PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu ternak yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah ternak
sapi, sapi merupakan sumber penghasil daging yang dapat memenuhi permintaan
kebutuhan daging di Indonesia. Oleh karena itu banyak perusahaan-perusahaan
baik yang dikelola swasta ataupun pemerintah yang bergerak dibidang
penggemukan sapi. Feses merupakan by productdalam perusahaan peternakan
yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan
produktivitas hijauan pakan ternak.
Feses sapi dapat diolah menjadi pupuk organik dengan cara
memfermentasikan feses tersebut menggunakan mikroorganisme lokal (MOL).
Salah satu bahan yang dapat dijadikan mikroorganisme lokal adalah
mikroorganisme pada bonggol akar pisang.
Dalam bonggol pisang mengandung tujuh mikroorganisme yang sangat
berguna bagi tanaman yaituAzospirillium, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas,
Aspergillus, mikroba pelarut phospat dan mikroba selulotik. Tidak hanya itu,
mikroorganisme bonggol pisang juga tetap bisa digunakan untuk bioaktivator atau
mempercepat proses pengomposan. Limbah pohon pisang dapat dijadikan bahan
baku pembuatan pupuk sintetis TSP dan NPK. Dilihat dari komposisi kimianya,
bonggol pisang mengandung phosphor cukup banyak sehingga dapat
dimanfaatkan bahan baku pupuk (Damayanti, 2013). Pupuk sangat berguna dalam
memperbaiki dan memperkaya unsur hara dalam tanah, yang pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas tanaman, salah satunya rumput.
Rumput merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia yang menjadi
sumber serat bagi ternak tersebut. Dengan meningkatnya jumlah populasi ternak
ruminansia di Indonesia juga meningkatkan kebutuhan pakan ternak, akan tetapi
ketersediaan pakan ternak tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
hal ini disebabkan semakin banyaknya penggunaan lahan untuk tempat
pemukiman dan untuk keperluan industri sehingga lahan hijauan untuk pakan
ternak semakin berkurang.
Indonesiamemiliki berbagai jenis tanah dengan komponen-komponen
yang berbeda.Menurut (Miswati, 2015), komponen-komponen tanah pada setiap
tempat tergantung pada jenis tanah, lapisan tanah, pengaruh cuaca dan iklim serta
campur tangan manusia.Perbandingan komponen tanah yang baik yang
dibutuhkan tanaman adalah ; bahan mineral 45%, bahan organik 5%, air 25%.
Tidak semua jenis tanah memiliki komponen yang baik untuk kebutuhan
tanaman, ada tanah yang memiliki kandungan unsur-unsur yang baik bagi
tanaman, ada juga tanah yang memiliki kandungan unsur yang kurang baik.Oleh
karena itu diperlukan suatu perlakuan pemupukan agar dapat meningkatkan
produktivitas tanaman.Salah satu perlakuan yang dapat dilakukan ialah dengan
menambahkan pupuk kandang ke tanah.
Berdasarkan uraian diatas, telah dilakukan fermentasi pada feses sapi
dengan menggunakan mol bonggol pisang untuk meningkatkan produktivitas
rumput Bracharia Ruziziensis,dan Panicum Maximum,pada jenis tanah andisol
dan tanah aluvial.
Tujuan Penelitian
Menganalisis penggunaan pupuk organik terfermentasi mikroorganisme
lokal bonggol pisang pada Jenis Tanah Andisol dan Tanah Aluvial terhadap
produktivitas (beratsegar, berat kering dan tinggi tanaman) rumput (Bracharia
ruziziensisdan Panicum maximum).
Hipotesis Penelitian
Penggunaan pupuk organik terfermentasi mikroorganisme lokal bonggol
pisang pada jenis tanah andisol dan tanah aluvialmampu meningkatkan
produktivitas (beratsegar, berat kering dan tinggi tanaman) rumput (Bracharia
ruziziensisdan Panicum maximum).
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bermanfaat
bagi peneliti serta peternak maupun masyarakat pada umumnya, sehubungan
dengan penggunaan pupuk organik pada jenis tanah andisol dan tanah aluvial
untuk meningkatkan produktivitas (beratsegar,berat kering dan tinggi tanaman)
rumput Bracharia ruziziensisdan Panicum maximum.