupannya agar menjadi Pramuka yang mempunyai karakter. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 38-39) mengatakan bahwa Pramuka Siaga dan Penggalang adalah tingkatan dalam Pramuka yang memiliki dua kode kehormatan, yaitu Dwi Satya dan Dwi Dharma pada Pramuka Siaga, Tri Satya dan Dasa Darma pada Pramuka Penggalang.

Kode kehormatan tersebut berfungsi sebagai landasan sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka, terutama untuk Siaga dan Penggalang, sebagaimana dikemukakan Racana Ahmad Dahlan

(23)

(2014: 19) kode kehormatan adalah suatu noma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak (budi pekerti) yang tersimpan dalam hati seseorang yang menyadari harga dirinya. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 126-127) Pramuka Siaga dan Penggalang memiliki 3 tingkatan kecakapan yaitu Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata serta Penggalang Ramu, Penggalang Rakit dan Penggalang Terap yang dapat dibedakan melalui penilaian aspek-aspek di dalam Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU).

SKU Siaga tersebut merupakan kurikulum dari kegiatan Pramuka Siaga dan Penggalang, Berikut ini adalah aspek-aspek yang tercantum dalam SKU Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata serta Penggalang Ramu, Penggalang Rakit dan Penggalang Terap.

1) SKU Siaga Mula

No SKU

1. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan siaga, sekurang-kurangnya 6 kali latihan berturu-turut

2. Hafal dan mengerti Dwi Darma dan Dwi Satya 3. Dapat memberi salam Pramuka

4. Tahu arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia, dan tahu sikap yang harus dilakukan pada waktu bendera kebangsaan dikibarkan atau diturunkan.

5. Biasa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan siaga

6. Dapat hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait pertama dimuka perindukan siaga atau dimuka pendengar-pendengar lain, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara

7. Memiliki buku buku tabanas, buku tabungan Pramuka atau buku tabungan Pelajar

8. Setia membayar uang iuran kepada Gugus depanya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri

(24)

2) SKU Siaga Bantu

No SKU

1. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan siaga mula, sekurang-kurangnya 10 kali latihan berturu-turut

2. Bersungguh-sungguh mengamalkan Dwi Darma dan Dwi Satya

3. Tahu arti Lambang Gerakan pramuka

4. Dapat memelihara bendera kebangsaan Indonesia

5. Tahu nama negara, Ibu kota negara, kepala Negara Republik Indonesia

6. Hafal Pancasila

7. Tahu nama dan alamat kepala desa dan beberapa tokoh masyarakat lain disekitar tempat tinggalnya

8. Dapat membaca jam

9. Dapat menunjuk sedikitnya 4 mata angin

10. Dapat menjalankan latihan-latihan keseimbangan

11. Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul anyam dan simpul pangkal

12. Memiliki buku tabanas, buku tabungan pramuka, atau buku tabungan pelajar dan sudah menabung secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi siaga mula

13. Setia membayar uang iuran kepada Gugus Depannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri

14. Memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna atau sedikitnya satu jenis binatang ternak, selama kira-kira 2 bulan 15. Memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumahnya,

disekolahnya, ditempat ibadat, atau di tempat lain

16. Mengetahui dan melaksanakan ajaranya agamanya, dapat menyebut rukun iman dan rukun islam

(25)

3) SKU Siaga Tahta

No SKU

1. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan sebagai siaga Bantu, sekurang-kurangnya 10 kali latihan

2. Dapat memperlihatkan cara mengibarkan dan menurunkan bendera kebangsaan Indonesia dalam upacara

3. Tahu beberapa hari raya Nasional dan nama beberapa orang pahlawan nasional

4. Tahu sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya 5. Tahu arti lambang Negara Republik Indonesia

6. Tahu nama negara-negara tetangga dan bendera kebangsaanya

7. Untuk putri dapat memasang buah baju dan menyalakan api, untuk puta dapat membuat dua macam hasta karya dengan macam bahan yang berbeda

8. Dapat menyampaikan berita secara lisan

9. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada kecelakaan, dan dapat melaporkannya kepada dokter, rumah sakit, pamong praja, polisi dan keluarga korban

