• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

2.1.1 Sifat Umum Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00 C (320 F) – 1000 C, air berwujud cair. Suhu 00 C merupakan titik beku dan suhu 1000 C merupakan titik didih.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Sifat ini memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke badan air.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik

▸ Baca selengkapnya: makanan khas pegunungan memiliki karakteristik yang terbuat dari....

(2)

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Pada saat membeku, air merenggang sehinga es memiliki nilai densitas (massa/volume) yang lebih rendah dari pada air (Effendi, 2003).

2.1.2 Sumber-Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah.

1. Air Angkasa (Hujan)

Air Angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau pada saat resipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cendrung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbondioksida, nitrogen, dan amonia. 2. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan laut, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.

3. Air Tanah

Air tanah (Ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan

(3)

hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan (Chandra, 2006).

2.1.2 Pembagian Air

Pembagian air berdasarkan analisis a. Air kotor/air tercemar

Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan disebut air tercemar/air kotor.

Sumber air kotor / air tercemar

Menurut lokasi pencemaran maka air tercemar ini digolongkan dalam 2 lokasi yaitu:

• Air tercemar di pedesaan. Sumber pencemar adalah hasil sampah rumah tangga, hasil kotoran hewan, hasil industri kecil.

• Air tercemar perkotaan bersumber dari hasil sampah rumah tangga, pusat perbelanjaan, industri kecil, industri besar, hotel, restaurant, tempat keramaian.

b. Air bersih

Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari sumber mata air.

Pemanfaatan air bersih

(4)

• Akan diolah menjadi air siap minum • Untuk keperluan keluarga (cuci, mandi) • Sarana pariwisata (air terjun)

• Pada industri (sarana pendingin)

• Sebagai alat pelarut (dalam bidang farmasi/kedokteran)

• Pelarut obat-obatan dan infus (apabila air tersebut telah diolah menjadi air steril)

• Sebagai sarana irigasi • Sebagai sarana peternakan

• Sebagai sarana olahraga (kolam renang) c. Air siap diminum/air minum

Air siap diminum/air minum ialah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologi serta level kontaminasi (LKM) (Maximum Contaminant Level).

Level kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenankan dalam batas-batas aman, lebih jelas lagi bahwa air siap minum/air minum yang berkualitas harus terpenuhi syarat, sebagai berikut :

• Harus jernih, transparan dan tidak bewarna

• Tidak dicemari bahan organik maupun bahan anorganik • Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum • Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standard • Bebas kuman/LKM coliform dalam batas aman (Gabriel, 2001).

(5)

Pembagian air berdasarkan kelas

Menurut peruntukannya, air pada sumber air dapat dikategorikan menjadi empat golongan yaitu :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

2.2 Limbah

2.2.1 Pengertian limbah

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya.

(6)

2.2.2 Klasifikasi Limbah

Berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah dibedakan menjadi 2 bagian :

• Limbah yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu limbah di mana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Misalnya, dalam pabrik gula, tetes merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri alkohol.

• Limbah non-ekonomis, yaitu suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem pembuangan.

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian :

1. Limbah Cair

Limbah air bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam proses produksinya. Di samping itu, adapula bahan baku yang mengandung air, sehingga dalam proses pengolahannya air tersebut harus dibuang.

Jenis industri yang menghasilkan limbah cair di antaranya adalah industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, besi dan baja, kertas, minyak goreng, tekstil, elektroplating, plywood, dan lain-lain.

2. Limbah Gas dan Patikel

Limbah gas dan partikel merupakan limbah yang banyak dibuang ke udara. Gas asap, partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara

(7)

akan dibawa angin sehingga akan memperluas jangkauan pemaparannya. Pada dasarnya limbah

gas dari industri bersumber dari penggunaan bahan baku, proses dan sisa pembakaran.

Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran udara di antaranya adalah : industri besi dan baja, industri semen, industri kendaraan bermotor, industri pupuk, industri alumunium, industri pembangkit tenaga listrik, industri kertas, industri kilang minyak, industri pertambangan.

3. Limbah Padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yang dapat didaur ulang (misalnya plastik, tekstil, potongan logam) dan limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis.

