TESIS
PENGAKUAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PENGINGKARAN KEABSAHAN ANAK
NURHADI NIM: 12109034
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA 2010
PENGAKUAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PENGINGKARAN KEABSAHAN ANAK
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum Dalam Studi Magister Ilmu Hukum
Pada Program Pascasarjana Universitas Narotama
Oleh : NURHADI NIM : 12109034
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA 2010
HALAMAN PERSETUJUAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 01 OKTOBER 2010
Oleh : Pembimbing
TUTIEK RETNOWATI, S.H., M.Hum
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama
TESIS
PADA TANGGAL : ...
TIM PENGUJI TESIS :
KETUA : ... ...
ANGGOTA : ... ...
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan ketulusan hati yang sangat dalam penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak atas segala bantuan, dukungan, saran dan kritik yang telah diberikan. Untuk itu perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
- Bapak HR. Djoko Soemadijo, S.H., selaku Rektor Universitas Narotama Surabaya.
- Bapak Dr. Maarten L.Souhoka, S.H., MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum pada Program Pascasarjana Universitas Narotama Surabaya.
- Ibu Tutiek Retnowati, S.H., M.Hum, selaku Dosen Pembinbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
- Seluruh staf dan karyawan Program Pascasarjana khususnya Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama Surabaya dengan segala bantuannya yang telah diberikan kepada penulis selama mengikuti studi hingga selesainya tesis ini. - Ketua Pengadilan Agama Lamongan yang telah memberi izin untuk kuliah dan
penelitian serta saran-saran yang diberikan beserta rekan-rekan hakim dan karyawan atas dorongan, motivasi dan berbagi pengetahuan serta bantuannya.. - Keluarga tercinta, isteri dan anak-anakku, atas dukungan moril, doa, restu,
bantuan dan pengorbanan yang mereka berikan.
- Rekan-rekan seangkatan Program Magister Ilmu Hukum pada Program Pascasarjana Universitas Narotama atas kebersamaan, bantuan dan dukungannya. - Semua pihak yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran serta
motivasi bagi penulis.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu hukum.
Surabaya, Oktober 2010
Penulis
RINGKASAN
Pembuktian dalam pemeriksaan perkara adalah suatu hal yang sangat penting. Penggugat harus membuktikan dalil-dalil gugatannya dan Tergugat yang membantah harus membuktikan dalil-dalil bantahannya.
Dalam pemeriksaan perkara pengingkaran keabsahan anak dalam keadaan emosi, tertekan dan putus asa Tergugat menyatakan pengakuan dengan mengatakan “Dia anak orang lain”, padahal Pasal 174 HIR dan Pasal 1925 KUH Perdata menentukan bahwa pengakuan murni merupakan bukti sempurna, mengikat dan menentukan yang tidak memungkinkan pembuktian lawan, sehingga pengakuan Tergugat berakibat membebaskan Penggugat untuk membuktikan lebih lanjut.
Putusan Pengadilan Agama Lamongan Nomor 1418/Pdt.G/2007/PA.Lmg mengenai pengingkaran keabsahan anak dalam pertimbangan hukumnya (ratio
decidendi) Majelis Hakim menilai bahwa pengakuan Tergugat dalam perkara tersebut tidak dinilai sebagai bukti sempurna, mengikat dan menentukan serta bukan merupakan pengakuan kebenaran tentang dalil gugatan Penggugat, tetapi pengakuan Tergugat dinilai sebagai pernyataan kehendak Tergugat untuk mengakhiri sengketa.Tergugat menyatakan pengakuan dengan harapan perkara pengingkaran keabsahan anak segera diputus dan Penggugat segera menjatuhkan talaknya kepada Tergugat.
Berdasar latar belakang tersebut, maka masalah yang perlu dibahas dalam penulisan tentang alat bukti pengakuan dalam perkara pengingkaran keabsahan anak adalah tentang (1) Peristiwa apa yang harus dibuktikan dalam perkara pengingkaran keabsahan anak, dan (2) apa nilai kekuatan alat bukti pengakuan dalam perkara pengingkaran keabsahan anak. Beranjak dari permasalahan tersebut kemudian dilakukan analisis dan akhirnya ditarik kesimpulan.
Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun l974 menentukan bahwa Pembuktian dalam perkara pengingkaran keabsahan anak harus mampu membuktikan dua peristiwa hukum secara kumulatif, yaitu membuktikan bahwa Tergugat melakukan perbuatan zina dan membuktikan bahwa anak yang dilahirkan Tergugat adalah akibat dari zina.
Oleh karena perbuatan zina adalah termasuk dalam ranah hukum publik, maka dalam pemeriksaan perkara kebenaran yang dicari adalah kebenaran materiil, sehingga karena hal tersebut maka nilai kekuatan pembuktian yang terkandung dalam alat bukti pengakuan (bekentenis confession) sebagai bukti sempurna, mengikat dan menentukan sebagaimana dimaksud ketentuan pasal 174 HIR dan Pasal 1925 KUH Perdata tidak bisa diterapkan dalam perkara pengingkaran keabsahan anak, karena HIR Dan KUH Perdata dengan bobot nilai kekluatan pembuktiannya sebagaimana tersebut diatas penerapannya adalah pada perkara perdata yang dalam pemeriksaan perkara kebenaran yang dicari adalah kebenaran formil; dengan demikian selanjutnya nilai kekuatan alat bukti pengakuan dalam perkara pengingkaran keabsahan anak dinilai sebagai bukti bebas, artinya nilai kekuatan pembuktiannya diserahkan kepada hakim.
