BAB II
PROFIL PARTAI GOLKAR
2.1Sejarah Partai Golkar
Sejarah Partai Golkar bermula saat dibentuknya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar didirikan oleh golongan militer khusunya Perwira Angkatan Darat yang menghimpun puluhan organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani serta nelayan. Pada awal mula pembentukannya, Sekber Golkar diketuai oleh Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono. Pada bulan desember 1965 dilakukan Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) I, dan kemudian posisi Brigjen Djuhartono sebagai ketua digantikan oleh Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati. Jumlah anggota Sekber Golkar saat pertama kali dibentuk berjumlah 61 organisasi fungsional, yang kemudian bertambah menjadi 291 organisasi fungsional. Organisasi – organisasi yang ada di dalam Sekber Golkar tadi dikelompokkan menjadi 7 Kelompok Induk Organisasi atau yang disingkat menjadi KINO, yaitu32
a. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO) b. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) c. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) d. Organisasi Profesi
e. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM) f. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)
32
g. Gerakan Pembangunan Untuk Menghadapi Pemilu 1971
Pada tanggal 4 Februari 1970 KINO memutuskan untuk ikut serta dalam pemilu melalui satu nama dan satu gambar yaitu Golongan Karya (GOLKAR). Setelah pemilu selesai, hasilnya menunjukkan bahwa Golkar mendapatkan suara yang banyak dengan 34.348.673 jumlah suara atau 62,79% dari total perolehan suara. Pada tanggal 17 Juli 1971 Sekber Golkar mengubah namanya menjadi Golkar. Akan tetapi Golkar menyatakan bahwa dirinya bukan termasuk ke dalam sebuah partai politik. Kemudian pada September 1973, Golkar menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) pertama di Surabaya. Dalam Munas ini Mayor Jenderal Amir Murtono terpilih menjadi Ketua Umum Golkar.
Sebagai tulang punggung kekuasaan orde baru, Golkar menjadi sasaran kemarahan dari kelompok masyarakat yang merasa dirugikan oleh sistem yang dikembangkan selama Orde Baru. Oleh karena itu Golkar segera melakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk merespon perubahan politik yang terjadi dan melakukan pemilihan ketua umum Golkar. Setelah itu pemilihan ketua umum Golkar pada 1998 dilaksanakan dan dimenangkan oleh Akbar Tandjung yang berasal dari kelompok politikus sipil pro – reformasi dengan mengalahkan Edi Sudrajat yang berasal dari kalangan militer. Setelah terpilih menjadi ketua umum, Akbar Tandjung dengan segala cara berusaha mempertahankan eksistensi dan melakukan perubahan terhadap wajah Golkar. Pertama, dengan menghapuskan peran dewan pembina yang memiliki kekuasaan penuh atas keputusan Golkar. Kedua, mengubah Golkar menjadi Partai Golkar. Dan ketiga, menetapkan mekanisme pemilihan ketua umum Partai Golkar dengan cara Musyawarah Nasional (Munas). Dukungan yang dilakukan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Akbar Tandjung terhadap reformasi menimbulkan perbedaan pandangan di dalam tubuh Golkar itu sendiri dan mengakibatkan keluarnya beberapa kader dan pemisahan diri organisasi yang dikenal sebagai pendukung Golkar. Salah satu kader senior yang keluar dari Partai Golkar adalah Edi Sudrajat. Edi Sudrajat memutuskan keluar dan membentuk partai baru yakni Partai Keadilan dan Persatuan (PKP).
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Demikian halnya pada pemilu tahun 2004, Golkar berhasil meraih suara terbesar dibanding partai politik lainnya dengan kenaikan jumlah kursi di DPR dari 120 menjadi 128. Pada tahun yang sama Partai Golkar juga menyelenggarakan Musyawarah Nasional untuk memilih ketua umum. Pada periode ini Jusuf Kalla terpilih sebegai ketua umum tahun 2004-2009. Karena merasa tidak puas dengan kepemimpinan Jusuf Kalla beberapa tokoh keluar dari Partai Golkar yakni Wiranto dan Prabowo. Dimana setelah itu Wiranto kemudian memutuskan untuk mendirikan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) sedangkan Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
kembali surat Menkumham Nomor M.HH-21.AH.11.01/2012, tentang Komposisi DPP Partai Golkar.
