• Tidak ada hasil yang ditemukan

STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PELANGGAN (STUDI KASUS RAMAYANA CIKARANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PELANGGAN (STUDI KASUS RAMAYANA CIKARANG)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Diterima 22 Januari 2017; Revisi 11 Februari 2017; Disetujui 15 Maret, 2017

STORE ATMOSPHERE TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PELANGGAN

(STUDI KASUS RAMAYANA CIKARANG)

Dian Indah Sari AMIK BSI Bekasi dian.dhr@bsi.ac.id

Abstrak

Store Atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana yang menyenangkan pada lingkungan pembelian, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah bagi produk yang dijual. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menjadi sukses dalam memenangkan persaingan untuk dapat mencapai tujuan dengan menciptakan dan mempertahankan suasana lingkungan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pelanggan Ramayana Cikarang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, melalui pengisian daftar pertanyaan dengan jawaban tertutup pada 30 orang pelanggan Ramayana Cikarang dengan teknik “purposive sampling” dari total sampel secara acak dengan kriteria tertentu yang relevan dengan rencana penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variable dependen. Dari Penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel umum interior memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dari pelanggan Ramayana di Cikarang.Variable umum eksterior tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dari pelanggan Ramayana di Cikarang.

Keywords: Store Atmosphere, General Interior, General Exterior, Keputusan Pembelian

1. Pendahuluan

Industri ritel di Indonesia memiliki pangsa pasar yang terus tumbuh. Kondisi ini didukung oleh tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang sudah dikenal memiliki budaya konsumen. Berbagai pengecer mulai memperluas pasar dengan membangun gerai mereka di Indonesia, tidak hanya dalam bentuk hypermart seperti Lottemart, Alfamart atau Indomart bahkan Hero, Superindo, Seven Eleven tetapi juga seperti sogo department store, matahari, Ramayana, Mark & Spencer, dan lain-lain. industri ritel modern Indonesia tumbuh rata-rata 10,8 % tahun 2015. Assosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan tahun 2016 terjadi peningkatan penjualan sebesar 10% pada industri ritel.

Berdasarkan data Aprindo omzet Ritel Indonesia tahun 2015 sebesar Rp 181 triliun. Setiap perusahaan selalu berusaha memenangkan persaingan untuk dapat mencapai tujuan. Mempertahankan pelanggan merupakan tantangan bagi semua perusahaan yang harus diupayakan untuk dapat bertahan. Mempertahankan pelanggan dapat dicapai oleh suatu perusahaan yaitu dengan memproduksi barang berkualitas dan

mengirimkan barang tepat waktu dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. Semua aktivitas ini sangat tergantung pada berbagai attribut perusahaan seperti harga, produk, promosi, pelayanan, lokasi atau tempat yang nyaman sehingga mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli.

Store Atmosphere merupakan salah satu marketing mix dalam gerai yang berperan penting memikat pembeli, membuat mereka nyaman dalam membeli barang belanjaan dan mengingatkan mereka produk apa yang ingin dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga (Ma’ruf, 2009).

Store Atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana toko yang menyenangkan, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah bagi produk yang dijual. Selain itu, interior toko juga akan menentukan citra tempat itu sendiri. Untuk menjamin kelangsungan hidup, perusahaan harus bisa bersaing dengan perusahaan lain. Salah satu cara memenangkan persaingan adalah memiliki pelanggan yang loyal. Suatu proses pemasaran dilakukan bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi konsumen.

(2)

KNiST, 30 Maret 2017 31 Minimal konsumen akan merasa seperti di

rumah ketika di tempat dan itu akan membuat konsumen memutuskan melakukan pembelian di tempat tersebut.

Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian kosumen antara lain Faktor budaya, faktor sosial, pribadi dan psikologis (Kotler, 2008). Ramayana Cikarang adalah pusat perbelanjaan di kota Cikarang yang dibangun dengan konsep pelanggan untuk anak-anak dan keluarga. Di tengah meningkatnya persaingan yang ada diantara hypermarket, Ramayana Cikarang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen dan pelanggan, baik dari segi harga yang kompetitif, kelengkapan produk yang dipasok, lokasi strategis, suasana toko. Dengan berbagai strategi bisnis yang diterapkan untuk menarik wisatawan agar mengunjungi dan berbelanja di Ramayana Cikarang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pelanggan Ramayana Cikarang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi manajemen Ramayana Cikarang untuk meningkatkan minat membeli konsumen.

