• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikatur Dan Interpretasi Iklan Surya Pro Mild Versi Seru itu Bareng- Bareng: Pemaknaan Peristiwa Tutur Yang Berlangsung Di Dalamnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implikatur Dan Interpretasi Iklan Surya Pro Mild Versi Seru itu Bareng- Bareng: Pemaknaan Peristiwa Tutur Yang Berlangsung Di Dalamnya"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Implikatur Dan Interpretasi Iklan Surya Pro Mild Versi Seru itu

Bareng-Bareng: Pemaknaan Peristiwa Tutur Yang Berlangsung Di Dalamnya

Prapti Wigati Purwaningrum ABA BSI Jakarta

Jl. Salemba Tengah no. 45 Jakarta pusat Email: Prapti.pwp@bsi.ac.id

Abstrak – Saat ini berragam jenis iklan tayang di televisi. Iklan tidak lagi menjadi sarana untuk menyampaikan atau mempromosikan suatu produk alat untuk menyampaikan pesan khusunya hal yang sedang berkembang di masyarakat. Dalam tulisan ini penulis ingin mengetahui bagaimana pesan yang tersirat atau implikatur muncul dalam sebuah iklan serta pemaknaan simbol yang muncul dalam iklan tersebut. Iklan rokok Surya Pro Mild versi ”Teman itu main bareng- bareng” sebagai sumber data. Teori yang digunakan untuk menganalisa data tersebut teori Implikatur dari Grice, teori semiotic dari Pierce dan dari Sperber&Wilson yang mengemukakan teori Relevenasi. Simpulan dari tulisan ini adalah adanya pesan yang tersirat atau implikatur dalam iklan rokok Surya Pro Mild versi “teman itu bareng-bareng”makna dari implikatur tersebut adalah telah bergeser rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap teman dan sesama. Kondisi seperti inilah yang sedang terjadi dalam masyarakat, alat komunikasi berupa handphone yang fungsi awalnya sebagai alat yang mampu menghapus bentangan jarak dan waktu untuk bertanya kabar kini telah beralih fungsi sebagai benda yang wajib dimiliki untuk menunjukan eksistensi. Handphone kini tidak hanya mampu mendekatkan yang jauh tetapi juga telah menjauhkan yang dekat. Iklan tersebut diperankan oleh sekelompok anak muda yang menyimbolkan bahwa di usia tersebut merupakan usia produktif dan menuju kedewasaan. jika di usia tersebut sudah tidak ada kepedulian dan kebersamaan, lalu apa yang terjadi beberapa kurun waktu mendatang.Iklan ini menjadi sebuah sindiransekaligus peringatan bagi semua untuk selalu cerdas dalam menerima dan menggunakan kecanggihan teknologi.

Kata Kunci: Implikatur, semiotik, Iklan rokok Surya Pro Mild versi « temen itu main bareng bukan jaim bareng »

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini sangat beragam, hal ini tentu saja sangat memanjakan para penggunanya. Saat ini masyarakat dapat dengan mudah memilih media informasi baik media cetak maupun media elektronik, bahkan media online kini sangat mudah diperoleh dan sekaligus dinikmati oleh hamper seluruh lapisan masyarakat. Berbagai ragam informasi yang diinginkan oleh masyarakat sudah tersedia dari mulai hiburan, olah raga, ekonomi bisnis, dan religi. Dengan demikian masing-masing media saling berlomba menyuguhkan serta mengemas informasi semenarik mungkin sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Seiring perkembangan teknologi informasi yang semakin baik dan canggih, ternyata hal ini menjadi magnet tersendiri bagi pekembangan dunia usaha atau bisnis. Hal ini terlihat pada semakin banyaknya perusahaan yang memperkenalkan produk barang maupun jasa mereka melalui media massa dan elektronik maupun secara online. Dengan adanya pemasangan iklan pada media tersebut diharapkan saat masyarakat mengakses informasi yang sedang mereka butuhkan saat itu juga mereka dapat menikmati berbagai tawaran dari produk barang maupun jasa yang diiklankan pada media tersebut.