Partai Golkar memiliki paradigma yang berisi pokok - pokok doktrin, visi, misi dan paltform politik. Doktrin yang diterapkan dalam Partai Golkar adalah doktrin karya kekaryaan, yaitu Karya Siaga Gatra Praja. Hal ini dimaknai bahwa Partai Gokar melihat masyarakat dalam perspektif fungsi, bukan dalam perspektif ideologi, apalagi aliran. Doktrin ini berorientasi pada program (program oriented) atau pemecahan masalah (problem solving), bukan berorientasi pada aliran atau ideologi (ideology oriented). Partai Golkar juga memiliki visi dan misi. Visinya adalah untuk terwujudnya masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju, modern, damai, adil, makmur, beriman dan berakhlak mulia, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bermartabat dalam pergaulan dunia.33
a. Menegaskan, mengamankan, dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa demi memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan misi Partai Golkar :
b. Mewujudkan cita-cita proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk merealisasikan masyarakat yang demokratis dan berdaulat, sejahtera dan makmur, menegakkan supremasi
33
hukum dan menghormati hak asasi manusia, serta terwujudnya ketertiban dan perdamaian dunia.
c. Mewujudkan pemerintahan yang efektif dengan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan demokratis.34
Partai Golkar memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapainya, yakni :
a. Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila serta menegakkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Menciptakan masyarakat adil dan makmur, merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengembangkan kehidupan demokrasi, yang menghormati dan menjunjung tinggi kebenaran, keadilan hukum dan hak asasi manusia.35
Untuk mencapai tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka Partai Golkar memiliki tugas pokok yakni memperjuangkan terwujudnya cita-cita bangsa dan tujuan nasional melalui peningkatan segala aspek kehidupan yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, agama, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan nasional.
34
Ibid
35
Di sebuah organiasi pasti ada yang namanya landasan ataupun platform yang digunakan sebagai dasar dalam menjalankan organisasi. Partai Golkar juga memiliki platform, adapun yang menjadi landasan Partai Golkar sebagai berikut :
a. Senantiasa berwawasan kekaryaan dalam mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Mengembangkan wawasan kebangsaan sebagai satu-satunya cara pandang mengatasi perbedaan faham, golongan, dan kelompok atas dasar suku, etnis, agama, aliran, dan budaya sehingga seluruh bangsa Indonesia terhimpun dalam kekuatan besar.
c. Mengembangkan ciri pluralisme dalam persatuan dengan menampung kemajemukan bangsa Indonesia yang terpatri dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.
d. Mempertahankan komitmen terhadap kemajuan demokrasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai dasar yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
e. Berjuang secara konsisten mewujudkan kesejahteraan, keadilan, dan kecerdasan rakyat secara menyeluruh, menurunkan kemiskinan dan pengangguran, meningkatkan pendapatan, meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan, meningkatkan kesehatan.
g. Mengembangkan penghayatan nilai-nilai moral dan etika yang bersumber dari ajaran agama untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan sekaligus sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam pembangunan. h. Mewujudkan pengelolaan kekayaan alam scara efisien, berdaya guna dan
berkesinambungan serta peduli terhadap kelestarian lingkungan.
