• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia (Studi Putusan Pn Binjai No.268 PID.B 2015 PN BNJ) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Online Di Indonesia (Studi Putusan Pn Binjai No.268 PID.B 2015 PN BNJ) Chapter III V"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN TERHADAP TINDAK PIDANA JUDI

ONLINE DI INDONESIA

A. Faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Judi Online

Berbicara mengenai tindak pidana judi online maka terdapat banyak faktor penyebab terjadinya hal tersebut, salah satunya adalah ingin cepat menjadi kaya

tanpa harus bekerja keras dan menunggu waktu lama, dalam arti ingin menjadi

kaya dalam waktu yang singkat.

Dalam hal ini, segala cara dilakukan oleh masing-masing orang untuk

mencapai kekayaan dalam waktu singkat ini, termasuk dengan melakukan

tindakan judi online ini.

Selain faktor utama seperti diatas dapat dilihat juga faktor-faktor disekitar

masyarakat sebagai berikut :

1. Faktor Sosial & Ekonomi

Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Karena mereka berfikir, dengan modal yang sangat kecil mereka akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya dalam sekejab tanpa usaha yang besar. Selain itu kondisi sosial masyarakat yang menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbuhnya perilaku tersebut dalam komunitas.53

Masalah masyarakat akhir-akhir ini banyak dibicarakan, khususnya di

Negara yang sedang berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini tidak

hanya pembicaraan dalam negeri saja akan tetapi menjadi pembicaraan di

hampir seluruh dunia, sebab berbicara tentang masalah masyarakat pada

53

M.Zayn Sychrullah, Penyebab Perjudian Dan Solusi Mencegahnya, 2011 diakses dari :

tanggal 19

(2)

hakekatnya sama dengan membicarakan kelangsungan hidup umat manusia

yaitu, membicarakan apa saja yang harus dilaksanakan untuk menghindari

pengaruh-pengaruh buruk yang bersumber dari masalah masyarakat tersebut,

antara lain timbulnya proses kehidupan miskin, dimana hal tersebut

merupakan penyakit masyarakat yang dapat meyebabkan munculnya indikasi

orang untuk mengambil jalan pintas agar menjadi cepat kaya dengan

melakukan perbuatan perjudian.

Masyarakat yang berjumlah besar sangat menguntungkan apabila di

dukung oleh kualitasnya, sebab ia akan dapat menjadi aset pembangunan

namun akan sangat membahayakan apabila yang ada hanya kuantitas belaka

tanpa di dukung oleh kualitasnya. Hal ini didasarkan pada usaha yang paling

mendasar yaitu :

a. Manusia selalu membutuhkan sandang, pangan untuk hidupnya

b. Naluri seksual akan selalu ada, yang sifatnya tetap,

Hal inilah apabila kita perhatikan masalah masyarakat yang ada di

Indonesia merupakan masalah yang sangat rumit untuk di tangani meingingat

banyaknya urbanisasi dari desa. Dimana dengan meningkatnya penduduk akan

bertambah pulalah pengangguran yang selanjutnya para penganggur ini akan

menjadi gelandangan yang berusaha mencari jalan pintas dengan cara

(3)

Setelah kita meninjau faktor masyarakat yang merupakan salah satu faktor

tejadinya perjudian, maka faktor ekonomi merupakan faktor yang sangat

utama dalam hal terjadinya perjudian online ini.

Justru itu perekonomian serupa dengan suatu nafas kehidupan umat

manusia itu sendiri. Manusia selalu mengejar ketinggalannya maupun

keterbelakangannya dalam bidang perekonomian tersebut, stabilitas dan

kekokohan suatu Negara juga tidak luput dari perekonomian yang stabil.

Keterbelakangan perekonomian dapat di konotasikan dengan serangkaian

fenomena yang berintegrasi secara kompleks sehingga menimbulkan

ketimpangan yang menyolok di bidang kesejahteraan dan kemiskinan,

stagnasi, maupun keterbelakangan relative dibandingkan dengan Negara –

Negara lain maupun potensi produksi yang gagal mencapai kemajuan sebagai

mana yang diharapkan baik dari sudut pandangan ekonomi, kebudayaan,

politik, maupun teknologi.

Justru itu keadaan perekonomian yang mapan dan stabil merupakan tolak

ukur utama bagi kesejahteraan. Sejahtera ataunya tidak seseorang atau

masyarakat dapat dilihat dan diukur dari keadaan perekonomiannya, oleh

karena itu kesengsaraan hidup dapat mempercepat timbulnya proses

kehidupan yang berada bukan pada rel yang semestinya. Untuk menganalisa

gejala kehidupan yang berada pada nilai yang tidak sejahtera yang berkaitan

dengan perekonomian masyarakat dapat dilihat dari sudut subyektif

kondisional yang artinya faktor kepribadian seseorang itu untuk hidup, yang

(4)

misalnya pemalas, boros, sifat pasrah pada nasib secara langsung merupakan

faktor yang mendorong mereka pada kehidupan yang pasif. Disamping itu

dapat dilihat dari sudut obyektif kondisional yaitu merupakan faktor ekstern

yang mempengaruhi kehidupan seseorang sehingga ia berbuat perbuatan

negatif termasuk berjudi.

2. Faktor Situasional

Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang dilakukan oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya. Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para pengelola perjudian dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil, sehingga memberikan kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah sesuatu yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja. padahal kenyataannya kemungkinan menang sangatlah kecil.54

3. Faktor Belajar

Demikian juga terjadinya pembentukan diri terhadap diri seseorang,

senantiasa dipengaruhi oleh lingkungannya. Apabila seseorang bergaul dan

berada di lingkungan yang sehat maka secara langsung akan berpengaruh pada

sehatnya jiwa seseorang, tetapi apabila sebaliknya maka secara berbalik pula

jiwa seseorang tersebut juga akan mempengaruhi termasuk pula dengan hal

judi ini.

Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Yang memang pada awalnya ia hanya ingin mencoba, akan tetapi karena penasaran dan berkayakinana bahwa kemenangan bisa terjadi kepada siapapun, termasuk dirinya dan berkeyakinan bahwa dirinya suatu saat akan menang atau berhasil, sehingga membuatnya melakukan perjudian berulang kali.55

54

Ibid.,2011 diakses tanggal 19 April 2017 55

(5)

Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan yang minim

mengakibatkan seseorang itu tidak berpikir panjang untuk melakukan

perbuatan termasuk halnya perbuatan judi ini.

4. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan

Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam pikiran: "kalau sekarang belum menang pasti di kesempatan berikutnya akan menang, begitu seterusnya" .56

5. Faktor Persepsi terhadap Ketrampilan

Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi adalah karena ketrampilan yang dimilikinya. Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh karena ketrampilan dan mana yang hanya kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai "hampir menang", sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan didapatkan.57

B. Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Judi Online di Indonesia.

Bentuk hambatan pihak berwajib dalam menanggulangi perjudian online di kalangan masyarakat. Dalam segala lapangan yang dapat dipikirkan senantiasa

terdapat masalah, dan tidak jarang di dalam melakukan suatu pekerjaan kita

dihadapkan dengan berbagai masalah yang sebelumnya belum pernah

terbayangkan. Untuk itu, upaya penanggulangan tindak pidana judi online itu terdiri dari :

56

Ibid.,2011 diakses tanggal 19 April 2017 57

(6)

1. Upaya Penal

Dalam perkara tindak pidana perjudian, upaya penal yang dilakukan sesuai

dengan penerapan Pasal 303 dan/atau 303 bis KUHP kepada pelaku-pelakunya

kemudian memeriksa mereka menurut KUHAP dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serupa dengan tindak pidana perjudian melalui

jaringan internet (online) yang telah jelas diatur pada Pasal 27 ayat (2) juncto

Pasal 45 ayat (1) Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik. Tugas polisi58 dalam hal ini dimulai dengan adanya

laporan dari masyarakat setempat bahwa telah terjadi suatu peristiwa yang

diduga perjudian baik itu perjudian melalui internet (online) ataupun perjudian pada umumnya. Setelah mendengar dan menerima laportan tersebut, beberapa

anggota kepolisian langsung melakukan penyelidikan. Kebanyakan laporan

yang diterima oleh pihak kepolisian ialah berupa laporan lisan ataupun melalui

ponsel (jaringan telepon), dan sesuai dengan ketentuan yang ada pada Pasal

103 ayat (2) KUHAP, maka laporan tersebut kemudian dicatat oleh penyelidik

dan ditandatangani oleh pelapor dan penyelidik.59

58

Wawancara dengan bapak Bripka Asrul Zainal Rambe,SH pada Polsek Percut Sei Tuan

59

Wawancara dengan bapak Bripka Asrul Zainal Rambe,SH pada Polsek Percut Sei Tuan

Dalam melakukan

penyelidikan, polisi segera terjun ke lokasi kejadian untuk mencari tahu

apakah laporan masyarakat itu benar, mengenai telah terjadinya tindak pidana

perjudian, maka selanjutnya polisi melakukan penangkapan terhadap

orang-orang yang terlibat dalam tindak pidana perjudian itu dan kemudian

mengumpulkan barang-barang bukti serta para saksi. Dalam hal ini pelaku

(7)

tangan/kedapatan berbuat sebagaimana diatur pada Pasal 1 ayat 19 KUHAP

adalah :

a. Tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana

atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan.

b. Tertangkapnya seseorang apabila sesaat kemudian ditemukan benda

yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana

itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut

melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.

Segera setelah tersangka ditangkap dan barang bukti beserta saksi telah

dikumpulkan, tersangka beserta barang bukti yang ada kemudian diserahkan

kepada penyidik guna kepentingan penyidikan.

Masalah yang ditemukan dalam melaksanakan penanggulangan terhadap

kejahatan melalui jalur penal menitikberatkan pada sifat repressive

(penindasan/penumpasan/pemberantasan) sesudah kejahatan itu terjadi. Dengan

kata lain seseorang dapat dihukum setelah ia terbukti melakukan suatu kejahatan

tersebut.

Dua masalah sentral dalam kebijakan kriminal dengan menggunakan upaya

Penal (hukum pidana) ialah masalah penentuan:60

a. Perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana dan;

b. Sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan kepada si

pelanggar.

60

(8)

Masalah menentukan perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana

merupakan suatu kebijakan dalam menetapkan suatu perbuatan yang semula

bukan tindak pidana (tidak di pidana) menjadi suatu tindak pidana (perbuatan

yang dapat dipidana). Hakikatnya kebijakan kriminalisasi merupakan bagian dari

kebijakan kriminal (kriminal policy) dengan menggunakan sarana hukum pidana (penal) dan oleh karena itu termasuk bagian dari kebijakan hukum pidana (penal policy).61

Penggunaan hukum pidana sebagai suatu upaya untuk mengatasi maslaah

sosial (kejahatan) termasuk dalam bidang penegakan hukum (khususnya

penegakan hukum pidana). Oleh karena itu sering dikatakan bahwa politik atau

kebijakan hukum pidana merupakan bagian dari kebijakan penegakan hukum(law enforcement policy).

Upaya penanggulangan terhadap tindak pidana haruslah senantiasa

dilakukan, kebijakan hukum pidana yang selama ini ditempuh selama ini tidak

lain merupakan langkah yang terus menerus digali dan dikaji agar upaya

penanggulangan kejahatan tersebut mampu mengantisipasi secara maksimal

tindak pidana yang secara faktual terus meningkat.

62

Selanjutnya barda nawawi arief mengungkapkan sebagai berikut :

Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa politik

kriminal pada hakikatnya juga merupakan bagian integral dari politik sosial.