Selain media online yang sedang banyak diminati masyarakat karena dapat diakses kapan dan dimana saja, ternyata televisi masih menjadi salah satu media yang masih banyak penikmatnya. Televisi merupakan media elektronik yang penyajiannya secar aaudio visual yaitu masyarakat dapat menikmati

tayangan televisi secara mendengar serta didukung dengan tayangan gambar sehingga masyarakat lebih cepat dalam menangkap setiap pesan yang muncul. Hal inilah yang juga sangat disukai oleh para produsen dalam rangka menginformasikan atau mengiklankan produknya. Melalui media yang satu ini masyarakat dapat menikmati hiburan dan berita yang ditayangkan serta sekaligus dapat melihat informasi produk yang juga melintas disela tayangan yang sedang berlangsung. Iklan yang ditayangkan melalui televisi ini akan lebih mudah dipahami dan diminati karena penyajiannya dikemas secara audio visual dan bahkan ada iklan yang sengaja disajikan tidak semata-mata mengiklankan produk tetapi juga tersirat pesan atau terkadang dibumbui humor yang sifatnya menghibur.

Banyak sekali tayangan iklan yang dikemas secara menarik, lucu, dan memotivasi tidak hanya untuk membeli produk tersebut tetapi juga memahami pesan moral yang ada pada iklan tersebut. Misalnya pada beberapa iklan layanan masyarakat, iklan rokok yang saat penayangannya tidak sedikitpun menggambarkan seorang perokok melainkan adegan yang kaya dengan pesan moral. masyarakat dapat menikmati tayangan iklan tersebut dan mengambil pesan moralnya meskipun mereka bukan perokok. Khusunya pada beberapa iklan rokok sisipan pesan moral terkadang sesuai dengan fenomena yang sedang berkembang di masyarakat. melalui iklan komunikasi dapat berlangsung dan pesan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik meskipun terkadang hanya tersirat.

Komunikasi merupakan sebuah kegiatan yang penting dan dilakukan secara terus menerus.

(2)

Komunikasi merupakan sebuah tindakan untuk saling bertukar informasi, ide atau gagasan sebagai bentuk interaksi manusia dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah komunikasi untuk berbagai tujuan. Dalam penggunaanya, bahasa sesuai dengan sifatnya yang selalu berkembang atau bersifat dinamis. Oleh karena itu dalam penggunaanyapun selalu berbeda dan berubah sesuai dengan penggunanya. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini banyak sekali fenomena muncul, baik secara langsung maupun tidak langsung yang sangat mempengaruhi kaidah-kaidah bahasa yang ada.

Banyak sekali pergeseran bahasa yang terkadang sangat menyimpang dan jauh dengan kaidah bahasa yang ada. Misalnya pada saat dua orang berbicara mereka hanya menuturkan seperlunya saja, namun pesan dan maksud yang mereka tuturkan dapat berhasil dengan baik. Ada kesepakatan antara penutur dan petutur saat tuturan tersebut dituturkan maka tidak ada kendala bagi mereka untuk saling memahami maksud tuturan tersebut. Jika dilihat dari struktur bahasa sangat jauh dari kaidah yang ada, menurut Sperber and Wilson boleh mengatakan apapupun walau menyalahi bidal selama relevance maka komunikasi tetap berjalan dan berhasil dengan baik.

Berkaitan dengan hal tersebut, membuktikan bahwa bahasa tidak hanya dapat dikaji melalui strukturnya saja melainkan aspek dari luar bahasa juga sangat berperan penting. Misalnya, kesamaan latar belakang pengetahuan antara penutur dan pututur, konteks saat tuturan dituturkan, relevance atau nyambung maka pesan yang dimaksud dapat diterima dengan baik. Banyak sekali tuturan yang sepintas tidak nyambung, namun petutur dapat menerima dan memahami apa yang penutur maksud. Hal ini merujuk pada pendapat Grice mengenai hakikat sebuah tuturan pada saat dituturkan harus tunduk dan patuh pada prinsip kerjasama dengan 4 bidalnya, namun pada kenyataannya banyak sekali pelanggaran yang terjadi dengan tidak terpenuhinya keempat bidal tersebut, lalu munculah implikatur.