Definisi Store Atmosphere

Menurut Alma (2009) "store atmosphere yang mencakup interior, eksterior, tata letak, toko lalu lintas, dan tampilan interior yang menarik bagi konsumen dan membangkitkan minat dalam membeli”.

Menurut Foster (2008) “Store atmospere adalah kombinasi dari pesan direncanakan secara fisik, store atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan ke lingkungan perencanaan pembelian lingkungan yang menghasilkan efek menggerakkan”.

Menurut Utami (2010) " store atmosphere adalah kombinasi dari arsitektur fisik toko seperti karakteristik, tata letak, pencahayaan, layar, warna, suhu, musik, aroma secara menyeluruh akan membuat imaginasi konsumen ".

Memahami Store Atmosphere menurut Kotler (2008) “Atmosphere setiap toko memiliki tata letak fisik yang membuatnya mudah atau sulit untuk dicari di setiap toko memiliki penampilan yang berbeda tergantung apakah kotor, menarik, megah, dan suram”. Sebuah toko harus membangun suasana pembelian sesuai dengan target pasar dan dapat menarik konsumen untuk membeli di toko tersebut.

Store Atmosphere menurut Berman dan Evan (2007) "Store Atmosphere mengacu pada karakteristik fisik toko yang memproyeksikan gambar dan menggambarkan konsumen”.

Elements -elements dari Store

Atmosphere

Menurut Alma (2009) elemen-elemen dari store atmosphere, yaitu:

1. Exterior

Bagian depan toko adalah bagian termuka. Maka ia harus memberikan kesan yang menarik. Dengan mencerminkan stabilitas dan ketahanan, maka bagian yang dapat menciptakan kepercayaan dan nama baik depan dan luar. Karena bagian depan dan eksterior melayani sebagai identifikasi atau pengakuan simbol yang harus dipasang. a. Bagian Depan Toko

Depan toko harus mencerminkan keunikan, stabilitas, ketahanan, dan hal hal -lainnya yang sesuai dengan citra toko untuk dipertimbangkan oleh konsumen untuk memilih sebagai tempat belanja.

b. Lambang Nama Toko

Sebuah tanda yang digunakan untuk menampilkan nama atau logo dari sebuah toko. Lambang nama toko dapat dilakukan dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf atau penggunaan lampu. Tanda besar dapat terdiri dari nama dan logo sendiri atau dalam kombinasi dengan slogan-slogan dan informasi lainnya.

c. Pintu Masuk

Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga mengundang konsumen untuk memasukkan dan melihat ke toko, pintu masuk juga harus memperhatikan kemacetan yang terjadi. dengan cara pintu yang mudah dilewati konsumen.

d. Tampilan Pajangan

Bertujuan untuk identifikasi suasana toko dengan menampilkan barang-barang yang ditawarkan, seperti toko-toko pakaian menampilkan pakaian.

e. Tinggi dan Ukuran Gedung

Mungkin mempengaruhi kesan tertentu ke toko, misalnya ketinggian langit-langit toko dapat membuat kesan ruangan tampak lebih luas.

f. Jarak Penglihatan

Orang harus dapat melihat bagian depan toko jelas. Jika toko memiliki jarak yang cukup jauh dari jalan tinggi, sehingga toko dapat menggunakan billbords atau

(3)

KNiST, 30 Maret 2017 32 pengendara yang lewat bisa melihat

keberadaan toko. g. Keunikan

Keunikan toko dapat dilihat dari desain toko yang berbeda dari bangunan yang ada di sekitar.

h. Toko Lain Sekitar Toko

Lokasi toko yang mudah diakses memiliki citra yang baik bagi perusahaan, lingkungan sekitar toko juga dapat mempengaruhi citra toko.

i. Fasilitas Tempat Parkir

Fasilitas parkir yang luas, aman, bebas, dan memiliki jarak pendek ke toko akan menciptakan suasana positif bagi konsumen.

j. Kemacetan

Suasana toko akan berkurang jika ada kemacetan di pintu masuk atau keluar toko.

