ANAMNESIS
GANGGUAN PSIKIATRI
BAGIAN KETERAMPILAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVESITAS ISLAM SUMATERA UTARA
TAHUN 2015
PENDAHULUAN
•
Untuk mengobati pasien psikiatrik secara efektif,
dokter harus membuat diagnosis yang akurat dan
dapat dipercaya.
•
Dokter harus mampu menyampaikan keprihatinan,
empati, rasa hormat dan kemampuan untuk
menciptakan suatu rapport dan kepercayaan yang
memungkinkan pasien berbicara jujur dan akrab.
•
Anamnesis sebaiknya dilakukan langsung kepada
pasien dengan meminta keluarga pasien untuk
mendampingi sebagai sumber data tambahan dari
allo-anamnesis.
• Anamnesis yang baik untuk gangguan psikiatri, kerangka yang dipakai umumnya sama dengan anamnesis lainnya.
• Namun, pada gangguan psikiatri beberapa poin dari kerangka di atas diarahkan pada penekanan yang berbeda, sehingga kerangka pada gangguan psikiatri adalah
sebagai berikut: ▫ Anamnesis pribadi
▫ Anamnesis keluhan utama
▫ Anamnesis penyakit sekarang
Onset
Faktor pencetus
▫ Anamnesis riwayat penyakit terdahulu
Psikiatrik
Medis
Riwayat pemakaian alkohol dan zat-zat lain
▫ Anamnesis riwayat pribadi
▫ Prenatal dan perinatal
▫ Masa anak-anak awal (sampai usia 3 tahun)
▫ Masa anak-anak pertengahan (sampai usia 3-11 tahun)
▫ Masa anak-anak akhir (pubertas sampai masa remaja)
▫ Masa dewasa
▫ Anamnesis riwayat penyakit keluarga
▫ Anamnesis riwayat sosial ekonomi
▫ Riwayat pekerjaan
▫ Riwayat perkawinan atau hubungan
▫ Riwayat pendidikan
▫ Aktivitas sosial
▫ Situasi lingkungan hidup saat ini
ANAMNESIS PRIBADI
•
Anamnesis pribadi pada gangguan psikiatri memiliki
komponen yang sama dengan anamnesis penyakit
lainnya. Hal-hal yang harus ditanyakan pada anamnesis
pribadi antara lain:
•
Dokter harus menanyakan apakah pasien datang atas
keinginan sendiri, dirujuk oleh orang lain atau dibawa
oleh orang lain.
Dengan menanyakan hal-hal di atas,
maka sketsa ringkas tentang karakteristik pasien yang
kemungkinan penting dapat mempengaruhi diagnosis,
prognosis, pengobatan dan kepatuhan.
Nama, Umur, Kelamin, Alamat, Agama,
Bangsa/Suku, Status Perkawinan, Pekerjaan
•
John Jones adalah seorang pria katolik berusia 25 tahun
yang tidak menikah, sekarang ini menganggur dan
tunawisma, tinggal di tempat penampungan masyarakat
dan di jalanan. Anamnesis sekarang dilakukan di ruang
gawat darurat dengan pasien dalam pengekangan pada
keempat anggota geraknya dengan dihadiri dua anggota
staf klinik dan satu petugas polisi. Kejadian ini
merupakan kunjungan ke-10 bagi pasien ke ruang gawat
darurat dalam tahun terakhir. Sumber informasi tentang
pasien adalah pasien sendiri dan petugas polisi yang
membawanya. Petugas polisi telah menyaksikan pasien
di jalanan dan mengenalinya dari episode sebelumnya.
Contoh Laporan Tertulis Anamnesis
Pribadi
ANAMNESIS KELUHAN UTAMA
• Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien sehinggadirinya datang berobat.
• Keluhan utama, dengan kata-kata pasien sendiri, menyatakan mengapa ia telah datang atau dibawa untuk mendapatkan bantuan.
• Keluhan ini harus dicatat bahkan jika pasien tidak mampu untuk berbicara, dan suatu gambaran tentang orang yang memberikan informasi harus dimasukkan.
• Penjelasan pasien, tidak tergantung pada bagaimana kacaunya atau tidak relevannya keluhan itu, harus dicatat kata demi kata di dalam bagian keluhan utama.
• Orang lain yang datang sebagai sumber informasi selanjutnya dapat memberikan versi mereka sendiri tentang peristiwa yang ada di dalam bagian riwayat penyakit sekarang.