Implikatur merupakan salah satu kajian yang ada di ranah pragmatik. Dalam sebuah percakapan terkadang penutur tidak secara langsung menuturkan maksudnya. Hal ini terjadi dengan beberapa pertimbangan seperti telah adanya kesamaan latar belakang pengetahuan, ingin lebih cepat pesan tersampaikan, serta adanya keinginan untuk saling menjaga muka si penutur maupun petutur. Dengan demikian pragmatik khususnya pembahasan mengenai implikatur sangat berperan dalam kajian ini.

Seperti telah diuraikan di atas tulisan ini akan fokus pada makna yang tersirat dalam sebuah iklan khususnya yang tayang di televisi. Dimana iklan terkadang tidak semata-mata mempromosikan sebuah produk tetapi sekaligus menyisipkan pesan tertentu mengenai suatu fenomena yang sedang berkembang di masyarakat. salah satu iklan yang saya kaji adalah iklan rokok Surya Pro Mild versi “seru itu bareng-bareng”. Iklan ini berdurasi sekitar 30 detik, selama penayangan iklan tersebut tidak ada dialog, hanya

narator yang menarasikan sebuah pesan dengan didukung adegan yang merepresentasikan narasi tersebut.

Hal yang melatarbelakangi ketertarikan saya menggunakan iklan surya pro Mild sebagi sumber data adalah adanya keunikan dari iklan ini dengan membawa pesan suatu fenomena yang sedang berkembang di masyarakat. fenomena ini cukup menarik perhatian, seiring dengan perkembangan teknologi khususnya terciptanya berbagai jenis alat komunikasi seperti handphone dengan berbagai tawaran fitur yang lengkap telah sangat menyita perhatian masyarakat. Banyak masyarakat berlomba memperbaharui alat komunikasi tersebut dengan perangkat yang lebih canggih dari mulai kapasitas, aplikasi, hingga kualitas kamera pada handphone tersebut menjadi tawaran yang mampu menghipnotis masyarakat untuk memilikinya. namun ironisnya dibalik kecanggihan alat tersebut ternyata terselip sebuah fenomena yang sangat bertolak belakang dari fungsi handphone itu sendiri. Pada awal munculnyya fungsi sebuah handphone adalah untuk memudahkan komunikasi, sehingga jarak lautan, benua, waktu dapat teratasi dengan alat komunikasi tersebut. Namun ternyata seiring perkembangannya tidaklah demikian handphone kini menjadi sebuah benda yang mampu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

II. LANDASAN TEORI

Grice berpendapat bahwa agar percakapan dapat berjalan secara efisien, tidak membuang-buang waktu dan tenaga maka penutur harus mematuhi Prinsip Kerja Sama (PKS), yang dikenal dengan 4 bidal:

1. Bidal kuantitas, buatlah percakapan seinformatif mungkin sesuai yang diperlukan dan jangan melebih-lebihkan informasi yang diperlukan. 2. Bidal kualitas, jangan katakana apa yang menurut

anda tidak benar dan jangan katakana sesuatu yang tidak ada bukti.

3. Bidal relasi, berikan ujaran yang relevan atau nyambung

4. Bidal cara, hindari ambiguitas, ungkapkan secara singkat, dan runtut.

Menurut Brown dan Yule (1996 : 31) istilah implikatur dipakai untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya yang dikatakan oleh penutur. Dengan demikian implikatur dapat dikatakan sebagai makna yang tersirat dari sebuh tuturan.

Jenis-Jenis implikatur percakapan

Grice (1975) membedakan dua macam implikatur atau makna tersirat itu, Keduanya adalah implikatur konvensional dan implikatur non-konvensional atau implikatur percakapan.

Contoh:

1. Implikatur konvensional “Si Udinpun mendapat nilai A pada mata kuliah ini”

(3)

Implikatur konvensional ujaran tersebut adalah bahwa Si Udin tidak pernah mendapat nilai A. 2. Implikatur non-konvensional atau implikatur

percakapan

A : Maukah anda bergabung dalam kelompok kami?

