• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tenro Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Untuk mempercepat adopsi teknologi salah satu jalan yang dapat dilakukan adalah dengan pelaksan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tenro Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Untuk mempercepat adopsi teknologi salah satu jalan yang dapat dilakukan adalah dengan pelaksan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

474

Tenor Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

DISEMINASI MELALUI DEMONSTRASI

PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA

TERPADU) PADI

Euls

ROKAYAH,SUSIMINDARTI, DAN SUKMAYA

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, J/. Kayuambon No . 80 Lembang, 40391

RINGKASAN

Demonstrasi merupakan salah satu metode diseminasi, melalui metoda ini petugas lapangan diajak untuk mengekspresikan kemampuannya dalam niengaplikasikan suatu teknologi pada suatu lahan yang berlokasi di wilayah kerjanya . Diseminasi yang dikembangkan pada kegiatan ini adalah demonstrasi penerapan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) padi, yang berlokasi di Desa Songgom Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur . Komponen teknologi yang diterapkan antara lain : penggunaan varietas unggul, penggunaan bibit muda (15-20 hss) dan tanam tunggal (1-2 bibit per lubang), penggunaan bahan organik, sistem tanam legowo, pemupukan N berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD), pengendalian hama dan penyakit, dan pengairan berselang . Melalui kegiatan demonstrasi diatas secara teknis memberikan ganibaran yang nyata tentang kincrja penerapan pendekatan PTT yang telah diterapkan oleh petani baik keunggulan maupun kelemahan teknologi, sehingga dapat mempereepat penyampaian inovasi teknologi kepada khalayak pengguna . Disamping itu melalui penerapan PTT pencapaian produksi lebih tinggi 38 dibandingkan dengan cara tanam kebiasaan petani .

Kata kunci : Diseminasi, Demonstrasi . PTT Padi PEN DAHULUAN

Dalam pembangunan pertanian, peranan diseminasi informasi teknologi men,jadi makin penting terutama bagi para pelaku usaha pertanian dalam menghadapi tantangan yang semakin berat pada era globalisasi dan perdagangan bebas . Para pelaku usaha pertanian dituntut meningkatkan efisiensi usahanya agar dapat bersaing dengan para pelaku lain baik dari dalam maupun luar negeri . Dalam kaitan ini ketersediaan informasi tentang teknologi yang tepat guna akan sangat memhantu masyarakat petani dalam meningkatkan usaha pertaniannya .

Diseminasi teknologi hasil pengkajian merupakan aktivitas komunikasi yang penting dalam mendorong terjadinya proses penyebaran teknologi dalam suatu sistem sosial pedesaan . Informasi memungkinkan suatu sistem sosial untuk menyesuaikan diri dan menjaga keseimbangan dengan lingkungan yang mungkin berubah setiap saat (JAHI, 1988) .

Metode diseminasi yang

dikembangkan pada kegiatan ini adalah demonstrasi . Dalam demonstrasi petugas lapangan diajak untuk mengekspresikan kemampuannya dalam mengaplikasikan suatu

teknologi pada suatu lahan yang berlokasi di wilayah kerjanya . Pada kesempatan ini petugas lapangan didampingi petugas BPTP memberikan contoh kepada petani binaannya dalam wujud nyata yang bisa dilihat langsung oleh anggota kelompok taninya. Diharapkan dengan adanya kegiatan demonstrasi, para petani dan atau petugas/ intansi terkait serta pelaku usahatani lainnya dapat termotivasi untuk menerapkan dan penyebarkanteknologi hasil kegiatan tersebut .

Adapun muatan teknologi dalam kegiatan demonstrasi di atas adalah, salah satu teknologi spesifik lokasi yang telah dihasilkan BPTP Jawa Barat yaitu model Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) padi . PTT merupakan terobosan teknologi yang mensinergikan berbagai teknologi untuk

meningkatkan produksi dan mengefisiensikan input produksi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani .

Inovasi model PTT padi memiliki sifat sebagai berikut : (1) menguntungkan, (2) spesifik lokasi, (3) mudah dicoba, (4) mudah diamati, dan (5) kompleks . Sesuai dengan pendapat ROGERS dan SHOEMAKER (1993) bahwa ke lima sifat inovasi tersebut dapat berpengaruh dalam percepatan adopsi .