63

“Usaha penanggulangan kejahatan lewat pembuatan undang-undang (hukum) pidana pada hakekatnya juga merupakan bagian integral dari usaha perlindungan masyarakat dan usaha mencapat kesejahteraan masyarakat. Dan oleh karena itu wajar pulalah apabila kebijakan atau politik hukum pidana juga merupakan bagian integral dari kebijakan atau politik sosial. Kebijakan sosial dapat diartikan sebagai segala usaha yang rasional untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Jadi di

61

Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Bandung : Citra Aditya Bakti) 2003 , hal. 24

62

Barda Nawawi Arief , Op.Cit, 1996 , hal.26 63

(9)

dalam pengertian “social policy” sekaligus tercakup didalamnya “social welfare policy” dan “social defence policy”.

Kebijakan atau upaya penanggulangan kejahatan perjudian, pada hakekatnya merupakan bagian intergral kesejahteraan masyarakat (social welfare). Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa tujuan akhir atau tujuan utama dari politik kriminal ialah “perlindungan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat”.

Kebijakan hukum pidana (penal policy) atau penal-law enforcement policy

operasionalisasinya melalui beberapa tahap yaitu tahap formulasi (kebijakan

legislatif), tahap aplikasi (kebijakan yudikatif/yudisial) dan tahap eksekusi

(kebijakan eksekutif / administratif). Dari ketiga tahap tersebut, tahap formulasi

merupakan tahap yang paling strategis dari upaya pencegahan dan

penanggulangan kejahatan melalui kebijakan hukum pidana.

Kesalahan/kelemahan kebijakan legislatif merupakan kesalahan strategis yang

dapat menjadi penghambat upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan

pada tahap aplikasi dan eksekusi.64

Maka didalam pemberantasan tindak pidana judi online di dalam masyarakat sangat dibutuhkan adanya kebijakan hukum pidana (penal policy). Kebijakan tersebut harus dikonsentrasikan pada dua arah, yang pertama mengarah pada

kebijkan aplikatif yaitu kebijakan untuk bagaimana mengoperasionalisasikan

peranturan perundang-undangan hukum pidana yang berlaku pada saat ini dalam

rangka mengenai masalah perjudian melalui jaringan internet (online). Sedangkan yang kedua adalah kebijakan formulatif atau kebijakan yang mengarah pada

pembaharuan hukum pidana (penal law enforcement) yaitu kebijakan untuk bagaimana merumuskan peraturan pada undang-undang hukum pidana yang baru.

64

(10)

Kemudian, penanggulangan cyber crime melalui sarana penal itu sendiri tidak mudah karena adanya hambatan-hambatan sebagaimana diakui dalam dokumen

Kongres PBB X/2000, antara lain:65

a. Perbuatan kejahatan yang dilakukan berada di lingkungan elektronik. Olehkarena itu, penanggulangan cyber crime memerlukan keahlian khusus,prosedur investigasi dan kekuatan/dasar hukum yang mungkin tidakbersedia pada aparat penegak hukum di negara yang bersangkutan.

b. Cyber crime melampaui batas-batas negara, sedangkan upaya penyidikan dan penegakan hukum selama ini dibatasi dalam wilayah territorial negaranya sendiri.

c. Struktur terbuka dari jaringan komputer internasional memberi peluang kepada pengguna untuk memilih lingkungan hukum (negara) yang belum mengkriminalisasikan cyber crime.

Keterbatasan/kelemahan hukum pidana dalam menanggulangi cyber crime juga

dapat dilihat dari pendapat Aman Nursusila, sebagaimana dikutip Widodo,66

a. Kendala yuridis, yaitu belum ada peraturan perundang-undangan yangsecara khusus mengatur tentang cyber crime, terbatasnya pengertianalat bukti sebagaimana diatur dalam Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), dan belum adanya kewenangan penyidik untuk menggeledah sistem komputer yang diduga menjadi alat atau sasaran kejahatan.

yang

mengemukakan bahwa Polri menghadapi kendala yuridis dannonyuridis dalam

melakukan penyidikan cyber crime sebagai berikut:

b. Kendala non yuridis, yaitu keterbatasan kemampuan dan jumlahanggota Polri yang menguasai bidang teknologi komputer, barangbukti dalam cyber crime mudah dihilangkan atau dihapus, adanyakesulitan mendeteksi kejahatan di bidang perbankan yang menggunakan sarana komputer. Kesulitan pendeteksian kejahatantersebut disebabkan oleh kurang tersedianya peralatan yang memadai,keengganan dari beberapa korban untuk melapor kepada Polisi, sistem keamanan dari pemiliki asset/sistem yang relatif lemah, sulit melacakkeberadaan/domisili pelaku kejahatan.

65

Barda Nawawi Arief,Tindak Pidana Mayantara, Perkembangan Kajian Cyber crime di Indonesia, (Jakarta : Rajagrafindo Persada), 2006, hal. 9

66

(11)

2. Upaya Non-Penal

Sesuai dengan keberadaan peraturan pemerintah Nomor 9 tahun 1981 tentang

Pelaksanaan Penertiban Perjudian, ditemukan masalah dan hambatan di dalamnya,

hambatan itu terbagi menjadi 3 bagian besar yakni:

a. Dalam menerapkan sanksi pidana yang berat terhadap terdakwa selalu

dihadapkan dengan usia muda dan perekonomian yang rendah,

b. Belum terdapatnya keseragaman tindakan dalam melakukan

penanggulangan perjudian sehingga ada kalanya antara aparat penegak

hukum tidak jarang berbeda pendapat dalam penerapan mengenai pasal

dari peraturan pemerintah tersebut.

c. Selama ini di dalam masyarakat kita memang ada semacam dua sikap

dalam memandang perjudian. Sikap pertama sebagaimana terwakili oleh

kalangan berwajib atau kepolisian, memandang pelaku adalah pelanggar

hukum maka mereka dicurigai, jika perlu ditangkap, masyarakat yang

terwakili oleh kalangan medis memandang pelaku perjudian adalah orang

yang sakit dan perlu diobati.

