• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesis Pati Teroksidasi Dari Pati Sukun (Artocarpus altilis) Menggunakan Natrium Hipoklori Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sintesis Pati Teroksidasi Dari Pati Sukun (Artocarpus altilis) Menggunakan Natrium Hipoklori Chapter III V"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

 Neraca Analitis Metler PM 480

 Oven Blower

 Spektrofotometer FT-IR Agilent Technologies

 Scanning Electron Microscope JSM-35 C Shumandju

 Labu takar 250 mL Pyrex

 Beaker glass 250 mL Pyrex

 Gelas ukur 100 mL Pyrex

 Indikator pH universal Sartorius

 Hotplate stirrer Fishons

 Termometer 50oC Fisher

 Erlenmeyer 250 mL Pyrex

 Magnetic Bar

 Corong Kaca Pyrex

 Neraca Analitik 220 gram Radwag

(2)

3.3 Prosedur penelitian

3.3.1. Pembuatan Pereaksi

3.3.1.1. PembuatanLarutanNaOH 0.5 N

DitimbangNaOH pellet sebanyak 5 gram dandilarutkandenganaquadestdalam labutakarvolume 250 mL.

3.3.1.2. Pembuatan HCl 0.5 N

Sebanyak 4.18 mL HCl 37% dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan dilarutkan dengan aquadest sampai garis tanda, dihomogenkan.

3.3.1.3. Pembuatan HCl 0.1 N

Sebanyak 2.07 mL HCl 37% dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL dan dilarutkan dengan aquadest sampai garis tanda, dihomogenkan.

3.3.1.4. Pembuatan HCl 0.15 N

Sebanyak 3.10 mL HCl 37% dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL dan dilarutkan dengan aquadest sampai garis tanda, dihomogenkan.

3.3.1.5. PembuatanLarutanNaOCl 9 %

Sebanyak 60 ml NaOCl 15% dimasukkan ke dalam labu takar volume 100 ml, ditambahkan aquadest hingga garis tanda, dihomogenkan.

3.3.1.6. Pembuatan Larutan NaOCl 12 %

Sebanyak 80 ml NaOCl 15 % dimasukkan ke dalam labu takar volume 100 ml, ditambahkan aquadest hingga garis tanda, dihomogenkan.

(3)

3.3.2 Isolasi Pati dariBuah Sukun

Sebanyak 6 buah sukun yang sudah tua atau yang kulitnya mulai menguning dengan massa 2 – 4 kg per buah dikupas dan dihilangkan tangkai buahnya.Setelah di kupas, buah sukun dicuci hingga bebas dari kotoran dan getahnya.Kemudian buah sukun dipotong kecil – kecil, lalu dihaluskan menggunakan blender.Buah sukun yang telah dihaluskan disaring menggunakan kain kasa dan dibiarkan hingga terbentuk endapan.Endapan yang diperoleh dicuci berulang kali dengan air sampai lapisan atasnya jernih.Pati yang diperoleh dikeringkan di dalam oven pada temperatur 45oC selama 24jam.Pati yang telah kering kemudian dihaluskan, diayak dan ditimbang. Selanjutnya dianalisa dengan spektroskopi IR.

3.3.3 Pembuatan Pati Teroksidasi dari Pati Buah Sukun

Sebanyak 40 gram pati yang didapat dari proses isolasi ditambah dengan 100 ml aqudest, kemudian diaduk menggunakan pengaduk magnet dengan kecepatan 400 rpm selama 15 menit. Kemudian diatur pH sampai pH=9 dengan penambahan NaOH 0.5 N sambil diaduk. Selanjutnya ditambahkan 30 ml natrium hipoklorit 9%setetes demi setetes selama 20 menit, diatur kembali hingga pH=9 dengan HCl 0.5 N. Dilakukan proses oksidasi pada suhu 350 C selama 60 menit. Kemudian disaring dan dicuci endapan dengan aquadest hingga filtrat pH=7 . Hasil yang didapat dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 400 C, kemudian diayak dan ditimbang. Dilakukan prosedur yangsama dengan variasi konsentrasi natrium hipoklorit 12dan 15%. Pati teroksidasi yang didapat dianalisis dengan spektofotometer FT-IR dan SEM, diikuti dengan penentuan kadar karbonil, tingkat oksidasi dan swelling power.