•
”Saya merasa sangat tertekan dan berpikir tentang
membunuh diri saya sendiri.” ” Tiap kendaraan di depan
rumah saya mempunyai nomor polisi yang mengirimkan
pada saya suatu pesan rahasia tentang suatu rencana
untuk membunuh Presiden.” ”Tidak ada yang sakit pada
diri saya; dialah orang yang gila.” Pasien membisu.
Contoh Laporan Tertulis Anamnesis Keluhan
Utama
ANAMNESIS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Bagian dari riwayat psikiatrik ini memberikan gambaran yang lengkap dan kronologis tentang peristiwa yang menyebabkan momen sekarang ini dalam kehidupan pasien. Bagian ini
merupakan bagian anamnesis yang paling membantu dalam membuat suatu diagnosis.
• Pada gangguan psikiatri, komponen yang berpedoman kepada
Macleod’s Clinical Examination (metode OLDCART dan
OPQRST) yang sering digunakan adalah onset, duration, character, quality dan provoking factor. Misalnya: Apa onset episode terakhir, dan apa peristiwa pencetus langsung atau
•
Tetapi dalam melakukan penggalian pada gangguan
psikiatri,
dokter tidak perlu terlalu kaku dengan hanya
memakai metode di atas, dokter harus mampu
menggali informasi dari pasien sebanyak-banyaknya
sehingga mendapatkan gambaran perkembangan
gejala gangguan pasien
.
•
Perkembangan gejala pasien harus digambarkan dan
diringkaskan di dalam cara yang tersusun dan sistematis.
•
Gejala yang tidak tampak juga harus digambarkan
dan
diringkaskan di dalam cara yang tersusun dan sistematis.
•
Semakin rinci riwayat penyakit sekarang, semakin
ANAMNESIS RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
• Bagian dari riwayat psikiatrik ini merupakan suatu peralihan dari riwayat penyakit sekarang. Pada anamnesis ini, dokter perlu menggali 3 hal, yaitu:
ANAMNESIS RIWAYAT PRIBADI
• Pada penyakit sistem organ lain, anamnesis riwayat pribadi pasien berisi penggalian informasi-informasi mengenai kebiasaan hidup pasien yang mungkin memiliki hubungan dengan penyakit yang dideritanya. Hal itu berbeda pada penggalian pasien dengan gangguan psikiatri. Pada
anamnesis riwayat pribadi, dokter akan menggali tentang perkembangan hidup pasien yang meliputi beberapa fase kehidupan, yaitu:
ANAMNESIS RIWAYAT PRIBADI
•
Dokter mempertimbangkan sifat situasi rumah dimana
pasien dilahirkan dan apakah pasien direncanakan dan
diinginkan untuk dilahirkan. Apakah terdapat masalah
dengan kehamilan dan persalinan ibu? Apakah terdapat
bukti-bukti cacat atau cedera saat kelahiran? Bagaimana
keadaan emosional dan fisik ibu saat pasien lahir? Apakah
terdapat masalah kesehatan ibu selama kehamilan? Apakah
ibu menggunakan alkohol atau zat lain selama
kehamilannya?
Prenatal Prenatal dan dan Perinatal PerinatalANAMNESIS RIWAYAT PRIBADI
•
Periode anak-anak awal terdiri dari tiga tahun pertama
kehidupan pasien. Kualitas interaksi ibu-anak selama
pemberian makanan dan latihan toilet adalah penting. Sering
kali dimungkinkan untuk mempelajari apakah anak
mempunyai masalah di bidang tersebut. Gangguan awal di
dalam pola tidur dan tanda tidak terpenuhinya kebutuhan,
seperti membantingkan kepala atau mengguncangkan tubuh,
memberikan petunjuk tentang kemungkinan penyimpangan
atau ketidakmampuan perkembangan maternal.
Masa Masa anak-anak awal anak awal (sampai 3 (sampai 3 tahun) tahun)
ANAMNESIS RIWAYAT PRIBADI
• Pada bagian ini dokter dapat memusatkan pada subjek penting
seperti identifikasi jenis kelamin, hukuman yang digunakan di rumah, dan siapa yang menegakkan disiplin dan mempengaruhi
pembentukan suara hati awal. Dokter harus menanyakan
pengalaman sekolah awal dari pasien khususnya bagaimana pasien pertama kali menoleransi perpisahan dari ibunya. Data tentang
persahabatan pasien dan hubungan pribadi adalah bermanfaat. Apakah anak mampu bekerja sama dengan teman sebayanya,
bersikap adil, mengerti dan mematuhi aturan, dan mengembangkan suara hati awal? Riwayat pelajaran membaca pasien dan
perkembangan keterampilan intelektual dan motorik lainnya adalah penting. Riwayat gangguan belajar, penanganannya, efeknya pada anak adalah mempunyai kepentingan khusus.