2. Interior

Berbagai konsumen memiliki motif memasuki toko, konsumen harus menerima kesan menyenangkan. Kesan ini dapat dibuat, misalnya dengan warna dinding toko yang menarik, musik yang dimainkan, dan suhu dan udara di dalam toko.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana interior toko antara lain:

a. Lantai

Penentuan jenis dari lantai, ukuran, desain dan warna dapat mempengaruhi persepsi konsumen.

b. Warna dan Pencahayaan

Toko harus memiliki pencahayaan yang baik untuk mengarahkan perhatian khusus ke tempat yang dilewati konsumen. kualitas cahaya yang baik dan warna yang bisa membuat produk-produk yang ditawarkan akan terlihat lebih menarik.

c. Suhu Toko

Pimpinan harus mengatur suhu udara di dalam toko sehingga tidak terlalu panas atau terlalu dingin.

d. Transportasi Vertikal

Toko yang terdiri dari beberapa lantai harus mempertimbangkan transformasi vertikal seperti bentuk tangga, eskalator, lift.

e. Aroma dan Musik

Merupakan faktor yang sangat penting pada kepuasan pelanggan yang ingin menikmati suasana santai dengan toko untuk meringankan stres saat berbelanja. f. Rak-rak Perlengkapan

Barang-tahan lama barang digunakan secara langsung dalam kegiatan penjualan, seperti cash register, kendaraan untuk mengangkut barang-barang dagangan, AC.

g. Teknologi

Manajer toko harus selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi sehingga dapat melayani pelanggan lebih baik, dengan lebih sedikit transaksi misalnya penjualan sfaster kasir dan meminimalisi kesalahan dari pembayaran manual atau menggunakan memorandum Anda.

h. Kebersihan

kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk berbelanja di toko.

a. Pegawai Toko

Karyawan yang ramah, sopan, menarik dan memiliki pengetahuan yang baik, untuk menarik konsumen untuk melakukan pembelian.

Definisi Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman & Kanuk (2010) mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan tindakan diantara banyak pilihan alternatif. Seorang konsumen yang ingin membuat pilihan maka ia harus memiliki pilihan. Menurut Setiadi (2008), keputusan pembelian adalah perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan konsumen untuk pemecahan masalah.

Menurut Kotler & Armstrong (2008) “Keputusan pembelian adalah konsumen membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif, tapi dua faktor bisa antara niat pembelian dan keputusan pembelian”. Faktor pertama yang paling mengubah sikap orang lain dan faktor kedua yaitu situasi. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang sebenarnya.

Proses Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kotler & Armstrong (2008) terdiri dari urutan peristiwa berikut: pengenalan masalah, kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan pembelian. Secara rinci, urutan ini dinyatakan sebagai berikut:

a. Pengenalan Masalah

yaitu konsumen menyadari kebutuhan. Konsumen menyadari perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi yang diharapkan.

(4)

KNiST, 30 Maret 2017 33 b. Cari Informasi

yaitu konsumen ingin menemukan lebih banyak konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau untuk mencari informasi secara aktif.

c. Evaluasi Alternatif

yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif diperoleh melalui pertanyaan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang akan digunakan untuk membuat keputusan pembelian.

d. Keputusan untuk Membeli

yaitu untuk keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif untuk merek yang akan dipilih.

e. Tindakan Setelah Pembelian

yang merupakan keadaan di mana setelah pembelian produk dan pelayanan, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Kerangka Konseptual

Model ini terdiri dari dua variabel independen, yaitu General interior, General Exterior dan variabel dependen adalah keputusan pembelian.