i. Membangun solidaritas dan kesetiakawanan sosial untuk mewujudkan ketahanan nasional.36
2.2Struktur DPD Partai Golkar Kabupaten Karo
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kabupaten Karo berada di Jalan Jamin Ginting No. 13 Kabanjahe Kabupaten Karo. Di bawah ini merupakan susunan komposisi dan personalia DPD Partai Golkar Kabupaten Karo masa bakti 2015 – 2020 : 37
NO. NAMA JABATAN
1. Ferianta Purba, SE. Ketua
2. Bahagia Tarigan Ketua Harian
3. Amry Kesuma, SP. Wakil Ketua Bagian Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi
4. Sedarmin Perangin-angin Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu 5. Jun Adi Arief Bangun Wakil Ketua Bagian Pengabdian
Masyarakat
36
Ibid
37
6. Ir. Indra Bangun Wakil Ketua Bagian Koperasi, Wiraswasta dan UMKM
7. Ir. Amri Tarigan, Dipl.SE Wakil Ketua Bagian Pendidikan dan Cendikiawan
8. Sri Rahmat Tarigan, SH. Wakil Ketua Bagian Pemuda dan Olahraga 9. Maya Ginting, SH. Wakil Ketua Bagian Pemberdayaan
Perempuan
10. Petra Jaya Purba Wakil Ketua Bagian Seni dan Budaya 11. Dra. Gloria Magdalena
Sembiring
Wakil Ketua Bagian Kerohanian
12. Harya PB. Purba, SE. Wakil Ketua Bagian Tani, Nelayan
13. Marta Bangun Wakil Ketua Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal
14. Hendrik Roy Ginting Wakil Ketua Bagian Hukum dan HAM 15. Jusuf Noviandy Tarigan Wakil Ketua Bagian Komunikasi, Media,
dan Penggalang Opini
16. Firman Firdaus Sitepu,
SH.
Sekretaris
17. Roy Belanta Syahputra, SH.,MH.
Wakil Sekretaris Bagian Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi
18. Josep Aprianta Tarigan, ST. Wakil Sekretaris Bagian Pemenangan Pemilu
20. Jaya Perangin - angin Wakil Sekretaris Bagian Koperasi, Wiraswasta dan UMKM
21. Amelia Kosasi Wakil Sekretaris Bagian Pendidikan dan Cendikiawan
22. Edward Nala Bangun Wakil Sekretaris Bagian Pemuda dan Olahraga
23. Siska Meliala Wakil Sekretaris Bagian Pemberdayaan Perempuan
24. Aidi Halilintar Depari, SH. Wakil Sekretaris Bagian Seni dan Budaya 25. Rosmini Wakil Sekretaris Bagian Kerohanian 26. Holmes Ginting Wakil Sekretaris Bagian Tani, Nelayan 27. Victory Purba, SH. Wakil Sekretaris Bagian Pedesaan dan
Daerah Tertinggal
28. Rheinhard Manurung, SH. Wakil Sekretaris Bagian Hukum dan HAM 29. Jack Ricardo Perangin -
angin
Wakil Sekretaris Bagian Komunikasi, Media, dan Penggalang Opini
30. Satria Paulus Kaban Bendahara
31. Edhie Surbakti Wakil Bendahara Bagian Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi
32. Andhy Gray Sinuhaji, SE. Wakil Bendahara Bagian Pemenangan Pemilu
33. Wahid Atang Perangin – angin
34. Hendra PIN Wakil Bendahara Bagian Koperasi, Wiraswasta dan UMKM
35. Ramona Sitepu Wakil Bendahara Bagian Pendidikan dan Cendikiawan
36. Ases Ginting Wakil Bendahara Bagian Pemuda dan Olahraga
37. Lusida Sembiring, SH. Wakil Bendahara Bagian Pemberdayaan Perempuan
38. Anita Chrsity br. Ginting Wakil Bendahara Bagian Seni dan Budaya 39. Nilawaty Wakil Bendahara Bagian Kerohanian 40. Imam Syahputra Jaya
Ginting
Wakil Bendahara Bagian Tani, Nelayan
41. Randy M. Idris Sembiring Wakil Bendahara Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal
42. Jeprianto Sembiring, SH. Wakil Bendahara Bagian Hukum dan HAM
43. Jimmy Hendrawan
Sinulingga
Wakil Bendahara Bagian Komunikasi, Media, dan Penggalang Opini
44. Jamin Reinhard Silalahi Anggota Bagian Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi
45. Anes Munthe Anggota Bagian Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi
47. M. Karbena Tarigan Anggota Bagian Pemenangan Pemilu 48. Magdalena Simbolon Anggota Bagian Pemenangan Pemilu 49. Arizona Purba Anggota Bagian Pemenangan Pemilu 50. Terulin Ginting Anggota Bagian Pengabdian Masyarakat 51. Desma Kartini Tarigan,
S.Pd.