Masa anak-anak pertengaha n (sampai usia 3-11 tahun)
ANAMNESIS RIWAYAT PRIBADI
•
Selama masa anak-anak akhir, orang mulai untuk
mengembangkan kemandirian dari orang tuanya melalui
hubungan dengan teman sebaya dan di dalam aktivitas
kelompok. Dokter harus berusaha untuk menentukan nilai
kelompok sosial pasien dan menentukan siapa tokoh yang
diidealkan oleh pasien. Penggalian lebih lanjut diindikasikan
tentang riwayat sekolah pasien, hubungan dengan guru,
pelajaran dan minat yang paling disukai pasien, baik di
sekolah maupun bidang ekstrakulikuler. Bagaimana
hubungan dengan orang tua dalam tahap ini, dan juga
perkembangan karakteristik seks sekunder.
Masa anak-anak akhir (pubertas sampai masa remaja)
ANAMNESIS RIWAYAT PRIBADI
•
Masa dewasa
akan ditanyakan pada anamnesis
riwayat sosial ekonomi
, yaitu meliputi riwayat
pekerjaan, riwayat perkawinan atau hubungan,
riwayat pendidikan, aktivitas sosial, situasi
lingkungan hidup saat ini, riwayat hukum dan
riwayat psikoseksual.
Masa
dewas
ANAMNESIS RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
•
Dalam anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter
menanyakan ada tidaknya anggota keluarga dekat
pasien (sedarah) secara garis keturunan vertikal, seperti
ayah kandung, ibu kandung, kakek, nenek, paman, dan
bibi, yang menderita gangguan yang sama dengan yang
diderita pasien. Juga ditanyakan apakah terdapat
riwayat penggunaan alkohol atau zat lain atau perilaku
antisosial di dalam keluarga.
ANAMNESIS RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
ANAMNESIS RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
•
Riwayat pekerjaan
- Dokter harus menggambarkan pilihan
pekerjaan pasien, keperluan latihan dan persiapan, konflik
hubungan dengan kerja dan ambisi serta tujuan jangka panjang.
•
Riwayat perkawinan atau hubungan
– Dokter
menggali riwayat perkawinan atau jangka panjang dengan detail
perkembangan hubungan, termasuk usia pasien saat memulai
perkawinan atau hubungan jangka panjang. Masalah persetujuan
dan ketidaksetujuan – termasuk penatalaksanaan uang, kesulitan
tempat tinggal, atau peranan ipar, dan sikap dalam membesarkan
anak-anak harus digambarkan.
•
Riwayat pendidikan
– Dokter perlu menggali dan
mendapatkan gambaran yang jelas tentang latar belakang
pendidikan pasien. Informasi tersebut dapat memberikan
petunjuk latar belakang sosial dan kultural pasien, kecerdasan,
motivasi, dan tiap halangan dalam pencapaian.
ANAMNESIS RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
•
Aktivitas sosial
– Dokter harus menggambarkan kehidupan
sosial pasien dan sifat persahabatan, dengan penekanan pada
kedalaman, lama dan kualitas hubungan manusia. Gambarkan
juga minat sosial, intelektual, dan fisik yang dilakukan pasien
dengan teman-temannya.
•
Situasi lingkungan hidup saat ini
– Dokter meminta pasien
menggambarkan dimana ia tinggal dalam maksud lingkungan
tetangga dan rumah tempat tinggal. Pasien harus menceritakan
tentang sumber penghasilan keluarga dan tiap kesulitan finansial.
•
Riwayat hukum
– Apakah pasien pernah ditangkap dan jika
demikian karena apa? Berapa kali? Apakah pernah dipenjara?
Berapa lama? Riwayat kekerasan yang banyak dapat
menyadarkan dokter psikiatrik akan kemungkinan kekerasan di
masa mendatang.
ANAMNESIS GIZI
•
Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien
tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa
banyak porsinya serta frekuensi makan. Dapat
ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya
berkurang, bertambah, atau tetap dan dicari apakah ada
hubungannya dengan gangguan yang diderita oleh
pasien. Misalnya pasien yang depresi, biasanya nafsu
makannya menurun dan dapat menyebabkan berat
badan yang berkurang.
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
•
Pemeriksaan psikiatri bertujuan untuk memeriksa status
mental pasien.
