• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

(Menentukan Kisaran Preferensi terhadap Kondisi Suhu Lingkungan dan Kecenderungan Makanan)

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HEWAN

2015-2016

Asisten Koordinator : Rusnia J. Robo Disusun Oleh :

Nama : Rynda Dismayana NIM :201310070311117 Kelas : Biologi 4C

LABORATORIUM BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

(2)

A. PENDAHULUAN a) Latar Belakang

Hewan merupakan mahkluk hidup heterotrof yang sumber makanannya sangat tergantung dengan organisme lain sebagai sumber pakannya. Pakan hewan dapat berupa tumbuhan atau disebut hewan herbivora, atau dapat berupa hewan atau yang disebut karnivora, serta dapat pula memakan tumbuhan juga hewan atau yang dikenal dengan omivora (pemakan segala).

Kesukaan hewan terhadap pakannya sangat tergantung kepada jenis dan jumlah pakan yang tersedia. Bila jumlah pakan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pakan yang dibutuhkan, perpindahan kesukaan terhadap jenis pakan dapat terjadi (Rahman, 2010).

Persaingan dapat terjadi apabila sejumlah organisme dari spesies yang sama atau yang berbeda menggunakan sumber pakan yang sama yang

ketersediaannya kurang, atau walaupun ketersediaannyya cukup. Namun persaingan juga dapat terjadi apabila organisme-organisme itu ketika

memanfaatkan sumber pakan tersebut saling menyerang antara konsumen satu dengan konsumen lainnya. (Sugiyarto, 2007)

Preferensi makanan dapat diamati melalui percobaan-percobaan dengan kondisi terkontrol seperti di laboratorium, faktor biotik dan abiotik dilingkungan alam tersebut dapat mengubah aspek kualitatif dan kuantitatif makanan yang dikonsumsihewan (Hasanah, 2014).

b) Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana efek membatasi dari faktor suhu terhadap sebaran individu-individu sejenis hewan aquatik yang mobil serta menentukan kisaran suhu prefendumnya. Selain itu, kita pun ingin mengettahui ada tidaknya pengaruh aklimasi terhadap pola sebaran individu dan preferensi itu.

c) Dasar Teori

Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dantingkah laku. Pada lingkungan

(3)

perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan. bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Campbell, 2004).

Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan suhu lingkungan sekelilingnya. Sebagai hewan air, ikan memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Secara kesuluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, beberapa species mampu hidup pada suhu air mencapai 29oC, sedangkan jenis lain dapat hidup pada suhu airyang sangat dingin, akan tetapi kisaran toleransi individual terhadap suhu umumnya terbatas. Ikan yang hidup di dalam air yang mempunyai suhu relatif tinggi akan mengalami kenaikan kecepatan respirasi (Otto, 1926).

Salah satu faktor yang dominan mempengaruhi kehidupan hewan adalah suhu. Suhu lingkungan memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada individu hewan. Variasi suhu lingkungan alami dan dampak yang ditimbulkan mempunyai peranan potensial dalam menentukan proses kehidupan, penyebaran serta kelimpahan populasi hewan. Oleh sebab itu, suhu akan menjadi faktor pembatas bagi kehidupan hewan. (Sukarsono, 2012)

Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah diukur dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. Ini terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan sekaligus menentukan kegiatan metaboli, misalnya dalam hal respirasi. Sebagaimana halnya dengan faktor lingkungan lainnya, suhu mempunyai rentang yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme. Masalah ini dijelaskan dalam kajian ekologi yaitu, “Hukum Toleransi Shelford”. Dengan alat yang relatif sederhana, percobaan tentang pengaruh suhu terhadap aktivitas respirasi organisme tidak sulit dilakukan, misalnya dengan menggunakan respirometer sederhana. (Starr, 2013)

Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung pada lengkapnya keadaan, ketiadaan atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh kekurangan maupun kelebihan baik secar kualitatif maupun secara kuantitatif dari salah satu dari beberapa faktor yang mungkin mendekati batas-batas toleransi organisme tersebut. Faktor-faktor yang mendekati batas biotik tersebut meliputi