10. Tahu bahan makanan yang bernilai gizi

11. Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu gaya olahraga renang

12. Tahu beberapa macam penyakit menular

13. Memelihara kebersihan salah satu ruangan dirumahnya, disekolahanya, di tempat ibadat atau di tempat lain

14. Dapat menyajikan satu macam kegiatan seni budaya 15. Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia

16. Hemat dan cermat dengan segala miliknya

17. Memiliki buku tabanas, buku tabungan Pramuka, atau buku tabungan pelajar dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga Bantu dan seluruhnya atau sebagian dari pada uang itu diperolehnya dari usaha sendiri

18. Setia membayar uang iuran kepada Gugus Depannya, dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usaha sendiri

19. Memiliki sedikitnya satu Tanda Kecakapan Khusus 20. Mengetahui dan melaksanakan ajaran agamannya

(26)

4) SKU Penggalang Ramu

No SKU

1. Rajin dan giat mengikuti latihan Pasukan Penggalang, sekurang-kurangnya 6 kali latihan berturu-turut

2. Hafal dan mengerti isi Dasa Darma dan Tri Satya

3. Dapat memberi salam Pramuka dan tahu maksud penggunaanya

4. Tahu arti lambang Gerakan Pramuka

5. Tahu cara menggunakan bendera kebangsaan Indonesia, tahu sejarahnya dan tahu arti kiasan warna-warnanya

6. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu Indonesia Raya bait pertama di muka pasukan penggalang atau di muka pendengar-pendengar lain dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau di nyanyikan pada suatu upacara, tahu sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya

7. Hafal Pancasila dan tahu artinya

8. Biasa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan Penggalang

9. Tahu struktur organisasi dan tanda-tanda pengenal dalam Gugus Depan

10. Dapat berbaris

11. Dapat menunjuk sedikitnya 8 arah mata angina, dapat menggunakan kompas dan dapat membaca jam

12. Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, simpul tiang, simpul pangkal dan dapat menyusuk tali

13. Dapat menyampaikan berita secara lisan

14. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada kecelakaan, dan dapat melaporkannya kepada dokter, rumah sakit, pamong praja, polisi atau keluarga korban

15. Selalu berpakaian rapid an memelihara kesehatan badan 16. Untuk puteri dapat mengatur meja makan, atau

menghidangkan makanan pada tamu, untuk putera dapat membuat 2 macam hasta karya dengan macam bahan yang berbeda

17. Memiliki buku tabanas, buku tabungan Pramuka atau buku tabungan pelajar

18. Setia membayar iuran kepada Gugus Depannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri

19. Mengetahui dan melaksanakan ajaran agamanya, dapat mengucap kalimat syahadat dan tahu artinya, mengerti rukun Iman dan rukun Islam, melakukan sholat berjama’ah

(27)

5) SKU Penggalang Rakit

No SKU

1. Rajin dan giat mengikuti latihan Pasukan Penggalang sebagai penggalang ramu, sekurang-kurangnya 10 kali latihan 2. Bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Darma dan Tri

Satya

3. Tahu struktur Organisasi dan tanda-tanda pengenal dalam Gugus Depan

4. Tahu arti lambang negara Republik Indonesia

5. Tahu hari raya Nasional dan sejarah sedikitnya 3 orang pahlawan Nasional

6. Tahu susunan Pemerintah Daerah Tingkat II sampai ke desa dan tahu nama dan alamat Kepala Desa dan beberapa tokoh masyarakat lain disekitar tempat tinggalnya

7. Pernah ikut serta kerja bakti gotong royong yang ditugaskan oleh pembinanya di sekolahanya, di kampungnya, di tempat ibadah atau ditempat lain

8. Dapat dan hafal menyanyikan di muka pasukan Penggalang atau di muka pendengar lain lagu-lagu Sang Merah Putih (Ibu Sud), bagimu Negeri, Maju Tak Gentar, Satu Nusa Satu Bangsa, Dari Barat sampai ke Timur dan sedikitnya satu lagu daerah tempat tinggalnya

9. Dapat menyajikan sedikitnya satu macam kegiatan seni budaya

10. Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia 11. Dapat memimpin barisan Pramuka