Bentuk upaya yang dapat dilakukan dalam upaya non-penal adalah :

a. Upaya pencegahan (Preventif)

Sejak di canangkannya perang terhadap perjudian, yang dalam hal ini peran

dari kepolisian perlu lebih ditingkatkan agar sesuai dengan ketentuan hukum yang

berlaku.67

67

(12)

Penanggulangan masalah perjudian online yang sangat membahayakan perekonomian masyarakat secara keseluruhan hampir sama dengan

penanggulangan perjudian layaknya di dalam masyarakat Indonesia didasarkan

pada cara-cara sebagai berikut:

Tujuan dari metode preventif adalah memberikan motivasi bimbingan serta pengarahan pada masyarakat terutama mengenai akibat-akibat perjudian demikian

juga mengenai perundang-undangannya sehingga masyarakat memahami dan

menyadarinya. Tujuan dari preventif adalah mencegah atau melindungi masyarakat luas dari perjudian serta menyadarkan mereka tentang dampak yang

ditimbulkan dari bahaya dari perjudian tersebut.

Dalam metode ini yang dimaksudkan adalah bagaimana cara-cara mencegah

timbulnya sarana perjudian sebelum perjudian itu sendiri terjadi. Pengawasan

dalam hal ini dimaksudkan adalah suatu control untuk menekan timbulnya atau

menjalarkan perjudian tersebut dalam suatu lingkungan kehidupan sosial yang

sudah mapan. Seperti halnya dalam dunia kedokteran, kita sering dianjurkan

untuk mencegah timbulnya penyakit daripada mengobatinya.

Justru itu dalam hal ini apa yang seharusnya kita lakukan sebelum perjudian

tersebut berjangkit dan mewabah, tentunya sebelum kita berbuat terlebih dahulu

kita mengadakan terapi dan diagnosa penyebab-penyebabnya. Untuk itulah dalam

hal menguraikan metode ini dikenal suatu prinsip yang kelak akan menjadi

pegangan pokok yaitu suatu prinsip prevensi. Adapun yang dimaksudkan prinsip

ini yaitu suatu prinsip yang penekanannya bahwa perjudian harus di cegah

(13)

adalah lebih utama daripada usaha repressive (penindakan). Dikarenakan itulah banyak benih-benih penyakit masyarakat tersebut ada bersemi di tengah-tengah

masyarakat maka usaha pencegahan ini ditemui dan direalisir dalam masyarakat

juga, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam hal ini upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk merealisir

metode ini adalah antara lain :

1) Menekan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi.

Masalah pertumbuhan penduduk dan urbanisasi adalah suatu masalah yang

berkaitan dengan masalah kesejahteraan.Untuk itu pertumbuhan penduduk

perlu ditekan serendah mungkin sehingga keseimbangan dengan

pertambahan produksi pangan sebagai bahan yang dibutuhkan. Cara

seperti ini adalah dengan cara mengefektifkan program KB (Keluarga

Berencana) yaitu dengan cara memberikan penyuluhan pada masyarakat.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur jarak dan jumlah kehamilan

secara sengaja dalam keluarga yang bersifat manusiawi dan tidak

bertentangan dengan hukuman agama maupun dengan hukum Negara.

Urbanisasi yang merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota

dengan maksud untuk memperbaiki taraf kehidupan yang telah diiringi

anggapan bahwa mencari uang di kota lebih mudah.

2) Meningkatkan usaha pendidikan

Pendidikan yang merupakan sarana perngembangan kualitas manusia perlu

ditingkatkan. Manusia yang berpendidikan akan tumbuh harga dirinya

(14)

judi. Tindak lanjut dari pendidikan tersebut adalah melahirkan

keterampilan sebagai bekal untuk kehidupan mandiri. Kita sering

kehilangan real capacity(kapasitas asli) karena kita tidak mempunyai tenaga ahli untuk mengolah potensi yang kita miliki dan lain sebagainya.

3) Memperluas lapangan pekerjaan

Masalah lapangan kerja yang kian terbatas telah lama menjadi

permasalahan baik di Negara maju maupun di Negara yang belum maju.

Khususnya di Indonesia dimana angka pengangguran tiap tahun kian

bertambah. Apabila mentalitas budaya bangsa kita cenderung untuk

menjadi pegawai negeri atau dengan kata lain masih cenderung untuk

menjadi upahan.

4) Peningkatan usaha penerangan dan pengawasan.

Upaya untuk menghindarkan perbuatan judi, dapat kiranya dilakukan

pemberian informasi yang up to date (terbaru) dan konkrit serta penyuluhan-penyuluhan tentang berbagai hal yang menyangkut realitas

dan kejadian kehidupan yang terjadi dan perkiraan yang mungkin akan

terjadi.

Apa yang dikemukakan dalam metode preventif ini hanyalah sebagian kecil saja yang masih banyak hal lain lagi yang dapat kita perbuat untuk menghindari

timbulnya atau bertambahnya jumlah para pelaku perjudian baik online ataupun perjudian pada umumnya.

Tetapi yang paling utama dalam hal ini adalah faktor manusianya juga.

(15)

memerlukan berbagai bekal untuk melaluinya atau setidak-tidaknya nasehat untuk

melihat kearah mana jalan yang harus ditempuh sehingga ia tidak terjerumus ke

kehidupan yang gelap.

Sebagai tindak lanjut dari metode preventif ini maka pihak kepolisian

berupaya untuk menanggulangi menjalarnya perjudian tersebut dengan cara

misalnya meningkatkan ketaatan beragama, dan meningkatkan kesadaran hukum.

b. Upaya Penanggulangan (Repressive)

Yang dimaksud dalam metode ini adalah bagaimana caranya dan usaha-usaha

apa yang mesti dilakukan agar mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat

untuk hidup layak dan manusiawi sebagaimana sebelumnya.