Gambar 1. Kerangka Konseptual Hipotesa

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

a. H1 = Diduga General Interior dan General Exterior bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

b. H2 = Diduga pengaruh General Interior berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

c. H3 = Diduga General Exterior berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

2. Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, melalui pengisian daftar pertanyaan dengan jawaban tertutup pada pelanggan Ramayana Cikarang. Jumlah sampel 30 orang pelanggan Ramayana Cikarang dengan teknik “purposive sampling” dari total sampel secara acak dengan kriteria tertentu yang relevan dengan rencana penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian. Model pengaruh tersebut dapat dijelaskan dalam fungsi-fungsi berikut: Y = α + b 1X1 + b2X2 Dimana: Y = Keputusan Pembelian α = Konstanta

b1 = Regresi Variabel Koefisien X1 b2 = Regresi Variabel Koefisien X2 X1 = General Interior

X2 = General Exterior

3. Pembahasan

Dalam bab ini analisis diuraikan hasil penelitian dibagi menjadi deskripsi data penelitian, diskusi dan hasil penelitian. 3.1. Uji Instrumen

Uji Kualitas Instrumen

Pengujian telah dilakukan adalah: 1. Test Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau validitas dari instrumen/variabel. Instrumen adalah valid atau tidak valid yang memiliki validitas tinggi. Dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diinginkan dari variabel yang diteliti secara tepat. Pada Tabel 2 di bawah ini adalah hasil dari variabel validitas kuesioner uji instrumen store atmosphere (X1) dan Keputusan Pembelian (Y) semua terlihat valid, nilai r-hitung yang merupakan nilai Corrected Item Total Correlation> dari r-tabel dengan r tabel = 0.361. General Interior (X1) General Exterior (X2) Keputusan Pembelian (Y)

(5)

KNiST, 30 Maret 2017 34 Tabel 1. Hasil Tes Validitas

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted General Interior (X1) 6.6633 1.086 .764 .590 .743 General Exterior (X2) 6.8633 1.335 .665 .445 .838 Purchase Decision Customer Ramayana (Y) 6.8733 1.163 .731 .551 .776

Sumber : Pengolahan Data SPSS 17

Pernyataan dianggap valid jika nilai dari r-hitung yang merupakan nilai pernyataan dikoreksi dengan total Korelasi > dari r-tabel dengan r-tabel = 0,361. Hasil analisis menunjukkan semua pertanyaan dapat digunakan sebagai r-hitung, semua lebih besar dari r-tabel sehingga memenuhi syarat validitas.

3.2. Uji Asumsi Klasik

A. Uji Normalitas

Hasil Uji Normalitas digunakan untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak. Hal ini dapat dilihat melalui Histogram grafik dan Output SPSS versi 17 ditunjukkan pada grafik dan tabel di bawah ini:

Sumber: Pengolahan Data SPSS 17 Gambar 1. Kurva Histogram Perusahaan

dengan Kurva Normal

Dari grafik di atas, kita dapat melihat kemungkinan data terdistribusi normal, dilihat dari sumbu 0 (nol) regresi. Ini dapat yang diyakini efektif biasanya didistribusikan dengan melihat hasil Kolmogorov-Smirnov Z berikut:

Table 2. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test General

Interior (X1)

General Exterior (X2)

Purchase Decision Customer Ramayana (Y)

N 30 30 30

Normal Parametersa,,b Mean 3.5367 3.3367 3.3267

Std. Deviation .63435 .55615 .61078 Most Extreme Differences Absolute .277 .216 .116 Positive .166 .136 .068 Negative -.277 -.216 -.116 Kolmogorov-Smirnov Z 1.517 1.180 .635

Asymp. Sig. (2-tailed) .020 .123 .815

a. Test distribution is Normal. a. Calculated from data.

Sumber : Pengolahan Data SPSS 17 Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat Signifikansi

nilai asymptotic di atas nilai 0,05, yang berarti data terdistribusi normal. Dari dua perangkat, yaitu Grafik Histogram uji normalitas dan

Kolmogorov-Smirnov Uji Statistik Z, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal

(6)

KNiST, 30 Maret 2017 35 B. Uji Liniearitas

Hasil uji ini untuk menentukan apakah ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, dengan melihat nilai Significance.If nya nilai <0,05; maka ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dari hasil SPSS versi 17, menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Purchase Decision Customer Ramayana (Y) * General Interior (X1) Between Groups (Combined) 8.544 8 1.068 9.861 .000 Linearity 5.637 1 5.637 52.046 .000 Deviation from Linearity 2.907 7 .415 3.834 .008 Within Groups 2.275 21 .108 Total 10.819 29

Sumber : Pengolahan Data SPSS 17

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F untuk 3834 dengan signifikansi 0,008 (di bawah 0,05). Berarti model regresi linear. C. Uji Heteroskesdastisitas

Hasil Heteroskesdastisitas digunakan untuk menentukan apakah ada ketimpangan variasi model regresi atau tidak, untuk mengurangi kesalahan digunakan satu pengamatan lain yaitu metode Scatterplot. Jika grafik membentuk pola-pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) Heteroskedastisitas telah terjadi, dan jika tidak ada pola yang jelas berarti tidak terjadi Heteroskidastitas. Dari gambar di bawah, kita dapat melihat bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sumber: Pengolahan Data SPSS 17

Gambar 2. Hasil Uji Heteroskidastitas dengan Grafik Scatterplot

3.3. Pengaruh Store Atmosphere Terhadap

Keputusan Pembelian Pelanggan

Ramayana Cikarang

Untuk mengetahui pengaruh faktor store Atmosphere terhadap keputusan pembeiian Pelanggan Ramayana Cikarang, dapat dilihat dari ada atau tidaknya pengaruh simultan variabel independen terhadap variabel tdependent. Ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Regresi Berganda

Untuk menentukan hubungan dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen kemudian digunakan regresi berganda. Hubungan antara variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen disebut regresi dari 5%. Untuk membuatnya lebih mudah untuk mendapatkan model regresi yang digunakan SPSS versi 17, dengan hasil sebagai berikut:

(7)

KNiST, 30 Maret 2017 36 Tabel 4. Hasil Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .535 .511 1.047 .304 General Interior (X1) .557 .162 .579 3.450 .002 General Exterior (X2) .246 .184 .224 1.336 .193

a. Dependent Variable: Purchase Decision Customer Ramayana (Y)

Sumber: Pengolahan Data SPSS 17

Bentuk persamaan regresi berganda berdasarkan tabel di atas dapat diterjemahkan melalui rumus regresi berganda sebagai berikut:

Y = 0.535 + 0,557X1 + 0, 246X2

Interpretasi dari persamaan regresi linear berganda diatas adalah

a. Nilai konstanta 0,535, artinya jika General Interior (X1), General Eksterior (X2) bernilai nol, maka nilai Keputusan Pembelian pelanggan (Y) 0,535.

b. Koefisien regresi variabel General interior (X1) menunjukkan nilai positif 0,557. Hal ini menunjukkan bahwa variabel General Interior (X1) berpengaruh positif terhadap peningkatan Keputusan Pembelian pelanggan (y), artinya semakin tinggi General Interior (X1) akan menyebabkan semakin meningkatnya pula Keputusan Pembelian pelanggan (Y).

c. Koefisien regresi variabel General Eksterior (X2) menunjukkan nilai positif, yaitu 0,246. Hal ini menunjukkan bahwa variabel General Eksterior (X2)

berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian pelanggan (Y) yang artinya semakin tinggi tingkat General Eksterior (X2) justru akan menyebabkan semakin tingginya Keputusan Pembelian pelanggan (Y).

d. Bagi perusahaan hasil penelitian ini bermanfaat untuk bahan evaluasi terhadap kebijakan yang selama ini telah diterapkan dalam perusahaan.

e. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian dalam ilmu ekonomi, khususnya mengenai store atmosfer terhadap keputusan pembelian pelanggan yang dapat memperkaya topik kepustakaan, khususnya bidang manajemen.

2. Uji F

Tes ini bertujuan untuk menunjukkan apakah efek simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menyederhanakan tes digunakan SPSS versi 17. Hasil dari program ini dapat dilihat dari Tabel 9, di bawah ini:

Tabel 5. Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1

Regression 5.958 2 2.979 16.550 .000a

Residual 4.860 27 .180

Total 10.819 29

a. Predictors: (Constant), General Exterior (X2), General Interior (X1) b. Dependent Variable: Purchase Decision Customer Ramayana (Y)

Sumber: Pengolahan Data SPSS 17 Dari tabel di atas 9 nilai signifikansi diketahui

0.000 kurang dari 0,05, yang berarti bahwa variabel independen (store atmosphere) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian).