12. Dapat menerima dan mengirim berita dengan isyarat Morse atau isyarat Semaphore

13. Dapat memperbaiki kerusakan kecil pada alat-alat rumah tangga atau pakaian

14. Dapat memberi pertolongan pertama pada kecelakaan ringan 15. Jika di sekitar tempat tinggalnya ada pesawat telepon, tahu

cara menggunakanya

16. Tahu bahan-bahan makanan yang bernilai gizi 17. Tahu beberapa macam penyakit menular

18. Memelihara kebersihan salah satu ruangan dan halaman rumahnya, di sekolahnya, di tempat ibadat atau di tempat lain 19. Dapat memasak makanan diperkemahan untuk sedikitnya 5

orang

20. Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu gaya olahraga renang

21. Hemat dan cermat dengan segala miliknya

22. Memiliki buku tabanas, buku tabungan Pramuka, atau buku tabungan Pelajar dan sudah menabung uang secara teratur

(28)

dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi penggalang ramu

No SKU

23. Setia membayar iuran kepada Gugus Depannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri

24. Pernah memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna, atau sedikitnya satu jenis binatang ternak, selama kira-kira 2 bulan

25. Dapat membuat peta lapangan dan sketsa pemandangan 26. Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari

berturut-turut

27. Mengetahui dan melaksanakan ajaran agamanya, hafal dan dapat membaca doa harian, tahu riwayat Nabi Muhammad SAW

6) SKU Penggalang Terap

No SKU

1. Rajin dan giat mengikuti latihan Pasukan Penggalang sebagai penggalang rakit, sekurang-kurangnya 10 kali latihan

2. Tahu arti dan sejarah sumpah pemuda

3. Bersungguh-sungguh mengamalkan Pancasila 4. Mengetahui tentang perserikatan Bangsa-bangsa

5. Tahu tempat-tempat penting di Kecamatan tempat tinggalnya 6. Membuktikan perhatianya terhadap industry yang ada di daerahnya atau melatih diri dalam suatu kerajinan tangan yang berguna

7. Sekurang-kurangnya dua kali pernah ikut kerja bakti gotong royong yang ditugaskan oleh pembinanya di sekolahnya, di kampungnya, di tempat ibadat, atau di tempat lain atau pernah membantu lembaga seperti PMI, LSD, Bimas, Karang Taruna atau lain sebagainya

8. Dapat menaksir jarak, tinggi, luas, isi, berat, kecepatan suhu dan sebagainya

9. Dapat membuat peta pita

10. Dapat menentukan arah mata angina tanpa menggunakan kompas

11. Dapat merencanakan dan mempersiapkan rapat kecil 12. Dapat membuat alat rumah tangga yang sederhana 13. Dapat memberi pertolongan pertama pada kecelakaan 14. Dapat menerapkan pengetahuan tentang kesehatan dan

tentang kebersihan kamar mandi di perkemahan, dirumah atau tempat lain

15. Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu gaya olahraga renang dan melakukan salah satu cabang olahraga lain serta tahu peraturan mainya

(29)

No SKU

16. Memiliki buku tabanas, buku tabungan Pramuka, atau buku tabungan pelajar dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Penggalang rakit, dan sebagian dari pada uang itu diperolehnya dari usahanya sendiri

17. Setia membayar iuran kepada Gugus Depanya, sedapat-dapatnya dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usahanya sendiri

18. Pernah membantu dalam menjalankan administrasi keuangan Gugus Depannya

19. Untuk puteri pernah mengurus satu rumah tangga selama 2 hari berturut-turut, untuk putera sudah pernah berjalan kaki selama 2 hari berturut-turut dengan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Pembinanya

20. Dapat menampilkan salah satu macam kegiatan seni budaya di hadapan Pramuka atau penonton lainya

21. Memiliki sedikitnya satu Tanda Kecakapan Khusus

22. Mengetahui dan melaksanakan ajaran agamanya, tahu hari-hari raya Islam, dapat bertindak sebagai imam dalam sholat berjama’ah di perkemahan

(Manalu, 2014: 31-48).