3.3.4 Karakterisasi Hasil Reaksi

3.3.4.1.Analisis Gugus Fungsi FT-IR

Masing-masing pati danpati teroksidasi dicampurkan dengan KBr anhidrat hingga homogen lalu dicetak sesuai plat hingga membentuk pellet lapisan tipis,

(4)

selanjutnya ditentukan spektrum masing-masing cuplikan dengan alat spektrofotometer FT-IR.

3.3.4.2. Penentuan Kadar Karbonil

Ditimbang 1 gram pati teroksidasi, ditambahkan dengan 40 ml aquadest, kemudian dilarutkan didalam water bath yang mendidih dengan adanya pengadukan selama 20 menit. Setelah itu didinginkan hingga suhu menjadi 40 oC. Diatur pH larutan menjadi pH = 3 dengan HCl 0,1 M. Ditambahkan 25 ml Hidroksilamin. Wadah ditutup dan dibiarkan selama 4 jam dalam water bath pada suhu 40 oC sambil diaduk. Kemudian di titrasi dengan HCl 0.1 M hingga pH = 3. Untuk penentuan blanko dengan prosedur yang sama tanpa adanya sampel. Reagen hidroksil amin dibuat dengan melarutkan 5 gram hidroksilamin hidroklorik dalam 20 mL NaOH 0.5 M lalu ditambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL. Kemudian ditentukan kadar Karbonilnya dengan persamaan berikut :

(Smith, 1967) 3.3.4.3 Penentuan Tingkat Oksidasi (DO)

Sampel yang sudah ditentukan kadar karbonilnya ditentukan tingkat oksidasinya. Sebanyak 0,1 gram sampel dilarutkan dengan 10 ml aquadest dan kemudian ditambahkan 10 ml NaOH 0,1 N. Campuran dipanaskan agar sampel larut sempurna. Larutan yang sudah dingin dibuat pH lebih kecil dari 7 dengan 10 ml HCl 0,15 N . Karena adanya air yang menguap saat pemanasan , ditambahkan aquadest agar volumenya sama seperti sebelum dipanaskan. Kemudian larutan dipanaskan kembali selama 1 menit dan campuran langsung dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan Penolphtalein untuk menunjukkan titik akhir titrasi. Derajat oksidasi dapat dihitung dengan rumus :

(5)

(Zhang, 2012) 3.3.4.4 Penentuan Viskositas Pati

Sebanyak 0,1 gram pati ditambahkan dengan 10 ml aquadest, kemudian dipanaskan dengan water batch pada suhu 60 oC dengan pengadukan kontiniu hingga sampel larut. Kemudian ditentukan viskositasnya dengan menggunakan alat viskometer ostwald.

3.3.4.5. Penetuan Derajat Mengembang (Swelling Power)

Pengukuran swelling powerdengan cara melarutkan 0.1 gram pati teroksidasi dalam 10 ml laquadest dan dipanaskan pada suhu 60oC didalam water batch selama 30 menit dengan pengadukan kontiniu. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit , kemudian dipisahkan pasta dari supernatannya dan ditimbang berat pastanya. Kemudian ditentukan derajat mengembangdengan persamaan berikut :

(Leach et al, 1959)

3.3.4.5. Analisis Morfologi dengan SEM

Analisis SEM dilakukan untuk mempelajari sifat morfologi dari pati dan pati teroksidasi. Hasil analisis SEM akan memunculkan rongga-rongga hasil pencampuran sehingga memberikan gambaran seberapa baik hasil yang diperoleh.

(6)

3.4 Bagan Penelitian 3.4.1 Isolasi Pati Sukun

(7)

3.4.2 Pembuatan Pati Teroksidasi

(8)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Analisis Menggunakan Spektrofotometer FT-IR

4.1.1.1.Hasil Analisis Spektrofotometer FT-IR Pati Buah Sukun

Patiyang digunakan dalam penelitian ini adalah pati hasil isolasi dari buah sukun yang berasal dari daerah Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.Dari data spektroskopi FT-IR pati buah sukun memberikan spektrum dengan puncak-puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 3387 cm-1, 2931 cm-1, 2368 cm

-1

,2137 cm-1, 1643 cm-1, 1419 cm-1, 1365 cm-1, 1157 cm-1, 1018 cm-1, 933 cm-1 (Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Spektrum FT – IR Pati Sukun

(9)