B : Saya tidak pernah diizinkan oleh orang tua tiba di rumah setelah isya.

Dalam keseharian, ternyata tidak semua tuturan atau jawaban dari sebuah pertanyaan diujarkan dengan mematuhi PKS, hal ini dikarenakan perlu menjaga hubungan social. Ketidakpatuhan kita kepada PKS Grice karena perlu menjaga muka. Dengan adanya pelanggaran bidal maka penutur mengemas tuturanya dalam tuturan tidak langsung atau tersirat, dalam pragmatik dikenal dengan istilah implikatur. Penggunaan implikatur atau penuturan tuturan secara tidak langsung memiliki motivasi agar dapat mengurangi dampak daya ujarannya. Hal ini tejadi bila ujaran berpotensi mengancam muka penutur maupun petutur. Tindak tutur yang mengancam muka disebut Face-threatening act (FTA), untuk mengurangi keterancaman muka maka penutur dan petutur akan melakukan tindak perlindungan muka face-saving act.

Dengan demikian untuk menyelamatkan muka penutur dan petutur atau meminimalkan FTA, maka setiap ujaran harus sangat diperhatikan isi dan juga cara menyampaikannya. Banyak penutur memilih untuk menuturkan tuturannya dengan cara tidak langsung atau samar, namun tidak jarang juga penutur langsung mengutarakan maksud tuturannya.

Teori relevansi

Sperber dan Wilson (1995:158), mencoba mengevaluasi 3 bidal atau maksim dari Grice. Yang telah melanggar bidal kualitatif, kuantitatif, dan cara tetapi tetap berhasil karena adanya relevansi.

Teori relevansi dikenal juga dengan prinsip relevansi, prinsip ini berisi jaminan penutur Sperber dan Wilson, sehingga dapat disimpulkan bahwa: 1. Setiap ujaran mengandung jaminan relevansi

penutur yang bonafide menjamin itu.

2. Tugas petutur memahami ujaran penutur dengan mencari relevansinya, untuk itu petutur memperhitungkan konteks (karena kemampuan kognitif setiap orang berbeda)

3. Dalam sebuah percakapan dengan adanya ujaran dalam sebuah situasi munculah sebuah meaning in interaction.

Teori Semiotika

Peirce menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Ia menggunakan istilah

ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional.

Menurut Pierce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya:

1. Dengan mengikuti sifat objeknya, ketika menyebut tanda sebuah ikon.

2. Menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika menyebut tanda sebuah indeks.

3. Kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diintrepretasikan sebagai objek denotatif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika menyebut tanda sebuah simbol.

Ketiga hal tersebut merujuk bahwa sebuah tanda akan terlihat atau memiliki maknanya bila sesuai dengan objeknya. Tanda dapat berupa sebuah ikon, indeks, dan symbol. bila salah satu diantaranya ada, maka tanda tersebut dapat dibuktikan dan memiliki arti.

Selain itu Pearce dalam Noth (1990:52-53) kembali menjelaskan ketiganya secara lebih terperinci, berdasarkan objeknya, tanda tersebut antara lain: 1. Ikon

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau

acuan yang bersifatkemiripan,misalnya,potretdanpeta.

2. Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api.

3. Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, hubungan di antaranya bersifat arbiter, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Selain Pearce ada ahli lain yang mengungkapkan tentang semiotic. Menurut Danesi dan Peron (1999:68) sebuah tanda diinterpretasikan melalui proses simiosis, representasi, dan signifikasi kultur. Semiosis adalah kemampuan berpikir yang mendasari produksi dan pemahaman tanda, dalam semiosis tanda dihasilkan oleh pengalaman sensoris. Representasi adalah pemahaman dan juga produksi tanda, dalam representasi tanda dihasilkan oleh kemampuan berpikir. sedangkan signifikasi kultur adalah tahap produksi serta pemahaman tanda yang untuk memahami segala sesuatu berdasarkan konteks tertentu, dalam signifikasi kultur tanda adalah hasil karya manusia (kebudayaan) yang dihasilkan berdasarjan kesepakatan bersama (dari budaya yang sama).