(2)

Untuk mempercepat adopsi teknologi salah satu jalan yang dapat dilakukan adalah dengan pelaksanaan diseminasi melalui demonstrasi PTT padi yang bertuj uan : (1) Memperlihatkan pada khalayak pengguna tentang keunggulan teknologi spesifik lokasi (PTT-padi) , (2) Memberikan kemudahan pada khalayak pengguna untuk melihat dan menilai sendiri keunggulan teknologi tersebut, (3) Menumbuhkan pernahaman atau apresiasi masyarakat luas dan pengambil keputusan untuk menghasilkan teknologi pertanian yang lebih balk dibandingkan dengan teknologi yang ada atau yang biasa diterapkan .

M ETO DOLOG I

Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan menggunakan media interpersonal . Penggunaan media interpersonal mempunyai karakteristik, diantaranya arus pesan dua arah, adanya umpan balik tinggi, kecepatan penyampaian pesan pada khalayak pengguna dengan adanya dampak yang mungkin terjadi yaitu pembentukan dan perubahan sikap .

Metoda yang dikernbangkan meliputi pertemuan dalam ruangan, diskusi, penerapan di lapangan, dan temu lapang . Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner pada 23 petani anggota kelompok Mu'min Jaya yang merupakan kelompok kooperator .

Tenro Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

Sumber : Data primer 2003

Berdasarkan Tabel I di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar petani berada pada usia 36-46 tahun . Secara keseluruhan rata-rata umur petani herada pada usia produktif (17-65 tahun) . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petani berada dalam usia relatif muda, sehingga memiliki kemampuan tisik yang cukup baik untuk melaksanakan usahataninya .

Pusai Penelilian (kin Pengembun,~un Perernakon

Lokasi kegiatan demonstrasi PTT padi di Desa Songgom Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur, dilaksanakan pada luas areal 5 hektar . Adapun komponen teknologi yang diterapkan antara lain : penggunaan varietas unggul, penggunaan bibit muda (15-20 hss) dan tanam tunggal (1-2 bibit per lubang), penggunaan bahan organik, sistem tanam Iegowo, pemupukan N berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD), pengendalian hama dan penyakit, dan pengairan berselang .

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani

Karakteristik petani dicerminkan oleh umur petani, tingkat pendidikan formal, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga .

Umur petani . Seorang petani dalam melaksanakan usahataninya sangat dipengaruhi oleh kemampuan fisiknya . Peningkatan kinerja seseorang akan sejalan dengan pertambahan urnur . Semakin tinggi umur seseorang, maka kemampuan bekerja akan meningkat sehingga produktivitasnya meningkat sampai mencapai batas umur tertentu . Kemampuan tersebut akan menurun diiringi dengan menurunnya produktivitas . Data umur petani di lokasi kegiatan seperti yang tertera pada Tabel di bawah ini .

Tabel 1 . Distribusi Petani Pelaksana Demonstrasi PTT-padi Menurut Umur di Desa Songgom, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur tahun 2003

Tingkat Pendidikan Formal . Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang sangat penting untuk mengetahui tingkat sumberdaya manusia . Makin tinggi tingkat pendidikan formal petani akan semakin rasional pola tikirnya, dan daya nalarnya . Pendidikan merupakan sarana belajar untuk meningkatkan pengetahuan, yang selanjutnya akan menanamkan pengertian sikap dan mempengaruhi kemampuan petani untuk

4 7 5 No . Umur (tahun) Jumlah Petani

(orang) Prosentase (%) I . <35 4 16 2 . 36 - 46 16 64 3 . 47-57 4 16 4 . 58- 68 1 4

(3)

bertindak yang lebih rasional sehingga makin Tingkat pendidikan petani seperti yang tersaji tanggap terhadap suatu inovasi teknologi . pada Tabel 2 .