4.1.1.2.Hasil Analisis Spektrofotometer FT-IR Pati Teroksidasi

Pati teroksidasi merupakan hasil reaksi antara pati yang sudah diisolasi terlebih dahulu dari daging buah sukun dan kemudian direaksikan dengan 30 mL natrium hipoklorit (%) dan dilakukan pengaturan pH = 9 dengan NaOH 0,5 N lalu dilakukan proses oksidasi pada suhu 35oC selama 60 menit. Kemudian disaring dan dicuci endapan dengan aquadest hingga pH filtrat menjadi pH = 7, lalu dikeringkan pada suhu 40 oC selama 24 jam, digiling, diayak dan di timbang. Hasil yang diperoleh berupa serbuk pati teroksidasi yang berwarna putih lalu dianalisis menggunakanspektroskopi FT-IR. Hasil spektrum FT–IR menunjukkan bahwa dengan menggunakan Natrium Hipoklorit 9 % (Gambar 4.2); Natrium Hipoklorit 12 % (Gambar 4.3);Natrium Hipoklorit 15 % (Gambar 4.4); dan waktu oksidasi 60 menit (Gambar 4.5); 30 menit (Gambar 4.6); 90 menit (Gambar 4.6) telah menunjukkan vibrasi pada pada daerah bilangan gelombang 3387 cm-1, 2931 cm-1, 2368 cm-1,2337 cm-1, 2137 cm-1, 1735.93 cm-1, 1635 cm-1, 1418 cm-1, 1365 cm-1, 1157 cm-1, 1080cm-1,1018 cm-1, 925 cm-1.

Gambar 4.2 Spektrum FT – IR Pati teroksidasi menggunakan Natrium Hipoklorit 9 % waktu oksidasi 60 menit

(10)

Gambar 4.3 Spektrum FT – IR Pati teroksidasi menggunakan Natrium Hipoklorit 12 % waktu oksidasi 60 menit

Gambar 4.4 Spektrum FT – IR Pati teroksidasi menggunakan Natrium Hipoklorit 15 % waktu oksidasi 60 menit

(11)

Gambar 4.5 Spektrum FT – IR Pati teroksidasi menggunakanNatrium Hipoklorit 15 % waktu oksidasi 30 menit

Gambar 4.6 Spektrum FT – IR Pati teroksidasi menggunakan Natrium Hipoklorit 15 % waktu oksidasi 90 menit

(12)

4.1.2 Hasil Penentuan Kadar Karbonil

Hasil penentuan kadar karbonil menurut Smith dengan metode titrimetri. Pada Variasi konsentrasi dari Natrium Hipoklorit didapatkan kadar karbonil paling tinggi pada perlakuan NaOCl 15 % yaitu 0.336. Hasil penentuan kadar karbonil dengan variasi konsentrasi NaOCl dan variasi waktu oksidasiseperti pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2

Tabel 4.1 Hasil Penentuan kadar karbonil variasikonsentrasi Natrium Hipoklorit

Konsentrasi NaOCl (%) Kadar Karbonil (%)

9

Tabel 4.2 Hasil Penentuan kadar karbonil variasi waktupada Konsentrasi NaOCl 15 %

Waktu Oksidasi ( menit) Kadar Karbonil (%)

30

4.1.3 Hasil Penentuan Tingkat Oksidasi

Hasil penelitian tingkat oksidasi yang ditentukan secara titrasi menurut Zhang. Pada variasi konsentrasi Natrium Hipoklorit dan waktu oksidasi diperoleh tingkat oksidasi paling tinggi pada perlakuan NaOCl 15 % dengan waktu oksidasi 60 menit yaitu 41.63 %. Hasil Penentuan tingkat oksidasi dengan variasi konsentrasi NaOCl dan variasi waktu oksidasi seperti pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4

(13)

Tabel 4.3 Hasil Penentuan Tingkat Oksidasi Variasi Konsentrasi Natrium Hipoklorit

Konsentrasi NaOCl (%) Tingkat Oksidasi (DO) (%)

9

Tabel 4.4 Hasil Penentuan Tingkat Oksidasi Variasi Waktu pada konsentrasi NaOCl 15 %

4.1.4 Hasil Penentuan Viskositas Pati

Hasil penelitian viskositas pati dengan menggunakan viskometer ostwald dengan adanya variasi konsentrasi NaOCl dan variasi waktu oksidasi seperti pada Tabel 4.5dan Tabel 4.6