•
Ini merupakan bagian dari pemeriksaan klinis yang
menggambarkan jumlah total observasi pemeriksa dan
kesan tentang pasien psikiatri saat wawancara.
Walaupun riwayat pasien tetap stabil, status mental
pasien dapat berubah dari hari ke hari atau dari jam ke
jam.
Gambaran Umum
• A. Penampilan
• Hal ini adalah suatu gambaran tentang penampilan pasien dan kesan fisik secara keseluruhan yang disampaikan kepada dokter, seperti yang dicerminkan dari sikap tubuh, cara berpakaianan, penampilan fisik dan tanda-tanda kecemasan.
• Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sikap tubuh adalah diam, aneh atau normal. Istilah umum yang digunakan
untuk menggambarkan cara berpakaian adalah rapi, biasa, tidak menentu atau kotor. Istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan penampilan fisik adalah tampak sehat, sakit, agak sakit, seimbang, kelihatan tua, kelihatan muda, kusut, seperti anak-anak dan kacau. Untuk tanda-tanda kecemasan dapat
dilihat dari telapak tangan basah, keringat pada dahi, gelisah, sikap tegang, suara tertahan dan mata terbelalak.
Gambaran Umum
• B. Perilaku dan aktivitas psikomotor
• Kategori ini dimaksudkan pada aspek kuantitatif maupun
kualitatif dari perilaku motorik pasien. Yang termasuk di dalamnya adalah cara berjalan, kemudian ada tidaknya manerisme, tiks, perilaku stereotipik, echopraxia, hiperaktivitas,
agitasi, melawan, fleksibilitas, atau rigiditas. Cara berjalan dapat dilihat apakah pasien berjalan dengan semboyongan, biasa, kaku ataupun berlebih-lebihan.
Gambaran Umum
• Manerisme adalah gerakan atau kebiasaan stereotipik yang aneh pada seseorang.
• Tiks adalah gerakan atau ucapan cepat tidak teratur melibatkan
kelompok otot-otot wajah atau anggota badan, involunter, kompulsif dan berulang, dirasakan sebagai sesuatu yang tidak dapat ditahan walaupun dapat ditahan untuk beberapa saat.
• Perilaku stereotipik adalah pengulangan tindakan-tindakan atau kata-kata yang tidak ada gunanya secara menetap.
• Echopraxia adalah peniruan gerakan orang lain yang bersifat stereotipik.
• Agitasi adalah pengenalan dan aktivitas motorik berlebihan dan tak
bertujuan atau kelelahan, biasanya dihubungkan dengan keadaan tegang atau ansietas.
• Rigiditas adalah kekakuan atau ketidakfleksibelan, terutama yang abnormal atau merupakan penyakit.
Gambaran Umum
• C. Sikap terhadap pemeriksa
• Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat digambarkan dengan bekerja sama, bersahabat, penuh perhatian, tertarik,
datar, menggoda, bertahan, merendahkan, kebingungan, apatis, bermusuhan, bermain-main, menyenangkan,
Mood dan Afek
• A. Mood
• Mood didefinisikan sebagai emosi yang meresap dan terus-menerus yang mewarnai persepsi seseorang akan dunia. Dokter
dapat menunggu apakah pasien mengatakan secara sukarela tentang perasaan atau apakah perlu untuk meminta pasien pengatakan apa saja yang dirasakannya. Pernyataan tentang mood seorang pasien harus memasukkan kedalaman, intensitas, lama dan fluktuasinya. Kata sifat yang sering digunakan untuk menggambarkan mood
adalah kecewa, mudah marah, cemas, marah, meluap-luap,
kosong, bersalah, terpesona, merendahkan diri sendiri, ketakutan, bingung dan labil. Mood labil berarti bahwa mood
berfluktuasi atau berubah dengan cepat antara hal-hal yang ekstrem (sebagai contoh tertawa terbahak-bahak dan meluap-luap pada satu waktu, menangis dan kecewa pada waktu selanjutnya).
Mood dan Afek
• B. Afek
• Afek didefinisikan sebagai respon emosional pasien yang tampak. Afek adalah apa yang disimpulkan oleh pemeriksa dari ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan macam perilaku ekspresif. Afek mungkin sejalan dengan mood atau tidak sejalan. Afek digambarkan dalam rentang normal, terbatas,
tumpul atau datar.