Anggota Bagian Pengabdian Masyarakat
52. Perwira Sebayang Anggota Bagian Pengabdian Masyarakat 53. Harris Sembiring Anggota Bagian Koperasi, Wiraswasta dan
UMKM
54. Andreas L. Tarigan Anggota Bagian Koperasi, Wiraswasta dan UMKM
55. Zainul Manik Anggota Bagian Koperasi, Wiraswasta dan UMKM
56. Benyamin Ginting Anggota Bagian Pendidikan dan Cendikiawan
57. Oktavianus Ginting Munthe Anggota Bagian Pendidikan dan Cendikiawan
58. Sofyan Effendy Anggota Bagian Pendidikan dan Cendikiawan
62. Susan Ginting Anggota Bagian Pemberdayaan Perempuan
63. Andriana Sitepu Anggota Bagian Pemberdayaan Perempuan
64. Inez Cyntia Sembiring Anggota Bagian Pemberdayaan Perempuan
65. Parulian Naibaho Anggota Bagian Seni dan Budaya 66. Pino Nasution Anggota Bagian Seni dan Budaya 67. Simon Simbolon Anggota Bagian Seni dan Budaya 68. Ust. Suherman Hutapea Anggota Bagian Kerohanian 69. Dina Sinaga Anggota Bagian Kerohanian 70. Susi Fransisca Peranginangin Anggota Bagian Kerohanian 71. Melda Wati Ginting Anggota Bagian Tani, Nelayan 72. Sastra Purba Anggota Bagian Tani, Nelayan 73. Disman Maranata Anggota Bagian Tani, Nelayan
74. Fitrianingsih Anggota Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal
75. Josua Ginting Anggota Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal
76. Dwi Elpride Barus Anggota Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal
78. Lidoi Sembiring Anggota Bagian Hukum dan HAM 79. Alvin Anggota Bagian Hukum dan HAM
80. Sopian Sibero Anggota Bagian Komunikasi, Media, dan Penggalang Opini
81. Rinaldy Tarigan Anggota Bagian Komunikasi, Media, dan Penggalang Opini
82. Gerhard Wicaksana, SP. Anggota Bagian Komunikasi, Media, dan Penggalang Opini
Tandjung “Ketua umum bisa menunjuk Ketua Harian, karena tidak sedikit Ketua Golkar khususnya yang berada di daerah merangkap jabatan sebagai Gubernur, Bupati, dan Walikota”.38
Pada jabatan Sekretaris diisi oleh Firdaus Sitepu. Selanjutnya posisi wakil sekretaris ada sebanyak 13 orang juga yang mengisi, yakni Wakil Sekretaris Bagian Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi, Wakil Sekretaris Bagian Pemenangan Pemilu, Wakil Sekretaris Bagian Koperasi Wiraswasta dan UMKM,
Oleh sebab itulah pada pemilihan kepengurusan DPD Partai Golkar di Kabupaten Karo kali ini diadakan posisi Ketua Harian.