ABSTRACT
This research aims to contribute to development of knowledge and legal practices concerning what must be proved in a denial of the legitimacy of child and the implementation of evidence in denial of admission in the examination of the validity of a child case in the courts of religion through statute approach, conceptual approach, case approach and qualitatively analyzed.
The validity of proof in the denial of legitimacy of child case must be able prove the two events that cumulatively the law have committed adultery wife and child who was born wife is a result of the adultery.
The power of confession evidence in the case of denial of the legitimacy of child assessed as evidence of freedom, namely the strength of evidence submitted to the judge and may require evidence coupled with other.
DAFTAR ISI
Halaman sampul depan --- --- i
Halaman sampul dalam --- --- ii
Halaman prasyarat gelar --- --- iii
Halaman persetujuan --- iv
Halaman penetapan panitia penguji --- v
Ucapan terima kasih --- vi
Ringkasan --- vii
Abstrak --- viii
Daftar isi --- ix
BAB I PENDAHULUAN --- 1
A. Latar Belakang Masalah --- 1
B. Rumusan Masalah --- 6 C. Tujuan Penelitian --- 6 D. Manfaat Penelitian --- 7 E. Tinjauan Pustaka --- 7 F. Metode Penelitian --- 15 G. Sistematika Penulisan --- 17
BAB II PEMBUKTIAN PENGINGKARAN KEABSAHAN ANAK--- 19
A. Tinjauan Yuridis Pengingkaran Keabsahan Anak --- 19
1. Status Hukum Anak --- 19
2. Pengingkaran Anak --- 24
B. Pembuktian Pengingkaran Keabsahan Anak --- 28
2. Peristiwa yang Harus Dibuktikan --- 32
3. Alat Bukti yang Digunakan --- 35
BAB III NILAI KEKUATAN ALAT BUKTI PENGAKUAN DALAM PERKARA PENGINGKARAN KEABSAHAN ANAK --- 47
A. Pengakuan sebagai Alat Bukti --- 47
B. Yang Dapat Dibuktikan dengan Pengakuan --- 51
C. Nilai Kekuatan Alat Bukti Pengakuan --- 53
D. Analisis Putusan Nomor: 1418/Pdt.G/2007/PA.Lmg. --- 58
BAB IV PENUTUP --- 76
A. Kesimpulan --- 76
B. Saran-saran --- 76 Daftar Pustaka
Lampiran
1. Putusan Nomor: 1418/Pdt.G/2007/PA.Lmg 2. Surat Keterangan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Anshoruddin, Hukum Pembuktian menurut Hukum Acara Islam dan Hukum Positif, Pustaka pelajar, Yoyakarta, 2004.
Harahap, M. Yahya, Beberapa Permasalahan Hukum Acara Perdata pada Peradilan
Agama, Yayasan Al-Hikmah, Jakarta, 1999.
______, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
______, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama: Undang-Undang
No.7 Tahun 1989, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
Malik, Muhammad Abduh, Perilaku Zina: Pandangan Hukum Islam dan KUHP, Bulan Bintang, Jakarta, 2003.
Manan, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Kencana, Jakarta, 2005.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2009. Mas, Marwan, Pengantar Ilmu Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2002.
Prawirohamidjojo, R. Soetojo, Hukum Orang dan Keluarga, Airlangga University Press, Surabaya, 1991.
Rahardjo, Satjipto, Hukum Progresif, Genta Publishing, Yogyakarta, 2009.
Rosyid, Roihan A., Hukum Acara Peradilan Agama, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, alih bahasa Mohammad Thalib, Alma’arif, Bandung, Jilid 8, tt.
Samudera, Teguh, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, Alumni, Bandung, 1992.
Satrio, J. Hukum Keluarga Tentang Kedudukan Anak dalam Undang-Undang, Citra Aditya Bakti, 2000.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986. Soimin, Soedaryo, Hukum Orang dan Keluarga, Sinar Grafika, Jakarta. Subekti, R., Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita, Jakarta, 1995.
Supomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Pradnya Paramita, Jakarta, 1986.
Tim Direktorat Pembinaan Peradilan Agama, Analisa Hukum Islam tentang Anak
Luar Nikah, Departemen Agama RI, Jakarta, 2004.
INTERNET
Suharwati, Kedudukan DNA melalui Golongan Darah sebagai Salah Satu Alat Bukti
terhadap Penentuan Anak Zina, dalam Hukum Islam, http:/digilib.itb.ac.id.
Suparman, Eman, Alat Bukti Pengakuan Dalam HukumAcara Perdata,
http://resouces.unpad.ac.id.
Tanjung, Yuhendra, Keabsahan Test DNA sebagai Alat Bukti dalam Perkara
Pidana, http://yuhendrablog.wordpress.com.
PERUNDANG-UNDANGAN HIR
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Kompilasi Hukum Islam
R Bg
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002tentang Perlindungan Anak.