Pramuka Siaga dan Penggalang memiliki 3 tingkatan yang akan dilalui oleh setiap peserta didik. Dalam mencapai tingkatan yang lebih tinggi, harus melalui tes berupa pengisian SKU oleh pembina dengan cara menguji peserta didik sesuai dengan aspek yang tercantum dalam SKU. Tiap tingkatan memiliki aspek-aspek yang berbeda untuk dinilai. Jadi, Pramuka Siaga dan Penggalang merupakan tingkatan paling dasar dalam Pramuka yang anggotanya adalah peserta didik usia sekolah dasar antara 7-10 tahun sebagai anggota Pramuka Siaga dan peserta didik usia sekolah dasar 11-15 tahun sebagai anggota Pramuka penggalang. Pramuka Siaga dan Penggalang memiliki dua kode kehormatan yang berfungsi melandasi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

(30)

b. Pendidikan Gerakan Pramuka

Kurikulum 2013 ekstrakurikuler Pramuka telah menjadi kewajiban bagi setiap sekolah untuk melaksanakanya, hal ini dikarenakan nilai pendidikan karakter yang terkandung disetiap kegiatanya diharapkan mampu menopang tujuan pendidikan nasional. Terdapat beberapa ciri-ciri pendidikan Gerakan Pramuka yang dikemukakan Manalu (2014: 1-2) adalah sebagai berikut:

1) Diselenggarakan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, terarah dan praktis, yang bertujuan untuk membentuk watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.

2) Sarana bagi kaum muda untuk belajar mandiri, mengembangkan kepribadian seutuhnya yang meliputi aspek spiritual, emosional, intelektual dan fisik sehingga dapat tampil sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat.

3) Sarana bagi kaum muda untuk mengembangkan potensi diri sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan dunia.

4) Proses pendidikan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berhenti ketika usia muda telah selesai).

Kegiatan-kegiatan pendidikan Gerakan Pramuka dilaksanakan di alam terbuka (outdoor activity) berupa permainan-permainan yang menarik, menantang serta mengandung nilai-nilai pendidikan bagi segenap anggota (peserta). Anggota Pramuka dilatih agar berkepribadian utuh, mandiri, memiliki kemampuan memimpin dan bekerja sama serta berbagai kecakapan lain yang sangat perlu bagi pertumbuhan generasi muda. Samani (2012: 147) dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan antara lain:

(31)

1) Melalui kegiatan luar ruang (outdoor activity) akan terbentuk karakter keberanian, kerja sama, patriotism, memahami dan menghargai alam, saling menolong, melatih pertolongan menghadapi bencana, dengan demikian juga memupuk sikap peduli dan empati. Sementara itu perkemahan di alam bebas, berdasarkan pengetahuan tentang angin, cuaca, flora dan fauna memupuk kuriositas dan sikap perjuangan untuk bertahan hidup. Bertahan hidup. Kegiatan api unggun dalam perkemahan memupuk kebersamaan dalam menghargai seni dan budaya.

2) Kegiatan dalam ruang (indoor activity) difokuskan pada pembentukan jiwa kepemimpinan, manajemen, dan memupuk jiwa kewirausahaan.

3) Bernyanyi dan bertepuk tangan baik di dalam maupun di luar ruang meningkatkan keriangan (joyfulness) dan semangat kehidupan yang dinamis.

Ragam kegiatan Kepramukaan yang dapat dilaksanakan bermacam-macam tingkatannya, Manalu (2014: 72) mengatakan bahwa setiap kegiatan Pramuka disesuaikan dengan tingkatan masing-masing, baik untuk siaga, penggalang ataupun penegak dan pandega agar kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan umur dan pola pikir dari anggota itu sendiri. Seseorang yang berumur 18 tahun tentunya tidak tepat jika kegiatanya karnaval, begitu juga seorang yang berumur 10 tahun tentunya belum tepat ketika diajak untuk mengembara di hutan bebas.

c. Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan

Gerakan Pramuka mempunyai Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang harus dipahami oleh setiap anggotanya untuk dijadikan dasar. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 30) mengemukakan bahwa prinsip dasar ialah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan bertindak yang meliputi nilai dan norma dalam kehidupan seluruh anggota gerakan Pramuka.

(32)

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 30) mengungkapkan Prinsip Dasar Kepramukaan mencakup:

1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Perduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta isinya;

3) Perduli terhadap dirinya sendiri;

4) Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Metode kepramukaan adalah cara memberikan Pendidikan kepada peserta didik yang menarik, menyenangkan dan menantang, yang disesuaikan kondisi, situasi dan kegiatan peserta didik (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011: 33). Metode kepramukaan yang dikatakan manalu (2014: 15-16) merupakan cara belajar interaktif dan praktis melalui:

1) Pengamalan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka. 2) Belajar sambil melakukan.

3) Sistem beregu.