Tabel 4.5 Hasil Penentuan Viskositas pati teroksidasi variasi konsentrasi Natrium Hipoklorit

Perlakuan Viskositas

Pati (CentiPoise/ CPs) Pati sukun

Pati oksidasi NaOCl 9 % Pati oksidasi NaOCl 12 % Pati oksidasi NaOCl 15%

172,75 137.93 105.60 87.31

Tabel 4.6 Hasil Penentuan Viskositas pati teroksidasi variasi waktu oksidasipada konsentrasi NaOCl 15 %

(14)

Waktu reaksi (menit)

Viskositas

Pati teroksidasi (CentiPoise/ CPs)

30

4.1.5 Hasil Penentuan Derajat Mengembang (Swelling Power)

Hasil Penentuan derajat mengembang (Swelling power) untuk pati teroksidasi dengan variasi konsentrasi NaOCl dan variasi waktu oksidasi dapat seperti pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8

Tabel 4.7 Hasil Penentuan Swelling Power Pati dengan Variasi Konsentrasi Natrium Hipoklorit

Perlakuan Swelling power(g/g)

Pati sukun

Pati oksidasi NaOCl 9 % Pati oksidasi NaOCl 12 % Pati oksidasi NaOCl 15%

2.3970 0.8710 0.7527 0.3270

Tabel 4.8 Hasil Penentuan Swelling Power pati dengan Variasi waktu dengan konsentrasi NaOCl 15 %

Waktu Oksidasi (menit) Swelling power(g/g)

30

4.1.6 Hasil Analisis SEM

(15)

Pengujian SEM dilakukan terhadap pati sukun dan pati teroksidasi dengan Tingkat oksidasi yang paling tinggi yaitu pada perlakuan NaOCl15 % dan waktu oksidasi 60 menit seperti pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8.

Gambar 4.7 Morfologi Permukaan Pati Sukun (Perbesaran 2500 kali )

Gambar 4.8 Morfologi Permukaan Pati Teroksidasi (Perbesaran 2500kali

(16)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Pati dengan Spektrofotometri FT – IR

Pati yang digunakan berasal dari hasil isolasi pati buah sukun. Buah sukun pada penelitian ini diperoleh dari daerah Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang dengan massa 2 – 4 kg per buah. Jumlah Pati yang diisolasi dari 6 buah sukun dengan massa sekitar 15 kg adalah sebanyak 350 gram.

Spektrum yang ditunjukkan dari data FT-IR memberi dukungan bahwa pati yang diperoleh memiliki gugus O-H dengan munculnya puncak vibrasi pada bilangan gelombang 3387 cm-1 , didukung dengan munculnya gugus C-H stretching pada bilangan 2931.80 cm-1 dan 1643.35 cm-1 yang menunjukkan gugus karbonil (Gambar 4.1 ).

4.2.2. Pembuatan Pati Teroksidasi

Pati Teroksidasi yang dihasilkan merupakan reaksi antara pati buah sukun dengan oksidator Natrium Hipoklorit. Adapun variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi dari Natrium Hipokorit yaitu 9, 12, dan 15 % dengan waktu oksidasi 60 menit dan pati dengan konsentrasi Natrium Hipoklorit 15 % dilanjutkan dengan variasi waktu oksidasi 30 dan 90 menit. Pati teroksidasi yang diperoleh berbentuk serbuk putih , dimana pati teroksidasi hasil sintesis berturut-turut 37,78 g ; 37,15 g ; 37,87g ; 37.879 ; 36,97g; 37,00g. Reaksi pembentukan Pati teroksidasi secara teoritisdapat dilihat pada Gambar 4.9.