(4)

komponen biotik dan komponen abiotik yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut. Komponen biotik yang dimaksud tidak terbatas pada tersedianya unsur-unsur yang dibutuhkan, tetapi mencakup pula temperatur, sinar matahari, air dan sebagainya. Tiap organisme mempunyai batas maksimum dan minimum terhadap faktor-faktor tersebut, dengan kisaran diantaranya batas-batas toleransi. (Nelly, 2012)

Ikan mas koki dapat beradaptasi pada suhu kisaran (20-25oC) yang mana pada suhu tersebut merupakan syarat hidup dari ikan mas koki. Dan tidak diharapkan untuk tidak melakukan perubahan atau perubahan kualitas air secara drastis karena itu dapat membahayakan kehidupan dari ikan itu sendiri. (Rudiyanti, 2009)

Ikan yang hidup di dalam air yang mempunyai suhu relatif tinggi akan mengalami kenaikan kecepatan respirasi. Hal tersebut dapat diamati dari perubahan gerakan operculum ikan. Kisaran toleransi suhu antara spesies ikan satu dengan lainnya berbeda, misalnya pada ikan salmonid suhu terendah yang dapat menyebabkan kematian berada tepat diatas titik beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis. Telah diketahui diatas bahwa suhu merupakan faktor abiotik yang paling berpengaruh pada lingkungan perairan, maka perlu diketahui bagaimana suhu mempengaruhi aktifitas biologis spesies ikan tertentu melalui gerakan operculum Ikan Mas Komet (Carassius auratus). (Kanisius, 1992)

B. METODE PRAKTIKUM Alat:

 Box Prefendum Suhu  Box Prefendum Makanan  Termometer

Bahan:

Cyprinus carpio 15 ekor

Dolichoderus thoracicus 15 ekor

 Air

 Air Panas  Es Batu

(5)

 Makanan: Roti Kukus, Kue sus, Sari Roti Coklat, Permen Cara Kerja:

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mengisi box prefendum suhu dengan air

biasa pada tengah-tengah, dan mengisi air hangat pada sebelah kiri, dan air dingin di sebelah kanan.

3. Mengukur suhu masing-masing sisi agar sisi

kiri 30 derajat, dan sisi kanan 18 derajat menggunakan termometer. Apabila kurang dingin diberi air biasa lagi.

4. Menaruh ikan ke dalam box prefendum

suhu dan mengamatinya pada menit ke 3, 6, 9

5. Mengamati dan menghitung jumlah ikan

yang ada di zona 1, 2 dan tiga pada menit ke 3,6,9

(6)

6. Mengukur suhu masing-masing zona

7. Menyiapkan box prefendum makanan

8. Memberi makanan pada keempat sisi box

prefendum makanan, lalu meletakkan 15 ekor semut serta mengamatinya pada menit ke 5, 10, dan 15

9. Menghitung jumlah semut pada

masing-masing sisi pada menit ke 5, 10, 15

C. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini membahas tentang preferensi suhu dan makanan. Ada dua pengamatan pada praktikum kali ini, yaitu tentang preferensi suhu dengan bahan-bahan yang digunakan seperti Cyprinus carpio dan alat-alat seperti box prefendum suhu. Dan yang satunya lagi yaitu pengamatan tentang preferensi makanan, dengan bahan-bahan seperti semut hitam dan beberapa makanan kesukaan semut seperti kue sus, kue coklat, permen dan roti kukus.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pada preferensi suhu

Cyprinus carpio lebih cenderung ke zona 3 dengan suhu sekitar 30 derajat, hal ini dapat menunjukan bahwa kondisi lingkungan tersebut disukai oleh Cyprinus carpio, yaitu dalam kondisi sedikit hangat. Hal ini berkaitan dengan dasar teori

(7)

yang menyatakan bahwa, Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan. bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Campbell, 2004).