Sumber limbah padat di antaranya adalah pabrik gula, pulp dan rayon, plywood, pengawetan buah, ikan, daging, dan lain-lain (Kristanto, 2002).

2.2.3 Dampak Buruk Air Limbah

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk tersebut adalah sebagai berikut :

(8)

1. Gangguan kesehatan

Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air (waterborne disease). Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi mahkluk hidup yang mengkonsumsinya.

2. Penurunan kualitas lingkungan

Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya : sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Air limbah juga dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah.

3. Gangguan terhadap keindahan

Air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh yang sederhana adalah air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut.

4. Gangguan terhadap kerusakan benda

Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor lainnya.

(9)

2.3 Pencemaran Air

2.3.1 Pengertian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001 menyebutkan :

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya (Mulia, 2005).

Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat. Pencemar memasuki badan air dengan berbagai cara, misalnya melalui atmosfer, tanah, limpasan (run off) pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri, dan lain-lain.

2.3.2 Aspek Fisika-Kimia Pencemaran Air

Sifat-sifat kimia-fisika air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air adalah :

• Nilai pH, keasaman dan alkalinitas. • Suhu.

• Oksigen terlarut. • Karbondioksida bebas • Warna dan kekeruhan • Jumlah padatan • Nitrat

(10)

• Amonia • Fosfat

• Daya Hantar listrik

• Klorida (Kristanto, 2003).

2.3.3 Jenis Bahan Pencemar

Rao (1991) mengelompokkan bahan pencemar di perairan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1. Limbah Penyebab Penurunan Kadar Oksigen Terlarut

Semua limbah yang dioksidasi, terutama limbah domestik, termasuk dalam kategori limbah penyebab penurunan kadar oksigen terlarut (oxygen demanding waste). Penurunan kadar oksigen di perairan di akibatkan oleh keberadaan limbah organik yang membutuhkan oksigen untuk melakukan proses perombakan (dekomposisi).

2. Senyawa Organik

Bahan organik alami maupun sintetis, masuk ke dalam badan air sebagai hasil dari aktivitas manusia. Berbeda dengan limbah organik yang relatif mudah diuraikan secara biologis, senyawa organik sintetis pada umumnya tidak dapat diuraikan secara biologis.

3. Minyak Mineral dan Hidrokarbon

Minyak tersebar di perairan dalam bentuk terlarut, lapisan film yang tipis yang terdapat di permukaan, emulsi, dan fraksi terserap.

(11)

Pestisida merupakan senyawa organik yang biasa ditemukan didalam limbah. Pestisida masuk ke badan air melalui limpasan dari daerah pertanian yang banyak menggunakan pestisida.

5. Surfaktan

Surfaktan merupakan bahan organik yang berperan sebagai bahan aktif pada deterjen, sabun, dan sampo. Surfaktan dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga memungkinkan partikel-partikel yang menempel pada bahan-bahan yang dicuci terlepas mengapung atau terlarut dalam air.

6. Senyawa Anorganik

Senyawa anorganik terdiri atas logam dan logam berat yang pada umumnya bersifat toksik. Davis dan Cornwell (1991) mengemukakan, bahan anoganik yang di anggap toksik adalah Arsen (As), barium (Ba), cadmium (Cd), kromium (Cr), lead (Pb), merkuri (Hg), selenium (Se), dan silver (Ag).

7. Sedimen

Sedimen meliputi tanah dan pasir yang masuk ke badan air akibat erosi atau banjir. Pada dasarnya. Sedimen tidak bersifat toksik, tetapi keberadaanya mengakibatkan terjadinya kekeruhan dan menghambat penetrasi cahaya dan transfer oksigen dari atmosfer ke perairan.

8. Radioaktif

Pengaruh radioaktif dapat bersifat akut atau kronis. Pada kadar yang tinggi, pengaruh radioaktif terhadap makhluk hidup bersifat akut, yakni menganggu proses pembelahan sel dan mengakibatkan rusaknya kromosom.