Dalam rangka penanggulangan penyakit masyarakat ini secara reformasi pihak

yang terkait telah membuat program penanggulangan dengan usaha repressive

yang meliputi :

1) Razia

Razia dalam hal ini merupakan penindakan secara hukum terhadap pelaku

perjudian online untuk selanjutnya diproses dengan ketentuan yang

berlaku. Dimana dalam razia ini dilakukan operasi rutin oleh aparat

penegak hukum terkhususnya polisi terhadap warung internet yang ada,

2) Pemblokiran situs-situs Judi online

Dalam hal ini pemblokiran situs-situs judi online dinilai merupakan cara yang sangat ampuh dalam mengurangi angka kriminalitas dibidang

(16)

merupakan suatu tindakan yang dinilai sangat efektif untuk mengurangi

angka perjudian online di Indonesia , namun seiring perkembangan jaman, semakin canggih pemerintah untuk menggalang pemblokiran terhadap

situs-situs perjudian tersebut, semakin banyak dan canggih pula sistem

ataupun aplikasi yang digunakan untuk membuka pemblokiran tersebut

yang membuat dapat diaksesnya situs-situs tersebut.

3) Pemberian Keterampilan

Perjudian tumbuh dan berkembang pada dasarnya ditujukan bagi

pencarian uang secara cepat dan fleksibel dengan cara mengadu nasib. Hal

ini ditopang dengan sebab ekonomi yang pas-pasan. Kehidupan

perekonomian yang pas-pasan tersebut dikarenakan belum adanya mata

pencaharian yang tetap dan juga tidak ada keterampilan sehingga dengan

hal tersebut perlu dilakukan pemberian keterampilan agar perjudian

sebagai bentuk perwujudan ingin cepat kaya menjadi terhalang karena

pelakunya telah memiliki keterampilan, sehingga ia dapat bekerja secara

(17)

BAB IV

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERJUDIANONLINE DI INDONESIA (BERDASARKAN

PUTUSAN PN.BINJAI NO.268/PID.B/2015/PN.BNJ)

A. Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Judi Online Di

Indonesia (Berdasarkan Putusan PN.Binjai No.268/Pid.B/2015/Pn.Bnj)

1. Kasus Posisi

Tommy T Afung adalah seorang laki – laki, berumur 27 tahun, pekerjaan sales

kosmetik, kebangsaan indonesia, agama Kristen, bertempat tinggal di jalan dewi

sartika No.14 Lingkungan II Kelurahan Pekan Binjai Kecamatan Binjai Kota.

Kesatu;

Bahwa ia terdakwa TOMMY T Als AFUNG pada hari Kamis tanggal 23 April

2015 sekira pukul 16.30 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam

bulan April tahun 2015, bertempat di Jl. Seroja Lingk. VII Kel. Pahlawan, Kec.

Binjai Utara atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang termasuk dalam

daerah hukum Pengadilan Negeri Binjai, dengan sengaja menawarkan atau

memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan

sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli perbuatan

mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut:

a. Bahwa pada hari kamis tanggal 23 April 2015 sekitar pukul 17.00 wib

bertempat di jln. Seroja Lingkungan VII, Kel. Pahlawan, Kec. Binjai

Utara, Kota Binjai melakukan permainan judi online dengan menggunakan

laptop.

b. Bahwa permainan itu dilakukan dengan cara: apabila ada orang membeli

(18)

kepada terdakwa, pembeli harus mendaftar terlebih dahulu di Situs

ION4D.com milik ANDI (Dpo), lalu pembeli mengisi deposit dengan cara

mengirim nomor angka tebakan undian togel yang diinginkannya di kotak

taruhan website ION4D.com. Setelah member/pemasang, memang nomor

angka tebakan itu, lalu nomor angka tebakan itu disuruh ANDI (dpo)

untuk dipasangkan lagi ke situs BANDARLAMA.COM dan setelah itu

terdakwa menunggu sampai pengumuman nomor Togel keluar pada pukul

17.45 wib, dan apabila nomor pasangan member/pemasang beruntung lalu

terdakwa langsung menambah saldo member/pemasang sesuai

kemenangan member/pemasang.

c. Bahwa ketika terdakwa membuka laptop untuk melakukan permainan judi

online datang saksi Julianto dan saksi Suyanto (masing-masing anggota Polsek Binjai Utara) melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan

menyita barang bukti 1 unit Laptop merk Axioo, warna hitam, ukuran 14

inci, 1 unit modem untuk membuka situs internet, 1 buah kartu ATM BCA

Cab. Binjai, nomor rekening: 1234-5678-90 untuk menarik dan

mentransfer saldo member/pemasang, 1 buah tas laptop merek acer, warna

hitam, uang tunai Rp.850.000,- (Delapan ratus lima puluh ribu rupiah)

yangditarik dari sisa saldo deposit di situ bandar.com dari rekening/ATM

BCA Cab. Binjai milik tersangka Tommy T Als AFUNG dengan nomor

rekening : 1234-5678-90. Selanjutnya membawa terdakwa dan barang

bukti ke Polsek Binjai Utara.68

68

(19)

Kedua :

Bahwa ia terdakwa TOMMY T Als AFUNG pada hari Kamis tanggal 23 April

2015 sekira pukul 17.00 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam

bulan April tahun 2015, bertempat di Jl.Seroja Lingk.VII Kel. Pahlawan, Kec.