(4)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi karena penelitian ini lebih mengutamakan pendekatan konten dari sebuah iklan yang berupa adegan yang diperankan oleh model dan tuturan narator dalam iklan tersebut yang ditulis ulang menjadi sebuah penggalan teks. Penulis memilih iklan surya pro mild versi seru itu bareng-bareng sebagai sumber data yang akan dikaji dari sisi implikatur dalam peristiwa tutur pada iklan tersebut. Data yang digunakan dalam iklan ini berupa audio visual yang terdiri dari adegan dalam iklan yang diperankan oleh sekelompok anak muda dan narasi yang melatarbelakangi penayangan iklan tersebut. 3.2 Proses Pengambilan data

Pengambilan data dilakukan dengan menonton iklan tersebut beberapa kali, lalu memahami isi penggalan teks dari narasi iklan tersebut. Penulis membutuhkan waktu sekitar 3 hari untuk dapat memahami maksud yang tersirat dalam penggalan teks dalam iklan tersebut dengan mengaitkan adegan dan fenomena yang terjadi dalam masyarakat dalam kurun waktu penayangan iklan tersebut.

3.3 Analisis Data

Data yang sudah diperoleh berupa penggalan teks yang berisi tuturan dari narator dalam iklan dari awal hingga akhir bersamaan dengan adegan dalam iklan tersebut. Tuturan yang muncul dalam peristiwa tutur dianalisa menggunakan teori implikatur dari Grice dan teori relevansi Sperber & Wilson dengan mencoba memahami apa maksud tuturan tersebut atau pesan apa yang sedang dibawa dibalik penayangan iklan surya pro Mild versi seru itu bareng-bareng.

Sedangkan data berikutnya berupa simbol yang ditampilkan dalam iklan tersebut yaitu “sekelompok anak muda yang aktif dan produktif” diinterpretasikan menggunakan teori Pierce dan Danesi & Peron

IV. PEMBAHASAN

Penulis memilih iklan surya pro mild versi Seru itu bareng-bareng sebagai sumber data. iklan ini sesuai dengan temanya “seru itu bareng-bareng” menggambarkan keseruan dikalangan anak muda yang sedang menikmati masa muda mereka, seperti melakukan hobi, berpetualang bersama-sama dan saling bertukar cerita. Namun adegan tersebut juga diimbangi dengan adegan yang sifatnya sangat bertolak belakang serta didukung dengan narasi yang membantu pemirsa memahami maksud dibalik iklan tersebut. Adapun narasi tersebut sebagai berikut: Adegan 1

1. temenan itu nongkrong bareng nungguin like? kalo kita lebih like ngobrol bareng

Adegan 2

2. jalan bareng atau seru-seruan tapi asik sendiri? seru itu bareng-bareng

Adegan 3

3. penting, punya ribuan temen di sosmed? yang penting tu yang beneran tu temen lo

karena, buat kita temen tu main bareng bukan jaim bareng.

4.1. Implikatur dari tuturan yang dituturkan oleh narator dalam iklan Surya Pro Mild

Adegan pertama menggambarkan 3 orang sahabat yang sedang berkumpul dalam satu meja di kafe atau restaurant, nongkrok merupakan kegiatan yang sesuai dengan mereka. namun ironisnya disaat mereka nongkrong, duduk berdekatan, yang mereka lihat dan bicarakan ternyata bukan kabar, keadaan melainkan handphone yang berisi update kegiatan mereka saat itu lalu di unggah dan rame-rame menunggu like dari teman di dunia maya. Adegan ini dibarengi dengan tuturan “temenan itu nongkrong bareng nungguin like?”