(12)

Air yang telah terpakai dalam keadaan suhu tinggi kemudian dibuang ke badan air, sehingga suhu badan air meningkat dan kehidupan komunitas akuatik terganggu.

10. Limbah Penyebab Penyakit

Air mudah tercemar oleh mikroorganisme berbahaya (pathogen) yang masuk melalui limbah. Penyakit yang bersumber dari perairan dikenal dengan sebutan waterborne disease (Effendi, 2002).

2.2.4 Pencemaran Air Sungai

Secara alamiah, sungai dapat tercemar pada daerah permukaan air saja. Pada sungai yang besar dengan arus yang deras, sejumlah kecil bahan pencemar akan mengalami pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan konsumsi oksigen terlarut yang diperlukan oleh kehidupan air dan biodegradasi akan cepat diperbarui. Tetapi terkadang sebuah sungai ,mengalami pencemaran yang berat sehingga air mengandung bahan pencemar yang sangat besar. Akibatnya, proses pengenceran dan biodegradasi akan sangat menurun jika arus air mengalir perlahan karena kekeringan atau penggunaan sejumlah air untuk irigasi. Hal ini juga mengakibatkan penurunan kadar oksigen terlarut (Darmono, 2001).

2.4 Karet

Karet adalah sejenis bahan yang digunakan untuk menghasilkan berbagai produk seperti ban kendaraan, selang karet, tapak sepatu, suku cadang kendaraan, tikar karet, dan sebagainya.

(13)

Sejarah mengenai karet alam bermula ketika Christoper Columbus menemukannya pada tahun 1493. Kegunaannya mulai dikenal manusia ketika Goodyear dan Hancock menemukan proses vulkanisasi dalam tahun 1840. Terdapat lebih dari 200 spesies tumbuhan yang menghasilkan lateks yang mengandung poliisoprena, tetapi hanya Hevea Brasiliensis saja yang bernilai komersil. Hevea Brasiliensis yang berasal dari Lembah Amazon di Amerika Selatan, lalu diperkenalkan ke Asia Tenggara pada tahun 1877. Kebutuhan karet meningkat sejak tahun 1900-an karena penggunaan ban pneumatic pada kendaraan bermotor.

Karet alam mengandung seratus persen cis 1,4-poliisoprena, yang terdiri dari rantai polimer lurus dan panjang dengan gugus isoprenik yang berulang. Tabel 2.1 Komposisi lateks segar dan karet kering disajikan pada tabel berikut

Komponen Komponen dalam lateks segar (%)

Komponen dalam lateks kering (%) Karet hidrokarbon 36 92-94 Protein 1,4 2,5-3,5 Karbohidrat 1,6 Lipida 1,6 2,5-3,5 Persenyawaan organik lain 0,4 Persenyawaan anorganik 0,5 0,1-0,5 Air 58,5 0,3-1,0

(14)

Tabel tersebut secara singkat menjelaskan mengenai sifat-sifat dari karet alam dan menunjukkan lateks segar

Secara umum, prosedur dari pemrosesan karet mentah (urutan langkah mengubah karet mentah menjadi produk akhir yang berguna) diilustrasikan pada gambar dibawah ini :

KARET MENTAH

Mastika

Rubber Chemicals Komponding KOMPONEN KARET

Pembentukan

Pemvulkanisasian PRODUK AKHIR (VULKANISAT) KARET

Skema 1. Pemrosesan Karet menjadi Produk Akhir (Surya, 2006) Dalam pengolahan karet alam banyak sekali digunakan bahan-bahan kimia. Diantaranya sebagai berikut :

(15)

a) Bahan Pembeku

Untuk proses pembekuan lateks ada beberapa bahan kimia yang bisa digunakan. Biasanya adalah jenis-jenis asam, seperti asam format atau asam semut dan asam asetat atau asam cuka.

b) Bahan Pengelantang

Bahan pengelantang seperti RPA-3 untuk mengurangi warna yang terlalu kuning pada karet.

c) Bahan Vulkanisasi

Bahan kimia ini diperlukan dalam proses vulkanisasi agar komponen karet cepat matang. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses vulkanisasi yaitu belerang, dammar fenolik, peroksida organic, radiasi sinar gamma, serta uretan.

d) Bahan percepat reaksi

Bahan percepat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan pada reaksi vulkanisasi. Berdasarkan jenisnya ada beberapa macam bahan percepat reaksi, seperti :dari golongan thiazol contohnya MBT dan MBTS. Dari golongan Guanidin contohnya DPG dan DOTG.

e) Bahan penggiat

Fungsi bahan penggiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi. Seng oksida dan asam stearat adalah contoh bahan penggiat yang paling banyak dipakai.