Binjai Utara atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang termasuk dalam

daerah hukum Pengadilan Negeri Binjai, menggunakan kesempatan main judi,

yang diadakan dengan melanggar kententuan Pasal 303, perbuatan mana dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :

a. Bahwa pada hari kamis tanggal 23 April 2015 sekitar pukul 17.00 wib

bertempat di jln. Seroja Lingkungan VII, Kel. Pahlawan, Kec.Binjai Utara,

Kota Binjai melakukan permainan judi online dengan menggunakan

laptop.

b. Bahwa permainan itu dilakukan dengan cara: apabila ada orang membeli

nomor angka tebakan togel, pembeli bukan datang langsung membeli

kepada terdakwa, pembeli harus mendaftar terlebih dahulu di Situs

ION4D.com milik ANDI (Dpo), lalu pembeli mengisi deposit dengan cara

mengirim nomor angka tebakan undian togel yang diinginkannya di kotak

taruhan Website ION4D.com. Setelah member/pemasang, memasang

nomor angka tebakan itu, lalu nomor angka tebakan itu disuruh ANDI

(dpo) untuk dipasangkan lagi ke situ BANDARLAMA.COM.dan setelah

itu terdakwa menunggu sampai pengumuman nomor Togel keluar pada

(20)

beruntung lalu terdakwa langsung menambah saldo member/pemasang

sesuai kemenangan member/pemasang.69

c. Bahwa ketika terdakwa membuka laptop untuk melakukan permainan judi

online datang saksi Julianto dan saksi Suyanto (masing-masing anggota

Polsek Binjai Utara) melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan

menyita barang bukti 1 unit Laptop merk Axioo, warna hitam, ukuran 14

inci, 1 unit modem untuk membuka situs internet, 1 buah kartu ATM BCA

Cab.Binjai, nomor rekening: 1234-5678-90 untuk menarik dan

mentransfer saldo member/pemasang, 1 buah tas laptop merek acer, warna

hitam, uang tunai Rp.850.000,- (Delapan ratus lima puluh ribu rupiah)

yang ditarik dari sisa saldo deposit di situ bandar.com dari rekening/ATM

BCA Cab. Binjai milik tersangka Tommy T Als AFUNG dengan nomor

rekening : 1234-5678-90. Selanjutnya membawa terdakwa dan barang

bukti ke Polsek Binjai Utara.70

2. Dakwaan

Perbuatan terdakwa dalam hal ini diatur dan diancam pidana Pasal 303 ayat

(1) ke-2 KUH Pidana yang berisi “dengan sengaja menawarkan atau memberi

kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut

serta dalam perusahaan untuk itu”.

Perbuatan terdakwa juga di atur dan diancam pidana didalam Pasal 303 bis

ayat (1) ke – 1 KUHP yang berisi “barang siapa mempergunakan kesempatan

main judi yang diadakan dengan melanggar peraturan Pasal 303”.

69

Ibid, hal. 4 70

(21)

Dalam hal ini, terdakwa di ajukan ke persidangan oleh penuntut umum dengan

dakwaan alternatif yaitu :

Kesatu : Pasal 303 ayat (1) ke – 2 KUHP.

Atau

Kedua : Pasal 303 bis ayat (1) ke – 1 KUHP.71

3. Tuntutan

Dalam hal ini Jaksa Penuntut Umum membacakan tuntutan sebagai berikut :

a. Menyatakan terdakwa Tommy T Als Afung bersalah melakukan tindak

pidana dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada

khalayak umum untuk bermain judi, atau dengan sengaja turut serta dalam

perusahaan untuk itu dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan

kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara

sebagaimana diatur dalam dakwaan Kesatu Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP

dalam dakwaan Penuntut Umum.

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 8

(delapan) bulan dikruangi selama terdakwa berada dalam tahanan.

c. Menyatakan barang bukti : 1 (satu) unit Laptop Merk Axioo warna hitam

Ukuran 14 Inci, 1(satu) unit modem, 1(satu) buah kartu ATM BCA

Cab.Binjai. no. rek. 1234-5678-90, 1 (satu) buah tas Laptop Merek Acer

warna hitam, dirampas untuk dimusnahkan, uang tunai sebesar

Rp.850.000, ditarik dari rekening ATM BCA, Dirampas untuk Negara.

71

(22)

d. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar

Rp.2.000,-(dua ribu rupiah).

4. Putusan

Didalam putusan ini dijelaskan bahwasanya, hakim dalam persidangan ini

telah mempertimbangkan hal yang memberatkan dan meringankan dalam perkara

ini, antara lain sebagai berikut :

a. Hal-hal yang memberatkan:

1) Bahwa perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program pemerintah

dalam pemberantasan tindak pidana perjudian;

2) Perjudian adalah penyakit masyarakat yang harus diberantas sampai ke

akar-akarnya karena menyengsarakan masyarakat;

b. Hal-hal yang meringankan:

1) Terdakwa bersikap sopan selama dalam persidangan;

2) Terdakwa mengakui perbuatannya;

3) Terdakwa sangat menyesali perbuatannya;

4) Terdakwa belum pernah dihukum

Setelah melihat pertimbangan tersebut maka majelis hakim menjatuhkan

putusan sesuai dengan ketentuan lain dalam KUHP dan Peraturan – peraturan

yang berkaitan dengan perkara ini:

MENGADILI:

a. Menyatakan terdakwa TOMMY T. AFUNG telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”Turut serta dalam

(23)

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama : 6 (Enam) Bulan;

c. Menetapkan lamanya masa penahanan yang dijalani terdakwa

dikurangiseluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

d. Memerintahkan terdakwa tetap ditahan;

e. Menetapkan barang bukti dalam perkara ini berupa :

1) 1 (satu) unit Laptop Merk Axioo warna hitam Ukuran 14 Inci;

2) 1 (satu) unit modem;

3) 1 (satu) buah kartu ATM BCA Cab.Binjai. no. rek. 1234-5678-90, 1

(satu) buah tas Laptop Merek Acer warna hitam;Dirampas untuk

dimusnahkan;

4) Uang tunai sebesar Rp.850.000, ditarik dari rekening ATM BCA,

Dirampas untuk Negara;

5) Membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.

2.000,-. (dua ribu Rupiah).72

B. Analisis Kasus

1. Dakwaan

Pada putusan dengan No. 268/Pid.B/2015/PN.Bnj. perbuatan terdakwa dalam

hal ini diatur dan diancam pidana Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUH Pidana yang berisi

“dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum

untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu”.