• Rentang afek dalam batas normal yaitu terdapat variasi dalam ekspresi wajah, irama suara, penggunaan tangan dan pergerakan tubuh. Jika afek terbatas, terdapat penurunan jelas di dalam
rentang dan intensitas ekspresi. Demikian juga, pada afek yang tumpul, ekspresi emosional menurun lebih jauh. Untuk
mendiagnosis afek datar, dokter harus tidak menemukan tanda
Mood dan Afek
• C. Kesesuaian
• Kesesuaian respon emosional pasien dapat dipertimbangkan di dalam konteks masalah subjektif yang didiskusikan pasien. Pasien dengan waham yang menggambarkan penyiksaan mungkin menjadi marah atau ketakutan karena pengalaman yang mereka percaya
terjadi pada mereka. Kemarahan atau ketakutan di dalam konteks tersebut adalah suatu ekspresi yang sesuai.
Bicara
• Bagian ini menggambarkan karakteristik fisik dari berbicara. Bicara dapat digambarkan di dalam kuantitasnya, kecepatan produksi
bicara, dan kualitasnya.
• Kuantitas – Pasien dapat digambarkan sebagai senang berbicara, suka mengomel, fasih, pendiam, tidak spontan, atau berespon
normal terhadap petunjuk dari pewawancara.
• Kecepatan produksi bicara – Pasien dapat digambarkan bicara cepat atau lambat, tertekan, ragu-ragu, emosional, dramatik,
monoton, keras, berbisik, bersambungan, terputus-putus atau
mengomel. Gangguan bicara, seperti tergagap-gagap, dimasukkan di dalam bagian ini.
Gangguan Persepsi
• Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi, mungkin dialami berkenaan dengan diri sendiri atau lingkungan. Sistem sensoris yang terlibat (sebagai contoh, auditorius, visual, olfaktorius atau taktil) dan isi pengalaman ilusi atau halusinasi harus digambarkan.
• Keadaan terjadinya tiap pengalaman halusinasi adalah penting,
karena halusinasi hipnagogik (terjadi saat orang jatuh tertidur) dan halusinasi hipnopompik (terjadi saat orang terbangun) adalah
mempunyai kepentingan yang jauh lebih kecil dibandingkan jenis halusinasi lainnya.
Pikiran
• Pikiran dibagi menjadi proses (atau bentuk) dan isi.
• Proses dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi, yaitu bentuk di mana seseorang berpikir.
• Proses atau bentuk pikiran mungkin logis dan koheren atau sama sekali tidak logis dan bahkan tidak dapat dimengerti. Isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya dipikirkan oleh
Gangguan proses (atau bentuk) pikiran
• Pengenduran asosiasi atau keluar dari jalur – ide yang diekspresikan tidakberhubungan.
• Flight of ideas – cara berpikir yang cepat, di dalam keadaan ekstrem.
• Tangensialitas – suatu gangguan dimana pasien kehilangan urutan pembicaraan dan
mengikuti pikiran tangensial yang distimulasi oleh berbagai stimuli eksternal yang tidak relevan dan tidak pernah kembali ke titik awal.
• Sirkumtansialitas – hilangnya kemampua berpikir yang diarahkan oleh tujuan; di
dalam proses menjelaskan suatu data, pasien memasukkan banyak perincian yang tidak relevan dan komentar yang disisipkan tetapi akhirnya kembali ke titik awal.
• Kata yang bercampur aduk (word salad) atau tidak masuk akal
• Neologisme – penciptaan kata-kata baru oleh pasien melalui kombinasi atau
kondensasi kata lain.
• Asosiasi bersajak/asosiasi bunyi/clang asotiation
• Permainan kata (punning) – asosiasi dengan arti ganda.
• Penghambatan pikiran – terputusnya alur pikiran sebelum ide diselesaikan; pasien
mungkin menyatakan ketidakmampuan untuk mengingat apa yang telah dikatakan atau akan dikatakannya.
Orientasi
• Gangguan orientasi biasanya dibedakan menurut waktu, tempat dan orang. Tiap gangguan biasanya tampak dalam urutan tersebut (yaitu, perasaan tentang waktu terganggu sebelum
perasaan tentang tempat); demikian juga saat pasien membaik, gangguan hilang dalam urutan terbalik. Dokter harus menentukan apakah pasien dapat memberikan tanggal dan waktu. Di samping itu, dalam bertanya tentang orientasi tempat kepada pasien, tidak cukup bahwa pasien mampu untuk menyebutkan nama dan lokasi dengan cepat, tetapi mereka juga harus berkelakuan seperti mereka mengetahui berada di mana. Dalam menilai orientasi terhadap
orang, dokter bertanya pada pasien apakah mengetahui nama-nama orang di sekitar mereka dan apakah mengerti peranan orang
Daya Ingat
• Daya ingat baru saja (recent memory) dapat diperiksa dengan menanyakan bagaimana nafsu makan mereka dan kemudian
bertanya apa yang mereka makan saat sarapan atau makan malam pada kemarin malam.