(16)

Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Golongan antioksidan turunan difenil amina contohnya Nonox OD.

g) Bahan pelunak

Berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Bahan pelunak yang banyak digunakan antara lain minyak naftenik, minyak nabati, minyak aromatic, terpinus, lilin paraffin, faktis, dammar dan bitumen.

h) Bahan Pengisi

Bahan pengisi aktif atau penguat contonya karbon hitam, silica, alumunium silikat, dan magnesium silikat. Kegunaannya adalah untuk menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan.

i) Bahan Peniup

Fungsinya membentuk pori halus yang menyebabkan karet menjadi ringan dan empuk. Contohnya adalah Porofor BSH dan Vucacel BN.

j) Bahan pencegah pravulkanisasi

Fungsinya untuk mencegah terjadinya pravulkanisasi yang tidak diinginkan pada bagian estrude mesin acuan injeksi. Contohnya Santogard PVI dan Vulcalent A.

k) Bahan pewangi

Fungsinya adalah untuk menghilangkan bau yang tidak enak pada karet. Contohnya Rodo 10.

(17)

2.5 COD (Chemical Oxygen Demand)

Chemical Oxygen demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat

organis yang ada dalam 1 L sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan

sebagai sumber oksigen (oxidizing agent).

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air (Alaerts, 1987).

Oksidasi terhadap bahan buangan organik akan mengikuti reaksi berikut ini :

CaHbOc + Cr2O72- + H+ CO2 + H2O + Cr3+

Kat

Reaksi tersebut perlu pemanasan dan juga penambahan katalisator perak sulfat (Ag2SO4) untuk mempercepat reaksi. Apabila dalam bahan buangan organik

diperkirakan ada unsur klorida yang dapat mengganggu reaksi maka perlu ditambahkan merkuri sulfat untuk menghilangkan gangguan tersebut. Klorida dapat mengganggu karena akan ikut teroksidasi oleh kalium bikromat sesuai reaksi berikut ini :

6 Cl- + Cr2O72- + 14 H+ 3Cl2 + 2 Cr3+ + 7 H2O

Apabila dalam larutan air terdapat klorida, maka oksigen yang diperlukan pada reaksi tersebut tidak menggambarkan keadaan sebenarnya. Seberapa jauh tingkat pencemaran oleh bahan buangan organik tidak dapat diketahui secara benar.

(18)

Penambahan merkuri sulfat adalah untuk mengikat ion klor menjadi merkuri klorida mengikuti reaksi berikut ini :

Hg2+ + 2 Cl- HgCl2 (Wisnu, 2001).

Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi daripada uji BOD karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. Sebagai contoh selulosa sering tidak terukur melalui uji BOD karena sukar dioksidasi melalui reaksi biokimia, tetapi dapat terukur melalui COD (Fardiaz, 1992).

2.6 BOD (Biological Oxygen Demand)

BOD (Biochemical Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi.

Organisme hidup yang bersifat aerobik membutuhkan oksigen untuk beberapa reaksi biokimia, yaitu untuk mengoksidasi bahan organik, sintesis sel, dan oksidasi sel.

1) Oksidasi bahan organik

(19)

2) Sintesis sel

(CH2O) + NH3 + O2 enzim komponen sel + CO2 + H2O + panas

3) Oksidasi sel

Komponen sel + O2 enzim CO2 + H2O + NH3 + panas

Sebagai akibat menurunnya oksigen terlarut di dalam air adalah menurunnya kehidupan hewan dan tanaman air. Hal ini disebabkan karena makhluk-makhluk hidup tersebut banyak yang mati atau melakukan migrasi ke tempat lain yang konsentrasi oksigennya cukup tinggi. Jika konsentrasi oksigen terlarut sudah terlalu rendah, maka mikroorganisme aerobik tidak dapat hidup dan berkembang biak, tetapi sebaliknya mikroorganisme yang bersifat anaerobik akan menjadi aktif memecah bahan-bahan tersebut secara anaerobik karena tidak adanya oksigen.