“kalo kita lebih like ngobrol bareng”

Adegan kedua menggambarkan 3 pemuda dalam satu mobil sedang meluncur menuju suatu lokasi, dalam perjalan terlihat 1 pemuda duduk di kursi belakang yang sedang asik dengan handphone dan telinga tertutup oleh headset. melalui adegan ini terlihat sangat jelas bahwa kebersamaan yang seharusnya adalah saat 3 orang sahabat bertemu, berkumpul dan seru dalam perjalanan sudah sewajarnya mereka bercanda,melalui adegan ini terlihat sangat jelas bahwa kebersamaan yang seharusnya adalah saat 3 orang sahabat bertemu, berkumpul dan seru dalam perjalanan sudah sewajarnya mereka bercanda, saling cakap, namun dalam iklan ini terjadi sebaliknya. adegan ini dibarengi dengan tuturan “jalan bareng atau seru-seruan tapi asik sendiri?” “seru itu bareng-bareng”.

Adegan berikutnya yaitu pada saat beberapa sahabat berkumpul, bukan saling berbagi pengalaman, bercanda tetapi justru sibuk dengan handphone mereka dan saling membanggakan jumlah teman atau follower dalam social media. adegan ini dibarengi dengan tuturan “penting, punya ribuan temen di sosmed? yang penting tu yang beneran tu temen loe karena, buat kita temen tu main bareng bukan jaim bareng”.

Dari penggalan beberapa adegan dan tuturan dalam iklan surya pro mild versi “seru itu bareng-bareng” memiliki implikatur bahwa seiring perkembangan teknologi yang canggih, makin beragamnya jenis social media yang dimiliki oleh masyarakat, semakin mudahnya orang untuk berkomunikasi dengan ribuan kilo jarak tidak menjadi kendala ternyata membawa perubahan yang cukup mencengangkan. Kemudahan dalam berkomunikasi melalui beragam social media ternyata mampu membalikkan kenyataan yaitu social media mampu “mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. Hal ini terbukti pada saat beberapa orang sahabat, relasi atau kolega berkumpul untuk makan siang ternyata bukan saling bercakap hangat

(5)

melainkan mereka saling asik dengan gadget masing-masing dan lebih ironisnya masing-masing-masing-masing dari mereka justru berkomunikasi dengan seseorang yang posisinya jauh dari mereka. Merujuk pada fenomena masyarakat Indonesia, pemirsa televisi khususnya iklan surya pro mild telah memiliki reportoar yang sama bahwa gadget telah bergeser fungsi yang awalnya hanya sebagai alat komunikasi sekarang sebagai alat untuk menunjukan eksistensi atau keberadaan seseorang di dunia maya. Orang tidak lagi tegur sapa dan saling bercerita, karena mereka lebih sering menulis status yang berisi luapan suka cita, kesedihan, hujatan bahkan sindiran. dampak dari semua ini adalah rasa saling peduli sesama semakin berkurang, masing-masing menjadi sibuk dengan diri sendiri dan teman dalam dunia maya.

Keunggulan dari iklan ini adalah kepekaan terhadap fenomena yang sedang berkembang di masyarakat yaitu semakin bergesernya fungsi dan makna gadget. Iklan ini cukup menyentil para pengguna yang sangat mendewakan gadget, bagitu miris dengan kecanggihan teknologi komunikasi hingga mampu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Nilai –nilai social, kepedulian, bahkan untuk bersimpati dan berempatipun cukup dengan status. Contoh lain saat menjelang ramadhan, hari raya Idhul Fitri, natal, dan masih banyak lagi ucapan serta permohonan maaf ke saudara, teman, bahkan kepada orang tua tidak lagi dengan tatap muka melainkan cukup share status di social media atau di grup.

Iklan ini seakan-akan menunjukkan bahwa gadget terutama social media benar-benar sudah menjadi sesuatu hal yang mengkhawatirkan yang perlu pemulihan kesadaran dari masing-masing pengguna gadget. Kebiasaan yang sudah membudaya, sudah mendarah daging Sampai-sampai mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain disekitar kita.

4.2. Hasil Interpretasi iklan surya Pro Mild

Iklan rokok surya Pro Mild versi “temen itu baren- bareng” dalam iklan ini diperankan oleh sekelompok anak muda yang sedang asik berkumpul dengan segala aktifitas sesuai dengar umur mereka. namun saat berkumpul ternyata mereka asik dengan diri mereka sendiri, fokus pada handphone mereka masing-masing. Hal tersebut merupakan simbol dari menurunnya nilai kebersamaan,kepedulian, dan arti pertemanan yang sesungguhnya.