3. Uji Goodness Fit

Uji ini dilakukan untuk menentukan kelayakan model regresi dengan memperhatikan sejauh mana perbandingan antara data dengan estimasi garis regresi. Hal ini dapat dilihat melalui gambar di bawah ini

(8)

KNiST, 30 Maret 2017 37 Sumber: Pengolahan Data SPSS 17

Gambar 3. Grafik Goodness Fit Regresi Berganda

Kelayakan model regresi akan ditampilkan juga oleh nilai Adjusted R-Square. Ini diperoleh melalui SPSS versi.17 seperti dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.

Tabel 6. Hasil Uji Goodness Fit “Adjusted R-Square Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .742a .551 .517 .42428 .551 16.550 2 27 .000 a. Predictors: (Constant), General Exterior (X2), General Interior (X1)

b. Dependent Variable: Purchase Decision Customer Ramayana (Y) Sumber: Pengolahan Data SPSS 17

Lihat grafik pada Gambar 3 Hasil Uji Goodness Fit di Tabel 10, dapat disimpulkan model regresi layak untuk digunakan, karena data penelitian menyebar di seluruh garis estimasi regresi. Dalam Tabel 10 nilai Adjusted R Square (R2) adalah 0, 517 atau 51, 7%; berarti bahwa 51, 7% dari pelanggan tertarik membeli karena pengaruh dari Store Atmosphere Ramayana Cikarang, sedangkan 48,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model regresi.

Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Ramayana

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sebagian pada keputusan pembelian Pelanggan Ramayana Cikarang maka ini bisa dilakukan melalui Uji statistik. Dari Tabel 11 di bawah ini hasil uji t diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 17 sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coeffi Cients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .535 .511 1.047 .304 General Interior (X1) .557 .162 .579 3.450 .002 General Exterior (X2) .246 .184 .224 1.336 .193

a. Dependent Variable: Purchase Decision Customer Ramayana (Y)

Sumber: Pengolahan Data SPSS 17

Dari tabel 11 variabel di atas dengan signifikansi di bawah 0,05 atau 5% adalah variabel General Interior (X1) sebesar 0,002,

yang berarti ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y). General Exterior (X2) adalah 0,193, yang

(9)

KNiST, 30 Maret 2017 38 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Dari hasil pembahasan dapat diperoleh sebagai berikut :

1. Regresi Berganda

Nilai konstanta 0,535, artinya jika General Interior (X1), General Eksterior (X2) bernilai nol, maka nilai Keputusan Pembelian pelanggan (Y) 0,535. Koefisien regresi variabel General interior (X1) menunjukkan nilai positif 0,557. Hal ini menunjukkan bahwa variabel General Interior (X1) berpengaruh positif terhadap peningkatan Keputusan Pembelian pelanggan (y), artinya semakin tinggi General Interior (X1) akan menyebabkan semakin meningkatnya pula Keputusan Pembelian pelanggan (Y). Koefisien regresi variabel General Eksterior (X2) menunjukkan nilai positif yaitu 0,246. Hal ini menunjukkan bahwa variabel General Eksterior (X2) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian (Y) yang artinya semakin tinggi tingkat store interior (X2) justru akan menyebabkan semakin tingginya Keputusan Pembelian pelanggan (Y).

2. Uji F

Dari tabel 9 diketahui nilai signifikansi 0.000 kurang dari 0,05 yang berarti bahwa variabel independen (General Interior dan General Eksterior) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian).

3. Uji Goodness Fit

Dari Tabel 10 diketahui nilai Adjusted R Square (R2) adalah 0, 517 atau 51, 7%; berarti bahwa 51, 7% dari pelanggan tertarik membeli karena pengaruh dari General Interior dan General Eksterior Ramayana Cikarang, sedangkan 48,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model regresi.

4. Uji t

Dari tabel 11 diketahui variabel dengan signifikansi di bawah 0,05 atau 5% adalah variabel General Interior (X1) sebesar 0,002, yang berarti ada pengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian pelanggan Ramayana Cikarang (Y). General Exterior (X2) adalah 0,193, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian pelanggan Ramayana Cikarang (Y). Artinya variabel General Interior memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian pelanggan Ramayana cikarang. Sedangkan variabel General eksterior memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan Ramayana cikarang. 5. Manajemen Ramayana Cikarang jika

ingin meningkatkan jumlah pelanggan harus meningkatkan kualitas store atmosphere.

4. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Variabel General Interior (X1) memiliki

pengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian pelanggan Ramayana Cikarang.

2 Variabel General Eksterior (X2) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian pelanggan Ramayana Cikarang.

Manajemen Ramayana Cikarang jika ingin meningkatkan jumlah pelanggan harus meningkatkan kualitas store atmosphere. Manajemen Ramayana Cikarang harus menjaga indikator kinerja store atmosphere yang telah dinilai baik dengan cara pemeriksaan secara berkala pada lampu, musik audio, AC, penyegar udara, dan eskalator untuk tetap berfungsi dengan baik. Manajemen Ramayana Cikarang harus lebih memperhatikan warna ruangan, tata letak ruangan dan tata letak produk di toko untuk menjadi lebih baik lagi dengan mengubah kombinasi warna dengan warna yang menarik dan memberikan tata letak produk yang cukup dan tidak terlalu ketat sehingga memudahkan pergerakan pelanggan saat berbelanja.

Berdasarkan pembahasan diatas bagipeneliti selanjutnya jika ingin melakukan penelitian dengan judul store atmosphere sebaiknya menggunakan variabel tambahan dan menggunakan metode penelitian yang berbeda.

Referensi

Alma, Buchari. (2009). Manajemen Pemasaran dan Manajemen Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Berman, Barry and Joel R. Evans.(2007). Retail Management A Strategic Approach. Fifth Edition. USA: Macmillian Publishing Company.

(10)

KNiST, 30 Maret 2017 39 Utami, Christina Widya (2010). Manajemen

Ritel, Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat.

Dessyana, Cindy Juwita (2013). Store Stmosphere Pengaruhnya Terhadap keputusan pembelian konsumen di Texas Chicken Multimart II Manado. Jurnal EMBA. Vol 1. No.3 Juni 2013. Hal 775-881. Fakultas Ekonomi UNSRAT.

Foster, Bob. (2008). Manajemen Ritel. Bandung: Alfabeta.

Kottler, P. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi ke sebelas.Jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Indeks. Ma’ruf, Hendri. (2009). Pemasaran Ritel.

Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Narbuko, Cholid & Abu Achmadi (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Setiadi. Nugroho J. (2008). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Bandung: Prenada Media.

Biodata Penulis

DIAN INDAH SARI,SE.AK.MM, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE.AK), di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi (UNSRI) Universitas Negeri Sriwijaya Palembang, lulus tahun 2000. Memperoleh gelar Magister Manajemen94 (MM) Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas BSI Bandung, lulus tahun 2014. Saat ini menjadi dosen AMIK BSI Cikarang.

Gambar

Table 2. Hasil Uji Normalitas  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Gambar 3. Grafik Goodness Fit Regresi  Berganda

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan solusi yang diperoleh melalui metode multiple scale diperoleh kesimpulan bahwa dengan memberikan nilai amplitudo awal yang berbeda maka solusi

Hasil uji Mann Whitney pada kelompok yang mendapat paparan asap rokok kretek biasa sesudah induksi formaldehyde (K2) dan kelompok yang mendapat paparan asap

Sonuçlar Göller Yöresinde Yalancı akasya, Anadolu karaçamı ve Toros sediri ağaç türleri için bilinmeyen ağaç boyunu göğüs yüksekliği çapına göre belirlemede yeterli

Penelitian yuridis normatif digunakan dalam penelitian ini untuk meneliti norma hukum internasional yang berlaku yang mengatur tentang larangan penggunaan senjata kimia

memberikan informasi untuk manajemen dalam menentukan harga jual produk pada kuantitas penjualan tertentu. Penulis melakukan penelitian di CV CBB Bandung dimana aktivitas

Lakukan penggantian mesin EDC apabila langkah sebelumnya tidak berhasil (silahkan hubungi petugas BRI di kantor terdekat) 4 Display Error Tampilan menu EDC tidak. normal

Pada test case pembacaan pohon tabel ini bertujuan untuk memastikan bahwa pohon tabel yang dibuat sesuai dengan database target (tujuan). Pembacaan pohon tabel menggunakan

 Bimbingan ialah suatu proses bantuan yang disediakan kepada individu yang memerlukan panduan ke arah pemahaman, pengetahuan dan kemahiran dengan menentukan matlamat jangka