Ferianta Purba menjabat sebagai Ketua saat ini, pada periode sebelumnya juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo periode 2010 – 2015. Posisi Ketua Harian diisi oleh Bahagia Tarigan. Selanjutnya dalam kepengurusan ini terdapat 13 wakil ketua sesuai dengan bagian masing – masing. Dimana ke – 13 wakil ketua ini terdiri dari posisi : Wakil Ketua Bagian Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi, Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu, Wakil Ketua Bagian Pengabdian Masyarakat, Wakil Ketua Bagian Koperasi Wiraswasta dan UMKM, Wakil Ketua Bagian Pendidikan dan Cendikiawan, Wakil Ketua Bagian Pemuda dan Olahraga, Wakil Ketua Bagian Pemberdayaan Perempuan, Wakil Ketua Bagian Seni dan Budaya, Wakil Ketua Bagian Kerohanian, Wakil Ketua Bagian Tani, Nelayan, Wakil Ketua Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Wakil Ketua Bagian Hukum dan HAM serta yang terakhir Wakil Ketua Bagian Komunikasi Media dan Penggalang Opini.
38
Partai Golkar Angkat Ketua Harian
Wakil Sekretaris Bagian Pendidikan dan Cendikiawan, Wakil Sekretaris Bagian Pemuda dan Olahraga, Wakil Sekretaris Bagian Pemberdayaan Perempuan, Wakil Sekretaris Bagian Seni dan Budaya, Wakil Sekretaris Bagian Kerohanian, Wakil Sekretaris Bagian Tani dan Nelayan, Wakil Sekretaris Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Wakil Sekretaris Bagian Hukum dan HAM serta Wakil Sekretaris Bagian Komunikasi, Media, dan Penggalang Opini.
Pada jabatan Bendahara diisi oleh Satria Paulus Kaban. Kemudian posisi wakil bendahara terdapat sebanyak 13 juga, yakni Wakil Bendahara Bagian Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi, Wakil Bendahara Bagian Pemenangan Pemilu, Wakil Bendahara Bagian Pengabdian Masyarakat, Wakil Bendahara Bagian Koperasi Wiraswasta dan UMKM, Wakil Bendahara Bagian Pendidikan dan Cendikiawan, Wakil Bendahara Bagian Pemuda dan Olahraga, Wakil Bendahara Bagian Pemberdayaan Perempuan, Wakil Bendahara Bagian Seni dan Budaya, Wakil Bendahara Bagian Kerohanian, Wakil Bendahara Bagian Tani, Nelayan, Wakil Bendahara Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Wakil Bendahara Bagian Hukum dan HAM serta Wakil Bendahara Bagian Komunikasi, Media, dan Penggalang Opini.
Karbena Tarigan, Magdalena Simbolon, Arizona Purba. Dalam anggota bagian pengabdian masyarakat terdiri dari Terulin Ginting, Desma Kartini Tarigan, dan Perwira Sebayang. Dalam anggota bagian koperasi, wiraswasta dan UMKM terdiri dari Harris Sembiring, Andreas L. Tarigan dan Zainul Manik. Anggota bagian pendidikan dan cendikiawan terdiri dari Benyamin Ginting, Oktavianus Ginting, dan Sofyan Effendy. Anggota bagian pemuda dan olahraga terdiri dari Jean Hendry, Negro Ginting, dan Rukun Sembiring. Anggota bagian pemberdayaan perempuan terdiri dari Susan Ginting, Andriana Sitepu, dan Inez Cyntia Sembiring. Anggota bagian seni dan budaya terdiri dari Parulian Naibaho, Oino Nasution, dan Simon Simbolon. Anggota bagian kerohanian terdiri dari Ust Suherman Hutapea, Dina Sinaga, dan Susi Fransisca. Anggota bagian tani dan nelayan terdiri dari Melda Wati Ginting, Sastra Purba, dan Disman Maranata. Anggota bagian pedesaan dan daerah tertinggal terdiri dari Fitrianingsih, Josua Ginting, dan Dwi Elpride Barus. Anggota bagian hukum dan HAM terdiri dari Lasrohanida Malau, Lidoi Sembiring dan Alvin. Yang terakhir adalah anggota bagian organisasi, keanggotaan dan kaderisasi terdiri dari Sopian Sibero, Rinaldy Tarigan, dan Gerhard Wicaksana.