Tabel 2 . Distribusi Petani Pelaksana Demonstrasi PTT-padi Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Songgom, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur tahun 2003

Sumber : Data primer 2003

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa Pada umumnya petani memiliki lahan tingkat pendidikan petani secara umum relatif usahatani balk untuk padi maupun untuk rendah yaitu setingkat SD, sehingga tanaman lainnya, sehingga selain mengelola sumberdaya manusia di lokasi kegiatan usahatani padi, juga mereka mengelola tergolong rendah . tanaman lainnya . Data luas pemilikan lahan

seperti yang tertera pada Tabel 3 . Luas Pemilikan Lahan

Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi petani .

Tabel 3 . Distribusi Petani Pelaksana Demonstrasi PTT-padi Menurut Luas Pemilikan Lahan di Desa Songgom, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur tahun 2003

Sumber : Data printer 2003

Sebagian besar petani memiliki lahan seluas 0,1-0,5 ha, dengan rata-rata kepemilikan 0,14 ha. Lahan petani yang dimiliki berasal dari turun temurun (harta warisan) .

Penyuluh

Penyuluh yang terkait dengan kegiatan di lapangan adalah penyuluh BPTP Jawa barat, Dinas Pertanian Kabupaten, dan penyuluh tingkat lapangan pada wilayah BPI'

Warung Kondang, Kabupaten Cianjur . Salah satu faktor penting dalam penyebaran teknologi adalah kualitas kegiatan penyuluhan dari petugas lapang atau penyuluh terhadap petani, harus merupakan paduan sifat-sifat jasa penyuluh yang menun'jukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan para petani balk yang dinyatakan maupun yang tersirat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kegiatan penyuluhan

4 7 6

adalah : (1) motivasi penyuluh, (2) kepribadian penyuluh, (3) harga diri penyuluh, (4) kompetensi penyuluh, (5) kemampuan operasional penyuluh, (6) iklim organisasi, (7) kualitas pemberdayaan penyuluh, (8) kualitas teknologi pertanian, (9) kualitas informasi pertanian, (10) kualitas kebijaksanaan, dan (11) kompleksitas wilayah kerja penyuluh . Kinerja Teknis PTT-Padi

Mempercepat penyampaian inovasi penerapan pendekatan PTT padi ke khalayak pengguna khususnya di Kabupaten Cianjur dilakukan melalui kegiatan demonstrasi . Kegiatan ini secara teknis memberikan gambaran yang nyata tentang kinerja penerapan pendekatan PTT yang telah diterapkan oleh petani balk keunggulan maupun kelemahan teknologi tersebut di kelompok Mu'minjaya pada luasan areal kurang lebih 5 ha, yang terletak di Desa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

No . Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (orang) Prosentase (%) 1 . S D 19 76 2 . SLTP 6 24 No . Luas Pemilikan (Ha) Jumlah Petani (orang) Prosentase (%) I . < 0,1 12 48 2 . 0,1 -0,5 13 52

(4)

Terdapat perbedaan produksi pada lahan yang menerapkan pendekatan PTT dibandingkan dengan cara tanam kebiasaan petani yang menggunakan sistem tegel . Produksi tertinggi yang dicapai dengan pendekatan PTT adalah 12,05 ton/ha GKP, terendah 7,75 ton/ha GKP, dan produksi rata-rata 9,40 ton/ha GKP . Sedangkan produksi yang dicapai dengan cara tanam kebiasaan petani (tegel) adalah 9 ton/ha GKP, jadi dengan pendekatan PTT produksinya lebih tinggi .

Tabel 4. Keragaan Hasil Petani dengan Pendekatan PTT - Padi Sawah melalui Demonstrasi di Desa Songgom, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur 2003 .

Songgom Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur .

Melalui komponen teknologi yang diaplikasikan dalam kegiatan demonstrasi, menunjukkan produksi padi dengan pengukuran hasil ubinan sebesar 8,74 ton/ha GKP (tanpa pupuk organik), sedangkan dengan pupuk organik menghasilkan 12,05 ton/ha GKP, ada kenaikan produksi sebesar 3,31 ton/ha atau 38 % pada lahan yang menggunakan model PTT (Tabel 4) .