4) Kegiatan dialam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.

5) Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan. 6) Sistem tanda kecakapan.

7) Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri.

Metode Kepramukaan tentu harus diamalkan dalam setiap kegiatan Kepramukaan, contoh pengamalan kode kehormatan sebagaimana dikemukakan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 33) yang mengatakan bahwa pengamalan kode kehormatan salah satunya menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Kemudian lebih lanjut Manalu (2014: 20) mengungkapkan yang dimaksud belajar sambil melakukan (learning by doing) dilaksanakan dengan mengutamakan sebanyak mungkin kegiatan praktik pada setiap kegiatan Kepramukaan dalam bentuk Pendidikan

(33)

keterampilan dan berbagai pengalaman yang bermanfaat bagi anggota muda.

Kepramukaan adanya sistem beregu fungsinya adalah sebagaimana dikemukakan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 34) sistem beregu dilaksanakan agar peserta didik memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin berorganisasi, memikul tanggung jawab, mengatur diri, menempatkan diri, bekerja sama dalam kerukunan (gotong royong). Kegiatan Kepramukaan dilaksanakan dialam terbuka agar tidak membosankan peserta didik, Manalu (2014: 21) mengatakan bahwa kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreasi yang edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan dan keamanan. Adanya kegiatan di alam terbuka membutuhkan bimbingan dari anggota dewasa, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 35) anggota dewasa berfungsi sebagai perencana, organisator, pelaksana, pengendali, pengawas dan penilai serta bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Pendidikan Kepramukaan anggota muda.

Sistem tanda kecakapan dimaksudkan sebagai tanda anggota setelah mengikuti ujian-ujian yang dilaluinya, sebagaimana diungkapkan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 35) tanda kecakapan diberikan setelah peserta didik menyelesaikan ujian masing-masing SKU, SKK atau SPG. Setelah anggota dinyatakan lulus ujian maka diadakan upacara pelantikan, upacara pelantikan merupakan serangkaian upacara dalam rangka memberikan pengakuan

(34)

dan pengesahan terhadap seorang pramuka atas prestasi yang dicapainya (Kwarti Nasional Gerakan Pramuka, 2011: 135). Kemudian adanya sistem satuan terpisah maksudnya didalam setiap kegiatan Kepramukaan adanya pemisahan antara anggota putera dan puteri, Manalu (2014: 23) satuan Pramuka puteri dibina oleh Pembina puteri, sedangkan satuan Putera dibina oleh Pembina putera, tidak dibenarkan Pramuka putera dibina oleh Pembina puteri atau sebaliknya..

d. Keterampilan Pembina Pramuka Siaga dan Penggalang

Pembina siaga adalah panutan utama dari mana seorang siaga melihat, meniru dan mengadopsi nilai-nilai dan ketrampilan kepramukaan. Materi keterampilan Pembina siaga diantaranya Upacara siaga, Mengenal berbagai sandi, Kompas dan peta, Pionering, Menaksir, Permainan siaga, Mendirikan tenda, Lagu-lagu untuk siaga, Wisata alam, Kepemimpinan siaga, Bakti siaga, Pengisian SKU, SKK dan SPG siaga.

Pembina penggalang adalah motivator dan penggerak kegiatan kepramukaan yang harus bersemangat dalam mendidikan nilai-nilai dan keterampilan Kepramukaan, materi penggalang diantaranya Upacara penggalang, Berbagai sandi lanjutan, Kompas dan peta, Pionering, Baris-berbaris, Menaksir tinggi, Mempelajari cuaca, Permainan penggalang, Mendirikan berbagai jenis tenda, Senam dan olahraga untuk penggalang, Kepemimpinan penggalang, Jenis-jenis pertemuan

(35)

penggalang, Kemah bakti penggalang, Pengisian SKU, SKK dan SPG penggalang (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,2011: 156-158).