Sedangkan pada pengamatan preferensi makanan, semut hitam lebih cenderung menyukai kue sus, hal ini menunjukan kisaran kondisi kue sus paling cocok bagi semut, dan mungkin kue sus berbahan dasar gula asli tanpa pemanis sintetis, sehingga semut cenderung menyukai kue sus. Hal ini berkaitan dengan, Kesukaan hewan terhadap pakannya sangat tergantung kepada jenis dan jumlah pakan yang tersedia. Bila jumlah pakan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pakan yang dibutuhkan, perpindahan kesukaan terhadap jenis pakan dapat terjadi (Rahman, 2010).

D. KESIMPULAN DAN SARAN a) Kesimpulan

 Preferensi ialah suatu kisaran/ rentangan kesukaan organisme terhadap suatu kondisi tempat hidupnya.

 Pada pengamatan preferensi suhu Cyprinus carpio lebih cenderung ke Zona 3 yaitu dengan rata-rata 7,3

 Pada pengamatan preferensi makanan semut cenderung pada kue sus yaitu dengan jumlah 21

b) Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya waktu digunakan seefektif mungkin, dan juga diharapkan instruktur dapat menyampaikan materi dengan jelas.

(8)

E. DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2004. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta

Hasanah, Uswatun, dkk. 2014. Preferensi dan Ambang Deteksi Rasa Manis dan Pahit: Pendekatan Multikultural dan Gender. Jurnal Mutu Pangan. Diakses padaa 19 maret 2015.

Kanisius. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius: Yogyakarta.

Nelly , Novri. 2012. Kelimpahan Populasi, Preferensi Dan Karakter Kebugaran Menochilus Sexmaculatus (Coleoptera: Coccinellidae) Predator

Kutudaun Pada Pertanaman Cabai. Jurnal HPT Tropika. Diakses

padaa 19 maret 2015.

Rahman, Dede A. 2010. Karakteristik Habitat dan Preferensi Pohon Sarang Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) di Taman Nasional Tanjung Puting (Studi Kasus Camp Leakey). Jurnal Primatologi Indonesia. Diakses padaa 19 maret 2015.

Rudiyanti, Siti, dkk. 2009. Pertumbuhan Dan Survival Rate Ikan Mas (Cyprinus Carpio Linn) Pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3 G.

Jurnal Saintek Perikanan. Diakses padaa 19 maret 2015. Starr, Cecie, dkk. 2013. Biologi. Salemba Teknik: Jakarta

Sugiyarto, dkk. 2007. Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan Organik Tanaman pada Intensitas Cahaya Berbeda.

Jurnal Biodiversitas. Diakses padaa 19 maret 2015. Sukarsono. 2012. Ekologi Hewan. UMM Press: Malang

Sumarwoto, Otto. 1926. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan: Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola sebaran panas di Kolam Pelabuhan Tambak Lorok Semarang menuju ke arah timur pada bulan Agustus 2012, kemudian

Uji deskripsi yang dilakukan terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa mi basah dengan penambahan tepung kedelai menunjukan bahwa panelis masih menyukai dan dapat menerima mi basah

Maka dalam ajaran ajaran Islam terdapat unsur rabbaniyyah (ketuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan), mengkombinasi antara Maddiyyah (materialisme) dan ruhiyyah

Di unit ini adalah yang paling menentukan dari keseluruhan proses produksi dimana terjadi reaksi antara sirup glukosa dengan gas H2 menghasilkan produk utama sorbitol

Setiap bentuk perangkat pembelajaran yang diberikan disesuaikan dengan setiap jenis kreativitas yang ada, sehingga mampu meningkatkan kreativitas mahasiswa baik

Oleh karena itu, sebagai usaha untuk mengurangi dampak negatif dari mengonsumsi mie instan, maka labu kuning menjadi satu pilihan bahan untuk membuat mie instan, karena labu

Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga

Untuk mengetahui apakah kualitas produk paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan KFC Cabang Tanjung Duren, Jakarta Barat. Dapat digunakan untuk menerapkan