• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Tidur dan Gangguan Tidur Klien Hipertensi di Puskesmas Helvetia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Tidur dan Gangguan Tidur Klien Hipertensi di Puskesmas Helvetia"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang semakin meningkat baik di

negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi

adalah gangguan asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan

tekanan darah secara persisten (Potter and Perry, 2005). Hipertensi cenderung

diderita oleh orang dengan kelompok usia 45-54 tahun dan usia ini merupakan

usia produktif (Cohen, 2009). Menurut Riskedas (2013) lebih dari 25% orang

Indonesia yang berusia di atas 18 tahun menderita penyakit darah tinggi

(hipertensi).Berdasarkan data laporan dari puskesmas Helvetia tahun 2013 yang

menderita hipertensi dan yang berobat di puskesmas berjumlah 294 orang

(Puskesmas Helvetia, 2013).

Boynton (2003) hipertensi dapat terjadi akibat beberapa faktor resiko yaitu

riwayat keluarga, kebiasan hidup yang kurang baik, pola diit yang kurang baik

dan durasi atau kualitas tidur. Permasalahan yang sering terjadi padapenderita

hipertensi seperti sakit kepala, pusing, sulit bernafas dapat berpengaruh pada pola

tidur penderitanya. Menurut Guyton & Hall (1997) durasi dan kualitas tidur yang

kurang baik akan lebih banyak memicu aktivitas sistem saraf simpatik dan

menimbulkan stressor fisik dan psikologis, yaitu: nyeri, ketidaknyamanan fisik,

atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi.

Sebaliknya di Pusat Gangguan Tidur Henry Ford, Detroit menemukan

bahwa prevalensi hipertensi lebih besar pada penderita tak bisa tidur jika

1

(2)

2

dibandingkan dengan mereka yang tidur dengan normal. Penyebab hipertensi pada

penderita tak bisa tidur sebab seringnya terbangun di malam hari serta latensi tidur

mereka yaitu rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai transisi dari terjaga

penuh untuk tidur. Semakin lama waktu yg dibutuhkan seseorang untuk tertidur

dan beberapa kali terbangun di malam hari, tingkat hipertensi mereka akan lebih

parah.

Selain itu penderita hipertensi sering mengalami terbangun karena buang

air kecil, nyeri, cemas atau depresi, suara bising, sorot lampu ruangan yang terlalu

terang, panas dan lain-lain sehingga akan mengganggu tidurnya yang berdampak

pada pola tidur yang buruk. Pola tidur buruk yang berlangsung dalam waktu yang

lama akan menyebabkan individu tersebut mengalami kurang tidur yang

mengakibatkan peningkatan risiko penyakit yang dideritanya (Potter & Perry,

2005).

Sebaliknya kondisi klien yang mengalami gangguan tidur akan

menyebabkan kelemahan, keletihan, dan merasa tidak nyaman pada keesokan

harinya lebih rentan terhadap efek stress, baik fisik maupun mental (Guyton,

1997). Kondisi klien tersebut seperti gangguan koordinasi, koping tidak adaptif

menghambat seseorang dalam melakukan kegiatan atau aktifitas bahkan jika

dibiarkan terlalu lama akan berdampak buruk terhadap keadaan yang

menimbulkan penyakit baru pada penderitanya (Potter & Perry, 2005).

Berdasarkan pemaparan diataspenelitian ini menjadi penting dilakukan

untuk mengetahui Pola Tidur dan Gangguan Tidur Klien Hipertensi di puskesmas

Helvetia.

(3)

3

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah “Bagaimana Pola Tidur dan Gangguan Tidur Klien

Hipertensi di Puskesmas Helvetia?”.

3. Pertanyaan Penelitian

3.1. Bagaimana pola tidur klien hipertensi di puskesmas Helvetia?

3.2. Bagaimana gangguan tidur klien hipertensi di puskesmas Helvetia?

4. Tujuan Penelitian

4.1. Mengetahui pola tidur klien hipertensi di puskesmas Helvetia.

4.2. Mengetahui gangguan tidur klien hipertensi di puskesmas Helvetia.

5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

5.1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan tentang

pola tidur dan gangguan tidur klien hipertensi yang dapat dijadikan

referensi bagi pendidikan keperawatan.

5.2. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini merupakan “evidence base practice” yang dapat

dijadikan masukan bagi pelayanan keperawatan tentang pola tidur dan

gangguan tidur klien hipertensi.

(4)

4

5.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dan referensi

penelitian selanjutnyatentang pola tidur dan gangguan tidur klien

hipertensi.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

bahwa untuk memenuhi maksud tersebut pada huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tentang Pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan

The business plan guide contains general advice on business planning, a complete overview of the business plan template and a glossary explaining the main terms used throughout

bahwa mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2009, dana pendidikan dari Pemerintah

“Branchless banking” is a term coined by the Consultative Group to Assist the Poor (CGAP; Lyman et al., 2006) to refer to “new distribution channels that allow finan- cial

Petunjuk pelaksanaan pemberian hibah kepada satuan pendidikan se- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009 sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 ayat (3)

Uraikan strategi atau jenis kegiatan pemasaran yang akan dilakukan tahap demi tahap.. 

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 81 Tahun 2008 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah