• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Petugas Di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Petugas Di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota Tahun 2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembangunan kesehatan tahun 2005-2025 diselenggarakan dengan meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting diperhatikan oleh organisasi, karena sumber daya manusia dengan kinerja yang baik diperlukan dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan organisasi serta dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang baik terhadap masyarakatnya serta penggerak roda organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misinya (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009)

Upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan meliputi: upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Kemenkes,2009), karenanya harus dipastikan sumber daya ini dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu memberi kontribusi secara optimal. Oleh karena itu diperlukan sebuah pengelolaan secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa tercapai.

(2)

tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada pemimpin, bila pemimpin mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya. Seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi (Sutrisno, 2009)

Seorang pemimpin harus memotivasi dirinya sendiri dan orang lain agar mau bekerja dengan mencapai tujuan. Pemimpin dapat mempengaruhi motivasi kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja,dan terutama tingkat prestasi dalam suatu organisasi, hal tersebut memberi arti bahwa kepemimpinan memiliki faktor penting bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan kemampuan yang dimiliki pemimpin mempengaruhi petugasnya melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang diarahkan dan diinginkannya dalam mencapai tujuan organisasi (Ali, 2010).

Kepemimpinan akan berlangsung efektif bilamana mampu memenuhi fungsinya.

Maksud fungsi di sini adalah usaha untuk memandu, menuntun, membimbing,

memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, menjalin hubungan

komunikasi yang baik dalam memberikan pengawasan yang efisien dan membawa

para bawahannya kepada sasaran yang ingin di tuju sesuai dengan kriteria dan waktu

yang telah ditetapkan (Kartono, 2010)

Menurut Hasibuan (2004) fungsi-fungsi kepemimpinan antara lain

(3)

menuju tercapainya tujuan organisasi. Agar dapat menanamkan kepercayaan pada

orang yang dipimpinnya dan menyadarkan bahwa mereka mampu berbuat sesuatu

dengan baik.

Kepemimpinan secara signifikan mempengaruhi motivasi kerja petugas oleh karena itu keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tergantung pada bagaimana pemimpin itu menciptakan motivasi kerja didalam diri setiap petugas. Pemimpin berusaha mempengaruhi atau memotivasi bawahannya agar dapat bekerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan pemimpin. Motivasi kerja yang tinggi dipengaruhi dengan kepemimpinannya, kepemimpinan yang kurang tepat dalam penerapannya akan mempengaruhi motivasi bawahannya dalam melakukan aktivitas-aktivitas nya (Arifin, 2012)

Menurut Sutrisno (2009) Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau mendorong seseorang untuk menciptakan kegairahan seseorang agar mau bekerja keras dengan membangkitkan, mengarahkan dan berperilaku kerja serta mengeluarkan tingkat upaya untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan.

(4)

Pelaksanaan kepemimpinan di puskesmas merupakan tahap untuk menuju realisasi dari visi dan misi puskesmas. Penerapan kepemimpinan berhubungan kepada motivasi kerja petugas karena didalam motivasi kerja petugas untuk memenuhi kebutuhannya sangat membutuhkan dukungan dari seorang pimpinan, karena itu setiap pemimpin harus mengetahui secara jelas tentang apa yang harus dilakukan untuk menciptakan motivasi kerja petugas agar mereka bisa bekerja secara efisien. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh pemimpin dalam memberikan motivasi kepada petugas dengan cara memahami perilaku bawahan, harus berbuat dan berperilaku realistis, mampu menggunakan keahlian serta dapat memberi keteladanan (Sutrisno, 2009)

Tuntutan pada masa kini, mengharuskan organisasi dan orang yang terlibat di dalamnya bekerja dengan integritas yang tinggi. Begitu pula dengan organisasi pelayanan kesehatan yakni puskesmas. Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dipuskesmas antara lain dilakukan dengan meningkatkan motivasi kerja petugas dipuskesmas.

(5)

ditemukan permasalahan yakni masih rendahnya motivasi kerja petugas dalam bertanggung jawab atas pekerjaannya seperti tidak mencapai target penyelesaian dalam tugasnya dan beban yang harus diselesaikan menjadi berlarut-larut, terlambat ke puskesmas pada jam yang telah ditentukan, bahkan meninggalkan

puskesmas sebelum jam kerja berakhir. Selain itu keluhan masyarakat terhadap kerja petugas yang kurang ramah pada pasiennya. Rendahnya motivasi petugas karena pemimpin yang jarang datang ke puskesmas, serta masih kurang pengawasan terhadap tugas-tugas dari petugas dan masih kurang adanya pengarahan bagi petugas untuk mengarahkan, menggerakkan dan memberikan bimbingan kepada petugasnya.

Perilaku seorang pemimpin adalah pengaruh yang akan menimbulkan pemahaman tersendiri yang akan berpengaruh terhadap kondisi psikologi bawahannya. Apabila perilaku kepemimpinan yang ditampilkan tidak sesuai dengan harapan maka akan berpengaruh kurang baik terhadap motivasi kerja petugas (Sutrisno, 2009)

Dari hasil penelitian Khoir (2011) tentang pengaruh kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan terdapat adanya pengaruh kepemimpinan dengan motivasi kerja.

(6)

Dari latar belakang diatas penulis berminat dan tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja petugas di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga kota tahun 2016.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : apakah ada hubungan antara kepemimpinan dengan motivasi kerja petugas di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga kota tahun 2016.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja petugas di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota tahun 2016.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bahan masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Sibolga dalam meningkatkan kepemimpinan dalam upaya pencapaiannya

2. Bahan masukan bagi pihak Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota dalam meningkatkan kepemimpinan dalam upaya pencapaian tujuan puskesmas.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun langkah yang penulis tempuh dalam penelitian kajian komparatif ( muqarran ) ini adalah sebagai berikut: 1) menetapkan tema 2) mengumpulkan ayat dengan memanfaatkan

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh motivasi terhadap keberlanjutan usaha Kapal Phinisi di Kabupaten Bulukumba, hal ini terlihat dari hasil penjualan

The image data classification using neuro-fuzzy expert system (NFES) is divided became of three partition, that is namely, pre-processing by fuzzy c-mean method, pattern

Proses analisis harga satuan bahan/material pada dasarnya adalah menghitung banyaknya volume masing-masing bahan serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan, sikap dalam penggunaan alat pelindung

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya bersedia dituntut dimuka pengadilan serta bersedia menerima segala tindakan yang diambil

Tahap penarikan kredit. prosedur otorisasi dilakukan oleh pejabat yang berwenang dan satu- satunya berhak melakukan otorisasi dalam penarikan kredit nasabah.