Kegiatan Kepramukaan berjalan baik dengan adanya Pembina Pramuka, pembina yang baik sebagaimana dikatakan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 92) mengatakan 1) Pembina pramuka adalah anggota dewasa yang memiliki komitmen secara sukarela bergiat bersama peserta didik, sebagai mitra yang perduli terhadap kebutuhan peserta didik, dengan penuh kesabaran memotivasi, membimbing, membantu serta memfasilitasi kegiatan peserta didik, 2) Pembina pramuka sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Mahir Tingkat Dasar.

e. Program Kegiatan Peserta Didik

Program kegiatan peserta didik ialah keseluruhan (totalitas) dari apa yang dilakukan peserta didik dalam Pendidikan Kepramukaan (aktivitas), bagaimana aktivitas itu dilaksanakan (metode) dan alasan mengapa aktivitas itu dilaksanakan, Program kegiatan tersebut yaitu: a. Prodik Pramuka Siaga

1) Perindukan Siaga: Satuan digugus depan sebagai tempat berhimpunya Pramuka disebut Perindukan siaga yang terdiri dari 18-24 Pramuka siaga.

2) Barung: Kelompok kecil dalam perindukan siaga yang idealnya beranggotakan 6 Pramuka siaga.

3) Dewan siaga: Dewan siaga beranggotakan seluruh anggota perindukan. Ketua dewan siaga adalah pemimpin barung utama atau sulung.

4) Kegiatan siaga: Kegiatan latihan rutin, Pertemuan siaga besar b. Prodik Pramuka Penggalang

1) Pasukan Penggalang: Wadah pembinaan Pramuka Penggalang disebut pasukan Penggalang.

(36)

2) Regu: Pasukan penggalang idealnya terdiri atas 3 sampai 4 regu dengan jumlah anggota regu 6 sampai 8 penggalang.

3) Dewan Penggalang: Untuk Pendidikan kepemimpinan dan mengikutsertakan dalam pengambilan keputusan para pramuka penggalang

4) Dewan kehormatan Penggalang: Untuk melatih kepemimpinan dan rasa tanggung jawab Pramuka penggalang

5) Majelis Penggalang: Untuk mendidik Pramuka Penggalang dalam kehidupan demokrasi dan mewujudkan hak semua anggota

6) Kegiatan Penggalang: Kegiatan latihan rutin, Kegiatan insidental (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,2011: 45-55) Kepramukaan mempunyai berbagai kegiatan yang menyenangkan bagi anggotanya. Kegiatan-kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk permainan yang dilombakan. Kemasan tersebut dapat membuat anggota Pramuka merasa senang saat mengikuti dan melaksanakannya.

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang peneliti anggap relevan dengan penelitian pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Pramuka di MI Muhammadiyah antara lain:

1. Penelitian Singh Annu dan Mishra Sunita yang dimuat di International Journal of Humanities and Social Science Invention berjudul “Impact of

Extracurricular Activities on Students in Private School of Lucknow District”(studi pada sekolah swasta Kabupaten Lucknow di Uttar Pradesh, India Tahun 2013) menunjukan beberapa hasil salah satunya bahwa, Kegiatan ekstrakurikuler memiliki dampak positif pada kehidupan peserta didik seperti meningkatkan perilaku peserta didik, kinerja sekolah, lulusan sekolah dan aspek positif untuk aspek sosial.

(37)

2. Penelitian Aydın Balyer dan Yuksel Gunduz yang dimuat di Journal of Social Sciences berjudul “Effects Of Structured Extracurricular Facilities On Students’ Academic And Social Development” (studi pada peserta didik

SMA Anatolia (Lycee) di Provinsi Istanbul tahun akademik 2010/2011 di Turki) yang menunjukan beberapa hasil salah satunya bahwa sebagian besar peserta didik puas dengan Kegiatan ekstrakurikuler di Turki. Untuk itu, pengelola sekolah harus mengelola ekstrakurikuler sebagai bagian dari kurikulum formal.

Kedua penelitian tersebut saling berhubungan dalam penelitian ini dalam hal pelaksanaan ekstrakurikuler. Penelitian oleh Singh Annu dan Mishra Sunita yang berkaitan dengan dampak kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan gambaran berkaitan tentang kendala pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Pramuka. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan acuan peneliti untuk mencari data secara lebih spesifik berkaitan dengan kendala. Pada penelitian Aydın Balyer dan Yuksel Gunduz berkaitan dengan pengelolaan pelaksanaan Kegiatan ektrakurikuler dapat memberikan gambaran peneliti mengenai pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Pramuka di MI Muhammdiyah Kecamatan Ajibarang.