Iklan rokok surya Pro Mild versi “temen itu bareng-bareng” dalam iklan ini diperankan oleh anak muda, hal ini merupakan simbol usia seseorang memasuki kedewasaan dan produktif. jika pada usia tersebut nilai kepedulian sudah mulai luntur, maka apa yang akan terjadi 10-20 tahun mmendatang. Serta bagaimana mereka mengajarkan nilai kebersamaan

dan kepedulian pada anak cucu mereka yang nantinya sebagai generasi penerus.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tuturan narator dalam iklan surya pro mild versi “temen itu bareng-bareng” dapat diambil simpulan bahwa implikatur yang terkandung dalam iklan tersebut adalah nilai kebersamaan dan kepedulian yang telah bergeser. Pertemanan tidak setulus hati hanya sebatas “kita teman, ketemuan, makan bareng” namun tidak ada komunikasi yang lebih jauh seperti bertukar cerita, saling menasehati karena meski raga mereka berkumpul namun mereka asik dengan gadget mereka masing-masing. Hal ini jelas terungkap pada tuturan seru itu bareng-bareng dan temen tu main bareng bukan jaim bareng dengan demikian nilai kebersamaan yang semakin bergeser, kepedulian terhadap sesama kian pudar karena masing-masing lebih asik dengan status di social media, sibuk menghitung berapa jumlah like pada setiap status yang diunggah. Usia muda merupakan simbol bahwa di usia tersebut sudah tidak ada kepedulian dan kebersamaan, lalu apa yang terjadi beberapa kurun waktu mendatang. Kondisi seperti inilah yang sedang terjadi dalam masyarakat. handphone ternyata telah mampu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Iklan ini menjadi sebuah sindiransekaligus peringatan bagi semua untuk selalu cerdas dalam menerima dan menggunakan kecanggihan teknologi.

REFERENSI

Danesi, M dan Peron. (1999). Analyzing cultures, An Introduction and Handbook. Indianapolis. Indiana University Press

Grice, H.P.(1975). “Logic and Conversation”. Syntax and Semantics, Speech Act, 3 New York: Academic Press.

Noth, Winfried. (1990). Handbook of Semiotics.Bloomington and Indianapolis: Indiana University Press.

Peirce, C. S. (1931-1958). Collected Papers. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Sperber, D dan Wilson, D. (1986). A Relevance.Communication and Cognition. Cambridge: Cambridge University Press.

Sumber data

Iklan surya Pro Mild-seru itu bareng-bareng-YouTube diakses pada tanggal 5 September 2017.

Referensi

Dokumen terkait

mudah menular salah satunya disebabkan oleh personel hygiene yang buruk. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan penggunaan sumber air dan personal hygiene dari keluarga

The discussions cover the basic principles of meaningful learning which includes the process of knowledge construction and automation, effective strategies of encoding and

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BUDIDAYA HASIL LAUT IKAN DI SUMATERA UTARA.. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat efisiensi budidaya hasil

Menurut salah seorang pakar bangunan Bali, Rumawan Salain (Bali Post, minggu 4 juni 2006) menyatakan kekuatan bangunan tradisional Bali terhadap guncangan gempa adalah akibat

M, dalam Bahan dan Praktek Beton, ada banyak cara yang dilakukan untuk menghasilkan beton ringan, tetapi ini semua tergantung adanya rongga udara dalam agregat atau

Dalam kesempatan itu / juga disinggung tentang gagasan persoalan parkir bawah tanah yang direncanakan oleh Pemkot // Dijelaskan bahwa gagasan ini / sudah lama dibahas dengan

Hendaknya guru mempunyai tujuan yang rabbani, di mana segala sesuatunya bersandar kepada Allah dan selalu mentaati-Nya, mengabdi kepada- Nya, e gikuti syari’at -Nya,

matian, secara statistik dapat dilihat bahwa kandungan asam oksalat pada sayur bayam yang didiamkan selama 2 jam sudah memiliki perbedaan yang bermakna dengan kadar