2.3Proses Pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo
Musyawarah Daerah Partai Golkar Kabupaten dilaksanakan. Selanjutnya panitia mulai mempersiapkan tempat diselenggarakannya Musda serta membuat tema. Setelah semua persiapan selesai, tibalah pelaksanaan Musda berlangsung.
Berikut merupakan jadwal acara Musyawarah Daerah IX Partai Golkar Kabupaten Karo 2017 : 39
No WAKTU
(WIB)
AGENDA ACARA PENANGGUNG
JAWAB
KETERAN-GAN
1. 07.00-09.00 Pendaftaran Peserta Panitia Pelaksana 2. 09.00-10.00 1. Pembukaan
2. Doa
3. Lagu Indonesia Raya Panitia Pelaksana 4. Mengheningkan Cipta (OC) 5. Pembacaan Teks
Pancasila
6. Pembacaa Ikrar Panca Bakti Partai Golkar
7. Hymne Partai Golkar 8. Laporan Ketua Panitia Penyelenggara Musda ke IX Kabupaten Karo
9. Kata Sambutan Ketua
39
DPD Golkar Kabupaten Karo
10. Kata Sambutan Bupati Karo
Panitia Pelaksana (OC) 11. Arahan dan Bimbingan
Ketua DPD Partai Golkar Prov. Sumut sekaligus membuka acara Musda 12. Mars Partai Golkar 13. Penutup
3. 10.00-11.00 Rapat Paripurna I
a. Pengesahan Jadwal Acara
SC / OC
b. Pengesahan Tata Tertib c. Pemilihan Pimpinan Sidang / Pimpinan Musda 4. 11.00-12.30 Rapat Paripurna II
1. Laporan Pertanggung Jawaban DPD Partai Golkar Kab Karo
5. 12.30-13.30 Ishoma Semua Peserta 6. 13.30-15.00 Rapat Paripurna III
a. Pembentukan Komisi – komisi
Pimpinan Musda IX Kab. Karo b. Sidang – sidang Komisi
c. Laporan Komisi – komisi
7. 15.00-16.00 Rapat Paripurna IV
a. Pendaftaran Bakal Calon Ketua DPD Partai Golkar Kab. Karo
b. Verifikasi Bakal Calon Ketua
c. Tahapan Pencalonan (Pemilihan Bakal Calon)
Pimpinan Musda IX Kab. Karo d. Tahapan Pemilihan
1. Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketua
2. Pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kab. Karo
2. Sidang Formatur (sidang tentang susunan komposisi dan personalia DPD Partai Golkar Kab. Karo dan tentang Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Kab. Karo masa bakti 2015 – 2020
Pimpinan Musda IX Kab. Karo
3. Penyampaian hasil sidang formatur
9. 17.30-18.30 Penutupan Semua Peserta a. Laporan Panitia
menentukan tanggal Musyawarah Daerah ke IX Partai Golkar Kabupaten Karo dilaksanakan. Selanjutnya panitia yang sudah dibentuk mulai mempersiapkan tempat diselenggarakannya Musda, waktu serta membuat tema. Tema yang diambil untuk Musyawarah Daerah ke IX ini yakni “Solid Terkonsolidasi, Efektif Mengemban Misi, dan Berjaya di Kala Pemilu”. Dan sudah ditetapkan oleh panitia bahwa Musda akan dilaksanakan di Azalea Reastaurant Mikie Holiday Berastagi pada tanggal 20 januari 2017, dan dimulai pada pukul 07.00. Setelah semua persiapan selesai, tibalah tanggal 20 januari pelaksanaan Musda berlangsung.