Senyawa-senyawa hasil pemecahan secara anerobik seperti amin, H2S

berbau busuk. Oleh karena itu perubahan badan air dari kondisi aerobik menjadi anaerobik tidak dikehendaki (Fardiaz, 1992).

Uji BOD mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya adalah :

• Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan organik atau bahan-bahan tereduksi lainnya, yang disebut juga Intermediate Oxygen Demand.

• Uji BOD membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu lima hari.

• Uji BOD yang dilakukan selama lima hari masih belum dapat menunjukkan nilai total BOD, melainkan 68 % dari total BOD.

(20)

• Uji BOD tergantung dari adanya senyawa penghambat di dalam air tersebut, misalnya germisida seperti klorin yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga uji BOD kurang teliti (Kristanto, 2002).

2.7 Angka Permanganat

Kalium Permanganat (KMnO4) telah lama dipakai sebagai oksidator pada

penentuan konsumsi oksigen untuk mengoksidasi bahan organik, yang dikenal sebagai parameter nilai permanganat atau sering disebut sebagai bahan organik total atau TOM (Total Organic Matter). Akan tetapi, kemampuan oksidasi oleh permanganat sangat bervariasi, tergantung pada senyawa-senyawa yang terkandung di dalam air (Effendi, 2003).

Uji coba ini dengan cepat menunjukkan kebutuhan langsung oksigen yang di sebabkan oleh zat-zat anorganik yang dioksidasi, seperti nitrit, sulfida, sulfit dan sebagainya, maupun oleh zat-zat organik yang dapat dioksidasi dengan mudah. Uji coba permanganat, yang dapat dikerjakan dengan cepat, dengan demikian, dapat dipergunakan untuk memberikan gambaran kasar tentang BOD. Uji coba permanganat selama empat jam merupakan uji coba kimia murni dan mengukur jumlah zat pencemar yang dioksidasi secara kimiawi oleh potasium permangananat. Uji coba permanganat menunjukkan jumlah yang sesungguhnya dari pada kotoran-kotoran organik di dalam suatu contoh (U.N. Mahida, 1984).

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi lateks segar  dan karet kering disajikan pada tabel berikut  Komponen  Komponen dalam lateks
Tabel tersebut secara singkat menjelaskan mengenai sifat-sifat dari karet alam dan  menunjukkan lateks segar

Referensi

Dokumen terkait

Pada setting suhu 15500e durasi waktu saat suhu konstan tercapai adalah 63 menit lebih dari dua kali durasi yang tertulis pada spesifikasi alat yang pada suhu 16000e durasinya hanya

demikian ada korelasi yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh terwujudnya kelestarian lingkungan antara keaktifan siswa dalam pembelajaran KLH

Pengujian yang dilakukan pada kapasitas mesin dan kebersihan kapuk dari bijinya adalah menguji output/keluaran hasil pengodolan yang paling banyak dan stabil

Sebuah produk yang kami namakan SINTAWAKA, mesin pemusnah sampah yang benar benar inovatif yang memberikan keuntungan pengurangan drastis pada biaya investasi

Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) untuk menganalisis efektivitas antibiotik terhadap penurunan populasi total mikroflora saluran pencernaan ikan mas yang selanjutnya

a) Pengelola bekerja sama dengan masyarakat setempat dalam memanfaatkan lahan kosong yang ada di sekitar pantai untuk menambah area parkir. b) Pengelola dan

(3) Dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Ketua dibantu pengelola keuangan Sekolah Tinggi wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan

stroke iskemik akut, kecuali terdapat hipertensi berat yang menetap yaitu stroke iskemik akut, kecuali terdapat hipertensi berat yang menetap yaitu tekanan darah sistolik >220