• Daya ingat segera (immediate retention and recall) dapat diperiksa dengan meminta pasien mengulangi enam angka maju dan selanjutnya mundur.
• Daya ingat masa lalu yang belum lama (recent past
memory) dapat diperiksa dengan meminta pasien mengingat
peristiwa-peristiwa baru yang penting dari beberapa bulan terakhir.
• Daya ingat jauh (remote memory) dapat diperiksa dengan bertanya kepada pasien tentang informasi masa kanak-kanak
Pengendalian Impuls
• Pada poin ini dokter memeriksa apakah pasien mampu
mengendalikan impuls seksual, agresif dan impuls lainnya. Suatu pengendalian impuls adalah penting dalam memastikan kesadaran pasien tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu
pengukuran tentang kemungkinan bahaya pasien bagi dirinya sendiri dan orang lain.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Gangguan yang biasanya didiagnosis pertama kali pada masa bayi, masa anak-anak, atau masa remaja (kecuali retardasi mental yang didiagnosis pada Aksis II)
• Delirium, demensia dan amnesia, dan gangguan kognitif lain
• Gangguan mental karena kondisi medis
• Gangguan berhubungan dengan zat
• Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
• Gangguan mood
• Gangguan kecemasan
• Gangguan somatoform
• Gangguan buatan
• Gangguan disosiatif
• Gangguan seksual dan identitas kelamin
• Gangguan makan
• Gangguan tidur
• Gangguan pengendalian impuls yang tidak diklasifikasikan di tempat lain
• Gangguan penyesuaian
• Kondisi lain yang mungkin menjadi pusat perhatian klinis
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Lain yang Mungkin Merupakan Pusat Perhatian Klinis
Aksis II: Gangguan Kepribadian dan
Retardasi Mental
• Gangguan kepribadian paranoid• Gangguan kepribadian skizoid
• Gangguan kepribadian skizotipal
• Gangguan kepribadian antisosial
• Gangguan kepribadian ambang
• Gangguan kepribadian histrionik
• Gangguan kepribadian narsistik
• Gangguan kepribadian menghindar
• Gangguan kepribadian tergantung
• Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
• Gangguan kepribadian yang tidak ditentukan
Aksis III: Kondisi Medis Umum
Menurut ICD-9-CM
• Penyakit infeksi dan parasit (001-139)• Neoplasma (140-239)
• Penyakit endokrin, nutrisional dan metabolis dan gangguan imunitas (240-279)
• Penyakit pada darah dan organ pembentuk darah (280-289)
• Penyakit pada sistem saraf dan organ indra (320-459)
• Penyakit pada sistem sirkulasi (390-459)
• Penyakit pada sistem pernafasan (460-519)
• Penyakit pada sistem pencernaan (520-579)
• Penyakit pada sistem genitourinarius (580-629)
• Penyulit kehamilan, persalinan dan nifas (630-676)
• Penyakit kulit dan jaringan subkutan (680-629)
• Penyakit pada sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat (710-739)
• Anomali kongenital (740-759)
• Kondisi tertentu yang berasal dari periode perinatal (760-799)
• Gejala, tanda, dan kondisi yang tidak jelas (780-799)
Aksis IV: Masalah Psikososial dan
Lingkungan
•
Masalah dengan kelompok pendukung primer
•
Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial
•
Masalah pendidikan
•
Masalah pekerjaan
•
Masalah perumahan
•
Masalah ekonomi
•
Masalah dengan akses kepada pelayanan kesehatan
•
Masalah berhubungan dengan sistem hukum/kejahatan
Aksis V- Skala penilaian global terhadap fungsi
(GAF; global assessment of functioning)
•
Dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat
fungsional pasien selama periode tertentu
terhadap tiga bidang utama yaitu fungsisosial,
fungsi pekerjaan dan fungsi psikologis.
•
Skala GAF, yang didasarkan pada rangkaian
kesatuan kesehatan mental dan penyakit mental,
adalah skala dengan 100 poin, dimana nilai 100
mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dalam
semua bidang.