Penelitian tersebut saling berhubungan untuk mengetahui dan menggali lebih lanjut terkait masalah yang akan diteliti yaitu mengenai pelaksanaan dan kendala yang dialami sehingga dapat ditemukan informasi yang lebih akurat dalam ekstrakurikuler, karena pada saat ini pelaksanaannya sekolah belum semuanya melaksanakan dengan baik.

(38)

C. Kerangka Berfikir

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, bercakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya pengembangan potensi peserta didik dengan pendidikan berbasis karakter berbagai jalan dilewati termasuk dikeluarkanya Peraturan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor: 63 tahun 2014 yang menyebutkan SD/MI wajib melaksanakan ekstrakurikuler Pramuka. MI Muhammadiyah pada khususnya mendapatkan dua kebijakan sehingga melaksanakan dua ekstrakurikuler kepanduan dalam satu Madrasah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor: 138/KEP/I.0/B/2008 Tentang: Pedoman Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan sekolah muhammadiyah harus melaksanakan ekstrakurikuler Hizbul Wathan.

Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Pramuka dianggap mampu menanamkan pendidikan karakter dikarenakan pada kegiatan-kegiatannya berisikan penanaman pembentukan karakter, MI Muhammadiyah melaksanakan ekstrakurikuler kepanduan yaitu ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Pramuka., adanya pelatihan Hizbul Wathan dan Pramuka yang dilaksanakan sekali dalam seminggu serta keikutsertaan MI Muhammadiyah dalam kegiatan Hizbul Wathan dan Pramuka yang diselenggarakan seperti Jambore Nasional dan Lomba Tingkat 2, tentunya dalam pelaksanaan

(39)

ekstrakurikuler ini tidak lepas dari kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak Madrasah seperti penambahan pembina ekstrakurikuler dan anggaran dana pada kegiatan-kegiatan Hizbul Wathan dan Pramuka dikarenakan harus mengikuti keduanya.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mencari informasi berdasarkan kajian teori tentang pelaksanaan dan kendala ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Pramuka yang ada di MI Muhammadiyah se-Kecamatan Ajibarang, sehingga diharapkan peneliti mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Pramuka yang baik dan kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak Madrasah, kendala-kendala yang dialami diharapkan dapat ditangani dengan baik dan tepat. Alur dari kerangka pikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Pengembangan Potensi Peserta

Didik

Adanya kebijakan melaksanakan dua ekstrakurikuler kepanduan dalam satu Madrasah melalui Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor:

138/KEP/I.0/B/2008 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

nomor 63 tahun 2014 Pendidikan

Berkarakter

Terjadinya pelaksanaan ekstrakurikuer Hizbul Wathan dan Pramuka di MI Muhammadiyah

se-Kecamatan Ajibarang

Dilakukan penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan

Pramuka

Hasil penelitian:

Mengetahui pelaksanaan dan kendala ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan Pramuka di

Gambar

Tabel 2.1 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler  No.  Jenis Kegiatan  Bentuk Kegiatan
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Kwartir Nasional, 2014, Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Nomor, Jakarta.. Majid.abdul, dian andayani, 2002, Maret Pendidikan karakter dalam

Arsip yang digunakan adalah mengenai Perubahan nama dari Pandu menjadi Pramuka, Susunan Kepengurusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, serta lampiran mengenai

Suresh dan Shashikala (2011) dalam penelitiannya tentang pengaruh persepsi akan resiko terhadap pembelian secara online pada konsumen di India, mengatakan bahwa konsumen

Industri dalam menjalankan sebuah usaha diperlukan sebuah pengaturan dan pengelolaan yang baik agar usaha tersebut dapat berjalan dan berkembang dengan baik

Ambalan Jodhipati-Candrasari yang merupakan jenjang pendidikan kepramukaan tingkat penegak bagian dari Gerakan Pramuka, mempunyai tugas dan tanggujawab dalam upaya membantu

a) Tim Pelatih pendidikan dan pelatihan terdiri dari para pelatih Pembina Pramuka yang disyahkan dengan surat keputusan Kwartir atas usul Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka.

Pakaian seragam sekolah terdiri dari pakaian seragam nasional, pakaian seragam kepramukaan, pakaian seragam khas sekolah, pakaian seragam muslimah, dan pakaian

Suprijono (2011: 92) berpendapat bahwa model NHTadalah model pembelajaran yang diawali dengan Numbering yaitu guru membagi kelompok dan tiap orang dalam tiap