Dalam jadwal acara Musyawarah Daerah pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Karo dimulai dengan pendaftaran peserta yang hadir. Yang akan hadir dalam Musda ini terdiri dari peserta, peninjau dan para undangan. Peserta terdiri dari unsur DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara, unsur Dewan Pimpinan Partai Golkar Kabupaten Karo, unsur Dewan Penasehat Partai Golkar Kabupaten Karo, unsur Pimpinan Kecamatan se- Kabupaten Karo, unsur Organisasi Sayap Partai Golkar Kabupaten Karo, unsur Ormas Pendiri Partai Golkar Kabupaten Karo, dan unsur yang didirikan Partai Golkar Kabupaten Karo. Peninjau juga terdiri dari anggota Fraksi Partai Golkar Kabupaten Karo dan unsur Pimpinan Daerah Ormas yang menyalurkan aspirasi politiknya kepada Partai Golkar Kabupaten Karo.
Setelah itu peserta akan mengisi dan menandatangani daftar hadir yang sudah disiapkan oleh panitia. Setelah peserta sudah hadir pada pukul 09.00 Musyawarah Daerah ke IX Partai Golkar Kabupaten Karo ini dibuka oleh panitia pelaksana. Dilanjutkan dengan pembacaan doa. Setelah itu seluruh peserta akan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan lagu Mengheningkan Cipta. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila yang juga diikuti oleh seluruh peserta. Selanjutnya pembacaan Ikrar Panca Bakti Partai Golkar dan diteruskan dengan bernyanyi Hymne Partai Golkar. Setelah selesai peserta akan mendengarkan laporan dari Ketua Panitia penyelenggara Musda ke IX partai Golkar Kabupaten Karo. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo. Dalam hal ini posisi Ketua masih dijabat oleh Plt Ketua yakni AS. Suruhenta Sembiring. Setelah itu dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana. Acara selanjutnya yakni arahan dan bimbingan oleh Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara yakni Ngogesa Sitepu yang sekaligus membuka acara Musda ke IX ini. Panitia akan memimpin untuk menyanyikan Mars Partai Golkar.
dipilih, Musda ke IX dipimpin oleh DPD Partai Golkar Kabupaten Karo sebagai pimpinan sementara. Pimpinan Musda biasanya terdiri dari 5 orang, yakni 1 orang dari unsur Dewan Pimpinan Provinsi, 1 orang dari Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Karo, 2 orang yang mewakili unsur Pimpinan Kecamatan, 1 orang yang mewakili unsur organisasi sayap serta ormas mendirikan dan didirikan Partai Golkar.
Pukul 11.00 dilakukan Rapat Paripurna II. Dalam Rapat Paripurna ini diisi dengan laporan pertanggung jawaban dari DPD Partai Golkar Kabupaten Karo sebelumnya. Setelah mereka selesai memaparkan laporannya, dilanjutkan dengan tanggapan para peserta. Apabila ada peserta yang menanggapi laporan pertanggung jawaban tadi maka DPD Partai Golkar Kabupaten Karo memberikan jawaban atas tanggapan peserta. Selanjutnya pukul 12.30 semua peserta diberi waktu untuk istirahat, sholat dan makan siang. Pukul 13.30 acara Musda dimulai kembali, dan dilanjutkan dengan Rapat Paripurna III. Dalam Rapat Paripurna III diisi dengan pembentukan komisi – komisi, sidang – sidang komisi, dan laporan dari setiap komisi.
tidak pernah dijatuhi hukuman pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang diancam pidana 5 (lima) tahun atau lebih. Ketiga, didukung sekurang – kurangnya oleh 30% dari pemegang hak suara. Keempat, berpendidikan minimal D3 (Diploma tiga) atau setara/sederajat. Kelima, aktif menjadi anggota Partai Golkar sekurang – kurangnya 5 tahun. Keenam, pernah mengikuti pendidikan dan latihan kader Partai Golkar. Ke-tujuh, memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak pernah terlibat G 30 S PKI, dan lain sebagainya.