SKIZOFRENIA PARANOID
•
Skizofrenia adalah sekelompok gangguan jiwa berat yang
umumnya ditandai oleh distorsi proses piker dan persepsi
yang mendasar, alam perasaan yang menjadi tumpul dan
tidak serasi, tetapi kesadarannya tetap jernih dan
kemampuan intelektual biasanya dapat dipertahankan.
•
Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia adalah jenis
yang paling umum. Diperkirakan 40% dari semua kasus
skizofrenia paranoid. Tipe paranoid ditandai dengan kriteria:
•
Waham atau halusinasi harus menonjol.
•
Ekspresi afektif tumpul/akserasi, gejala katatonik, atau
inkoherensi tidak menonjol.
SIMULASI KASUS GANGGUAN PSIKIATRI SIMULASI KASUS GANGGUAN PSIKIATRI
SKIZOFRENIA PARANOID
•
Kriteria diagnostik skizofrenia
1. Paling sedikit terdapat satu gejala yang amat jelas dari kelompok (1) atau dua gejala kelompok (1) yang kurang jelas atau dua gejala
yang jelas dari kelompok (2).
a. Paling sedikit satu gejala yang amat jelas atau dua gejala yang kurang jelas:
Pikiran aneh (pikiran bergema, sisipan pikiran, pikiran dapat disedot, atau pikiran
dapat disiarkan).
Waham aneh (waham dikendalikan, waham dipengaruhi, waham tak berdaya,
waham persepsi).
Halusinasi auditorik (suara mengomentari terus menerus; suara-suara
berdiskusi; suara salah satu bagian tubuhnya).
Waham tak mungkin (waham yang menurut budaya tidak wajar dan tak
b. Paling sedikit dua gejala berikut:
Halusinasi menetap
Setiap hari selama 1 bulan atau lebih; atau disertai waham
mengambang tanpa kandungan afektif yang jelas; atau disertai ide berlebihan dan menetap.
Inkoherensi/pembicaraan tak relevan (akibat neologisme; arus pikiran terputus/tersisipi).
Katatonia (gaduh; gelisah; mematung; fleksibilitas serba; negativisme;
mutisme; stupor).
Gejala negatif (sangat apatis; miskin pembicaraan; ekspresi emosi
tumpul/tak serasi).
2. Gejala berlangsung terus menerus paling sedikit satu bulan.
3. Bila memenuhi kriteria episode manic atau depresif, maka gejala psikotik (A) harus mendahuluinya.
4. Tidak disebabkan oleh penyakit otak atau intoksikasi atau lepas zat.
• Anamnesis Pribadi : Pria > wanita, usia di atas 50 tahun
• Keluhan Utama : Waham
• Keluhan Tambahan : Halusinasi
• Diagnosis Banding : Skizofrenia paranoid
Gangguan waham paranoid
• Onset. Skizorenia dapat mengenai semua tingkat umur. Jika onset skizofrenia mengenai usia muda, maka prognosisnya akan lebih buruk jika onset terjadi pada usia tua.
• Duration. Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia, maka keluhan harus menetap selama sekurangnya 1 bulan. Lama keluhan terjadi dapat bervariasi, tergantung dari kualitas penatalaksanaan,
memperhitungkan tingkat pendidikan pasien, kemampuan intelektual dan keanggotaan kultural dan subkultural.
• Character. Pada kasus skizofrenia paraoid, maka gejala waham atau halusinasi akan mendominasi dibandingkan gejala psikotik yang lain.
• Quality. Pada kasus psikiatri, maka penilaian quality didasarkan pada hendaya/disfungsi pasien meliputi hubungan sosial, hubungan
pekerjaan dan penggunaan waktu senggang.
• Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu. Berisi pertanyaan tentang ada tidaknya riwayat menderita gangguan jiwa pada masa lampau. Kemudian ditanyakan juga jenis gangguan yang diderita pasien pada masa lampau. Apakah sama dengan yang dialaminya pada saat
sekarang ini atau tidak.
• Anamnesis Riwayat Pribadi. Berisi pertanyaan mengenai riwayat kehidupan pasien mulai dari prenatal apakah pasien lahir dengan normal atau tidak beserta riwayat selama kehamilan. Riwayat
kehidupan pada masa bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa, apakah pasien mengalami penyakit-penyakit tertentu atau tidak. Dapat juga ditanyakan apakah pasien pengguna narkoba atau tidak.
• Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga. Pada anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat pasien (sedarah) secara garis keturunan vertikal (ayah, ibu, kakek, nenek, paman, atau bibi kandung) pasien yang juga menderita
gangguan keluhan yang sama dengan pasien.
• Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi. Berisi penggalian informasi tentang keadaaan keluarga pasien, terutama mengenai perumahan, penghasilan, dan lingkungan, atau daerah sekitar tempat tinggal
pasien.
• Anamnesis Gizi. Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya, serta frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau tetap, dan dicari apakah ada hubungannya dengan gangguan yang diderita oleh pasien.
FOBIA SOSIAL
• International Classification of Disease (ICD) 10 dan Diagnostic and Statistical
Manual Mental Disorders (DSM) IV serta Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa (PPDGJ) III member batasan (definisi) fobia sosial berdasarkan gejala-gejala yang ditimbulkan, meliputi perasaan takut sehubungan dengan prediksi (ramalan) akan timbulnya rasa malu sebagai reaksi pada saat
menghadapi objek, aktivitas atau situasi tertentu. Misalnya:
▫ Menggunakan telepon umum, atau menelpon seseorang yang belum dikenal dengan baik.
▫ Makan atau minum di tempat umum, atau bila buang air kecil pada fasilitas umum. ▫ Tampil dan berbicara di depan umum.
▫ Menghadiri pesta dan tempat ramai.
▫ Menulis atau mengerjakan sesuatu dan pada saat yang bersamaan diawasi oleh orang lain.
▫ Berhadapan muka dengan orang yang asing dan tak dikenal sebelumnya. ▫ Bila memasuki ruangan, di dalam ruangan tersebut telah banyak orangnya. ▫ Bila harus mengemukakan ketidaksetujuannya.
• Kondisi tersebut akan menimbulkan rasa takut sehingga dalam kehidupan nyata,
individu tersebut lebih baik menghindar.
SIMULASI KASUS GANGGUAN PSIKIATRI SIMULASI KASUS GANGGUAN PSIKIATRI
• Anamnesis Pribadi : Pria = wanita, dapat mengenai semua usia, pekerjaan yang membutuhkan untuk dapat tampil ke depan paling banyak mengeluhkan tentang masalah ini.
• Keluhan Utama : Jantung berdebar-debar
• Keluhan Tambahan : Keringat dingin, perut mulas & pusing
• Diagnosis Banding : Fobia Sosial
Gangguan anxietas
• Onset. Fobia sosial paling banyak mulai timbul sejak kecil. Biasanya keluhan ini muncul saat pasien akan tampil kedepan forum,
berhadapan dengan orang ramai atau bertemu dengan orang baru.
• Duration. Lamanya serangan tergantung dari lamanya pasien
terpapar dengan kondisi yang menimbulkan. Biasanya keluhan dapat hilang ketika pasien tidak lagi terpapar dengan keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan fobianya, namun dapat juga bertahan lebih lama.
• Character. Pada kasus skizofrenia paranoid, maka gejala waham atau
halusinasi akan mendominasi dibandingkan gejala psikotik yang lain.
• Quality. Berat ringannya gejala dapat berkorelasi dengan banyaknya
orang yang dihadapi oleh pasien, makin banyak orang yang dihadapi maka akan semakin berat gejala yang dialami oleh pasien.
• Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu. Berisi pertanyaan tentang
ada tidaknya riwayat menderita depresi, atau penyakit penyalahgunaan zat atau alkohol. Penyakit-penyakit ini dapat meningkatkan resiko
menderita fobia sosial.
• Anamnesis Riwayat Pribadi. Dapat ditanyakan apakah pasien
merupakan pengguna zat atau alkohol. Penggunaan alkohol berkorelasi dengan fobia sosial. Mereka yang menggunakan alkohol mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita fobia sosial dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan alkohol. Dan kelompok
dengan ketergantungan alkohol mempunyai resiko sembilan kali lebih besar untuk mengalami fobia sosial.
• Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga. Pada anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan apakah ada keluarga dekat pasien (sedarah) secara garis keturunan vertikal (ayah, ibu, kakek, nenek, paman, atau bibi kandung) pasien yang juga menderita
gangguan keluhan yang sama dengan pasien.
• Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi. Berisi penggalian informasi tentang keadaaan keluarga pasien, terutama mengenai perumahan, penghasilan, dan lingkungan, atau daerah sekitar tempat tinggal
pasien.
• Anamnesis Gizi. Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada pasien tentang makanan yang dikonsumsi setiap hari, seberapa banyak porsinya, serta frekuensi makan. Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa berat badannya berkurang, bertambah, atau tetap, dan dicari apakah ada hubungannya dengan gangguan yang diderita oleh pasien.