(Jonhed, 2016) Gambar 4.9Reaksi pembentukan Pati Teroksidasi

(17)

Terbentuknya pati teroksidasi ditunjukkan pada hasil analisa FT-IR dari variasi konsentrasi natrium hipoklorit dan waktu oksidasi. Ditandai dengan

munculnya puncak vibrasi pada daerah 1740 - 1700 cm-1 yang

menunjukkan daerah C=O (Pavia et.al. 2001). Pada pati teroksidasi terlihat adanya perubahan intensitas pada daerah 1635 cm-1. Pada daerah 1635 intensitas pati sukun adalah 16,608. Perubahan intensitas pati teroksidasi NaOCl 9 %; 12 % dan 15 % dengan waktu oksidasi 30, 60, dan 90 menit adalah 16,690; 17,300; 19,536; 19,649 dan 19,539. Hal ini menunjukkan sudah terjadinya penambahan gugus karbonilpada pati teroksidasi. Perbandingan spektrum FT – IR variasi Konsentrasi NaOCl dan variasi waktu oksidasi dapat dilihat pada Gambar 4.10 dan Gambar 4.11

Gambar 4.10 . Grafik Perbandingan FT– IR Pati Teroksidasi Variasi Konsentrasi NaOCl waktu oksidasi 60 menit

(18)

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan FT– IR Pati Teroksidasi Variasi waktu oksidasi 30, 60 dan 90 menit NaOCl 15 %

4.2.3. Penentuan Kadar Karbonil Dan Tingkat Oksidasi (DO)

Derajat Oksidasi menyatakan jumlah karboksil dan karbonil per 100 unit glukosa. Penentuan tingkat oksidasi (DO) digunakan untuk mengetahui berapa banyak gugus hidroksil yang berubah atau teroksidasi ke dalam pati sukun yang sudah di modifikasi secara oksidasi.Pada penelitian ini diperoleh kadar karbonil pati teroksidasi berkisar antara 0,140-0,336. Dimana kadar karbonil yang paling tinggi yaitu 0,336 berasal dari pati teroksidasi dengan Natrium Hipoklorit 15 % dan pada waktu oksidasi 60 menit diperoleh pati oksidasi dengan tingkat oksidasi DO sebesar 41.63 %. Semakin tinggi konsentrasi NaOCl yang digunakan dalam proses oksidasi pati maka kadar karbonilnya dan tingkat oksidasinya akan semakin tinggi. Semakin besar kadar karbonilnya dapat diartikan dengan semakin banyak gugus hidroksil yang berubah menjadi gugus karbonil.

(19)

4.2.4. Penentuan Viskositas pati

Viskositas menyatakan kekentalan suatu cairan yang dapat ditentukan dengan menggunakan alat viskometer ostwald dan didasarkan pada waktu alirnya. Pada penenelitian ini diperoleh nilai viskositas pati teroksidasi dengan adanya variasi konsentrasi NaOCl 9 %, 12 %, dan 15 % dengan waktu oksidasi yaitu 30, 60 dan 90 menit. Nilai viskositasnya berturut – turut adalah 137,93; 100,10; 101,103; 87,31 dan 84.74CentiPoise (CPs). Dimana dari data tersebut diperoleh nilai viskositas yang semakin rendah seiring dengan bertambahnya konsentrasi NaOCl dan waktu oksidasi, hal ini dikarenakan pada pati teroksidasi lebih mudah larut ketika direaksikan dengan air dibandingkan dengan pati yang belum termodifikasi dan dikarenakan pati teroksidasi lebih mudah dioksidasi kembali menjadi derivatnya dibandingkan dengan pati alami.

4.2.5. Analisis Daya mengembang (swelling power) Pati

Daya mengembang atau swelling power dipengaruhi oleh kemampuan molekul pati untuk mengikat air melalui pembentukan ikatan hidrogen.Setelah gelatinisasi ikatan hidrogen antara molekul pati terputus dan digantikan oleh ikatan hidrogen dengan air.Sehingga pati dalam

tergelatinisasi dan granula-granula pati mengembang secara

maksimal(Herawati, 2009).

Pada penelitian inidilakukan uji daya mengembang pada pati sukun dan pati teroksidasi. Dari data tersebut diperoleh perubahan nilai swelling power pada pati sukun dan pati teroksidasi yaitu dengan bertambahnya waktu oksidasi maka daya mengembangnya akan semakin kecil. Hal ini disebabkan kemungkinan terjadinya oksidasi lanjut yaitu perubahan gugus hidroksil dari molekul pati menjadigugus karbonil kemudian menjadi gugus karboksil, berkurangnya molekul amilopektin pada struktur pati menyebabkan menurunnya molekul pati yang dapat menyerap dan memerangkap molekul air (Lawal, 2004).

(20)

Penurunan daya pengembangan pati karena terjadi oksidasi lajut mengakibatkan terjadinya photo-croslinking. Photo-croslinking mengakibatkan peningkatan ikatanintramolekul pati dan menghambat daya pengembangan pati (Wang, 2003).