72

(24)

Dan perbuatan terdakwa juga diatur dan diancam pidana didalam Pasal 303 bis

ayat (1) ke-1 KUH Pidana yang berisi “barang siapa mempergunakan kesempatan

main judi yang diadakan dengan melanggar peraturan Pasal 303”.

Dalam hal ini, terdakwa di ajukan ke persidangan oleh penuntut umum dengan

dakwaan alternatif yaitu :

Kesatu : Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUH Pidana.

Atau

Kedua : Pasal 303 bis ayat (1) ke-1 KUH Pidana.

Namun menurut analisis yang dilakukan hal ini kurang sesuai, dikarenakan

telah ada undang-undang yang lebih tegas dan lebih rinci mengatur masalah

perjudian ini, apalagi yang berkaitan dengan jaringan internet (online).

Seharusnya dakwaan yang diberikan oleh jaksa penuntut umum ialah dakwaan

yang lebih rinci melalui undang-undang yang lebih khusus untuk pengaturannya

(lex specialis) yakni penulis berpendapat bahwasanya dalam kasus ini lebih tepat di berlakukan Pasal 27 ayat (2) yang pengaturan hukumannya terdapat dalam

Pasal 45 ayat (1) UU No.11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi

Elektronik. Dimana seharusnya dakwaan yang diajukan di persidangan oleh jaksa

penuntut umum ialah berupa pidana Penjara selama 6 (enam) tahun dan denda

sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah). Dimana penulis beranggapan

dalam putusan ini pihak jaksa penuntut umum kurang serius dalam memberikan

(25)

2. Tuntutan

Dikaitkan dengan pasal yang didakwaan jaksa penuntut umum untuk

melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan

menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya

diperiksa dan diputus oleh hakim dalam sidang.73

73

Andi Hamzah ,KUHP & KUHAP Edisi Revisi,(Jakarta :Rineka Cipta) 2008, hal. 230

Pasal 137 KUHAP menentukan

bahwa penuntut umum berwenang melakukan penuntutan terhadap siapapun yang

didakwa melakukan suatu delik dalam daerah hukumnya dengan melimpahkan

perkara ke pengadilan yang berwenang mengadili. Untuk itu penulis berpendapat

bahwasanya tuntutan yang diberikan oleh Jaksa Penuntut Umum ialah kurang

tepat, dikarenakan dalam hal ini, terdakwa telah terbukti dengan sengaja

melakukan tindakan untuk mengajak serta mempersilahkan khalayak ramai untuk

melakukan tindak pidana perjudian online ini, dimana sesuai dengan dakwaan pertama Jaksa Penuntut Umum yaitu Pasal 303 Ayat (1) ke-2 dan dakwaan kedua

Jaksa Penuntut Umum yaitu Pasal 303 bis Ayat (1) ke-1, dimana pada pasal

pertama yakni Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP terdakwa seharusnya dituntut

dengan pidana pejara maksimal selama 10 (sepuluh) tahun kurungan penjara dan

dengan denda maksimal sebesar Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), dan

pada pasal kedua yakni pada Pasal 303 bis ayat (1) ke-1 terdakwa seharusnya di

tuntut dengan pidana pejara maksimal selama 4 (empat) tahun dan denda

maksimal sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), untuk itu penulis menilai

tuntutan jaksa pada kasus ini ialah sangat ringan, dinilai dari tindakan terdakwa

(26)

dari pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan denda minimal sebesar

Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah), dimana pada putusan ini Jaksa Penuntut Umum

hanya menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 8 (delapan) bulan saja.

Hal inilah yang penulis anggap sudah tidak tepat untuk diterapkan pada saat ini

dimana pelaku tindak pidana judi online maupun tindak pidana judi pada umumnya haruslah diberikan sanksi yang berat, untuk menimbulkan efek jera

kepada seluruh masyarakat yang ikut serta melakukan permainan judi online ini. Terlebih lagi penulis berpendapat bahwa selain merupakan tindak pidana yang

dapat merugikan diri sendiri, perjudian ini merupakan suatu penyakit yang sudah

sepatutnya sama-sama kita cari jalan ataupun cara untuk kita basmi

bersama-sama. Misalnya apabila seseorang pejudi telah kehabisan modal untuk bermain

judi, maka seseorang tersebut akan berusaha untuk mecari modal untuk

melakukan perjudian tersebut, tentunya dapat menimbulkan tindak pidana lain,

seperti munculnya banyak pencurian yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana

judi online ini. Sudah melakukan tindak pidana judi, ia melakukan tindak pidana pencurian, tentu hal ini semakin meresahkan masyarakat. Karena dapat diyakini

perbuatan judi ini merupakan induk dari suatu tindak kriminal lain, baik itu

pencurian, miras, narkoba, pemerkosaan, dll yang berkaitan dengan masalah uang

(financial). 3. Putusan

Dalam kasus tersebut hakim memutus terdakwa dengan pasal yang sama

dengan pasal yang dituntut oleh JPU, yaitu Pasal 303 ayat (1) ke-2 namun dengan

(27)

Penuntut Umum, dimana majelis hakim menjatuhkan vonis kepada terdakwa

yakni pidana penjara selama 6 (enam) bulan kurungan penjara, dimana hal ini

lebih ringan dari tuntutan yang diberikan oleh jaksa penuntut umum, dalam hal ini

penulis berpendapat, bahwa majelis hakim seharusnya dapat menjatuhkan pidana

penjara setidaknya sama dengan tuntutan yang diberikan oleh jaksa penuntut

umum, yakni selama 8 (delapan) bulan atau bahkan lebih dari yang dituntutkan

oleh jaksa penuntut umum. Dikarenakan alasan-alasan yang menjadi

pertimbangan oleh hakim dalam persidangan, yakni pada hal yang memberatkan

“perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dalam

pemberantasan tindak pidana perjudian”. Untuk itu penulis berfikir seharusnya

majelis hakim dapat menjatuhkan vonis yang lebih berat kepada si terdakwa,

untuk dapat di mengerti bahwasanya tindak pidana perjudian ini sangat dilarang

pada saat ini. Selain itu tindak pidana perjudian ini merupakan penyakit

masyarakat yang harus di basmi hingga ke akar-akarnya, maka dari itu perlu

diberikan sanksi yang berat terhadap pelaku tindak pidana ini, agar dapat

menimbulkan efek jera kepada siapapun yang melakukan dan akan melakukan

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik 3 kesimpulan yakni :