Sumber : Data primer 2003

*) penggunaan pupuk organik bekas kebun dan usahatani minapadi Penyebaran Inovasi Teknologi Melalui

Penerapan Model PTT

Luas area] penerapan model PTT padi kurang lebih 5 ha, kegiatan ini dimulai tahun 2003, tahun 2005 telah menyebar ke 14 kecamatan dengan jumlah areal 352,2 Ha, seperti Tabel 5 di bawah ini .

Tabel 5 . Wilayah Pengembangan Penerapan Model PTT padi di Kabupaten Cianjur, 2005 .

Sumber : Dinas Pertanian Kab . Cianjur, 2005

Pusat Penelilian dan Pengembangan Peternakan

Temn Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

Berdasarkan tabel di atas Kecamatan Cikadu dan Ciranjang merupakan kecamatan daerah pengembangan penerapan model PTT terluas dibandingkan dengan kecamatan lainnya . Hal ini terjadi karena kedua kecamatan tersebut mempunyai kelompoktani yang lebih maju dibandingkan dengan

kecamatan lain, sehingga respon petani secara individual terhadap inovasi teknologi lebih baik .

Penyebaran inovasi teknologi melalui pendekatan PTT di atas tidak dapat dipungkiri hal ini dapat terjadi karena adanya proses adopsi teknologi oleh petani . Menurut

MUNDY (1996), petani mengadopsi berbagai

teknologi melalui tahapan sebagai berikut : 1) tahap kesadaran (awareness), 2) perhatian

(interest), 3) penaksiran (evaluation), 4) percobaan (trial), 5) adopsi, 6) konfirmasi (confirmation), 7) penolakan (rejection), atau penerimaan .

Petani tidak hanya sebagai pengadopsi teknologi yang disebarkan, tetapi mereka juga pengujicoba dan pencipta yang secara aktif menyusun strategi adopsi pada lingkungan alamnya . Dalam mengembangkan usahatani-nya petani adalah pencipta solusi yang dihasilkannya sendiri guna menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang

4 7 7 r No Kecamatan Luasan/Ha 1 . Cianjur 2,5 2 . Cibeber 5,5 3 . Cilaku 1,5 4 . Cidaun 38 5 . Cikadu 125 6 . Cikalong kulon 16,5 7 . Mande 2,0 8 . Ciranjang 23,5 9. Cugenang 3,5 10 . Karang tengah 5,5 it . Sindang barang 7,2 12 . Naringgul 2,3 13 . Gekbrong 65 14 . Warung kondang 4,8 Jumlah 352,2

No . Perlakuan Varietas Luas (m2) Produksi (Kg GKP)

Konversi Per Ha (ton/GKP) 1 . Pupuk organik *) Ciherang 848 1 .022 12,05 2 . Tanpa Pupuk

organik

(5)

dihadapi . Mereka secara terus menerus mengevaluasi, menyeleksi dan mengkombina-sikan berbagai informasi yang diperolehnya dari berbagai sumber guna memenuhi kebutuhan hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang dihadapinya .

Ilmu pengetahuan dan teknologi akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan . Untuk itu diperlukan suatu sistem penyebaran (diseminasi) yang efektif dan efisien agar teknologi dan informasi yang dibutuhkan cepat diadopsi masyarakat (Coulter, 1983) .

Kegiatan diseminasi bertu.juan untuk menyebarkan teknologi yang diterapkan dalam pengkajian kepada kelompok-kelompok sasaran yang berada pada agroekoregional yang sama, dengan harapan agar terjadi alih teknologi dan adopsi teknologi . Keberhasilan pemasyarakatan dan pemanfaatan teknologi sangat tergantung pada proses alih teknologi dan faktor kemampuan sumberdaya manusia yang terlihat didalamnya (Priyanti, dkk . 1988) . Sedangkan menurut Wie (1993) sumberdaya manusia merupakan faktor utama di dalam suatu proses interaksi yang akan mempengaruhi akselerasi peningkatan alih teknologi . Oleh karena itu kegiatan diseminasi perlu memilih dan mempertimbangkan metoda dan media yang tepat untuk mendekati sasaran teknologi agar proses adopsi teknologi dapat berjalan dengan baik .

Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan dan kewajiban yang metiputi : keamanan/ kelestarian, penghargaan, tanggapan/perhatian dan pengalaman baru . Keempat kebutuhan dasar tersebut tidak memberikan dorongan secara terpisah, akan tetapi sating berkaitan . Oleh' karena itu inti utama pembinaan petani adalah penguasaan materi bahasan, harus menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana serta tidak menyalahkan petani, tidak menggurui,

KESIMPULAN

Melalui kegiatan demonstrasi, secara teknis memberikan gambaran yang nyata tentang kinerja penerapan pendekatan PTT yang telah diterapkan oleh petani baik

4 7 8

Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

keunggulan maupun kelemahan teknologi tersebut .

Berdasarkan komponen teknologi yang diaplikasikan dalam kegiatan demonstrasi penerapan model PTT-padi, pencapaian produksi-nya lebih tinggi 38 % dibandingkan dengan cara tanam kebiasaan petani .

Melalui kegiatan demonstrasi dapat mempercepat penyampaian inovasi penerapan pendekatan PTT padi kepada khalayak pengguna khususnya di Kabupaten Cianjur . Luas areal semula 5 ha saat ini penerapan pendekatan PTT padi telah mencapai 59,5 ha di lingkup Desa Songgom Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianj ur .

Penyebaran teknologi Inovasi tersebut di atas terjadi karena adanya kinerja yang baik dari petani dan penyuluh atau petugas lapang . Hal ini merupakan paduan sifat-sifat jasa penyuluh yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan para petani baik yang dinyatakan maupun yang tersirat .

Dengan adanya inovasi teknologi yang lebih baik dibandingkan dengan teknologi yang ada atau yang biasa diterapkan, akan menumbuhkan pemahaman atau apresiasi masyarakat luas dan pengambil keputusan untuk menerapkan teknologi inovasi tersebut .

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . 2004 . Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian serta Program Informasi, Komunikasi dan Diseminasi di BPTP .

COULTER, J,K . 1983 . The Inter dependence of Research and Extension : A Comment In " Agricultural Extension by training and visit : The Asian Experience". A Wrd Bank and UNDP Symposium .

JAHI, A . 1988 . "Komunikasi Masa dan Pembang uian Pedesaan di Negara-Negara Dunia ketiga " . PT Gramedia, Jakarta . JB . CHITAMBAR . 1973 . Berkelompok Sebagai

Sifat Naluriah Manusia .

MUNDY, P . 1996 . Adopsi dan Adaptasi Teknologi Baru . Training and communication specialist . PAATP3 . Nopemher 2000 .

ROGERS DAN SHOEMAKER . 1983 . " Diffusion of

Inovation" Edisi ketiga . Free Press, New York

(6)

PRIYANTI, A .U ., KUSNADI . K .S ., WAHYUNING . 1988 . Alih Teknologi Peternakan dan Peningkatan Kemampuan Sumberdaya Manusia . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan, Bogor .

WIE KIAN THEE DAN S . MuLYANI . 1993 . Teknologi : Pengertian dan Ruang Lin gkup . Makalah disampaikan pada Seminar Prospek Perekonomian Indonesia . Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia . Wisma Baja, Jakarta .

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan observasi, objek kajian belum memiliki sertifikasi dari Lembaga Ekolabel Indonesia, sehingga hasil yang dicapai dari kriteria kayu bersertifikat adalah

Apabila terdapat penerimaan Gratifikasi yang harus dilaporkan, maka Hakim maupun Aparatur Pengadilan Agama Sarolangun wajib melaporkan hal tersebut dan menyerahkan

Penggunaan teori Talcott Parson dinilai penulis menjadi teori yang pas untuk menggabungkan beberapa aspek untuk mendukung keberlangsungan program- program yang akan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gliserol terhadap karakteristik edible film dan konsentrasi yang terbaik yang ditambahkan dalam pembuatan

Menetapkan : Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman Barat tentang Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015. PERTAMA :

Kebutuhan energi listrik di kabupaten Bolaang Mangondow, Sulawesi utara dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat laporan produksi pada bagian blowing, carding,

Pengukuran kedalaman sadap ini dilakukan dengan menusuk kulit persis di atas alur yang baru disadap pada 3 tempat yaitu di atas / muka, di tengah dan di bawah / depan dari arah alur