4.2.5. Analisis Morfologi dengan SEM (Scanning Electron Microscopic)

Analisis SEM dilakukan untuk melihat morfologi dari senyawa hasil modifikasi pati yang diperoleh. Dalam penelitian ini uji SEM dilakukan untuk pati buah sukun dan pati teroksidasi dengan tingkat oksidasi (DO) yang paling tinggi yaitu pati teroksidasi dengan konsentrasi Natrium Hipoklorit 15 % dan waktu oksidasi60 menit dengan perbesaran gambar mencakup 500 kali, 1000 kali, 2500 kali, 5000 kali dan 10000 kali. Bentuk pati sukun maupun pati teroksidasi hasil sintesis yaitu berbentuk granula-granula. Bentuk granula pati sukun dan pati teroksidasipada penelitian ini tidak mengalami perubahan yang signifikan, hanya dapat dilihat dari kerapatan granula pati tersebut. Dimana pada pati teroksidasi granulanya lebih rapat dibandingkan dengan pati sukun. Hal ini menunjukkan bahwa proses oksidasi dengan natrium hipoklorit mempengaruhi bentuk granula pati.

(21)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan maka sebagai berikut :

a. Pada penelitian ini didapatkan kondisi optimum pada perlakuan konsentrasi Natrium Hipoklorit 15 % dengan waktu oksidasi 60 menit dan kadarkarbonil sebesar 0.336 % serta tingkat oksidasi 41.63 %

b. Hasil karakterisasi pati teroksidasi yaitu berbentuk serbuk putih dimana analisis spektroskopi FT-IR terdapat gugus C=O karbonil yang muncul pada bilangan gelombang 1740-1700 cm-. Hasil perhitungan Kadar karbonil berturut-turut dari Natrium hipoklorit 9, 12 dan 15 %; waktu oksidasi30,60 dan 90 menit yaitusebesar 0.140; 0.224; 0.336; 0.280; 0.336 dan 0.240. Hasil Perhitungan tingkat oksidasi berturut-turut dengan variasi waktu 30, 60, dan 90 menit adalah sebesar 40.98 %, 41.63 % dan 39.34 %. Hasil perhitungan viskositasnya adalah 100,10; 86.31 dan 83,74 centipoise.Hasil perhitungan Swelling power adalah sebesar 0.502, 0.327 dan 0.213.

5.2. Saran

1. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan oksidasi pati dengan Natrium Hipoklorit 15 % dengan adanya variasi pH

2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar melanjutkan ke aplikasi salah satu nya adalah sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kertas

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Penentuan kadar karbonil variasi waktupada Konsentrasi             NaOCl 15 %
Tabel 4.4 Hasil Penentuan Tingkat Oksidasi Variasi Waktu pada konsentrasi
Tabel 4.7 Hasil Penentuan Swelling Power Pati dengan Variasi Konsentrasi             Natrium Hipoklorit
Gambar 4.7 Morfologi Permukaan Pati Sukun (Perbesaran 2500 kali )
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jadwal pengambilan material dari tempat penyimpanan dibuat berdasar pada jadual rencana harian dan mingguan dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan

Salah satu bentuk nyata dari pengkomunikasian hasil riset oleh Fakultas Pertanian dan Bisnis adalah melalui kegiatan Seminar Nasional, namun kami memakai istilah Konser Karya Ilmiah

komputer untuk berinteraksi secara individu dengan mahasiswa. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran berbantuan.. komputer secara umum dapat

Berbagai penelitian akupunktur untuk obesitas telah banyak dilakukan, seperti penelitian Cho, et al (2009) yang membandingkan efektivitas terapi akupunktur dengan

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa sosialisasi cardiopulmunary guidelines berdasar rekomendasi American Heart

Manfaat yang saya peroleh dari belajar menggunakan teknologi informasi adalah dengan belajar menggunakan teknologi informasi saya mendapat informasi dengan cakupan

yaitu persepsi keperawanan responden positif, gambaran pengetahuan responden tentang seks pranikah secara agama responden hanya mengetahui dosa, dilarang dan masuk neraka

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian baby spa dan baby massage terhadap peningkatan berat badan bayi usia 3-6 bulan yang dilakukan di klinik