1. Pengaturan tentang tindak pidana judi online di atur didalam Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik tepatnya pada

Pasal 27 ayat (2) dan untuk pengaturan tindak pidananya di atur pada Pasal 45

Undang-undang Informasi dan transaksi elektronik tersebut. Dalam hal

pengaturan tindak pidana judi online ini tidak dapat dilepaskan dari pengaturan tindak pidana judi (konvensional) yang sudah lebih dahulu dikenal di masyarakat, untuk itu peranan dari peraturan-peraturan yang telah ada

sebelumnya sangat dibutuhkan, seperti pengaturan tindak pidana di dalam

Pasal 303 dan 303 bis KUHP, Undang-undang No. 7 Tahun 1974 tentang

Penertiban Perjudian, dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1981 tentang

Perintah Pelaksanaan terhadap undang-undang No. 7 Tahun 1974.

2. Upaya penanggulangan terhadap tindak pidana perjudian online di Indonesia ini terbagi menjadi dua, yaitu: upaya penal (melalui hukum) dan upaya

non-penal (diluar hukum yang berlaku), dalam kedua upaya tersebut dipandang

sudah cukup baik di dalam peraturan ataupun hukum yang berlaku, namun

dipandang masih kurangnya upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pihak

penegak hukum sendiri, penegak hukum masih menggunakan

peraturan-peraturan yang lama untuk menjatuhi pidana terhadap pelaku perjudian online

(29)

pidana perjudian online ini. Peran masyarakat yang merupakan peran utama untuk membasmi ataupun menghapuskan tindak pidana perjudian online ini dipandang masih kurang, dikarenakan masih banyak di kalangan masyarakat

yang menganggap perbuatan judi online ini merupakan suatu hal yang tidak berbahaya bagi masyarakat ataupun merupakan hal yang lumrah dimasyarakat,

dimana dapat diketahui dari tindak pidana judi ini dapat berakibat terjadinya

tindak pidana lain.

3. Pertanggungjawaban terhadap pelaku tindak pidana judi online (berdasarkan putusan PN.Binjai no.268/Pid.B/2015/PN.Bnj), dapat disimpulkan bahwa

pelaku tindak pidana perjudian online di Indonesia dihukum sangatlah ringan, berdasarkan putusan yang telah di analisa, dimana hukuman yang diberikan

terhadap pelaku tindak pidana perjudian online ini sangatlah ringan yakni hanya 6 bulan kurungan penjara, dari yang dituntut oleh jaksa penuntut umum

ialah hanya selama 8 bulan kurungan penjara. Dari sini dapat disimpulkan

bahwasanya peran penegak hukum untuk melakukan penerapan terhadap

peraturan yang telah ada didalam hal perjudian ini perlu diperjelas lagi,

dikarenakan di dalam ancamannya yang sangat ringan tersebut dianggap akan

sulit untuk mengurangi ataupun menghapuskan tindak pidana perjudian

tersebut, sementara di dalam pengaturannya sendiri di dalam UU No. 11 tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik tepatnya pada Pasal 45 di

atur bahwasanya pelaku tindak pidana perjudian online di hukum maksimal 6 tahun penjara dan denda maksimal Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).

(30)

tindak pidana perjudian online ini akan berdampak pada berkurangnya pelaku tindak pidana perjudian online ini, bahkan bukan tidak mungkin untuk dapat dihapuskan.

B. SARAN

Sebagai saran terhadap dunia ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu

hukum pidana, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Pengaturan terhadap kejahatan tindak pidana perjudian online di Indonesia ini perlu diberlakukan undang-undang yang lebih tepat, yakni undang-undang

yang khusus mengatur tentang tindak pidana perjudian online itu sendiri, yakni sesuai dengan Undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

2. Upaya yang dilakukan dalam memberantas masalah perjudian online ini sudah ada, tetapi harus lebih dimaksimalkan lagi oleh aparat penegak hukum yang

berwenang terhadap pelaku kejahatan tindak pidana perjudian online ini. 3. Pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana perjudian online ini

haruslah diterapkan sanksi yang berat terhadap pelaku tindak pidana ini,

penerapan sanksi yang berat ini dipandang penting untuk membuat efek jera

Referensi

Dokumen terkait

xxi Tabel 5.21 Tabel Hubungan Kualitas Ruang dengan Jumlah, Dimensi, Letak Bukaan ...152 Tabel 5.22 Tabel Pengaplikasian Cahaya Buatan pada Interior Bangunan ...155 Tabel 6.1

Pelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah utama dan sub masalah. Masalah utamanya yaitu seperti apakah media pembelelajaran yang inovatif pada pelajaran PKn

Simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah (1) terdapat tiga jenis referensi yang muncul dalam novel Harry Potter and the Chamber of Secrets yaitu

Pada kegiatan inti pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu dengan memberikan teks bacaan mengenai soal-soal bersangkutan dengan longsor. Dari teks bacaan

Menganalisis hubungan antara perilaku seksual berisiko dengan kejadian infeksi menular seksual pada wanita pekerja seks tidak langsung (WPSTL) di Indonesia setelah

Dasar penyusunan instrument tes kemampuan pemecahan masalah adalah analisis materi, analisis tugas dan perumusan tujuan intruksional. Tes kemampuan pemecahan masalah yang disusun

[r]

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur ( path analysis ) dan Sobel test. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini: 1) keadilan distributif,