2.4Konflik Pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo
Konflik yang terjadi antara Ferianta Purba dengan Firdaus Sitepu karena memperebutkan posisi untuk menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo. Ada beberapa hal yang menyebabkan konflik, dan salah satunya adalah sumber daya yang terbatas. Sumber daya ini meliputi uang, persediaan, kekuasaan, atau informasi. Persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas ini menciptakan situasi dimana konflik tidak bisa dihindari.
Kemudian DPD Provinsi menyuruh Plt Ketua Partai Golkar Kabupaten Karo untuk membentuk susunan panitia penyelenggara Musyawarah Daerah ke IX Kabupaten Karo. Sesuai dengan surat Keputusan DPD Partai Golkar Kabupaten Karo No. KEP-35/GK-KARO/XI/2016 Tanggal 15 November 2016, Plt Ketua Suruhenta Sembiring membentuk kepanitian yang diketuai oleh Firman Frdaus Sitepu.40
Di tengah perjalanan terbentuk lagi kepanitiaan yang baru untuk penyelenggaraan musda ke IX ini di hari dan tanggal yang sama. Hal inilah yang memicu konflik antara kepanitiaan yang sudah dibentuk sebelumnya dengan kepanitian yang baru dibentuk ini. Kepanitiaan yang baru ini juga sudah menentukan Musyawarah Daerah akan diselenggarakan di Azalea Restaurant Mikie Holiday Berastagi. Jadi kedua kepanitiaan ini sama – sama melakukan persiapan di tempatnya masing – masing. Pada tanggal 20 januari kedua kepanitiaan sudah siap untuk menyelenggarakan musda di tempatnya masing – masing, dimana yang satu berada di Kabanjahe dan yang satunya lagi berada di Berastagi. Akan tetapi, Ketua Umum DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara Ngogesa Sitepu datang ke Musyawarah Daerah yang diselenggarakan di Berastagi. Begitu pula dengan Suruhenta Sembiring yang menjabat sebagai Plt
Kepanitian yang terbentuk ini mulai melakukan berbagai macam persiapan untuk penyelenggaraan musda, antara lain tempat, konsumsi, rancangan materi dan panduan musda, dan sebagainya. Penyelenggaraan musda juga sudah ditentukan oleh panitia yakni di PPWG Epicentrum Kabanjahe di tanggal 20 januari 2017.
40
Ketua Golkar Kabupaten Karo hadir di musda yang dilangsungkan di Berastagi dan membuka penyelenggaraan musda yang ada disana.
Menjelang siang hari kepanitiaan yang telah menyiapkan penyelenggaraan musda di Kabanjahe akhirnya memutuskan untuk datang ke musda yang diselenggarakan di Berastagi, karena musda yang di Berastagi lah yang akhirnya dibuka oleh Plt Ketua Golkar Kabupaten Karo. Setelah kedua kelompok ini bersatu di Mikie Holiday Berastagi, musda tidak berjalan dengan baik karena terjadi konflik diantara kedua kelompok. Akhirnya musda dihentikan karena tidak ditemukan kesepakatan untuk melanjutkan musyawarah daerah tersebut. Suasana di Azalea Reastaurant Berastagi saat itu pun bisa dikatakan cukup mencekam. Hal ini dipertegas oleh Sekretaris terpilih dan juga yang sebelumnya menjadi calon Ketua DPD Golkar Kabupaten Karo, Firdaus Sitepu : “jadi waktu menentukan siapa yang mundur, tidak ada yang mau mundur, sama-sama mempunyai dukungan dan sama-sama mau maju jadi Ketua. Suasana saat itu pun mencekam juga.”41
Beberapa waktu kemudian, Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara memanggil kedua calon ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo untuk bertemu dan berdiskusi terkait pemilihan ketua ini. Di dalam Setelah tidak didapatkannya kesepakatan bersama di tanggal 20 januari tersebut, Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Partai Golkar memutuskan untuk menunda musyawarah daerah atau dengan istilah lain deadlock dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
41